Diskusi Interaktif
Sesi 1: Acute Chest Pain in Acute Coronary Syndrome
1. Tn. R 53 tahun, Nyeri Dada sejak 12 jam yang lalu. Diawali nyeri dada
hilang timbul sejak 2 minggu yang lalu. Nyeri dada awalnya saat
aktifitas saja. Tapi nyeri dada semakin bertambah. DM dan HT, Tidak
pernah kontrol. Obesitas, tidak pernah olahraga, paman serangan
jantung usia 50 th. Lemas, BP 150/95 mmHg, HR 110 bpm, RR 20x/m
Apa yang dilakukan Anda sebagai dokter di IGD atau DPJP di IGD…
A. Berikan nitrat SL dan pasang infus
B. Ambil darah sambil melakukan anamnesis
C. Cek hemodinamik dan periksa EKG
D. Memberikan loading aspirin dan clopidogrel
E. Memberikan antikoagulan subkutan
Jawaban C
Jawaban:
Pertimbangan risk and benefit selalu menjadi pertimbangan kita dalam memilih terapi
yang terbaik bagi pasien. Apabila melena terjadi secara masif maka tatalaksana pemberian
DAPT harus dipertimbangkan dengan hati-hati bahkan sampai kita tidak bisa memberikan
DAPT loading maupun maintenancenya. Yang bisa kita lakukan adalah usaha untuk
menghentikan melenanya dgn drip PPI dll dan STEMInya kita tatalaksana sementara hanya
dengan pemberian nitrat drip atau obat2an yang lain.
Pada daerah perifer dan di Puskesmas di mana kami tidak mempunyai EKG dan pasien keluhan
nyeri dada atypical seperti pada lansia, apakah boleh di lakukan trial terapi dengan Nitral dan
loading antiplatelet jika dicurigai ACS ataukah dirujuk dan menunggu hasil pasti dari EKG dan
enzim jantung?
Jawaban:
Bila nyeri dada typical tidak ada salahnya untuk melakukan trial dengan memberikan
nitrat terlebih dahulu kemudian lihat apabila berkurang nyeri dadanya maka kemungkinan
besar memang pasien tersebut mengalami ACS. Bila tidak ada perdarahan maka loading
DAPT dapat diberikan sambal mempersiapkan untuk dirujuk. Sekali lagi kondisi seperti ini
harus diperhatikan kasus demi kasus dan selalu mempertimbangkan risk and benefit.
Pemilihan anti-platelet pada tatalaksana awal ACS apakah membutuhkan
DAPT atau cukup dengan single platelet saja?
Jawaban:
Pada tatalaksana ACS pemberian antiplatelet membutuhkan DAPT dan diloading dengan
jumlah sesuai indikasi.
Jika bekerja di RS tanpa adanya fasilitas PCI dimana pasien usia lanjut
dengan hematemesis melena dan STEMI, bagaimana penatalaksanaannya?
Jawaban:
Pertimbangan risk and benefit selalu menjadi pertimbangan kita dalam memilih terapi
yang terbaik bagi pasien. Apabila melena terjadi secara masif maka tatalaksana pemberian
DAPT harus dipertimbangkan dengan hati-hati bahkan sampai kita tidak bisa memberikan
DAPT loading maupun maintenancenya. Yang bisa kita lakukan adalah usaha untuk
menghentikan melenanya dgn drip PPI dll dan STEMInya kita tatalaksana sementara hanya
dengan pemberian nitrat drip atau obat-obatan yang lain.
Apakah boleh dibahas mengenai jenis-jenis ECG patterns lain seperti wellens,
shark T, de winter, dll yang mengarah kepada oklusi koroner?
Jawaban:
Jawaban:
Kita harus berusaha untuk meningkatkan dulu tekanan darahnya dengan pemberian inotrop
Kemudian bisa diberikan nitrat atau morfin. Revaskularisasi segera merupakan indikasi
untuk dilakukan segera dengan kondisi pasien seperti ini.
Apabila pada pemeriksaan EKG pertama mendapati bahwa hasil EKG masih normal namun
dengan gejala ACS khas, maka diperlukan pengulangan EKG 1 jam kemudian, selama
menunggu EKG yang ke-2 apakah boleh memberikan terapi :
- Nitrat 5 mg sublingual bila tidak ada hipotensi?
- Apakah aspirin dan clopidogrel boleh masuk dahulu?
- Captopril sublingual bila TD semisal > 200/100 mg/dL?
Jawaban:
Bisa diberikan karena kita sudah curiga suatu ACS kecuali ada kontrandikasi
Apabila ada peningkatan bilirubin/insufisiensi hepar, bagaimana adjustment
pemberian clopidogrel mengingat metabolisme clopidogrel terjadi di hepar?
Atau tetap diberikan sesuai guideline?
Jawaban:
Tetap diberikan dan tidak ada adjustment, mesti dilihat juga kondisi insuf heparnya secara
menyeluruh bagaimana.
Apa kontraindikasi pemberian golongan nitrat pada pasien ska? Jika tidak
bisa diberi apa opsi lain untuk pengganti nitrat?
Jawaban:
Kontrainsikasinya bila terjadi hipotensi, opsi lainnya bisa diberikan morphine atau nitrat
diberikan bersamaan dengan morphine. Manajemen tensi yang rendah harus dilakukan
dan apabila terindikasi adanya syok kardiogenik maka masuk ke highrisk dan harus
dilakukan segera PCI.
Pada pasien dengan gambaran EKG iskemik inferior kontraindikasi
pemberian nitrat, untuk tatalaksana awal sebaiknya dokter ?
Jawaban:
Tetap diberikan loading DAPT, kalau memungkinkan berikan morphine dan terapi lain
seperti ACEi atau ARB. Bila kontraindikasinya karena syok kardiogenik maka indikasi
segera PCI
Jika di temukan pasien nyeri dada ke arah ACS dengan EKG yang sesuai
dengan ACS dengan tensi dibawah 90 apakah aman untuk di berikan CPG
dan aspilet?
Jawaban:
Aman, berikan segera di loading terlebih dahulu
Apabila tidak terdapat pemeriksaan marker enzim jantung tropinin hanya
ada CK Nac dan LDH apakah efektif untuk terapi dan diagnosis angina
pectoris?
Jawaban:
Kalau tidak ada troponin bia digunakan CK dan LDH namun kelemahannya tidak spesifik
Jika ada pasien pria usia muda dengan keluhan angina, TD 140/90, EKG normal,
tidak ada fasilitas pemeriksaan troponin. apakah sebaiknya tetap dilakukan
tatalaksana awal ACS? dan jika tdk ada clopidogrel/ticagrelor, apakah boleh hanya
diberikan aspirin & isdn saja?
Jawaban:
Belum tegak ACS, setidaknya diulang dulu EKGnya. Apabila nyeridada tipical dan pasien
memiliki risiko mengalami aterosklerosis maka bisa saja kita anggap ACS dulu. Bisa
diberikan nitrat terlebih dahulu. Apa yang ada dulu diberikan dgn tetap diloading.
Perlukah troponin dicek berkala setiap beberapa jam sekali disesuaikan
dengan perubahan gejala klinis? Terima kasih
Jawaban:
Ya utk pasien yang tidak tegak dengan jelas apakah suatu ACS atau bukan. Pemeriksaan
Troponin serial adalah salah satu cara me-rule in atau rule out ACS
Pada pasien dengan KU pingsan mendadak dan kejang, terdapat penurunan
kesadaran dengan hematemesis, pada EKG ditemukan STEMI anteroseptal
dan riwayat post-COVID dan chronic coronary syndrome, bagaimana
tatalaksana awal yang tepat untuk ini?
Jawaban:
Awal tetap primary survey CAB, bila tidak ada sirkulasi dilakukan resusitasi sesuai BLS-
ACLS.
Selanjutnya bila hemodinamik stabil diberikan talaksana awal ACS seperti diberikan nitrat,
oksigen dan loading DAPT. Bila hematemesis akut maka loading DAPT bisa ditunda.
Segera pastikan tidak ada stroke atau penyebab lain yang menyebabkan pasien pingsan
dan kejang.
Segera lakukan PCI setelah tatalaksana awal dilakukan
Pasien datang ke igd pkm dengan tidak sadar, pupil merespon tapi midriasis, TD 60/40,
keluhan sebelumnya nyeri dada, hanya saja tidak ada ekg, sebaiknya apa yang harus kami
lakukan? Setelah kami resusitasi dan pemberi oksigen pasien sadar dan muntah hebat,
tetapi diperjalanan menuju RS pasien kembali syok dan meninggal dan badan menghitam,
apakah diagnosanya memang acs?
Jawaban:
Sepertinya lebih ke stroke walapun ACS masih bisa sebagai DD/. Yang dilakukan sudah
betul yaitu lakukan resusitasi dengan berupaya mempertahankan sirkulasi pasien dengan
upaya menaikan MAP nya.
Pada pasien ini sulit utk menyatakan ACS hanya berdasarkan keluhan sebelumnya
nyeridada.
1) pada pasien nyeri dada tipikal, dengan ekg nsteacs namun tidak ada pemeriksaan
enzim jantung di faskes apakah bisa dibedakan uap dengan nstemi hanya dengan EKG?
2) pada pasien klinis nyeri dada hebat, dan EKG namun dengan TD<90, obat apakah yang
bisa diberikan?
Jawaban:
1. Tidak bisa membedakan. Kalau tidak bisa dibedakan tidka apa apa yang penting
dinilai stratifikasi risikonya
2. DAPT, dan naikan tensi dengan inotrop. Setelah nsik berikan nitrat atau morphine
Diskusi Interaktif
Sesi 2: Clinical Approach to Septic and Septic Shock
1. Seorang laki-laki, 54 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak
napas yang memberat sejak 6 jam sebelumnya. Pasien sudah
merasakan demam tinggi disertai batuk berdahak kuning kehijauan
sejak 4 hari yang lalu, yang bertambah berat walaupun telah
berobat dan diberikan Cefixime 2x200mg sejak 2 hari yang lalu.
A. Pemberian karbapenem
B. Pemberian antibiotik spektrum luas
C. Pemberian antibiotik yang mencakup spektrum anti-Pseudomonas
D. Pemberian antibiotik menunggu hasil kultur darah
E. Pemberian antibiotik sesudah hemodinamik pasien stabil
B
norepinefrin
jangan tertipu dengan dobutamin karena inotropik
septik syok pentingnya adalah vasopressor, berikan
norepinefron
kalau ada masalah dengan jantung baru inotropik
ditambah vasopressor
pilihannya antara norepinefrin atau dopamin,
namun dopamin dapat membuat masalah
konduksi
jadi gold standard adalah norepinefrin
Q&A
Main Event: Sabtu,
11 Desember
Internal Medicine 2021
Lalu jika setelah membaik hipotensinya krn di resusitasi, dan beberapa menit atau jam kemudian kembali
hipotensi, apakah kita memberikan dosis resusitasi kristaloid yg sama seperti awal? atau kita langsung beri
vasopresor?
Jawaban:
Dapat diberikan seusai indikasi
Bagaimana tindakan awal pada pasien sepsis dengan riwayat CKD on HD,
seperti pemberian antibiotik tertentu yang tidak merusak fungsi ginjal?
Jawaban:
pilih antibiotik gangguan disfungsi organ nefrotoksik tapi perlu diadjust karena obat ini
clearancenya lewat ginjal (tidak ngerusak tapi karena tidak bisa dikeluarkan nanti
malah numpuk karena overload)
adjusmentnya disini
- pilih regimen
- dosis
Jawaban:
Monitoring dapat digunakan dengan laktat point of care testing
Dikerjakan dalam 6 jam sesudah resuitasi, namun dapat dinilai
ulang lebih dini.
Bagaimana dengan fasilitas yang tidak memiliki pemeriksaan laktat?
Bagaimana dengan penggunaan vasoproser pada pasien riwayat gagal
jantung?
Jawaban:
Sebagai alternatif laktat dapat dilakukan monitoring klinis sebagai
penanda kecukupan resusitasi (laju nadi, napas, produksi urin,
dsb)
Dapat diberikan sesuai indikasi
Untuk pemeriksaan D-dimer dan Immature Platelet Factor
apakah dapat dijadikan sebagai biomarker sepsis?
Jawaban:
Ya
Pada pasien sepsis karena gangren pedis, kapan
perlu dilakukan operasi untuk infection control?
Apakah ada target perbaikan KU terlebih dahulu?
Jawaban:
A. Ketoasidosis diabetikum
B. Status Hiperglikemia Hiperosmolar
A
ingat kata kuncinya, beta hydroxybutyrate lebih
tinggi dari 0.6mmol/L itu kunci DKA
3. Laki-laki, 68 tahun, dibawa keluarganya ke IGD karena tidak sadar sejak 6 jam
SMRS. Pasien mengeluh demam dan batuk sejak 5 hari sebelumnya. Pasien
memiliki riwayat diabetes dan mendapat terapi Glargine 1x30 unit dan Metformin
500 mg 3x/hari.
○ Pemeriksaan fisik: Kesadaran somnolen, tekanan darah 100/60 mmHg, denyut
nadi 124x/menit, frekuensi nafas 28x/menit cepat dan dalam, suhu 39°C.
○ Laboratorium: Hb 14,2 g/dL, Ht 37 mg/dL, Leukosit 21.000/uL, Trombosit
356.000/uL, glukosa sewaktu 321 mg/dL, Beta hidroksi butirat 1,2 mmol/L, AGD
7,34/23/92/15/BE -2,4.
A. Rehidrasi adekuat
B. Koreksi Hipokalemia
C. Drip insulin intravena
D. Pemberian dobutamin
A
A. Syok hipovolemia
B. Trombosis
C. Hipoglikemia
D. Hiperkalemia
C
komplikasi karena terapi, jadi hipoglisemia
Q&A
Main Event: Sabtu,
11 Desember
Internal Medicine 2021
Jawaban:
Jika bukan diabetes, harus dicari tahu penyebab hipoglikemianya apa. Target
penatalaksanaan tidak harus 200 mg/dL, tapi hanya diambang normal. Jika
penyebab bukan diabetes, akan sulit mencapai GD>200 karena penyebabnya
belum ditatalaksana, misal insulinoma atau intake yang kurang. Kalau hanya
intake kurang, jika diet sudah diperbaiki dan GD >200, hentikan infus Dx.
Namun pada insulinoma, hipoglikemia ini akan sulit tertangani, jadi harus segera
ditatalaksana insulinoma nya
2. Jika pasien hipoglikemi dengan riwayat GD2PP yang rendah dibanding
GDP dan pasien saat ini datang ke IGD dengan kondisi hipoglikemia dan baru
selesai makan beberapa jam sebelum masuk IGD, bagaimana tatalaksananya
dok?
Jawaban:
Gula darah puasa lebih dari tinggi dibandingkan PP, ini sering terjadi pada pasien
DM baru. Ini terjadi pada pasien dengan resistensi insulin tinggi. Apabila dia
hipoglikemia habis makan, bisa dilihat kemungkinan terapinya terlalu agresif (jika
memang sudah menggunakan obat DM), sehingga dosis perlu disesuaikan
Jika bukan diabetes tatalaksana sama dengan hipoglikemia biasa dan cari
penyebabnya (baca jawaban No. 1)
3. Terkait hipoglikemia, bila di RS glucagon tidak tersedia di dapatkan, apakah
dapat di beri kortikosteroid dosis tinggi sebagai pengganti glucagon? Batasan
dosis dan brp kali dapat di coba diberikan dan kortikosteroid yang baik digunakan
hidrokortison atau methyprednisolone dapat di berikan?
Jawaban:
Tatalaksana awal adalah diberikan glukosa jika sadar, dan infus/bolus Dx jika tidak sadar.
Glukagon 1 mg IM dapat diberikan sebagai alternatif lain terapi hipoglikemia jika akses
intravena sulit dicapai (hati – hati pada pasien malnutrisi kronik, penyalahgunaan alkohol,
dan penyakit hati berat).
Harus dipertimbangkan penyebab hipoglikemia nya insulin atau obat yang bekerja berapa
lama. Hal ini akan menentukan berapa lama hipoglikemia yang akan terjadi. Jangan
terburu2 memberikan steroid, koreksi dengan Dx dahulu.
Boleh dipertimbangkan steroid jika memang sudah dikoreksi berkali kali namun GD masih
tetap rendah
4. Bagaimana cara penatalaksanaan hiperglikemi di puskesmas?
Jika hiperglikemia tanpa KAD atau HHS, tatalaksana DM sesuai pilar di konsensus
Perkeni:
- Edukasi
- Perencanaan makan
- Aktifitas fisik yang teratur
- Obat2an (yang ada di tempat kerja Anda)
- Pemantauan mandiri
Jika sudah melakukan itu semua dengan dosis obat yang sudah optimal (terkadang
dosis masih suboptimal) namun masih belum terkontrol setelah 6-12 bulan,
pertimbangkan untuk rujuk ke Faskes sekunder.
Jawaban:
Kristaloid boleh apa aja, NaCl atau RL bisa digunakan
6. Jika pasien dengan riwayat DM dengan GDP 400 mg/dL apakah perlu
tatalaksana agresif seperti HHS atau KAD?
Jawaban:
Patikan pada pasien terdapat gejala dan tanda kearah KAD atau HHS, jika tidak ada,
bisa ditatalaksana dengan oral/injeksi di rumah dengan pemantauan ketat utk cek
gula darah mandiri. Sampaikan juga jika terjadi tanda/gejala ke arah KAD/HHS segera
ke RS
Selain itu harus dicaritahu penyebab GD bisa setinggi itu dan segera tatalaksana
penyebabnya, misal tidak minum/suntik obat DM, makan tidak sesuai atudan DM, ada
infeksi dll
7. Bagaimana regulasi gula darah yang tepat pada pasien lansia dengan
dispepsi DD gastropati DM dengan riwayat DM dan intake kurang?
Bagaimana regulasi gula darah yang tepat pada pasien lansia dengan
dispepsi DD gastropati DM dengan riwayat DM dan intake kurang?
Jawaban:
Jawaban:
Sama dengan nomor 2
9. Mengenai hipoglikemi bila di RS glucagon tidak tersedia di dapatkan, apakah dapat di
beri kortikosteroid dosis tinggi sebagai pengganti glucagon? Batasan dosis dan berapa
kali dapat di coba diberikan dan kortikosteroid yang baik digunakan hidrokortison atau
methyprednisolone dapat diberikan?
Jawaban:
Sama dengan nomor 3
10. Pada pasien KAD, apakah pemberian kristaloid dulu diselesaikan baru diberikan insulin
bolus cepat dan kontinyu, atau diberikan secara simultan?
Jawaban:
Bisa simultan, tapi mohon dahulukan pemasangan cairan dahulu sambil menyiapkan
insulinnya. Harusnya pasang IV line dan pemberian kristaloid lebih cepat dibanding
pasang insulin drip karena RL atau NaCl pasti sudah tersedia dengan mudah di IGD.
Saat insulin sudah siap, cek kembali gula darahnya karena jika rehidrasinya baik
harusnya GD akan turun
11. Saya pernah mendapatkan dengan GDS sekitar 1300 kondisi somnolen, tidak ada pernapasan kusmaul
di tempat saya bekerja tidak ada pemeriksaan SE dan BGA. Namun di EKG didapatkan gambaran T
tall. yang saya tanyakan apakah ada tempat untuk koreksi kalium dengan injeksi ca gluconas atau
cukup dengan rehidrasi dan insulin?
Jawaban:
Jawaban:
Tetap diberikan loading cairan namun dengan jumlah yang lebih sedikit dan kecepatan
loading yang lebih lambat. Jumlah dan kecepatan loading sangat bergantung dengan
kondisi klinis pasien, misal diberikan 250 ml dalam 15 menit, kemudian evaluasi tanda
dehidrasi di mukosa, TD, JVP (jika memungkinkan pasang CVP), ronki, dan urin
Kondisi yang harus diwaspadai adalah: CHF, kelainan katup jantung, kardiomegali,
hipertensi lama, nyeri dada krn susp ACS, CKD
13. Bagaimana mengenali KAD pada anak karena pemeriksaan gds pada anak tidak
rutin di igd. Saya pernah dapat kasus anak 10 th dengan keluhan nyeri ulu hati, 2
hari setelah perawatan pasien kejang dan gds 500
Jawaban:
Jika terdapat tanda dehidrasi, tanda dan gejala hiperglikemia harus ditanyakan pd
anamnesis, misal 3P, jika ada harus cek GD. Begitu juga saat terdapat penurunan
kesadaran, pemeriksaan GD adalah wajib, terlepas anak atau dewasa. Apalagi jika
sudah didiagnosis DM sebelumnya, setiap masuk RS harus cek GD
14. Pada hipoglikemia ketika sudah bolus d10% kesadaran pasien dari somnolen naik
menjadi compos mentis, setelah itu pasien mengeluh menggigil, apakah perlu terapi
tambahan mengenai menggigil?
Jawaban:
Demam adalah respons tubuh terhadap inflamasi atau infeksi. Saat tubuh mulai
demam, hipotalamus sebagai pusat termoregulator akan mengirim sinyal untuk
menyamakan suhu dibadan dalam bentuk menggigil, setelah itu tubuh akan
mengeluarkan keringat.
Yang perlu dilakukan saat menggigil adalah selimuti pasien, karena dia sedang
kedinginan, namun saat sudah berkeringat buka selimutnya. Kemudian evaluasi
apakah demamnya karena infeksi atau karena dehidrasi, jika ya, obati infeksinya, bukan
menggigilnya.