Disusun Oleh :
Kelompok 11
Diko Julian Azmit 2214901039
Dinda Maidela Roza 2214901041
Gysti Barkah Khendany 2214901049
Imelda Falery Radja Pah 2214901051
Kurnia Nengsih 2214901053
Rahmatika 2214901068
Suci Handria Putri 2214901074
Sonia Aprilia 2214901075
Vera Rosalita 22149084
Pembimbing Akademik :
Ns. Muhammad Syakhiri, S.Kep
Pembimbing Klinik :
Dr. Ns. Asmawati, S.Kep, M.Kep
Kelompok 11
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Kegiatan............................................................................................4
C. Manfaat Kegiatan..........................................................................................4
BAB II IDENTIFIKASI MASALAH...................................................................5
A. Analisa Situasi Ruangan...............................................................................5
B. Winshield Survey..........................................................................................5
C. Daftar Masalah..............................................................................................7
D. Rumusan Masalah.........................................................................................7
E. Prioritas Masalah (SWOT)............................................................................9
F. Alternatif Pemecahan Masalah (Fish Bone)...............................................10
BAB III TINJAUAN LITERATUR (EVIDENCE BASED NURSING).........11
A. Analisa PICO..............................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................19
BAB V PENUTUP................................................................................................22
A. Kesimpulan.................................................................................................22
B. Saran...........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
LAMPIRAN..........................................................................................................22
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan dengan tujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
bagi masyarakat. Upaya kesehatan dilakukan melalui pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan. Salah satu fungsi rumah sakit dalam melaksanakan
tugasnya yaitu Menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit(Siregar, 2019).
Pelayanan rumah sakit yang bermutu sesuai standar profesi dan standar
pelayanan merupakan harapan semua masyarakat pengguna rumah sakit.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, Kementerian Kesehatan
telah telah melakukan berbagai upaya diantaranya melalui akreditasi rumah
sakit. Keselamatan pasien menjadi indikator standar utama penilaian
akreditasi baru yang dikenal dengan Akreditasi RS versi 2012. Dalam standar
Akreditasi RS versi 2012 mencakup standar pelayanan berfokus pada pasien,
standar manajemen rumah sakit, sasaran keselamatan pasien di rumah sakit
dan standar program MDGs.
Mengidentifikasi dengan benar pasien tertentu sebagai orang yang akan
diberi pelayanan atau pengobatan tertentu dengan mencocokan layanan atau
perawatan dengan pasien tersebut (JCI, 2018). Kelompok sasaran keselamatan
pasien meliputi 6 sasaran salah satunya adalah ketepatan identifikasi pasien.
Identitas pasien merupakan standar keselamatan pasien yang sangat penting.
Standar ini mengharuskan rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk
memperbaiki atau meningkatkan ketelitian identifikasi pasien (Tulus &
Maksum, 2018).
1
Proses identifikasi ini setidaknya memerlukan dua cara untuk
mengidentifikasi pasien, seperti nama, nomor identifikasi, tanggal lahir dan
nomor induk kependudukan. Elemen dalam identifikasi pasien meliputi:
Pasien diidentifikasi dengan menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien, Pasien diidentifikasi sebelum
pemberian obat, darah atau produk darah, Pasien diidentifikasi sebelum
mengambil darah dan spesimen lain untuk uji klinis, Pasien dilakukan
identifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur. Kebijakan
dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten pada
semua situasi dan lokasi (Lestari, 2018).
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan pada
tanggal 24 Mei- 26 Mei 2023 bersama kepala ruangan di ruangan rawat
bedah dapat ketahui bahwa banyak dari pasien dan keluarga pasien yang
belum mengetahui tentang fungsi/tujuan penggunaan gelang identitas pasien,
masih banyak petugas yang tidak menjelaskan tentang fungsi/tujuan
penggunaan gelang identitas pada pasien, masih jarang ditemukan petugas
yang menanyakan pada pasien minimal 2 identitas (nama dan tanggal lahir)
sebelum memberikan pengobatan dan tindakan/prosedur pada pasien, yaitu
pada saat melakukann tindakan seperti : sebelum mengambil darah/spesimen
lain (urin, sputum/dahak) untuk uji klinis. Dampak yang terjadi jika tidak
megidentifikasi pasien sebelum melakukan tindakan ini dapat menimbulkan
kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari
Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera
dan Kejadian Potensi Cedera serta berkurangnya poin penilaian mutu
pelayanan rumah sakit.
Berdasarkan permasalahan tersebut, mahasiswa berencana mengadakan
pertemuan dalam bentuk lokakarya mini dengan mengundang kepala ruangan
dan perawat rawat inap bedah, pembimbing klinik serta pembimbing
akademik.
2
B. TujuanKegiatan
1. Tujuan Umum
Memaparkan masalah dari mengidentifikasi pasien sebelum
melakukan tindakan pada pasien berdasarkan informasi yang diperoleh
dari hasil observasi dan wawancara di Ruang Rawat Inap Bedah Rsud dr.
Rasidin Padang
2. Tujuan Khusus
Kelompok mahasiswa bersama perawat di ruangan dapat
menunjukkan kemampuan untuk :
a. Mengidentifikasi masalah indikator mutu keperawatan yaitu, belum
optimalnyamengidentifikasi pasien sebelum melakukan tindakan pada
pasien.
b. Merencanakan alternatif penyelesaian masalah indikator mutu
keperawatan meliputi belum optimalnya pengidentifikasian pasien
sebelum melakukan tindakan pada pasien.
c. Melakukan implementasi berupa edukasi pelaksanaan mengidentifikasi
pasien sebelum melakukan tindakan pada pasien.
d. Melakukan evaluasi untuk menilai optimalisasi dan keefektifan dari
implementasi yang diberikan
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Rumah Sakit
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
mengenai beberapa masalah indikator mutu di Ruang Rawat Inap bedah
RSUD dr.Rasidin Padang
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Mengoptimalkan kualitas manajemen dan indikator mutu
pelayanan dengan melakukan identifikasi pasien dengan minimal 2
identitas di Ruang Rawat Inap bedah RSUD dr. Rasidin Padang.
3
3. Bagi Pasien
Dapat mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan dan
meningkatkan keselamatan pada pasien di Ruang Rawat Inap bedah
RSUD dr.Rasidin Padang
4. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan terkait indikator mutu keperawatan di
ruang rawat dan sebagai pemenuhan tugas praktek keperawatan
manajemen keperawatan STIKes Alifah Padang
4
BAB II
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANGAN DAN
IDENTIFIKASI MASALAH
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Rasidin pada awalnya merupakan puskesmas plus
yang dulunya berada dibawah naungan Puskesmas Belimbing Kecamatan Kuranji
Padang dengan Tempat Perawatan (DPT). Sesuai dengan berjalannya waktu sampai
pada bulan Agustus tahun 2000 berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) yang mempunyai ruang rawat inap gabungan dengan 40 tempat tidur. Pada
awal tahun 2000 RSUD baru bernama RSUD dr. Rasidin Padang diresmikan oleh
Bapak Walikota Padang pada tanggal 30 Agustus 2000. RSUD dr. Rasidin Padang
diserahkan Dinas Kesehatan Kota Padang ke Pemerintah Kota Padang yang
dipimpin oleh Bapak dr. H. Syafril Agus sebagai Direktur pertama RSUD dr.
Rasidin Padang menurut PERDA No. 18 tahun 2002.
Pada Tahun 2004 Direktur RSUD dr. Rasidin Padang digantikan oleh drg. Iskandar
Syah, M.Kes sampai dengan awal tahun 2009.Selanjutnya kepemimpinan
diteruskan oleh Bapak Nazaruddin, SKM,M.Kes. Tanggal 25 November 2009
berdasarkan SK Menkes No. 1139/Menkes/SK/XI/2009 RSUD dr. Rasidin Padang
berubah status dari izin sementara menjadi izin tetapi dengan izin Tipe Rumah
Sakit Tipe C.Tahun 2012 sampai tahun 2016 RSUD dr. Rasidin Padang dipimpin
oleh dr. Artati Suryani, MPH. Selama masa kepemimpinan beliau RSUD dr.
Rasidin Padang memiliki status lulus 5 pelayanan tingkat dasar meliputi Pelayanan
Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medis, Gawat Darurat, Rekam Medis,
dan Keperawatan dengan Nomor KARS-SERT/661/VI/2012. Pada bulan Februari
2016 dilantik dr. Hj. Herlin Sridiani, M.Kes sebagai direktur RSUD dr. Rasidin
sampai dengan sekarang.
5
F. Jenis – jenis pelayanan rumah sakit
IGD 24 jam
Layanan Rawat Inap
• Rawat Inap Penyakit Dalam
• Rawat Inap Kebidanan
• Rawat Inap Anak
• Rawat Inap Bedah
• Rawat Inap ICU
• Rawat Inap NICU
Layanan Rawat Jalan
• Poliklinik Penyakit Dalam
• Poliklinik Anak
• Poliklinik Bedah
• Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
• Poliklinik Paru
• Poliklinik THT
• Poliklinik Mata
• Poliklinik Kulit dan Kelamin
• Poliklinik Syaraf
• Poliklinik Gigi
• Poliklinik Orthopedi (Bedah Tulang)
• Poliklinik Jantung
• Poliklinik Bedah Mulut
• Poliklinik Bedah Anak
• Poliklinik Orthodonti
• Poliklinik Umum
Layanan lainnya
• Radiologi
• Laboratorium
• Apotek
• Konsultasi Gizi
• Fisioterapi (Rehabilitasi Medik)
• Terapi Wicara
• Medical Check Up
6
G. Winshield Survey
Keselamatan pasien indentik dengan kualitas pelayanan, di mana semakin
baik kualitas layanan maka keselamatan pasien juga akan semakin baik.
Identifikasi pasien merupakan mengidentifikasi dengan benar pasien
tertentu. sebagai orang yang akan diberi pelayanan atau pengobatan tertentu
dengan mencocokan layanan atau perawatan dengan pasien tersebut.
Proses identifikasi ini setidaknya memerlukan dua cara untuk
mengidentifikasi pasien, seperti nama, tanggal lahir,No. MR dan NIK. Dalam
hal ini nomorkamar pasien atau lokasi tidak digunakan. Identifikasi ini
digunakan dua identitas di lokasi yang berbeda dalam rumah sakit, seperti
rawat inap, rawat jalan dan IGD atau kamar operasi.
Berdasarkan hasil winshield survey di Ruang Rawat Inap Bedah RSUD dr
Rasidin Padang tgl 25 Mei, kelompok menemukan ada beberapa masalah di
ruang bedah diantaranya:
1. Belum optimalnya pelaksanaan identifikasi pasien dengan menggunakan
minimal dua identitas (Nama/tanggal lahir/No. MR/NIK)*
Berdasarkan hasil pengamatan diruangan dan wawancara dengan
keluarga pasien oleh kelompok 11 pada tanggal 24 Mei-26 Mei 2023.
Didapatkan data bahwa 5 dari 15 keluarga pasien (77,7%) mengatakan
bahwa pasien kadang-kadang diidentifikasi menggunakan minimal 2
identitas dan 3 orang lainnya mengatakan tidak ada pengidentifikasian
menggunakan minimal 2 identitas.
2. Belum optimalnya pelaksanaan identifikasi pasien sebelum pemberian
obat, diet atau produk darah*
Berdasarkan hasil pengamatan diruangan dan wawancara dengan keluarga
pasien oleh kelompok 11 pada tanggal 24-26 Mei 2023. Didapatkan
data bahwa 8 dari 15 keluarga pasien (66,3%) mengatakan bahwa pasien
tidak diidentifikasi sebelum pemberian diet, 3 orang lainnya mengatakan
kadang-kadang pasien diidentifikasi menggunakan minimal 2 identitas
sebelum pemberian diet.
3. Belum optimalnya pelaksanaan identifikasi pasien sebelum mengambil
darah dan spesimen (urine, feses, dahak) untuk uji klinis.*
Berdasarkan hasil pengamatan diruangan dan wawancara dengan
keluarga pasien oleh kelompok 1 1 pada tanggal 2 4 - 2 6 Mei
7
2023, Didapatkan data bahwa 3 dari 15 keluarga pasien (80%) mengatakan
bahwa pasien kadang-kadang diidentifikasi sebelum mengambil
spesimen (urine, feses, dahak) dengan menggunakan minimal 2 identitas.
4. Belum optimalnya konsistensi tenaga kesehatan dalam mengidentifikasi
pasien pada kondisi sudah disebutkan diatas
Berdasarkan hasil pengamatan diruangan dan wawancara dengan
keluarga pasien oleh kelompok 11 pada tanggal 24-26 Mei 2023.
Didapatkan data bahwa 4 dari 15 keluarga pasien (73,3%) mengatakan
bahwa tenaga kesehatan kadang-kadang konsisten dalam mengidentifikasi
pasien dalam kondisi seperti yang telah disebutkan diatas.
Ket: *kondisi yang disebutkan diatas
H. Daftar Masalah
1. Belum optimalnya pelaksanaan identifikasi pasien dengan menggunakan
minimal dua identitas (Nama/tanggal lahir/No. MR/NIK).
2. Belum optimalnya pelaksanaan identifikasi pasien sebelum pemberian
obat, diet atau produk darah.
3. Belum optimalnya pelaksanaan identifikasi pasien sebelum mengambil
darah dan spesimen (urine, feses, dahak) untuk uji klinis.
4. Belum optimalnya konsistensi tenaga kesehatan dalam mengidentifikasi
pasien pada kondisi sudah disebutkan diatas.
I. Rumusan Masalah
No Data Masalah
1. Hasil observasi yang dilihat di ruangan : Belum optimalnya
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pelaksanaan identifikasi
dengan keluarga pasien yang telah dilakukan pasien di Ruang Rawat
di RuangRawat Inap Bedah, dapat Inap bedah.
diketahui bahwa belum optimalnya
pelaksanaan proses identifikasi oleh tenaga
kesehatan pada pasiendengan menggunakan
minimal 2 identitas (Nama/tanggal lahir/No.
8
MR/NIK), belum optimalnya pelaksanaan
identifikasi pasien sebelum pemberian obat,
diet atau produk darah, belum optimalnya
pelaksanaan proses identifikasi oleh tenaga
kesehatan pada pasien sebelum memberikan
tindakan/prosedur dan transfer pada pasien,
belum optimalnya pelaksanaan proses
identifikasi oleh petugas pada pasien
sebelum mengambil darah/spesimen lain
(urine, feses, sputum/dahak) untuk uji klinis.
9
J. Prioritas Masalah (SWOT)
No Masalah S W O T
Keperawatan Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
1. Belum Semua tenaga keperawatan Perawat merasa sudah hafal Sarana peningkatan Masyarakat yang
optimalnya di ruangan memiliki dengan pasien jadi lupa mutu pelayanan semakin menuntut
pelaksanaan pengetahuan tentang mengidentifikasi sebelum dirumah sakit pelayanan yang optimal
identifikasi ketepatan identifikasi pasien memberikan tindakan Meningkatkan angka Berkurangnya poin
pasien rawat Adanya SOP tentang Kurangnya motivasi diri ketepatan identifikasi penilaian indikator
inap b e d a h identifikasi pasien dari untuk melaksanakan pasien mutu pelayanan rumah
rumah sakit ketepatan identifikasi sakit
pasien sesuai SOP
1
K. Alternatif Pemecahan Masalah (Fish Bone)
MAN MATERIA
Tidak adanya
lembar identifikasi
Kurangnya pasien yang harus
motivasiperawat dalam diisi oleh perawat
melaksanakan identifikasi sebelum
pasien sebelum
C. Belum optimalnya
pelaksanaan identifikasi
D. pada pasien
12
Berdasarkan diagram diatas didapat data bahwa dari 14 responden sebagian besar 12 responden (92%) perawat di Ruang Rawat Inap Bedah adalah Wanita,
sedangkan sebagian 2 responden (8 %) perawat adalah laki-laki
2) Pendidikan
Gambar 3.2.
Distribusi frekuensi pendidikan perawat di Ruang Rawat Inap Interne tahun 2023
13
Berdasarkan diagram diatas didapat data bahwa dari 14 responden sebagian besar 9 responden (64%) perawat di Ruang Rawat Inap Bedah berpendidikan
Diploma (D3), sedangkan 5 responden (36%) berpendidikan S1
b. Identifikasi Pasien
1) Pengetahuan Perawat tentang Identifikasi Pasien
Gambar 3.3
Distribusi frekuensi pengetahuan tentang standar Patient Safety di Ruang Rawat Inap Bedah tahun 2023
14
Berdasarkan diagram diatas didapat data bahwa dari 14 responden lebih dari separoh 10 responden (71%) perawat di Ruang Rawat Inap Bedah menjawab benar,
sedangkan 4 responden (29%) menjawab salah.
Gambar 3.4
Distribusi frekuensi Pengetahuan Tentang Tujuan Dari Identifikasi Pasien di Ruang Rawat Inap Bedah tahun 2023
15
Berdasarkan diagram diatas didapat data bahwa dari 14 responden lebih dari separoh 11 responden (79%) perawat di Ruang Rawat Inap Bedah menjawab benar,
sedangkan 3 responden (21 %) menjawab salah.
Gambar 3. 5
Distribusi frekuensi Pengetahuan Tentang Alat Identifikasi Yang Dapat Di Ukur Dalam Proses Identifikasi Pasien di Ruang Rawat Inap Bedah tahun 2023
16
Berdasarkan diagram diatas didapat data bahwa dari 14 responden (100%) perawat di Ruang Rawat Inap Bedah menjawab benar.
Gambar 3.6
Distribusi frekuensi Pengetahuan Tentang Kriteria Alat Ukur Yang Sesuai Dengan SOP di Ruang Rawat Inap Bedah tahun 2023
17
Pengetahuan Tentang Kriteria Alat Ukur Yang
Sesuai Dengan SOP
Benar
100%
Berdasarkan diagram diatas didapat data bahwa dari 14 Responden (100% ) perawat di Ruang Rawat Inap Bedah menjawab benar.
Gambar 3.7
Distribusi frekuensi Pengetahuan Tentang Hal Diperhatikan Oleh Perawat Dalam Mengidentifikasi Pasien di Ruang Rawat Inap Bedah tahun 2023
18
Berdasarkan diagram diatas didapat data bahwa dari 14 responden sebagian besar 9 responden (64%) perawat di Ruang Rawat Inap Bedah menjawab benar,
sedangkan 5 responden (36%) menjawab salah.
Gambar 3.8
Distribusi frekuensi Pengetahuan Yang Harus Melakukan Identifikasi Pasien di Ruang Rawat Inap Bedah tahun 2023
19
Pengetahuan Yang Harus Melakukan Identifikasi
Pasien
Benar
100%
Berdasarkan diagram diatas didapat data bahwa dari 14 responden (100%) perawat di Ruang Rawat Inap Bedah menjawab benar.
selalu sering
50% 50%
Berdasarkan diagram diatas didapat data bahwa dari 14 responden lebih dari separoh (50%) perawat di Ruang Rawat Inap Bedah menjawab selalu, sedangkan 50%
menjawab sering
Gambar 3.10
Distribusi frekuensi menanyakan nama dan umur sangat efektif untuk mengetahui identitas pasien di Ruang Rawat Inap Bedah tahun 2023
21
Berdasarkan diagram diatas didapat data bahwa dari 14 responden sebagian (50%) perawat di Ruang Rawat Inap Bedah menjawab selalu, 29% menjawab sering
sedangkan 21% menjawab Jarang
Gambar 3.11
Distribusi frekuensi menanyakan nama dan nomor rekam medis sangat efektif untuk mengetahui identitas pasien di Ruang Rawat Inap Bedah tahun 2023
22
Berdasarkan diagram diatas didapat data bahwa lebih dari separoh (64%) perawat di Ruang Rawat Inap Interne menjawab selalu, sedangkan 33% menjawab sering
Gambar 3.12
Distribusi frekuensi penggunaan identifikasi pasien dengan menyebutkan nama, no.RM, cross cek gelang identitas di Ruang Rawat Bedah Interne tahun 2023
23
Pengetahuan Tentang Tujuan Dari Identifikasi Pasien
Selalu Sering Kadang-kadang
8%
50%
42%
Berdasarkan diagram diatas didapatkan data bahwa dari 14 responden lebih dari separoh (50%) perawat di Ruang Rawat Inap Interne menjawab selalu, (42%)
menjawab sering dan (8%) menjawab kadang-kadang
Gambar 3.13
Distribusi frekuensi pengidentifikasian pasien Pada saat pemberian obat, produk darah (double check), penganbilan darah dan specimen lain serta dalam melaksanakan
tindakan pengobatan dan perawatan di Ruang Rawat Inap Bedah tahun 2023
24
Selalu Sering Kadang-kadang
8%
50%
42%
Berdasarkan diagram diatas didapatkan data bahwa dari 14 responden lebih dari separoh (42%) perawat di Ruang Rawat Inap Bedah menjawab sering, (50%)
menjawab selalu dan (8%) menjawab kadang-kadang.
Gambar 3.14
Distribusi frekuensi perawat pernah mendapatkan pengarahan tentang ketepatan identifikasi pasien di Ruang Rawat Inap Bedah tahun 2023
25
Selalu Sering Kadang-kadang
8%
50%
42%
Berdasarkan diagram diatas didapatkan data bahwa dari 12 responden lebih dari separoh (50%) perawat di Ruang Rawat Inap Bedah menjawab selalu, 42%
menjawab sering dan 8% menjawab kadang-kadang.
26
B. Analisa Data
Belum28optimalnya
pelaksanaan tentang
penerapan
pengidentifikasian pasien
oleh tenaga kesehatan
Sudah adanya SOP tentang
pengidentifikasian pasien Perawat merasa hafal dengan
namun terkadang tidak dengan pasien jadi lupa
dilakukan mengidentifikasi pasien
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor
1 Belum optimalnya pelaksanaan tentang penerapan 5 5 4 4 5 23
pengidentifikasian pasien
Dari tabel diatas maka dapat dibuat prioritas masalah sebagai berikut :
29
1. Penerapan Pengidentifikasian Pasien Keterangan
1. Magnitude (Mg), yaitu kecenderungan dan seringnya masalah terjadi;
Keterangan bobot
Nilai 1 = sangat kurang sesuai
Nilai 2 = kurang sesuai
Nilai 3 = cukup sesuai
Nilai 4 = sesuai
Nilai 5 = sangat sesuai
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor
2. Belum optimalnya pelaksanaan tentang pengurangan resiko 5 5 4 4 5 23
jatuh
Dari tabel diatas maka dapat dibuat prioritas masalah sebagai berikut :
2. Penerapan pengurangan resiko jatuh
30
1. Magnitude (Mg), yaitu kecenderungan dan seringnya masalah terjadi;
Keterangan bobot
Nilai 1 = sangat kurang sesuai
Nilai 2 = kurang sesuai
Nilai 3 = cukup sesuai
Nilai 4 = sesuai
Nilai 5 = sangat sesuai
31
No Alternatif Penyelesaian Masalah C A R L Total
1 Belum optimalnya pelaksanaan tentang 5 5 5 4 19
penerapan pengidentifikasian pasien
Dari table di atas maka di buat prioritas penyelesaian masalah sebagai berikut:
1. Penerapan pengidentifikasian pasien dan
Keterangan :
C= Capability, artinya kemampuan melaksanakan alternatif,
32
ANALISA SWOT
No Masalah S W O T
Keperawatan
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
1. Belum Semua tenaga keperawatan Perawat merasa sudah hafal Sarana peningkatan Masyarakat yang
optimalnya di ruangan memiliki dengan pasien jadi lupa mutu pelayanan semakin menuntut
pelaksanaan pengetahuan tentang mengidentifikasi sebelum dirumah sakit pelayanan yang optimal
identifikasi ketepatan identifikasi pasien memberikan tindakan Meningkatkan angka Berkurangnya poin
pasien rawat Adanya SOP tentang Kurangnya motivasi diri ketepatan identifikasi penilaian indikator
inap dan di identifikasi pasien dari untuk melaksanakan pasien mutu pelayanan rumah
Ruang Interne rumah sakit ketepatan identifikasi sakit
pasien sesuai SOP
2 Belum Terdapat lembar pengkajian Perawat sudah melakukan Adanya mahasiswa Tuntutan layanan
optimalnya resiko jatuh (MORSE). pendokumentasian resiko keperawatan yang kesehatan dari
pelaksanaan jatuh dengan baik, tetapi berpraktik di masyarakat yang terlalu
Terdapat perawat yang
pengurangan tidak menerapkan ruangan rawat inap tinggi terutama
memiliki kemampuan
resiko jatuh pengurangan resiko jatuh interne berkaitan dengan
dalam melakukan proses
oleh perawat tersebut keselamatan pasien.
keperawatan yang
di Ruang Adanya daya saing dari
komprehensif
Rawat Inap rumah sakit lainnya
Interne yang memberikan
pelayanan kesehatan
33
yang berkualitas
Plan Of Action (POA)
No Masalah Rencana kegiatan Tujuan Sasaran Metode Narasumber Waktu/ Tempat Penanggung
tgl Jawab
1. Kurang 1. Menyediakan Mengoptimalkan Perawat Demonst Mahasiswa Rabu 24 Ruang Mahasiswaa
optimalnya lembar balik penerapan yang rasi Profesi Stikes Mei Rawat profesi
perawat dalam untuk pengidentifikasian berada di Alifah 2023 Inap Stikes Alifah
melakukan mengoptimalkan dan pengurangan ruang Padang Bedah Padang
penerapan penerapan resiko jatuh Interne RSUD
pengidentifikasia pengidentifikasia terhadap pasien di Dr.
n pasien dan n pasien di ruang ruang interne Rasidin
pengurangan interne Padang
resiko jatuh pada
pasien di ruangan 2. Menyediakan
Interne RSUD lembar balik dan
34
Ruang Interne
3. Melakukan
simulasi kembali
tentang
bagaimana cara
memberikan
edukasi terhadap
pasien beresiko
jatuh
35
36