Global
Kelompok 5
3.Asy Syuaroh
4.Diorama Bayu F
Universitas Lampung
2015
BAB I
PENDALUAN
Pembahasan
(1). Sejauhmana lingkungan eksternal mengharuskan adanya fleksibilitas, atau stabilitas, dan
(2) Sejauh mana fokus strategis perusahaan bersifat internal atau eksternal
Budaya penyesuaian (adaptability culture) sebuah budaya yang dicirikan dengan nilai-nilai yang
mendukung kemampuan perusahaan untuk memahami dan mengartikan sinyal-sinyal dari lingkungan
kedalam respons-respons perilaku yang baru.
Budaya pencapaian (achievement culture) budaya yang berorientasi hasil yang menghargai persaingan,
inisiatif perorangan, dan pencapaian.
Budaya keterlibatan (involvement culture) budaya yang menempatkan nilai yang tinggi terhadap
pemenuhan kebutuhan pegawai dan menghargai kerjasama serta kesetaraan.
Budaya konsitensi (consistency culture) budaya yang menghargai cara kerja yang metodis, rasional,dan
teratur
STUDY KASUS
Keberhasilan suatu organisasi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sangat tergantung
kepada Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini personil yang mengawakinya. Balitbang
Dephan melalui Keputusan Menteri Pertahanan RI Nomor : Kep/19/M/XII/2000 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertahanan memiliki tugas pokok dan fungsi
menyelenggarakan penelitian, pengkajian dan pengembangan bidang Strategi dan Sistem
Pertahanan, Peningkatan Sumber Daya Manusia, Penerapan Iptek Pertahanan dan Pemberdayaan
Industri Nasional dalam rangka Pertahanan Negara.
Sebagai institusi ilmiah, Balitbang Dephan memiliki tanggung jawab dalam memanfaatkan,
menguasai dan mengembangkan iptek pertahanan. Dalam mendukung pertahanan negara, tugas
dan tanggung jawab Balitbang Dephan semakin strategis dengan telah ditetapkannya Undang-
Undang Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, pada pasal 23 ayat (1) mengamanatkan
bahwa “Dalam rangka meningkatkan kemampuan pertahanan negara, pemerintah melakukan
penelitian dan pengembangan industri dan teknologi di bidang pertahanan” selanjutnya pada ayat
(2) dijelaskan bahwa “ Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Menteri
mendorong dan memajukan pertumbuhan industri pertahanan”. Ini berarti bahwa kegiatan
penelitian dan pengembangan (Litbang) memiliki arti yang sangat penting dan strategis dalam
rangka pengembangan iptek pertahanan karena pengembangan iptek pertahanan memiliki
korelasi yang signifikan dengan tingkat kemampuan penyelenggaraan pertahanan negara. Hal
lain yang memperkuat pentingnya peranan Balitbang Dephan dalam mewujud-kan pertahanan
negara, salah satu program kabinet Indonesia Bersatu adalah “mewujudkan kemandirian di
bidang industri pertahanan”.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka guna mewujudkan keberhasilan tugas pokok dan fungsi
Balitbang Dephan diperlukan dukungan SDM (Pesonel) yang profesional di bidang masing-
masing guna mewujudkan kinerja yang optimal.
Ucapan dan perilaku mereka dalam melaksanakan norma-norma sangat berpengaruh terhadap
anggota organisasi. (3) Sosialisasi, sosialisasi dimaksudkan agar para karyawan baru dapat
menyesuaikan diri dengan budaya organisasi. Proses sosialisasi ini meliputi tiga tahap yaitu
tahap kedatangan, tahap pertemuan, dan tahap metromofis.
Budaya organisasi dan Budaya Kerja Balitbang Dephan.
Dengan bergulirnya reorganisasi Departemen Pertahanan, salah satu institusi Litbang Dephan
pun mengalami perubahan nama yang semula BPPIT (Badan Pengkajian dan Penerapan Industri
dan Teknologi) berubah menjadi Balitbang (Badan Penelitian dan Pengembangan) sesuai dengan
Kep Menhan Nomor: Kepmen/19/XII/2000 tanggal 29 Desember 2000 bersamaan dengan
perubahan nama tersebut, telah terjadi pergantian pimpinan yang dijabat oleh Bapak DR. H.
Soefjan Tsauri, M.Sc (Mantan Ketua LIPI) yang telah membawa nuansa baru dengan
dicanangkannya “Budaya Kerja Balitbang Dephan” yang dirumuskan dengan tiga kata yaitu
“Kebersamaam, Keterbukaan dan Profesionalisme” dan diikuti oleh motto “menjadikan
Balitbang Dephan suatu institusi “Elite yang senantiasa berkembang dan dapat dibanggakan”
Suatu rumusan kalimat yang singkat namun mengandung makna padat dengan harapan dapat
memberikan motivasi dan semangat seluruh anggota Balitbang Dephan dalam mewujud-kan
kinerja yang optimal sehingga tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Hakekat Budaya Kerja “Kebersamaan, Keterbukaan dan Profesionalisme”.
Budaya kerja Balitbang Dephan telah disosialisasikan kepada seluruh anggota Balitbang Dephan.
Satu hal yang menjadi pertanyaan di sini adalah: Sudahkah Budaya Kerja tersebut diterapkan
dalam pelaksanan tugas sehari-hari oleh seluruh anggota Balitbang Dephan, sesuai dengan tugas
dan tanggung jawab masing-masing? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu memahami
makna dan hakekat dari Budaya Kerja “Kebersamaan, Keterbukaan dan Profesionalisme”
tersebut.
Hakekat Kebersamaan
Kebersamaan berarti menjadikan dirinya sama, sepadan, sebanding dan tidak berlainan dengan
orang lain sehingga mencapai keserasian dan keselarasan (keharmoni-san). Konsep kebersamaan
dapat diterapkan pada seluruh aspek kehidupan, meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan dan keamanan. Dalam bidang organisasi istilah kebersamaan lebih tepat dan
diidentikkan dengan kata “bekerja sama”. Penjabaran kata bekerja sama dapat diwujudkan
dengan berbagai macam makna sesuai dengan konteks kalimat dan kepentingannya.
Menyimak penjelasan pada “Penerapan Manajemen Modern di lingkungan Pemerintah”, bahwa
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya sangat ditentukan oleh sumber daya
manusia yang memiliki etos kerja baik, berfikir analitis, tidak bersikap sektoral, partisipatif,
dapat memadukan sistem yang ada dan dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja.
Dari dua pendapat tersebut, mengandung makna pentingnya kebersamaan/kerja sama antar
anggota dalam suatu organisasi.
Hakekat Keterbukaan
Keterbukaan diartikan sebagai toleransi dan membuka diri untuk orang lain, dalam rangka
menjalin hubungan untuk berkomunikasi dan saling berinteraksi, mau menerima saran dan
masukan dari orang lain. Dijelaskan dalam “Pengantar Manajemen Umum” bahwa “suatu
organisasi yang berhasil guna dan berdaya guna senantiasa memandang organisasi sebagai suatu
sistem yang terbuka (open manajemen) menerapkan birokrasi yang transparan dan
memperhatikan keterkaitan antara sistem internal organisasi dengan sistem eksternal
lingkungannya”. Dengan sistem keterbukaan dalam organisasi, akan lebih meningkatkan peran
serta dan aktualisasi diri bagi setiap anggotanya, menjaga amanah yang dipercayakan kepadanya
sehingga ikut bertanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Demikian halnya kata
kebersamaan, kata keterbukaan dapat diimplemen-tasikan pada seluruh aspek kehidupan,
meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Bergulirnya era
reformasi saat ini, tuntutan akan keterbukaan di segala bidang kehidupan semakin meningkat.
Partisipasi masyarakat semakin meningkat, harus diarahkan pada jalur yang benar (sesuai norma
yang ada) dan secara proporsional menuju peningkatan manajemen yang lebih baik.
Hakekat Profesionalisme.
profesionalisme berarti, mutu, kualitas atau tindak-tanduk / unjuk kerja yang merupakan ciri
suatu profesi atau orang yang profesional di bidangnya.
Untuk mewujudkan profesionalisme yang optimal tentunya tidak hanya knowledge, skill, attitude
namun faktor yang perlu dipertimbangkan dan cukup berpengaruh adalah situasi dan kondisi
kerja yang kondusif, hubungan inter personal yang komunikatif dan “team work”/ kerja sama
yang solid.
Penerapan Budaya Kerja Balitbang Dephan dalam Pelaksanaan Tugas dan Fungsi.
Dari uraian tentang hakekat budaya kerja “Kebersamaan, Keterbukaan dan Profesionalisme”,
dapat di simplulkan untuk diaplikasikan sesuai tugas dan fungsi dalam bidang masing-masing.
a. Budaya kebersamaan, diaplikasi-kan sebagai berikut :
Dapat bekerja sama dengan siapapun, dimanapun berada, kapan pelaksanaanya
dan dalam situasi yang bagaimanapun merupakan kelompok kerja yang kompak
dan solid), contohnya dalam penyusunan naskah Litjianbang di Balitbang
Dephan tidak ada naskah Litjianbang yang dihasilkan oleh perorangan, namun
melalui kelompok kerja (Panyek atau Pangiat).
Memegang teguh prinsip dan tujuan yang telah ditentukan bersama, loyalitas dan
dedikasi penuh. Tidak mengkhianati atasan, rekan kerja maupun bawahan, tidak
ingkar terhadap gagasan / kebijakan yang telah disepakati bersama (menjaga
komitmen).
Tidak berfikir sektoral (bagian per bagian atau Puslitbang per Puslitbang)
melainkan atas nama satu “Balitbang Dephan”/ untuk kepentingan Satuan.
Memandang orang lain sebagai bagian yang integral atas suatu keberhasilan.
Kesediaan menularkan pengeta-huan dan ketrampilan yang dimiliki (terutama
personel yang telah mengikuti pendidikan, kursus maupun penataran) kepada
yang lebih yunior/bawahan dengan tujuan kaderisasi, dengan rekan setingkat atau
atasan /senior untuk sharing.
Menghormati dan menghargai atasan atau senior, menyayangi rekan
sesama/setingkat dan kepada bawahan, (menghormati dan menghargai orang lain
berarti menghormati dan menghargai diri sendiri).
Mengikis habis rasa “senang melihat orang lain susah, susah melihat orang lain
senang”. Berusaha mengerti kesulitan rekan kerja atau bawahan dan berusaha
untuk memberikan bantuan, utamanya dukungan moril atau pemikiran
pemecahan masalah.
Memberikan kontribusi nyata dan ikut berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan
yang ada di Balitbang sesuai dengan bidang keahlian/keterampilan masing-
masing.