Anda di halaman 1dari 2

1.

Penguatan regulasi dan pengawasan yang kuat dibutuhkan untuk melindungi konsumen
financial technology (fintech) yang berkembang dengan cepat. Sebagaimana diketahui,
pandemi Covid-19 telah mengubah banyak aspek kehidupan sosial dan ekonomi, termasuk
perilaku konsumen dalam mengadopsi platform online.

Hal ini membuat meningkatnya minat masyarakat terhadap produk fintech. Industri fintech
saat ini tumbuh dengan pesat membawa perubahan cukup signifikan, antara lain terkait
dengan gaya hidup seperti pola pinjaman atau kredit. Baca Juga : Ketua Dewan Komisioner:
LPS Kelola Investasi Sesuai Undang-Undang Sebelumnya, masyarakat meminjam ke bank,
tetapi kini dengan adanya fintech, setiap orang bisa mendapatkan pinjaman dengan lebih
mudah dari platform online.

Seperti diketahui, lanskap startup fintech Indonesia didominasi oleh perusahaan fintech
payment dan fintech lending. Per Januari 2021, terdapat 151 perusahaan fintech payment,
disusul oleh 41 perusahaan fintech lending. Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi
Sadewa mengatakan untuk melindungi kepentingan konsumen, pendekatan regulasi dan
pengawasan yang kuat sangat dibutuhkan. "Seperti menggunakan regulatory technology
[RegTech], daripada program jaminan yang memerlukan beberapa prasyarat untuk
mengurangi potensi resiko," ujarnya dalam keterangan resmi merupakan salah satu cara
antisipasi pelanggaran fintech dengan memanfaatkan teknologi berbasis data atau database,
kecerdasan buatan atau artificial intelligent hingga blockchain.

Dengan demikian, pengawasan terhadap tata kelola, transaksi, kepatuhan hingga kewajiban
pelaporan dapat lebih cepat dan mudah. Purbaya menyampaikan beberapa bank di
Indonesia telah meningkatkan platform digital mereka untuk meningkatkan pengalaman
pengguna dan loyalitas pelanggan, sekaligus meningkatkan efisiensinya.

2. A. Kebijakan Penetapan Persediaan Kas


Bank sentral dapat mengambil kebijakan untuk mengurangi uang yang beredar dengan jalan
menetapkan persediaan uang yang beredar dan menetapkan persediaan uang kas pada
bank-bank. Dengan mengurangi jumlah uang beredar, inflasi dapat ditekan.

b. Kebijakan Diskonto
Untuk mengatasi inflasi, bank sentral dapat menerapkan kebijakan diskonto dengan cara
meningkatkan nilai suku bunga. Tujuannya adalah agar masyarakat terdorong untuk
menabung. Dengan demikian, diharapkan jumlah uang yang beredar dapat berkurang
sehingga tingkat inflasi dapat ditekan.

c. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka


Melalui kebijakan ini, bank sentral dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara
menjual surat-surat berharga, misalnya Surat Utang Negara (SUN). Semakin banyak jumlah
surat-surat berharga yang terjual, jumlah uang beredar akan berkurang sehingga dapat
mengurangi tingkat inflasi.

3. A. Keynes, dalam teorinya tentang permintaan akan uang kas, membedakan antara motif
transaksi, berjaga-jaga serta spekulasi. Keynes menyatakan, bahwa permintaan uang kas
untuk tujuan transaksi ini tergantung dari pendapatan. Makin tinggi pendapatan, maka
makin besar keinginan akan uang kas untuk transaksi.

B. M x V = P x T
M x 10 = 100juta x 1000
M = 10 Milyar

4. C = 600 + 0,5Y
I = 200 – 1500r
T=G=5
L1 = 0,25Y
L2 = 300 – 500r

A. IS = C + I + G
IS = 600 + 0,5Y + 200 – 1500r + 5
IS = 805 + 0,5y – 1500r

B. LM = L1 + L2
LM = 0,25Y – 500r + 300

Anda mungkin juga menyukai