Kode M 02 Muhammad Said Firdaus
Kode M 02 Muhammad Said Firdaus
Arthropati reaktif
a. Pengertian
Arthropati reaktif adalah suatu kondisi peradangan sendi yang terjadi sebagai respons
terhadap infeksi di bagian tubuh yang berbeda, biasanya infeksi saluran pencernaan
atau infeksi saluran kemih.
b. Tanda dan gejala
Sakit dan kaku pada sendi
Pembengkakan pada sendi
Radang mata
Sakit punggung
Gejala sistematik
c. Patofisiologi
Respons imunologis yang tidak tepat terhadap infeksi tersebut. Ketika tubuh terinfeksi
oleh bakteri patogen, sistem kekebalan tubuh akan merespons dengan melepaskan zat
kimia inflamasi, seperti sitokin dan kemokin, untuk melawan infeksi. Pada beberapa
individu, sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan dan merespons secara
berlebihan terhadap infeksi. Ini dapat menyebabkan peradangan di berbagai bagian
tubuh, termasuk sendi.
d. Pemeriksaan
Pemeriksaan darah
Pemariksaan gambar (imaging)
Tes serologi
e. Komplikasi
Kerusakan sendi
Uveitis
Inflamasi organ lain
Komplikasi kuliat
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
M02.0 Arthropati menyusul operasi bypass usus
a. Pengertian
prosedur bedah yang dilakukan untuk mengubah jalur saluran pencernaan dengan cara
melompati atau melewati sebagian usus.
b. Tanda dan gejala
Kemerahan dan panas pada sendi
Pembengkakan pada sendi
Nyeri sendi
c. Patofisiologi
Operasi bypass usus mengubah jalur pencernaan dan metabolisme tubuh. Perubahan
ini dapat mempengaruhi keseimbangan hormonal dan metabolisme asam urat, yang
dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam tubuh. Tingginya kadar asam
urat dalam tubuh dapat berkontribusi pada perkembangan arthropati.
d. Pemeriksaan
Pemeriksaan cairan synovial
Pemeriksaan radiologi seperti radiologi(X-ray)
Analisis darah ,tes asam urat,tes antibodi
e. Komplikasi
Kerusakan Sendi
Perubahan Postur tubuh
Gangguan fungsi dan kualitas hidup
a. Pengertian
penyakit yang dapat memicu kemerahan dan pembengkakan di berbagai sendi tubuh,
terutama lutut, kaki, tumit, pinggang dan pergelangan kaki. Kondisi ini dipicu oleh
infeksi pada area tubuh lainnya, seperti usus, organ reproduksi, atau saluran kencing.
b. Tanda dan gejala
Nyeri dan bengkak pada sendi
Nyeri pada tendon, terutama pada tumit
Nyeri pada punggung bawah dan bokong
Bengkak pada jari-jari tangan dan jari-jari kaki
Kekakuan sendi, terutama pagi hari
c. Patofisiologi
melibatkan peradangan dan hiperplasia sinovial, produksi autoantibodi seperti anti-
citrullinated protein antibodies (ACPA) dan rheumatoid factor (RF), serta kerusakan
tulang atau tulang rawan.
d. Pemeriksaan
Tes darah
Tes cairan sendi
Tes pemeriksaan pencitraan
Foto rontgen
e. Komplikasi
Peradangan pada otot jantung (miokarditis)
Peradangan dan pengerasan tulang belakang
Glaukoma
Kelainan bentuk kaki
Penumpukan cairan di paru-paru (edema paru)
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Arthropthy
-Posdyssenteric M02.1
M02.2 Arthropati pascaimunisasi
a. Pengertian
Imunisasi adalah proses untuk membuat seseorang menjadi kebal terhadap suatu
penyakit. Proses ini dilakukan melalui pemberian vaksin, biasanya dalam bentuk
suntikan. Imunisasi bisa diberikan pada bayi baru lahir, anak-anak, maupun orang dewasa
dan lansia
b. Tanda dan gejala
Pembengkakan
Kemerahan
Kekakuan sendi
Gangguan fungsi sendi
Nyeri sendi
c. Patofisiologi
d. Pemeriksaan
Tes laboratorium,seperti CPR
Pemeriksaan fisik ,seperti kemerahan,pembengkakan
Tes diagnostic lainnya
e. Komplikasi
Persisten atau kronik
Gangguan mobilitas
Komplikasi pada pengobatan
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Athropathy
-Postimmunization M02.2
M02.3 Penyakit Reiter
a. Pengertian
Sindrom Reiter adalah bentuk radang sendi yang memengaruhi sendi, mata, uretra
(saluran yang membawa urine dari kandung kemih ke luar tubuh), dan kulit.
a. Pengertian
peradangan atau inflamasi di dalam dan sekitar persendian tubuh. Adapun sendi
adalah titik di mana dua atau lebih tulang berkumpul, seperti pinggul atau lutut.
b. Tanda dan gejala
Nyeri atau sakit pada sendi.
Sendi terasa kaku.
Bengkak di sekitar sendi yang mengalami peradangan.
Kemerahan dan terasa hangat di kulit sekitar sendi yang mengalami radang.
Gerakan sendi yang terbatas.
Otot di sekitar sendi melemah dan mengecil.
c. Patofisiologi
d. Pemeriksaan
Rontgen (sinar-X) tulang (radiografi)
Ct scan
Mri
e. Komplikasi
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Athritis
-Postmenigococcal A39.8+M03.0*
M03.1*Arthropati pascainfeksi pada sifilis
a. Pengertian
Komplikasi jarang yang terjadi pada tahap lanjut sifilis .
b. Tanda dan gejala
Nyeri
Bengkak
Kaku
Dan peradangan pada satu atau beberapa sendi
c. Patofisiologi
Mekanisme pasti yang menyebabkan peradangan sendi pada arthropathy pascainfeksi
masih belum dipahami dengan jelas. Namun, diduga bahwa reaksi autoimun atau
reaksi imunologis berlebihan terhadap antigen Treponema pallidum dapat memainkan
peran penting. Respon imun yang terlalu aktif dapat menyebabkan kerusakan sendi
melalui pelepasan mediator inflamasi seperti sitokin dan enzim proteolitik.
d. Pemeriksaan
Tes darah
Tes cairan sendi
Pemeriksaan radiologi
e. Komplikasi
Kerusakan sendi
Ketidak mampuan untuk beraktivitas
Infeksi ulang
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Arthropaty
-Postinfectious
--in
---Syphilis A52.7*M03.1*
M03.2*Arthropati pascainfeksi lain pada penyakit c.e
a. Pengertian
b. Tanda dan gejala
c. Patofisiologi
d. Pemeriksaan
e. Komplikasi
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
M03.6*Arthropati reaktif pada penyakit lain c.e
a. Pengertian
b. Tanda dan gejala
c. Patofisiologi
d. Pemeriksaan
e. Komplikasi
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Poliarthropati inflamasi (M05-M14)
M05 Rematoid arthritis seropositive
a. Pengertian
kelainan langka yang bikin penderitanya mengalami komplikasi artritis
reumatoid, splenomegali (pembesaran limpa), dan neutropenia (penurunan jumlah sel
darah putih). Diyakini bahwa sindrom Felty adalah gangguan autoimun, yang mana
sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh itu sendiri.
b. Tanda dan gejala
Menimbulkan nyeri sendi, sendi kaku dan bengkak, terutama pada tangan,
kaki, dan lengan.
c. Patofisiologi
Penyebab sindrom Felty sampai saat ini masih belum diketahui pasti. Beberapa faktor
risiko saluran pernapasan oleh Staphylococcus aureus, Streptococcus, Herpes zoster,
bakteri gram negatif, dan jamur.7,8 Gejala sistemik seperti demam dan berat badan
turun juga dapat ditemukan. Pasien dapat mengeluh nyeri kuadran kiri atas abdomen
karena infark limpa atau distensi kapsular kalenjar limpa. Walaupun splenomegali
ditemukan pada mayoritas kasus, keterlibatan limpa bukan syarat diagnosis sindrom
Felty. Limpa biasanya dapat teraba saat pemeriksaan fisik. Beberapa pasien juga dapat
menderita hipertensi portal non-sirosis idiopatik yang dapat berujung pada perdarahan
varises esofagus.
d. Pemeriksaan
Tes laboratorium
Tes pencitraan
Biopsi sumsum tulang
e. Komplikasi
Infeksi yang parah atau berulang karena neutropenia, terutama pada saluran
pernapasan dan kulit.
Anemia akibat gangguan limpa
Perdarahan akibat trombositopenia berat
Perdarahan varises karena hipertensi portal
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Atrhritis
-Rheumatoid
--whit
---splenoademegaly and leukopenia M05.0
M05.1+Penyakit paru-paru rematoid(J99.0)
a. Pengertian
sekelompok masalah paru-paru yang berkaitan dengan rheumatoid arthritis. Kondisi
dapat mencakup cairan di dalam dada (efusi pleura), jaringan parut (fibrosis paru),
benjolan (nodul), dan tekanan darah tinggi di paru-paru (hipertensi pulmonal).
b. Tanda dan gejala
Sesak napas
Batuk
Nyeri dada
Demam
c. Patofisiologi
melibatkan peradangan yang kronis dan gangguan sistem imun pada pasien dengan
rematoid arthritis. Rematoid arthritis adalah penyakit autoimun di mana sistem
kekebalan tubuh secara keliru menyerang sendi, menyebabkan peradangan dan
kerusakan sendi. Dalam beberapa kasus, peradangan juga dapat menyebar ke paru-
paru dan menyebabkan kerusakan pada organ tersebut.
d. Pemeriksaan
Tes fungsi paru-paru(pulmonary function tests/pfts)
Radiologi dada
Tomografi komputerisasi
e. Komplikasi
Hipertensi paru
Infeksi paru-paru
Nodul paru
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Athritis
-Rheumatoid
--with
---Lung involvement M05.1+J99.0*
M05.2 Vaskulitis rematoid
a. Pengertian
Vaskulitis adalah peradangan pada pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan pada
dinding pembuluh darah. Perubahan pada pembuluh darah ini dapat mengganggu aliran
darah yang normal dan menyebabkan gangguan pada beberapa organ tubuh.
b. Tanda dan gejala
Pegal-pegal
Kelelahan
Kehilangan nafsu makan
Penurunan berat badan
Sakit kepala
Berkeringat di malam hari
Ruam pada kulit
Pembengkakan
Demam
Mati rasa atau kebas
c. Patofisiologi
peradangan pada dinding pembuluh darah yang bisa terjadi pada pembuluh darah
ukuran apa pun dan melibatkan berbagai sistem organ. Berdasarkan klasifikasi
dari Chapel Hill Consensus Conference, vasculitis dibagi menjadi vasculitis
pembuluh darah kecil, pembuluh darah sedang, pembuluh darah besar, pembuluh
darah variabel, single-organ, terkait penyakit sistemik, dan terkait kemungkinan
etiologi
d. Pemeriksaan
Tes darah, untuk mendeteksi antibodi yang dapat menyerang pembuluh darah,
dan mengukur kadar penanda peradangan dalam tubuh
Pemindaian, seperti USG, CT scan, PET scan, dan MRI, untuk mengetahui
pembuluh darah atau organ yang terkena vaskulitis
Angiografi, untuk melihat apakah dinding pembuluh darah menyempit atau
melebar
e. Komplikasi
Penggumpalan darah
Aneurisma atau diseksi aorta
Infeksi, seperti pneumonia dan sepsis, akibat efek samping pengobatan
vaskulitis
Kerusakan organ, seperti ginjal atau jantung
Kebutaan, akibat giant cell arteritis yang tidak ditangani
Komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia, keguguran, atau pertumbuhan
yang lambat pada janin
Stroke
f. Jalan koding berdasarkan icd 10
Athritis
-Rheumatoid
--with
---vasculitis M05.2
M05.3+ Arthritis rematoid dengan keterlibatan organ dan system lain
c. Patofisiologi
melibatkan peradangan dan hiperplasia sinovial, produksi autoantibodi
seperti anti-citrullinated protein antibodies (ACPA) dan rheumatoid factor (RF),
serta kerusakan tulang atau tulang rawan
d. Pemeriksaan
Tes darah
Tes ini bertujuan untuk melihat tanda peradangan dalam tubuh, misalnya
dengan tes laju endap darah atau CRP. Tes darah juga bertujuan untuk
mendeteksi autoantibodi yang menyerang jaringan tubuh sendiri (tes ANA)
akibat respons sistem kekebalan tubuh.
Pemindaian
Tes ini bertujuan untuk melihat kondisi sendi, serta menilai keparahan dari
peradangan atau kerusakan pada sendi. Pemindaian dapat dilakukan
dengan foto Rontgen, CT scan atau MRI
e. Komplikasi
Infeksi
Sindrom sjogen
Osteoporosis
Limfoma
Ruam kulit: Ruam kemerahan dan gatal yang sering terjadi pada tubuh,
biasanya muncul dan menghilang.
a. Pengertian
Bursitis adalah peradangan pada bursa, yaitu pelumas dan bantalan
di sekitar sendi yang berfungsi mengurangi gesekan antara tulang
dan tendon saat bergerak. Gangguan ini biasa terjadi pada sendi
lutut, siku, bahu, dan pinggul.
c. Patofisiologi
inflamasi pada bursa. Bursa merupakan lapisan sinovial di sekitar ruang
potensial sendi dan tendon, yang jika teriritasi akan terisi dengan cairan sinovial.
Pasien biasanya mengeluhkan rasa sakit ketika bursa yang meradang tertekan
ke tulang, otot, tendon, ligamen, atau kulit sekitarnya. Terlepas dari bahasa yang
mengarah ke peradangan, tidak semua bursitis dikaitkan dengan proses
inflamasi.
d. Pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium
Dua metode pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk memastikan penyebab
bursitis adalah pemeriksaan darah dan analisa cairan sendi dari sendi yang
meradang.
Pemindaian
Pemindaian yang bisa dilakukan untuk memastikan kondisi bursitis adalah foto
Rontgen, USG, atau MRI.
e. Komplikasi
Penyebaran infeksi ke jaringan di sekitarnya, yang bisa memperparah nyeri pada
sendi
Kekakuan pada sendi yang membatasi gerak sehingga penderita tidak dapat
melakukan aktivitas sehari-hari
c. Patofisiologi
melibatkan peradangan dan hiperplasia sinovial, produksi autoantibodi
seperti anti-citrullinated protein antibodies (ACPA) dan rheumatoid factor (RF),
serta kerusakan tulang atau tulang rawan.
d. Pemeriksaan
Tes darah
Gambaran radiologi , seperti radiologi (X-ray)
e. Komplikasi
Ulserasi atau nekrosis
Gangguan fungsi
Infeksi ,seperti pembengkakan, kemerahan,nyeri
c. Patofisiologi
Radang adalah reaksi lokal jaringan tubuh terhadap jejas. Keadaan ini bukanlah suatu
penyakit namun merupakan manifestasi suatu penyakit. Reaksi ini merupakan upaya
pertahanan tubuh baik untuk menghilangkan penyebab jejas maupun akibat jejas,
misalnya sel atau jaringan yang nekrotik. Tanpa reaksi radang maka penyebab jejas
misalnya kuman akan menyebar ke seluruh tubuh atau suatu luka tidak akan sembuh.
d. Pemeriksaan
Tes laboratorium
USG
Computerized tomography scan (CT-Scan)
e. Komplikasi
Dalam kasus parah, kondisi ini dapat menyulitkan pengidapnya untuk melakukan
tugas sehari-hari. Menahan beban juga dapat membuat pengidapnya tidak bisa
berjalan dengan nyaman atau duduk tegak. Dalam beberapa kasus, sendi mungkin
secara bertahap kehilangan keselarasan dan bentuknya
c. Komplikasi
Obesitas
Depresi
Penyakit perlemakan hati
Penyakit mata, seperti konjungtivitis dan uveitis
Penyakit jantung
Diabetes
Radang usus
Osteoporosis
Sindrom metabolik
a. Pengertian
radang sendi yang menyerang penderita psoriasis. Meskipun sebagian
besar kasus psoriasis arthritis diawali dengan psoriasis, tetapi psoriasis
arthritis juga bisa terjadi sebelum gejala psoriasis muncul.
d. Pemeriksaan
Pemindaian dengan foto Rontgen atau MRI
Tes antibodi dan kadar asam urat dengan mengambil sampel darah
Pemeriksaan cairan sendi
e. Komplikasi
Sakit perut
Diare
Kram perut
Hilang nafsu makan
Berat badan menurun
BAB berdarah
Sariawan
Demam
c. Pemeriksaan
Kolonoskopi
Pemindaian dengan CTE
Pemeriksaan feses
Tes darah,
d. Komplikasi
Penyumbatan saluran pencernaan
Malnutrisi
Osteoporosis, yaitu berkurangnya kepadatan tulang sehingga rentan patah
Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi vitamin B12 atau folat
Kanker usus
c. Pemeriksaan
d. Komplikasi
Diare kronis
Sembelit
Perut kembung
Mual dan muntah
Sakit perut
Nyeri sendi
Sariawan
Anemia defisiensi besi
Sakit kepala
Pengeroposan tulang (osteoporosis)
Tubuh mudah lelah
Kerusakan pada enamel gigi
c. Pemeriksaan
Tes genetik
Tes darah
Biopsi
Endoskopi
d. Komplikasi
Berat badan bayi lahir rendah, pada ibu hamil dengan penyakit celiac yang
tidak terkontrol
Kanker, terutama kanker usus besar, limfoma usus, dan limfoma Hodgkin
Malabsorpsi dan malnutrisi akibat tubuh tidak bisa menyerap nutrisi dengan
sempurna
Infertilitas dan keguguran, yang dapat disebabkan oleh kurangnya kalsium dan
vitamin D
a. Pengertian
Artritis inflamasi memengaruhi tulang belakang dan sendi-sendi besar.
b. Tanda dan Gejala
Demam
Tubuh mudah lelah
Nyeri lutut
Peradangan di jari-jari
Diare dan sakit perut
Kulit kemerahan, bersisik, dan terasa gatal
Gangguan penglihatan
Kesulitan bernapas
c. Patofisiologi
d. Pemeriksaan
Pemeriksaan genetic
Pemeriksaan darah
Fisioterapi
e. Komplikasi
Patah tulang belakang
Radang mata (iritis)
Gangguan jantung
Sindrom cauda equina
f. Jalan koding berdasarkan icd 10