Anda di halaman 1dari 7

STUDI KASUS PERILAKU AUTISME MURNI

PADA SALAH SATU SISWI SD SLB CENDRAWASIH

HARLAN HARIS
( JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UIT MAKASSAR )

ABSTRAK
Studi kasus ini berisikan pembahasan tentang anak berkebutuhan khusus (ABK) dimana
peneliti akan merujuk pada pembahasan mengenai Autisme. Tujuan studi kasus ini adalah
untuk mengetahui secara teoritis autisme itu seperti apa dan bagaimana cara mengintervensi
kelainan tersebut. Autis adalah gangguan perkembangan perpasif pada anak yang ditandai
dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, dan
interaksi sosial. Jumlah anak yang terkena autis semakin hari semakin meningkat pesat.
Autisme adalah gangguan perkembangan pada anak yang gejalanya sudah timbul sebelum
anak itu mencapai usia tiga tahun. Autisme murni, atau dikenal juga sebagai autisme klasik
atau gangguan autistik, adalah kondisi neurodevelopmental yang memengaruhi kemampuan
seseorang dalam berinteraksi sosial, berkomunikasi, serta menunjukkan perilaku yang
berulang-ulang. Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis berat yang mempengaruhi
fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi
dengan dunia luar secara efektif. Upaya deteksi dini yang optimal memerlukan kerjasama
dari semua pihak dari mulai orang tua, tim ahli dalam hal ini dokter maupun dari instansi
pemerintah itu sendiri agar segera diberi penanganan.

I. PENDAHULUAN
Anak merupakan anugrah berharga yang mengalami perceraian diakibatkan karena
diberikan Allah SWT kepada setiap orang tidak memiliki anak atau keturunan atau
tua. Memiliki anak yang sehat dan juga memiliki anak yang memiliki
sempurna merupakan harapan yang sangat kekurangan secara fisik atau mengalami
dinantikan oleh orang tua, karena anak keterbelakangan mental. Biasanya ketidak
dapat menjadikan sebuah hubungan sempunaan fisik lebih mudah didtekesi
kelaurga menjadi harmonis dan bahagia. karena terlihat secara langsung. Tetapi
Banyak pasangan suami istri yang ketidak sempurnaan secara psikis ataupun
mental sulit dikenali seiring dengan waktu
pertumbuhan dan perkembangan anak. prioritas program pendidikan tetap mutlak
Salah satu dari anak yang memiliki adanya. Orang tua yang bertanggung jawab
kekurangan atau keterbelakangan mental akan keberhasilan pendidikan anaknya,
adalah autisme. Autisme adalah gangguan tidak terlepas pada dasar pendidikan yang
perkembangan pada anak yang gejalanya akan digunakan.
sudah timbul sebelum anak itu mencapai A. Pengertian Autisme dan Karakteristik
usia tiga tahun. Penyebab autisme adalah Autisme
gangguan neurobiologis berat yang Autisme berasal dari bahasa Yunani
mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa yakni kata “Auto” yang berarti berdiri
sehingga anak tidak mampu berinteraksi sendiri. Arti kata ini ditujukan pada
dan berkomunikasi dengan dunia luar seseorang penyandang autisme yang
secara efektif, gangguan neurobiologis seakan-akan hidup didunianya sendiri.
berat pada autisme merujuk pada Safaria (2005: 1), memaparkan bahwa
perubahan signifikan dalam struktur dan Kenner mendeskripsikan gangguan ini
fungsi otak yang memengaruhi sebagai ketidakmampuan berinteraksi
perkembangan dan perilaku individu yang dengan orang lain, gangguan berbahasa
memiliki autisme. yang ditunjukkan dengan penguasaan yang
Kebiasaan anak-anak autis sangat tertunda, ecolalia, mutism, pembalikan
terganggu secara fisik maupun mental, kalimat, adanya aktifitas bermain yang
bahkan seringkali menjadi anak-anak yang repetitif dan stereotif, ingatan yang sangat
terisolir dari lingkungannya dan hidup kuat. Istilah "autisme murni" sebenarnya
dalam dunianya sendiri dengan berbagai tidak umum digunakan dalam konteks
gangguan mental dan perilaku. Perilaku itu medis atau ilmiah. Yang lebih sering
biasanya, sering bersikap semaunya sendiri digunakan adalah "autisme" atau "spektrum
tidak mau diatur, perilaku tidak terarah autisme." Autism memang bisa bervariasi
(mondar-mandiri, lari-lari, manjat-manjat, dalam tingkat keparahan, dan orang dengan
berputar- putar, lompat-lompat, ngepak- autisme dapat memiliki berbagai kombinasi
ngepak, teriak-teriak, agresif, menyakiti gejala seperti masalah dalam berinteraksi
diri sendiri, tantrum (mengamuk), sulit sosial, komunikasi, serta minat dan perilaku
konsentrasi, perilaku refetitif. Mendidik yang terbatas dan berulang-ulang. Jadi,
anak autis bukan merupakan hal yang tidak ada perbedaan signifikan antara
sederhana, meskipun untuk melakukannya "autisme murni" dan "autisme." Namun
dibutuhkan bantuan terapis namun pada penjelasan lain Autisme murni, atau
keterlibatan orang tua dalam penyususnan dikenal juga sebagai autisme klasik atau
gangguan autistik, adalah kondisi e. Tampak asyik bila dibiarkan
neurodevelopmental yang memengaruhi sendiri
kemampuan seseorang dalam berinteraksi f. Tidak melakukan permainan
sosial, berkomunikasi, serta menunjukkan giliran
perilaku yang berulang-ulang. Orang g. Menggunakan tangan orang
dengan autisme murni mungkin memiliki dewasa sebagai alat
minat yang sangat khusus pada topik 3. Hubungan dengan lingkungan
tertentu dan cenderung mengikuti rutinitas a. Bermain refetitif (diulang-
yang konsisten. Setiap individu dengan ulang)
autisme murni memiliki tingkat keparahan b. Marah atau tidak menghendaki
yang berbeda dalam gejala-gejalanya. perubahan-perubahan
Menurut Handojo (2004:24), beberapa c. Berkembangnya rutinitas yang
karekteristik dari perilaku autisme pada kaku
anak-anak antara lain : d. Memperlihatkan ketertarikan
1. Bahasa/komunikasi yang sangat tak fleksibel
a. Ekspresi wajah yang datar 4. Respon terhadap indera/ sensoris
b. Tidak menggunakan bahasa a. Kadang panik terhadap suara-
/isyarat tubuh suara tertentu
c. Jarang memaulai dengan b. Sangat sensitif terhadap suara
komunikasi c. Bermain-main dengan cahaya
d. Tidak meniru aksi atau suara dan pantulan
e. Bicara sedikit, atau tidak ada d. Memainkan jari-jari di depan
f. Intonasi atau ritme vokal yang mata
aneh e. Menarik diri ketika disentuh
g. Tampak Tidak mengerti arti f. Tertarik pada pola dan tekstur
kata tertentu
h. Mengerti dan menggunakan g. Sangat in aktif atau hiperaktif
kata secara terbatas h. Seringkali memutar-mutar,
2. Hubungan dengan orang membentur-bentur kepala,
a. Tidak responsif menggingit pergelangan
b. Tidak ada senyum sosial i. Melompat-lompat atau
c. Tidak berkomunikasi dengan mengepak-ngepakan tangan
mata j. Tahan atau berespon aneh
d. Kontak mata terbatas terhadap nyeri
5. Kesenjangan perkembangan menjadi lebih kecil dari pada anak
perilaku normal. Penelitian ini membuktikan
a. Kemampuan mungkin sangat bahwa gangguan perkembangan otak
baik atau sangat terlambat telah terjadi pada semester ketiga saat
b. Mempelajari keterampilan kehamilan atau pada saat kelahiran bayi.
diluar urutan normal, misalnya Menurut Handojo (2004: 15)
membaca tapi tak mengerti arti menyatakan penyebab autisme bisa terjadi
c. Menggambar secara rinci tapi pada saat kehamilan. Pada tri semester
tidak dapat mengancing baju pertama, faktor pemicu biasanya terdiri
d. Pintar mengerjakan puzzle, dari ; infeksi (toksoplasmosis, rubella,
peg, tapi amat sukar mengikuti candida, dsb), keracunan logam berat, zat
perintah aditif (MSG, pengawet, pewarna),
e. Berjalan pada usia normal, maupun obat-obatan lainnnya. Selain itu,
tetapi tidak berkomunikasi tumbuhnya jamur berlebihan di usus anak
f. Lancar membeo suara, tetapi sebagai akibat pemakaian antibotika yang
sulit berbicara dari diri sendiri berlebihan, dapat menyebabkan
g. Suatu waktu dapat melakukan kebocoran usus (leaky-gut syndrome) dan
sesuatu, tapi tidak di lain tidak sempurnanya pencernaan kasein dan
waktu gluten.
B. Faktor Penyebab Autisme Secara neurobiologis diduga terdapat
Penyebab Autisme itu sendiri, menurut tiga tempat yang berbeda dengan
para ahli dalam hasil penelitiannya mekanisme yang berbeda yang dapat
menyatakan bahwa bibit autisme telah ada menyebabkan autisme yaitu :
jauh hari sbelum bayi yang dilahirkan 1. Gangguan fungsi mekanisme
bahkan sebleum vaksinasi dilakukan. kortikal menyeleksi atensi, akibat
Patricia Rodier, seorang ahli embrio dari adanya kelainan pada proyeksi
Amerika menyatakan bahwa gejala asending dari serebelium dan batang
autisme dan cacat lahir itu disebabkan otak.
karena terjadinya kerusakan jaringan otak 2. Gangguan fungsi mekanisme limbic
yang terjadi sebelum 20 hari pada saat untuk mendapatkan informasi,
pembentukan janin. Peneliti lainna, misalnya daya ingat.
Minshew menemukan bahwa nak yang 3. Gangguan pada proses informasi
terkena autisme bagian otak yang oleh korteks asosiasi dan jaringan
mengendalikan pusat memori dan emosi
pendistribusiannya. (Handojo, 2004: bahkan sebelum usia 6 bulan, namun beda
14) hal dari orang tua Sakinah yang memang
tidak menyadari akan gangguan tersebut.
II. PELAKSANAAN Pikirnya, Sakinah hanya mengalami
A. Hasil gangguan speech delay atau
Individu yang saya teliti di studi kasus keterlambatan dalam berbicara, namun
kali ini adalah salah satu siswi sekolah seiring waktu berjalan orang tua sakinah
dasar pada Sekolah Berkebutuhan Khusus mulai memberanikan diri untuk
di Jl. Cendrawasih. Sakinah adalah memeriksa keadaan Sakinah yang dapat
penginap autisme yang berdomisili di dikatakan tidak menuai perubahan atau
Makassar tepatnya di Kelurahan Pabaeng- tidak mengalami perkembangan
Baeng. Ia berusia 12 tahun. Keseharian berbahasa yang seharusnya sudah dapat
Sakinah yaitu menjalankan aktifitas berbicara. Sampai setelah pemeriksaan
seperti bersekolah dan kegiatan lainnya dilakukan, keluarlah diagnosa bahwa
yang sudah tentu dilakukan di rumah saja. Sakinah mengalami autisme dengan
Mengapa anak ini didiagnosis sebagai gejala seperti menyakiti diri sendiri,
pengidap autisme dan sebenarnya apa agresif dan terkadang mengeluarkan suara
penyebab dari autisme itu sendiri? yang aneh serta sulit bersosialisasi dan
Dalam hal ini peneliti melakukan kontak mata yang terbatas (Widodo).
wawancara langsung kepada orang tua Sebenarnya sudah banyak gejala-gelaja
Siswi tersebut. Dari jawaban yang yang di tampakkan oleh Sakinah yang
dilontarkan orang tua Sakinah sesuai pengidap autisme dari setiap
mengatakan "Sebelumnya sakinah dari pertumbuhannya namun kurangnya
kecil tidak pernah menampakkan pemahaman orang tua serta keluarga
ketidaknormalan seperti yang telah di terdekat menganai gangguan tersebut.
alaminya sekarang", Sakinah juga Sakinah terbilang cerdas, mengapa
sebelumnya masih melakukan kontak peneliti mengatakan demikian, ini
mata dan masih merespon hal-hal yang dikarenakan ternyata di usia terbilang
saya lakukan, ucap dari sang Ibu. Menurut masih muda yakni 3 tahun, Sakinah sudah
Handojo (2004: 22) mengungkapkan mampu mengenali not-not nada bahkan
bahwa usia ideal untuk mengintervensi pandai memainkan piano mainannya
dini adalah di usia 2-3 tahun, meskipun sesuai not nada lagu yang dimainkannya.
sulit, namun tanda dan gejala autisme Di usia itupun Sakinah mampu
sebanarnya sudah bisa diamati sejak dini memainkan permainan yang bukan
fungsinya namun ditangan dan imajinasi terhadap penderita autisme dapat
Sakinah, mainan tersebut berfungsi lain, dilakukan dengan metode terapi :
seperti yang dikemukakan oleh Widodo 1. Metode Terapi Applied behavioral
bahwa anak autisme di usia 2-3 tahun Analysis (ABA)
bahwa pengindap akan tertarik pada ABA adalah jenis terapi yang telah
benda tertentu. Di usia Sakinah 6 tahun, ia lama dipakai, telah dilakukan penelitian
menjadi lebih agresif dan sering tantrum dan didesain khusus anak-anak
sambil mengeluarkan suara-suara yang penyandang autisme. Metode yang
aneh. Disamping itu orang tua Sakinah dipakai dalam terapi ini adalah dengan
terus memberikan penanganan untuk memberi pelatihan khusus pada anak
Sakinah bisa mengontrol emosinya. Di dengan memberikan positive
usia 8 tahun orang tua Sakinah reinforcement (hadiah/pujian).
memutuskan untuk menyekolahkannya di 2. Metode terapi TEACCH
Sekolah khusus ABK namun di tahun itu TEACCH adalah Treatment and
kuota semua sekolah telah penuh sehingga education of autistic and Related
orang tuanya memutuskan untuk Communication handicapped Children,
memanggil guru privat dan melakukan yaitu suatu metode yang dilakukan untuk
home schooling. Dengan belajar privat mendidik anak autis dengan
ini, Sakinah menuai banyak perubahan menggunakan kekuatan relatifnya pada
seperti emosi yang mulai dapat di kontrol, hal terstruktur dan kesenangannya pada
belajar yang semakin aktif seperti dapat ritinitas dan hal- hal yang dapat
mengetahui perhitungan dan bacaan. diperkirakan dan relatif mampu berhasil
Homeschooling ini berlangsung selama pada lingkungan yang visual dibanding
setahun lamanya kemudian Sakinah yang auditori. (Noviza, 2005: 42)
diterima untuk menepuh pendidikan Sedangkan menurut Dr. Handojo
sekolah dasar di Sekolah Luar Biasa. (2004:9) penanganan terpadu yang
Hingga sekarang Sakinah menjalankan dilakukan pada penderita autisme dapat
rutinitas sekolahnya di kelas 6 SD di dilakukan dengan menggunakan terapi:
usianya 12 tahun sebagai siswa favorit  Terapi Perilaku
semua guru dan orang tua murid lainnya.  Terapi Biomedik
B. Intervensi Sebagai Tindakan  Terapi Fisik
Noviza (2004: 9) mengungkapkan  Terapi Sosial
bahwa metode yang dapat digunakan  Terapi Bermain
 Terapi Perkembangan
 Terapi Visual berinteraksi dengan teman-teman
 Terapi Musik sebayanya.
 Terapi Obat
 Terapi Lumba-lumba DAFTAR PUSTAKA
 Sosialisasi ke sekolah reguler Suteja, J. (2014). BENTUK DAN METODE
 Sekolah Pendidikan khusus TERAPI TERHADAP ANAK
AUTISME AKIBAT BENTUKAN
III. KESIMPULAN PERILAKU SOSIAL.
Berdasarkan hasil penjelasan dari https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/
pembahasan di atas, dapat ditarik berbagai inde.php/edueksos/article/view/325
kesimpulan bahwa anak-anak penyandang
autis masih dapat diobati dan
berkemungkinan menjadi normal walaupun
kecil kemungkinannya. Oleh karena itu
dibutuhkan perhatian dan bimbingan penuh
dari orang tua untuk dapat membantu
meningkatkan perkembangan diri anak
autisme. Karena anak autis yang
disebabkan oleh faktor genetik akan lebih
sulit untuk dapat meningkatkan kualitas
gangguan perkembangannya. Keberhasilan
terapi bagi penyandang autisme dapat
dilakukan dengan berbagai metode dan
terapi, antara lain dengan terapi perilaku,
terapi wicara, terapi okuvasi, terapi
remediasi, terapi bermain, terapi musik,
terapi visual, dan terapi kebersamaan.
Selain terapi tersebut, dapat juga dilakukan
dengan cara memberikan perhatian,
pelatihan dan pendidikan secara khusus
bagi penyandang anak autis. Sehingga anak
autis tersebut mampu mengembangkan
dirinya dalam berkomunikasi maupun

Anda mungkin juga menyukai