Anda di halaman 1dari 8

Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 6 No.

2 Juni 2011 :64-70

PENENTUAN METODE REKRISTALISASI YANG TEPAT


UNTUK MENINGKATKAN KEMURNIAN
KRISTAL AMONIUM PERKLORAT (AP)
Anita Pinalia
Peneliti Bidang Propelan Pusat Teknologi Roket, LAPAN
e-mail: anita_vinel@yahoo.com

ABSTRACT

In the process of crystallization of Ammonium Perchlorate occurs frequently


inclusion-trapping impurity in the crystal. So it needs to be done refining the
crystal by recrystallization. This study aims to examine some of the recrystallization
metode is right for the purification of Ammonium Perchlorate in order to obtain crystals
of Ammonium Perchlorate with a higher purity. Based on the dilution technique, using a
single solvent is the most appropriate method, while based on the recrystallization
technique, Ammonium Perchlorate can be done by spontaneous nucleation as well as by
the method of seeding. Both metodes still require further research to obtain crystalline
forms tend to be uniform with a size close to round.
Key words: Recrystallization, Ammonium Perchlorate

ABSTRAK

Dalam proses kristalisasi Amonium Perklorat seringkali terjadi inklusi-


terperangkapnya impuritas dalam kristal. Sehingga perlu dilakukan pemurnian kristal
dengan cara rekristalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa metode
rekristalisasi yang tepat untuk pemurnian Amonium Perklorat sehingga diperoleh kristal
Ammonium Perklorat dengan kemurnian yang lebih tinggi. Berdasarkan metode
pelarutan, penggunaan pelarut tunggal merupakan metode yang paling tepat, sementara
berdasarkan tekniknya, rekristalisasi Ammonium Perklorat dapat dilakukan dengan
nukleasi spontan maupun dengan metode seeding. Kedua metode tersebut masih
memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memperoleh bentuk kristal cenderung
seragam dengan ukuran mendekati bulat.
Kata Kunci: Rekristalisasi, Amonium Perklorat

1 PENDAHULUAN suhu 90ºC dengan reaksi NaClO4 +


NH4Cl  NH4ClO4 + NaCl
Amonium perklorat merupakan Tahap ketiga (kristalisasi),
oksidator propelan padat yang digunakan dilakukan dengan proses pendinginan
oleh LAPAN. Seiring pengembangan secara bertahap yaitu dari 90ºC
propelan padat, penguasaan teknologi didinginkan hingga 30ºC, kemudian 30ºC
pembuatan Amonium Perklorat (AP) pun didinginkan hingga 25ºC, kemudian dari
sangat diperlukan. 25ºC didinginkan hingga 15ºC. Kristal
Proses pembuatan AP dilakukan akan terbentuk pada setiap tahap
dengan 4 tahap, tahap pertama (tahap pendinginan dan langsung diambil
elektrolisis) yaitu mengubah sodium (dipanen).
klorida menjadi sodium perklorat. Tahap Tahap keempat adalah tahap
kedua (tahap amoniasi), adalah mereak- pemurnian. Pemurnian perlu dilakukan
sikan larutan sodium perklorat dari hasil karena kristal yang terbentuk masih
elektrolisis dengan amonium klorida mengandung pengotor atau sisa-sisa
dalam tangki reaktor amoniasi pada garam lain yang tidak diharapkan. Hal
64
Penentuan Metode Rekritalisasi yang Tepat untuk ..... (Anita Pinalia)

ini terjadi karena kristalisasi adalah kembali zat tersebut setelah dilarutkan
proses mass transfer, dimana solute akan dalam pelarut yang sesuai. Prinsip dasar
mendifusi dari larutan dan terkristalkan dari proses rekristalisasi adalah per-
di permukaan layer demi layer. Dalam bedaan kelarutan antara zat yang akan
tahap pembentukan layer baru inilah dimurnikan dengan zat pengotornya.
sering terjadi co-crystallization atau Karena konsentrasi total pengotor biasa-
inclusion, yaitu terperangkapnya impuritas nya lebih kecil dari konsentrasi zat yang
dalam kristal. Hal ini umum terjadi dimurnikan, dalam kondisi dingin,
walaupun kelarutan impuritas jauh lebih konsentrasi pengotor yang rendah tetap
besar dari solute yang akan dikristalkan. dalam larutan sementara zat yang
Berdasarkan hasil analisa ion berkonsentrasi tinggi akan mengendap.
menggunakan High Pressure Liquid Seperti yang diungkapkan Underwood,
Chromatography (HPLC) kemurnian kristal 1996 “setelah suatu kristal endapan
AP yang diproduksi oleh LAPAN, sebelum
terbentuk, kemurnianya dapat ditingkat-
dilakukan rekristalisasi rata-rata di
kan dengan cara endapan itu disaring,
bawah grade 3 (≤3), yaitu antara 97-
dilarutkan ulang dan diendapkan ulang.
99,5%. Gradasi yang dimaksud sebagai
Ion pengotor akan hadir dalam konsen-
berikut:
trasi yang lebih rendah selama pengen-
 Kemurnian 99,99 - 100 % = grade 1 dapan.”
 Kemurnian 99,90 - 99,99 % = grade 2 Kemudahan suatu endapan dapat
 Kemurnian 99,50 - 99,90 % = grade 3 disaring dan dicuci tergantung sebagian
Untuk mendapatkan kristal AP besar pada struktur morfologi endapan,
dengan kemurnian yang lebih tinggi yaitu bentuk dan ukuran-ukuran kristal-
maka perlu dilakukan rekristalisasi. nya. Semakin besar kristal-kristal yang
Sebelum melakukan rekristalisasi, perlu terbentuk selama berlangsungnya peng-
dilakukan kajian terhadap beberapa endapan, makin mudah mereka dapat
metode rekristalisasi yang ada. Tujuan disaring dan mungkin sekali (meski tak
penelitian adalah untuk mengkaji dan harus) makin cepat kristal-kristal itu
menentukan metode rekristalisasi yang akan turun keluar dari larutan, yang
tepat untuk pemurnian kristal AP. lagi-lagi akan membantu penyaringan.
Metode atau teknik kristalisasi yang ada Bentuk kristal juga penting. Struktur
adalah cukup banyak dan beragam. yang sederhana seperti kubus, oktahedron,
Pemurnian yang diistilahkan sebagai atau jarum-jarum sangat menguntung-
rekristalisasi pada prinsipnya adalah kan, karena mudah dicuci setelah
pelarutan kristal kedalam pelarut yang disaring. Kristal dengan struktur yang
sesuai dan kemudian dikristalkan lebih kompleks, yang mengandung lekuk-
kembali. Dengan demikian impuritas lekuk dan lubang-lubang, akan menahan
yang terperangkap kedalam kristal bisa cairan induk (mother liquid), bahkan
keluar seiring larutnya kristal dalam setelah dicuci dengan seksama. Dengan
pelarut. Pembahasan terhadap metode endapan yang terdiri dari kristal-kristal
yang ada mengarah pada konsep ini. demikian, pemisahan kuantitatif lebih
Manfaat dari penelitian ini adalah kecil kemungkinannya bisa tercapai.
untuk mendapatkan metode rekristalisasi Pada dasarnya peristiwa rekris-
AP hasil sintesis. talisasi berhubungan dengan reaksi
pengendapan. Endapan merupakan zat
Pengertian Rekristalisasi
yang memisah dari satu fase padat dan
Rekristalisasi adalah teknik keluar ke dalam larutannya. Endapan
pemurnian suatu zat padat dari pe- terbentuk jika larutan bersifat terlalu
ngotornya dengan cara mengkristalkan jenuh dengan zat yang bersangkutan.
65
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 6 No. 2 Juni 2011 :64-70

Kelarutan suatu endapan merupakan f) Kelarutan merupakan fungsi dari


konsentrasi dari larutan jenuhnya. polaritas pelarut dan zat terlarut. “like
Kelarutan bergantung dari suhu, tekanan, dissolve like” dimana pelarut polar
konsentrasi bahan lain yang terkandung akan melarutkan senyawa polar
dalam larutan dan komposisi pelarutnya. pelarut non polar akan melarutkan
Dalam rekristalisasi, ada tujuh senyawa non polar.
langkah yang dilakukan yaitu: memilih
pelarut, melarutkan zat terlarut, meng- 2 DATA DAN METODE
hilangkan warna larutan, memindahkan 2.1 Data
zat padat, mengkristalkan larutan,
mengumpul dan mencuci kristal biasanya Gambar 2-1 merupakan gambar
menggunakan filtrasi, mengeringkan butiran AP hasil sintesis LAPAN sebelum
produknya/hasil (Williamson, 1999). dilakukan rekristalisasi (a). Juga disajikan
Menentukan pelarut adalah faktor gambar kristal AP setelah dilakukan
utama dalam rekristalisasi, karena rekristalisasi (b). Gambar butiran AP
keberhasilan rekristalisasi tergantung yang sudah direkristalisasi diambil dari
pada penggunaan “pelarut yang sesuai”. AP impor dari Cina. AP impor Cina
Ada beberapa syarat yang harus di- digunakan sebagai rujukan hasil rekris-
perhatikan dalam pemilihan pelarut talisasi dari AP buatan LAPAN.
yaitu sebagai berikut:
2.2 Metode
a) Pelarut tidak bereaksi dengan zat
yang dilarutkan. Metode rekristalisasi adalah
b) Partikel zat terlarut tidak larut pada metode pemurnian, agar AP LAPAN yang
pelarut dingin tapi larut dalam pelarut dihasilkan sebagaimana Gambar 2-1(a)
panas. bisa dimurnikan sehingga bentuk butiran-
c) Pelarut hanya dapat melarutkan zat nya seperti Gambar 2-1(b). Pemurnian
yang akan dimurnikan dan tidak dilakukan dengan suatu metode permur-
melarutkan zat pencemarnya. nian yang pemilihannya akan dikaji di
d) Titik didih pelarut harus rendah. Hal bawah ini. Metode pemilihan cara
ini akan mempermudah proses pe- rekristalisasi ini adalah kajian berbagai
ngeringan kristal yang terbentuk. metode (cara-cara pemurnian) yang ada.
e) Titik didih pelarut harus lebih rendah Pemilihan cara didasarkan pada
dari titik leleh zat yang akan di- kemudahan pelaksanaan, ketersediaan
murnikan agar zat yang dilarutkan bahan pendukung, dan hasil optimal
tidak terurai saat pemanasan ber- yang bisa dicapai.
langsung.

a. Kristal AP LAPAN sebelum b. Kristal AP Cina sebagai rujukan


rekristalisasi hasil rekristalisasi
Gambar 2-1: Butiran Ammonium Perklorat
66
Penentuan Metode Rekritalisasi yang Tepat untuk ..... (Anita Pinalia)

3 HASIL DAN PEMBAHASAN dari filtrat. Meski hanya sedikit, masih


3.1 Hasil Penyelidikan dimungkinkan senyawa pengotor terikut
dalam Kristal. Pelaksanaan proses
Hasil penyelidikan dari beberapa
pemurnian ini yang berulang-ulang akan
literatur, ditemukan beberapa metode
menghasilkan kristal dengan kemurnian
rekristalisasi. Berdasarkan pelarut yang
lebih tinggi. Perlu diperhatikan, bahwa
digunakan metode rekristalisasi terbagi
proses yang berulang-ulang akan meng-
menjadi dua yaitu Rekristalisasi dengan
akibatkan hilangnya sejumlah kristal
Pelarut Tunggal dan Rekristalisasi dengan
karena terbatasnya kelarutan senyawa
multi pelarut. Sedangkan berdasarkan
yang akan dimurnikan.
tekniknya, metode rekristalisasi dibagi
menjadi tiga yaitu Rekristalisasi dengan Rekristalisasi dengan multi pelarut
Penyaringan Panas, Rekristalisasi dengan Metode ini sama seperti di atas,
Nukleasi Spontan, dan Rekristalisasi tetapi menggunakan lebih dari satu jenis
Menggunakan Seeding. pelarut. Senyawa dan pengotor dilarutkan
dalam pelarut pertama. Kemudian
A. BERDASARKAN TEKNIK PELARUT-
AN tambahkan pelarut kedua secara perlahan.
Baik senyawa maupun pengotor akan
Rekristalisasi dengan Pelarut Tunggal
larut dalam pelarut dan mengendap,
Pada metode ini senyawa kotor sementara senyawa yang lain (selain
(yang akan dimurnikan) dilarutkan senyawa utama dan pengotor) akan tetap
kedalam pelarut panas hingga jenuh. berada dalam larutan. Dengan demikian
Pada pendinginan, senyawa yang akan proporsi kedua pelarut sangatlah penting.
dimurnikan kemudian membentuk kristal Biasanya pelarut kedua ditambahkan
(mengalami rekristalisasi). Pendinginan secara perlahan hingga salah satu
yang lambat akan membentuk kristal senyawa mulai mengkristal kemudian
yang lebih besar. Skema rekristalisasi ini larutan didinginkan. Pemanasan bisa
dapat dilihat pada Gambar 3-1. saja digunakan dalam metode ini. Skema
Pada kondisi ideal kristal hanya rekristalisasi ini dapat dilihat pada
akan mengandung senyawa murni dan Gambar 3-2a dan 3-2b
semua pengotor akan tetap berada dalam
larutan. Kristal kemudian dipisahkan

Pelarut ditambahkan ke suatu senyawa  pelarut dipanaskan agar senyawa membentuk


larutan jenuh larutan senyawa jenuh didinginkan hingga terbentuk kristal.
Gambar 3-1: Metode pelarutan dengan pelarut tunggal

67
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 6 No. 2 Juni 2011 :64-70

Pelarut ditambahkan pada senyawa  pelarut dipanaskan agar senyawa menjadi


larutan jenuh  pelarut kedua ditambahkan pada larutan senyawa untuk membentuk
sistem pelarut campuran  sistem pelarut campuran didinginkan beberapa waktu sampai
terbentuk kristal dan sistem pelarut campuran jenuh.
Gambar 3-2a: Metode Pelarutan Dengan Multi Pelarut

Pelarut pertama ditambahkan pada senyawa  pelarut dipanaskan agar senyawa


menjadi larutan jenuh  pelarut kedua ditambahkan pada larutan senyawa untuk
membentuk sistem pelarut campuran pertama  pelarut pertama yang mudah menguap
dihilangkan dari pelarut campuran pertama misalnya dengan evaporasi untuk
membentuk sistem pelarut campuran kedua  sistem pelarut campuran kedua
didinginkan beberapa waktu hingga membentuk kristal dan larutan jenuh sistem pelarut
kedua.
Gambar 3-2b: Metode Pelarutan Dengan Multi Pelarut

Metode ini juga bisa dilakukan kan bahwa perangkat penyaringan benar
dengan mencampur semua pelarut, lalu benar panas untuk menghentikan pem-
campuran pelarut dimasukkan kedalam bentukan kristal senyawa terlarut selama
senyawa yang akan dimurnikan. Pelarut penyaringan berlangsung sehingga mem-
kemudian dipisahkan dengan destilasi bentuk kristal pada kertas saring atau
atau dengan menggunakan vakum. Hasil corong. Skema rekristalisasi ini dapat
dari perubahan proporsi pelarut ini dilihat pada Gambar 3-3.
menyebabkan senyawa maupun pengotor
Rekristalisasi dengan Nukleasi Spontan
mengendap.
Nukleasi adalah proses yang
B. BERDASARKAN TEKNIK REKRIS- mendahului kristalisasi. Nukleasi me-
TALISASI rupakan hasil dari status metastabil
Rekristalisasi dengan Penyaringan Panas yang terjadi setelah supersaturasi akibat
Penyaringan panas dapat diguna- dari pemisahan zat pelarut atau pe-
kan untuk memisahkan senyawa dengan nurunan suhu larutan. Nukleasi spontan
pengotor serta beberapa zat lain yang dianggap sebagai mekanisme nukleasi
tidak terlarut. Teknik ini biasanya primer, dalam hal ini pusat kristal dari
menggunakan sistem pelarut tunggal zat yang sedang mengalami kristalisasi
seperti yang dijelaskan di atas. Untuk tidak terdapat pada sistem yang
keberhasilan rekrsitalisasi, harus dipasti- bernukleasi.

68
Penentuan Metode Rekritalisasi yang Tepat untuk ..... (Anita Pinalia)

Pelarut ditambahkan pada campuran senyawa dan zat tidak terlarut  pelarut
dipanaskan agar senyawa membentuk larutan jenuh + zat tidak terlarut  larutan jenuh
dari senyawa disaring untuk memisahkan zat tidak terlarut  larutan jenuh senyawa
didinginkan beberapa waktu hingga terbentuk kristal dan larutan jenuh.
Gambar 3-3: Rekristalisasi dengan penyaringan panas

Pada nukleasi primer terbentuk 3.2 Pembahasan Pemilihan Pelarut


benih kristal yang sangat banyak, se- Dalam memilih pelarut kita harus
hingga cenderung sulit diperoleh kristal mempertimbangkan karakteristik senya-
dengan ukuran relatif besar, kristal yang wa yang akan dilarutkan. Karakteristik AP
dihasilkan cenderung mengarah keukuran disajikan dalam Tabel 3-1.
lembut. Untuk memperoleh ukuran yang
relatif besar bisa dilakukan dengan cara Tabel 3-1: KARAKTERISTIK AMONIUM
mengatur kecepatan pendinginan. Pen- PERKLORAT
dinginan di awal proses dilakukan secara
perlahan-lahan untuk mencegah terjadi-
nya nukleasi primer yang terlalu banyak.
Setelah itu barulah dilakukan peningkat-
an kecepatan pendinginan secara ber-
tahap.
Rekristalisasi Menggunakan Seeding
Rekristalisasi menggunakan seeding
dilakukan dengan menambahkan sejumlah
senyawa murni (bibit kristal) pada larutan
jenuh, sehingga nukleasi sekunder tidak
hanya terjadi dari bibit kristal yang
dihasilkan oleh nukleasi primer. Bibit
kristal juga dapat diperoleh dengan
menggaruk permukaan kristal untuk Sumber : www.worldlingo.com
membentuk permukaan benih bagi
pertumbuhan kristal. Diperkirakan bahwa Berdasarkan Tabel 3-1 dapat kita
partikel sebesar debu dapat berperan lihat bahwa AP merupakan zat hidrofilik
sebagai benih sederhana. Inisiasi meng- sehingga sangat mudah larut dalam air.
gunakan seeding biasanya tanpa melalui Sehingga pelarut yang digunakan untuk
nukleasi primer. rekristalisasi yaitu air.
Dengan menggunakan seeding Selain itu, titik didih air (100ºC)
akan lebih mudah mengatur distribusi lebih kecil dari titik lebur AP yang lebih
ukuran kristal, karena kristalisasinya besar dari 210ºC. Titik didih air yang
dilakukan dengan mengatur kecepatan relatif rendah ini, lebih mempermudah
tumbuhnya saja dengan cara mengatur dalam proses pengeringan kristal AP.
kecepatan penurunan suhu kristalisasi.

69
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 6 No. 2 Juni 2011 :64-70

Dari kajian metode di atas, ber- Metode seeding menjadi alternatif


dasarkan teknik pelarutannya, metode kedua, karena metode ini sangat me-
pemisahan dengan pelarut tunggal dirasa mungkinkan terbentuknya kristal sesuai
paling sesuai. Selain karena sifat AP yang diinginkan. Saat rekris-talisasi
yang sangat mudah larut dalam air, terjadi, kristal akan tumbuh mengikuti
metode ini juga sangat sederhana dan bentuk bibit kristal yang diumpankan.
mudah dilakukan. Tetapi metode ini cukup sulit untuk
dilakukan. Karena perlu memper-
Pemilihan Teknik Rekristalisasi
hitungkan banyaknya seeding per satuan
Dari tiga teknik rekristalisasi volume larutan jenuh agar diperoleh
yang tersedia, metode pertama (rekris- kristal dengan ukuran yang diinginkan.
talisasi dengan penyaringan panas)
dirasa tidak cocok untuk pemurnian 4 KESIMPULAN
kristal AP. Karena dalam proses Rekristalisasi adalah suatu teknik
pelarutan AP semua zat akan terlarut pemisahan zat padat dari pencemaran-
dalam air, tidak ada pengotor yang tidak nya yang dilakukan dengan cara meng-
larut. Dengan demikian, penyaringan kristalkan kembali zat tersebut setelah
panas tidak diperlukan dalam proses dilarutkan dalam pelarut yang sesuai.
rekristalisasi AP. Mengingat AP yang sangat mudah larut
Sementara metode kedua (nukleasi dalam air, maka berdasarkan teknik
spontan), dirasa lebih cocok untuk pelarutannya, penggunaan pelarut tunggal
diaplikasikan. Dalam proses nukleasi merupakan metode yang paling tepat
spontan terjadi pembentukan dan per- untuk rekristalisasi AP. Selain itu juga
tumbuhan kristal AP dari hasil pelarutan prosesnya sederhana dan mudah di-
kristal AP yang akan dimurnikan. Pada lakukan. Sedangkan berdasarkan teknik-
saat pelarutan, sebagian pengotor akan nya, rekristalisasi AP dapat dilakukan
larut, kemudian AP yang lebih murni dengan nukleasi spontan maupun dengan
akan terbentuk secara spontan saat seeding.
larutan mengalami penurunan suhu. Rekristalisasi yang dianggap
Tetapi proses ini memungkinkan berhasil adalah jumlah kristal yang
terbentuknya kristal berbentuk jarum. terbentuk mendekati jumlah kristal
Hal ini disebabkan oleh spontanitas sebelum rekristalisasi (tidak banyak
kristal yang hilang, efisien). Selain itu,
pembentukan inti kristal yang terjadi
bentuk kristal cenderung seragam
memungkinkan kristal terbentuk sesuai
dengan ukuran mendekati bulat (seperti
sifat aslinya. Karena pada dasarnya
ukuran AP impor). Hal ini sangat
kristal AP memiliki kecenderungan mem-
berbeda dengan kristal hasil elektrolisis
bentuk kristal jarum saat mengalami
sebelum dimurnikan.
penurunan suhu secara alamiah. Jika
diinginkan kristal berbentuk bulat, DAFTAR RUJUKAN
pembentukan inti kristal secara spontan
Geankoplis, C.J., 1987. Transport Process
harus dibatasi dengan cara mengatur
and Unit Operations, Allyn and
laju penurunan suhunya. Tetapi, laju
Bacon Inc.
penurunan suhu yang tidak optimal
Underwood, 1996. Analisis Kimia Kuanti-
selain tidak dapat menghasilkan kristal
tatif, Edisi ke-V, Erlangga, Jakarta.
berbentuk bulat, juga akan meng-
Williamson, 1999. Macroscale and
akibatkan kehilangan kristal yang cukup
Microscale Organic Experiments,
banyak. Oleh karena itu, Jika optimali- Houghton Mifflin Company, USA.
sasi laju penurunan suhu ternyata http://www.worldlingo.com.
rendah maka dapat dipilih metode ketiga http://en.wikipedia.org/wiki/Recrystalliz
(seeding). ation_(chemistry)
70
Penentuan Metode Rekritalisasi yang Tepat untuk ..... (Anita Pinalia)

71

Anda mungkin juga menyukai