Anda di halaman 1dari 13

Nama : Muhammad Ikhsan

Kelas : IV. C

Prodi : PAI

Tugas : Inovasi Pendidikan

1. Jelaskan bagaimana perkembangan inivoasi dalam pembelajaran sekarang


berdasarkan pengalaman belajar anda dan inovasi pada bidang apa yang paling
dibutuhkan saat ini berdasarkan teori belajar (sebut dan jelaskan teori belajar yang
mendukung penjelasan)!
Jawaban :

Berbicara tentang perkembangan inovasi pembelajaran saat ini, kita dapat merasakan
di sekeliling kita bahwa perkembangan inovasi pembelajaran saat ini berkembang cukup
pesat, dikarenakanDalam 2 tahun terakhir proses belajar- mengajar berubah secara signifikan
akibat adanya pandemi covid-19. Sebelum adanya pandemi murid dan guru dapat belajar
dengan cara tatap mukanamun kini proses tatap muka mulai dibatasi bahkan dihentikan. Hal
ini pula yang mengakibatkan adanya dorongan kepada pemerintah di Indonesia untuk
membuat inovasi di bidang pendidikan yang lebih cocok pada masa pandemi. Sekarang ini,
inovasi pun berkembang dari berbagai sektor dari sektor kehidupan, tak terkecuali pun dalam
sektor pendidikan. Sebagaimana diketahui bersama, untuk mencegah penyebaran Covid-19,
Pemerintah menganjurkan sekolah hingga universitas untuk melakukan proses pembelajaran
jarak jauh (PJJ) atau remotelearning. Hal demikian ini termasuk dari bagian inovasi
pembelajaran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi penularan covid 19.

Di sinilah pentingnya orangtua, guru, dan murid bersinergi untuk mengoptimalkan


pembelajaran melalui penggunaan teknologi.Murid bisa belajar secara daring dengan
pendampingan guru, sementara orang tua bisa membantu memonitor perkembangan belajar
anak. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap
muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia.Segala bentuk materi pelajaran
didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga
dilaksanakan secara online. Walau begitu, inovasi tak selalu berjalan mulus alias ada saja
kendala yang dihadapi mulai dari guru maupun orang tua yang gagap teknologi sampai
dengan kesenjangan akses internet dan terbatasnya media belajar.Untuk mengatasinya,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan inovasi dan
memberikan bermacam perbaikan sistem pembelajaran, di antaranya, kebijakan penggunaan
dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan penayangan program Belajar dari Rumah yang
disiarkan di TVRI bagi guru-murid dengan keterbatasan internet.

Sistem PJJ masih terus dikaji agar lebih fleksibel dan sejalan dengan kebijakan
Merdeka Belajarreformasi sistem pendidikan yang belum lama ini dicanangkan
Kemendikbud. Konsep ini memberikan kemerdekaan bagi tiap unit pendidikan untuk
berinovasi, salah satunya, ya melalui teknologi. Sampai dengan saat ini inovasi pembelajaran
terus berkembang pesat di dunia pendidikan mengigatkita sudah dalam newnormal, banyak
sekali inovasi-inovasi yang di lakukan oleh pemerintah maupun lembaga pendidikan untuk
mengembangkan dan memajukan pendidikan di Indonesia.

Adapun bidang yang sangat perlu di lakukan inovasi saat ini adalah bidang
pendidikan dan ekonomi mengingat pendidikan dan ekonomi adalah dua bidang Paling urjen
(penting) saat-saat ini, dikarena Keduanya yang menentukan keberlanjutan, kemajuan, dan
keberhasilan pada suatubernegara, oleh karena itu perlu sekali kita melakukan inovasi-inovasi
yang dapat menunjang kemajuan pendidikan dan ekonomi dengan kita memperhatikan Teori-
Teori Belajar.

Adapun teori-teori belajar itu di antara lain adalah :

A. Teori Kognitif

Teori kognitif mulai berkembang pada abad 20-an. Secara sederhana teori ini
menggambarkan bahwa belajar adalah aktivitas internal yang terdiri dari beberapa proses,
seperti pemahaman, mengingat, mengolah informasi, problem solving, analisis, prediksi, dan
perasaan.Ada juga yang menggambarkan bahwa teori belajar kognitif itu ibarat komputer.
Proses awalnya dimulai dengan input data, kemudian mengolahnya hingga mendapatkan
hasil akhir. Beberapa tokoh yang berperan mengembangkan teori ini adalah Jean Piaget,
Bruner, dan Ausubel.Dalam proses belajar mengajar di sekolah, contoh penerapan teori
kognitif adalah guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik serta
memberi ruang bagi mereka untuk saling bicara serta diskusi dengan teman-temannya.
B. Teori Behavioristik

Teori yang dianut sejumlah ilmuwan, seperti Gage dan Berliner ini menyatakan bahwa
sebuah pengalaman mampu mengubah tingkah laku (kebiasaan atau proses berpikir)
seseorang sebagai hasil proses belajar dari pengalaman itu sendiri. Untuk mengaplikasikan
teori ini, seorang guru perlu melakukan beberapa proses, seperti memberikan dorongan
supaya muridnya dapat merasakan rasa ingin tahu, melakukan stimulus guna memperoleh
respons siswa, dan melakukan penguatan (reinforcement)pengulangan stimulus dalam bentuk
berbeda. Teoribehavioristik dinilai terlalu fokus pada pendidik. Jadi, tantangannya adalah
guru harus lebih kreatif dalam menyampaikan suatu materi agar siswa tidak bosan.

C. Teori Humanis

Teori belajar selanjutnya adalah humanistik yang berkembang dari teori behavioristik.
Tokoh dari teori humanis adalah CarlRogers dan Abraham Maslow. Dilihat dari definisinya,
teori humanis adalah metode pembelajaran yang fokus pada peserta didik guna
mengembangkan potensinya. Ada beberapa faktor yang mendukung teori humanis, yaitu
peran kognitif (pemahaman) seseorang tentang ilmu pengetahuan, dan peran afektiffaktor
mental yang membentuk individu.Dengan mengaplikasikan teori humanis, siswa akan merasa
senang selama proses belajar dan bisa menguasai materi dengan gampang.

D. Teori Konstruktif

Konstruktif sejatinya sudah ada dari dulu, namun masih digunakan sampai sekarang
karena bersifat efektif dan mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan zaman. Lewat
teori konstruktif, peserta didik diajak untuk mendalami pengetahuan secara bebas atau juga
bisa memaknainya sesuai pengalaman.Dalam praktiknya, siswa akan diberi ruang untuk
membuat ide atau gagasan menggunakan bahasanya sendiri. Dampaknya, lewat penjelasan
yang familier, orang lain diharapkan mampu menerima ide yang disampaikan dan
merangsang imajinasinya.

E. Teori Gestalt

Teori Gestalt merupakan percabangan dari teori kognitif. Teori ini muncul dari buah
pikiran seorang psikolog Jerman, yaitu Max Wertheimer. Dalam teori gestalt, proses belajar
seseorang dimulai dari mendapatkan informasi, kemudian melihat strukturnya secara
menyeluruh. Setelah itu, proses dilanjutkan dengan menyusun kembali informasi yang
didapat dalam struktur yang lebih sederhana hingga individu tersebut mampu memahami
informasi yang coba disampaikan.

Menariknya, konsep ini tak hanya diaplikasikan dalam proses belajar mengajar antar guru
dan murid, tapi juga biasa dimanfaatkan dalam proses desain.Demikian 5 teori belajar paling
terkenal dalam dunia psikologi pendidikan. Memasuki abad 21, muncul teori baru yang
disebut sebagai pembelajaran abad 21. Teori ini dirancang khusus agar sesuai dengan
kebiasaan generasi milenial yang hidup serba modern akibat berkembangnya teknologi secara
pesat.Di dalam pembelajaran abad 21, Anda akan mengenal 4 konsep utama, yaitu kerja
sama, komunikasi, berpikir kritis dan problem solving, serta daya cipta dan inovasi. Melalui
konsep tersebut, harapannya peserta didik bisa mencapai masa depan yang cemerlang.

2. Jelasakn gambar dibawah ini berdasarkan konsep inovasi pendidkan!


Jawaban :

A. Evalusi Pendidikan

Evaluasi adalah pembuatan pertimbangan menurut suatu perangkat kriteria yang


disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan. Menurut TR Marison ada tiga faktor yang
penting dalam konsep evaluasi yaitu pertimbangan (judgement), deskripsi objek penilaian
dan kriteria yang tertanggungjawab (defensiblecriteria).Evaluasi pendidikan diartikan dengan
proses untuk memberikan kualitas yaitu nilai dari kegiatan pendidikan yang telah
dilaksanakan, yang mana proses tersebut berlangsung secara sistematis, berkelanjutan,
terencana, dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur.

Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam bahasa Arab;
al-taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti; penilaian. Akar katanya adalah value; dalam bahasa
Arab; al-qimah; dalam bahasa Indonesia berarti; nilai. Menurut Stufflebeam, mendefinisikan
evaluasi sebagai “The processofdelineating, obtaining, and providing usefulin formation for
judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan,
memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif
keputusan.Adapun dari segi istilah pengertian Evaluasi dikemukakan oleh EdwindWandt dan
Gerald W. Brown “Evaluationrefertotheactorprocesstodeterminingthevalueofsomething”.
Menurutnya evaluasi itu mengandung pengertian suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu. Sedangkan menurut SuharsimiArikunto dalam bukunya dasar-
dasar evaluasi pendidikan, yang menyatakan kita tidak dapat mengadakan penilain sebelum
kita mengadakan pengukuran.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi pendidikan adalah suatu
metode yang paling efektif dalam menentukan/memecahkan masalah yang berkenaan
pendidikan yang akan menjadi landasan untuk perbaikan mutu pendidikan. Perkembangan
konsep penilaian pendidikan yang pada saat ini menunjukkan arah yang lebih luas. Konsep-
konsep tersebut pada umumnya berkisar pada pandangan sebagai berikut :

a. Penilaian tidak hanya diarahkan kepada tujuan-tujuan pendidikan yang telah


ditetapkan, tetapi juga terhadap tujuan-tujuan yang tersembunyi, termasuk efek
samping yang mungkin timbul

b. Penilaian tidak hanya melalui pengukuran perilaku siswa, tetapi juga melakukan
pengkajian terhadap komponen-komponen pendidikan, baik masukan, proses maupun
keluaran

c. Penilaian tidak hanya dimaksudkan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan-tujuan


yang telah ditetapkan, tetapi juga untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan tersebut
penting bagi siswa dan bagaimana siswa mencapainya

d. Mengingat luansya tujuan dan objek penilaian, maka alat yang digunakan dalam
penilaian sangat beraneka ragam, tidak hanya terbatas pada tes, tetapi juga alat penilian
bukan tes

Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pendidikan

 Fungsi Evaluasi Pendidikan


Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki
tiga macam fungsi pokok, yaitu menguukur kemajuan, penunjang penyusunan
rencanan dan memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.Evaluasi sebagai
suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok,
diantaranya :

a. Mengukur kemajuan, dalam hal ini setidak-tidaknya ada dua macam kemungkinan
Hasil yang diperoleh yaitu menggembirakan dan yang tidak menggembirakan.

b. Menunjang penyusunan rencana, dengan adanya hasil yang diperoleh dapat


menunjang para evaluator untuk melakukan perencanaan ulang (re-planning) atau
perencanan baru. Evaluasi secara berkesinambungan, akan membuka peluang bagi
evaluator untuk membuat perkiraan (estimation).

c. Memperbaiki atau atau melakukan penyempurnaan kembali, atas dasar hasil


evaluasi yang diperoleh, evaluator perlu memperbaiki dan melakukan
penyempurnaan-penyempurnaan, perbaikan-perbaikan yang menyangkut
organisasi, tata kerja, dan bahkan tujuan organisasi tersebut.

 Tujuan Evaluasi Pendidikan

Menurut Anas Sudijono, tujuan evaluasi pendidikan terbagi menjadi dua yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus.

a. Tujuan umum adalah evaluasi pendidikan bertujuan untuk memperoleh data


pembuktian, yang akan menjadi petunjuk sampai di mana tingkat kemampuan dan
tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan kurikuler serta bertujuan
untuk mengukur, menilai tingkat efektifitas mengajar dan metode yang telah
diterapkan oleh pendidik dalam proses pendidikan.

b. Tujuan khusus adalah evaluasi pendidikan bertujuan untuk memberikan rangsangan


kepada peserta didik dalam menempuh program pendidikan (memunculkan sikap
untuk memperbaiki dan menigkatkan prestasi), serta bertujuan untuk mencari dan
menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan atau ketidakberhasilan peserta
didik dalam melaksanakan proses pendidikan.Lebih singkatnya, Worten, Blaine R,
dan James R, Sanders dalam buku Farida Yusuf Tayibnapis berjudul “Evaluasi
Pendidikan dan Instrumen Evaluasi“ merumuskan tujuan evaluasi pendidikan
sebagai berikut :

1. Membuat kebijaksanaan dan keputusan.

2. Menilai hasil belajar yang dicapai para pelajar.

3.Menilai kurikulum.

4. Memberi kepercayaan kepada sekolah.

5. Memonitor dana yang telah diberikan.

6. Memperbaiki materi dan program pendidikan.


B. Input Pendidikan

Input adalah bahan mentah yang dimasukkan ke dalam trasformasi. Dalam dunia
sekolah maka yang dimaksud dengan bahan mentah adalah calon siswa yang baru akan
memasuki sekolah. Sebelum memasuki suatu tingkat sekolah (institusi), calon siswa itu
dinilai dahulu kemampuannya. Dengan penilaian itu ingin diketahui apakah kelak ia akan
mampu mengikuti pelajaran dan melaksanakan tugas-tugas yang akan diberikan
kepadanya.Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus ada dan tersedia karena
dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu proses. Segala sesuatu yang dimaksud adalah berupa
sumberdaya, perangkat-perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai alat dan pemandu bagi
berlangsungnya proses.

a. Input sumber daya

1. Input sumber daya manusia, meliputi: kepala sekolah, guru, karyawan, dan
siswa.

2. Input sumberdaya non manusia, meliputi: peralatan, perlengkapan, uang,


bahan, dan lain-lain.

b. Input perangkat lunak yaitu yang meliputi: struktur organisasi sekolah, peraturan
perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana pendidikan, program pendidikan,
dan lain-lain.

c. Input harapan-harapan yang berupa: visi, misi, tujuan, dan sasaran-sasaran yang
ingin dicapai oleh sekolah tersebut semakin tinggi tingkat kesiapaninput, maka
semaki tinggi pula mutu input tersebut.

Pembahasan dan pengertian input pendidikan di atas, dapat disimpulkan bahwa input
pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk
berlangsungnya proses. Segala sesuatu itu berupa sumberdaya manusia dan sumber daya non
manusia sebagai berlangsunnya proses pendidikan

C. Proses Pendidikan

Pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang
berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedangkan sesuatu dari hasil
proses disebut output. Dalam pendidikan (tingkat sekolah) proses yang dimaksud adalah
proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan
program, proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa
proses belajar mengajar memiliki tingkat kepentingan tinggi dibandingkan dengan proses-
proses yang lain. Proses akan dikatakan memiliki mutu yang tinggi apabila pengkoordinasian
dan penyerasian serta pemaduan input (guru, siswa, kurikulum, uang, peralatan, dan lain-lain)
dilakukan secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang
menyenangkan (enjoyablelearning), mampu mendorong motivasi dan minat belajar, dan
benar-benar mampu memberdayakan peserta didik. Kata memberdayakan mempunyai arti
bahwa peserta didik tidak sekedar menguasai pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya,
namun pengetahuan yang mereka dapatkan tersebut juga telah menjadi muatan nurani peserta
didik yaitu mereka mampu menghayati, mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, dan yang
terpenting peserta didik tersebut mampu belajar secara terus menerus atau mampu
mengembangkan dirinya.

Dalam proses pendidikan, mencakup hal-hal sebagai berikut :

a. Keefektifan proses belajar mengajar

- Internalisasi apa yang dipelajari

- Mampu belajar cara belajar yang baik

b. Kepemimpinan sekolah yang kuat

- Kepala sekolah memiliki kelebihan dan wibawa (pengaruh)

- Kepala sekolah harus mengkoordinasi, menggerakkan, menyerasikan


sumberdaya

c. Manajemen yang efektif

- Analisis kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, kinerja,


pengembangan, hubungankerja, imbaljasaproporsional.

d. Memiliki budaya mutu

- Informasi kualitas untuk perbaikan, bukan untuk mengontrol

- Kewenangan sebatas tanggungjawab

- Hasil diikuti rewards atau punishment

- Kolaborasi dan sinergi, bukan persaingan sebagai dasar kerjasama


- Warga sekolah merasa aman dan nyaman bekerja

- Suasana keadilan

- Imbal jasa sepadan dengan nilai pekerjaan

e. Memiiiki Teamwork kompak, cerdas, dinainis

- Output pendidikan hasil kolektif, bukan hasil individual

f. Memiliki kemandirian

- Sekolah memiliki kewenangan melakukan yang terbaik bagi sekolahnya

- Memiliki kemampuan dan kesanggupan kerja tanpa bergantung atasan

- Memiliki sumber daya yang cukup

g. Partisipasi warga sekolah dan masyarakat.

- Partisipasi rasa memiliki, rasa tanggungjawab, tingkat dedikasi

h. Memiliki keterbukaan manajemen

- Keterbukaan pembuatan keputusan, penggunaan uang, penyusunan program,


pelaksanaan, danevaluasi program

i. Memiliki kemauan untuk berubah (psikologis dan fisik)

- Perubahan adalah kenikmatan, kemapanan adalah musuh sekolah

- Perubahan terkaitan dengan peningkatan lebih baik, terutama utuk anak

j. Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan

- Evaluasi tidak hanya untuk mengetahui daya serap, tetapi bagairnana


memperbaiki dan meningkatkan PBM di sekolah.

- Evaluasi program sekolah secara kontinyu

- Tiada hari tanpa perbaikan

- Sistem mutu baku sebagai acuan perbaikan


k. Responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan

- Tanggap terhadap aspirasi peningkatan mutu

- Membaca lingkungan dan menanggapi cepat dan tepat

l. Sekolah memiliki akuntabilitas

- Pertanggungjawaban sekolah terhadap: orang tua, masyarakat, siswa,


pemerintah.

m. Memiliki Sustainabilitas

- Peningkatan SDM, diversifikasi sumber dana, swadana, dukungan


masyarakat yang tinggi.

Pengetian mengenai proses dalam pendidikan dapat ditarik kesimpulan bahwa proses
pendidikan adalah tindakan yang dilakukan atau prosedur yang dilaksanakan, misalnya,
mengajar, menilai, sistem pengelolaan untuk menggunakan dan mengelola input agar dapat
menghasilkan output yang berkualitas.

D. Output Pendidikan

Yang dimaksud sebagai output atau keluaran adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh
transformasi. Yang dimaksud dalam pembicaraan ini adalah siswa lulusan sekolah yang
bersangkutan. Untuk dapat menentukan apakah seorang siswa berhak lulus atau tidak, perlu
diadakan kegiatan penilaian , sebagai alat penyaring kualitas. Output pendidikan adalah
kinerja sekolah. Sedangkan kinerja sekolah itu sendiri adalah prestasi sekolah yang dihasilkan
dari proses atau perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya,
efektivitasnya, produktifitasnya, efesiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya, dan
moral kerjanya.

Output pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi
sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari
kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efesiendinya, inovasinya, kualitas kehidupan
kerjanya dan moral kerjanya. Khusus yang berkaitan dengan mutu output sekolah, dapat
dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan berkualitas/bermutu tinggi jika prestasi sekolah,
khusunya prestasi belajar siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam: (1) prestasi
akademik, berupa nilai ulangan umum, UNAS, karya ilmiah, lomba akademik, dan (2)
prestasi non-akademik, seperti misalnya IMTAQ, kejujuran, kesopanan, olah raga, kesnian,
keterampilan kejujuran, dan kegiatan-kegiatan ektsrakurikuler lainnya. Mutu sekolah
dipengaruhi oleh banyak tahapan kegiatan yang saling berhubungan (proses) seperti misalnya
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

Kualitas adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang
menunjukan kemampuannya dalam memuasakan kebutuhan yang ditentukan atau yang
tersirat. Efektifitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran (kuantitas, kualitas,
dan waktu) yang telah dicapai. Produktifitas adalah hasil perbandingan antara output dan
input. Baik output dan input adalah dalam bentuk kuantitas. Kuantitas input berupa tenaga
kerja, modal, bahan, dan energi. Sedangkan kuantitas output berupa jumlah barang atau jasa
yang tergantung pada jenis pekerjannya. Output sekolah dapat dikatakan berkualitas dan
bermutu tinggi apabila prestasi pencapaian siswa menunjukan pencapaian yang tinggi dalam
bidang:

a. Prestasi akademik, berupa nilai ujian semester, ujian nasional, karya ilmiah, dan
lomba akademik.

b. Prestasi non akademik, berupa kualitas iman dan takwa, kejujuran, kesopanan,
olahraga, kesenian, keterampilan, dan kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler lainnya.

Berkenaan dengan output dalam pendidikan dapat disimpulkan bahwa output


pendidikan adalah hasil atau tolak ukur dari sebuah proses pendidikan yang akan menentukan
baik, buruk atau berhasil atau tidak berhasil dari pelaksanaan program pendidikan itu sendiri

E. Perencanaan Inovasi Pendidikan

Pengertian perencanaan dalam hal ini adalah suatu persiapan dan pengambilan
keputusan berbuat secara sistematik yaitu merupakan serangkaian keaktifan berkelnjutan dan
saling melengkapi untuk mencapai suatu tujuan. Perencanaan merupakan proses yang
berkesinambungan yang berupa kegiatan-kegiatan diagnosa, pengumpulan data, analisa data,
perumusan masalah, perumusan kebutuhan, peninjauan dan ppemilihan sumber, penentuan
faktor penunjang dan penghambat, alternatif pemecahan masalah (inovasi), pengambilan
keputusan, pembuatan jadwal kegiatan, monitoring, balikan dan evaluasi.
Ada tiga macam hubungan antara suatu sistem dengan lingkungannya yang dapat
menyebabkan terjadinya perubahan pada sistem yaitu reaktif, proaktif dan interaktif.
Sebenarnya ada juga hubungan antara sistem dengan lingkungannya yang disebut hubungan
inaktif atau beku, artinya dalam hubungan itu tidak terdapat arus tenaga penggerak antara
sistem dengan lingkungannya sehingga sistem itu dapat tumbuh dan berkembang. Dalam
hubungan yang inaktif tidak mendorong adanya perubahan karena hubungan tenaga sumber
yang terdapat di lingkungan terputus dengan sistem yang ada. Jadi hubungan antara sistem
dengan lingkungannya yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan ada tiga:

1. Hubungan reaktif artinya sistem secara kontinu (berkesinambungan) mengadakan


respon terhadap kekuatan atau tekanan dari luar misalnya masalah politik, ekonomi,
sosial, kebudayaan dan sebagainya.

2. Hubungan proaktif artinya sistem memegang peranan sebagai pengambil inisiatif


unutk mengadakan perubahan atau inovasi, dan secara aktif untuk berusaha mencari
sumber dari lingkungannya (eksternal).

3. Hubungan interaktif artinya pertumbuhan dan perkembangan atau perubahan suatu


sistem sebagai hasil adabya hubungan interaksi antara sistem dengan lingkungannya.

Agar kerjasama dan usaha pendayagunaan sumber yang ada di lingkungan dapat tepat
terarah pada sasaran inovasi pendidikan, maka perlu perencanaan yang cermat dan mantap.
Elemen-elemen pokok dalam proses perencanaan ialah:

1. Merumuskan Tujuan Umum dan Tujuan Khusus inovasi pendidikan yang akan
dilaksanakan dengan rumusan yang jelas.

2. Mengidentifikasi masalah.

3. Menentukan kebutuhan.

4. Mengidentifikasi sumber (penunjang) dan penghambat.

5. Menentukan alternatif kegiatan berdasarkan faktor penunjang (sumber) yang ada


serta mempertimbangkan adanya hambatan yang mungkin timbul baik dari dalam
sistem (sekolah) maupun dari luar sistem ( masyarakat).

6. Menentukan alternatif pemecahan masalah.

7. Menentukan alternatif cara pendayagunaan sumber yang ada.


8. Menentukan kriteria untuk memilih alternatif pemecahan masalah.

9. Menentukan alternatif pengambilan keputusan.

10. Menentukan kriteria untuk menilai hasil inovasi pendidikan berdasarkan tujuan
umum dan tujuan khusus yang telah ditentukan.

Ciri utama MOPIPPI (Model Perencanaan Inovasi Pendidikan Proaktif//Interaktif):

1. Terbuka, artinya sekolah atau lembaga pendidikan merupakan sistem yang


terbuka yang mau menerima input (masukan) baik dari dalam sistem itu
sendiri (guru atau kepala sekolah) maupun dari luar sistem (eksternal).

2. Fleksibel artinya dalam proses perencanaan bebas untuk bergerak dari tahap
satu ke tahap berikutnya dengan menyesuaikan dengan kondisi dan situasi
yang ada.

3. Keseluruhan artinya dalam perencanaan ini perencana harus berfikir secara


menyeluruh memperhatikan berbagai aspek atau komponen diarahkan
odasuksenya inovasi pendidikan yang akan dicapai.

Anda mungkin juga menyukai