Anda di halaman 1dari 126

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL

HIGH ORDER THINKING SKILL MATERI DIMENSI TIGA PADA


KELAS XII IPA SMA BUQ’ATUN MUBARAKAH MAKASSAR

SKRIPSI

Muh. Hidayatullah
NIM 10536 5021 15

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2021

1
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
HIGH ORDER THINKING SKILL MATERI DIMENSI TIGA PADA
KELAS XII IPA SMA BUQ’ATUN MUBARAKAH MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Muh. Hidayatullah
NIM 10536 5021 15

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
DESEMBER 2021
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHKAN

SIAP DI AJAR DAN MENGAJAR

Kupersebahkan karya ini buat :

Kedua orang tuaku, saudaraku dan sahabatku

Atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulisan

Mewujudkan harapan menjadi kenyataan

vi
ABSTRAK

MUH HIDAYATULLAH. 2021. Analisis Kesulitan Siswa Dalam


Menyelesaikan Soal High Order Thinking Skill Materi Dimensi Tiga Pada Kelas
XII IPA SMA Buq’atun Mubarakah Makassar. Skripsi Jurusan
Matematika,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar. Pembimbing I Muhammad Darwis M. dan pembimbing II Erni
Ekafitria Bahar.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kesulitan yang dialami dalam
menyelesaikan soal high order thinking skill siswa kelas 12 IPA SMA Buq’atun
Mubarakah, siswa dikategorikan yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi
kesulitan-kesulitan yang dilihat adalah kesulitan memahami fakta, memahami
konsep, kemampuan memahami prinsip dan kemampuan skill.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan


kualitatif. Instrumen yang dipakai adalah tes kemampuan Awal, tes high order
thinking skill dan wawancara tak terstruktur, data kelas 12 SMA Buq’atun
mubarakah berjumlah 24 orang yang tes kemampuan Awal. siswa yang ikut tes
kemampuan awal maka akan dikategorikan tingkatnya kemampuannya tinggi,
sedang dan rendah. setiap tingkatan diambil satu subjek untuk dites high order
thinking skill kemudian diwawancarai untuk mengetahui kesulitan yang dialami.

Setelah melakukan tes kemampuan awal pada kelas 12 IPA tahun ajar
2021/2020 SMA Buq’atun Mubarakah didapatkan yang berkemampuan tinggi
25% atau 6 siswa yang berkemampuan sedangkan yang berkemampuan sedang
17% atau 4 siswa dan berkemampuan rendah 58% atau 14. Setelah di tes high
order thinking skill dan di wawancarai dapat disimpulkan bahwa yang
berkemampuan tinggi mengalami kesalahan, sedangkan kesulitan yang
berkemampuan sedang memiliki kesulitan konsep dan kemapuan skill. sedangkan
berkemampuan rendah, kesulitan fakta, prinsip dan kemampuan skill.

Kata kunci : kesulitan menyelesaikan soal high order thinking skill

vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang maha kuasa yang telah melimpahkan

rahmat dan segala nikmat yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini dengan judul “Analisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan

soal high order thinking skill pada materi dimensi tiga kelas 12 IPA SMA

Buq’atun Mubarakah”. Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak

mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu,

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar

2. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Mukhlis, S.Pd., M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Matematika seta

seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Program Studi

Pendidikan Matematika.

4. Pak Dr. Muhammad Darwis M., M.Pd pembimbing I yang telah menyediakan

waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi serta masukan dan

saran kepada penulis demi menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Erni Ekafitria Bahar, S.Pd., M.Pd pembimbing II yang telah menyediakan

waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi serta masukan dan

saran kepada penulis demi menyelesaikan skripsi ini.

6. Dosen penguji yang telah memberikan Ilmunya, masukan, arahan dan saran

untuk kesempurnaan skripsi ini.

viii
7. Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah, Tata Usaha dan Siswa Kelas XII

IPA SMA Buq’atun Mubarakah yang telah memberikan izin meneliti di SMA

Buq’atun Mubarakah.

8. Teristimewa Kedua Orang Tua tercinta yang tidak pernah berhenti

memberikan do’a, semangat dan motivasi serta keluarga besar penulis yang

ikut serta membantu dan mendoakan dalam penulisan skripsi ini.

9. Terima Kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan namanya.

Semoga bimbingan, bantuan dan dorongan yang telah Bapak, Ibu berikan

mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis mengharapkan skripsi ini berguna bagi

penulis, pembaca dan memberikan sumbangan pemikiran dalam pengajaran

Pendidikan Matematika. Akhir kata penulis ucapkan selamat membaca dan terima

kasih.

Makassar,22 Desember 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ...................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHKAN .................................................................. vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan penelitian ............................................................................ 3
D. Manfaat penelitian.......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kesulitan Siswa ................................................................. 5


B. Pengertian High Order Thinking Skill. ........................................... 6
C. Karakteristik Soal High Order Thinking Skill ................................ 7
D. Contoh Soal High Order Thinking Skill Materi Dimensi ............... 8
E. Kerangka Pikir ................................................................................ 11

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian............................................................................... 13
B. Subjek Penelitian ............................................................................ 13
C. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................... 14

x
D. Fokus Penelitian ............................................................................. 14
E. Instrumen Penelitian ....................................................................... 14
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 16
G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 17
H. Keabsahan Data.............................................................................. 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Tes Pemilihan Subjek ........................................................... 20


B. Paparan Data .................................................................................. 22
C. Pembahasan ..................................................................................... 34

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 40
B. Saran ............................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 42


LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2 1956 VS 2001 high order thinking skill ................................................ 7
Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal ........................................................ 14
Tabel 3.2 Kategori Tingkatan Sesuai Skor ........................................................ 17
Tabel 4.1 Daftar Peserta Penelitian (Tes Kemampuan Awal) dan Kode Siswa 20
Tabel 4.2 Penentuan Subjek Penelitian Berdasarkan Tes Kemampuan awal .... 21

xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Kerangka Pikir ....................................................................................................12
Gambar 4.1 Hasil jawaban subjek KAS nomor 3. ..............................................22
Gambar 4.2 Hasil gambaran subjek KAS ...........................................................24
Gambar 4.3 Hasil jawaban subjek KAS nomor 2 ...............................................25
Gambar 4.4 Hasil jawaban subjek KAS nomor 1 ...............................................26
Gambar 4.5 Panggalan jawaban subjek AWD ....................................................27
Gambar 4.6 Hasil gambaran subjek AWD ..........................................................28
Gambar 4.7 Mengaplikasikan teorema phtagoras AWD ....................................30
Gambar 4.8 Hasil gambar Kubus subjek ABS ....................................................32

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kisi-kisi soal Kemampuan Awal .................................................................45
2. Soal Kemampuan Awal dan Alternatif Jawaban .........................................47
3. Kisi-kisi Soal High Order Thinking Skill ....................................................48
4. Soal High Order Thinking Skill dan Alternatif Jawaban .............................50
5. Pedoman Wawancara ...................................................................................55
6. Lembaran Hasil Jawaban Siswa Tes Kemampuan Awal .............................57
7. Lembaran Hasil Jawaban Tes High Order Thinking Skill ...........................82
8. Hasil wawancara ..........................................................................................87
9. Surat-surat Penelitian ...................................................................................91
10. Dokumentasi ................................................................................................93
11. Surat Pendukung Lainnya ............................................................................94
12. Surat keterangan bebas plagiat dan perbab ..................................................100

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pendidikan terkadang berubah-ubah dari tahun ke tahun yang

bertujuan untuk menghasilkan sistem pendidikan yang berkualitas. Menyesuaikan

dengan perkembangan zaman berbagai upaya telah dilaksanakan, yang diharapkan

penerus bangsa yang lebih bermutu, macam-macam kurikulum yang telah ada

indonesia mulai setelah merdeka yaitu kurikulum 1947 sampai kurikulum 2013

sudah kalau dihitung-hitung perubahan sistem pendidikan di indonesia sudah 10

kali, kurikulum sebelum k13 yaitu kurikulum 2006 atau biasa disebut KTSP

kepanjangan dari Kurikulum tingkat satuan pendidikan, bedanya dengan K13,

K13 memiliki tiga aspek yang dinilai yaitu pengetahuan, skill dan perilaku. Ada

lagi salah satu kurikulum terbaru hanya beberapa sekolah yaitu kurikulum sekolah

penggerak yaitu guru sebagai pemilik dan pembuat kurikulum.

Penulis tertarik dengan kurikulum 2013 atau biasa disebut k13, kurikulum

pendidikan yang menuju high order thinking skill, mulai 2018 kemendikbud

menerapkan high order thinking skill pada soal UNBK, penulis sempat

menanyakan kepada salah satu siswa yang telah melaksanakan UNBK 2018 di

SMA Buq’atun Mubarakah, katanya “soal agak susah dan panjang-panjang”

Inisial siswa MA siswa yang pernah ikut olimpiade matematika sampai ke tingkat

provinsi. Tahun 2020 UNBK dihapuskan karena wabah corona, di tahun ajar baru

2021/2022 pemerintah membuat program penilaian yang baru Asesmen Nasional

Berbasis Komputer 2021.

1
2

Jelang pelaksanaan ANBK di tahun ini, dapat memenuhi kebutuhan dan

diutamakan sistem pendidikan yang mengarahkan pada pembelajaran memakai

high order thinking skill, alternatif kompromi adalah sistem pendidikan yang

memakai high order thinking skill integrasi pembuatan pertanyaan-pertanyaan

berbentuk high order thinking skill. Keberhasilan diterapkan pada pembelajaran

langsung

Nilai UNBK SMA XII IPA Buq’atun Mubarakah Makassar 2019 rata-rata

48.71 dan nilai UNBK SMA bidang studi matematika XII IPA Buq’atun

mubarakah Makassar 2019 rata-rata 31.82 (Puspendik, 2019)

Berdasarkan hasil pembahasan di atas penulis tertarik untuk mencari

kesulitan yang di alami kelas XII IPA SMA Buq’atun Mubarakah. Padahal

membahas berpikir tingkat tinggi perlu pemahaman fakta, konsep dan

mengaplikasikan prinsip, penulis ingin meneliti dan mencari menemukan faktor-

faktor kesulitan siswa ketika mengerjakan soal materi dimensi tiga, salah satu

pokok bahasan matematika yang sangat membutuhkan kemampuan pemahaman

konsep dan kemampuan pemahaman prinsip dan skill, siswa pada kelas XII IPA

SMA Buq’atun Mubarakah Makassar. Maka judul penelitian ini adalah “Analisis

Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal High Order Thinking Skill Materi

Dimensi Tiga pada Kelas XII IPA SMA Buq’atun Mubarakah Makassar”.

Dengan penelitian tersebut penulis berharap dapat mengetahui faktor-faktor

kesulitan siswa dalam mengerjakan soal high order thinking skill materi dimensi

tiga
3

SMA Buq’atun Mubarakah para siswa atau santri mondok/tinggal di

asrama, di tengah wabah corona sekolah ini memulai pembelajaran daring dari

bulan Maret 2020, karena desakan dari orang tua dan wali siswa, di bulan Oktober

sekolah mulai memasukan siswa ke asrama secara ketat dan bertahap dengan surat

rapid antigen dan surat pernyataan orang tua, sekolah melakukan pembelajaran

daring dan luring, di semester genap siswa yang melakukan pembelajaran luring

atau tatap muka sekitar 92% selebihnya pembelajaran daring beberapa siswa ada

yang belajar daring karena tidak kesiapan dari orang tua nya atau hasil tes rapid

yang reaktif.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana deskripsi kesulitan siswa berkemampuan tinggi dalam

menyelesaikan soal High Order Thinking Skill Materi Dimensi Tiga pada

Kelas XII IPA SMA Buq’atun Mubarakah Makassar?

2. Bagaimana deskripsi kesulitan siswa berkemampuan sedang dalam

menyelesaikan soal High Order Thinking Skill Materi Dimensi Tiga pada

Kelas XII IPA SMA Buq’atun Mubarakah Makassar?

3. Bagaimana deskripsi kesulitan siswa berkemampuan rendah dalam

menyelesaikan soal High Order Thinking Skill Materi Dimensi Tiga pada

Kelas XII IPA SMA Buq’atun Mubarakah Makassar ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mencari kesulitan siswa yang berkemampuan tinggi mengerjakan soal high

order thinking skill


4

2. Untuk mencari Kesulitan Siswa yang berkemampuan sedang dialami

mengerjakan Soal high order thinking skill Materi Dimensi Tiga pada Kelas

12 IPA SMA.

3. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan apa saja yang dihadapi siswa

berkemampuan rendah kelas XII IPA SMA mengerjakan soal geometri

D. Manfaat Penelitian

1. Keilmuan & menambah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal

high order thinking skill bagi penulis.

2. Bagi siswa dapat mengetahui perbedaan soal high order thinking skill

dengan yang bukan high order thinking skill


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kesulitan Siswa

Dalam Kamus besar bahasa Indonesia bahwa “kesulitan” berasal dari kata

“sulit” yang mempunyai arti kata “keadaan yang sulit; sesuatu yang sulit”.

Sungkar untuk dikerjakan atau tak dapat dikerjakan.

Widodo (2017: 3) macam-macam kesulitan ketika mengerjakan soal

matematika sebagai berikut:

1. Kesulitan dalam mengingat fakta

Fakta berhubungan dengan rancangan yang tersusun atau gagasan yang

kuat memiliki sifat-sifat saling berhubungan. Dalam matematika itu sebagai dasar

pengetahuan jika siswa tidak tau akan menghambat belajar siswa. Fakta

berhubungan dengan simbol-simbol matematika, notasi matematika.

2. Kesulitan dalam memahami konsep

Dari konsep banyak terbektuk teorema atau rumus dalam matematika,

konsep dalam matematika yang berhubungan dengan objek matematika. Jika

siswa dapat memahami konsep makan siswa tersebut dapat memahami secara

abstrak yang berkaitan dengan bangun ruang atau dimensi tiga, dapat melihat

permasalahan dalam matematika kebentuk matimatis.

3. Kesulitan dalam memahami prinsip

Prinsip dalam matematika adalah rumus atau teorema matematika yang

5
6

berasal dari konsep dan fakta, Dengan demikian seorang siswa dikatakan telah

menguasai prinsip mampu menerapankan rumus-rumus atau teorema.

4. Kesulitan dalam kemampuan mengaplikasikan prinsip (skill)

Kemampuan skill perlu pemahaman fakta, konsep dan prinsip-prinsip,

mampu atau memiliki kemampuan skill matematika.

sulit yang muncul mengakibatkan kesalahan dalam menjawab berbagai

soal dalam matematika. Kesalahan ini muncul akibat dari:

a. Mengubah soal cerita ke dalam bentuk matematikanya (verbal).

b. Siswa tidak memahami konsep atau lupa.

Kesulitan yang dimaksud dalam penelitian ini kesulitan yang akan dikaji adalah

(1) kesulitan mengingat fakta, (2) kesulitan konsep, (3) kesulitan prinsip, (4)

kemampuan

B. Pengertian High Order Thinking Skill

Menurut sani (2019: 7) siswa yang memiliki kemampuan berpikir akan

mengelola informasi lama dan baru, yang akan dia gunakan untuk mencari solusi

permasalahan. Jika masalah itu terlalu mengandung unsur-unsur yang rumit maka

diperlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi, tentunya setiap masalah memiliki

solusi yang beragam, Jadi high order thinking skill kemampuan mengelola

Menurut Nugroho (2019: 20) high order thinking skill memiliki ciri-ciri

yang unik atau khas. Tingkat-tingkat kemampuan tergolong skill atau

keterampilan siswa kategori analisis, evaluasi dan menciptakan. Indikator


7

ketarampilan analisis, evaluasi dan menciptakan berlandaskan teori yang

tampilkan dalam revisi Taksonomi Bloom.

Sebelum revisi 1956 setelah revisi 2001

Evaluasi Mencipta

Sintesis Mengevaluasi

Analisis Menganalisis

Aplikasi Mengaplikasikan

Pemahaman Memahami

Pengetahuan Mengingat

Gambar 2.1 1956 vs 2001 high order thinking skill

Pada gambar di atas level kognisi taksonomi bloom sebelum dan sesudah

di revisi, yang berwarna biru adalah tingkatan high order thinking skill yang

warna abu-abu tingkatan LOTS.

C. Karakteristik Soal High Order Thinking Skill

Menurut Nugroho (2019: 22) jika disinergikan dengan taksonomi bloom,

indikator high order thinking skill yang termasuk karakteristik adalah sebagai

berikut:

1. Tingkatan analisis
8

Memecahkan membagi-bagi, menyusun dan membuat menjadi tentu

hubungan, sebagian dan keseluruhan. tingkatan analisis memiliki skill sebagai

berikut:

a. Memilah-milah

b. Mengatur dan menyusun bagian

c. Mengatribusikan

2. Tingkatan Evaluasi

Pada Tingkatan ini pengambilan putusan berdasarkan sifat-siat, tingkatan

ini memiliki skill sebagai berikut:

a. Mencocokkan kembali benar tidaknya

b. Berusaha menemukan kesalahan atau kebenaran

3. Tingkatan menciptakan

Tingkatan tertinggi ini, siswa mengatur dan menyusun informasi

menggunakan langkah-langkah yang lebih simple tidak seperti biasanya. Mungkin

lebih disingkat dari pada sebelumnya, yang awal panjang bisa disingkatkan

dengan teori-teori yang mendukung.

D. Contoh soal High Order Thinking Skill materi dimensi tiga

1. Soal UNBK matematika ipa 2018

Ruang tidur aco seperti bangun ruang yang t: l: p = 4:5:5. Bagian atas

ruangan terdapat bola lampu yang letaknya tepat pada pusat bidang bagian atas
9

ruangan. Salah satu bagian tembok ada saklar yang tepat pada pusat bidang

tembok dinding. Jarak bola lampu dengan saklar adalah…

Pembahasan :

Tinggi 4x lebar 5x panjang 5xBola lampu dan saklar kurang lebih kalau

diilustrasikan ruangan tidur aco seperti gambar berikut.

lampu

saklar

Jarak bola lampu dengan saklar adalah;

√ x
10

Jadi jarak antara bola lampu dengan saklar adalah √ x

2. Soal High Order Thinking Skill jarak titik ke titik

Ruangan tidur ilo berbentuk balok akan dicat dindingnya, Adapun

ukuran panjang, lebar, dan tinggi ruangan tersebut adalah 3m, 2m, 3m. jika

standar pemakaian cat 10 /liter cat, tiap pelapisan maka berapa liter

kebutuhan cat ruangan tidur ilo untuk 2 kali pelapisan…

H G

E F
3

D
C
2
A 3 B
Pembahasan met

Dinding kanan kiri = 2(lebar x tinggi)

= 2(2m x 3m)

= 12

Dinding depan belakang = 2(panjang x tinggi)

= 2(3m x 3m)

= 18
11

Total keseluruhan luas dinding kamar ilo

= Dinding kanan kiri + dinding depan belakang

= 12 + 18

= 30

Kebutuhan cat =

= = 3 cat

Jika yang ditanya 2 lapis, 2 x 3 cat = 6 cat maka 6 cat yang dibutuhkan untuk

mengecat dinding kamar ilo

E. Kerangka pikir

Dalam proses belajar mengajar sering dijumpai berbagai karakter siswa,

terutama dalam hal pengerjaan suatu hal siswa sering mengalami kesulitan untuk

mengerjakan hal tersebut. Kesulitan siswa adalah suatu kondisi tertentu dimana

siswa tidak mampu mengerjakan sesuatu atau mencapai tujuan sehingga

diperlukan usaha lebih giat lagi untuk meraih tujuan tersebut. Kesulitan yang

sering dijumpai adalah kesulitan dalam hal mengerjakan soal- soal yang diberikan

oleh guru dalam proses belajar mengajar. Kesulitan inipun berindikasi pada hasil

akademik siswa saat Ujian semester maupun ujian nasional.

Pada tahun 2018 pemerintah telah memasukkan Soal high order thinking

skill pada UNBK SMP dan SMA sederajat. Hal ini mengakibatkan banyak terjadi

kesulitan siswa dalam mengerjakan soal-soal tersebut. Soal high order thinking

skill atau higher Order Thinking Skill adalah soal-soal yang membutuhkan
12

kemampuan berpikir kritis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif.

Dikarenakan soal-soal high order thinking skill baru diperkenalkan pada tahun

2018 maka siswa sering kesulitan dalam menjawab soal-soal ini.

Kesulitan dalam menjawab soal-soal high order thinking skill disebabkan

oleh beberapa faktor contohnya adalah kesulitan fakta, kesulitan konsep, kesulitan

dalam hal prinsip dan kemampuan(skill), dibutuhkan sebuah solusi dan terobosan

baru yang dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitannya mengerjakan

soal-soal Higher Order Thinking Skill.

Materi Dimensi Tiga

Panjang titik ke titik lain

panjang titik ke garis

Dibuatkan soal high order thinking skill

Kesulitan

Mengingat Memahami Memahami Kemampuan


Fakta konsep prinsip skill
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif, Adapun pendekatan

kualitatif berarti penelitian ini membahas fenomena yang terjadi pada subjek

peneliti dan menjelaskan fenomena yang terjadi terhadap kesulitan soal Higher

Order Thinking Skill. Penelitian ini digunakan karena data yang diperoleh berupa

nilai dan angka-angka dan kalimat. Maksud penelitian ini untuk melakukan

analisis kesulitan mengerjakan soal high order thinking skill pada kelas 12 IPA

serta analisis kualitatif diperoleh dari hasil tes siswa.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas XII IPA SMA. SMA Buq’atun

Mubarakah. tahapan penelitian ini sebagai berikut:

1. Memberikan tes kemampuan awal kepada siswa berupa soal untuk

mengidentifikasi siswa-siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, rendah.

2. Memilih tiap-tiap satu subjek yang skor rendah, sedang, tinggi untuk

memfokuskan penelitian.

3. Memberikan tes soal High Order Thinking Skill Materi Dimensi Tiga dan

Diwawancarai.

13
14

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Buq’atun Mubarakah Makassar

alamat di Jl. KH. Abd. Jabbar Ashiry No.1 Kelurahan Pai Kecamatan

Biringkanaya Kota Makassar. Waktu pelaksanaan mulai tanggal 01 April s/d 05

Mei 2021.

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah untuk analisis kesulitan murid kelas 12 IPA

mengerjakan soal-soal high order thinking skill pembahasan dimensi tiga yang

meliputi kesulitan memahami fakta, konsep, prinsip dan mengaplikasikan prinsip.

E. Instrumen Penelitian

a. Tes Kemampuan Awal

Untuk menguji kemampuan siswa kelas XII IPA SMA Buq'atun

Mubarakah Makassar. Tes kemampuan awal yang berbentuk tes essay berkaitan

dengan dimensi tiga.

Setelah melakukan tes kemampuan awal akan dikategorikan sesuai skor,

dapat dilihat Pada Tabel 3.2, untuk kisi-kisi tes kemampuan awal pada Tabel 3.1

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-kisi tes kemampuan awal

Indikator jenis Nomor


No KD Indikator Kesulitan
Materi Soal

Mendeskripsikan Menyebutkan 1. kesulitan


1 unsur bangun dalam Uraian 1
jarak dalam
ruang mengingat
ruang (antar
fakta
15

titik, titik ke
garis,)
2. kesulitan
memahami
konsep,

1. fakta
Menyebutkan
2 unsur bangun Uraian 2
ruang 2. konsep

1. fakta
Menyebutkan
3 unsur bangun Uraian 3
ruang 2. konsep

1. fakta
Menentukan
2. konsep,
4 jarak suatu Uraian 4
3. prinsip,
titik ke garis 4. skill

1. fakta
Menentukan
2. konsep,
5 jarak suatu Uraian 5
3. prinsip,
titik ke garis 4. skill

b. Tes High Order Thinking Skill

Tes high order thinking skill itu harus berlandaskan dengan tingkatan pada

taksonomi bloom, sudah memenuhi c4, c5 yaitu menganalisis dan mengevaluasi,

supaya memenuhi soal high order thinking skill tersebut soal dalam bentuk cerita.

c. Pedoman wawancara

Jenis wawancara yang digunakan tidak terstruktur, yang ditanyakan hal-

hal yang berhubungan dengan hasil jawaban siswa dan jenis-jenis kesulitan fakta,
16

konsep, prinsip dan kemampuan skill, sehingga mengetahui kesulitan apa yang

dialami subjek.

F. Teknik Pengumpulan Data

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengumpulkan data sebagai

berikut:

1. Tes Kemampuan Awal

Tes atau soal yang diberikan kepada siswa kelas XII IPA SMA Buq'atun

Mubarakah Makassar bentuk soal esai berkaitan dengan dimensi tiga.

2. Mengategorikan Tinggi sedang rendah

Setelah diberikan tes kemampuan awal maka dari hasil tes itu akan

ditentukan siswa yg berkemampuan tinggi, sedang, rendah. Untuk memfokuskan

penelitian.

3. Tes High Order Thinking Skill

Setelah menentukan yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi

masing-masing 1 subjek, akan diberikan tes high order thinking skill diperiksa

kemudian koreksi dan cari kesulitannya kesulitan peserta didik.

4. Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung, antara peneliti dengan subjek

penelitian. Wawancara pada penelitian ini diberikan kepada sejumlah orang yang

berpengaruh terhadap penelitian ini siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan

rendah XII IPA SMA Buq'atun Mubarakah Oleh karena itu, dalam penelitian ini

merekam dialog wawancara.


17

G. Teknik Analisis Data

1. Tes Kemampuan Awal

Diberikan pada siswa XII IPA SMA Buq'atun Mubarakah Makassar yang

hadir pada saat tes kemampuan awal tes esai berkaitan dengan dimensi tiga.

2. Mengategorikan Tinggi sedang rendah

Setelah diberikan tes kemampuan awal maka dari hasil tes itu akan

ditentukan siswa yg berkemampuan tinggi, sedang, rendah.

Tabel 3.2 Kategori Tingkatan Sesuai Skor

NO Tingkatan Batas Skor


1 Rendah X < 75
2 Sedang 75 X 85
3 tinggi X > 85
Sumber : Panduan Penilaian SMA (2017 :9)

3. Tes High Order Thinking Skill

Setelah subjek menjawab tes high order thinking skill maka akan diselidiki

secara deskriptif, kesulitan-kesulitan dialami murid setelah mengerjakan soal high

order thinking skill materi dimensi tiga, yaitu kesulitan pemahaman prinsip,

kesulitan pemahaman prinsip, dan kesulitan skill, peneliti melihat hasil jawaban

teksnya yang disesuaikan dengan masing-masing indikator kesulitan yang

dimaksud.
18

4. Wawancara

Setelah subjek mewawancarai maka akan diselidiki secara deskriptif,

ditemukan atau diketahui kesulitan-kesulitan yang dialami ketika mengerjakan

soal high order thinking skill materi dimensi tiga. Dialog terpilah-pilah sesuai

macam-macam kesulitan. Adapun tahap wawancara sebagai berikut:

a. Kondensasi Data

Kondensasi data hasil wawancara diproses pemilihan, sederhana,

dokumen, materi dimensi tiga. Pada analisis data maka hasil dari tes high order

thinking skill dapat peneliti kaitkan dengan yang ingin diwawancarai satu dengan

yang lainnya sehingga menguatkan masing-masing data yang diperoleh dan dapat

membuat peneliti lebih paham ketika akan menganalisis data.

b. Penyajian Data

Penyajian data atau menampilkan data, klasifikasi data, penarikan

kesimpulan hasil wawancara kesulitan mengerjakan soal high order thinking skill

dikelompokkan dalam pemahaman fakta, konsep, prinsip dan kemampuan skill.

Sehingga analisis data lebih mudah simpulan dan tanda wawancara.

c. Kesimpulan

Pernyataan yang mengambil setelah mendapatkan kesulitan mengerjakan

soal-soal high order thinking skill setelah melakukan hasil pembahasan atau

analisis data.
19

E. Keabsahan Data

Adanya kecocokan data atau kesinambungan antara hasil tes soal high

order thinking skill dengan hasil wawancara, karena yang diwawancarai

berdasarkan fenomena yang ada pada hasil tes, supaya data itu benar dengan

mencocokkan hasil tes dengan hasil wawancara.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL TES PEMILIHAN SUBJEK

Penelitian dilakukan pada tanggal 8 Agustus sampai 22 Agustus 2021,

yang mengikuti Tes kemampuan awal 24 siswa, soal tes kemampuan awal terdiri

dari 5 soal, soal 1, 2, dan 3 tentang unsur kubus, berapa bidang, titik sudut dan

rusuk pada kubus, soal 4 dan 5 tentang jarak titik ke titik, tes pertama untuk

melihat tingkatan kemampuan siswa kelas 12 IPA, adapun hasil tes pada Tabel 4.1

sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Jawaban Siswa Tes Kemampuan Awal

NO Inisial skor tingkatan


1 2 3 4 5
1 AWD 20 20 20 20 0 80 sedang
2 AFN 20 20 20 0 0 60 rendah
3 ABS 20 20 20 0 0 60 rendah
4 AFI 20 20 20 0 0 60 rendah
5 AAA 20 20 20 10 0 70 rendah
6 ADZ 0 0 0 0 0 0 rendah
7 AFR 20 20 20 20 20 100 tinggi
8 AMA 20 20 20 20 0 80 sedang
9 AFA 20 20 20 0 0 60 rendah
10 ARD 20 20 20 20 10 90 tinggi
11 ANR 20 20 20 20 0 80 sedang
12 GNK 20 20 20 0 0 60 rendah
13 GAL 20 20 20 20 10 90 tinggi
14 HAM 20 20 20 0 0 60 rendah
15 KAS 20 20 20 20 20 100 tinggi

20
21

16 MKR 20 20 20 0 0 60 rendah
17 MAR 20 20 20 0 0 60 rendah
18 MAS 20 20 20 0 0 60 rendah
19 MAH 20 20 20 0 0 60 rendah
20 MIA 20 20 20 20 10 90 tinggi
21 MIL 20 20 20 20 0 80 sedang
22 MSN 20 20 20 0 0 60 rendah
23 RFN 20 20 10 0 0 50 rendah
24 RFB 20 20 20 20 10 90 tinggi

Berdasarkan hasil tes kemampuan awal dipilih masing-masing subjek yang

berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Adapun subjek penelitian yang dipilih

bisa dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Penentuan Subjek Penelitian Berdasarkan Tes Kemampuan awal

NO Inisial Siswa Tingkatan


1 KAS Tinggi
2 AWD Sedang
3 ABS Rendah

Untuk mempermudah setiap responden setiap dialog wawancara baik itu

pertanyaan dari peneliti maupun jawaban subjek pada transkrip wawancara

memberi kode untuk membedahkan.

Tanda hasil responden subjek terdiri dari 7 digit bagian depan tanda

dengan 3 digit Inisial dari subjek seperti “ANR”. Kemudian diteruskan oleh 4

(empat) digit angka. Letak angka keempat menyatakan urutan tugas, dan letak

angka 3 terakhir menyatakan urutan petikan jawaban pada setiap responden.

Sebagai contoh, “ANR1-002” menyatakan responden jawaban urutan ke dua pada


22

soal satu bagi subjek Alif Nur Ramadhan. Tanda peneliti atau penanya ditandai

dengan huruf P dan hanya terdiri dari 5 digit. Yang digit pertamanya dengan huruf

“P” pewawancara, kemudian diikuti menyatakan urutan soal dan 3 angka terakhir

menyatakan urutan petikan pertanyaan pada setiap wawancara. Sebagai contoh,

petikan pertanyaan “P1-003” menyatakan pertanyaan urutan ke 3 pada soal nomor

1 oleh Pewawancara.

B. Paparan Data

1. Deskripsi kesulitan siswa berkemampuan tinggi dalam menyelesaikan soal

High Order Thinking Skill Materi Dimensi Tiga pada Kelas 12 IPA SMA

Buq'atun Mubarakah Makassar.

Alasan memilih subjek KAS, dari berbagai pertimbangan, peneliti banyak

mencari informasi dari teman-teman siapa paling pintar dalam pembelajaran

matematika semua temannya menjawab subjek KAS, subjek KAS pernah ikut

olimpiade matematika SMP.

a. Kesulitan mengingat fakta

Gambar 4.1 Hasil jawaban subjek KAS nomor 3


23

Berdasarkan hasil tes high order thinking skill subjek KAS di atas, subjek

dapat menjawab dengan langkah-langkah yang sudah benar soal nomor 3 hasil

akhir masih kurang tepat, hamper benar. Hal ini dimungkinkan karena siswa tidak

dapat berubah bentuk akar lebih sederhana. Peneliti ingin mengetahui kenapa

subjek tidak menjawab dengan tepat dengan langkah yang sudah benar tapi

jawaban kurang tepat, peneliti pun mewawancarai sebagai berikut:

P-007 : ketika pembahas teorema Pythagoras waktu SMP dan


SMA, tidak sulit untuk memahami?
KAS1-007 : iy tapi waktu SMP masih bingung tentang mengakarkan
P1-008 : tidak dijelaskan tentang mengakar dengan menggunakan pohon
Factor?
KAS1-008 : dijelaskan, tapi yang mengakar langsung
P3-009 : ini soal nomor 3 kenapa tidak langsung di akarkan kenapa
disederhanakan
KAS3-009 : ooo, aku lupa seharusnya 14 itu

Berdasarkan hasil wawancara, subjek KAS ketika diwawancarai

mengingat √ adalah 14. dari kutipan wawancara di atas. Ini mengindikasikan

bahwa subjek KAS hanya lupa, menyederhanakan akar 196 adalah 14 subjek

menulis 7 akar 4. Karena tidak mengakar ke bentuk sederhana subjek mengalami

kesalahan ketika menyelesaikan nomor 3.


24

b. Kesulitan memahami konsep

Gambar 4.2 Hasil gambaran subjek KAS

Berdasarkan hasil gambar balok, kubus dan limas pada Gambar 4.2 terlihat

bahwa subjek mampu menggambar, tidak mengalami kesulitan dalam memahami

objek matematika. Untuk lebih menguatkan hasil analisis tes maka dilakukan

wawancara berdasarkan hasil petikan sebagai berikut:

P1-001 : saya ingin bertanya ini bidang ABCD bagian atas, bidang EFGH
dibawa sedangkan nomor 2 berbeda titik sudutnya, apakah
penamaan atau apakah ?
KAS1-001 : random ji itu kak
P2-007 : oh berlaku untuk segitiga sama kaki, kalau apa bedanya kubus
dan _balok?
KAS2-007 : kalau kubus semua Panjang sama sedangkan balok berbeda
25

Berdasarkan Gambar 4.2 dan kutipan wawancara, subjek KAS mampu

menggambar bangun ruang dan menjelaskan perbedaan kubus dan balok, subjek

sudah mengilustrasikan soal ke dalam gambar dengan baik, ini mengindikasikan

bahwa subjek memahami konsep.

c. Kesulitan memahami prinsip

Gambar 4.3 Hasil jawaban subjek KAS nomor 2

Berdasarkan hasil pekerjaan subjek KAS pada nomor dua, dapat dilihat

bahwa subjek mencari jarak titik A ke G, jarak AC subjek sudah menuliskan hasil

tanpa menggunakan teorema Pythagoras, untuk mengetahui lebih lanjut, peneliti

mengajukan beberapa pertanyaan mengenai apa itu Pythagoras dan jarak titik A

ke C sebagai berikut:

P1-003 : apa yang kamu paham tentang teorema Pythagoras?


KAS1-003 : A kuadrat ditambah B kuadrat sama dengan C kuadrat
P1-004 : C yg kamu sebut sisi miring?
KAS1-004 : iye kak C sisi miringnya
P1-005 : salah satu sudutnya bernilai?
26

KAS1-005 : bernilai 90 derajat?


P1-006 : ini juga nomor 2 dari mana langsung dapat panjang AC 6 akar 2?
KAS1-006 : kalau sama sisinya kak langsung dikasih akar 2 di belakang angka
_sisinya

Berdasarkan petikan wawancara di atas, subjek KAS mengetahui teorema

Pythagoras dan mengetahui langsung panjang sisi miring, segitiga siku-siku sama

kaki, dari hasil ilustrasi gambar yang dibuat dan penerapan teorema Pythagoras

yang tepat dan benar subjek menguasai pemahaman prinsip-prinsip dalam

matematika.

d. Kesulitan keterampilan (skill)

Gambar 4.4 Hasil jawaban subjek KAS nomor 1

Berdasarkan pekerjaan subjek nomor 1 pada Gambar 4.4, dapat dilihat

bahwa subjek mampu menyelesaikan soal nomor 1 dengan langkah-langkah yang

benar, tapi langsung menemukan jarak EG, peneliti mengajukan beberapa

pertanyaan mengenai jarak titik A ke C sebagai berikut :


27

P-002 : kalau saya lihat ini kamu menggunakan rumus Pythagoras tapi
_kenapa tidak di gambar segitiga dalam balok tersebut, baru ini
_EG _dari mana dapat 10?
KAS1-002 : iya karena pake rumus Pythagoras, kalau EG bisa sepuluh
karena dari triple Pythagoras 6 8 10 , 6 kuadrat 36 dan 8
kuadrat 64 dijumlah _100, akar 100, sama dengan 10

Berdasarkan petikan wawancara di atas, subjek menemukan jarak AC

dengan triple Pythagoras. begitu juga soal nomor 2 dan 3, tidak mengalami

kesulitan, dalam mengilustrasikan ke bentuk dimensi tiga kemudian

mengaplikasikan rumus dengan benar dan tepat. ini mengindikasikan subjek

memiliki kemampuan skill.

2. Deskripsi kesulitan siswa berkemampuan tinggi dalam menyelesaikan soal

High Order Thinking Skill Materi Dimensi Tiga pada Kelas 12 IPA SMA

Buq'atun Mubarakah Makassar

Alasan memilih subjek AWD karena peneliti merasa subjek AWD mudah

diajak berkomunikasi sehinggan tidak sulit untuk menanya hal-hal apa sulit pada

soal high order thinking skill dimensi tiga.

a. kesulitan mengingat fakta


28

Gambar 4.5 Penggalan jawaban subjek AWD

Berdasarkan Gambar di atas, terlihat bahwa subjek, mampu menyelesaikan

masalah-masalah, yang termasuk kesulitan mengingat fakta, seperti akar, bilangan

kuadrat penyederhanaan akar, untuk lebih menguatkan hasil analisis tes maka

dilakukan wawancara, berdasarkan hasil wawancara sebagai berikut:

P1-007 : kalau akar-akar tau?


AWD1-007 : iya tau
P1-008 : kalau akar 100?
AWD1-008 : kalau akar seratus, 10
P1-009 : kalau akar 64?
AWD1-009 : kalau akar 64, 8
P1-010 : kalau akar 144?
AWD1-010 : kalau 144, tunggu di, 14, 12 (berpikir)
P1-011 : kalau 123 dibagi 25
AWD1-011 : 4 eh 5 (diam sejenak)

Hasil wawancara di atas, membuktikan bahwa subjek mampu

menyelesaikan permasalahan akar dan operasi pembagian, yang ditanyakan ketika

diwawancarai, Dari hasil tes high order thinking skill dan petikan wawancara ke 7

sampai 11 tersebut mengindikasikan bahwa subjek mampu memahami fakta.


29

b. Kesulitan Memahami Konsep

Gambar 4.6 Hasil gambaran subjek KAS

Berdasarkan Gambar 4.6, terlihat bahwa subjek AWD mampu menggambar kubus

dan balok, nomor soal satu dan dua, untuk lebih menguatkan hasil analisis tes

maka dilakukan wawancara, berdasarkan hasil wawancara sebagai berikut:

P1-001 : saudara wahid di, saya ingin mewawancarai, kalau ini tom
_kenapa di titik di E?
AWD1-001 : Karena tom di titik E, karena terletak di sudut atas ruangan
P1-002 : baru Jerry kenapa di C?
AWD1-002 : sedangkan saya simpan jerry di titik C karena di soal kita
disuruh _simpan di bawah ruangan jarak terjauh antara tom dan
jerry
P1-003 : iya di jadi yang terjauh dari E adalah C, paham nomor 1 di?
AWD1-003 : iya paham
P2-012 : kalau nomor dua paham, kenapa pot buka di B?
AWD2-012 : iya paham, bisa ditaruh di sudut mana saja
P1-013 : baru cari?
AWD2-013 : sudut terjauh nya
P1-014 : sudut terjauh nya
AWD2-014 : H
30

Berdasarkan hasil petikan wawancara, subjek dapat menjabarkan alasan

peletakan titik sudut awal dan menentukan titik sudut terjauh nya, akan tetapi

ketika di tanya tentang limas pada petikan wawancara ke 15 (AWD2-015) subjek

tidak mengetahuinya apa itu limas, subjek kesulitan memahami nomor 3 karena

subjek tidak tau apa itu limas, sehingga ini mengindikasi subjek kesulitan

memahami objek matematika yang lain, maka diindikasikan terdapat kesulitan

memahami konsep.

c. Kesulitan memahami prinsip

Gambar 4.7 Mengaplikasikan teorema Pythagoras AWD

Berdasarkan gambar 4.7, subjek mampu menggunakan teorema

Pythagoras dengan benar dan tempat, untuk memperkuat penelitian dilakukan

wawancara, pada petikan ke lima(AWD1-005), subjek mampu menjelaskan cara

mencari sisi miring dengan teorema Pythagoras.

d. kesulitan keterampilan (skill)

Berdasarkan hasil jawaban subjek AWD, nomor 1 dan 2 subjek mampu

menyelesaikan soal dengan langkah-langkah yang benar dan tempat, ini


31

mengindikasikan subjek memiliki kemampuan-kemampuan(skill), dalam

menyelesaikan soal kubus dan balok, ketikan nomor 3 subjek tidak mengetahui,

atau tidak memiliki kemampuan dalam menyelesaikan soal yang berhubungan

dengan limas.

3. Deskripsi kesulitan siswa berkemampuan rendah dalam menyelesaikan soal

High Order Thinking Skill Materi Dimensi Tiga pada Kelas 12 IPA SMA

Buq'atun Mubarakah Makassar.

Alasan memilih subjek ABS karena memilih secara acak saja.

a. Kesulitan mengingat fakta

Berdasarkan lembar tes high order thinking skill subjek berkemampuan

rendah adalah subjek ABS, dari hasil tes high order thinking skill, subjek tidak

menjawab satupun soal tes high order thinking skill, hanya menggambar kubus,

pada lembar jawabannya untuk menganalisis kesulitan mengingat fakta, maka

peneliti mencoba mencari kesulitan yang dialami subjek ABS melalui wawancara

sebagai berikut:

P1-001 : Kalau nomor 1 paham?


ABS1-001 : tidak kak
P1-002 : kalau tambah-tambah tau?
ABS1-002 : iya tau
P1-003 : kalau kali-kali, bagi-bagi tau?
ABS1-003 : iya tau
P1-004 : coba kalau 625 dibagi 25 berapa?

ABS1-004 : 120 eh 150 (berpikir sejenak)


32

P1-005 : bukan, berarti dibagi-bagi kurang lancar, kalau akar-akar tau?

ABS1-005 : iya tau

P1-006 : coba kalau akar 144 berapa?

ABS1-006 : 12

P1-007 : berarti kalau akar-akar bisa, kalau akar 100?

ABS1-007 : 10

Berdasarkan hasil petikan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa subjek

ABS, mampu dalam akar, dan menghafal beberapa hasil akar, ini

mengindikasikan tidak terdapat kesulitan dalam akar, pada petikan wawancara

ABS1-004 subjek menjawab dengan keliru ini mengindikasikan terdapat kesulitan

dalam operasi pembagian, termasuk dalam kesulitan mengingat fakta.

b. Kesulitan memahami konsep

Gambar 4.8 Gambar Kubus subjek ABS


33

Pada Gambar di atas menjelaskan bahwa subjek bisa menggambar bangun

ruang untuk memperkuat peneliti kemudian dilakukan wawancara sebagai berikut:

P1-008 : kalau menggambar, kayak ini, nomor satukan, ada gambar

disini, _apa itu kubus, menurut mu?

ABS1-008 : kotak yang di dalam ada ruangan

P1-009 : dimensi tiga, bedanya kubus dengan balok?

ABS1-009 : kalau kubus kotak, rata semua panjangnya pendeknya kalau

balok _beda-beda

P1-010 : kalau gambar limas? tau limas?

ABS1-010 : tidak

P1-011 : kalau tabung?

ABS1-011 : tidak

Berdasarkan petikan wawancara di atas, dapat dilihat subjek mampu

menjelaskan kubus dengan bahasa subjek sendiri(ABS1-008), subjek mampu

membedakan antara kubus dan balok (ABS1-009), sedangkan ketika ditanya

tentang bangun ruang yang lain, subjek tidak mampu menjelaskan apa itu limas,

ini mengindikasikan bahwa subjek kesulitan dalam memahami konsep yang lain.

c. Kesulitan memahami prinsip

Berdasarkan hasil tes subjek pada Gambar 4.7 terlihat subjek tidak

mengerjakan atau menuliskan teorema Pythagoras, untuk memperkuat hasil

penelitian maka dilakukan wawancara, wawancara sebagai berikut:


34

P1-012 : kalau rumus Pythagoras? pernah dengar?

ABS1-012 : pernah

P1-013 : bisa aplikasikan rumus Pythagoras?

ABS1-013 : tidak

Berdasarkan kutipan wawancara di atas, subjek tidak memahami rumus

Pythagoras, ini mengindikasikan bahwa subjek tidak tahu dalam memahami

prinsip.

d. Kesulitan keterampilan (skill)

Dari kesulitan yang sudah dibahas sebelumnya, dari subjek ABS, mulai

dari kesulitan mengingat fakta, memahami konsep dan memahami prinsip, juga

hasil tes high order thinking skill subjek yang tidak menyelesaikan satu soal pun

ini mengindikasikan bahwa subjek juga kesulitan kemampuan skill.

C. Pembahasan

1. Deskripsi kesulitan siswa berkemampuan tinggi dalam menyelesaikan soal

High Order Thinking Skill Materi Dimensi Tiga pada Kelas 12 IPA SMA

Buq’atun Mubarakah Makassar.

Setelah melakukan cek hasil jawaban Siwa pada paparan data, akan

dibahas apa-apa kesulitan yang dialami siswa berkemampuan tinggi mengerjakan

soal High order thinking skill tentang kesulitan mengingat fakta, memahami

konsep, memahami prinsip dan kemampuan skill. Penyelidikan terhadap kesulitan

siswa untuk menjawab penelitian.


35

Menurut paparan hasil jawaban siswa dan hasil responden subjek KAS,

dilihat bahwa hasil jawaban soal satu dan dua menjawab dengan langkah-langkah

benar dan tidak mengalami kesulitan. sehingga peneliti dapat menyimpulkan

bahwa nomor satu dan dua tidak mengalami kesulitan tentang mengingat fakta

mencakup akar, perkalian, dan kuadrat, ditinjau dari tinjauan pustaka, menurut

Widodo yang termasuk kesulitan mengingat fakta adalah lambang-lambang

matematika, sedangkan pada nomor 3 pada hasil tes, subjek mampu

menyederhanakan akar 196 yaitu 7 √ subjek KAS tidak menyederhanakan dalam

bentuk paling sederhana yaitu 14 tapi ketika diwawancarai subjek ingat akar 196

adalah 14, menurut analisis peneliti subjek KAS tidak mengalami kesulitan

mengingat fakta.

Menurut paparan hasil jawaban siswa dan hasil responden subjek KAS,

subjek mampu memahami konsep kubus, balok dan limas dilihat dari hasil tes

subjek mampu menggambarkan kubus, balok dan limas dengan tepat dan benar,

sesuai dengan kesulitan konsep pada penelitian ini ditinjau dari tinjauan pustaka,

konsep ialah mampu menggambarkan atau mengetahui objek matematika, ketika

diwawancarai subjek tinggi mampu membedakan antara kubus dan balok,

sehingga dari analisis peneliti subjek KAS tidak mengalami kesulitan konsep pada

objek matematika kubus, balok dan limas.

Berdasarkan hasil tes dan hasil wawancara, terlihat subjek KAS

mengetahui dan mengaplikasikan secara tepat teorema Pythagoras dengan benar,

ketika diwawancarai subjek mampu menjelaskan teorema Pythagoras dan syarat

digunakan Pythagoras, triple Pythagoras dan sisi miring segitiga sama kaki, pada

penelitian ini yang termasuk memahami prinsip ditinjau dari tinjauan pustaka
36

pada bab 2, mampu menggunakan rumus-rumus atau teorema matematika,

peneliti menganalisis bahwa subjek KAS memahami prinsip.

Berdasarkan pembahasan di atas, tentang mengingat fakta, konsep dan

prinsip subjek KAS, menurut peneliti ketika siswa memahami konsep, memahami

fakta dan juga mengetahui rumus yang digunakan maka siswa mempunyai

kemampuan atau skill untuk menyelesaikannya soal tersebut, terlihat dari nomor 1

dan 2 subjek mampu menyelesaikan dengan benar dan tepat, akan tetapi ketika

nomor 3 subjek KAs mampu menyelesaikan dengan benar tapi karena salah kali

menghasilkan jawaban salah, menurut peneliti itu hanya kesalahan bukan

kesulitan, subjek memiliki kemampuan atau skill.

2. Deskripsi kesulitan siswa berkemampuan sedang dalam menyelesaikan soal

High Order Thinking Skill Materi Dimensi Tiga pada Kelas 12 IPA SMA

Buq’atun Mubarakah Makassar.

Setelah melakukan cek hasil jawaban Siwa pada paparan data, akan

dibahas apa-apa kesulitan yang dialami siswa berkemampuan sedang mengerjakan

soal High order thinking skill tentang kesulitan mengingat fakta, memahami

konsep, memahami prinsip dan kemampuan skill. Penyelidikan terhadap kesulitan

siswa untuk menjawab penelitian.

Menurut paparan hasil jawaban siswa dan hasil responden subjek AWD,

dilihat hasil jawaban soal satu dan dua menjawab dengan langkah-langkah benar

dan tidak mengalami kesulitan. sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa soal

nomor satu dan dua tidak mengalami kesulitan tentang mengingat fakta mencakup

akar, perkalian, dan kuadrat, ditinjau dari tinjauan pustaka, menurut Widodo yang
37

termasuk kesulitan mengingat fakta adalah lambang-lambang matematika, ketika

wawancara ditanya tentang mencakup akar dan pembagian subjek mampu

menjawab dengan benar walau terkadang lama menjawab, peneliti menganalisis

jawaban siswa dan hasil wawancara mengindikasikan subjek AWD memahami

fakta.

Menurut paparan hasil jawaban siswa dan hasil responden subjek AWD,

subjek mampu memahami konsep kubus dan balok, dilihat dari hasil tes subjek

mampu menggambarkan kubus dan balok, ketika diwawancarai subjek AWD

mampu menjelaskan ilustrasikan jarak apa yang dicari pada permasalahan soal

nomor 1 dan 2, akan tetapi pada nomor 3 subjek tidak menggambar limas dari

hasil wawancara subjek AWD mengatakan tidak mengetahui limas, menurut

peneliti dari hasil analisis di atas mengindikasikan bahwa subjek AWD

mengalami kesulitan memahami konsep limas, sesuai dengan tinjauan pustaka

pada bab 2 menurut Widodo, kesulitan memahami konsep adalah tidak

mengetahui objek matematika.

Berdasarkan paparan data dan hasil penelitian, tentang memahami prinsip,

terlihat pada nomor 1 dan 2 subjek mampu menggunakan/menerapkan rumus

Pythagoras dengan tepat dan benar, ketika diwawancarai subjek mampu

menjelaskan tentang teorema Pythagoras, cara mencari sisi miring, ini

mengindikasikan bahwa subjek memahami prinsip, dari analisis peneliti

mengindikasikan bahwa subjek AWD memahami prinsip.

Berdasarkan hasil tes dan wawancara, subjek AWD tentang kesulitan skill,

terlihat subjek memiliki kemampuan dalam menyelesaikan soal nomor 1 dan 2,


38

karena memahami fakta, prinsip dan memahami konsep kubus, balok. akan tetapi

subjek tidak mengerjakan nomor 3 karena tidak memahami konsep limas,

menurut Widodo pada kajian pustaka pada bab 2, untuk mengaplikasikan prinsip

maka harus bisa memahami konsep dan fakta, dari analisis di atas menurut

peneliti subjek AWD mengalami kesulitan skill pada soal limas karena tidak

memahami konsep limas.

3. Deskripsi kesulitan siswa berkemampuan rendah dalam menyelesaikan soal

High Order Thinking Skill Materi Dimensi Tiga pada Kelas XII IPA SMA

Buq’atun Mubarakah Makassar.

Setelah melakukan cek hasil jawaban Siwa pada paparan data, akan

dibahas apa-apa kesulitan yang dialami siswa berkemampuan rendah mengerjakan

soal High order thinking skill tentang kesulitan mengingat fakta, memahami

konsep, memahami prinsip dan kemampuan skill. Penyelidikan terhadap kesulitan

siswa untuk menjawab penelitian.

Menurut paparan hasil jawaban siswa dan hasil responden subjek ABS,

kesulitan memahami fakta, subjek ABS pada lembaran tes hanya menggambar

kubus, maka untuk mencari kesulitan fakta subjek ABS melalui wawancara,

ketika wawancara subjek menjawab dengan benar pertanyaan tentang akar 144

dan 100, menurut peneliti subjek ABS memahami fakta tentang akar, peneliti pun

menanyakan tentang pembagian, subjek ABS menjawab dengan salah, dapat

diindikasikan menurut peneliti subjek ABS kesulitan memahami fakta tentang

operasi pembagian, ditinjau dari tinjauan pustaka kesulitan memahami fakta ialah

kesulitan memahami lambang-lambang matematika atau simbol matematika


39

Berdasarkan hasil tes subjek ABS, subjek mampu menggambar kubus,

ketika wawancarai subjek ABS mampu menjelaskan apa itu kubus dengan

bahasanya sendiri, dan mampu membedakan antara kubus dan balok, menurut

peneliti subjek ABS memahami konsep bangun ruang kubus dan balok, selaras

dengan tinjau pustaka pada bab 2 , untuk memahami konsep harus memahami

objek matematika, bagi peneliti memahami objek matematika tidak perlu

pemahaman tinggi, cukup memperhatikan lingkungan sekitar seperti bentuk

bangunan dan benda yang di sekitar kita.

Berdasarkan paparan data subjek ABS, tentang pemahaman prinsip, subjek

ABS mengalami kesulitan prinsip tentang teorema Pythagoras, ketika

diwawancarai subjek mengatakan bahwa subjek tidak mengetahui apa itu

Pythagoras, menurut peneliti terlihat subjek ABS kesulitan dalam memahami

prinsip teorema Pythagoras.

Berdasarkan hasil tes dan hasil wawancara, tentang kesulitan kemampuan

skill, menurut peneliti subjek ABS tidak memiliki kemampuan skill, dalam

menyelesaikan soal, tidak dapat menganalisis maksud soal high order thinking

skill yang diberikan, dari hasil tes dan hasil wawancara dilakukan memperlihatkan

bahwa subjek ABS kesulitan kemampuan (skill).


BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil paparan data dan pembahasan akan menanggapi

rumusan masalah dan akan menjadi kesimpulan untuk penelitian tentang

“Analisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal high order thinking skill

pada materi dimensi tiga kelas XII a IPA SMA Buq’atun Mubarakah Makassar”,

Antara lain:

1. Hasil analisis subjek kemampuan tinggi, menunjukkan bahwa tidak terdapat

kesulitan, berdasarkan paparan data dan pembahasan subjek berkemampuan

tinggi mampu dalam menyelesaikan soal-soal tes yang diberikan karena

menguasai kemampuan fakta, konsep, prinsip dan kemampuan skill.

2. Hasil analisis subjek berkemampuan sedang, menunjukkan bahwa terdapat

kesulitan, berdasarkan paparan data dan pembahasan kesulitan subjek pada

konsep gambar limas sehingga subjek merasa tidak mampu mengerjakan

soal nomor 3, padahal subjek mengusai fakta, konsep kubus, prinsip dan

kemampuan skill pada nomor 1 dan 2.

3. Hasil analisis subjek berkemampuan rendah, menunjukkan bahwa terdapat

kesulitan, berdasarkan paparan dan pembahasan subjek kesulitan pada fakta,

prinsip dan kemampuan skill dan menguasai konsep matematika.

B. Saran

Berdasarkan analisis penelitian dan kesimpulan, peneliti menemukan

pendapat diantara sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah Sekolah bisa melakukan satu pertemuan khusus untuk membahas

tentang pembuatan soal high order thinking skill, yang diterapkan pada UTS

40
41

dan ujian semester supaya siswa lebih terbiasa dengan soal high order thinking

skill dan juga Bagi memberikan fasilitas berupa bank-bank soal yang sudah

teruji kelayakannya, sehingga soal yang dibuat dapat memberi umpan balik

terhadap proses pembelajaran.

2. Bagi Pendidik Perlu inovasi baru dalam pembelajaran apalagi untuk membantu

kemampuan berpikir tingkat tinggi, di dukung dengan materi dan trik-trik yang

lebih cepat menghasilkan jawaban yang tepat, seperti siswa berkemampuan

rendah memiliki potensi tapi karena tidak didukung dengan wawasan tentang

konsep limas dia tidak menjawab nomor 3, sedangkan siswa kemampuan

rendah lebih perlu penjelasan yang lebih mendalam tentang fakta dan prinsip

promblenya lebih banyak memutuhkan waktu.

3. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai rujukan dan masukan pada penelitian

selanjutnya. dan masih banyak yang perlu disempurnakan dalam skripsi ini
DAFTAR PUSTAKA
Permendikbud Republik Indonesia Nomor 22 (2016), Tentang Kurikulum Di Indonesia
R. Arifin Nugroho. 2019. Higher Order Thinking Skills. Jakarta : Gramedia
Pusat Penilaian Pendidikan. 2019. Laporan Hasil Ujian Nasional. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Widodo, dkk. 2017. Analisis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-SoalPada Materi SPLDV
di SMPN 5 Lubuklinggau. Lubuklinggau: STKIP-PGRI Lubuklinggau
Abdullah, Ridwan Sani. 2019. Pembelajaran Berbasis HOTS. Tanggerang: Tira
Smart
Pendidikan dan Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas. 2017. Panduan Penilaian.
Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Idris Harta. 2014. Fakta, Konsep, Prinsip, dan Prosedur dalam
Matematika,(Online).(http://aisadidah.blogspot.com/2014/10/fakta-konsep-prinsip-
dan-prosedur-dalam.html, diakses 9 November 2021)
Yulianto. 2015. Menangani Kesulitan Belajar Pada Anak Diskalkulia. Yogyakarta: Relasi
Inti Media Group.
Puspitasari, dkk. Tanpa Tahun. Analisis Kesulitan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita
Materi SPLDV Di SMP Pontianak. Pontianak: Program Studi Pendidikan
Matematika FKIP Untan.

Kristianti. 2017. Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi
Kubus dan Balok Pada Siswa KElasVIII SMP Institut Indonesia. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma

Saputra, Hatta. 2016. Pengembangan Mutu Pendidikan Menuju Era Global: Penguatan
Mutu Pembelajaran dengan Penerapan HOTS (High Order Thinking Skills).
Bandung: SMILE’s Publishing.

Hamidah, Luluk. 2018. Higher Order Thinking Skills (seni melatih kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Yogyakarta: Hijaz Pustaka Mandiri
Lewis, Arthur, & david, smith. 2015. Define Higher Order Thinking Skill. JSTOR:
Taylor & Francis,Ltd.

Sumaryanta. 2018. Penilaian HOTS dalam Pembelajaran Matematika. Yogyakarta:


Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education

42
43

Mitri, Hilaria. 2016. Analisisi Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi Pada Mata Pelajaran
Ekonomi Di SMAN 8 Yogyakarta.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Lailly, Nurrochmah, dkk. 2015. Analisis Soal Tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS).
Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Hidayati, Ulfah, Arini. 2017. Melatih Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam
Pembelajaran Matematika Pada Siswa Sekolah Dasar. Yogyakarta: Pascasarjana
UNY.

Yuniar, Maharani, dkk. 2015. Analisis HOTS (Higher Order Thinking Skill) Pada Soal
Objektif Tes Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas V SDN 7
Ciamis. Ciamis: Universitas Pendidikan Indonesia.

Widana, Wayan. 2015. Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill.
Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Forster, Margareth. Tanpa tahun. Higher Order Thinking Skill. Australia: ACER
Press

PISA. 2016. Programme For International Student Assessment (PISA) Result From PISA
2015. Paris: OECD.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama

Putri, dkk. 2015. keefektifan strategi react ditinjau dari prestasi belajar,kemampuan
penyelesaian masalah, koneksi matematis, self efficacy. (Online), Vol. 2, No. 2,
(http://journal.uny.ac.id/index.php/jrpm/index diakses 18 Agustus 2019).
44

Lampiran
45

1. Kisi-kisi soal Kemampuan Awal


Mata Pelajaran : Matematika
Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Materi Pokok : Dimensi Tiga
Alokasi Waktu : 45 Menit

Kompetensi Indikator Bentuk Nomor


No Indikator Kesulitan
Dasar Materi Soal Soal
3. kesulitan
dalam
mengingat
Menyebutkan fakta
1 unsur-unsur Uraian 1
bangun ruang 4. kesulitan
memahami
konsep,

3. kesulitan
dalam
mengingat
fakta
Mendeskripsikan Menyebutkan
2 jarak dalam unsur-unsur Uraian 2
ruang (antar bangun ruang 4. kesulitan
titik, titik ke memahami
garis,) konsep,

3. kesulitan
dalam
mengingat
Menyebutkan fakta
3 unsur-unsur Uraian 3
bangun ruang 4. kesulitan
memahami
konsep,

Menentukan 5. kesulitan
Uraian 4
4 jarak suatu
titik ke garis dalam
46

mengingat

fakta,

6. kesulitan

memahami

konsep,

7. kesulitan

dalam

memahami

prinsip,

8. kesulitan

skill

5. kesulitan

dalam

mengingat

fakta,

6. kesulitan

Menentukan memahami
Uraian 5
5 jarak suatu
titik ke garis konsep,

7. kesulitan

dalam

memahami

prinsip,

8. kesulitan
47

skill

2. Soal Kemampuan Awal dan Alternatif Jawaban


1. Berapakah jumlah sisi/bidang yang terdapat pada kubus ?
2. Berapakah jumlah titik sudut yang terdapat pada kubus ?
3. Berapakah jumlah rusuk yang terdapat pada kubus ?
4. Diketahui kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 12 cm. Hitunglah
jarak titik D ke garis BF !
5. Diketahui kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 12 cm. Hitunglah
jarak titik B ke garis EG !

No jawaban skor
1 6 10
2 8 10
3 12 10
4 Menggunakan teorema pythagoras 35

BD2 = 288
BD = √288 = 12√2 cm
5 Missal titik tengah garis EG adalah P maka jarak yang 35
dicari B KE P

BP = √216 = 6√6 cm

Jadi, jarak titik B ke garis EG adalah 6√6 cm

3. Kisi-kisi Soal High Order Thinking Skill


Mata Pelajaran : Matematika
48

Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)


Materi Pokok : Dimensi Tiga
Alokasi Waktu : 45 Menit

Kompetensi Indikator Bentuk Nomor


No Indikator Kesulitan
Dasar Materi Soal Soal
1. kesulitan
dalam
mengingat
fakta,
(Notasi dan
lambang
matematika)
2. kesulitan
memahami
konsep,
(objek
Menentukan
matematika) Uraian 1
1 jarak antar
titik ke titik 3. kesulitan
Mendeskripsikan dalam
jarak dalam memahami
ruang (antar prinsip,
(rumus,
titik, titik ke
teorema)
garis, dan titik
ke bidang) 4. kesulitan skill
(kemampuan
menjawab
dengan tepat
dan benar)

1. kesulitan
dalam
mengingat
fakta,
Menentukan (Notasi dan
2 jarak titik ke lambang Uraian 2
garis matematika)
2. kesulitan
memahami
konsep,
(objek
49

matematika)
3. kesulitan
dalam
memahami
prinsip,
(rumus,
teorema)
4. kesulitan skill
(kemampuan
menjawab
dengan tepat
dan benar)

1. kesulitan
dalam
mengingat
fakta,
(Notasi dan
lambang
matematika)
2. kesulitan
memahami
konsep,
Menentukan (objek
matematika) Uraian 3
3 jarak titik ke
biang 3. kesulitan
dalam
memahami
prinsip,
(rumus,
teorema)
4. kesulitan skill
(kemampuan
menjawab
dengan tepat
dan benar)

4. Soal high order thinking skill dan Alternatif Jawaban


50

1. Diketahui sebuah ruangan berbentuk balok dengan ukuran panjang 8 m,

lebar 6 m dan tinggi 4 m. Jika seekor kucing bernama Tom terletak di

salah satu titik sudut di bagian atas ruangan, dan seekor tikus bernama

Jerry terletak di salah satu titik sudut di bagian bawah ruangan, maka jarak

terjauh yang mungkin antara Tom dan Jerry adalah ...

2. Sebuah ruangan berbentuk kubus rusuknya 6 jika pot bunga terletak

disalah satu sudut ruangan, Hitunglah jarak pot Bunga dengan sudut

ruangan terjauh nya …

3. Atap rumah cara gudang (rumah adat Sumatra selatan) berbentuk limas

persegi, panjang sisi miring atap 25 cm dan panjang rusuk plafonnya

7√ Jarak atap tertingginya dengan plafon adalah

Sko Tota
No Jawabannya
r l
51

H G
F
E
4 Kesulitan Konsep
15

(Menggambar)
D C
6
A 8 B
(AG = (AC Kesulitan prinsip
(teorema)
Sebelum itu mencari jarak titik A ke titik C

dengan teorema Pytagoras


C

1 35

A D

20
AC = √

AC = √

AC = √

Fakta (akar, kuadrat,


AC = √
operasi bilangan)

AC = 10

(AG = (AC

AG = √
52

AG = √

AG = √

AG = √

AG = √

AG = √

Jadi jarak tom ke jerry yg paling jauh adalah √

Kesulitan skill
(Menjawab dengan
tepat dan benar)

Misal kita letakan pot bunga di titik C titik sudut

terjauh adalah E H G
E F Kesulitan Konsep

6 (Menggambar)
15

2 D C 35

6
A 6 B

Jarak titik B ke titik sudut H

20

E
53

CE = √

Kesulitan prinsip
CE = √ √
(teorema)

CE = √
Fakta (akar, kuadrat,
operasi bilangan)
CE = √

CE = √

CE = √

Jadi jarak pot bunga dengan sudut terjauh

ruangan tersebut yg dihadapannya √


Kesulitan skill
(Menjawab dengan
tepat dan benar)

Kesulitan Konsep
3 10 30
D
(Menggambar)
C

A T’
B
54

Kesulitan prinsip
(teorema)
√ √ √

Fakta (akar, kuadrat,


operasi bilangan)


Kesulitan skill
√ √
(tepat,benar)
55

5. Pedoman Wawancara

1. Kesulitan menyelesaikan soal High Order Thinking Skill

Dalam mengerjakan soal matematika ada aturan dan

kesepakatan yang jelas. Yang perlu dipahami dalam mengerjakan soal

matematika, kesulitan siswa dalam mengerjakan soal matematika

ketika siswa tidak mengetahui kesepakatan matematika, lambang-

lambang matematika (fakta), objek matematika (konsep), rumus-rumus

matematika (prinsip), kemampuan menyelesaikan soal matematika

(skill)

2. Tujuan wawancara

Untuk menggali dan mendapatkan informasi dari subjek

penelitian yang termasuk kategori berkemampuan tinggi, sedang

dan rendah masing-masing tingkatan 1 subjek sehingga total 3

subjek, untuk melengkapi informasi/data yang dikumpulkan dari

teknik pengumpulan data lainnya.

3. Metode wawancara

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan wawancara

tidak terstruktur. Metode wawancara tidak terstruktur ini

digunakan untuk mendapat data tentang hambatan dan kesulitan

mengerjakan soal High order thinking skill

4. langkah - langkah pelaksanaan wawancara

1. perkenalan antara siswa dengan penanya

2. menyediakan lembar soal high order thinking skill yang ingin

diselesaikan dan ditanyakan kesulitannya kepada narasumber.


56

3. kemudian menyimpulkan semua jawaban menjadi ringkasan.

5. Indikator kesulitan

1. Dikatakan kesulitan mengingat fakta ketika siswa tidak mengetahui

kesepakatan dan lambang-lambang matematika.

2. Dikatakan kesulitan memahami konsep ketika dia tidak bisa

menjelaskan dan menggambar objek matematika,

3. Dikatakan kesulitan dalam memahami prinsip ketika dia tidak

memahami teorema/rumus matematika,

4. Dikatakan kesulitan skill ketika tidak memiliki keterampilan dalam

menyelesaikan soal matematika dengan tepat dan benar.


57

6. Lembaran Hasil Jawaban Siswa Tes kemampuan Awal

nomor soal
Inisial skor tingkatan

NO Nama 1 2 3 4 5
1 Abd Wahid AWD 20 20 20 20 0 80 sedang
Abdullah
2 Fauzan AFN 20 20 20 0 0 60 rendah
3 Abdussalam ABS 20 20 20 0 0 60 rendah
4 Achmad Fakhri AFI 20 20 20 0 0 60 rendah
Adi Affan
5 Asrin AAA 20 20 20 10 0 70 rendah
6 Ahmad Dzaki ADZ 0 0 0 0 0 0 rendah
Ahmad Fauzi
7 Ramlan AFR 20 20 20 20 20 100 tinggi
Akmal Mufid
8 Abubakar AMA 20 20 20 20 0 80 sedang
Alief Fiqram
9 AM AFA 20 20 20 0 0 60 rendah
AM Rezkyana
10 Daffasa ARD 20 20 20 20 10 90 tinggi
11 Awaluddin Nur ANR 20 20 20 20 0 80 sedang
Galang Nur
12 Khalik GNK 20 20 20 0 0 60 rendah
13 Ghafir Al GAL 20 20 20 20 10 90 tinggi
Hamdan
14 Azalym HAM 20 20 20 0 0 60 rendah
Khajar Asywad
15 sukri KAS 20 20 20 20 20 100 tinggi
16 Miftahul Khaer MKR 20 20 20 0 0 60 rendah
Muadz Abd
17 Rasyid MAR 20 20 20 0 0 60 rendah
Muh Al Zaqi
18 Syam MAS 20 20 20 0 0 60 rendah
Muh Amar
19 Habib Al-qodry MAH 20 20 20 0 0 60 rendah
Muh Iksan
20 Akmal MIA 20 20 20 20 10 90 tinggi
Muhammad
21 Idil MIL 20 20 20 20 0 80 sedang
Muhammad
22 Syafiqurrahman MSN 20 20 20 0 0 60 rendah
Rahmat Fajar
23 Nur RFN 20 20 10 0 0 50 rendah
Rian Fadli
24 Bafadhal RFB 20 20 20 20 10 90 tinggi
58

1. Abd Wahid (AWD)


59

2. Abdullah Fauzan
60

3. Abdussalam (ABS)
61

4. Achmad Fakhri
62

5. Adi Affan Asri


63

6. Ahmad Dzaki
64

7. Ahmad Fauzi Ramlan


65

8. Akmal Mufid Abubakar


66

9.Alief Fiquram A.M


67

10. A.M Rezkyano Daffasa


68

11. Awaluddin Nur


69

12. Galang Nur Khalik


70

13. Ghafir Al
71

14. Hamdan Azalym


72

15. Khajar Asywad S


73

16. Miftahul Khaer


74

17. Muadz Abd Rasyid


75

18. Muh. Alzaqi Syam


76

19. Muh Amar Habib Al-qodry


77

20. Muh. Ikhsan Akmal


78

21. Muhammad Idil


79

22. Muhammad Syafiqurrahman


80

23. Rachmat Fajar nur


81

24. Rian Fadli Bafadhal


82

7. Lembaran Hasil Tes High Order Thinking Skill


1. Subjek KAS
83
84

2. Subjek AWD
85
86

3. ABS
87

8. Hasil Wawancara
1. Subjek KAS
P1-001 : saya ingin bertanya ini bidang ABCD bagian atas, bidang EFGH
dibawa sedangkan nomor 2 berbeda titik sudutnya, apakah
penamaan atau apakah ?
KAS1-001 : random ji itu kak
P-002 : kalau saya lihat ini kamu menggunakan rumus phytagoras tapi
_kenapa tidak di gambar segitiga dalam balok tersebut, baru ini EG
_dari mana dapat 10 ?
KAS1-002 : iye karena pake rumus phytagoras, kalau EG bisa sepuluh karena
_dari tripel pythagoras 6 8 10 , 6 kuadrat 36 dan 8 kuadrat 64
dijumlah 100, akar 100, sama dengan 10
P1-003 : apa itu phytagoras ?
KAS1-003 : A kuadrat ditambah B kuadrat sama dengan C kuadrat
P1-004 : C yg kamu sebut sisi miring ?
KAS1-004 : iye kak C sisi miringnya
P1-005 : salah satu sudutnya bernilai ?
KAS1-005 : bernilai 90 derajat?
P1-006 : ini juga nomor 2 dari mana langsung dapat panjang AC 6 akar 2 ?
KAS1-006 : kalau sama ji sisinya kak langsung dikasih akar 2 dibelakang
_angka sisinya
P2-007 : oh berlaku untuk segitiga sama kaki, kalau apa bedanya kubus
_dan balok?
KAS2-007 : kalau kubus semua Panjang sama sedangkan balok berbeda
P-008 : jadi sudah gak sulit pembahas rumus phytagoras ketika SMP dan
SMA dih ?
KAS1-008 : iye tapi waktu smp masih bingung tentang mengakar
P1-009 : tidak dijelaskan tentang mengakar dengan menggunakan pohon
faktor?
KAS1-009 : dijelaskan ji tapi yang mengakar langsung
P3-010 : ini soal nomor 3 kenapa tidak langsung di akar kenapa
disederhanakan
88

KAS3-010 : ooo kulupai seharusnya 14 itu


P3-011 :sama ji iyah cuma akar 4 tidak di akarkan ,terima kasih waktunya
KAS3-011 : iye ye
2. Subjek AWD
P1-001 : saudara wahid dih, saya ingin menwawancarai, kalau ini tom
_kenapa di titik di E ?
AWD1-001 : karena tom di sudut e, karena terletak di sudut atas ruangan
P1-002 : baru dijerry kenapa di C ?
AWD1-002 : sedangkan saya simpan jerry di titik C karena disoal kita disuruh
_simpan di bawah ruangan jarak terjauh antara tom dan jerry
P1-003 : iyo dih jadi yang terjauh dari E adalah C, paham nomor 1 di?
AWD1-003 : iye paham ji
P1-004 : kalau rumus phytagoras paham ji, apa itu pytagoras
AWD1-004 : iye paham ji
P1-005 : kalau sisi miring yang dicari
AWD1-005 : dipangkat dua kan sisi yang lain baru di akarkan
P1-006 : dari smp di tau di
AWD1-006 : iye
P1-007 : kalau akar-akar tau ?
AWD1-007 : iya tau
P1-008 : kalau akar 100 ?
AWD1-008 : kalau akar 100, sepuluh
P1-009 : kalau akar 64
AWD1-009 : 64, 8
P1-010 : kalau akar 144
AWD1-010 : kalau 144, tunggu dih, 14, 12
P1-011 : kalau 125 bagi 25
AWD1-011 : 4 ehh 5, 5
P2-012 : kalau nomor dua paham ji, kenapa pot buka di B ?
AWD2-012 : iye paham ji, bisa ditaruh di sudut mana saja
89

P1-013 : baru cari?


AWD2-013 : sudut terjauhnya
P1-014 : sudut terjauhnya
AWD2-014 : H
P2-015 : kalau nomor 3 ini kenapa ?
AWD2-015 : kurang paham belum dipelajari
P2-016 : oh belum pih dipelajari di, padahal pake rumus phytagoras bisa,
_terimah kasih waktunya
AWD2-016 : iye sama-sama

3. Subjek ABS
P1-001 : Kalau nomor 1 paham ?
ABS1-001 : tidak kak
P1-002 : kalau tambah-tambah tau ?
ABS1-002 : iya tau
P1-003 : kalau kali-kali, bagi-bagi tau?
ABS1-003 : iya tau
P1-004 : coba kalau 625 bagi 25 berapa ?
ABS1-004 : 120 eh 150
P1-005 : bukan, berarti dibagi-bagi kurang lancar, kalau akar-akar tau?
ABS1-005 : iye tau
P1-006 : coba kalau akar 144 berapa?
ABS1-006 : 12
P1-007 : berarti kalau akar-akar bisa, kalau akar 100 ?
ABS1-007 : 10
P1-008 : berarti bisa ji dih, kedua konsep, kalau menggambar, kayak ini,
_nomor satukan ada gambar disini, apa itu kubus, menurutmu ?
ABS1-008 : kotak yang di dalam ada ruangan
P1-009 : dimensi tiga, bedanya kubus dengan balok?
90

ABS1-009 : kalau kubus kotak, rata semua panjangnya pendeknya kalau


_balok beda-beda
P1-010 : kalau gambar limas ? tau limas?
ABS1-010 : tidak
P1-011 : jarak terjauhnya
ABS1-011 : tidak
P1-012 : kalau rumus phytagoras ? pernah dengar ?
ABS1-012 : pernah
P1-013 : bisa aplikasikan rumus phytagoras ?
ABS1-013 : tidak
P1-014 : makasih nah
ABS1-014 : iye
91

9. Surat penelitian
92
93

10. Dokumentasi
94

11. surat pendukung lainnya


95
96
97
98
99
100

12. Surat Keteragan Bebas Plagiat dan perbab


101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111

RIWAYAT HIDUP
Muh. Hidayatullah. Dilahirkan di Kota Makassar pada

tanggal 9 Maret 1997, dari pasangan Ayahanda Muri Hamsah,

S.Pd dan Ibunda Nuraedah, S.Pd. Penulis masuk sekolah dasar

pada 2003 di SD Berbantuan Muhammadiyah 2 Berua Kota

Makassar dan tamat tahun 2009, tamat SMPS Buq’atun

Mubarakah Makassar tahun 2012, dan tamat SMAS Buq’atun Mubarakah

Makassar tahun 2015. Penulis melanjutkan Pendidikan pada Program Strata Satu

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

dan selesai tahun 2021

Anda mungkin juga menyukai