Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PEMBELAJARAN PKN

KONSEEP DASAR NEGARA

DOSEN PENGAMPU : Dr. Tamjidillah H.M. AMIN, M.Pd.

NAMA : TINA FITRI QOTIJAH

NIM : 200106032

JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYYAH ( PGMI )

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

TAHUN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga tugas mengenai Konsep

dasar negara ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Salam serta

sholawat senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas untuk dibidang study

Pembelajaran PKN. Adapun judul makalah ini adalah “Konsep Dasar

Negara”.

Kami menyadari didalam penulisan makalah terdapat banyak

kekurangan, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk perbaikan penulisan selanjutnya.

Akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua

pihak yang telah turut membantu dan menyelesaikan tugas ini. Semoga

dapat memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi kita semua.

DAFTAR ISI

2
HALAMAN JUDUL ..............................................................................1

KATA PENGANTAR ..........................................................................2

DAFTAR ISI ........................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .........................................................................4

B. Rumusan Masalah ...................................................................5

C. Tujuan .....................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara...................................................................6

B. Tujuan Negara .........................................................................7

C. Syarat-syarat terbentuknya negara ........................................8

D. Teori Terbentuknya Negara ....................................................10

E. Bentuk-bentuk Negara ............................................................13

F. Hubungan Agama dan Negara ...............................................15

G. Konsep Relasi Agama dan Negara dalam Islam ...................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................20

B. Saran .......................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................22

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang

Asal kata Negara : - staat (belanda dan jerman)

- state (bahasa inggeris)

- etat (bahasa prancis)

- status atau statum (bahasa latin)

artinnyakeadaan yang tegak dan tetap atau sesuatuyang

memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap;

Secara Terminologi: negara diartikan denga organisasi tertinggi

diantara satu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk

bersatu, hidup dalam daerah tertentu yang mempunyai

pemerintahan yang berdaulat.

Unsur Negara adalah adanya masyarakat (rakyat), adanya wilayah

(daerah ) dan adanya pemerintahan yang berdaulat;

Dalam konsep islam mengacu pada al-Qur’an dan al-Sunnah

terdapat prinsip-prinsip dasar dalam bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara;

Salah satu tolok ukur kejayaan suatu negara adalah kesetiaan warga

negara terhadap bangsa dan negaranya. Bagi warga Negara Indonesia

partisipasidalam bela negara merupakan

hak sekaligus kewajiban. Hal ini dinyatakan dalam UUD 1945.

Untuk mengetahui arti penting usaha bela negara, maka dalam

makalah ini kami akan mengulas sedikit banyak tentang pengertian, unsur

dan tujuan suatu negara serta hubungannya dengan agama.

4
B. Rumusan masalah

1. Apakah pengertian Negara ?

2. Bagaiman tujuan Negara ?

3. Apakah unsur-unsur Negara ?

4. Bagaimana teori Terbentuknya Suatu Negara ?

5. Apa saja bentuk-bentuk Negara ?

6. Bagaimana hubungan Agama dan Negara ?

7. Konsep Relasi Agama dan Negara dalam Islam

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian negara

2. Untuk mengetahui Tujuan Negara

3. Untuk mengetahui unsur-unsur negara

4. Untuk mengetahui teori terbentuknya suatu negara

5. Untuk mengetahui bentuk-bentuk negara

6. Untuk mengetahui hubungan agama dan negara

7. Untuk mengetahui konsep relasi agama dan negara

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara

5
Asal kata Negara : - staat (belanda dan jerman)

- state (bahasa inggeris)

- etat (bahasa prancis)

- status atau statum (bahasa latin) artinya

keadaan yang tegak dan tetap atau

sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan

tetap;

 Secara Terminologi: negara diartikan denga organisasi tertinggi

diantara satu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk

bersatu, hidup dalam daerah tertentu yang mempunyai

pemerintahan yang berdaulat.

 Unsur Negara adalah adanya masyarakat (rakyat), adanya wilayah

(daerah ) dan adanya pemerintahan yang berdaulat;

 Dalam konsep islam mengacu pada al-Qur’an dan al-Sunnah

terdapat prinsip-prinsip dasar dalam bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara;

 Konsep islam tentang negara berasal dari 3 paradigma yaitu:

a. Paradigma tetang teori khilafah yang dipraktikkan sesudah

Rasulullah saw merujuk ke masa khulafaur Rasyidin;

b. Paradigma yang bersumber pada Teori Imamah dalam paham

Islam Syi’ah;

c. Paradigma yang bersumber dari teori Imamah atau

Pemerintahan;

6
B. Tujuan-Tujuan Negara

1. Untuk memperluas kekuasaan semata-mata;

2. Untuk menyelenggarakan ketertiban hukum;

3. Untuk mencapai kesejahteraan umum;

• Menurut Plato; Memajukan kesusilaan manusia, sebagai

perseorangan (individu) dan sebagai makhluk sosial;

• Menurut Roger H Soltau ; Memungkinkan rakyatnya berkembang,

serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin;

Tujuan Negara RI

• Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa

dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan dan keadilan sosial.

• Diatas dijelaskan Unsur Negara adalah:

a. Adanya Masyarakat (rakyat);

b. Adanya Wilayah (daerah );

c. Adanya Pemerintahan yang berdaulat;

C. Unsur-Unsur Negara

1) RAKYAT

• Unsur Rakyat sangat penting dalam sebuah negara

karena secara konkrit rakyatlah yang memiliki

kepentingan agar negara itu dapat berjalan dengan

baik;

7
• Rakyat dalam kontek ini diartikan sebagai sekumpulan

manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa

persamaan dan bersama-sama mendiami suatu

wilayah tertentu, rakyat adalah warganegara personil

dari negara;

2) WILAYAH

• Setiap Negara tidak mungkin bisa ada tanpa adanya

warga atau rakyatnya.

• Wilayah dalam suatu negara mencakup;

- Daratan

- Perairan

- Udara

a) Daratan (Wilayah Daratan); Perbatasan wilayah suatu negara

berdasarkan perjanjian antara negara;

• Perjanjian Internasional antara dua negara disebut Perjanjian

Bilateral ;

• Perjanjian antara banyak negara disebut peranjian Multilateral;

• Perbatasan antara dua Negara dapat berupa:

• Batas Alam ; seperti Sungai, Danau, Pegunungan atau lembah;

• Perbatasan Buatan; sepeti Pagar Tembok, Pagat Kawat, Tiang

Tembok;

• Perbatasan menurut ilmu pasti; yaitu dengan menggunakan ukuran

Garis Lintang atau Bujur pada Peta Bumi;

8
b) Perairan (Wilayah Laut/Perairan);

Peariran atau laut yang menjadi bagian atau termasuk wilayah

suatu negara perairan atau laut teritorial dari negara yang

bersangkutan. Batas pada umumnya 3 mil laut (5.555 km) yang

dihitung dari pantai pd air surut.

• Laut yang berada di luar perairan teritorial disebut Laut

Bebas.

• Disebut dengan laut bebas karena wilayah perairan tersebut

tidak termasuk wilayah kekuasaan suatu negara sehingga

siapapun bebes mamanfaatkannya.

c) Udara (Wilayah Udara);

Udara yang berada diatas wilaya darat (daratan) dan wilayah

laut (perairan) teritorial suatu negara merupakan bagian dari wilayah

udara sebuah negara. Mengenai batas ketinggian sebuah wilayah

negara tidak memiliki batas yang pasti, asalkan negara yang

beersangkutan dapat mempertahankannya;

3) PEMERINTAH

Pemerintah adalah alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin

organisasi negara untuk mencapai tujuan.

• Tugas pemerintah;

a. Menegakkan hukum;

b. Memerantas kekacauan;

9
c. Mengadakan perdamaian;

d. Menyelaraskan kepentingan yang bertentangan.

e. Menetapkan, menyatakan dan menjalankan kemauan individu

dalam organisasi politik (negara)

Pemerintah melaksanakan tujuan-tujuan negara, menjalankan fungsi

kesejahteraan bersama;

D. Teori Terbentuknya Negara

1. Teori Kontrak Sosial (social contract); atau teori perjanjian

masyarakat beranggapan bahwa negara dibentuk

berdasarkan perjanjian-masyarakat;

Pakar yang memiliki pengaruh tentang teori ini:

a. Thomas Hobbes (1588-1679); Kehidupan manusia terpisah

dalam dua zaman yaitu ;

- Keadaan sebelum adanya negara; (hukum rimba)

- Keadaan setelah adanya negara; (perjanjian dengan pemerintah

menerima kuasa dari rakyat untuk melaksanakan roda pemerintahan

dengan baik dan seadil-adilnya.)

• Hanya terdapat satu macam perjanjian yakni perjanjian

pemerintahan dengan cara segenap individu yang berjanji

menyerahkan semua hak-hak kodrat mereka yang dimiliki ketika

hidup kpd seseorang atau kelompok untuk mengatur mereka.

• Negara harus diberikan kekuasaan mutlak, sehingga kekuasaan

negara tidak dapat ditandingi dan disaingi oleh kekuasaan apapun.

10
• Dengan demikian Hobbes meletakkan dasar-dasar falsafah dari

negara yang mutlak, teristimewa negara kerajaan yang absolut.

• Hobbes bahwa hanya negara yang berbentuk kerajaan yang

mutlah dapat menjalankan pemerintahan yang baik.

b. John Locke (1632-1704)

• Keadaan manusia hidup bebas dan sederajat menurut kehendak

hatinya sendiri;

• Suatu pemufakatan yang dibuat berdasarkan suara terbanyak

dapat dianggap sebagai tindakan seluruh masyarakat itu, karena

persetujuan individu-individu untuk membentuk negara, mawajibkan

individu-individu lain untuk menaati negara yang dibentuk dengan

suara terbanyak. Negara yang dibentuk dengan suara terbanyak itu

tidak dapat mengambil hak-hak milik manusia dan hak-hak lainnya

yang tidak dapat dilepaskan.

c. Jean Jacques Rousseau (1712-1778)

• Keadan alamiah itu diumpamakannya sebagai kedaan sebelum

manusia melakukan dosa, suatu kedaan yang aman dan bahagia.

Dalam keadaan alamiah, hidup individu bebas dan sederajat,

semuanya dihasilkan sendiri oleh individu dan individu itu puas.

• Negara atau badan korporatif kolektif dibentuk untuk menyatakan

kemauan umumnya (generalwil) dan ditujukan pada kebahagiaan

bersama. Selain itu negara juga memperhatikan kepentingan

11
individual (particular Intert) kedaukatannya berada dalam tangan

rakyat melalui kemauan umumnya.

• Bentuk negara yang kedaulatan berada ditangan rakyat melalu

kemauan umumnya . Ia adalah peletak dasar paham kedaulatan

rakyat atau negara demokratis.

2. Teori Ketuhanan;

• Negara dibentuk oleh Tuhan dan pemimpin-pemimpin

negara di tunjuk oleh Tuhan. Raja dan pemimpin-

pemimpin negara hanya bertanggung jawab pada

Tuhan dan tidak pada sipapun. (Agama Nasrani).

• Kekuasaan Raja mendapat kekuasaannya yang suci,

sehingga pelanggaran terhadap kekuasaan raja,

merupakan pelanggaran terhadap Tuhan. Raja

dianggap sebagai wakil Tuhan.

3. Teori Kekuatan

• Negara yang pertama adalah hasil dominasi dari

kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lemah.

Negara terbentuk dengan penaklukan dan

pendudukan. Dengan penaklukan dan pendudukan

dari sesuatu kelompok etnis yang lebih kuat atas

kelompok etnis yang lebih lemah, dimulailah proses

pembentukan negara.

12
• Dokrin kekuatan merupakan hasil analisa antropoloh-

sosiologis dri pertumbuhan suku-suku bangsa dimasa

lampau, terutama yang masih primitif.

4. Teori Organis

Negara dianggap atau disamakan dengan makhluk

hidup manusia, atau binatang. Individu yang merupakan

komponen-kompinen negara dianggap sebagai sel-sel dari

makhluk hidup itu. Kehidupan korporal dari negara dapat

disamakan sebagai tulang belulang manusia. Undang-

undang sebagai urat syarat raja, kaisar sebagai kepala dan

para individu sebagai daging makhluk hidup itu.

5. Teori Historis

• Lembaga-lembaga sosial tidak dibuat. Tetapi tumbuh

secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan-

kebutuhan manusia.

• Sebagai lembaga sosial yang diperuntukan guna

memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia, maka

lembaga-lembaga itu tidak luput dari pengaruh

tempat, waktu dan tuntutan-tuntutan zaman.

E. Bentuk-Bentuk Negara

• Dalam dunia modern bentuk negara dapat dibagi dua yaitu :

- Negara Kesatuan (Unitarisme)

- Negara Serikat (Federal)

13
1. Negara Kesatuan

(Unitarisme) adalah merupakan bentuk suatu negara yang

merdeka dan berdaulat, dengan satu pemerintah pusat yang

berkuasa dan mengatur seluruh daerah.

• Dalam pelaksanaannya Negara kesatuan ini terbagi kedalam

dua macam yaitu:

a. Sistem Pemerintahan Sentraliasi;

b. Sistem Pemerintahan Desentrlisasi;

2. Negara Serikat (Federal);

• Merupakan bentuk negara gabungan dari beberapa negara

bagian dari negara serikat. Negara bagian tersebut pada

awalnya merupakan negara yang merdeka, berdaulat dan

berdiri sendiri. Setelah menggabungkan diri dengan negara

serikat, maka dengan sendirinya negara tersebut melepaskan

sebagian dari kekuasaannya dan menyerahkannya kepada

negara serikat.

• Kekuasaan asli dalam negara federal merupakn tugas negara

bagian, karena ia berhubungan langsung dengan rakyatnya.

Sementara negara federal bertugas untuk menjalankan

hubungan luar negeri, pertahanan negara, keuangan dan

urusan pos

14
• Selain kedua bentuk negara tersebut dilihat dari sisi jumlah

orang yang memerintah dalam sebuah negara, maka bentuk

negara terbagi dalam 3 kelompok yaitu;

1). Negara Monarki;

Monarki; dari kata Yunani; Monos = tunggal;

dan arkien artinya memerintah;

 Negara Monarki artinya bentuk negara yang dalam

pemerintahannya hanya dikuasai dan diperintah oleh

satu orang saja.

2). Negara Oligarki;

Oligarki dipahami sebagai negara yang dipimpin oleh

beberapa orang. Model Negara Oligarki ini diperintah

(yang berhak memerintah) oleh kalangan Fiodal ;

3). Negara Demokrasi;

Demokrasi yaitu bentuk negara yang pimpinan

tertinggi terletak ditangan rakyat. Rakyat memiliki

kekuasaan penuh dalam menjalankan

pemerintahan.

F. Hubungan Negara Dan Agama

• Dalam memahami hubungan agama dgn negara, pendapat

beberapa aliran seperti: Paham Teokrasi, Sekuler dan

Komunis;

15
1. Menurut Teokrasihubungan agama dengan negara

adalah: dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Negara

menyatu dgn agama, karena pemerintah menurut paham ini

dijalankan berdasarkan atas firman-2 Tuhan, segala tata

kehidupan masyarakat, bangsa dan negara dilaksanakan

atas titah Tuhan.

2 .Menurut paham Sekuler

➢ Norma hukum ditentukan atas kesepakatan

manusia dari tidak berdasarkan agama atau firman-

firman Tuhan. Meskipun mungkin norma-norma

tersebut bertentangan dengan norma-norma

agama.

➢ Paham sekuler memisahkan dan membedakan

antara agama dan negara. Dalam negara sekuler

tidak ada hubungan antara sistem kenegaraan

dengan agama.

➢ Negara adalah urusan hubungan manusia dengan

manusia yang lain, atau urusan dunia, Sedangkan

agama adalah hubungan manusia dengan Tuhan,

dua hal ini tidak bisa disatukan.

3. paham komunis

➢ Kehidupan manusia adalah dunia manusia itu sendiri

yang kemudian menghasilkan masyarakat negara.

16
Sedangkan agama dipandang sebagai realisasi

fantastis mahluk manusia, dan agama merupakan

keluhan mahluk tertindas. Oleh karena itu agama

harus ditekan, bahkan dilarang. Nilai yang tertinggi

dalam negara adalah materi, karena manusia itu

sendiri pada hakekatnya adalah materi.

➢ Pelopornya adalah Karl Marx; agama adalah candu

masyarakat. Manusia ditentukan oleh dirinya sendiri,

Agama sebagai kesadaran diri bagi manusia

sebelum menemukan dirinya sendiri.

G. Konsep Relasi Agama Dan Negara Dalam Islam

➢ Tiga paradigma hubungan negara dengan agama antara lain

dapat dirangkum kedalam tiga paradigma adalah:

1. Paradigma Integralistik;

• Agama dan negara merupakan satu kesatuan yang tidak

dapat dipisahkan. Keduanya merupakan dua lembaga yang

menyatu (Integrated). Ini juga memberikan pengertian bahwa

negara merupakan suatu lembaga politik dan sekaligus

lembaga agama.

17
• Paradigma ini kemudian melahirkan konsep tentang agama-

negara, yang berarti bahwa kehidupan kenegaraan diatur

dengan menggunakan hukum dan prinsip keagamaan

2. Paradigma Simbiotik ;

• Menurut konsep ini, hubungan agama dan negara dipahami

saling membutuhkan dan bersifat timbal balik. Dalam konteks

ini agama membutuhkan negara sebagai instrumen dalam

melestarikan dan mengembangkan agama. Begitu

sebaliknya, negara juga memerlukan agama, karena agama

juga embantu negara dalam pembinaan moral, etika dan

spiritualitas.

• Antara agama dan Negara merupakan dua entitas yang

berbeda, tapi saling membutuhkan. Oleh karenanya,

konstitusi yang berlaku dalam paradigma ini tidak saja berasal

dari adanya sosial contract, tetapi bisa saja diwarnai oleh

hukum agama (syari’ah).

3. Paradigma Sekularistik;

• Agama dan negara merupakan dua bentuk yang berbeda dan

satu sama lain memiliki garapan bidangnya masing-masing

sehingga keberadaannya harus dipisahkan dan tidak boleh

satu sama lain melakukan intervensi. Berdasar pada

18
pemahaman yang dikotomis ini, maka hukum positif yang

berlaku adalah hukum yang betul-betul berasal dari

kesepakatan manusia melalui social contract dan tidak ada

kaitannya dengan hukum agama (syari’at).

BAB III

PENUTUP

19
A. Kesimpulan

Salah satu tolok ukur kejayaan suatu negara adalah kesetiaan warga

negara terhadap bangsa dan negaranya. Bagi warga Negara Indonesia

partisipasi dalam bela negara merupakan

hak sekaligus kewajiban. Hal ini dinyatakan dalam UUD 1945.

Untuk mengetahui arti penting usaha bela negara, maka dalam

makalah ini kami akan mengulas sedikit banyak tentang pengertian, unsur

dan tujuan suatu negara serta hubungannya dengan agama.

Dalam konteks Negara Indonesia, tujuan Negara (sesuai dengan

Pembukaan UUD 1945) adalah untuk memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Selain itu, dalam penjelasan UUD 1945 ditetapkan bahwa Negara

Indonesia berdasarkan atas hukum (rechstaat), tidak berdasarkan

kekuasaan belaka (machstaat).

Unsur-unsur pembentuk Negara adalah Unsur Konstitutif yang

meliputi Rakyat, Wilayah atau daerah, Pemerintah yang berdaulat. Dan

Unsur Deklaratif (pengakuan dari negara lain).

Teori-teori terbentuknya suatu negara meliputi teori kontrak sosial, teori

ketuhanan, teori kekuatan, teori organis dan teori historis.

Bentuk-bentuk negara antara lain negara kesatuan dan negara serikat.

Hubungan Islam dan negara di Indonesia secara umum dapat

digolongkan kedalam dua (2) bagian, yakni: Hubungan agama dan negara

20
yang bersifat antagonistic dan Hubungan agama dan negara yang bersifat

akomodatif.

B. Saran

Demikian tugas pembelajaran pkn makalah tentang “ KONSEP

DASAR TENTANG NEGARA “ Kami sadar bahwa tidak ada yang sempurna

dalam hal apapun termasuk dalam pembuatan tugas pembelajaran pkn

makalh tentang KONSEP DASAR TENTANG NEGARA. Sehingga kami

selaku penyusun meminta kritikan dan saran yang membangun untuk

memperbaiki makalah kami.

DAFTAR PUSTAKA

Tamjidillah, Amin bab 7 konsep dasar tentang negara , pembelajaran pkn,


Mataram, Universitas Islam Negeri Mataram, maret 2022, JI. Pendidikan no
13.

21
22

Anda mungkin juga menyukai