Anda di halaman 1dari 214

TESIS

EVALUASI PELAKSANAAN
PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL
PADA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN KABUPATEN TORAJA UTARA

Antonius Tangke Parung


NPM : M01 2018 114

MAGISTER TERAPAN (S2)


PRODI ADMINISTRASI PEMBANGUNAN
KONSENTRASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
APARATUR

POLITEKNIK
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
MAKASSAR

2020
HALAMAN PENGESAHAN

EVALUASI PELAKSANAAN
PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL
PADA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN KABUPATEN TORAJA UTARA

Disusun dan Diajukan Oleh :


Antonius Tangke Parung
NPM : M01 2018 114

Akan dipertahankan dalam


Seminar Proposal / Seminar Hasil Penelitian / Ujian Tesis
Pada Tanggal____________________________
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Muttaqin, MBA Dr. Halim, S.H., M.H

Mengetahui Menyetujui
Ketua Politeknik Ketua Prodi
STIA LAN Makassar, Magister Terapan APN,

Prof. Amir Imbaruddin, MDA, Ph.D Dr. Halim, S.H., M.H


INTISARI

EVALUASI PELAKSANAAN
PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL
PADA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN KABUPATEN TORAJA UTARA

Penulis : Antonius Tangke Parung (M01 2018 114)


Penasehat : Dr. Muttaqin, MBA
Dr. Halim, S.H.,M.H

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan


pemberian tambahan penghasilan Pegawai Negeri Sipil pada Badan
Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Toraja Utara dengan
fokus pada kebijakan dan sarana prasarana pendukung yang digunakan
dalam rangka pengukuran dan penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri
Sipil .
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus untuk memberi
gambaran tertulis tentang bagaimana seharusnya pelaksanaan pemberian
tambahan penghasilan Pegawai Negeri Sipil pada Badan Kepegawaian
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Toraja Utara, sehingga
pelaksanaannya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : (1) pemberian TPP
walaupun jumlahnya sangat kecil tetapi dapat meningkatkan penghasilan
PNS (72% PNS pada BKPP setuju); (2) pengukuran dan penilaian
prestasi kerja dari unsur sasaran kerja belum optimal; (3) alat absensi
elektronik belum terintegrasi dengan sistem sehingga realisasi perilaku
kerja (kehadiran) PNS tidak objektif; (4) Kebijakan dalam hal ini Peraturan
Bupati sebagai landasan pemberian TPP perlu direvisi agar memuat bobot
pengurangan bagi PNS yang terlambat maupun yang pulang lebih awal.

Kata kunci : Evaluasi, tambahan penghasilan Pegawai Negeri Sipil,


kinerja

iii
ABSTRACT

EVALUATION OF THE IMPLEMENTATION ADDITIONAL


INCOME OF CIVIL SERVANTS ON EDUCATION AND
TRAINING AGENCY OF NORTH TORAJA REGENCY

Author : Antonius Tangke Parung (M01 2018 114)


Advisory : Dr. Muttaqin, MBA
Dr. Halim, S.H., M.H

The purpose of this study is to evaluate the implementation of


additional civil servant income in the North Toraja District Education and
Training Personnel Agency with a focus on evaluating the implementation
of additional civil servant income in terms of policies and supporting
infrastructure.
The research method used in this study is a qualitative method with
the type of case study research to provide a written description of how the
implementation of providing additional income for Civil Servants at the
North Toraja District Education and Training Personnel Agency, so that
the implementation is in accordance with the stated objectives.
The results showed that: (1) The provision of TPP although the
amount is very small but can increase the income of civil servants (72%
PNS on BKPP agreed); (2) Measurement and assessment of work
performance of the working target element is not optimal; (3) Electronic
attendance equipment has not been integrated with the system so that the
realization of work behavior (presence) of PNS is not objective; (4) The
policy in this case the Bupati regulation as the basis for the provision of
TPP should be revised in order to contain weight reduction for the late and
returning civil servants.

Keywords: Evaluation, additional income of Civil Servants, performance

iv
KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera,

Segala puji dan syukur hanya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,

oleh karena pimpinan dan kasih-Nyalah sehingga tesis dengan judul

“EVALUASI PELAKSANAAN PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN

PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN

DAN PELATIHAN KABUPATEN TORAJA UTARA” dapat penulis

selesaikan.

Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang

setinggi-tingginya kepada Dr. Muttaqin, MBA dan Dr. Halim, S.H.,M.H

selaku pembimbing bagi penulis atas segala arahan, petunjuk, nasehat,

bahkan perhatian yang luar biasa dalam membimbing penulis hingga

selesainya penulisan tesis ini.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberi bantuan dan dukungan dalam penyelesaian tesis ini,

terutama kepada :

1. Prof. Amir Imbaruddin, MDA., Ph.D, selaku Direktur Politeknik Sekolah

Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara Makassar

(Politeknik STIA LAN Makassar).

2. Ibu Dr. Rohana Thahier, M.Pd (Almh.) yang sempat membimbing saya

dalam penulisan proposal namun dalam perjalanan mengarahkan dan

v
membimbing saya beliau dipanggil Yang Maha Kuasa. Semoga

seluruh amal dan kebaikan beliau diterima disisi yang Maha Kuasa.

3. ….. dan….. selaku Ketua dan Sekretaris Tim Penguji bagi penulis,

serta Dr. Wahyu Nurdiansyah Nurdin, S.Sos., M.Si selaku Sekretaris

Seminar proposal penelitian.

4. Seluruh Dosen pada Politeknik STIA LAN Makassar yang telah

membagi ilmu kepada penulis, pegawai akademik dan non akademik

serta seluruh tenaga pendukung lainnya pada Politeknik STIA LAN

Makassar yang telah membantu dan mengarahkan penulis hingga

selesainya penulis tesis ini.

5. Bupati Toraja Utara yang telah memberikan ijin untuk melanjutkan

pendidikan S2 pada Politeknik STIA LAN Makassar

6. Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten

Toraja Utara, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Toraja Utara, Sekretaris Badan Kepegawaian Pendidikan

dan Pelatihan, Kepala Bidang Pendidikan Pelatihan dan

Pengembangan Aparatur, Kepala Sub Bagian Kepegawaian BKPP,

Kepala Sub Bagian Program dan Keuangan BKPP, serta dua orang

pelaksana pada BKPP yang bersedia membantu memberi informasi

dan data sehubungan dengan penelitian ini.

7. Bapak Ibu teman-teman Angkatan Kelas Kerjasama Torut, secara

khusus yang pernah tergabung dalam grup Kelas L dan Grup Kelas

MSDA Torut.

vi
Penulis mempersembahkan tesis dan gelar ini kepada Isteri tercinta

Anita Palayukan dan anak-anak tersayang Ratu, Bayu, Prabu, Elo dan

Stevi, serta kepada kedua orang tua terkasih Ayahanda Yohanis Pakan

dan Ibunda Yuliana Parung. Dukungan dan doa dari kalian mengantarkan

saya pada tahap ini.

Akhir kata, dengan segala kekurangannya, semoga tesis ini

bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Saran dan kritik

membangun tetap penulis harapkan menuju kesempurnaan tesis ini.

Makassar, 2020

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i

LEMBAR PENGESAHAN……………………..………………………. ii

INTISARI………………………………………………………………….. iii

ABSTRACT...……………………………………………………………. iv

KATA PENGANTAR…..………………………………………………... v

DAFTAR ISI………..…..………………………………………………... viii

DAFTAR TABEL………………………………………………………… x

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xiii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………… 1

A. Latar Belakang…………………………………………..
1
B. Rumusan Masalah……………………………………… 10
C. Tujuan Penelitian………………………………………..
10
D. Manfaat Penelitian………………………………………
11

BAB II STUDI PUSTAKA…………………………………………… 13

A. Tinjauan Pustaka………………………………………..
13
1. Manajemen Sumber Daya Manusia……………... 13
2. Manajemen Kerja…………………………………… 18
3. Manajemen Kompensasi…………………………… 20
4. Analisis Jabatan, Analisis Beban Kerja dan
Evaluasi Jabatan……………………………………. 23

viii
5. Konsep Dasar dan Landasan Hukum Pemberian
Tambahan Penghasilan Pegawai………………… 29
B. Model Penelitian………………………………………... 32
C. Definisi Konsep………………………………………….. 33

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………….. 35

A. Pendekatan Penelitian…………………………………. 35
B. Teknik Pengumpulan Data…………………………….. 35
C. Sumber Data…………………………………………….. 36
D. Teknik Analisis Data……………………………………. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………. 41

A. Deskripsi Objek………………………………………….. 41
B. Pemetaan Data / Kategori Data……………………….. 48
C. Analisis Data……………………………………………. 101
D. Refleksi…………………………………………………… 111

BAB V PENUTUP……………………………………………………. 113

A. Kesimpulan………………………………………………. 113
B. Rekomendasi……………………………………………. 114

REFERENSI 117

LAMPIRAN-LAMPIRAN 121

BIOGRAFI SINGKAT PENULIS 194

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Rekapitulasi PNS Penerima TPP Tahun 2019


Berdasarkan Unit Kerja………………….…………..… 4
Tabel 2 Besaran TPP Maksimal Yang Diterima Berdasarkan
Kelas dan Nilai Jabatan……………………………..… 8
Tabel 3 PNS Pada Badan Kepegawaian Pendidikan dan
Pelatihan………………………………………………. 9
Tabel 4 Rata-Rata Capaian Prestasi Kerja PNS Pada Badan
Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan tahun 2019
Dirinci Per Bulan……………………………………….. 9
Tabel 5 Daftar Informan………………………………………… 27
Tabel 6 Jumlah PNS Berdasarkan Jabatan Pada Badan
Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan…………… 48
Tabel 7 Capaian Kinerja Sekretaris Badan, Kepala Bidang
Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan
Aparatur, Kepala Sub Bagian Program, Keuangan
Dan Anggaran, Pengadministrasi Pelatihan bulan
Januari dan Pebruari 2020…………………………. 80
Tabel 8 Daftar Kelas dan Nilai Jabatan Pada Badan
Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Tahun
2020………………………………………………………. 93
Tabel 9 Nilai Maksimal TPP Yang Diterima Oleh PNS Pada
Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan
Tahun 2020……………………………………………… 95
Tabel 10 Prestasi Kerja PNS Pada BKPP bulan Pebruari
Tahun 2020……………………………………………… 103
Tabel 11 Prestasi Kerja PNS Pada BKPP bulan Maret

x
Tahun 2020…………………………………………… 104
Tabel 12 Prestasi Kerja PNS Pada BKPP bulan April
Tahun 2020……………………………………………… 105
Tabel 13 Prestasi Kerja PNS Pada BKPP bulan Mei
Tahun 2020…………………………………………… 106
Tabel 14 Capaian Perjanjian Kinerja Badan Kepegawaian
Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2018…………….. 107
Tabel 15 Capaian Akuntabilitas Keuangan Badan
Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Tahun
2018……………………………………………………… 108
Tabel 16 Capaian Perjanjian Kinerja Badan Kepegawaian
Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2019…………….. 108
Tabel 17 Capaian Akuntabilitas Keuangan Badan
Kepegawaioan Pendidikan dan Pelatihan Tahun
2019……………………………………………………… 108

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model Penelitian .………………….…………..……… 33


Gambar 2 Struktur Organisasi Badan Kepegawaian
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Toraja Utara 47

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Instrumen Wawancara .………………….…. 121


Lampiran 2 Lembar Hasil Wawancara……………………………. 129
Lampiran 3 Dokumentasi wawancara.……………………………. 141
Lampiran 4 Peraturan Bupati Nomor 75 Tahun2016…………… 145
Lampiran 5 Peraturan Bupati Nomor 48 Tahun2018…………… 172
Lampiran 6 Keputusan Bupati Nomor 133/I/2020…..…………… 187
Lampiran 7 Persetujuan Seminar Proposal………….…………… 191
Lampiran 8 Ijin Penelitian…………………………………………… 192
Lampiran 9 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.. 193
Lampiran 10 Biografi Singkat Penulis……………………………… 194

xiii
xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Keberhasilan implementasi kebijakan dan pelayanan publik pada

birokrasi atau lembaga-lembaga penyelenggara negara sangat

ditentukan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN). Penyelenggaran tata

kelola pemerintahan yang baik oleh pemerintah dapat dilihat pada

konteks optimalisasi pelaksanaan berbagai fungsi yang melekat pada

keberadaan aparatur dalam organisasi pemerintahan tersebut,

terutama dalam mewujudkan tujuan utama yaitu memberikan

pelayanan kepada masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut suatu

pemerintahan mutlak mempersiapkan berbagai hal dalam mendukung

operasional organisasi yang antara lain bagaimana menyiapkan

aparatur yang handal dan profesional, berkinerja yang tinggi dan

sejahtera, sehingga fungsi sebagai perekat Negara Kesatuan dapat

senantiasa diwujudkan.

Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara merupakan sebuah penyempurnaan kebijakan sebelumnya

tentang kepegawaian. ASN menjadi isu sentral skala nasional dari

segi kinerja dan disiplinnya. Dan untuk menyelesaikan permasalahan

ASN tersebut, terutama menyangkut kedisiplinan, prestasi kerja serta

kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil Daerah, Pemerintah memberikan

kewenangan kepada daerah untuk memikirkan dan selanjutnya

1
mengatur hal tersebut dengan kebijakan ditingkat daerah yang

tentunya tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

diatasnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka pemerintah Kabupaten

Toraja Utara telah menetapkan suatu kebijakan yang berkaitan

dengan upaya peningkatan disiplin, kinerja dan kesejahteraan

Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) yaitu pemberian Tambahan

Penghasilan Pegawai (TPP) kepada seluruh PNSD (diluar fungsional

guru yang telah memperoleh tunjangan sertifikasi dan fungsional

tenaga kesehatan yang telah memperoleh insentif jasa medik).

Kebijakan pemberian tambahan penghasilan pegawai ini ditetapkan

dengan Peraturan Bupati Toraja Utara Nomor 48 Tahun 2018 tentang

Pedoman Pelaksanaan Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai

Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Toraja Utara.

Tujuan dari Peraturan Bupati ini sebagaimana tertuang pada pasal 2

ayat (2) adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan disiplin PNS;

b. Meningkatkan kinerja PNS;

c. Meningkatkan kesejahteraan PNS; dan

d. Tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah.

Dengan penetapan kebijakan tersebut, diharapkan disamping kinerja

individu akan meningkat, juga akan berpengaruh langsung kepada

peningkatan kinerja organisasi perangkat daerah. Kebijakan

2
pemberian tambahan penghasilan pegawai sebelumnya telah diatur

dalam sebuah kebijakan pemerintah daerah menyangkut manajemen

kinerja PNS yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati Toraja Utara

Nomor 46 Tahun 2018 tentang Pedoman Manajemen Kinerja Pegawai

Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Toraja Utara.

Pemberian TPP bagi PNS dilingkungan pemerintah Kabupaten

Toraja Utara secara menyeluruh baru dimulai pada tahun anggaran

2019 dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 28.502.817.726 (dua

puluh delapan milliar lima ratus dua juta delapan ratus tujuh belas ribu

tujuh ratus dua puluh enam rupiah). Anggaran tersebut dialokasikan

berdasarkan kemampuan keuangan daerah (KKD) yang kemudian

menjadi patokan dalam menyusun simulasi besaran persentase TPP

yang dapat diterima oleh setiap pegawai. Adapun besaran persentase

TPP PNS kabupaten Toraja Utara tahun 2019 sebagaimana termuat

dalam keputusan Bupati Toraja Utara Nomor 31 / I / 2019 tentang

Penetapan Besaran Persentase Tambahan Penghasilan Bagi

Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Toraja

Utara Tahun Anggaran 2019 adalah lima persen untuk semua OPD.

Jumlah PNS yang berhak menerima TPP pada tahun 2019

sebanyak 1.955 (seribu sembilan ratus lima puluh lima) orang yang

tersebar di 52 (lima puluh dua) OPD dengan rincian sebagaimana

pada tabel 1 sebagai berikut :

3
Tabel 1

Rekapitulasi PNS Penerima TPP Tahun 2019


Berdasarkan Unit Kerja
Jumlah
No Unit Kerja
PNS
1 Sekretariat Daerah 75
2 Sekretariat DPRD 23
3 Inspektorat 29
4 Badan Perencanaan, Penelitian dan 26
Pengembangan Daerah
5 Dinas Pendidikan 319
6 Dinas Kesehatan 459
7 Dinas Lingkungan Hidup 42
8 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 35
9 Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan 38
Pertanahan
10 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 36
11 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 22
12 Dinas Perdagangan 17
13 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Lembang 28
14 Dinas Perindustrian, Koperasi, Usaha Mikro 20
Kecil dan Menengah
15 Dinas Pertanian 64
16 Dinas Perikanan 16
17 Dinas Perhubungan 29
18 Dinas Kepemudaan dan Olahraga 14
19 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan 21
Terpadu Satu Pintu
20 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 19
21 Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan 27
Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana
22 Dinas Sosial 20
23 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 20
24 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan 18
Persandian
25 Dinas Ketahanan Pangan 17
26 Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 30
27 Badan Pendapatan Daerah 30
28 Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan 26
29 Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam 33
Kebakaran
30 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 19
31 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 17
32 Kecamatan Awan Rantekarua 9

4
33 Kecamatan Balusu 19
34 Kecamatan Bangkelekila’ 8
35 Kecamatan Baruppu’ 9
36 Kecamatan Buntao 13
37 Kecamatan Buntu Pepasan 10
38 Kecamatan Dende Piongan Napo 12
39 Kecamatan Kapalapitu 10
40 Kecamatan Kesu’ 22
41 Kecamatan Nanggala 15
42 Kecamatan Rantebua 11
43 Kecamatan Rantepao 60
44 Kecamatan Rindingallo 14
45 Kecamatan Sa’dan 19
46 Kecamatan Sanggalangi’ 16
47 Kecamatan Sesean 30
48 Kecamatan Sesean Suloara’ 10
49 Kecamatan Sopai 14
50 Kecamatan Tallunglipu 35
51 Kecamatan Tikala 21
52 Kecamatan Tondon 10
Jumlah 1.955
Sumber : Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Toraja
Utara, Januari 2020

Pemberian TPP kepada PNS didasarkan pada prestasi kerja

yang terdiri dari dua aspek yakni sasaran kerja dengan bobot 60 %

(enam puluh persen) dan perilaku kerja dengan bobot 40 % (empat

puluh persen). Sasaran kerja disusun pertahun oleh masing-masing

pegawai berdasarkan tugas pokok dan fungsi dari setiap jabatan

dengan mendapat persetujuan dari atasan langsung yang disusun

dengan menggunakan format Sasaran Kerja Pegawai (SKP) tahunan

dan dijabarkan dalam target kerja yang terdiri dari target angka kredit

(bagi fungsional), target kuantitas output, target kualitas output, target

waktu dan target biaya. Dan oleh karena pembayaran TPP diberikan

per bulan, maka dengan sendirinya capaian target kerja harus diukur

setiap bulannya. Oleh karena itu target kerja tahunan harus dijabarkan

5
kedalam target kerja perbulan. Menyangkut perilaku kerja PNS

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang

Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, perilaku kerja PNS

diukur dari kemampuan individu dalam melaksanakan tugasnya.

Pengukuran perilaku kerja PNS meliputi : orientasi pelayanan,

integritas, komitmen, disiplin, kerjasama, dan kepemimpinan, namun

berdasarkan Peraturan Bupati Toraja Utara Nomor 48 Tahun 2018,

untuk aspek perilaku kerja yang menjadi unsur penilaian adalah hanya

disiplin dimana diukur dengan indikator frekuensi kehadiran kerja yang

diakumulasi selama satu bulan dengan menggunakan alat absensi

elektronik.

Berdasarkan pengamatan penulis, alat absensi elektronik (finger)

yang penggunaannya telah diatur dan ditetapkan didalam Peraturan

Bupati tentang pemberian TPP dan merupakan satu keharusan bagi

semua OPD untuk mengadakan dan menggunakannya serta

diharapkan dapat menyampaikan data sesungguhnya tentang

kehadiran pegawai, pada kenyataannya belum semua OPD ditahun

2019 telah mengadakannya dengan alasan belum dianggarkan,

sebahagian telah mengadakan namun tidak dioperasikan dengan

alasan tidak ada jaringan, dan selebihnya telah dioperasikan namun

hasil kehadiran masing-masing pegawai yang disampaikan sebagai

salah satu data untuk perhitungan pembayaran TPP masih dalam

bentuk manual. Oleh karena itu pemberian TPP di Kabupaten Toraja

Utara secara umum dan pada Badan Kepegawaian Pendidikan dan

6
Pelatihan (BKPP) secara khusus perlu dievaluasi pelaksanaannya

untuk memperoleh hasil sebagaimana tujuan yang hendak dicapai.

Hal tersebut senada dengan pendapat Wollmann (2002), bahwa

evaluasi merupakan proses untuk mengidentifikasi efek-efek dan

hasil-hasil sementara dari program dan langkah-langkah kebijakan

sekaligus, dalam implementasi dan realisasi yang sedang

berlangsung yang dapat menjamin akurasi, objektivitas serta efisiensi

baik dalam pengukuran dan penilaian capaian target kerja,

penyampaian laporan kehadiran pegawai, maupun dalam pengelolaan

keuangan daerah. Pembayaran TPP kepada PNSD berdasarkan

prestasi kerja pegawai. Penilaian dan pengukuran prestasi kerja PNS

menjadi tanggung jawab setiap atasan dalam memberikan penilaian

yang objektif. Kedisiplinan pegawai sebagai unsur penilaian perilaku

kerja harus murni secara elektronik, sehingga tidak ada data yang

dimanipulasi. Banyak pegawai yang mengeluh dan merasa dirugikan

dengan pelaksanaan pemberian TPP yang dinilai sangat kecil,

berhubung setelah pemberian TPP maka seluruh honor kegiatan

ditiadakan. TPP yang diterima jumlahnya lebih kecil dibandingkan

dengan jumlah honor yang mereka terima sebelum pelaksanaan

pemberian TPP, sehingga oleh sebagian pegawai pemberian TPP

tidak berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan pegawai.

Tabel berikut menunjukkan jumlah TPP maksimal yang diterima oleh

masing-masing PNS berdasarkan kelas dan nilai jabatan dengan

besaran persentase TPP lima persen .

7
Tabel 2

Besaran TPP Maksimal yang Diterima Berdasarkan Kelas dan


Nilai Jabatan

Kelas dan Nilai Jumlah TPP


Jabatan / Eselon
Jabatan maksimal (Rp)
JPT / II 14 (2865) 2.155.900
12 (2115) 1.591.500
Administrator / III
11 (2045) 1.538.800
9 (1430) 1.076.000
Pengawas / IV
8 (1295) 974.400
7 (890) 669.700
Pelaksana 6 (690) 519.200
5 (490) 368.700
Sumber : Sub Bagian Program dan Keuangan BKPP Januari Tahun 2020

Tabel 2 diatas menunjukkan besaran maksimal TPP yang dapat

diterima oleh seorang PNS sebelum dikurangi potongan pajak

penghasilan, dimana seorang bendahara misalnya yang memiliki

kelas jabatan 7 dengan nilai jabatan 890, besaran TPP maksimal yang

dapat diterima sebesar Rp. 669.700 (enam ratus enam puluh

sembilan ribu tujuh ratus rupiah) jauh lebih kecil dibandingkan dengan

honor setiap bulan sebesar Rp. 1.250.000 (satu juta dua ratus lima

puluh ribu rupiah) sebelum pemberian TPP.

BKPP sebagai salah satu lembaga teknis daerah yang


bertanggungjawab dalam rangka melaksanakan kewenangan
dibidang kepegawaian dan bertindak selaku sekretariat tim
manajemen kinerja tentu dalam hal pelaksanaan penerapan
pemberian TPP diharapkan menjadi acuan bagi OPD lainnya dalam
upaya mencapai tujuan serta maksud pemberian TPP. Adapun PNS
pada BKPP tahun 2019 berjumlah 26 (dua puluh enam) orang dengan
rincian menurut jabatan/eselon, kelas jabatan dan nilai jabatan seperti
tertera pada tabel berikut :

8
Tabel 3

PNS pada Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan

Kelas dan
Jabatan / Eselon Jumlah Persentase
Nilai Jabatan
JPT / II 14 (2865) 1 orang 3,85%
12 (2115) 1 orang 3,85%
Administrator / III
11 (2045) 3 orang 11,54%
9 (1430) 9 orang 34,61%
Pengawas / IV
8 (1295) 2 orang 7,69%
7 (890) 3 orang 11,54%
Pelaksana 6 (690) 5 orang 19,23%
5 (490) 2 orang 7,69%
Total 26 orang 100%
Sumber : Sub Bagian Kepegawaian BKPP Januari Tahun 2020

Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa pemberian

TPP didasarkan pada prestasi kerja yang dicapai oleh masing-masing

pegawai dimana diukur dari dua aspek yaitu capaian sasaran kerja

dan capaian perilaku kerja. Tabel berikut memaparkan rata-rata

capaian prestasi kerja PNS per bulan pada BKPP tahun 2019.

Tabel 4

Rata-rata Capaian Prestasi Kerja PNS Pada BKPP Tahun 2019


Dirinci Per Bulan

Bulan Rata-Rata Capaian Rata-rata Capaian


Sasaran Kerja Perilaku Kerja
Januari 92,63 100
Februari 92,64 97,32
Maret 92,19 98,9
April 91,5 100
Mei 92,6 100
Juni 92,05 100
Juli 91,38 98,74
Agustus 93,38 100
September 92,1 100
Oktober 92,43 100
Nopember 92,56 100
Desember 91,9 100

9
Rata-rata per bulan 92,28 99,6
Sumber : Sub Bagian Program dan Keuangan BKPP Januari Tahun 2020
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa serapan

anggaran TPP bagi PNS di BKPP tahun 2019 dari aspek sasaran

kerja sebesar rata-rata 92,28% (sembilan puluh dua koma dua puluh

delapan persen) dan aspek perilaku kerja sebesar rata-rata 99,6%

(sembilan puluh sembilan koma enam persen).

Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji

mengenai Evaluasi Pelaksanaan Pemberian Tambahan Penghasilan

Pegawai Negeri Sipil Pada Badan Kepegawaian Pendidikan dan

Pelatihan Kabupaten Toraja Utara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka peneliti

membuat suatu rumusan masalah sebagai berikut :

Bagaimana seharusnya pelaksanaan pemberian Tambahan

Penghasilan Pegawai Negeri Sipil pada Badan Kepegawaian

Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Toraja Utara, baik dari segi

pengukuran capaian kinerja PNS dari unsur sasaran kerja dan

perilaku kerja maupun dari segi kebijakan sebagai landasan hukum

pelaksanaan pemberian TPP sehingga pelaksanaannya dapat

menjamin pencapaian tujuan pemberian TPP yakni meningkatkan

kesejahteraan PNS, meningkatkan disiplin PNS, dan meningkatkan

kinerja PNS.

C. Tujuan Penelitian

10
Berdasarkan latar belakang penelitian dan rumusan masalah,

maka penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan

pemberian tambahan penghasilan pegawai negeri sipil pada Badan

Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Toraja Utara

dengan fokus pada evaluasi terhadap pengukuran capaian kinerja

PNS dari unsur sasaran kerja dan perilaku kerja dalam pelaksanaan

pemberian tambahan penghasilan Pegawai Negeri Sipil.

D. Manfaat Penelitian

Penulis dalam melakukan penelitian ini memiliki harapan agar

penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat kepada siapa

pun, secara khusus kepada tim manajemen kinerja pemerintah daerah

Kabupaten Toraja Utara selaku pengelola teknis dan administrasi

dalam pemberian TPP kepada PNS di lingkup pemerintah daerah.

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, secara umum diharapkan

dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis

a. Dengan melakukan penelitian ini, penulis secara langsung

dapat memperoleh tambahan wawasan dan pengetahuan serta

ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan.

b. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai dasar studi untuk

perbandingan serta dapat dijadikan sebagai referensi bagi

penelitian lain yang sejenis, sehingga hasil untuk penelitian

yang dilakukan oleh peneliti selanjutnya dapat jauh lebih baik.

2. Kegunaan Praktis

11
Manfaat praktis penelitian ini adalah diharapkan dapat

memberikan sumbangsih pemikiran maupun masukan dan saran

bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Toraja Utara secara umum

dan secara khusus kepada Tim Manajemen Kinerja selaku

pengelola teknis dan administrasi pemberian TPP kepada PNS di

Kabupaten Toraja Utara dalam rangka meningkatkan disiplin PNS,

meningkatkan motivasi PNS, meningkatkan kinerja PNS,

meningkatkan kesejahteraan PNS, yang pada akhirnya dapat

mewujudkan sebuah pelayanan kepada masyarakat yang

berkualitas.

12
BAB II

STUDI PUSTAKA

Berdasarkan latar belakang serta rumusan masalah pada BAB I,

maka pada bab ini akan dipaparkan tinjauan pustaka, model penelitian

dan definisi konsep.

A. Tinjauan Pustaka

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang

penting dalam organisasi, sehingga harus dikelola dengan baik untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi. Keunggulan

sebuah organisasi lebih banyak ditentukan oleh sumber daya

manusia yang ada. Oleh karena demikian pentingnya peranan

sumber daya manusia terhadap sebuah organisasi, maka

konsekwensinya adalah keharusan untuk memenuhi kepuasan kerja

dan kebutuhan hidup para pegawainya. Bagaimana sebuah

organisasi menata dan mengelola sumber daya manusia yang ada

dikenal dengan manajemen sumber daya manusia. Menurut Edwin

B. Flippo (Hani Handoko, 1994) manajemen sumber daya manusia

adalah :

“perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan


pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan,
pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan

13
pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai
tujuan individu, organisasi dan masyarakat”.
Sumber daya manusia meliputi semua orang yang berstatus

sebagai anggota dalam organisasi yang masing-masing memiliki

peran dan fungsi. Sumber daya manusia dalam konteks organisasi

publik adalah potensi manusiawi yang melekat keberadaannya pada

seorang pegawai yang meliputi potensi fisik dan non fisik. Potensi

fisik adalah kemampuan fisik yang terakumulasi pada seorang

pegawai, sedangkan potensi non fisik merupakan kemampuan

seorang pegawai yang terakumulasi baik dari latar belakang

pengetahuan, inteligensia, keahlian, keterampilan, human relations.

Tugas manajemen sumber daya manusia adalah pada upaya

mengelola unsur manusia dengan segala potensi yang dimilikinya

dengan seefektif mungkin sehingga diperoleh sumber daya manusia

yang puas dan dilain sisi memuaskan bagi organisasinya. Marihot

Tua (2002) mendefinisikan manajemen sumber daya manusia :

“Human resource management is the activities undertaken to


attact, develop, motivate and maintain a high performing
workforce within the organization”
Dari definisi tersebut jelas bahwa manajemen sumber daya

manusia merupakan aktivitas yang dilakukan untuk merangsang,

mengembangkan, memotivasi dan memelihara kinerja yang tinggi

dalam sebuah organisasi. Hal senada dikemukakan oleh Russel &

Barnadian, “….all decision which affect the workforce concern the

organization’s human resource management function” atau bahwa

ruang lingkup manajemen sumber daya manusia meliputi semua

14
aktivitas yang berhubungan dengan sumber daya manusia dalam

organisasi. Aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan manajemen

sumber daya manusia secara umum mencakup : 1) rancangan

organisasi, 2) staffing , 3) sistem reward, tunjangan-tunjangan dan

pematuhan, 4) manajemen performansi, 5) pengembangan pekerja

dan organisasi dan 6) komunikasi dan hubungan masyarakat.

Menurut Marihot Tua (2005), Kegiatan atau aktivitas sumber daya

manusia dapat dikategorikan menjadi empat yaitu :

1. Persiapan dan pengadaan

Kegiatan persiapan dan pengadaan meliputi kegiatan analisis

jabatan dan perencanaan sumber daya manusia. Analisis

jabatan dilakukan untuk mengetahui jabatan-jabatan yang ada

dalam organisasi, tugas-tugas yang dilakukan dan persyaratan

yang harus dimiliki oleh pemegang jabatan serta lingkungan

kerja dimana kegiatan tersebut dilakukan. Perencanaan SDM

dilakukan untuk memprediksi dan menentukan kebutuhan tenaga

kerja baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang

yang meliputi seleksi, orientasi dan penempatan.

2. Pengembangan dan penilaian

Untuk meningkatkan produktivitas pegawai, perlu dilakukan

pengembangan kompetensi pegawai melalui pendidikan dan

pelatihan-pelatihan yang selanjutnya dievaluasi untuk melihat

15
apakah kinerja pegawai sudah sesuai dengan yang diharapkan

oleh organisasi.

3. Pengkompensasian dan perlindungan

Untuk mempertahankan dan memelihara semangat dan motivasi

kerja, pegawai diberi kompensasi dalam bentuk program

kesejahteraan sebagai balas jasa yang layak dari pelaksanaan

pekerjaannya. Pemberian kompensasi diharapkan dapat

memberikan ketentraman kerja bagi pegawai sehingga pegawai

dapat bekerja dengan tenang guna menghasilkan prestasi kerja

yang diharapkan oleh organisasi.

4. Hubungan-hubungan kepegawaian

Kegiatan ini meliputi usaha untuk memotivasi dan

memberdayakan pegawai melalui penataan pekerjaan yang baik

dan peningkatan disiplin pegawai. Beberapa cara memotivasi

bawahan :

- Melakukan pendekatan emosional terhadap bawahan

- Memperlihatkan keteladanan kepada bawahan

- Melibatkan bawahan untuk memberikan usul, saran dan ide

bagi pengembangan organisasi

- Memberikan penghargaan dan perhatian kepada bawahan

Keseluruhan aktivitas dalam manajemen sumber daya

manusia dilakukan dalam rangka pencapaian kinerja sebuah

organisasi. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa faktor lingkungan

16
dan segala perubahan yang demikian cepat dapat menjadi sebuah

tantangan bagi manajemen sumber daya manusia. Mengutip hasil

penelitian Hudson Institute dalam bukunya Workforce 2020 Mathis &

Jackson (2007) menyimpulkan bahwa tantangan yang akan dihadapi

oleh manajemen sumber daya manusia adalah meliputi :

a. Perekonomian dan perkembangan teknologi

Perubahan yang menonjol terjadi pada pergeseran dari bidang

pekerjaan manufaktur dan pertanian menjadi bidang industri

jenis pelayanan dan telekomunikasi. Hal ini menyebabkan

organisasi untuk tetap bertahan harus menekan biaya tenaga

kerja dengan cara pengurangan tenaga kerja .

b. Ketersediaan dan kualitas tenaga kerja

Dalam situasi yang berubah cepat, ketersediaan tenaga kerja

yang memenuhi persyaratan dan berpengalaman menjadi minim

dan dilain sisi jumlah pekerjaan yang menuntut tenaga kerja

dengan pengetahuan tinggi bertumbuh lebih cepat. Akan lebih

banyak tenaga kerja yang hanya bekerja dibidang pelayanan

yang tentu dengan upah rendah

c. Kependudukan dengan masalah-masalahnya

Bertambahnya jumlah pasangan suami isteri dan orang tua

tunggal yang bekerja, menjadikan tenaga kerja kesulitan untuk

menyeimbangkan keluarga dan pekerjaannya. Keseimbangan

antara pekerjaan dan keluarga berimplikasi kepada karier tenaga

17
kerja wanita sebab mereka cenderung mengorbankan karier

untuk mengasuh anak.

d. Restrukturisasi Organisasi

Restrukturisasi, merger dan akusisi telah dan akan dilakukan jika

organisasi (perusahaan) ingin tetap bertahan dalam persaingan

global. Right-sized dengan organisasi lain dilakukan dengan cara

menghilangkan lapisan tingkat manajer, menutup fasilitas dan

mengganti para tenaga kerja

2. Manajemen Kinerja

Salah satu aktivitas dalam manajemen sumber daya manusia

adalah manajemen kinerja. Secara mendasar manajemen kinerja

merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara berkelanjutan

yang dimulai dari perencanaan kinerja, pemantauan/peninjauan

kinerja, penilaian kinerja dan tindak lanjut berupa pemberian

penghargaan dan hukuman. Menurut Baird (1986) :

“Manajemen kinerja adalah suatu proses kerja dari kumpulan


orang-orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
dimana proses kerja ini berlangsung secara berkelanjutan
dan terus menerus”.
Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam sebuah organisasi, terdapat

berbagai tujuan yang hendak dicapai. Terdapat tujuan organisasi itu

sendiri, tujuan unit kerja yang menunjang organisasi serta terdapat

sejumlah tujuan individu pegawai yang pencapaiannya saling

berkaitan satu dengan yang lain. Dalam artian bahwa tujuan sebuah

organisasi dapat dikatakan tercapai jika tujuan unit kerja tercapai dan

18
tujuan unit tercapai jika seluruh tujuan individu dalam unit tersebut

tercapai. Hal itu senada dengan pendapat Armstrong, M (1994:23) :

“Manajemen kinerja adalah suatu cara untuk memperoleh


hasil yang lebih baik dari organisasi, unit kerja dan individu
dengan memahami dan mengelola kinerja dalam satu
kerangka tujuan, standar dan persyaratan kompetensi yang
disepakati”.
Adapun tujuan dari manajemen kinerja (Williams, 1998; Armstrong &

Baron, 2005; Wibisono, 2006) adalah sebagai berikut :

1. Mengatur kinerja organisasi dengan lebih terstruktur dan


terorganisasi;
2. Mengetahui seberapa efektif dan efisien suatu kinerja organisasi;
3. Membantu penentuan keputusan organisasi yang berkaitan
dengan kinerja organisasi, kinerja tiap bagian dalam organisasi,
dan kinerja individual;
4. Meningkatkan kemampuan organisasi secara keseluruhan
dengan perbaikan berkesinambungan;
5. Mendorong karyawan agar bekerja sesuai prosedur, dengan
semangat dan produktif sehingga hasil kerja optimal
Dengan pelaksanaan manajemen kinerja, dapat diperoleh manfaat

baik kepada organisasi itu sendiri maupun manfaat kepada pegawai

baik selaku pimpinan maupun selaku bawahan. Adapun manfaat

manajemen kinerja bagi organisasi menurut Armstrong (1994:28)

antara lain sebagai berikut :

1. Meningkatkan efektivitas organisasi


2. Memberikan motivasi kepada pegawai
3. Memperbaiki pelatihan dan pengembangan
4. Mendukung hubungan gaji/upah dengan produktivitas
5. Menarik dan mempertahankan pegawai yang memiliki keahlian
6. Mendukung penerapan total quality management.

19
Manfaat manajemen kinerja bagi pimpinan menurut Bacal (2005:9)

adalah :

1. Mengurangi keterlibatan dalam urusan teknis/mikro


2. Hemat waktu dalam pengambilan keputusan
3. Mengurangi kesalahpahaman antar bawahan tentang siapa yang
bertanggungjawab atas apa
4. Mengurangi berulangnya kesalahan karena penyebab kesalahan
dan inefisiensi dapat teridentifikasi.
Manfaat manajemen kinerja bagi pegawai bawahan menurut Bacal

(2005:9) adalah :

1. Memahami apakah mereka sudah bekerja dengan baik dan


benar atau belum
2. Memahami tingkat kewenangan yang dimiliki
3. Mendapatkan penghargaan atas pekerjaan yang dilakukan
dengan baik
4. Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan keahlian dan
kemampuan baru, dan
5. Memiliki kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan mereka.

3. Manajemen Kompensasi

Salah satu kegiatan yang tercakup dalam lingkup manajemen

sumber daya manusia adalah sistem reward, tunjangan-tunjangan

dan pematuhan yang meliputi pengkompensasian dan perlindungan,

dimana untuk mempertahankan dan memelihara semangat kerja dan

motivasi pegawai harus diberi kompensasi dalam bentuk program

kesejahteraan pegawai. Kompensasi merupakan komponen penting

dalam penciptaan suatu manajemen yang efektif dan kondusif.

Sistem kompensasi yang baik akan memberikan kontribusi yang


20
signifikan terhadap keberhasilan organisasi. Kompensasi adalah

semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau

tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa

yang diberikan kepada perusahaan (Malayu S.P.Hasibuan, 2002:54).

Lebih rinci tentang bentuk balas jasa tersebut dikemukakan oleh

Marihot Tua E.H (2005) yang mengatakan bahwa kompensasi

adalah :

“keseluruhan balas jasa yang diterima oleh pegawai sebagai


akibat dari pelaksanaan pekerjaan di organisasi dalam bentuk
uang atau lainnya, yang dapat berupa gaji, upah, bonus,
insentif dan tunjangan lainnya seperti tunjangan kesehatan,
tunjangan hari raya, uang makan, uang cuti dan lain-lain”.

Secara garis besar konpensasi yang diterima pegawai dapat

dikelompokkan dalam tiga jenis kompensasi yaitu :

1. Kompensasi finansial secara langsung yang diberikan dalam

bentuk bayaran pokok (gaji/upah), bayaran prestasi, bayaran

insentif (bonus, komisi, pembagian laba/keuntungan dan opsi

saham) serta bayaran tertangguh (program tabungan dan

anuitas pembelian saham)

2. Kompensasi finansial tidak langsung yang diberikan berupa

program-program proteksi (asuransi kesehatan, asuransi jiwa,

pensiun, asuransi tenaga kerja), bayaran diluar jam kerja

(liburan, hari besar, cuti tahunan dan cuti hamil) dan fasilitas-

fasilitas seperti kendaraan, ruang kantor dan tempat parkir

21
3. Kompensasi non finansial berupa kepuasan yang diperoleh oleh

pegawai karena lingkungan psikologis dan fisik pada tempat

kerja yang diberikan kepadanya.

Pemberian kompensasi oleh sebuah organisasi kepada

pegawainya tentu mempunyai maksud dan tujuan. Adapun tujuan

yang hendak dicapai menurut T. Hani Handoko (1995) adalah :

1. Memperoleh personalia yang qualified

Kompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi untuk bisa bersaing

dalam pasar tenaga kerja

2. Mempertahankan para karyawan yang ada sekarang

Jika tingkat kompensasi tidak kompetitif, maka dipastikan banyak

karyawan yang baik akan keluar

3. Menjamin keadilan

4. Menghargai perilaku yang diinginkan

Kompensasi hendaknya mendorong perilaku-perilaku yang

diinginkan. Prestasi kerja yang baik, pengalaman, kesetiaan,

tanggungjawab baru dan perilaku-perilaku lain dapat dihargai

melalui pemberian kompensasi yang efektif

5. Mengendalikan biaya-biaya

Suatu program kompensasi yang rasional membantu organisasi

untuk mendapatkan dan mempertahankan sumber daya manusia

pada tingkat biaya yang layak. Tanpa sistem pemberian

kompensasi yang baik, organisasi dapat membayar kurang atau

lebih kepada para pegawai

22
6. Memenuhi peraturan-peraturan legal

4. Analisis Jabatan, Analisis Beban Kerja dan Evaluasi Jabatan

a. Analisis Jabatan

Untuk membantu organisasi dalam pencapaian tujuannya,

diperlukan sumber daya manusia yang tepat, dan memiliki

kemampuan sesuai dengan beban tugas yang harus dilaksanakan.

Terdapat serangkaian pertanyaan untuk mendapatkan informasi

mengenai suatu jabatan serta syarat-syarat yang diperlukan untuk

dapat memegang jabatan tersebut. Analisis jabatan merupakan

suatu proses yang sangat penting dalam manajemen sumber daya

manusia oleh karena melalui analisis jabatan, akan diketahui berapa

posisi atau jabatan yang seharusnya ada dalam satu organisasi dan

kemampuan apa yang dibutuhkan oleh pemegang jabatan. Menurut

Sofyandi (2008:90) analisis jabatan adalah :

“suatu proses yang sistematik untuk mengetahui mengenai isi


dari suatu jabatan (job content) yang meliputi tugas-tugas,
pekerjaan-pekerjaan, tanggung jawab, kewenangan dan
kondisi kerja serta syarat-syarat kualifikasi yang dibutuhkan
(job requirements) seperti pendidikan, keahlian, kemampuan
pengalaman kerja dan lain-lain, agar seorang dapat
menjalankan tugas-tugas dalam suatu jabatan dengan baik”
Penekanan dari definisi ini adalah bahwa analisis jabatan dilakukan

untuk mengetahui isi suatu jabatan dan kualifikasi yang dibutuhkan

23
oleh jabatan tersebut. Analisis jabatan merupakan sebuah proses

dan produknya adalah job description dan job specification.

Untuk menghindari terjadinya tumpang tindih tanggungjawab

antar jabatan serta adanya satu jabatan yang beban tanggung

jawabnya sangat besar dan luas sementara jabatan lain sangat

sempit dan ringan sehingga tidak terdapat perimbangan cakupan

pekerjaan dimana dapat menimbulkan masalah kecemburuan dan

demotivasi, maka analisis jabatan perlu dilakukan berdasarkan

prinsip pelaksanaan analisis jabatan yaitu :

1. Proses analisis dilakukan untuk memahami apa tanggung jawab

setiap jabatan dan kontribusi hasil jabatan tersebut terhadap

pencapaian hasil atau tujuan organisasi (uaraian jabatan akan

menjadi daftar tanggung jawab bukan daftar tugas atau aktivitas)

2. Yang dianalisis adalah jabatan, bukan pemegang jabatan saat

analisis dilakukan. Analisis dilakukan terhadap standar desain

jabatan berdasarkan struktur organisasi yang ada. Hal ini penting

untuk menghindari bias dalam menganalisis jabatan berdasarkan

kemampuan, kinerja, gaya atau metode kerja dari pemegang

jabatan saat analisis dilakukan.

3. Kondisi jabatan yang dianalisis dan akan dituangkan dalam

uraian jabatan adalah kondisi jabatan saat ini berdasarkan fakta

yang ada sesuai rancangan strategi dan struktur organisasi.

24
Analisis jabatan pada hakekatnya hanya mengurai informasi

tentang aspek-aspek jabatan dimana aspek-aspek jabatan tersebut

ditelusuri melalui proses pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh

pemegang jabatan yaitu proses mengolah bahan kerja menjadi hasil

kerja. Eksistensi jabatan ditentukan oleh hasil kerja yang diolah dari

bahan kerja dengan menggunakan alat kerja melalui pelaksanaan

kerja tertentu dalam kondisi jabatan tertentu. Untuk dapat

memproses bahan kerja menjadi hasil kerja dengan menggunakan

alat kerja diperlukan pemegang jabatan yang mempunyai kualifikasi

tertentu seperti pendidikan, pengalaman, bakat, minat dan

temperamen kerja tertentu. Kualifikasi ini yang disebut sebagai

persyaratan jabatan. Dengan adanya informasi tentang hasil kerja,

alat kerja, pelaksanaan kerja, kondisi jabatan dan syarat jabatan

maka dapat dirumuskan identifikasi jabatan yaitu nama dan ikhtisar

jabatan.

b. Analisis Beban Kerja

Analisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah

jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk

merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu. Analisis

beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah pegawai

yang dibutuhkan dalam merampungkan suatu pekerjaan serta

berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang dapat

dilimpahkan kepada seorang pegawai. Analisis beban kerja

dilakukan dengan membandingkan bobot atau beban kerja dengan

25
norma waktu dan volume kerja. Target beban kerja ditentukan

berdasarkan rencana kerja atau sasaran yang harus dicapai oleh

setiap jabatan (mingguan, bulanan atau tahunan).

Teknik perhitungan yang digunakan dalam mengukur beban

kerja adalah teknik perhitungan yang bersifat praktis empiris, yaitu

perhitungan yang didasarkan pada pengalaman-pengalaman

berbasis pelaksanaan kerja pada masa lalu. Pengukuran kerja

dilakukan berdasarkan sifat beban kerja pada masing-masing

jabatan yang mencakup beban kerja abstrak dan beban kerja

kongkret. Untuk mengukur beban kerja abstrak diperlukan beberapa

informasi antara lain : rincian / uraian tugas jabatan, frekwensi setiap

tugas , jumlah waktu yang dibutuhkan setiap tugas, waktu

penyelesaian tugas dan waktu kerja efektif. Sedangkan untuk

mengukur beban kerja kongkret diperlukan beberapa informasi

antara lain : rincian / uraian tugas jabatan, satuan hasil kerja, jumlah

waktu yang dibutuhkan setiap tugas, target waktu kerja, volume kerja

dan waktu kerja efektif.

Berkaitan dengan alat untuk mengukur kerja yang

dipergunakan adalah jam kerja dimana dalam jam kerja pegawai

mengisinya dengan kerja untuk menghasilkan berbagai produk baik

yang bersifat abstrak (jasa) maupun yang bersifat konkret.

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor

19 Tahun 2011tentang Pedoman Umum Penyusunan Kebutuhan

PNS, ditetapkan jam kerja efektif yang merupakan jumlah jam formal

26
dikurangi dengan waktu kerja yang hilang (melepas lelah, istirahat

makan, dan sebagainya). Perhitungan jam kerja efektif dengan

rumus :

1. Jam kerja efektif per hari = 1 hari x5 jam = 300 menit

2. Jam kerja efektif per minggu = 5 hari x 5 jam = 1.500 menit

3. Jam kerja efektif per bulan = 20 hari x 5 jam = 6.000 menit

4. Jam kerja efektif per tahun = 240 hari x 5 jam = 72.000 menit

c. Evaluasi Jabatan

Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 34 Tahun 2011 tentang Pedoman

Evaluasi Jabatan, menyebutkan bahwa :

“Evaluasi jabatan adalah suatu proses untuk menilai suatu


jabatan secara sistematis dengan menggunakan kriteria-
kriteria yang disebut sebagai faktor jabatan terhadap informasi
faktor jabatan untuk menentukan nilai jabatan dan kelas
jabatan”.
Sedangkan dalam buku Lembaga Administrasi Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 tentang Evaluasi jabatan disebutkan bahwa :

“Evaluasi jabatan merupakan suatu kajian untuk mendapatkan nilai

jabatan dalam organisasi”

Dalam pelaksanaan evaluasi jabatan terdapat tiga tahapan yaitu :

1. Tahap persiapan, dengan kegiatan membentuk tim evaluasi dan

melakukan analisis jabatan.

27
2. Tahap pelaksanaan, dengan kegiatan pengelompokan jabatan,

penilaian jabatan dan pemeringkatan jabatan

3. Tahap evaluasi, dengan kegiatan validasi ulang dan evaluasi

nilai jabatan.

Adapun metode yang digunakan dalam evaluasi jabatan secara

umum ada dua metode yaitu metode kuantitatif dan metode non-

kuantitatif.

1. Metode kuantitatif yang terdiri atas :

a. Metode perbandingan faktor (factor comparison method)

Metode ini disamping memberikan peringkat atau kelas juga

telah memberikan nilai kuantitatif pada masing-masing

jabatan

b. Metode sistem angka (point system method)

Metode ini yang paling banyak digunakan oleh perusahaan-

perusahaan sebab termasuk metode yang paling teliti dan

akurat, walaupun pelaksanaannya cukup rumit.

2. Metode non-kuantitatif yang terdiri atas :

a. Metode penentuan peringkat (rangking method)

Metode ini paling sederhana, dimana dasar penentuan

peringkat jabatan adalah hasil analisa jabatan dan apabila

hasil analisa jabatan belum ada maka peringkat jabatan

28
diberikan berdasarkan interpretasi tim penilai terhadap

kondisi pekerjaan dari jabatan tersebut.

b. Metode klasifikasi (Grade/classification method)

Pada metode ini, tim penilai menetapkan beberapa kelas

atau tingkatan jabatan, kemudian merumuskan ciri dari

masing-masing kelas/tingkatan untuk selanjutnya

menempatkan setiap jabatan pada kelas yang sesuai

dengan ciri setiap jabatan.

5. Konsep Dasar dan Landasan Hukum Pemberian Tambahan

Penghasilan Pegawai

Tambahan Penghasilan Pegawai yang selanjutnya disingkat

TPP adalah merupakan penghasilan yang diberikan secara bulanan

kepada pegawai diluar gaji / upah, tunjangan jabatan struktural,

tunjangan jabatan fungsional tertentu dan tunjangan jabatan

fungsional umum berdasarkan bobot jabatan, penilaian kinerja dan

kedisiplinan.

Pasal 58 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pasal 39 ayat (1)

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah terakhir diubah dengan Permendagri Nomor 21

Tahun 2011, “Pemerintah Daerah dapat memberikan tambahan

penghasilan kepada pegawai ASN dengan memperhatikan

kemampuan keuangan daerah dan memperoleh persetujuan DPRD

29
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Tambahan Penghasilan Pegawai diberikan dalam rangka

peningkatan kesejahteraan pegawai berdasarkan tempat bertugas,

kondisi kerja, kelangkaan profesi dan atau pertimbangan objektif

lainnya.

Pasal 39 ayat (3) sampai dengan ayat (7a) Permendagri nomor

13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

telah menjelaskan maksud dari :

a. beban kerja (tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja

diberikan kepada PNS yang dibebani pekerjaan untuk

menyelesaikan tugas-tugas yang dinilai melampaui beban kerja

normal);

b. tempat bertugas (tambahan penghasilan berdasarkan tempat

bertugas diberikan kepada PNS yang dalam melaksanakan

tugasnya berada didaerah yang memiliki tingkat kesulitan tinggi

dan daerah terpencil);

c. kondisi kerja (tambahan pengahasilan berdasarkan kondisi kerja

diberikan kepada PNS yang dalam melaksanakan tugasnya

berada pada lingkungan kerja yang memiliki resiko tinggi);

d. kelangkaan profesi (tambahan penghasilan berdasarkan

kelangkaan profesi diberikan kepada PNS yang dalam

mengemban tugas memiliki keterampilan khusus dan langka);

30
e. prestasi kerja (tambahan penghasilan berdasarkan prestasi kerja

diberikan kepada PNS yang memiliki prestasi kerja yang tinggi

dan / atau inovasi); dan

f. pertimbangan objektif lainnya (tambahan penghasilan

berdasarkan pertimbangan objektif lainnya diberikan kepada

PNS dalam rangka peningkatan kesejahteraan umum pegawai).

Landasan hukum pemberian TPP adalah sebagaimana yang

diatur dalam pasal 58 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 12

Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan pasal 39

ayat (8) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah terakhir kali diubah dengan

Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 bahwa “Pemberian Tambahan

Penghasilan kepada Pegawai ASN daerah ditetapkan dengan

Perkada dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah”.

Peraturan Kepala Daerah merupakan sesuatu yang sifatnya mutlak

dibentuk sebelum pemberian TPP kepada PNS. Dalam hal teknis

seperti besaran TPP yang harus disesuaikan dengan kemampuan

keuangan daerah dimana memungkinkan terjadi perubahan setiap

tahun anggaran, baiknya ditetapkan dengan Keputusan Kepala

Daerah. Pemberian TPP harus mendapat persetujuan dari DPRD

yang nampak pada pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan

Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS).

31
Pemberian TPP bagi PNS lingkup Pemerintah Daerah

Kabupaten Toraja Utara tahun anggaran 2019 diberikan dengan

landasan hukum :

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara

2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah, yang terakhir diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah

3. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang

Manajemen Pegawai Negeri Sipil

4. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah terakhir diubah dengan

Permendagri Nomor 21 Tahun 2011

5. Peraturan Bupati Toraja Utara Nomor 46 Tahun 2018 tentang

Pedoman Manajemen Kinerja Pegawai Di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Toraja Utara.

6. Peraturan Bupati Toraja Utara Nomor 48 Tahun 2018 tentang

Pedoman Pemberian Tambahan Penghasilan bagi Pegawai

Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Toraja Utara.

B. Model Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka pada pemaparan sebelumnya,

maka model penelitian yang digunakan dalam penelitian Evaluasi

Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Pada Badan

32
Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Toraja Utara

diterangkan pada gambar 1.

Pemberian TPP bagi PNS

Gambar 1

Model Penelitian

Capaian Prestasi Kerja

Sasaran Kerja Perilaku Kerja

Kinerja

C. Definisi Konsep

1. Tambahan Penghasilan Pegawai adalah penghasilan diluar gaji

dan tunjangan jabatan yang diterima oleh setiap PNS setiap

bulannya berdasarkan prestasi kerja.

2. Prestasi kerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seorang pegawai selama periode waktu tertentu

dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung


33
jawab yang diberikan kepadanya. Penilaian prestasi kerja

dimaksud terdiri dari dua komponen yakni sasaran kerja dan

perilaku kerja.

3. Sasaran kerja adalah rencana kerja dan target yang harus dicapai

oleh seorang PNS dan dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

4. Perilaku kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang

dilakukan oleh setiap PNS yang seharusnya dilakukan atau tidak

dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Adapun perilaku kerja yang peneliti

maksud adalah kedisiplinan yakni frekuensi kehadiran kerja yang

diakumulasi selama satu bulan dengan menggunakan alat absensi

elektronik.

5. Kinerja adalah akumulasi dari realisasi kerja yang dicapai oleh

seorang PNS yang diukur dari pencapaian target baik sasaran

kerja maupun perilaku kerja dalam kurun waktu tertentu.

34
BAB III

METODE PENELITIAN

Secara garis besar, bab ini memuat empat aspek yaitu : pendekatan

penelitian, teknik pengumpulan data, sumber data serta teknik analisis

data. Keempat hal tersebut akan diuraikan secara lebih lanjut.

A. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan kualitatif. Penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah

penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan

analisis.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Oleh karena penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif dan termasuk penelitian studi

kasus, maka hasil penelitian ini bersifat analis-deskriftif, yaitu berupa

gambaran tertulis dari fenomena yang diamati yang dalam hal ini

terkait dengan Pemberian Tambahan Penghasilan bagi Pegawai

Negeri Sipil pada Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan

Kabupaten Toraja Utara.

B. Teknik Pengumpulan Data

35
Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti pergunakan

dalam penelitian ini adalah telaah dokumen dan wawancara.

Telaah dokumen merupakan teknik pengumpulan data dan informasi

melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Dokumen berguna

dalam memberikan penjelasan latar belakang yang lebih luas

mengenai pokok penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti akan

menelaah berbagai dokumen seperti Undang-Undang, Peraturan-

Peraturan, Petunjuk Pelaksanaan, Surat-surat Keputusan, dan

sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Sedangkan wawancara merupakan percakapan dengan informan baik

langsung (tatap muka) maupun secara online yang bertujuan untuk

mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber yang terpercaya.

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data adalah :

1) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

oleh peneliti dari sumber-sumber yang sudah ada. Data ini

digunakan sebagai pendukung informasi primer yang telah

diperoleh yaitu dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu,

buku-buku dan lain sebagainya.

Data sekunder yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah dokumen berupa Undang-Undang, peraturan-peraturan

serta surat-surat keputusan yang ada kaitannya dengan penelitian

ini.

36
2) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh

peneliti dilapangan. Namun mengingat kondisi dilapangan saat ini,

yakni merebaknya virus corona (covid 19), maka pengumpulan

data primer dimaksud dapat dilakukan jika keadaan

memungkinkan. Data primer diperoleh dari informan yaitu individu

yang ditetapkan oleh peneliti dan diharapkan mampu memberi

informasi yang berkaitan dengan penelitian. Data primer yang

dimaksud antara lain :

a) Catatan hasil wawancara

b) Hasil observasi lapangan

Penetapan informan dalam penelitian ini bersifat purposive

sampel, dalam artian bahwa pemilihan informan berdasarkan

pertimbangan peneliti bahwa orang tersebut dianggap paling tahu

tentang apa yang kita harapkan.

Dalam penelitian ini, peneliti telah menetapkan informan

sebagai sumber informasi sebagaimana pada tabel berikut :

Tabel. 5

Daftar Informan

No Jabatan Jumlah

Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan


1. 1 orang
dan Pelatihan Kabupaten Toraja Utara
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan
2. 1 orang
Aset Daerah Kabupaten Toraja Utara
Sekretaris Badan Kepegawaian
3. Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten 1 orang
Toraja Utara

37
Kepala Bidang Diklat dan Pengembangan
4. 1 orang
Aparatur BKPP Kabupaten Toraja Utara
Kepala Sub Bagian Program dan
5. 1 orang
Keuangan BKPP Kabupaten Toraja Utara
Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan
6. 1orang
Umum BKPP Kabupaten Toraja Utara
Pelaksana (staf) pada Badan
7. Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan 2 orang
Kabupaten Toraja Utara
Total Informan 8 orang

D. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada waktu

pengumpulan data berlangsung. Pada saat wawancara, peneliti sudah

melakukan analisis terhadap jawaban dari informan. Apabila jawaban

informan setelah dianalisis ternyata belum memuaskan, maka peneliti

akan melanjutkan pertanyaan, sampai data dan informasi yang

diperoleh dianggap memuaskan. Terdapat beberapa aktivitas dalam

menganalisis data kualitatif yaitu antara lain :

1) Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan,

pemisahan, perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis

dilapangan. Laporan atau data yang diperoleh dilapangan akan

dituangkan dalam bentuk uraian yang lengkap dan terperinci. Data

yang diperoleh dari lapangan jumlahnya mungkin agak banyak,

sehingga peneliti perlu merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, serta mencari tema dan

polanya.

38
Dengan demikian, data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2) Penyajian Data

Penyajian data dilakukan bertujuan untuk mempermudah

peneliti dalam melihat gambaran secara keseluruhan atau pada

bagian tertentu dari penelitian. Penyajian data dilakukan dengan

cara mendeskripsikan hasil wawancara yang dituangkan dalam

bentuk uraian dengan teks naratif dan didukung oleh dokumen-

dokumen serta foto-foto maupun gambar sejenisnya dalam rangka

membuat sebuah kesimpulan.

3) Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan yaitu melakukan verifikasi secara

terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung, yaitu

selama proses pengumpulan data. Peneliti berusaha untuk

menganalisis dan mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-

hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya yang dituangkan

dalam kesimpulan yang tentatif.

Dalam penelitian ini, penarikan kesimpulan dilakukan

dengan pengambilan intisari dari rangkaian kategori hasil

penelitian berdasarkan observasi dan wawancara. Hal tersebut

sesuai dengan analisis data model Miles dan Huberman yang

menyatakan bahwa dalam melakukan analisis data kualitatif dapat

dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Proses

39
yang bersamaan tersebut meliputi reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan.

Analisa merupakan salah satu langkah yang sangat penting

dalam kegiatan penelitian, termasuk bila diinginkan generalisasi

atau untuk memperoleh kesimpulan yang tegas dari hasil

penelitian yang dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian

deskriftif analisis yaitu bertujuan untuk menggambarkan sejumlah

variabel yang berkenaan dengan masalah yang sedang diteliti.

Metode kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sajian data, dimana suatu susunan informasi yang memungkinkan

kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Dengan melihat sajian

data, penulis dapat lebih memahami berbagai hal yang terjadi dan

memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun

tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut. Sajian data yang

baik dan jelas sistematikanya akan lebih membantu. Sekumpulan

informasi yang tersusun memungkinkan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Proses analisis data secara keseluruhan dimulai dengan

menggelar seluruh data mentah yang tersedia dari berbagai

sumber yaitu wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Data

tersebut kemudian dibaca, dipelajari, ditelaah kemudian direduksi

sesuai dengan kategori-kategori tertentu (tema atau topik),

sehingga mendapatkan gambaran yang jelas. Langkah selanjutnya

adalah mengabstraksikan data tersebut dengan berpegang pada

40
keaslian data. Hasil abstraksi kemudian dianalisa berdasarkan

kerangka pemikiran, konsep-konsep atau teori-teori yang

digunakan, kemudian dideskripsikan untuk selanjutnya

diinterpretasikan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek

Kabupaten Toraja Utara merupakan salah satu dari 24 (dua

puluh empat) Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan yang

pembentukannya berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2008 tentang Pembentukan Kabupaten Toraja Utara di Provinsi

Sulawesi Selatan. Kabupaten Toraja Utara memiliki luas 1.151,47

km2 dan terdiri atas 21 (dua puluh satu) Kecamatan, 111 (seratus

sebelas) Lembang/Desa dan 40 (empat puluh) Kelurahan dengan

jumlah penduduk berdasarkan data tahun 2019 sebanyak 229.797

jiwa.

Adapun visi Kabupaten Toraja Utara sebagaimana yang

termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Kabupaten Toraja Utara Tahun 2010-2030 (Peraturan

Daerah Kabupaten Toraja Utara Nomor 4 Tahun 2010) yakni “Toraja

Utara, Daerah Wisata Budaya Kaya Pesona dengan Ragam

41
Kreativitas dan Kasih yang Menyejahterakan”. Dalam rangka

mencapai visi tersebut maka diperlukan berbagai langkah yang

merupakan misi yaitu “Menciptakan Berbagai Kemudahan yang

Memungkinkan Warganya Memiliki Tingkat Kreativitas yang Dapat

Menampilkan Hasil-Hasil yang Gemilang”.

Dari RPJPD tersebut kemudian dijabarkan dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan

sasaran, strategi dan arah kebijakan prioritas pembangunan daerah

dengan tahapan 5 tahunan yakni tahun 2011-2016 menjadi tahap

persiapan (RPJMD pertama), tahun 2016-2021 adalah masa RPJMD

kedua dan merupakan tahap akselerasi dan pengendalian, tahap

ketiga yang merupakan tahap pemantapan yakni tahun 2021-2026

dan tahap keempat dari RPJPD Kabupaten Toraja Utara yang

pertama merupakan tahap konsolidasi, monitoring dan evaluasi.

Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara Nomor 6 Tahun 2016

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten Toraja Utara tahun 2016-2021 memuat visi Bupati terpilih

“Mekar untuk Sejahtera” yang merupakan penjabaran dari visi

Kabupaten Toraja Utara. Terdapat delapan misi yang ditetapkan

untuk mewujudkan visi dimaksud yaitu :

1. Menggairahkan kepariwisataan

2. Meningkatkan pelayanan pemerintahan bidang infrastruktur

3. Meningkatkan pelayanan pemerintahan bidang pendidikan

4. Meningkatkan pelayanan pemerintahan bidang kesehatan

42
5. Meningkatkan pembangunan ekonomi rakyat dalam rangka

peningkatan pendapatan masyarakat

6. Pembangunan bidang sosial dan pelestarian nilai-nilai luhur

budaya toraja

7. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan kapasitas

lembang

8. Meningkatkan kerukunan antar umat beragama

Perwujudan misi tersebut ditempuh melalui pelaksanaan

urusan pemerintahan daerah oleh perangkat daerah yang

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara Nomor 4

Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah

terdapat 31 (tiga puluh satu) perangkat daerah. Adapun jumlah

aparat baik PNS maupun tenaga kontrak yang tersebar pada

perangkat daerah tersebut serta yang ditugaskan pada 21 (dua puluh

satu) Kecamatan berdasarkan data yang diperoleh dari Sub Bidang

Informasi Kepegawaian BKPP adalah sebanyak 8.164 (delapan ribu

seratus enam puluh empat) orang dengan rincian PNS sebanyak

3.708 (tiga ribu tujuh ratus delapan) orang (45,42 %) dan Tenaga

Kontrak sebanyak 4.456 (empat ribu empat ratus lima puluh enam)

orang (54,58 %).

BKPP sebagai salah satu perangkat daerah yang

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan

daerah di bidang manajemen kepegawaian meliputi penyusunan dan

penetapan kebutuhan pegawai, kepangkatan, promosi, mutasi,

43
pengembangan karier, penilaian kinerja, serta disiplin PNS. Hal ini

sejalan dengan misi ketujuh pembangunan Kabupaten Toraja Utara

yakni meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan kapasitas

lembang dimana misi ini bertujuan peningkatan tata kelola

pemerintahan daerah dan pembangunan lembang dengan sasaran

meningkatnya kekuatan kelembagaan, kemampuan masyarakat dan

pemerintahan lembang serta terwujudnya kelembagaan dan tata

kelola pemerintahan daerah yang baik dan transparan dalam rangka

mendukung reformasi birokrasi.

1. Visi Misi Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan

Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten

Toraja Utara dalam pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang

merupakan tugas pokok dan fungsinya telah menetapkan visi yaitu

“Terwujudnya Aparatur yang Profesional, Kompetitif dan Sejahtera”.

Adapun nilai yang terkandung dalam visi tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Aparatur yang profesional adalah aparat yang memiliki

kemampuan yang handal, baik secara konseptual maupun

operasional dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

2. Kompetitif adalah aparatur yang memiliki pengetahuan,

kemampuan dan daya saing, memiliki integritas, komitmen, sikap

dan perilaku serta kepekaan dan antisipasi dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya menghadapi tantangan perubahan

global.

44
3. Sejahtera yaitu peningkatan kesejahteraan aparatur secara

merata.

Dalam rangka mewujudkan visinya, maka BKPP

menetapkan misinya sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas profesionalisme aparat pemerintah melalui

pendidikan formal

2. Menyelenggarakan manajemen kepegawaian berbasis

kompetensi

3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan kepegawaian

yang didukung teknologi informasi komunikasi

4. Meningkatkan kesejahteraan aparatur

2. Tugas Pokok dan Fungsi

Adapun tugas pokok Badan Kepegawaian Pendidikan dan

Pelatihan Kabupaten Toraja Utara sesuai dengan Peraturan Bupati

Toraja Utara Nomor 75 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok, Fungsi

dan Rincian Tugas Jabatan Struktural pada BKPP Kabupaten Toraja

Utara adalah melaksanakan sebagian kewenangan daerah dibidang

manajemen kepegawaian meliputi penyusunan dan penetapan

kebutuhan pegawai, kepangkatan, promosi, mutasi, pengembangan

karier, penilaian kinerja, serta disiplin PNS.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, maka BKPP

mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang manajemen kepegawaian

45
b. Pelaksanaan pengelolaan formasi pengadaan, pengelolaan

kepangkatan, mutasi, promosi, pengembangan karier pegawai,

penilaian kinerja serta disiplin PNS

c. Pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan badan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya

3. Susunan dan Struktur Organisasi

Susunan dan struktur organisasi BKPP Kabupaten Toraja

Utara adalah sebagai berikut :

1. Susunan organisasi terdiri atas :

a. Kepala Badan

b. Sekretariat terdiri atas :

b.1). Sub bagian umum dan kepegawaian

b.2). Sub bagian program, keuangan dan anggaran

c. Bidang mutasi dan promosi terdiri atas :

c.1). Sub bidang mutasi

c.2). Sub bidang kepangkatan dan pensiun

c.3). Sub bidang pengembangan karier dan promosi

d. Bidang pendidikan pelatihan dan pengembangan aparatur

terdiri atas :

d.1). Sub bidang diklat teknis, fungsional dan pengembangan

kompetensi aparatur

d.2). Sub bidang diklat struktural dan diklat prajabatan

46
d.3). Sub bidang penilaian kinerja dan penghargaan aparatur

e. Bidang informasi, dokumentasi dan pengadaan pegawai

terdiri atas :

e.1). Sub bidang informasi kepegawaian

e.2). Sub bidang dokumentasi

e.3). Sub bidang pengadaan pegawai

2. Struktur organisasi

Adapun struktur organisasi BKPP Kabupaten Toraja Utara

sesuai dengan Peraturan Bupati Toraja Utara Nomor 75 Tahun

2016 adalah sebagaimana pada gambar berikut :

Gambar 2

Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan


Kabupaten Toraja Utara

Kepala Badan

Kelompok Jabatan
Fungsional Sekretariat

Sub Bagian Umum dan Sub Bagian Program dan


Kepegawaian Keuangan

Bidang Informasi, Dokumentasi Bidang Pendidikan, Pelatihan


dan Pengadaan Pegawai Bidang Mutasi dan Promosi dan Pengembangan Aparatur

Sub Bidang Diklat Teknis,


Sub Bidang Informasi Fungsional dan
Kepegawaian Pengembangan
Sub Bidang Mutasi

47
Sub Bidang Diklat
Sub Bidang Dokumentasi Sub Bidang Kepangkatan Struktural dan Diklat
dan Pensiun Prajabatan

Sub Bidang Penilaian


Sub Bidang Pengadaan Sub Bidang Pengembangan Kinerja dan Penghargaan
Pegawai Karier dan Promosi Aparatur

UPTB

B. Pemetaan Data/Kategori Data

1. Keadaan Sumber Daya Manusia Aparatur

Adapun jumlah PNS berdasarkan jabatan yang ada pada

BKPP Kabupaten Toraja Utara seperti pada tabel berikut :

Tabel 6

Jumlah PNS Berdasarkan Jabatan pada


Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan

JABATAN NAMA JABATAN JUMLAH


(orang)
Jabatan Pimpinan Tinggi Kepala Badan 1
Administrator Sekretaris Badan 1
Kepala Bidang 3
Pengawas Kepala Sub Bagian 2
Kepala Sub Bidang 9
Pelaksana Analis 2
Pengelola 4
Pengadministrasi 2
Bendahara 1
Jumlah 25
Sumber : Sub Bagian Kepegawaian BKPP Mei Tahun 2020

48
Disamping PNS, dalam pelaksanaan tugas-tugas

administrasi didukung oleh tenaga kontrak yang berjumlah 21 (dua

puluh satu) orang yang melaksanakan tugas pada sekretariat dan

tiga bidang yang ada, sehingga secara prosentase PNS sebesar

46,3 % dan Tenaga Kontrak sebesar 53,7 %.

2. Kebijakan Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP)

Pasal 58 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun

2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pasal 39 ayat (1)

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah terakhir diubah dengan Permendagri Nomor 21

Tahun 2011, yang menyatakan bahwa “Pemerintah Daerah dapat

memberikan tambahan penghasilan kepada Pegawai ASN dengan

memperhatikan kemampuan keuangan daerah dan memperoleh

persetujuan DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan”. Lebih lanjut pada pasal 39 ayat (8) Permendagri Nomor

13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

terakhir kali diubah dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011

bahwa “kriteria pemberian tambahan penghasilan ditetapkan dengan

Peraturan Kepala Daerah”. Hal tersebut menjadi landasan utama

bagi Pemerintah Daerah untuk kemudian menetapkan Peraturan

Bupati Nomor 48 Tahun 2018 tentang Pedoman Pemberian

Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Toraja Utara.

49
Tambahan Penghasilan Pegawai berdasarkan Peraturan

Bupati ini diberikan kepada seluruh PNS daerah kecuali bagi PNS

Guru yang telah mendapat tunjangan sertifikasi dan PNS tenaga

medis yang telah memperoleh insentif jasa medik dan tidak diberikan

jika :

a. tidak melaksanakan penyusunan dan pengisian sasaran kerja


pegawai
b. berstatus sebagai pegawai titipan
c. berstatus tersangka dan ditahan oleh pihak yang berwenang
d. berstatus terdakwa atau terpidana
e. cuti diluar tanggungan Negara
f. diberhentikan sementara, dan
g. mengikuti tugas belajar

Pemberian tambahan penghasilan didasarkan pada

penilaian prestasi kerja dengan indikator penilaian sasaran kerja

dengan bobot 60 % (enam puluh persen) dan penilaian perilaku kerja

dengan bobot 40 % (empat puluh persen) dimana untuk penilaian

prestasi kerja unsur sasaran kerja sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011. Sasaran Kerja setiap PNS

disusun berdasarkan uraian tugas jabatan yang menjadi tugas pokok

dan fungsi jabatan itu. Berikut peneliti memaparkan tentang uraian

tugas beberapa jabatan pada BKPP berdasarkan Peraturan Bupati

Toraja Utara Nomor 75 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi,

Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Serta Tata Kerja Badan

Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Toraja Utara :

Nam‌a‌‌Jaba‌tan‌ ‌ : Sekretaris Badan

50
Unit‌‌Ke
‌ rja‌ ‌ ‌ : Sekretariat
Instans‌i‌ ‌ ‌ : BKPP ‌
Tugas Pokok : Mengkoordinasikan kesekretariatan,
perumusan bahan kebijakan, pengendalian
dan pembinaan, memberi pelayanan
administrasi teknis di kesekretariatan.
Rincian Tugas :
‌1‌.‌‌ Menyusun‌ ‌rencana‌ ‌kegiatan‌ ‌sekretariat‌ ‌sebagai‌ ‌pedoman‌ ‌dalam‌
‌pelaksanaan‌ ‌ ‌tugas‌;‌‌
2‌.‌ Mendistribusikan‌ d ‌ an‌ ‌memberi‌ p
‌ etunjuk‌ p
‌ elaksanaan‌
‌tugas‌ ‌sehingga‌‌berjalan‌ ‌ lancar‌;
3. Memantau‌,‌ ‌mengawasi‌ ‌dan‌ ‌mengevaluasi‌ ‌pelaksanaan‌ ‌tugas‌
‌dalam‌ ‌lingkungan‌ sekretariat‌ ‌untuk‌ ‌mengetahui‌ ‌perkembangan‌
‌pelaksanaan‌‌tugas‌;‌ ‌
4. Menyusun‌ ‌rancangan‌,‌ ‌mengoreksi‌,‌ ‌memaraf‌ ‌dan‌/‌atau‌
‌menandatangani‌ ‌naskah‌‌dinas‌;‌
5. ‌ Mengikuti‌‌rapat‌-‌rapat‌‌sesuai‌d
‌ engan‌‌bidang‌‌tugasnya‌;‌
6. Menyusun‌‌rencana‌‌kerja‌‌tahunan‌u
‌ ntuk‌d
‌ ijadikan‌a
‌ cuan‌‌kerja‌;‌ ‌
7. Mengkoordinasikan‌‌penyusunan‌‌anggaran‌‌dan‌‌RKA‌‌badan‌;‌ ‌ ‌
8. Menerima‌‌dan‌‌membaca‌‌surat‌‌masuk‌;
‌9‌.‌ ‌Meneliti‌ ‌setiap‌ ‌naskah‌ ‌dinas‌ ‌yang‌ ‌akan‌ ‌keluar‌ b‌ aik‌ d
‌ ari‌ ‌segi‌
‌prosedur‌ ‌bidang‌ ‌ perencanaan‌ ‌program‌,‌ ‌bidang‌ ‌keuangan‌,‌
‌maupun‌ ‌dari‌ ‌segi‌ ‌teknis‌ a
‌ dministrasi‌ ‌dengan‌ ‌membaca‌ ‌dan‌
‌membubuhi‌‌paraf‌‌koreksi‌a‌ gar‌‌terhindar‌‌dari‌ ‌kesalahan‌;‌
10. ‌Memimpin‌ ‌kerumahtanggaan‌ d
‌ an‌ ‌keprotokoleran‌
‌berdasarkan‌ ‌ketentuan‌‌yang‌ ‌ berlaku‌;‌
‌ 11‌.‌ Menyiapkan‌ ‌konsep‌ p ‌ eraturan‌ ‌daerah‌,‌ ‌peraturan‌ ‌bupati‌,‌
‌dan‌ ‌keputusan‌‌bupati‌ ‌ ‌yang‌‌menyangkut‌‌kewenangan‌b ‌ adan‌;‌‌
12‌.‌‌Menyusun‌‌rencana‌‌strategis‌‌(‌Renstra‌)‌ ‌badan‌;‌‌
13‌.‌‌Menyusun‌‌laporan‌a
‌ kuntabilitas‌‌kinerja‌‌instansi‌‌pemerintah‌ ‌
(‌LAKIP‌)‌‌badan‌;‌
14‌.‌‌Memberikan‌p
‌ elayanan‌‌konsultasi‌‌bagi‌‌para‌‌tamu‌;‌‌
15‌.‌ ‌Menginventarisir‌ p ‌ ermasalahan‌ ‌yang‌ ‌timbul‌ ‌dalam‌ ‌pelaksanaan‌
‌tugas‌ ‌Sekretaris‌ ‌sekaligus‌ ‌mencari‌ ‌upaya‌ p ‌ emecahan‌
‌masalahnya‌;‌‌

51
16‌.‌‌Menilai‌ ‌prestasi‌ ‌dan‌ ‌semangat‌ ‌pengabdian‌ ‌bawahan‌ ‌sesuai‌
‌ketentuan‌ ‌dengan‌ ‌ ‌melihat‌ ‌hasil‌ ‌kerja‌ d
‌ an‌ ‌kedisiplinan‌ ‌untuk‌
‌pembinaan‌‌karir‌;‌‌
17.‌‌Membuat‌ l‌aporan‌ ‌pelaksanaan‌ ‌tugas‌ ‌sekretaris‌ ‌kepada‌ ‌Kepala‌
‌Badan‌‌sebagai‌ ‌ ‌bahan‌‌pertanggungjawaban‌‌atau‌‌evaluasi‌;‌‌dan‌
‌18‌.‌ ‌Melaksanakan‌ ‌tugas‌ ‌kedinasan‌ l‌ain‌ ‌yang‌ ‌diperintahkan‌ ‌oleh‌
‌atasan‌.

Nam‌a‌‌Jaba‌tan‌ ‌ : Kepala Bidang Pendidikan, Pelatihan dan


Pengembangan Aparatur
Unit‌‌Ke
‌ rja‌ ‌ ‌ : Bidang Diklat dan Pengembangan aparatur
Instans‌i‌ ‌ ‌ : BKPP 
Tugas Pokok : Melaksanakan pengkajian dan perumusan
kebijakan, melaksanakan pengendalian dan
pembinaan administrasi teknis di bidang
Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan
Aparatur.
Rincian Tugas :
‌1‌.‌‌ Menyusun‌ ‌rencana kegiatan Bidang Pendidikan, Pelatihan dan
Pengembangan Aparatur sebagai‌ p
‌ edoman‌ ‌dalam‌
‌pelaksanaan‌ ‌ ‌tugas‌;‌
2. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
sehingga berjalan lancar;
3. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dalam lingkungan Bidang Pendidikan, Pelatihan dan
Pengembangan Aparatur untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan tugas;
4. Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
5. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
6. Melaksanakan pengkajian rumusan kebijakan teknis Bidang
Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Aparatur;
7. Melakukan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan pendidikan
teknis, fungsional dan struktural;
8. Mengkoordinasikan pelaksanaan penilaian dan evaluasi kinerja
aparatur;
9. Menganalisis hasil penilaian kinerja aparatur;
10. Melaksanakan pengusulan pemberian penghargaan bagi PNS;

52
11. Mengkoordinasikan dan menyelenggarakan pengembangan
kompetensi aparatur;
12. Melakukan monitoring evaluasi dan pelaporan bidang
Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Aparatur; dan
13. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh
atasan sesuai dengan tugasnya.

Nam‌a‌‌Jaba‌tan‌ ‌ : Kepala Sub Bagian Program, Keuangan dan


Anggaran
Unit‌‌Ke
‌ rja‌ ‌ ‌ : Sekretariat
Instans‌i‌ ‌ ‌ : BKPP 
Tugas Pokok : Melaksanakan penyusunan dan analisis data
bahan perumusan kebijakan, rencana dan
program kerja serta melakukan tugas
operasional teknis dan administratif di Sub
Bagian Program, Keuangan dan Anggaran.
Rincian Tugas :
‌1‌.‌‌ Menyusun‌ ‌rencana‌ ‌kegiatan‌ Sub Bagian Program, Keuangan
dan Anggaran ‌sebagai‌‌pedoman‌‌dalam‌‌pelaksanaan‌ ‌ ‌tugas‌;‌
2. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
sehingga berjalan lancar;
3. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dalam lingkungan Sub Bagian Program, Keuangan dan
Anggaran untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
4. Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
5. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
6. Melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan perumusan
Renstra, Renja, LAKIP, RKA/DPA, LPPD, dan LKPJ badan;
7. Melaksanakan penyusunan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan di Sub bagian Program,
Keuangan dan Anggaran;
8. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
9. Mengelola dan melakukan pengembangan sistem penyajian data
berbasis teknologi informasi Sub Bagian Program, Keuangan
dan Anggaran;

53
10. Mengumpulkan bahan dan menyusun pengusulan rencana
anggaran pendapatan dan belanja Badan Kepegawaian
Pendidikan dan Pelatihan;
11. Menyusun dan mengevaluasi standar operasional prosedur
(SOP) lingkup Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan;
12. Membuat laporan bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan
realisasi fisik dan keuangan badan;
13. Melaksanakan koordinasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan
program kerja dan tugas Sub Bagian Program, Keuangan dan
Anggaran;
14. Meneliti kelengkapan uang persediaan, ganti uang, tambahan
uang, pembayaran gaji, tunjangan dan penghasilan lainnya untuk
menjadi bahan proses lebih lanjut;
15. Melakukan verifikasi harian atas penerimaan keuangan dan surat
pertanggungjawaban keuangan;
16. Melakukan akuntansi pengeluaran dan penerimaan keuangan;
17. Menyiapkan bahan dan menyusun laporan keuangan;
18. Menyusun realisasi perhitungan anggaran;
19. Mengevaluasi pelaksanaan tugas bendaharawan;
20. Mengumpulkan bahan, mengkoordinasikan dan menindaklanjuti
laporan hasil pemeriksaan;
21. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Sub Bagian
Program, Keuangan dan Anggaran dan memberikan saran
pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan; dan
22. Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan
sesuai dengan bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas.

Nam‌a‌‌Jaba‌tan‌ ‌ : Pengadministrasi Pelatihan


Unit‌‌Ke
‌ rja‌ ‌ ‌ : Sub Bidang Diklat Teknis, Fungsional dan
Pengembangan Kompetensi Aparatur
Instans‌i‌ ‌ ‌ : BKPP 
Tugas Pokok : Melakukan kegiatan yang meliputi
penerimaan, pencatatan dan
pendokumentasian dibidang pelatihan.
Rincian Tugas :

54
‌1‌.‌‌ Menerima, mencatat dan mensortir surat masuk sesuai dengan
prosedur yang berlaku agar memudahkan pencarian data;‌
2. Memberi lembar pengantar pada surat yang berkaitan dengan
data pelatihan, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
berlaku, agar memudahkan pengendalian;
3. Mengelompokkan surat atau dokumen yang berkaitan dengan
data pelatihan menurut jenis dan sifatnya, sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar memudahkan
pendistribusian;
4. Mendokumentasikan surat yang berkaitan dengan data pelatihan
sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar tertib
administrasi;
5. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan data
pelatihan sesuai dengan prosedur yang berlaku sebagai bahan
evaluasi dan pertanggungjawaban; dan
6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh
pimpinan baik tertulis maupun lisan.
Berpedoman pada uraian tugas setiap jabatan, PNS yang

menduduki jabatan tersebut menyusun sasaran kerja tahunan yang

dalam bentuk kegiatan dan merupakan rencana kerja yang akan

dilaksanakan sepanjang satu tahun. Berdasarkan data yang diperoleh

dilapangan, adapun sasaran kerja tahunan Tahun 2020 yang disusun

oleh PNS yang menduduki jabatan Sekretaris Badan, Kepala Bidang

Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Aparatur, Kepala Sub

Bagian Program, Keuangan dan Anggaran serta Pengadministrasi

Pelatihan pada Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan

Fungsional Bidang Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan

55
Aparatur sebagai berikut :

56
57
58
59
Dari Sasaran Kerja yang disusun oleh PNS pada BKPP dapat

disimpulkan bahwa penyusunannya telah sesuai dengan prosedur

dan ketentuan yang ada dimana berdasarkan Peraturan Kepala

Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2013 tentang

Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun

2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil

dijelaskan bahwa :

“SKP memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang harus


dicapai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan
dapat diukur. Setiap kegiatan tugas jabatan yang akan
dilakukan harus didasarkan pada tugas dan fungsi,
wewenang, tanggung jawab, dan uraian tugasnya yang secara
umum telah ditetapkan dalam struktur organisasi dan tata
kerta (SOTK). SKP yang telah disusun harus disetujui dan
ditetapkan oleh Pejabat Penilai sebagai kontrak kerja.”

Dan oleh karena pembayaran TPP dilaksanakan setiap bulan,

maka dengan sendirinya capaian prestasi kerja baik sasaran kerja

maupun perilaku kerja harus diukur setiap bulannya. Setiap PNS

harus menjabarkan sasaran kerja tahunan yang telah ditetapkan

pada awal tahun ke dalam sasaran kerja bulanan atas persetujuan

atasan langsung masing-masing. Sasaran kerja bulanan disusun

hanya memuat target kerja yang akan dilaksanakan pada bulan

berjalan dan diukur capaiannya pada setiap akhir bulan untuk

diperhitungkan sebagai salah satu bobot kinerja. Berikut peneliti

memaparkan sasaran kerja dan realisasi kerja bulan Januari dan

Februari 2020 dari PNS yang menduduki jabatan Sekretaris Badan,

Kepala Bidang Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Aparatur,

60
Kepala Sub Bagian Program, Keuangan dan Anggaran, serta

Pengadministrasi Pelatihan Sub Bidang Pendidikan Pelatihan Teknis

dan Fungsional sebagai berikut :

61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
Pengukuran capaian prestasi kerja dari unsur sasaran kerja yang

dilakukan pada setiap akhir bulan melalui sistem aplikasi e-kinerja

oleh atasan langsung yang merupakan pejabat penilai dari masing-

masing PNS itu dengan membandingkan antara realisasi dengan

target baik pada aspek kuantitas output, kualitas, waktu maupun

aspek biaya. Pada tahapan ini berdasarkan hasil observasi peneliti

menemukan bahwa proses pengukuran dan penilaian sasaran kerja

PNS pada BKPP belum dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

seharusnya. Terdapat kecenderungan proses penilaian cenderung

formalistis sehingga pengukuran dan penilaian prestasi kerja telah

kehilangan makna substantifnya yang artinya penilaian tersebut tidak

terkait langsung dengan apa yang dihasilkan oleh PNS, seberapa

besar kesesuaian antara target dan realisasi setiap bulannya.

Sebagian besar atasan langsung selaku penilai tidak pernah mencari

realisasi kuantitas output dari setiap kegiatan. Verifikasi realisasi

kerja yang harus dilakukan oleh atasan langsung pada sistem

aplikasi e-kinerja lebih banyak dilakukan oleh pegawai itu sendiri

dengan cara masuk sistem menggunakan user dan pasword atasan

langsung, sehingga capaian kinerja PNS setiap bulannya dalam

bentuk lembaran realisasi sasaran kerja terkesan hanya sebagai

persyaratan dokumen yang harus dipenuhi untuk pengumpulan

angka-angka yang kemudian dikonversi menjadi rupiah TPP. Hal itu

senada dengan hasil wawancara peneliti dengan Sekretaris BKPP,

Oktovianus Mantong, S. Pd bahwa :

82
“Penilaian sasaran kerja tidak efektif disebabkan karena
sebagian besar atasan langsung tidak mau repot sehingga
menyerahkan kepada pegawai yang seharusnya dinilai untuk
menilai dirinya sendiri dan sebagian merasa kesulitan
menilai melalui sistem aplikasi” (hasil wawancara tanggal 25
Mei 2020).
Dengan demikian capaian SKP yang memiliki bobot 60 %

perhitungan kinerja PNS keobjektifannya diragukan dan tidak

menjadi ukuran tentang seberapa besar kinerja yang dicapai oleh

setiap PNS perbulannya. Data capaian kinerja Sekretaris Badan,

Kepala Bidang Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Aparatur,

Kepala Sub Bagian Program, Keuangan dan Anggaran serta

Pengadministrasi Pelatihan Sub Bidang Pendidikan Pelatihan Teknis

dan Fungsional pada bulan Januari dan Februari 2020 sebagaimana

pada tabel 7 menggambarkan bahwa rata-rata capaian kinerja dari

masing-masing pegawai di atas 90 dengan kategori baik. Tiga PNS

yakni Sekretaris Badan, Kepala Sub Bagian Program, Keuangan dan

Anggaran serta Pengadministrasi Pelatihan mencapai nilai diatas 91

dengan kategori sangat baik, bahkan jika dirata-ratakan nilai capaian

kinerja dari keempat PNS pada bulan Januari mencapai nilai rata-

rata 93,62 (sangat baik) dan untuk bulan Februari rata-rata 94,65

(sangat baik).

83
Tabel 7
Capaian Kinerja Sekretaris Badan, Kepala Bidang Pendidikan
Pelatihan dan Pengembangan Aparatur, Kepala Sub Bagian
Program, Keuangan dan Anggaran serta Pengadministrasi
Pelatihan Bulan Januari dan Februari 2020

Capaian Kinerja
Nama PNS / Jabatan Rata-rata
Januari Februari
Oktovianus Mantong, S.Pd
94,61 96,99 95,8
(Sekretaris Badan)
Ros Marimbunna T, SE
(Kabid Diklat dan Pengembangan 90,04 90,05 90,045
Aparatur)
Leonardus J Andilolo, SE
(Kasubbag Program, Keuangan 98,3 99,96 99,13
dan Anggaran)
Michael Parinding
91,53 91,61 91,57
(Pengadministrasi Pelatihan)
Rata-rata 93,62 94,65 94,13

Menyangkut pengukuran prestasi kerja unsur perilaku kerja

dalam hal kedisiplinan masuk dan pulang kerja diukur dengan

menggunakan alat absensi elektronik (finger print) yang berdasarkan

Peraturan Bupati Nomor 48 Tahun 2018 pasal 13 ayat (1)

mengamanatkan bahwa harus terintegrasi dengan sistem aplikasi

dengan tujuan agar data tentang waktu hadir dan pulang pegawai

tidak termanipulasi. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan juga

diakui oleh seluruh informan pada BKPP, alat absensi elektronik

tahun 2019 belum terintegrasi (konek) dengan sistem, sehingga

kehadiran pegawai yang tepat waktu tidak berbeda dengan yang

terlambat, yang pulang lebih awal tetap sama dengan yang

meninggalkan kantor sesuai jam kerja. PNS yang dinyatakan tidak

84
hadir adalah PNS yang memang tidak menekan finger karena lupa

atau memang tidak hadir. Hasil wawancara dengan Kepala Sub

Bagian Kepegawaian BKPP (Mercy R. Patinggi, SE) menyampaikan

bahwa :

“Idealnya data kehadiran dan waktu pulang setiap pegawai


yang direkam oleh finger langsung terbaca oleh sistem dan
diprint dari aplikasi oleh admin bukan oleh operator,
sehingga keabsahan data tetap terjaga” (hasil wawancara
tanggal 26 Mei 2020).
Bahkan memasuki tahun 2020 akibat pandemi covid-19

penggunaan alat absensi elektronik tidak diperkenankan mengingat finger

print pada BKPP hanya dapat membaca sidik jari yang dikuatirkan dapat

mempermudah penyebaran virus corona, sehingga untuk mengukur

jumlah kehadiran PNS dalam melaksanakan tugas di kantor

menggunakan absensi manual per hari. Berdasarkan data hasil observasi

dan wawancara peneliti menemukan bahwa kehadiran PNS tetap

terhitung walaupun terlambat atau cepat pulang yang penting yang

bersangkutan menekan finger (pada saat menggunakan alat absensi

elektronik) atau terdapat paraf pada absensi manual (pada saat

menggunakan absen manual). Kondisi tersebut akan berdampak terhadap

menurunnya motivasi kerja PNS terutama yang terbiasa tepat waktu

sebab tepat waktu dan terlambat serta cepat pulang dan pulang sesuai

jam kerja tidak ada bedanya. Data yang diperoleh peneliti tentang

kehadiran PNS perbulannya hanya merupakan rekapan dalam bentuk

excel, dimana belum memperlihatkan detail waktu kehadiran dan waktu

pulang PNS, sehingga menit keterlambatan masuk dan berapa menit

85
cepat pulang belum dapat dihitung sebagai pengurangan kehadiran PNS

yang akan berpengaruh langsung terhadap bobot kehadiran PNS. Berikut

rekapan kehadiran PNS pada BKPP bulan Januari dan Pebruari 2020 :

86
87
88
89
90
91
92
93
94
Berdasarkan rekapitulasi daftar hadir PNS pada BKPP bulan

Januari dan Februari 2020 menggambarkan bahwa dalam

perhitungan kehadiran PNS setiap bulannya belum ditemukan

pengurangan bobot kehadiran PNS akibat akumulasi jumlah menit

keterlambatan dan kepulangan cepat berdasarkan jam kerja

sehingga untuk menjamin objektivitas kinerja pegawai dari unsur

perilaku kerja diperlukan sebuah kebijakan yang menjadi dasar

pengurangan bobot kehadiran akibat keterlambatan dan atau

kecepatan pulang.

Capaian prestasi kerja PNS yang terdiri dari capaian sasaran

kerja dengan bobot 60 % dan capaian perilaku kerja dengan bobot

40 % setiap bulannya diakumulasi dalam rangka perhitungan jumlah

TPP yang dapat diterima oleh setiap PNS dan dirumuskan sebagai

berikut :

TPP yang diterima = IHNJ X NJ X NMT X NPK

Keterangan :

IHNJ : Indeks Harga Nilai Jabatan

NJ : Nilai Jabatan

NMT : Nilai Maksimal TPP yang diterima

NPK : Persentase Nilai Prestasi Kerja

Sehubungan dengan rumusan tersebut diatas, dapat

dijelaskan sebagai berikut :

95
1. IHNJ merupakan hasil pembagian dari besaran Upah Minimum

Propinsi (UMP) dengan Nilai Jabatan Terendah (NJT) yang ada

disetiap Kabupaten, dimana untuk tahun 2020 UMP Sulawesi

Selatan berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor : 1450/X/2019

tanggal 30 Oktober 2019 sebesar Rp. 3.103.800, sedangkan

berdasarkan validasi evaluasi jabatan oleh Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi nilai

jabatan yang berada pada jabatan kelas 1 adalah 190. Dengan

demikian IHNJ pada Kabupaten Toraja Utara adalah Rp.

3.103.800 / 190 = Rp. 16.335 dibulatkan Rp. 16.300. IHNJ setiap

tahunnya dapat berubah dimana dipengaruhi oleh perubahan

besaran UMP.

2. Besaran Nilai Jabatan (NJ) berkaitan langsung dengan kelas

jabatan dan merupakan ketetapan berdasarkan informasi jabatan

dan evaluasi jabatan yang telah divalidasi oleh Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi. Untuk

seluruh jabatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Toraja Utara

telah mendapat validasi pada bulan Oktober Tahun 2018, sesuai

dengan surat persetujuan KemenPANRB Nomor :

B/1964/M.SM.04.00/2018 tanggal 31 Oktober 2018, dan pada

Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Toraja

Utara ketetapan kelas dan nilai setiap jabatan baik struktural

maupun pelaksana dapat dilihat pada tabel berikut :

96
Tabel 8

Daftar Kelas dan Nilai Jabatan Pada Badan Kepegawaian


Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2020

Kelas Nilai Jumlah


Jabatan Jabatan Nama Jabatan Pegawai
(orang)
14 2865 Kepala Badan 1
12 2115 Sekretaris Badan 1
11 2045 Kepala Bidang 3
9 1430 Kepala Sub Bagian 2
Kepala Sub Bidang 7
8 1295 Kepala Sub Bidang 2
7 890 Bendahara 1
Analis 2
6 690 Pengelola 4
5 490 Pengadministrasi 2
Jumlah 25
Sumber : Sub Bagian Kepegawaian BKPP Mei Tahun 2020

3. Nilai Maksimal TPP yang diterima (NMT) adalah merupakan hasil

perkalian antara Indeks Harga Nilai Jabatan (IHNJ), Nilai Jabatan

(NJ) dan persentase Kemampuan Keuangan Daerah (KKD).

Persentase kemampuan keuangan daerah ditetapkan dengan

Keputusan Bupati setiap tahun anggaran berdasarkan jumlah

alokasi TPP yang disetujui oleh DPRD dalam pembahasan KUA

PPAS dimana untuk tahun 2020 alokasi APBD untuk anggaran

TPP sebesar Rp. 22.098.343.743 (mengalami pengurangan

alokasi dari tahun 2019 yakni Rp. 28.502.817.726) dan setelah

dibagi dengan anggaran yang dibutuhkan dalam satu tahun

berdasarkan jumlah PNS penerima TPP maka diperoleh

persentase KKD untuk TPP tahun 2020 sebesar 4,6 % untuk

Sekretariat Daerah, 4,5 % untuk Inspektorat dan 4,37 % bagi OPD

97
diluar Sekretariat Daerah dan Inspektorat (berdasarkan Peraturan

Bupati Toraja Utara Nomor 133 / I / 2020 tentang Penetapan

Besaran Persentase Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil

Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Toraja Utara). Jumlah ini

masih sangat rendah dan tentu dipengaruhi oleh beberapa factor

antara lain kemampuan Pendapatan Asli Daerah yang masih

sangat rendah. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Badan Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Toraja Utara (Matius

Sampelalong, SE., M.Si) dalam wawancara dengan peneliti yang

mengungkapkan bahwa:

“Alokasi TPP tahun 2019 yang hanya lima persen, dan


untuk tahun ini (2020) kurang dari lima persen itu
berdasarkan kemampuan keuangan daerah dan sangat
dipengaruhi oleh Pendapatan Asli Daerah yang masih
rendah. Disamping itu belanja pegawai khususnya untuk
membayar honor tenaga kontrak daerah menyerap
anggaran yang sangat besar yakni 34 miliar rupiah
lebih” (hasil wawancara tanggal 28 Mei 2020).
Berdasarkan rumus perhitungan pemberian TPP dalam

penjelasan sebelumnya, maka Nilai Maksimal TPP yang dapat

diterima oleh masing-masing PNS setiap bulannya pada BKPP

seperti pada tabel berikut :

98
Tabel 9

Nilai Maksimal TPP yang di Terima oleh PNS pada Badan


Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2020

Nilai
Nilai KKD
Jabatan INHJ Maksimal
Jabatan (4,37%)
TPP (Rp)
Kepala Badan 2865 16.300 0,0437 2.040.768
Sekretaris Badan 2115 16.300 0,0437 1.506.536
Kepala Bidang 2045 16.300 0,0437 1.456.673
Kepala Sub Bagian 1430 16.300 0,0437 1.018.603
Kepala Sub Bidang 1430 16.300 0,0437 1.018.603
Kepala Sub Bidang 1295 16.300 0,0437 922.441
Bendahara 890 16.300 0,0437 633.955
Analis 890 16.300 0,0437 633.955
Pengelola 690 16.300 0,0437 491.493
Pengadministrasi 490 16.300 0,0437 349.031
Sumber : Sub Bagian Program dan Keuangan BKPP Mei Tahun 2020

4. Persentase Nilai Prestasi Kerja adalah akumulasi pencapaian

sasaran kerja dikalikan 60% dengan hasil perilaku kerja dikalikan

40% kemudian dibagi 100. Sebagai contoh capaian sasaran kerja

Sekretaris Badan pada bulan Januari 2020 adalah 94,61

sedangkan realisasi perilaku kerja adalah 100, maka nilai prestasi

kerja adalah sebagai berikut :

(94,61 x 60%) + (100 x 40%) /100

56,77 + 40 / 100 = 96,76 / 100 = 0,97

Dengan demikian TPP yang diterima oleh Sekretaris Badan

sebelum dikurangi pajak penghasilan pada bulan Januari adalah

Rp. 1.506.536 x 0,97 = Rp. 1.457.814, sebagaimana dalam daftar

pembayaran TPP pada BKPP bulan Januari dan Februari 2020

sebagai berikut :

99
100
101
102
103
104
C. Analisis Data

Tujuan kebijakan pemberian TPP sebagaimana pada pasal

2 ayat (2) Peraturan Bupati Toraja Utara Nomor 48 Tahun 2018

adalah meningkatkan disiplin, kinerja dan kesejahteraan PNS

Daerah. Kebijakan ini dimaksudkan untuk memberikan manfaat

kepada sasaran kebijakan dalam hal ini seluruh PNS di Kabupaten

Toraja Utara pada umumnya dan secara khusus PNS pada BKPP.

Keberhasilan kebijakan pelaksanaan pemberian TPP pada Badan

Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan dianalisis dengan teori

Marilee S. Grindle yang mengatakan bahwa keberhasilan

implementasi suatu kebijakan publik dapat diukur dari proses

pencapaian hasil akhir (outcomes), yaitu tercapai tidaknya tujuan

yang ingin diraih.

1. Pencapaian Tujuan Peningkatan Kinerja PNS

Sebagaimana diketahui bahwa jumlah TPP yang dapat

diterima berdasarkan kinerja masing-masing PNS yang dilihat dari

indikator disiplin dan realisasi sasaran kerja PNS. Sehingga idealnya

dengan pemberian TPP akan berdampak langsung terhadap

semakin meningkatnya kedisiplinan PNS. Namun kenyataannya

berdasarkan pengamatan peneliti bahwa kesadaran akan

kedisiplinan jam kerja masih rendah utamanya pada aspek ketepatan

waktu masuk dan pulang kerja. Hal ini lebih banyak disebabkan oleh

karena penggunaan alat absensi elektronik yang belum terkoneksi

dengan sistem aplikasi, sehingga meskipun terlambat atau pulang

105
lebih awal tetap terhitung hadir. Walaupun hasil kehadiran pegawai

yang diprint dari finger secara detail menyajikan jam, menit dan detik

kehadiran dan waktu pulang PNS, namun oleh karena pengurangan

waktu (jam atau menit) keterlambatan dan kecepatan pulang belum

diatur didalam kebijakan dalam hal ini Peraturan Bupati, sehingga

untuk mengurangi jumlah waktu kehadiran PNS tidak berdasar, hal

ini seperti yang disampaikan oleh Kepala BKPP (Marthen Manurun

Sarira, S.IP., M.M) dalam wawancara bahwa :

“Sebenarnya menyangkut kedisiplinan PNS, aturannya


sangat jelas. Di dalam PP 53 Tahun 2010 sudah mengatur
semuanya tentang kedisiplinan PNS, termasuk hukuman
yang bisa diterima jika PNS melanggar disiplin termasuk jam
kerja. Namun dalam hal pemberian TPP dimana kehadiran
diukur dengan alat absensi elektronik yang belum bisa
menghitung secara otomatis berapa menit keterlambatan
dan kecepatan pulang, sehingga kedepannya finger harus
terintegrasi dengan sistem. Harus diatur dalam Peraturan
Bupati menyangkut persen pengurangan untuk setiap waktu
(jam atau menit) keterlambatan atau kecepatan pulang,
sehingga jumlah TPP yang diterima oleh PNS yang selalu
hadir tepat waktu dan pulang sesuai jam kerja berbeda
dengan yang selalu terlambat atau pulang lebih cepat” (hasil
wawancara tanggal 26 Mei 2020).

Hal tersebut tentu akan menghambat ketercapaian target kerja serta

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kehadiran pegawai yang

tidak berorientasi kepada pencapaian target kerja berpengaruh

terhadap kinerja individu dan secara otomatis mempengaruhi kinerja

organisasi. Tabel berikut memaparkan prestasi kerja PNS pada

BKPP untuk empat bulan terakhir.

106
Tabel 10

Prestasi Kerja PNS pada BKPP Bulan Pebruari 2020

Prestasi Kerja
No Nama / Jabatan Sasaran Perilaku
kerja x kerja x Total
60% 40%
1 Marthen Manurun Sarira, S.IP., M.M /
56,14 40 96,14
Kepala Badan
2 Oktovianus Mantong, S.Pd / Sekretaris 58,19 40 98,19
3 Mercy R Patinggi, SE / Kasubag
57,14 40 97,14
Kepegawaian
4 Johannis, BSW / Pengelola 54,63 40 94,63
5 Igaril Yana, SE / Analis TU 56,85 40 96,85
6 Leonardus J. Andilolo, SE/Kasubag
59,98 40 99,98
Program dan Keuangan
7 Yordan Linggi’ Padang, A. Md /
54,91 40 94,91
Bendahara
8 Yulius Kombong Matasik / Kabid
Informasi Dokumentasi Kepegawaian 57,11 40 97,11

9 Delvita Minanga, S. Psi / Kasubbid


54,33 40 94,33
Informasi Kepeg
10 Luther Pakulla / Pengadministrasi Umum 54,17 40 94,17
11 Dina Saleh / Kasubbid Dokumentasi 54,55 40 94,55
12 Anthonius Pararak, M.Si / Kasubbid
54,52 40 94,52
Pengadaan Peg
13 Antonius Sulo, SH / Kabid Mutasi
55,47 40 95,47
Promosi
14 Selvia D. Du’kuan, SE / Kasubbid Mutasi 56,57 35,19 91,76
15 Novrianto Iuh T, S.Kom / Analis Mutasi 60 35,19 95,19
16 Nur Sridewi H. Konda, SE / Kasubbid
56,36 40 96,36
Kepangkatan
17 Elviayanne R. Timang, S.Kom / Analis
57,32 40 97,32
Jabatan
18 Agustina Suppa, S.IP / Kasubbid
55,68 40 95,68
Pengemb. Karier
19 Stefanus Yuri T Kada, SE / Analis
54,76 40 94,76
Kompetensi
20 Ros Marimbunna T, SE / Kabid Diklat
54,03 40 94,03
dan Pengembangan Aparatur
21 Alfrida Lulun Bara’, SE/ Kasubbid Diklat
57,52 40 97,52
Teknis Fungsional
22 Michael Parinding / Pengadministrasi
54,97 40 94,97
Umum
23 D.T. Palimbong, S.IP / Kasubbid Diklat
54,61 35,19 89,8
Struktural dan Prajabatan
24 Jufri Mendaun, A.Md / Penyusun 54,55 40 94,55
25 Antonius T. Parung, S.Sos / Kasubbid
56,36 40 96,36
Penilaian Kinerja
Jumlah rata-rata 56,02 39,42 95,44
Sumber : Kasubag Program dan Keuangan BKPP Juni 2020

107
Tabel 11

Prestasi Kerja PNS pada BKPP Bulan Maret 2020

Prestasi Kerja
No Nama / Jabatan Perilaku
Sasaran Total
kerja x
kerja x 60%
40%
1 Marthen Manurun Sarira, S.IP., M.M /
58,33 40 98,33
Kepala Badan
2 Oktovianus Mantong, S.Pd / Sekretaris 58,17 40 98,17
3 Mercy R Patinggi, SE / Kasubag
57,40 40 97,40
Kepegawaian
4 Johannis, BSW / Pengelola 54,68 40 94,68
5 Igaril Yana, SE / Analis TU 57,63 40 97,63
6 Leonardus J. Andilolo, SE/Kasubag
57,86 40 97,86
Program dan Keuangan
7 Yordan Linggi’ Padang, A. Md /
57,22 40 97,22
Bendahara
8 Yulius Kombong Matasik / Kabid
Informasi Dokumentasi Kepegawaian 57,25 40 97,25

9 Delvita Minanga, S. Psi / Kasubbid


55,13 40 95,13
Informasi Kepeg
10 Luther Pakulla / Pengadministrasi
54 40 94
Umum
11 Dina Saleh / Kasubbid Dokumentasi 56,93 40 96,93
12 Anthonius Pararak, M.Si / Kasubbid
54,56 40 94,56
Pengadaan Peg
13 Antonius Sulo, SH / Kabid Mutasi
56,72 40 96,72
Promosi
14 Selvia D. Du’kuan, SE / Kasubbid
55,63 40 95,63
Mutasi
15 Novrianto Iuh T, S.Kom / Analis Mutasi 58,50 40 98,50
16 Nur Sridewi H. Konda, SE / Kasubbid
56,77 40 96,77
Kepangkatan
17 Elviayanne R. Timang, S.Kom / Analis
54,65 20 74,65
Jabatan
18 Agustina Suppa, S.IP / Kasubbid
54,60 40 94,60
Pengemb. Karier
19 Stefanus Yuri T Kada, SE / Analis
53,34 40 93,34
Kompetensi
20 Ros Marimbunna T, SE / Kabid Diklat
54,80 40 94,80
dan Pengembangan Aparatur
21 Alfrida Lulun Bara’, SE/ Kasubbid Diklat
58,50 40 98,50
Teknis Fungsional
22 Michael Parinding / Pengadministrasi
54,20 40 94,20
Umum
23 D.T. Palimbong, S.IP / Kasubbid Diklat
54,07 40 94,07
Struktural dan Prajabatan
24 Jufri Mendaun, A.Md / Penyusun 56,25 40 96,25
25 Antonius T. Parung, S.Sos / Kasubbid
56,46 40 96,46
Penilaian Kinerja
Jumlah rata-rata 56,14 39,2 95,34
Sumber : Kasubag Program dan Keuangan BKPP Juni 2020

108
Tabel 12

Prestasi Kerja PNS pada BKPP Bulan April 2020

Prestasi Kerja
No Nama / Jabatan Perilaku
Sasaran Total
kerja x
kerja x 60%
40%
1 Marthen Manurun Sarira, S.IP., M.M /
59,98 40 99,98
Kepala Badan
2 Oktovianus Mantong, S.Pd / Sekretaris 57,47 40 97,47
3 Mercy R Patinggi, SE / Kasubag
57,25 40 97,25
Kepegawaian
4 Johannis, BSW / Pengelola 54,34 40 94,34
5 Igaril Yana, SE / Analis TU 57,56 40 97,56
6 Leonardus J. Andilolo, SE/Kasubag
55,51 40 95,51
Program dan Keuangan
7 Yordan Linggi’ Padang, A. Md /
54,89 40 94,89
Bendahara
8 Yulius Kombong Matasik / Kabid
Informasi Dokumentasi Kepegawaian 58,81 40 98,81

9 Delvita Minanga, S. Psi / Kasubbid


54,91 40 94,91
Informasi Kepeg
10 Luther Pakulla / Pengadministrasi
54,38 40 94,38
Umum
11 Dina Saleh / Kasubbid Dokumentasi 54,87 40 94,87
12 Anthonius Pararak, M.Si / Kasubbid
54,76 40 94,76
Pengadaan Peg
13 Antonius Sulo, SH / Kabid Mutasi
55,34 40 95,34
Promosi
14 Selvia D. Du’kuan, SE / Kasubbid
55,30 40 95,30
Mutasi
15 Novrianto Iuh T, S.Kom / Analis Mutasi 57,04 40 97,04
16 Nur Sridewi H. Konda, SE / Kasubbid
55,80 40 95,80
Kepangkatan
17 Elviayanne R. Timang, S.Kom / Analis
53,92 20 93,92
Jabatan
18 Agustina Suppa, S.IP / Kasubbid
55,27 40 95,27
Pengemb. Karier
19 Stefanus Yuri T Kada, SE / Analis
53,96 40 93,96
Kompetensi
20 Ros Marimbunna T, SE / Kabid Diklat
54,03 40 94,03
dan Pengembangan Aparatur
21 Alfrida Lulun Bara’, SE/ Kasubbid
58,12 40 98,12
Diklat Teknis Fungsional
22 Michael Parinding / Pengadministrasi
56,66 40 96,66
Umum
23 D.T. Palimbong, S.IP / Kasubbid Diklat
50,87 40 90,87
Struktural dan Prajabatan
24 Jufri Mendaun, A.Md / Penyusun 56,55 40 96,55
25 Antonius T. Parung, S.Sos / Kasubbid
56,71 40 96,71
Penilaian Kinerja
Jumlah rata-rata 55,77 39,2 94,97
Sumber : Kasubag Program dan Keuangan BKPP Juni 2020

109
Tabel 13

Prestasi Kerja PNS pada BKPP Bulan Mei 2020

Prestasi Kerja
No Nama / Jabatan Perilaku
Sasaran Total
kerja x
kerja x 60%
40%
1 Marthen Manurun Sarira, S.IP., M.M /
59,83 40 99,83
Kepala Badan
2 Oktovianus Mantong, S.Pd / Sekretaris 58,19 40 98,19
3 Mercy R Patinggi, SE / Kasubag
57,35 40 97,35
Kepegawaian
4 Johannis, BSW / Pengelola 56,92 40 96,92
5 Igaril Yana, SE / Analis TU 55 40 95
6 Leonardus J. Andilolo, SE/Kasubag
55,46 40 95,46
Program dan Keuangan
7 Yordan Linggi’ Padang, A. Md /
54,67 40 94,67
Bendahara
8 Yulius Kombong Matasik / Kabid
Informasi Dokumentasi Kepegawaian 57,60 40 97,60

9 Delvita Minanga, S. Psi / Kasubbid


54,91 40 94,91
Informasi Kepeg
10 Luther Pakulla / Pengadministrasi
54,25 40 94,25
Umum
11 Dina Saleh / Kasubbid Dokumentasi 56,80 40 96,80
12 Anthonius Pararak, M.Si / Kasubbid
54,50 40 94,50
Pengadaan Peg
13 Antonius Sulo, SH / Kabid Mutasi
56,59 40 96,59
Promosi
14 Selvia D. Du’kuan, SE / Kasubbid
55,33 22,41 77,74
Mutasi
15 Novrianto Iuh T, S.Kom / Analis Mutasi 57,04 24,17 81,21
16 Nur Sridewi H. Konda, SE / Kasubbid
0 0 Cuti
Kepangkatan
17 Elviayanne R. Timang, S.Kom / Analis
54,20 22,41 76,61
Jabatan
18 Agustina Suppa, S.IP / Kasubbid
55,12 40 95,12
Pengemb. Karier
19 Stefanus Yuri T Kada, SE / Analis
56,62 40 96,62
Kompetensi
20 Ros Marimbunna T, SE / Kabid Diklat
53,93 40 93,93
dan Pengembangan Aparatur
21 Alfrida Lulun Bara’, SE/ Kasubbid
57,67 40 97,67
Diklat Teknis Fungsional
22 Michael Parinding / Pengadministrasi
54,80 40 94,80
Umum
23 D.T. Palimbong, S.IP / Kasubbid Diklat
54,13 24,17 78,30
Struktural dan Prajabatan
24 Jufri Mendaun, A.Md / Penyusun 54,75 40 94,75
25 Antonius T. Parung, S.Sos / Kasubbid
55,66 40 95,66
Penilaian Kinerja
Jumlah rata-rata 55,89 37,21 93,1
Sumber : Kasubag Program dan Keuangan BKPP Juni 2020

Dari tabel tersebut diatas, yang memaparkan prestasi kerja


PNS pada BKPP untuk empat bulan terakhir yaitu bulan Pebruari,

110
Maret, April dan Mei 2020, terlihat bahwa walaupun secara rata-
rata pada kategori sangat baik (diatas 91) namun tidak terlihat
peningkatan, bahkan dari bulan ke bulan menunjukkan penurunan
walaupun angkanya kecil, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pemberian TPP sebesar lima persen (tahun 2019) dan untuk tahun
2020 sebesar 4,37 % (empat koma tiga puluh tujuh persen) belum
berpengaruh secara positif terhadap peningkatan kinerja PNS.
Capaian Kinerja organisasi dapat dilihat dalam dokumen
Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan (LKjIP) BKPP tahun 2018
(sebelum pemberian TPP) dan tahun 2019 (setelah 1 tahun
pemberian TPP) yang mana menggambarkan sejauhmana
capaian kinerja organisasi baik dalam hal pelaksanaan program
dan kegiatan yang diukur berdasarkan satu sasaran strategis yang
telah ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja maupun kinerja
organisasi dalam hal akuntabilitas keuangan.
Tabel 14

Capaian Perjanjian Kinerja Badan Kepegawaian Pendidikan


dan Pelatihan Tahun 2018

Sasaran Prosen
Indikator Kinerja Target Realisasi
Strategis tase
Terwujudnya Ratio PNS yang
kapasitas dan mengikuti Diklat 96 org 96 org 100
profesionalis Prajabatan
me aparat Jumlah CPNS
142 org 136 org 96
pemerintah yang diterima
daerah Ratio PNS yang
mengikuti ujian 75 org 80 org 107
dinas
Ratio Jumlah
PNS yang
mengikuti ujian 50 org 194 org 338
penyesuaian
ijasah
Jumlah pegawai
yang mengikuti
83 org 75 org 94
seleksi terbuka
pejabat tinggi
Rata-rata prosentase capaian kinerja 147

111
Sumber : Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BKPP Tahun 2018

Tabel 15

Capaian Akuntabilitas Keuangan Badan Kepegawaian


Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2018

Belanja Kontrak (Rp) Realisasi (Rp) Prosentase


Belanja Tidak
2.165.417.196 1.957.336.992 90,4
Langsung
Belanja Langsung 3.923.100.000 3.745.896.554 95,5
Rata-rata prosentase capaian akuntabilitas keuangan 92,95
Sumber : Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BKPP Tahun 2018

Tabel 16

Capaian Perjanjian Kinerja Badan Kepegawaian Pendidikan


dan Pelatihan Tahun 2019

Sasaran Prosen
Indikator Kinerja Target Realisasi
Strategis tase
Terwujudnya Ratio PNS yang
kapasitas dan mengikuti Diklat 142 org 142 org 100
profesionalis Prajabatan
me aparat Jumlah CPNS
174 org 174 org 100
pemerintah yang diterima
daerah Jumlah pegawai
yang mengikuti
9 org 9 org 100
seleksi terbuka
pejabat tinggi
Rata-rata prosentase capaian kinerja 100

Sumber : Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BKPP Tahun 2019

Tabel 17

Capaian Akuntabilitas Keuangan Badan Kepegawaian


Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2019

Belanja Kontrak (Rp) Realisasi (Rp) Prosentase


Belanja Tidak
2.156.006.650 2.119.179.050 98
Langsung
Belanja Langsung 6.434.858.000 6.025.252.512 94

112
Rata-rata prosentase capaian akuntabilitas keuangan 96

Sumber : Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BKPP Tahun 2019

Dari tabel tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata

prosentase capaian Kinerja BKPP Tahun 2018 (tabel 10 dan tabel

11) baik pelaksanaan program dan kegiatan maupun realisasi

penggunaan anggaran adalah 119,9 %, sedangkan untuk tahun

2019 (tabel 12 dan tabel 13) hanya rata-rata 98 %. Hal tersebut

menunjukkan terjadi penurunan capaian kinerja sebesar 21,9%.

2. Pencapaian Tujuan Peningkatan Kesejahteraan Pegawai

Salah satu tujuan yang hendak dicapai dengan pemberian

TPP adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai dalam hal

ini pemenuhan kebutuhan melalui penambahan penghasilan

pegawai. Oleh karena kesejahteraan itu sifatnya relatif untuk setiap

individu karena jumlah dan jenis kebutuhan yang berbeda-beda,

sehingga dalam penelitian ini, peneliti membatasi sejauhmana TPP

yang diterima oleh setiap PNS dirasakan sebagai sebuah sumber

pendapatan yang menambah penghasilan. Berdasarkan hasil

penelitian mengungkapkan bahwa terdapat dua kelompok dengan

pendapat yang berbeda tentang dampak pemberian TPP terhadap

kesejahteraan pegawai. Pada umumnya PNS yang sebelumnya

pernah memperoleh honor secara rutin karena jabatan dan

penugasan seperti Pengguna Anggaran (PA), Pejabat

Penatausahaan Keuangan (PPK), Pejabat Pelaksana Teknis

Kegiatan (PPTK), Bendahara Pengeluaran, Bendahara Gaji,

113
Bendahara Penerima, Pengelola Barang menganggap pemberian

TPP tidak berdampak untuk peningkatan kesejahteraan. Hal tersebut

disebabkan oleh karena honor yang pernah rutin mereka terima

jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan TPP. Namun PNS yang

belum pernah dilibatkan dalam penugasan sebagai PPTK dan

bendaharawan sangat merespon positif pemberian TPP dengan

harapan persentase TPP dimasa mendatang dapat dinaikkan. Hasil

wawancara dengan Kepala BKPP (Marthen Manurun Sarira, S.IP.,

M.M) mengungkapkan :

“Kalau dampak pemberian TPP terhadap kesejahteraan


pegawai, harus dipahami bahwa bagi PNS pemegang eselon
dan pelaksana yang ditugaskan selaku bendahara justru
merasa dirugikan dengan TPP sebesar lima persen, tetapi
PNS yang tidak termasuk sebagai pemegang eselon pasti
merasa terbantu walaupun jumlahnya kecil tetapi diterima
rutin perbulan” (hasil wawancara tanggal 26 Mei 2020).

Hal senada juga dikemukakan oleh Matius Sampelalong, SE., M.Si,

Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Toraja Utara :

“Menyangkut kesejahteraan, PNS tertentu merasa


diuntungkan jika masih ada honor. Namun jauh lebih banyak
PNS merasa lebih bersyukur dengan adanya TPP. TPP
diberikan kepada semua PNS sampai ke Kelurahan” (hasil
wawancara tanggal 28 Mei 2020).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada BKPP dari

25 (dua puluh lima) orang PNS terdapat tujuh orang PNS (28%)

yakni Pengguna Anggaran (1 orang), Pejabat Penatausahaan

Keuangan (1 orang), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (4 orang),

Bendahara Pengeluaran (1 orang) yang menganggap bahwa

114
pemberian TPP justru mengurangi penghasilan yang pernah

diterima selama ini, namun jika dibandingkan dengan jumlah PNS

yang menganggap bahwa pemberian TPP dapat meningkatkan

penghasilan yakni sebanyak 18 (delapan belas) orang atau 72%.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa pemberian TPP walaupun

jumlahnya sangat kecil tetapi oleh sebagian besar PNS

menganggap bahwa dapat menambah penghasilan perbulannya.

D. Refleksi

Satu tahun lebih kebijakan pemberian TPP bagi PNS di

Kabupaten Toraja Utara diimplementasikan dengan harapan

mewujudkan PNS yang berkinerja tinggi. Kinerja PNS yang diukur

dari pencapaian realisasi sasaran kerja dan perilaku kerja hendaknya

pengukurannya objektif, dimana sasaran kerja setiap PNS harus

diukur setiap bulannya oleh atasan yang menjadi penilainya dengan

membandingkan antara target yang telah ditetapkan dengan realisasi

yang dicapai pada setiap akhir bulan. Begitupun dengan alat absensi

elektronik untuk mengukur capaian perilaku kerja berdasarkan

frekwensi kehadiran kerja setiap pegawai harus terintegrasi dengan

sistem aplikasi e-kinerja, agar jumlah kehadiran setiap pegawai

merupakan hasil nyata yang dapat dipertanggungjawabkan,

sehingga TPP yang diperoleh sebagai wujud penghargaan atas

prestasi kerja dapat memotivasi PNS dalam melaksanakan tugas

dan pekerjaannya.

115
Kendatipun jumlah TPP yang diterima masih terbilang

rendah, sebagian PNS merasa tidak puas, namun hendaknya tidak

menjadi alasan untuk tidak berkinerja. Disatu sisi Pemerintah Daerah

dalam upaya memberi penghargaan atas kinerja PNSnya tidak

terkesan tanggung, melainkan diperlukan langkah-langkah strategis

dalam rangka meningkatkan alokasi pembiayaan TPP, namun disisi

lain harus disadari bahwa profesi PNS adalah sebuah pilihan yang

harus dimaknai sebagai sebuah panggilan untuk melayani,

penghargaan dan ungkapan terima kasih adalah hal yang pasti kita

terima jika tanggung jawab yang telah dipercayakan kepada kita

telah kita emban dengan tulus. Artinya bahwa PNS harus

menunjukkan kinerjanya terlebih dahulu sebelum dihargai. TPP

diberikan sebagai wujud penghargaan sekaligus menjadi alat untuk

semakin memotivasi PNS dalam meningkatkan kinerjanya.

116
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan

mengenai Evaluasi Pelaksanaan Pemberian Tambahan Penghasilan

bagi Pegawai Negeri Sipil Pada Badan Kepegawaian Pendidikan dan

Pelatihan Kabupaten Toraja Utara bahwa :

1. Pemberian TPP dari segi landasan hukum pelaksanaannya,

telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Sasaran kerja PNS sebagai salah satu unsur penghitungan

kinerja, proses penyusunannya telah sesuai dengan prosedur

dan ketentuan, namun pengukuran capaian sasaran kerja belum

dilaksanakan secara objektif sehingga nilai capaian sasaran

kerja yang dicapai oleh setiap PNS perbulannya tidak dapat

dijadikan sebagai ukuran nyata kinerja pegawai.

3. Alat absensi elektronik yang digunakan untuk mengukur capaian

perilaku kerja dalam hal ini kedisiplinan kehadiran PNS dalam

melaksanakan pekerjaannya belum terintegrasi dengan sistem

117
aplikasi, sehingga realisasi kehadiran pegawai tidak sesuai

dengan kenyataan.

4. Peraturan Bupati Nomor 48 Tahun 2018 sebagai landasan

hukum pelaksanaan pemberian TPP belum memuat perihal

bobot pengurangan permenit keterlambatan dan kecepatan

pulang PNS sehingga jumlah kehadiran PNS yang masuk selalu

tepat waktu dan yang sering terlambat serta yang sering pulang

lebih awal dengan PNS yang pulang sesuai jam kerja belum

berbeda.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka Peneliti

merekomendasikan kepada :

1. Tim Manajemen Kinerja Kabupaten Toraja Utara untuk :

a. Melanjutkan kebijakan pemberian TPP kepada PNS

Kabupaten Toraja Utara.

b. Meninjau ulang Peraturan Bupati Toraja Utara Nomor 48

Tahun 2018 tentang Pedoman Pemberian Tambahan

Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Toraja Utara dengan menambahkan

pasal yang mengatur pengurangan TPP yang diberlakukan

kepada:

1. PNS yang tidak masuk kerja pada bulan berjalan, maka


diberikan pengurangan TPP:

118
a. sebesar 3% (tiga persen) untuk tiap 1 (satu) hari tidak
masuk kerja; dan
b. paling banyak sebesar 100% (seratus persen) untuk
tiap 1 (satu) bulan tidak masuk kerja.
2. PNS yang terlambat masuk kerja pada bulan berjalan,
maka diberikan pengurangan TPP sebagai berikut :

KETERLAMBATAN LAMA PERSENTASE


a. Pegawai y (TL) KETERLAMBATAN PENGURANGAN
TL 1 1 menit s.d <31 0,5%
menit
TL 2 31 menit s.d <61 1%
menit
TL 3 61 menit s.d <91 1,25%
TL 4 ≥91 menit dan 1,5%
atau tidak mengisi
daftar hadir masuk
kerja
3. PNS yang pulang kerja sebelum waktunya pada bulan
berjalan, maka diberikan pengurangan TPP sebagai
berikut :
PULANG
LAMA MENINGGALKAN
SEBELUM PERSENTASE
PEKERJAAN SEBELUM
WAKTU PENGURANGAN
WAKTUNYA
(PSW)
PSW 1 1 menit s.d < 31 menit 0,5%
PSW 2 31 menit s.d <61 menit 1%
PSW 3 61 menit s.d <91 menit 1,25%
PSW 4 ≥91 menit dan atau tidak 1,55%
mengisi daftar hadir
pulang kantor

c. Mengeluarkan surat edaran kepada semua perangkat

daerah agar alat absensi elektronik yang digunakan harus

terkoneksi dengan sistem aplikasi untuk menjamin capaian

nyata kehadiran pegawai.

119
d. Melakukan kajian untuk kemungkinan beralih dari absen

Finger ke absen berbasis android.

e. Memprogramkan pelaksanaan kegiatan peningkatan

kapasitas bagi pejabat penilai dalam melaksanakan

pengukuran dan penilaian prestasi kerja PNS.

2. Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Toraja

Utara untuk :

a. Tetap menganggarkan TPP untuk seluruh PNS pada tahun-

tahun mendatang

b. Merancang dan memperjuangkan penambahan alokasi

anggaran TPP dalam penyusunan dan pembahasan KUA

PPAS dengan upaya peningkatan pendapatan asli daerah,

pengurangan tenaga kontrak dan meminimalisasi biaya

operasional perangkat daerah.

120
REFERENSI

Anggara, Sahya., 2014, Kebijakan Publik, CV Pustaka Setia, Bandung

Armstrong, Michael & Baron, Angela., 2005, Managing Performance :


Performance Management in Action, Institute of Personal and
Development

Arikunto., 2000, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta

Bacal, Robert., 1998, Performance Management 2nd Edition, The McGraw-


Hill Companies

Bernandian & Russel, 1993, Manajemen Sumber Daya Manusia, Salemba


Empat, Jakarta

Bungin, B.M., 2010, Penelitian Kualitatif, Kencana, Jakarta

Dharma, Surya, 2004, Manajemen Kinerja : Falsafah, Teori dan


Penerapannya, Jakarta

Dessler Gary., 1996, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Prenhalindo,


Jakarta

Dunn, W., 2000, Pengantar Analisis Kebijakan Publik (Edisi Kedua),


Gajahmada University Press, Yogyakarta

Gomes, F.C., 1999, Manajemen Sumber Daya Manusia, ANDI-Offfset,


Yogyakarta

Grindle, Merilee S., (ed), 1980, Politics and Policy Implementation in the
Third World, John Hopkins University Press, Baltimore

Handoko T. Hani., 2001, Manajemen Personalia dan Sumber Daya


Manusia, FE-UGM, Yogyakarta

121
Hamdi, Muchlis., 2015, Kebijakan Publik, Proses, Analisis dan Partisipasi,
Ghalia Indonesia, Bogor

Hasibuan, M., 1986, Dasar-dasar Manajemen, Gunung Agung, Jakarta

Nitisemito, A., 1992, Manajemen Kepegawaian (Sumber Daya Manusia),


CV. Rajawali, Jakarta

Riduwan, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Rineke Cipta,


Bandung

Ruky, Achmad, S., 2002, Sistem Manajemen Kinerja (Performance


Management System) Panduan Praktis untuk Merancang dan Meraih
Kinerja Prima, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

Samudra Wibawa, dkk., 1994, Evaluasi Kebijakan Publik, PT. Raja


Grafindo Persada, Jakarta

Sedarmayanti., 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia : Reformasi


Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Refika Aditama,
Bandung

Siagian P. Sondang,, 1991, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi


Aksara, Jakarta

Siswanto., 1987, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, PT. Bumi Aksara,


Jakarta

Sudarmanto., 2009, Kinerja dan Pengembangan SDM : Teori, Dimensi


Pengukuran, dan Implementasi dalam Organisasi, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta

Sunyoto, Danang., 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Center For


Academic Publishing Service (CAPS), Yogyakarta

Udekusuma, 2007, Manajemen Kinerja Definisi Manajemen, Jakarta

Wibisono, Dermawan, 2006, Manajemen Kinerja : Konsep, Desain dan


Teknik Meningkatkan Daya Saing Perusahaan, Erlangga, Indonesia

122
Wibowo., 2001, Manajemen Kinerja, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Winarno, Budi., 2012, Kebijakan Publik : Teori, Proses dan Studi Kasus,
CAPS, Yogyakarta

Dokumen :

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah terakhir kali diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 12 Tahun 2019

Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Kinerja


Pegawai Negeri Sipil

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan


Keuangan Daerah terakhir diubah dengan Permendagri Nomor 21
Tahun 2011

Peraturan Bupati Toraja Utara Nomor 46 Tahun 2018 tentang Pedoman


Manajemen Kinerja Pegawai Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Toraja Utara.

Peraturan Bupati Toraja Utara Nomor 48 Tahun 2018 tentang Pedoman


Pemberian Tambahan Penghasilan bagi Pegawai Negeri Sipil Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Toraja Utara Peraturan
Pemerintah

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP), Badan Kepegawaian


Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Toraja Utara Tahun 2018

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP), Badan Kepegawaian


Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Toraja Utara Tahun 2019

Azhari, 2017, “Kajian Implementasi Kebijakan Pemberian Tambahan


Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Dan Calon Pegawai Negeri Sipil
Di Kantor Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota Lubuklinggau”,
Tesis, Universitas Terbuka

123
Nur Ihsan (2017), “Evaluasi Implementasi Tambahan Penghasilan
Pegawai Negeri Sipil pada Pemprov Riau”. Tesis, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau

http://www.academia.edu/9242915/makalah-kompensasi

http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-jenis-dan-tujuan-
kompensasi.html

http://ilmukesmas.com/kompensasi-dalam-manajemen-sumber-daya-
manusia

124
LAMPIRAN
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR WAWANCARA
Lembar Instrumen Wawancara Kepala Badan Kepegawaian
Pendidikan dan Pelatihan (BKPP)
Nama :
NIP :

Pertanyaan Jawaban

1. Menurut Bapak, apakah


implementasi pemberian TPP
kepada PNS sudah efektif ?

2. Dalam mengimplementasikan
kebijakan pemberian TPP pada
tahap awal, Bapak selaku Ketua
Tim Manajemen PNS kendala
apa yang paling terasa yang
dihadapi ?
3.
Menurut Bapak, apakah
implementasi pemberian TPP
sudah sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan ?
4.
Menurut Bapak, Faktor-faktor
apa saja yang menjadi
penghambat implementasi
kebijakan pemberian TPP?
5.
Upaya-upaya apa yang telah
dan akan ditempuh untuk
mengatasi hambatan-hambatan
tersebut ?

125
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR WAWANCARA
Lembar Instrumen Wawancara Kepala Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah
Nama :
NIP :

Pertanyaan Jawaban

1. Menurut Bapak, apa yang menjadi


pertimbangan mendasar terhadap
kebijakan pengalokasian anggaran
pemberian TPP PNS yang hanya 5 % ?
2. Dalam kaitannya dengan kesejahteraan
pegawai, bagaimana menurut Bapak :
TPP sebesar 5 % dibandingkan dengan
pemberian honor yang dilaksanakan
sebelumnya ?
3.
Menurut Bapak, apakah ada upaya
pemda baik yang telah dilakukan, sedang
dilakukan maupun yang akan dilakukan
dalam rangka meningkatkan alokasi
anggaran pemberian TPP bagi PNS ?
4.
Menurut Bapak, apakah ada
kemungkinan pada tahun anggaran
berikutnya alokasi anggaran TPP dapat
dinaikkan ?
5.
Bagaimana menurut Bapak kebijakan
pemberian TPP jika dikaitkan dengan
asas tertib pengelolaan keuangan daerah
6.
Selama kebijakan pemberian TPP, hal-
hal apa yang menjadi kendala yang
7. menurut bapak paling mendasar ?
Upaya-upaya apa yang telah dan akan
ditempuh untuk mengatasi kendala
kendala tersebut ?

126
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR WAWANCARA
Lembar Instrumen Wawancara Sekretaris Badan Kepegawaian
Pendidikan dan Pelatihan (BKPP)
Nama :
NIP :

Pertanyaan Jawaban

1. Menurut bapak, bagaimana


dengan pengukuran dan
penilaian sasaran kerja PNS,
apakah sudah dilaksanakan
sepenuhnya oleh atasan
masing-masing PNS ?
2. Kehadiran PNS berdasarkan
absensi elektronik yang belum
terintegrasi dengan sistem
bagaimana menurut bapak ?
3.
Bagaimana perbandingan
tingkat capaian kinerja
organisasi sebelum dan setelah
pemberian TPP dalam
pelaksanaan sasaran, program
dan kegiatan berdasarkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP)
BKPP ?
4.
Menurut bapak, apa saja yang
menjadi penghambat
implementasi kebijakan
5. pemberian TPP?

Upaya-upaya apa yang telah


dan akan ditempuh untuk
mengatasi hambatan-
hambatan tersebut ?

127
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR WAWANCARA
Lembar Instrumen Wawancara Kepala Bidang Pendidikan Pelatihan
dan Pengembangan Aparatur
Nama :
NIP :

Pertanyaan Jawaban

1. Sebagai bidang yang menangani


administrasi dan teknis
pelaksanaan pengelolaan
pemberian TPP PNS apakah
regulasi yang telah ada dirasa
cukup untuk menunjang
implementasi ?
2.
Menyangkut sarana prasarana
pendukung bagaimana ?
3.
Apakah pelaksanaan pemberian
TPP bagi PNS sudah sesuai
dengan regulasi yang telah ada ?
4.
Apa kendala mendasar yang
dirasakan dalam pelaksanaan
kebijakan pemberian TPP bagi
PNS ?
5.
Upaya-upaya apa yang telah,
sedang dan akan ditempuh untuk
mengatasi kendala kendala
tersebut ?

128
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR WAWANCARA
Lembar Instrumen Wawancara Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan
Umum Sekretariat Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan
Nama :
Nip :

Pertanyaan Jawaban

1. Dalam penyusunan sasaran kerja


pegawai menurut ibu, apakah semua
PNS di BKPP telah tertib ?

2. Bagaimana dengan realisasi kerja bulan


lalu yang menurut peraturan Bupati
Toraja Utara paling lambat tanggal 4
bulan berikutnya harus diinput.?
3.
Kehadiran Pegawai diukur dengan
absensi elektronik (finger). Apakah
finger sudah terintegrasi dengan sistem?
4.
Apakah data yang ada pada alat
absensi elektronik langsung menjadi
perhitungan kehadiran PNS yang 40 %
itu ?
5.
Apa kendala mendasar yang dirasakan
dalam pelaksanaan kebijakan
pemberian TPP bagi PNS ?

6. Upaya-upaya apa yang seharusnya


dilakukan untuk mengatasi kendala
kendala tersebut ?

INSTRUMEN PENELITIAN
129
LEMBAR WAWANCARA
Lembar Instrumen Wawancara Kepala Sub Bagian Program dan
Keuangan Sekretariat Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan
Nama :
NIP :

Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana perbandingan rata-


rata alokasi TPP dengan
jumlah honorarium kegiatan
dalam 1 tahun sebelum
kebijakan pemberian TPP ?
2. Bagaimana perbandingan
persentase serapan / realisasi
alokasi TPP dengan
honorarium kegiatan sebelum
pemberian TPP?
3.
Menurut Bapak apa kendala
mendasar yang dirasakan
dalam pelaksanaan kebijakan
pemberian TPP bagi PNS ?
4.
Upaya-upaya apa yang
seharusnya dilakukan untuk
mengatasi kendala kendala
tersebut ?

INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR WAWANCARA

130
Lembar Instrumen Wawancara Pelaksana (pernah menjabat
bendahara pengeluaran)
Nama :
NIP :

Pertanyaan Jawaban

1. Menurut Bapak/ibu bagaimana


seharusnya kebijakan pemberian
TPP diimplementasikan ?

2. Bagaimana menurut Bapak/Ibu,


jika diberi pilihan TPP atau
honorarium kegiatan
3. Bagaimana pengaruh pemberian
TPP menurut bapak/ibu terhadap
peningkatan kedisiplinan PNS?
4.
Apakah pemberian TPP
berpengaruh terhadap peningkatan
kesejahteraan PNS ?

INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR WAWANCARA
Lembar Instrumen Wawancara Pelaksana

131
Nama :
NIP :

Pertanyaan Jawaban

1. Menurut Bapak/ibu bagaimana


seharusnya kebijakan
pemberian TPP
diimplementasikan ?
2. Bagaimana menurut
Bapak/Ibu, jika diberi pilihan
TPP atau honorarium kegiatan
3. Bagaimana pengaruh
pemberian TPP menurut
bapak/ibu terhadap
peningkatan kedisiplinan PNS?
4.
Apakah pemberian TPP
berpengaruh terhadap
peningkatan kesejahteraan
PNS ?

Lembar Hasil Wawancara Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan


Pelatihan (BKPP)
Nama : Marthen Manurun Sarira, S.IP., M.M
NIP : 197303071993031006
Waktu wawancara : Selasa, 26 Mei 2020
132
1. Menurut Bapak, apakah implementasi pemberian TPP kepada PNS
sudah efektif ?
Jawaban :
Kalau berbicara menyangkut sudah efektifkah pelaksanaan pemberian
TPP, belum terlalu maksimal, pemberian TPP merata dan dirasakan
oleh semua PNS, tetapi rasa keadilannya tidak ada. Pemberian TPP
belum diberikan berdasarkan kondisi beban kerja yang riil. Kehadiran
PNS berdasarkan mesin cek lock , tetapi seharusnya cek lock itu konek
dengan sistem, sehingga data kehadiran PNS bekerja dikantor sesuai
apa adanya.
2.
Dalam mengimplementasikan kebijakan pemberian TPP pada tahap
awal, Bapak selaku Ketua Tim Manajemen PNS kendala apa yang
paling terasa yang dihadapi ?
Jawaban :
TPP sudah dilaksanakan baru saya dilantik di BKPP, namun tentu
pada tahap awal yang menjadi kendala adalah bagaimana
mempersiapkan segala sesuatu entah peraturannya, sarana prasarana
pendukung termasuk aplikasi, mempersiapkan seluruh OPD bahkan
seluruh PNS sebagai sasaran TPP
3.
Menurut Bapak, apakah implementasi pemberian TPP sudah sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan ?
Jawaban :
Pemberian TPP yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
PNS, jika bagi PNS pemegang eselon atau pejabat serta PNS yang
diberikan penugasan tertentu yang sebelumnya mendapat honor
secara rutin pemberian TPP yang hanya 5 % itu belum dirasakan
sebagai sesuatu yang dapat meningkatkan kesejahteraan. Namun bagi
staf pemberian TPP sangat membantu, karena sebelumnya yang
4. hanya diterima adalah gaji.

Menurut Bapak, Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat


implementasi kebijakan pemberian TPP?
Jawaban :
Yang menjadi penghambat adalah :
adanya pola pikir lama PNS dimana dalam melaksanakan tugas hanya
sebagai rutinitas tanpa berfikir tentang hasil akhir atau output dari
pekerjaannya, dan disamping itu PNS yang belum termotivasi dalam
5. bekerja oleh karena anggaran TPP yang sangat rendah sehingga
pencapaian target kinerja menjadi tidak maksimal

Upaya-upaya apa yang telah dan akan ditempuh untuk mengatasi


hambatan-hambatan tersebut ?
Jawaban :
upaya yang dilakukan untuk meningkatkan alokasi anggaran TPP,
yakni PAD harus ditingkatkan dengan cara proaktif membantu
pencapaian target. PAD kita yang masih rendah ditambah beban
133
belanja yang harus dibiayai termasuk honor Tenaga Kontrak yang
sangat menyerap PAD. Oleh karena itu mulai tahun ini tidak ada lagi
penggantian bagi tenaga kontrak yang sudah mengundurkan diri.
Menyangkut kedisiplinan pegawai kita telah mengeluarkan surat agar
semua cek lock harus konek dengan sistem, hal itu dimaksudkan agar
TPP yang diterima bagi PNS yang datangnya terlambat lebih kecil
dibanding yang datang tepat waktu

Lembar Hasil Wawancara Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset


Daerah
Nama : Matius Sampelalong, SE., M.Si
NIP : 197203102002121006
Waktu wawancara : Kamis, 28 Mei 2020

134
1 Menurut Bapak, apa yang menjadi pertimbangan mendasar terhadap
. kebijakan pengalokasian anggaran pemberian TPP PNS yang hanya 5
%?
Jawaban :
Pertimbangan mendasarnya adalah kemampuan keuangan daerah,
untuk Tahun 2020 alokasi TPP berdasarkan rekomendasi dari
Kemendagri bahwa tidak boleh lebih dari alokasi tahun sebelumnya,
sehingga TPP kita harus dibawah 5 %.

2 Dalam kaitannya dengan kesejahteraan pegawai, bagaimana menurut


. Bapak : TPP sebesar 5 % dibandingkan dengan pemberian honor
yang dilaksanakan sebelumnya ?
Jawaban :
Berbicara kesejahteraan itu sifanya relatif, jika pejabat yang ditanya
tentu TPP itu belum meningkatkan kesejahteraan. Tetapi jika yang
ditanya adalah staf, TPP menjadi tambahan penghasilan setiap
bulannya untuk memenuhi sebagian kebutuhannya.

Menurut Bapak, apakah ada upaya pemda baik yang telah dilakukan,
3 sedang dilakukan maupun yang akan dilakukan dalam rangka
. meningkatkan alokasi anggaran pemberian TPP bagi PNS ?
Jawaban :
Tetap ada, kita sudah merencanakan pada Tahun Anggaran 2021
untuk menaikkan TPP dengan cara menggenjot PAD, mengurangi
tenaga kontrak serta mengurangi biaya operasional OPD karena
dengan begitu semuanya akan kembali dinikmati bersama sebagai
PNS melalui TPP

Menurut Bapak, apakah ada kemungkinan pada tahun anggaran


4 berikutnya alokasi anggaran TPP dapat dinaikkan ?
. Jawaban :
Selalu ada kemungkinan, namun jika tahun 2021 kembali ada aturan
bahwa alokasi TPP tidak boleh lebih dari tahun sebelumnya, ya kita
harus ikuti. Namun pemberian TPP harus didasarkan pada beban
kerja sesungguhnya, resiko dan tanggungjawab masing-masing PNS.

Bagaimana menurut Bapak kebijakan pemberian TPP jika dikaitkan


dengan asas tertib pengelolaan keuangan daerah
5 Jawaban :
. Pemberian TPP dari segi tertib pengelolaan keuangan jauh lebih tertib
karena dasar hukum yang jelas dan sederhana serta sangat muda
dikontrol. Sementara jika honor dengan berbagai standard
pembiayaannya membuat lebih rumit.

Selama kebijakan pemberian TPP, hal-hal apa yang menjadi kendala


yang menurut bapak paling mendasar ?
6 Jawaban :
. Dua hal yang paling mendasar yakni data kehadiran yang dapat
dimanipulasi karena finger yang belum konek dengan sistem. Hal
135
yang kedua adalah sebagian pegawai dalam hal ini atasan yang
seharusnya menilai kinerja bawahannya menjadi kesulitan karena
tidak paham teknologi.

Upaya-upaya apa yang telah dan akan ditempuh untuk mengatasi


kendala kendala tersebut ?
Jawaban :
7 Kebijakan daerah yang menegaskan agar semua finger konek dengan
. sistem

Lembar Hasil Wawancara Sekretaris Badan Kepegawaian Pendidikan


dan Pelatihan (BKPP)
Nama : Oktovianus Mantong, S.Pd
NIP : 197110051998021003
Waktu wawancara : Senin, 25 Mei 2020

136
1. Menurut bapak, bagaimana dengan pengukuran dan penilaian
sasaran kerja PNS, apakah sudah dilaksanakan sepenuhnya oleh
atasan masing-masing PNS ?
Jawaban :
Aturannya harus dinilai oleh atasannya, agar pekerjaan yang
ditargetkan terkontrol dan dicocokkan dengan realisasinya, namun
masih ada pegawai yang kesulitan membuat sendiri SKPnya.
Disamping itu sebagian atasan tidak mampu menilai SKP bawahan
melalui aplikasi
2.
Kehadiran PNS berdasarkan absensi elektronik yang belum
terintegrasi dengan sistem bagaimana menurut bapak ?
Jawaban :
Agar pegawai termotivasi dalam berdisiplin, absensi elektronik harus
konek dengan sistem, sehingga pemberian TPP itu objektif, yang
rajin menerima lebih besar dibanding dengan yang jarang masuk
kantor.Yang datang tepat waktu berbeda dengan yang sering
terlambat.
3.
Bagaimana perbandingan tingkat capaian kinerja organisasi sebelum
dan setelah pemberian TPP dalam pelaksanaan sasaran, program
dan kegiatan berdasarkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKjIP) BKPP ?
Jawaban :
Didalam LKjIP BKPP dua tahu terakhir, harus diakui bahwa capaian
kinerja organisasi BKPP Tahun 2018 lebih tinggi dibanding tahun
2019. Namun harus diingat bahwa yang ditampilkan hanya satu
4. sasaran strategis organisasi yang terdiri dari beberapa kegiatan

Menurut bapak, apa saja yang menjadi penghambat implementasi


kebijakan pemberian TPP?
Jawaban :
Pertama, Alokasi TPP yang masih sangat rendah, menyebabkan
sebagian PNS tidak termotivasi dalam melaksanakan tugasnya
Kedua, Kedisiplinan dalam hal ini kehadiran PNS tidak terukur secara
riil
5. Ketiga, Sebagian PNS yang lambat merealisasi SKPnya
menyebabkan pembayaran sering terlambat

Upaya-upaya apa yang telah dan akan ditempuh untuk mengatasi


hambatan-hambatan tersebut ?
Jawaban :
Alokasi TPP rendah karena PAD yang masih terbatas. Olehnya itu
kita perlu membantu OPD misalnya sumber PAD untuk meningkatkan
PAD melalui pembayaran pajak kendaraan dll. Agar kehadiran PNS
sesuai dengan kenyataan, maka harus diupayakan finger konek
dengan sistem

137
Lembar Hasil Wawancara Kepala Bidang Pendidikan Pelatihan dan
Pengembangan Aparatur
Nama : Ros Marimbunna Tandililing, SE
NIP : 197709092003122013
Waktu wawancara : Sabtu, 23 Mei 2020

138
1. Sebagai bidang yang menangani administrasi dan teknis pelaksanaan
pengelolaan pemberian TPP PNS apakah regulasi yang telah ada
dirasa cukup untuk menunjang implementasi ?
Jawaban :
Mengenai regulasi tentang pemberian TPP bagi PNS pada dasarnya
telah menunjang pelaksanaan. Walaupun beberapa hal sebagai
penyesuaian dengan aturan-aturan terbaru menyebabkan sewaktu-
waktu perbup atau SK Bupati itu dapat ditinjau.
2.
Menyangkut sarana prasarana pendukung bagaimana ?
Jawaban :
Menyangkut sarana prasarana pendukung, belum terlalu memadai,
hal ini terbentur pada anggaran misalnya penyediaan jaringan internet
yang harus disiapkan setiap OPD dalam rangka mendukung
koneksitas finger dengan sistem aplikasi e-kinerja.

3.
Apakah pelaksanaan pemberian TPP bagi PNS sudah sesuai dengan
regulasi yang telah ada ?
Jawaban :
Seluruh pelaksanaan sudah sesuai dengan regulasi yang ada.
Perbup yang disusun sebagai dasar pemberian TPP tidak boleh
bertentangan dengan aturan-aturan yang lebih tinggi
4.
Apa kendala mendasar yang dirasakan dalam pelaksanaan kebijakan
pemberian TPP bagi PNS ?
Jawaban :
Kendala yang paling mendasar adalah pada besaran nilai TPP yang
masih sangat rendah dan belum sesuai dengan beban kerja PNS. Hal
tersebut dipengaruhi oleh Pendapatan Asli Daerah yang masih
5. terbatas

Upaya-upaya apa yang telah, sedang dan akan ditempuh untuk


mengatasi kendala kendala tersebut ?
Jawaban :
Pemerintah daerah harus meningkatkan PAD dan mengurangi
belanja pegawai khususnya Tenaga Kontrak yang terlalu banyak
jumlahnya, sementara kontribusi mereka masih sangat kurang
Lembar Hasil Wawancara Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Umum
Sekretariat Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan
Nama : Mercy R. Patinggi, SE
Nip : 197512192005062004
Waktu wawancara : Selasa, 26 Mei 2020
1. Dalam penyusunan sasaran kerja pegawai menurut ibu, apakah
semua PNS di BKPP telah tertib ?
Jawaban :

139
Belum, karena sebagian PNS belum mampu membuat sendiri
SKPnya

2. Bagaimana dengan realisasi kerja bulan lalu yang menurut peraturan


Bupati Toraja Utara paling lambat tanggal 4 bulan berikutnya harus
diinput.?
Jawaban :
Belum semua, nanti didesak baru buru-buru membuatnya, apalagi
dimasa pandemi ini PNS dijadwal masuk kantor, menyebabkan
kordinasi tidak maksimal
3.
Kehadiran Pegawai diukur dengan absensi elektronik (finger). Apakah
finger sudah terintegrasi dengan sistem?
Jawaban :
Belum.
4.
Apakah data yang ada pada alat absensi elektronik langsung menjadi
perhitungan kehadiran PNS yang 40 % itu ?
Jawaban :
Seharusnya, namun belum maksimal kita laksanakan
5.
Apa kendala mendasar yang dirasakan dalam pelaksanaan kebijakan
pemberian TPP bagi PNS ?
Jawaban :
Yang menjadi kendala mendasar adalah sering terlambatnya PNS
menginput realisasi SKPnya sehingga menyebabkan rekapan
capaian kinerja BKPP menjadi terlambat. Hal tersebut juga
dipengaruhi karena sebagian atasan yang harus menilai bawahannya
kemudian diverifikasi oleh verifikator merasa kesulitan untuk
6. melaksanakan penilaian melalui sistem aplikasi

Upaya-upaya apa yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi


kendala kendala tersebut ?
Jawaban :
Upayanya adalah penegasan kepada PNS untuk dengan tertib
menginput realisasi SKPnya sebelum tanggal 4 setiap bulannya.
Kemudian mungkin dapat dilaksanakan pembimbingan atau pelatihan
kepada PNS untuk menilai bawahannya melalui sistem

140
Lembar Hasil Wawancara Kepala Sub Bagian Program dan Keuangan
Sekretariat Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan
Nama : Leonardus J. Andilolo, SE
NIP : 199006242010011001
Waktu wawancara : Kamis, 4 Juni 2020
1. Bagaimana perbandingan rata-rata alokasi TPP dengan jumlah
honorarium kegiatan dalam 1 tahun sebelum kebijakan pemberian
TPP ?
Jawaban :
Alokasi untuk pembayaran Honorarium jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan alokasi untuk pembayaran TPP. Tahun 2018
Alokasi untuk honorarium sebesar Rp. 748.390.000 sementara

141
alokasi TPP tahun 2019 hanya Rp. 652.763.362
2.
Bagaimana perbandingan persentase serapan / realisasi alokasi TPP
dengan honorarium kegiatan sebelum pemberian TPP?
Jawaban :
Serapan atau realisasi honorarium rata-rata hampir 100%. Tahun
2018 dengan anggaran Rp. 748.390.000 dapat terealisasi sebesar
Rp. 733.340.000 atau 97,98 %.Honor biasanya tidak terealisasi jika
kegiatan tidak dilaksanakan. Sementara realisasi TPP dengan alokasi
Rp. 652.763.362 hanya Rp. 464.488.116 atau sebesar 71,15%.
3.
Menurut Bapak apa kendala mendasar yang dirasakan dalam
pelaksanaan kebijakan pemberian TPP bagi PNS ?
Jawaban :
Kendala mendasar adalah rekapan realisasi capaian kinerja PNS
sering terlambat, sehingga menyebabkan permintaan untuk
pencairan menjadi terkendala. Tahun 2019 hanya ada 4 SPM atau
4. hanya empat kali pencairan.

Upaya-upaya apa yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi


kendala kendala tersebut ?
Jawaban :
Penegasan kepada semua PNS agar segera merampungkan
realisasi SKPnya paling lambat tanggal 4 setiap bulan sesuai
persuratan Bupati

Lembar Hasil Wawancara Pelaksana (pernah menjabat bendahara


pengeluaran)
Nama : Yordan Linggi’ Padang, A.Md
NIP : 198402112011011006
Waktu wawancara : Jumat, 29 Mei 2020
1. Menurut Bapak/ibu bagaimana seharusnya kebijakan pemberian
TPP diimplementasikan ?
Jawaban :
Pelaksanaannya harus untuk kesejahteraan PNS. Pelaksanaan
selama ini belum terlalu maksimal
2. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, jika diberi pilihan TPP atau
honorarium kegiatan
142
Jawaban :
Kalau saya lebih baik pada waktu masih ada honor, karena disamping
jumlah yang diterima jauh lebih tinggi, juga kita tidak terlalu repot
menyusun SKP dan segera merealisasi setiap bulan.
3. Bagaimana pengaruh pemberian TPP menurut bapak/ibu terhadap
peningkatan kedisiplinan PNS?
Jawaban :
Menurut saya, tidak ada pengaruhnya, karena terlambat masuk
dengan datang tepat waktu yang penting cek lock yang diterima tetap
sama. Sama halnya PNS yang pulang lebih cepat dengan yang
pulang sesuai jam kerja tetap sama.
4.
Apakah pemberian TPP berpengaruh terhadap peningkatan
kesejahteraan PNS ?
Jawaban :
Pengaruhnya belum dirasakan, karena jumlahnya yang terlalu kecil,
apalagi semakin berkurang dari 5 persen menjadi 4,37 % tahun ini.

Lembar Hasil Wawancara Pelaksana


Nama : Jupri Mendaun
NIP : 198606212010041001
Waktu wawancara : Sabtu, 23 Mei 2020
1. Menurut Bapak/ibu bagaimana seharusnya kebijakan pemberian
TPP diimplementasikan ?
Jawaban :
Pelaksanaan Pemberian TPP selama ini sudah agak baik, hanya
kedepan harus lebih objektif, jumlah yang diterima bagi yang sering
terlambat harus berbeda dengan yang datang tepat waktu, begitupun
yang pulang sebelum waktu pulang yang diterima tidak disamakan
dengan PNS yang pulang sesuai jam kerja
2.
Bagaimana menurut Bapak/Ibu, jika diberi pilihan TPP atau

143
honorarium kegiatan
Jawaban :
Kalau menurut pendapat saya, TPP lebih tepat karena dirasakan oleh
semua PNS. Kalau honor hanya PNS tertentu. Hanya sedapat
mungkin besaran TPP ditingkatkan jumlahnya untuk kesejahteraan
PNS
3.
Bagaimana pengaruh pemberian TPP menurut bapak/ibu terhadap
peningkatan kedisiplinan PNS?
Jawaban :
Ada pengaruhnya, dimana terlihat dari kehadiran PNS masuk kantor.
Walaupun masih bervariasi, tetapi itu tergantung pribadi PNS masing-
4. masing

Apakah pemberian TPP berpengaruh terhadap peningkatan


kesejahteraan PNS ?
Jawaban :
Pengaruh pemberian TPP terkait kesejahteraan ASN saat ini masih
rendah jika dibandingkan dengan TPP didaerah lain. TPP kita masih
terlalu rendah jumlahnya.

Wawancara dengan Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan


Bapak Marthen Manurun Sarira, S.IP., MM (Selasa, 26 Mei 2020)

144
Wawancara dengan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Bapak Matius Sampelalong, SE., M.Si (Kamis, 28 Mei 2020)

Wawancara dengan Sekretaris Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan


Bapak Oktovianus Mantong, S.Pd (Senin, 25 Mei 2020)

145
Wawancara dengan Kasubbag Kepegawaian dan Umum Sekretariat BKPP

Ibu Mercy R. Patinggi, SE (Selasa, 26 Mei 2020)

Wawancara dengan Kasubbag Program, Keuangan dan Anggaran Sekretariat


BKPP Bapak Leonardus J Andilolo, SE (Kamis, 4 Juni 2020)

146
Wawancara dengan Penyusun Laporan Diklat Sub Bidang Diklat Struktural dan
Prajabatan Bapak Jupri Mendaun, A.Md (Sabtu, 23 Mei 2020)

147
Wawancara dengan Bendahara Pengeluaran Bapak Yordan Linggi Padang,
A.Md (Jumat, 29 Mei 2020)

148
BUPATI TORAJA UTARA
PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN BUPATI TORAJA UTARA


NOMOR 75 TAHUN 2016

TENTANG

SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN


RINCIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN,
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN TORAJA UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TORAJA UTARA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 43


Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara
Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dam Susunan Perangkat Daerah, perlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Susunan
Organisasi, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi,
dan Rincian Tugas, serta Tata Kerja Badan
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Kabupaten Toraja Utara.

Menimbang : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 tentang


Pembentukan Kabupaten Toraja Utara di
Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 101,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4874);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);

149
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
4. Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang- Uridang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemeriritahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5601);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5887);
7. Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara
Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Toraja Utara Tahun 2016
Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Toraja Utara Nomor 61).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SUSUNAN


ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI,
DAN RINCIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA BADAN
KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KABUPATEN TORAJA UTARA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

150
1. Daerah adalah Kabupaten Toraja Utara.
2. Bupati adalah Bupati Toraja Utara.
3. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten
Toraja Utara.
4. Peraturan Bupati adalah Peraturan Bupati Toraja Utara.
5. Badan adalah Badan Kepegawaian Pendidikan dan
Pelatihan Kabupaten Toraja Utara.

6. Kepala Badan adalah Kepala Badan Kepegawaian,


Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Toraja Utara.
7. Tugas pokok adalah Ikhtisar dari keseluruhan tugas
Jabatan.
8. Fungsi adalah pekerjaan yang merupakan penjabaran dari
tugas pokok.
9. Rincian tugas adalah paparan atau bentangan atas semua
tugas jabatan yang merupakan upaya pokok yang
dilakukan pemegang jabatan.

BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 2
(l) Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Pendidikan dan
Pelatihan terdiri dari :
a. Kepala Badan
b. Sekretariat membawahi :
1. Sub bagian umum dan kepegawaian; dan
2. Sub bagian program dan keuangan;
c. Bidang Informasi, Doumentasi dan Pengadaan Pegawai
membawahi :
1. Sub bidang Informasi Kepegawaian;
2. Sub bidang Dokumentasi; dan
3. Sub bidang Pengadaan Pegawai.
d. Bidang Mutasi dan Promosi membawahi
1. Sub bidang Mutasi;
2. Sub bidang Kepangkatan dan Pensiun;
3. Sub bidang Pengembangan Karier dan Promosi.
e. Bidang Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Aparatur
membawahi :

151
1. Sub bidang Diklat Teknis dan Fungsional

2. Sub bidang Diklat Struktural dan Diklat Prajabatan,


3. Sub bidang Penilaian Kinerja dan Penghargaan Aparatur.
f. Kelompok jabatan fungsional.
(2) Bagan susunan organisasi Badan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum pada lampiran yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB III

KEDUDUKAN

Pasal 3
Badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 5, dipimpin
oleh Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggung|
awab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

BAB IV
TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS
Bagian Kesatu
Kepala Badan

Pasal 4

(1) Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan


mempunyai tugas pokok membantu bupati dalam
melaksanakan fungsi penunjang kebijakan daerah di
bidang Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan.

(2) Kepala Badan dalam melaksanakan tugas sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan kebijakan teknis penyelenggaraan fungsi
penunjang urusan pemerintahan bidang kepegawaian,
pendidikan dan pelatihan;
b. pelaksanaan tugas dukungan teknis penyelenggaraan fungsi
penunjang urusan pemerintahan bidang kepegawaian,
pendidikan dan pelatihan;
c. pemantauan, evaluasi, dan laporan pelaksanaan dukungan
teknis penyelenggaraan fungsi penunjang urusan
pemerintahan bidang kepegawaian, pendidikan dan
pelatihan;

152
d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang
urusan pemerintahan bidang kepegawaian, pendidikan
dan pelatihan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
(3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) dirinci sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Badan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas sehingga berjalan lancar;
c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Badan untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan tugas;
d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan / atau
menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat yang terkait dengan bidang
informasi, dokumentasi, dan pengadaan pegawai,
bidang mutasi dan promosi, bidang diklat dan
pengembangan aparatur;

153
f. merencanakan dan merumuskan kebijakan teknis bidang
informasi, dokumentasi, dan pengadaan pegawai, bidang
mutasi dan promosi, bidang diklat dan pengembangan
aparatur;
g. mengkoordinasikan dan menyelenggarakan kebijakan
teknis bidang informasi, dokumentasi, dan pengadaan
pegawai, bidang mutasi dan promosi, bidang diklat dan
pengembangan aparatur;
h. menyelenggarakan pembinaan teknis dan pelayanan
umum di bidang kepegawaian;
i. Menyelenggarakan koordinasi dan konsultasi dengan
kementerian/pusat, provinsi, lembaga pemerintah non
kementerian dari lembaga lainnya dalam rangka
penyelenggaraan urusan bidang kepegawaian;
j. menilai hasil kerja aparatur sipil negara dalam
lingkungan Badan;
k. mengkoordinasikan, merencanakan dan merumuskan
produk hukum daerah bidang kepegawaian sesuai norma,
standar dan prosedur yang ditetapkan pemerintah;
1. merencanakan dan merumuskan kebijakan jangka
panjang, jangka menengah, dan jangka pendek
pengembangan kapasitas sumber daya aparatur daerah;
m.mengkoordinasikan dan menyelenggarakan pembinaan
teknis dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang-
undangan bidang kepegawaian;
n. mengkoordinasikan, merumuskan dan menyelenggarakan
kebijakan sistem informasi aparatur sipil negara berbasis
teknologi informasi;
o. menyelenggarakan perencanaan kebijakan teknis, program,
kegiatan, keuangan, umum, perlengkapan dan kepegawaian
dalam lingkungan Badan;
p. menyelenggarakan koordinasi perumusan rencana strategik,
pelaksanaan tugas-tugas teknis serta evaluasi dan pelaporan
LAKIP (Laporan Kinerja Instansi Pemerintah), Renja,
Renstra, RKA/DPA, LPPD, LKPJ Badan;
q. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dari memberikan
saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan
perumusan kebijakan; dan

154
r. menyelenggarakan tugas kedinasan lain yang
diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya
untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

Bagian Kedua
Sekretariat

(1) Sekretariat dipimpin oleh sekretaris yang mempunyai tugas


pokok mengkoordinasikan kesekretariatan perumusan bahan
kebijakan, pengendalian dan pembinaan memberi pelayanan
administrasi teknis di kesekretariatan.

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud


pada ayat ( 1), Sekretaris mempunyai fungsi:
a. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dalam lingkungan
badan;
b. Pengkoordinasian penyusunanprogram dan pelaporan;
c. pengkoordinasian urusan umum, kepegawaian;
d. pengkoordinasian pengelolaan administrasi keuangan; dan
e. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang
tugasnya.

(3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) dirinci sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Sekretariat sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dari memberi petunjuk pelaksanaan
tugas sehingga berjalan lancar;
c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan sekretariat untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan tugas;
d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
manandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya
f. menyusun rencana kerja tahunan untuk dijadikan acuan
kerja;
g. mengkoordinasikan penyusunan anggaran dan RKA
Badan;
h. menerima dan membaca surat masuk;
i. meneliti setiap naskah dinas yang akan keluar baik dari
segi prosedur bidang perencanaan program, bidang

155
keuangan, maupun dari segi teknis administrasi dengan
membaca dan membubuhi paraf koreksi agar terhindar
dari kesalahan;
j. memimpin kerumahtanggaan dari keprotokoleran
berdasarkan ketentuan yang berlaku;

k. menyiapkan konsep Peraturan Daerah, Peraturan Bupati,


dan Keputusan Bupati yang menyangkut kewenangan
Badan;

l. menyusun Rencana Strategis (Renstra) Badan;


m. menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Badan;

n. memberikan pelayanan konsultasi bagi para tamu;


o. menginventarisir permasalahan yang timbul dalam
pelaksanaan tugas Sekretaris sekaligus mencari upaya
pemecahan masalahnya;
p. menilai prestasi dan semangat pengabdian bawahan
sesuai ketentuan dengan melihat hasil kerja dan
kedisiplinan untuk pembinaan karir;
q. membuat laporan pelaksanaan tugas sekretaris kepada
kepala badan sebagai bahan pertanggung|awaban
atau evaluasi; dan
r. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
oleh atasan.

Pasal 6

(1) Sub Bagian Program dan Keuangan dipimpin oleh Kepala


Subbagian yang mempunyai tugas pokok dalam
melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
perumusan kebijakan, rencana dan program kerja serta
melakukan tugas operasional teknis dan administratif di Sub
Bagian Program, Keuangan dam Anggaran.
(2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) diatas
dirinci sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan sub Bagian Program dan
Keuangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas sehingga berjalan lancar;
c. memantau, mengawasi dari mengevaluasi pelaksanaan

156
tugas dalam lingkungan subbagian umum dan
kepegawaian untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan tugas;
d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
manandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
perumusan Renstra, Renja, LAKIP, RKA/DPA, LPPD, dan LKPJ
Badan;
g. melaksanakan penyusunan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan di Sub Bagian
Program, Keuangan dan Anggaran;
h. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
i. mengelola dan melakukan pengembangan sistem
penyajian data berbasis teknologi informasi Sub Bagian
Program, Keuangan dam Anggaran;
mengumpulkan bahan dan menyusun pengusulan
rencana anggaran pendapatan dan belanja Badan
Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan;
k. menyusun dan mengevaluasi standar operasional
prosedur (SOP) lingkup BKPP Kabupaten Toraja Utara;
l. membuat laporan bulanan, triwulanan, semesteran, dan
tahunan realisasi fisik dan Keuangan Badan;
m. melaksanakan koordinasi, monitoring, evaluasi dan
pelaporan program kerja dan tugas di Sub Bagian Program
dan Keuangan;
n. meneliti kelengkapan uang persediaan, ganti uang,
tambahan uang, pembayaran gaji, tunjangan, dan
penghasilan lainnya untuk menjadi bahan proses lebih
lanjut;
o. melakukan verifikasi harian atas penerimaan keuangan
dan surat pertanggungjawaban keuangan;
p. melakukan akuntansi pengeluaran dan penerimaan
keuangan;
q. menyiapkan bahan dan menyusun laporan keuangan;
r. menyusun realisasi perhitungan anggaran;
s. mengevaluasi pelaksanaan tugas bendaharawan;
t. mengumpulkan bahan, mengkoordinasikan dari
menindaklanjuti laporan hasil pemeriksaan;
u. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Sub Bagian
Program, Keuangan dan Anggaran, dam memberikan
saran pertirnbangan kepada atasan sebagai bahan
perumusan kebijakan ; dan

157
v. melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

Pasal 7

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh kepala sub
bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan dan analisis data bahan perumusan kebijakan,
rencana dan program kerja serta melakukan tugas operasional
teknis dan administratif di Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian.
(2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) diatas
dirinci sebagai berikut
a. menyusun rencana kegiatan sub Bagian Umum, dan
Kepegawaian sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas sehingga berjalan lancar;
c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan subbagian umum dan
kepegawaian untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan tugas;
d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
manandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya
menyusun rencana kerja tahunari untuk dijadikan acuan
kerja;
f. melaksanakan penyusunan dan pengendalian
administrasi perjalanan dinas pegawai lingkup Badan;
g. melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan sarana
dan prasarana, pengurusan rumah tangga,
pemeliharaan/perawatan lingkungan kantor, kendaraan
dan asset lainnya serta ketertiban, keindahan dan
keamanan kantor;
h. menyiapkan bahan dan menyusun administrasi
pengadaan, pendistribusian, pemeliharaan, daftar
inventarisasi barang dan penghapusan barang;
i. menyiapkan bahan, mengelola dan menghimpu n daftar
hadir pegawai;
j. melaksanakan ketatausahaan Sub bagian Umum dan
Kepegawaian;
k. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
program kerja dan tugas di Sub Bagian Umum, dan

158
Kepegawaian;
1. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Subbagian
Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian, dan memberikan
saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan
perumusan kebijakan; dan
m. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

Bagian Ketiga
Bidang Informasi, Dokumentasi, dan Pengadaan Pegawai

Pasal 8
(1) Bidang Informasi, Dokumentasi dan Pengadaan Pegawai
dipimpin oleh kepala bidang yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas kepala badan dalam
pelaksanaan pengelolaan informasi kepegawaian,
dokumentasi dan pengadaan calon pegawai negeri sipil.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Kepala Bidang Informasi, Dokumentasi dan
Pengadaan Pegawai mempunyai fungsi :
a. penyusunan kebijakan teknis bidang Informasi,
Dokumentasi dan Pengadaari Pegawai;
b. pelaksanaan tugas dukungan teknis penyelenggaraan
Informasi, Dokumentasi dan Pengadaan Pegawai;
c. pemantauan dan pelaporan pelaksanaan tugas bidang
informasi, Dokumentasi dan Pengadaan Pegawai;
d. pembinaan teknis penyelenggaraan penunjang urusan
pemerintahan Bidang Informasi, Dokumentasi dan
Pengadaan Pegawai;
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(3) Tugas Pokok dan Fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) dirinci sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Bidang Informasi,
Dokumentasi dan Pengadaan Pegawai sebagai pedoman
dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas sehingga berjalan lancar;
c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Bidang Informasi, Dokumentasi
dan Pengadaan Pegawai untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan tugas;

159
d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
manandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya
menyusun rencana kerja tahunari untuk dijadikan acuan
kerja;
f. melaksanakan Pengkajian bahan analisis penyusunan
perencanaan formasi kebutuhan CPNS dan PPPK;
g. melaksanakan Pengkajian bahan analisis pengelolaan data
ASN pada Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPKJ)
h. menyiapkan bahan kebijakan pengembangan Teknologi
Informasi; menyediaan Website BKPP;

i. menata dokumentasi kepegawaian;


j. menyeleggarakan pengadaan PNS dan PPPK;
k. mengkoordinasikan dan menyiapkan bahan penataan
arsip pegawai;

m. mengkoordinasikan pengusulan pembuatan Kartu Pegawai


Elektronik (KPE);
n. mengkoordinasikan pengusulan Kartu Pegawai( KARPEG);
o. merencanakan dan menfasilitasi kelembagaan lainnya.
pembuatan
p. mengkoordinasikan pengusulan Kartu Suami
(KARSU) dan Kartu Istri ( KARIS);

Pasal 9

(1) Sub Bidang Informasi Kepegawaian dipimpin oleh Kepala


Sub Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala
Bidang dalam melakukan pengumpulan data badan analisis
penyediaan data dan informasi ASN.
(2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas
dirinci sebagai berikut
a. menyusun rencana kegiatan Sub Bidang Informasi
Kepegawaian sebagai pedoman dalam pelaksanaan
tugas;
b mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas sehingga berjalan lancar;
c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Sub Bidang Informasi untuk
mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;

160
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
pengusulan Imigrasi data pegawai;
g. Melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
perbaikan data pegawai pada Sistem Aplikasi Pelayaman
Kepegawaian (SAPK) yang meliputi Nama, NIP, Pangkat
Jabatan dan Unit Kerja;
h. merencanakan dan melaksanakan fasilitasi kelembagaan
profesi ASN (KORPRI) dan lembaga profesi ASN lainnya;
i. mengelolah administrasi umum, kepegawalan dan
kegiatan keorganisasian untuk mendukung tugas dan
fungsi lembaga profesi ASN;
menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas bidang
informasi kepegawaian dan memberi saran
pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan
kebijakan;
k melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

Pasal 10

(1) Sub Bidang Dokumentasi dipimpin oleh Kepala Sub Bidang


yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang
dalam melakukan Pengumpulan data bahan analisis
pengelolaan Dokumen ASN.
(2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas
dirinci sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Sub Bidang Dokumentasi
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas sehingga berjalan lancar;
c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Sub Bidang Dokumentasi untuk
mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. melakukan pengumpulari bahan kebijakan dan
peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan
pengelolaan dokumen ASN;
g. melakukan penataan arsip dan dokumen pegawai;
h. mengumpulkan bahan/berkas pengusulan pembuatan

161
Kartu Pegawai Elektronik (KPE);
l. mengumpulkan bahan/berkas pengusulan pembuatan
Kartu Pegawai (KARPEG);
rnengumpulkan bahan/berkas pengusulan Kartu Suami
(KARSU) dan Kartu Istri (KARIS);
k.
membuat dan menyusun Daftar Urut Kepangkatan (DUK);
l.
membuat laporan hasil pelaksanaan tugas Sub Bidang
Dokumentasi dan memberikan saran pertimbangan
kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan;
dan
m.
melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
oleh atasari sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 11

(1) Sub Bidang Pengadaan Pegawai dipimpin oleh Kepala Sub


Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala
Bidang dalam melakukan analisis penyusunan formasi
kebutuhan dan pengadaan pegawai ASN.
(2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dirinci
sebagai berikut :
a. membuat rencana kegiatan Sub Bidang Pengadaan Pegawai
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas sehingga berjalan lancar;
c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Sub Bidang Pengadaan Pegawai
untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat aesuai dengan bidang tugasnya;
f. mengumpulkan bahan dan data analisis jabatan dan
analisis beban ke a dalam rangka penyusunan formasi
pegawai;
g. Menyusun formasi kebutuhan pegawai berdasarkan analisis
jabatan (ANJAB) dan analisis beban kerja (ABK) melalui
sistem e-formasi
h. melakukan kegiatan perierimaan PPPK dam Tenaga Honorer
sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit kerja;
i. mengelola administrasi pengisian Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK);
j. melakukan kegiatan penerimaan Calon Pegawai Negeri

162
Sipil yang meliputi mengeluarkan pengumuman, menerima
dan meneliti lamaran dam persyaratan administrasi;
k. melaksanakan aeieksi penerimaan CPNS dengan sistem
CAT;
1. melaksanakan urusan penyelesaian administrasi
kepegawaian tentang Pengangkatan Calon Pegawai Negeri
Sipil;
m. melakukan koordinasi dan menyiapkan bahan penetapan
keputusan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil;
n. melaksanakan koordinasi yang diperlukan dari masing-
masing unit kerja dalam rangka kelancaran pelaksanaan
tugas;
o. menginventarisir permasalahan yang timbul dalam
pelaksanaan tugas, sekaligus mencari upaya penyelesaian
masalah;
m.menilai prestasi dan semangat pengabdian bawahan dengan
melihat hasil kerja dan kedisiplinan untuk pembinaan karir;
n. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Sub Bidang
Pengadaan Pegawai dan memberikan saran pertimbangan
kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan
o. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Bagian Keempat
Bidang Mutasi dan Promosi
Pasal 12

(1) Bidang Mutasi dan Promosi dipimpin oleh kepala bidang


yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas kepala badan dalam pelaksanaan mutasi,
kepangkatan, pengembangan karier dan promosi pegawai
negeri sipil.
(2) Untuk melaksanakan Tugas Pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatas, Kepala Bidang Mutasi dan Promosi
mempunyai Fungsi
a. penyusunan kebijakan teknis Bidang Mutasi dan Promosi
b. pelaksanaan tugas dukungan teknis penyelenggaraan
Bidang Mutasi dan Promosi;
c. pemantauan dan pelaporan pelaksanaan tugas Bidang
Mutasi dan Promosi Pegawai;
d. pemberian teknis penyelenggaraan penunjang urusan

163
pemerintahan Bidang Mutasi dan Promosi;
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana di maksud pada ayat


(1) dan ayat (2) dirinci sebagai berikut
a. menyusun rencana kegiatan Bidang Mutasi dan Promosi
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas sehingga berjalan lancar;
c. memantau, mengawasi mengevaluasi pelaksanaan tugas
dalam lingkungan Bidang Mutasi dan Promosi untuk
mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. menyelenggarakan proses mutasi, kepangkatan, pensiun,
pengembangan karier dan promosi;
g. memverifikasi dokumen pelaksanaan kebijakan teknis
penilaian angka kredit jabatan fungsional;
h. melaksanakan proses mutasl hasil kebijakan teknis
penilaian kompetensi jabatan;

i melaksanakan proses mutasi hasil kebijakan teknis


seleksi terbuka jabatan ASN;

k. melaksanaan kebijakan teknis penilaian angka kredit


jabatan fungsional;
l. melaksanakan kebijakan teknis penempatan dalam
jabatan fungsional;
m. melaksanaan seleksi ujian dinas dan ujian
penyesuaian ijasah;
n. melaksanaan pemberian tugas belajar, izin belajar dan
keterangari pendidikan;
o. melaksanaan fasilitasi pendidikan kedinasan dan
penawaran beasiswa; dan
p melakaanaan kebijakan teknis penilaian angka kredit
jabatan fungsional;
q. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Sub Bidang
Mutasi dan Promosi dan memberikan saran
pertimbangan kepada atasan sebagai bahan
perumusan kebijakan; dan
r. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan

164
oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 13

(1)
Sub Bidang Mutasi dipimpin oleh kepala subbidang
mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan
analisis data bahan perumusan kebijakan teknis dan
rencana program kerja serta pelaksanaan urusan tugas
operasional dan admiriistratif lingkup Sub Bidang Mutasi.
(2)
Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas
dirinci sebagai berikut
a. menyusun rencana kegiatan Sub Bidang Mutasi sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas sehingga berjalan lancar;
c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Sub Bidang Mutasi untuk
mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf
dan/atau menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang
tugasnya;
f. melaksanakan penyusunan dan analisis data
mutasi Pegawai Negeri Sipil antar daerah;
g. melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
penyelenggaraan Baperjakat;
h. melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
penetapan pengangkatan, pemindahan PNS dalam dan
dari jabatan pimpinan tinggi pratama, administrator,
pengawas dan pelaksana;
1. melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
usulan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian
Sekretaris Daerah;
melaksanakan penyusunan dari analisis data hasil
kebijakan teknis penilaian kompetensi jabatan sebagai
bahan proses mutasi;
k. melaksanakan penyusunan dan analisis data hasil
kebijakan teknis seleksi terbuka jabatan tinggi pratama,
jabatan administrator, pengawas dan pelaksana;
l. melaksanakan monitoring, evaluasi, menyusun laporan
hasil pelaksanaan tugas Sub Bidang Mutasi dan

165
memberikan saran pertimbangan kepada atasan
sebagai bahan perumusan kebijakan; dan
m. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
oleh atasan.
Pasal 14
(1)
Sub Bidang Kepangkatan dan Pensiun dipimpin oleh kepala
sub bidang mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan dan analisis data bahan perumusan kebijakan
teknis dari rencana program kerja serta pelaksanaan urusan
tugas operasional dan administratif lingkup Sub Bidang
Kepangkatan dan Pensiun.
(2)
Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) diatas
dirinci sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Sub Bidang Kepangkatan
dan Pensiun sebagai pedoman dalam pelaksanaan
tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas sehingga berjalan lancar;
c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Bidang Kepangkatan dan
Pensiun untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan
tugas;
d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
perumusan teknis di Sub Bidang Kepangkatan dari
Pensiun;
g. melaksanakan pengumpulan, pengelolaan bahan/data
kepangkatan dan pensiun pegawai;
h. melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
penetapan kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil
Daerah;
i. melaksanakan periyusunan dan analisis data bahan
penetapan pemberhentian PNS dengan hak pensiun
atau pemberian uang tunggu;
melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
permintaan Taspen dan koordinasi penerbitan Kartu
Taspen;
k melaksanakan penyusunan bahan persyaratan uang
duka wafat pegawai;

166
l. melaksanakan monitoring, evaluasi, menyusun laporan
hasil pelaksanaan tugas Pengembangan Karier dan
Promosi Sub Bidang Kepangkatan dan Pensiun, serta
memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai
bahan perumusan kebijakan; dan
m. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperiritahkan
oleh atasan.

Pasal 15

(1) Sub Bidang Pengembangan Karier dan Promosi dipimpin oleh


kepala subbidang mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan dan analisis data bahan perumusan kebijakan
teknis dan rencana program kerja serta pelaksanaan urusan
tugas operasional dan administratif lingkup Sub Bidang
Pengembangan Karier dan Promosi.
(2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas
dirinci sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Sub Bidang Pengembangan
Karier dan Promosi sebagai pedoman dalam pelaksanaan
tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas sehingga berjalan lancar;
c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Sub Bidang Pengembangan
Karier dan Promosi untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan tugas;
d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
perumusan teknis di Pengembangan Karier dan Promosi;
g. melaksanakan pengumpulan, pengelolaan bahan/data
kepangkatan dan pensiun pegawai;
h melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
penetapan kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Daerah;
i. melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
penetapan pemberhentian PNS dengan hak pensiun atau
pemberian uang tunggu;

167
melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
permintaan Taspen dan koordinasi penerbitan Kartu
Taspen;
k. melaksanakan penyusunan bahan persyaratan uang duka
wafat pegawai;
l. melaksanakan monitoring, evaluasi, menyusun laporan hasil
pelaksanaan tugas Sub Bidang Pengembangan Karier dan
Promosi, serta memberikan sarana pertimbangan kepada
atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan
n. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
oleh atasan.
Bagian Keenam

Bidang Pendidikan, Pelatihan dari Pengembangan Aparatur


Pasal 16
(1) Bidang Pendidikan, Aparatur dipimpin Pelatihan dan
Pengembangan oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas
pokok melaksanakan pengkajian dan perumusan bahan
kebijakan, melaksanakan pengendalian dan pernbinaan
administrasi teknis di Bidang Pendidikan, Pelatihan dan
Pengembangan Aparatur.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Kepala Bidang Pendidikan, Pelatihan dan
Pengembangan Aparatur mempunyai fungsi :
a. pengkajian dan analisis penyusunan kebutuhan diklat
teknis, fungsional dan pengembangan kompetensi aparatur;
b. pengkajian dan analisis penyusunan perencanaan diklat
struktural dan diklat prajabatan;
c. pengkajian dan analisis penyusunan perencanaan
penilaian kinerja dan penghargargaan aparatur;
d. mengkoordinasikan pelaksanaan Diklat dari Pengembangan
Aparatur,
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan
sesuai tugas dan fungsinya.
(3) Tugas pokok dan fungsi sebagaimana di maksud pada ayat (1)
dan ayat (2) dirinci sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Bidang Pendidikan, Pelatihan
dan Pengembangan Aparatur sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas sehingga be alan lancar;

168
c. memantau, mengawasi dari mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Bidang Pendidikan, Pelatihan dan
Pengembangan Aparatur untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan tugas;
d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. melaksanakan pengkajian perumusan kebijakan teknis
bidang Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Aparatur;
g. melakukan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan pendidikan
teknis, fungsional dan struktural;
h. mengkoordinasikan pelaksanaan penilaian dan evaluasi
kinerja aparatur;
i. menganalisis hasil penilaian kinerja aparatur ;
j. melaksanakan pengusulan pemberian penghargaan bagi
PNS;
k. mengkoordinasikan dan menyelenggarakan
pengembangan kompetensi aparatur;
1. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan Bidang
Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Aparatur; dan
m. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
oleh atasan.
Pasal 17

(1) Sub Bidang Diklat Teknis, Fungsional dan Pengembangan


Kompetensi Aparatur dipimpin oleh Kepala Sub Bidang yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan
analisis bahan perumusan kebijakan, rencana dan program
kerja serta melakukan tugas operasional teknis dan
administratif di Sub Bidang Diklat Teknis, Fungsional dan
Pengembangan Kompetensi Aparatur.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) Kepala Bidang Pendidikan, Pelatihan dan
Pengembangan Aparatur mempunyai fungsi :
a. menyusun rencana kegiatan Sub Bidang Diklat Teknis,
Furigsional dan Pengembangan Kompetensi Aparatur
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas sehingga berjalan lancar;
c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Bidang Pendidikan, Pelatihan
dan Pengembangan Aparatur untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan tugas;

169
d. menyusun raricangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
koordinasi dan kebijakan Sub Bidang Diklat Teknis,
Fungsional dam Pengembangan Kompetensi Aparatur;
g. melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
kebijakan Sub Bidang Diklat Teknis, Fungsional dan
Pengembangan Kompetensi Aparatur;
h. melaksanakan usulan penetapan sertifikasi lembaga
Diklat Teknis dan Fungsional;
i. melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
pelaksanaan dan kriteria peserta Diklat Teknis dan
Fungsional;
j. melaksanakan penyusunan dan analisis data
penyediaan aarana praaarana Diklat Teknis dan
Fungsional;
k. menyiapkan bahan administrasi penyelenggaraan
Diklat Teknis dan Fungsional berbasis kompetensi;
1. menyusun rancangan, mengoreksi, dan membubuhkan
paraf naskah dinas;
m. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Sub Bidang
Diklat Teknis dan Fungsional dan memberikan saran
pertimbarigan kepada atasan sebagai bahan
perumusan kebijakan;
n. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
oleh atasan sesuai bidangnya tugasnya.

Pasal 18

1) Sub Bidang Diklat Struktural dan Diklat Prajabatan dipimpin


oleh Kepala Sub Bidang mempunyai tugas pokok
melaksanakan penyusunan dan analisis bahan perumusan
kebijakan, rencana dan program ke a serta melakukan
tugas operasional teknis dan administratif di Sub Bidang
Diklat Struktural dan Diklat Prajabatan.
(2) Tugas Pokok sebagaimana di maksud pada ayat 1 dirinci
sebagai berikut
a. menyusun rencana kegiatan Sub Bidang Diklat
Struktural dan Diklat Prajabatan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas sehingga berjalan lancar;

170
c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Sub Bidang Diklat Struktural
dan Diklat Prajabatan untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan tugas;
d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan /atau
menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja
di Sub Bidang Diklat Struktural dan Diklat
Prajabatan;melaksanakan penyusunan dan analisis
data bahan koordinasi dan kebijakan Sub Bidang Diklat
Struktural dan Diklat Prajabatan;
g. melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
kebijakan Sub Bidang Diklat Struktural dan Diklat
Prajabatan;
h. melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
penetapan kebutuhan Diklat Struktural dan Diklat
Prajabatan;
i. melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
pelaksanaan Diklat Struktural dan Diklat Prajabatan;
j. melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
penetapan pegawai peserta diklat struktural dan diklat
prajabatan;
k melaksanakan penyusunan dari analisis data bahan
penyediaan sarana dan prasarana diklat struktural dan
diklat prajabatan;
l. melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
perumusan penetapan kriteria peserta diklat struktural
dan diklat prajabatan;
m. melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
pengendalian pengelolaan kegiatan di Sub Bidang
Diklat Struktural dan Diklat Prajabatan;
n. melaksanakan penyusunan telaahan staf sebagai
bahan pertimbangan pengambilan kebijakan di Sub
Bidang Diklat Struktural dan Diklat Prajabatan;
o. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
p. melaksanakan tugas operasional teknis dan
administratif pelaksanaan kebijakan di Sub Bidang
Diklat Struktural dari Diklat Prajabatan;
q. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sub bidang
struktural dan diklat prajabatan dan memberi saran
pertimbangan kepada atasan sebagai bahan
perumusan kebijakan; dan

171
s. melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya.

Pasal 19

(I) Sub Bidang Penilaian Kinerja dan Penghargaan Aparatur


dipimpln oleh Kepala Sub Bidang yang mempunyai tugas
pokok melaksanakan penyusunan dan analisis bahan
perumusan kebijakan, rencana dan program kerja serta
melakukan tugas operasional teknis dan administratif di Sub
Bidang Penilaian Kinerja dan Penghargaan Aparatur.
(2) Tugas Pokok dan Fungsi sebagaimana di maksud pada ayat
1 dirinci sebagai berikut :
a. menyusun rencana kegiatan Sub bidang Penilaian
Kinerja dan Penghargaan Aparatur sebagai pedoman
dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikari dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas sehingga be alan lancar;
c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas dalam lingkungan Sub Bidang Penilaian Kinerja
dan Penghargaan Aparatur untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan tugas;
d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
koordinasi dan kebijakan Sub Bidang Penilaian Kinerja
dan Penghargaan Aparatur;
g. melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan
kebijakan Sub Bidang Penilaian Kinerja dan
Penghargaan Aparatur;
h melaksanakan penyusunan informasi terkait
indikator penilaian kinerja aparatur;
i. melaksanakan penyusunan dan analisis data hasil
penilaian kinerja aparatur;
melaksanakan penyusunan dan analisis bahan kebijakan
teknis kesejahteraan dan pemberian penghargaan bagi
pegawai ASN;
k. melaksanakan penyusunan dan analisis data penilaian
Sasaran Kerja Pegawai (SKP);
l. melaksanakan proses administrasi dan penyusunan
laporan hasil penilaian SKP;
m. melaksanakan penyusunan dan analisis data

172
pemberian tunjangan tambahan penghasilan pegawai
ASN;
n melaksanakan usulan calon penerima tanda jasa pegawai
ASN;
o. melaksanakan penyusunan calon penerima penghargaan
pegawai ASN yang berprestasi;
p. melakukan proses administrasi jaminan
kesehatan dan ketenagakerjaan pegawai ASN;
q. menyiapkan bahan usulan dan penetapan calon
penerima bantuan bagi pegawai ASN;
r. menyiapkan bahan administrasi penyelesaian
tindakan administratif pelanggaran, sengketa hukum
serta penetapan kedudukan hukum ASN dan
pelaksanaan konseling;
s. mengumpulkan bahan kebijakan dan peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan penegakan
disiplin dan pelaksanaan konseling;
t. menyiapkan bahan dan penetapan atas permintaan izin
perkawinan dan perceraian pegawai ASN;
u menyiapkan bahan dan pelaksanaan pengambilan
sumpah/janji pegawai ASN;
v. menyiapkan bahan dari telaahan atas penjatuhan
hukuman disiplin pegawai ASN;
w. menyiapkan bahan dan telaahan atas penjatuhan
sanksi kode etik pegawai ASN;
x. melaksanakan proses administrasi, fasilltasi dan pelaksanaan
sidang majelis kode etik dan konseling pegawai ASN;

y. melaksanakan monitoring evaluasi, dan pelaporan


pelaksanaan program kerja dan tugas di Sub Bidang
Diklat Penilaian Kinerja dan Penghargaan Aparatur;
z. melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi

BAB V
TATA KERJA

Pasal 20

173
Kepala badan dalam menjalakan tugas dan fungsinya
berdasarkan kebijakan umum yang ditetapkan oleh Bupati
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Kepala badan, sekretaris, kepala bidang, kepala sub bidang,
kepala seksi, pejabat fungsional, dari seluruh personil dalam
lingkungan badan melaksanakan tugas dan fungsi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan , serta
menerapkan prinsip hirarki, koordinasi, kerjasama, integrasi,
sinkronisasi, simplifikasi, akuntabilitas, tranaparansi, aerta
efektifitas dan efisiensi.

Pasal 21

(1) Kepala badan, sekretaris, kepala bidang, kepala sub bidang,


kepala seksi, pejabat fungsional, dan seluruh personil
dalam lingkungan dinas wajib mematuhi petunjuk dan
arahan pimpinan, serta menyampaikan laporan secara
berkala dan /atau sesuai kebutuhan secara tepat waktu
kepada atasan masing-masing.
(2) Setiap laporan yang diterima sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diolah dan digunakan oleh pimpinan sebagai
bahan perumusan pelaksanaan kebijakan teknis.
(3) kepala badan, Sekretaris, Kepala bidang, Kepala sub
bagian, dan Kepala sub bidang dalam lingkungan badan
dalam melaksanakan tugasnya, melakukan pengawasan,
pemantauan, pengendalian dan evaluasi, serta
melaksanakan rapat koordinasi secara berkala dan/atau
sesuai kebutuhan.
(4) Kepala badan, sekretaris, kepala bidang, kepala sub bagian,
dan kepala sub bidang dalam lingkungan badan
mengembangkan koordinasi dan ke aaama dengan instansi
pemerintah/swasta terkait dalam rangka meningkatkan
kinerja dan memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi
badan.

BAB VI
KETENTUAN PERALI HAN

Pasal 22

Pelaksanaan Peraturan Bupati ini berlaku sejak pelantikan


pejabat struktural berdasarkan peraturan Daerah

174
Kabupaten Toraja Utara No 4 Tahun 2016 tentang
pembentukan dan susunan perangkat Daerah Kabupaten
Toraja Utara.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka Peraturan


Bupati Toraja Utara Nomor 18 Tahun 2012 tentang Tugas Pokok,
fungsi, dan Rincian Tugas Jabatan Struktural pada Badan
Kepegawaian Daerah (Berita Daerah Kabupaten Toraja Utara
Tahun 2012 Nomor 18) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 24

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Bupati ini dengan penernpatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Toraja Utara.
Ditetapkan di Rantepao
Pada tanggal 30 Desember 2016

BUPATI TORAJA UTARA,

KALATIKU PAEMBONAN
Diundangkan di Rantepao
Pada tanggal 30 Desember 2016

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA


,

LEW LA’BI

BERITA DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA TAHUN 2016 NOMOR 26

175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
BIOGRAFI SINGKAT PENULIS

Nama : Antonius Tangke Parung


Tempat Tanggal Lahir : Tambunan, 18 Januari 1975
Nama Instansi : Badan Kepegawaian Pendidikan dan
Pelatihan Kabupaten Toraja Utara
Riwayat Pendidikan :
1. SDN No. 211 Inpres Tambunan
2. SMP Negeri Buntao
3. SMA Negeri 1 Rantepao
4. S1 Politik Pemerintahan FISIP UNHAS
Riwayat Pekerjaan :
1. CPNSD Kabupaten Tana Toraja (2005)
2. Staf Kantor Camat Bittuang (2005-2007)
3. Sekretaris Lurah Pa’paelean Kecamatan
Sanggalangi’ (2007-2010)
4. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat
Desa Kecamatan Sanggalangi’ Kabupaten
Toraja Utara (2010-2017)
5. Kepala Sub Bidang Penilaian Kinerja dan
Penghargaan Aparatur Badan
Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan
Kabupaten Toraja Utara (2017-sekarang).

198
199

Anda mungkin juga menyukai