Anda di halaman 1dari 21

Career Development

Dewi Sri Mustikasari, S.Psi., M.Si.


Membahas tentang karir dalam perkembangan maka dikaitkan dengan pendidikan
selama masa awal perkembangan (anak-anak sampai remaja/dewasa).

Apakah pendidikan diupayakan untuk menentukan karir dan


mendapatkan pekerjaan di masa depan?
Jawab di mentimeter: https://www.menti.com/alj31xghom8k
Code: 21 92 89 0
Program untuk Pendidikan Anak-Remaja dan Masa
Sekolah
Masa sekolah sejak anak-anak sampai remaja memberikan kontribusi pada 3 aspek perkembangan individu:

Sosio-Emosi
Fisik Interpersonal &
Intrapersonal skill
Kognitif Persahabatan
Self-Efficacy
Problem solving Sensori Emotional Competencies
Knowledge Kesehatan Kepercayaan diri
Critical thinking Kebugaran tubuh Achievement
Pemahaman ttg dunia
Resilensi
Infant & Toodler
Program (seperti sekolah bayi & balita) untuk 3
tahun pertama kehidupan.
Program diberikan sebagai dasar kesiapan anak
memasuki usia sekolah.

Fokus Program:
● perceptual, motor, and physical
development
● social and emotional development
● approaches to learning
● language and communication
● cognition

Horm, et.al. (2016)


Early Childhood
Fokus pada pendidikan pra-sekolah: PAUD, Play Group,
taman bermain, taman-kanak-kanak

● Usia <7 tahun sebelum masuk sekolah


dasar

● Fokus pendidikan: Nurturing → dukungan


perkembangan secara holistic pada ketiga
aspek perkembangan (kognitif, fisik, sosio-
emosi)

● Aktivitas pendidikan: berbasis BERMAIN


Early Childhood
Developmentally Appropriate Practice
(DAP)
Definisi: praktik pendidikan yang berkesesuian
dengan prinsip-prinsip tumbuh kembang , khususnya
pada anak usia dini.

Hasil studi: Anak usia dini yang mengikuti


pendidikan berbasis DAP cenderung mengalami
stress lebih rendah, lebih termotivasi belajar,
berketerampilan sosial lebih baik, kebiasaan kerja
lebih baik. lebih kreatif, berketerampilan Bahasa lebih
baik (Hart, dkk, 2003)
Prinsip Developmentally Appropriate Practice (DAP)

1. Masa-masa 2. Setiap anak merupakan 3. Setiap anak memiliki


perkembangan anak usia individu yang unik dan latar belakang sosial dan
dini yang khas dan memiliki memiliki kebutuhan yang budaya yang khas
kebutuhan yang khas khas
Contoh:
Contoh: Contoh: • Sekolah berbasis agama
• Program TK tidak menuntut • Pendidikan inklusi sesuai dengan latar
anak mampu membaca memfasilitasi anak belakang keluarga
• TPA mengajarkan toilet kebutuhan khusus • Pengenalan budaya dan
training kepada anak usia 2- • IEP (Individual Education nilai masyarakat setempat
3 tahun Program)/PPI (Program dalam program PAUD
• Fasilitas dibangun sesuai Pendidikan Individual) • Penanganan anak dengan
dengan ukuran fisik anak • Peniadaan sistem rangking latar belakang khusus, misal
perceraian orang tua, etnis
minoritas, dll
Montessori Program as a DAP Approach

Model pendekatan pendidikan untuk anak usia


dini yang mengedepankan pendekatan Child
Centered & DAP

Domain program:
1. cognitive abilities
2. social skills
3. creativity
4. motor skills
5. academic achievement
Middle & Late Childhood

● Masa Sekolah Dasar


● Perpindahan Home Child menjadi
School-Child
● Anak mengembangkan Self-esteem
● School Readiness →
● Usia kronologis: cukup usia
● Kematangan anak
● Pengalaman pre-school
Adolescence

● MASA SEKOLAH MENENGAH: SMP & SMA


HINGGA AWAL PERGURUAN TINGGI.

● Top-dog phenomenon → siswa yang baru


saja menyelesaikan kelas atas/menjadi
senior kemudian masuk ke kelas
bawah/menjadi junior → tantangan
penyesuaian

● Aktivitas ekstrakulikuler → mendukung


perkembangannya. misal: nilai sekolah,
school engagement & motivation,
kesempatan melanjutkan kuliah,
menurunkan potensi keterlibatan dalam
kenakalan remaja.
Adolescence
● MASA SEKOLAH DI PERGURUAN TINGGI.

● Kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi


adalah asset untuk masuk ke dunia kerja/berkarir

● Top-dog phenomenon → transisi ke perkuliahan;


situasi berbeda dengan sekolah menengah

● Tantangan: komunitas jauh lebih besar, beragam,


penekanan terhadap prestasi dan hasil pengukuran
belajar

● Positive features: kesempatan untuk mendalami


subjek yang diminati, waktu yang jauh lebih besar
untuk peer, kesempatan eksplorasi gaya hidup &
nilai yang lebih besar, independensi dari
monitoring orang tua
Isu dalam masa sekolah di perguruan
tinggi:

1. Lebih rentan mengalami stres

2. Hal yang seringkali dikeluhkan:


harapan keberhasilan kuliah, lulus
mendapatkan pekerjaan yang baik
& gaji besar

3. Hal yang membuat lebih bahagia:


Relasi Sosial

Go to mentimeter
Code: 21 92 89 0
Adolescence
● BEKERJA BAGI REMAJA.

● Di Amerika: 90% remaja (siswa SMA) pernah


memiliki pengalaman bekerja (paid employment).

● Tantangan dan risiko bagi remaja (siswa SMA)


yang bekerja, utamanya jika menghabiskan waktu
>14 jam per minggu. Contoh resiko: kurang
termotivasi/terlibat di sekolah, sering bolos
sekolah, keterlibatan dalam penggunaan narkoba
dan minuman keras.

● Ada yang terpaksa bekerja, misal dari kelompok


sosial ekonomi menengah ke bawah

● Faktor proteksi: orang dewasa yang mampu


memberikan supervise konstruktif & kondisi kerja
yang kondusif
Adulthood: Education
• Dikenal dengan Andragogi
• Pendidikan formal: perguruan tinggi & pendidikan
informal: kursus, pelatihan peningkatan kapasitas,
pendidikan professional, on-the-job training
• Trend partisipasi orang dewasa untuk mengikuti ragam
andragogi semakin besar
• Partisipasi perempuan lebih besar daripada laki-
laki.
• Memiliki kesadaran belajar yang lebih besar dan
mengetahui tujuannya belajar
• Beberapa mengemukakan karena kecintaannya
akan belajar dan ingin membuat pikirannya
senantiasa aktif.
Adulthood: Working
• Menurut Sigmund Freud & Leo Tolstoy: cinta dan
kerja adalah 2 hal paling penting bagi kehidupan
orang dewasa
• Durasi kerja yang lazim: 8 jam per hari selama 5 hari
kerja (40 jam seminggu)
• Bagi orang dewasa kerja memiliki makna:
1. Dasar penting untuk kemandirian finansial
2. Tempat tinggal
3. Bagaimana mengisi waktunya
4. Jaringan pertemanan
5. Kesehatan
• Kerja membantu individu dewasa membentuk ritme
aktivitas
Early Adulthood

● Ada 2 jenis: bekerja full-time dan


bekerja part-time
● Bekerja full-time biasanya dialami oleh
lulusan SMA yang tidak melanjutkan
kuliah. Aktivitas ini akan membantu
untuk memahami konteks dunia kerja
● Bekerja part-time biasanya dialami oleh
lulusan SMA yang melanjutkan kuliah.
Tantangannya adalah cenderung kurang
mendapatkan kesempatan kerja yang
lebih baik daripada lulusan perguruan
tinggi
Middle Adulthood (Dewasa Madya)

● PUNCAK KARIR

● Hal yang mendukung: keahlian, loyalitas


bawahan, motivasi kerja, dan pengalaman kerja

● Hasil tes terkait task-persistence di usia remaja


awal berhubungan dengan kemapanan karir di
dewasa madya

● Pekerja di dewasa madya yang menjadi


pengangguran dan harus mencari pekerjaan →
biasanya lebih sulit karena harus bersaing dengan
orang yang lebih mudah dan terkendala dengan
tech-literacy
Late Adulthood (LANSIA)

Motif dan kondisi yang membuat lansia bekerja:


finansial, kesehatan, pengetahuan, dan tujuan hidup
(Sewdas dkk, 2017)

Lansia yang masih aktif bekerja memiliki kans atau


kemungkinan untuk memiliki fungsi kognitif lebih
baik dibandingkan lansia yang tidak aktif bekerja
Late Adulthood (LANSIA)
▪ PENSIUN: usia > 60 tahun
▪ Prediktor penyesuaian masa pensiun yg baik:
kesehatan, income memadai, aktif, berpendidikan baik,
memiliki jaringan sosial yang baik (keluarga dan
pertemanan), kepuasan hidup sebelum pension
▪ Prediktor kegagalan penyesuaian masa pensiun:
terlalu lekat dengan pekerjaan, kurang persiapan
pensiun, dan self-efficacy rendah
▪ Persiapan Pensiun: financial plan, training program
Isu dalam Bekerja
Pengangguran Dual-Career Couples

▪ Berhubungan dgn peningkatan ▪ Ayah & Ibu bekerja di luar rumah


permasalahan fisik, mental, ▪ Efek:
penyalahgunaan obat, dan 1. Pria lebih terlibat dlm tanggung
pernikahan. jawab pengelolaan rumah
▪ Penyebab stress mengganggur: 2. Perempuan terlibat dlm tanggung
ketiadaan income, kesulitan jawab mencari nafkah
financial, self-esteem menurun 3. Pria lebih terlibat dalam
▪ Pengangguran yg lebih baik: pengasuhan
cukup finansial, dukungan & ▪ Membutuhkan strategi khusus,
penerimaan keluarga sikap positif ttg keberagaman peran
Thanks!
Do you have any questions?
dewisrim@ub.ac.id

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai