Anda di halaman 1dari 54

RANGKUMAN EKSEKUTIF

A. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaiannya.


Visi Program Studi Urologi Bandung adalah menjadikan Urologi Bandung
sebagai pusat urologi terbaik di Indonesia setara dengan standar regional 2020 dan
internasional 2025
Untuk mencapai visi diatas, maka diajabarkanlah menjadi misi program studi
yang terperinci menjadi misi dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian
masyarakat dan penataan manajemen program studi sehingga bisa menghasilkan
yang berkualitas dan bersaing di tingkat regional maupun internasional. Sasaran
danTujuan disusun untuk memudahkan pencapaian visi dan misi.

B. Tata Pamong, Kepemimpinan, Sitem Pengelolaan, dan Penjaminan


Mutu.
Dengan adanya sistem Kepemimpinan yang efektif dan efisien dalam suatu
organisasi, merupakan salah satu kunci sukses dari organisasi tersebut mencapai
tujuan bersama, dengan mengarahkan dan mempengaruhi perilaku semua unsur
dalam program dahstudi. Sistem Kepemimpinan ini didasarkan pada tata aturan
yang sudah ada yang mencakup nilai, norma, etika dan budaya organisasi yang
disepakati bersama. Pelaksanaan kepemimpinan yang efektif akan membuat unsur-
unsur yang ada didalam suatu organisasi mampu membuat suatu keputusan yang
tepat dan cepat. Kepemimpinan operasional, kepemimpinan organisasi, dan
kepemimpinan publik merupakan fungsi kepemimpinan yang harus dijalankan
dengan konsisten dan terus menerus. Agar berjalan secara efektif dan efisien antara
kepemimpinan dan pengelolaan program diperlukan adanya job description dan job
specification yang rinci dan jelas untuk masing-masing pejabat dan pelaksana tugas
akademis dan administratif. Program Studi Urologi akan menjadi satu institusi yang
bisa menjalankan fungsi sebagai institusi pendidikan dengan baik, dengan
terbentuknya struktur organisasi yang lengkap dan menyeluruh disertai pola
kepemimpinan yang efektif dan efisien.

1
C. Mahasiswa dan Lulusan.
Mahasiswa yang berkualitas merupakan asset utama program studi yang
akan berperanan besar dalam menentukan kualitas lulusan. Program studi urologi
saat inimerupakan salah satu program studi yang menjadi salah satu pilihan favorit
untuk dokter umum yang ingin melanjutkan studi spesialisasinya, yang mana ini
dapatdilihat dari jumlah peminat yang mengikuti seleksi masuk. Untuk menjadi salah
satu mahasiswa program studi urologi, harus melalui seleksi yang ketat, sehingga
yang diterima merupakan mahasiswa dengan kualitas akademik yang terpilih dan
terseleksi dengan baik sesuai dengan kemampuannya. Pengembangan kemampuan
akademik dan non akademik akan didapat saat mahasiswa tersebut menempuh
pendidikannya di program studi urologi. Selain kemampuan/ prestasi akademik yang
optimal, diasah juga pengembangan soft skill sehingga tercipta mahasiswa yang
tidak saja pandai dalam ilmu, tetapi juga piawai dalam menjalin hubungan baik antar
manusia. Seminar nasional maupun internasional yang digelar oleh program studi
urologi merupakan bentuk implementasi proses belajar mengajar yang dilakukan
oleh program studi.
Untuk selalu mendapatkan pelayanan terbaik bagi masyarakat, salah satu
kegiatan program studi urologi adalah menyelenggarakan program rutin pendidikan
urologi berkelanjutan untuk para alumninya, melalui seminar-seminar dan workshop
sehingga alumni selalu dipacu untuk selalu mengikuti perkembangan mutakhir ilmu
urologi bertingkat internasional.

D. Sumber Daya Manusia.


Dosen (pendidik) dan staf kependidikan (tenaga kependidikan) merupakan
sumber daya manusia pada program studi. Kualitas sumbr daya manusia
merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas proses pembelajaran di suatu
program studi, sehingga diperlukan upaya-upaya untuk mempertahankan,menjaga
dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mulai dari proses seleksi,
rekruitmen sampai pengelolaan dan pengembangan kompetensi dosen dan tenaga
kependidikan. Pengusulan tenaga dosen dan tenaga kependidikan dilakukan oleh
program studi masing-masing sesuai dengan pedoman perekrutan tenaga yang
dikeluarkan oleh Universitas, kemudian diajukan ke pihak fakultasdan diteruskan ke
universitas disesuaikan dengan kebutuhan tenaga dosen dan tenaga kependidikan
yang dibutuhkan saat itu. Pengajuan tenaga ini dilakukan oleh pimpinan program
2
studi secara berkala, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada dengan
mempertimbangkan jumlah dosen dan tenaga kependidikan yang ada, sehingga
selalu terdapat keseimbangan antara dosen dan tenaga kependidikan yang ada,
purna tugas dan meninggal dunia. Penambahan tenaga dosen dan kependidikan
yang diperlukan harus disesuaikan dengan perkembangan yang ada di program
studi urologi. Pengelolaan dosen dan tenaga kependidikan didasarkan pada
pemantauan karir dan kinerja dosen dan tenaga kependidikan. Pengelolaan ini
meliputi pembinaan dan pengembangan mutu. Sebagai program studi yang relatif
masih baru ( bila dilihat dari waktu berdirinya, disamping program studi urologi
lainnya di Indinesia), maka program studi urologi Bandung masih mempunyai
tantangan kedepan yang cukup berat dari sisi sumber daya manusia, mengingat
tenaga dosen yang ada yang mempunyai nomer induk dosen (NIDN) baru dua orang
dari 10 orang dosen yang ada, walaupun secara kualitas sebagai pendidik, masing-
masing dosen tidak diragukan lagi kompetensinya di bidangnya masing-masing.
Pengembangan tenaga kependidikan dilakukan melalui peningkatan keahlian
dengan memberikan dan mengusahakan jalan bagi para dosen untuk menempuh
pendidikan ke jen jang yang lebih tinggi serta secara rutin mengikuti workshop atau
seminar, termasuk shortcourse di pusat pendidikan Urologi yang bertaraf
Internasional, sehingga program studi betul-betul merupakan pusat para pakar
Urologi yang bergerak dan kompeten di bidang masing-masing.

E. Kurikulum, Pembelajaran , dan Suasana Akademik.


Dalam mencapai Visi, maka disusun misi, sasaran dan tujuan dari program
studi urologi, salah satunya adalah Kurikulum dan Suasana Akademik Program
Studi harus disusun dan diciptakan bersama serta disepakati oleh semua dosen dan
tenaga kependidikan,sebagai pondasi institusi yang menyelenggarakan proses
belajar mengajar. Kurikulum yang dibentuk dari penataan dan mempunyai struktur
yang jelas dan lugas, didukung dengan system belajar mengajar yang baik dan
suasana akademik yang menunjang serta nyaman, akan membuat setiap insan yang
ada di program studi tersebut bekerja/belajar dengan seoptimal mungkin, tanpa
dihantui perasaan takut,terpaksa atau tertekan, sehingga semua potensi yang ada
baik dari tenaga dosen, tenaga kependidikan dapat tergali secara optimal malahan
diharapkan yang terbaik yang akan muncul.

3
Kurikulum Program Studi Urologi disusun berdasarkan Buku Standar
Pendidikan Program Studi Urologi 2008 dan Standar Kompetensi Dokter 2006,
dimana satu dari Sembilan area kompetensi yang harus dikuasai peserta didik
adalah keterampilan klinik kedokteran spesialis yang dilaksanakan berlandaskan
ilmu kedokteran mutakhir yang berbasiskan bukti dan metode ilmiah.
Komponen Kompetensi ini termasuk didalamnya untuk menguasai
pengetahuan mutakhir metoda diagnostik maupun terapi yang digunakan dalam
pengelolaan pasien urologi, dan melaksanakan ketrampilan klinik kedokteran secara
lege artis. Pada awal pendidikan peserta program diharuskan mempunyai
kemampuan akademik di bidang ilmu-ilmu dasar, klinik khusus, komunitas dan
penelitian. Selanjutnya peserta program studi harus mempunyai kemampuan untuk
anamnesis, melakukan pemeriksaan fisik, memilih dan menggunakan pemeriksaan
penunjang yang diperlukan, mengidentifikasi masalah yang ada dan timbul, serta
membuat diagnosis banding dan tentunya diagnosis pasti, sebagai pedoman untuk
melakukan tindakan/terapi yang tepat untuk semua pasien. Sehingga pada akhir
pendidikan, peserta program studi mempunyai kemampuan yang mumpuni untuk
mengelola pasien secara komprehensif, mulai dari pemberian cairan, makanan,
pengobatan dan bilamana diperlukan rehabilitasi khusus untuk menunjang
kesembuhan pasien secara total dan menyeluruh.

Kegiatan Pembelajaran terdiri atas tiga kelompok kegiatan yaitu :


1. Perkuliahan.
2. Tutorial berupa diskusi, diskusi dan presentasi, tugas baca, telaah jurnal
ilmiah urologi, maupun kegiatan Campbell’s Walsh reading.
3. Praktek berupa demonstrasi/tugas asistensi, praktek terbimbing, praktek
mandiri, jaga poliklinik, ruangan rawat inap termasuk ICU dan HCU serta
Unit Gawat Darurat (Emergency).

Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis Urologi meliputi Materi Dasar Umum,


Materi Dasar Khusus, Materi Dasar Bedah, Materi Pengetahuan Umum, Materi
Pengetahuan Khusus dan Materi Ketrampilan.
Sedangkan tahapan Pendidikan Dokter Spesialis meliputi :
Tahap Bedah Dasar : 18 bulan (15 bulan Bedah Dasar, 3 bulan pra Urologi).

4
Tahap Urologi Dasar : Semester 2 – semester 3
Tahap Urologi Madya : Semester 4 –semester 8
Tahap Urologi Mandiri: Semester 9 – semester 10

F. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi.


Pembiayaan di program studi urologi bersumber pada dana yang
diturunkan oleh fakultas sesuai dengan apa yang diusulkan oleh program studi,
berdasarkan dana yang berasal dari mahasiswa saat diterima di program studi,
dimana dana dari mahasiswa diserahkan terpusat melalui universitas. Perencanaan
pengelolaan dana dilakukan setiap bulan, seiring dengan laporan evaluasi bulanan
perkembangan peserta program.
Fasilitas penunjang kegiatan akademik, termasuk prasarana dan sarana
merupakan pijakan yang sangat penting untuk mendukung terselenggaranya proses
belajar mengajar dengan baik di suatu program studi. Walaupun belum sempurna
dan ideal seperti apa yang seharusnya, namun dengan sarana yang belum
memadai, program studi urologi Bandung berusaha dengan semaksimal mungkin
untuk mengejar dan mensejajarkan diri dan bersaing untuk prestasi dengan program
studi yang lebih dahulu berdiri. Seluruh prasarana pendidikan ada di area RSUP Dr
Hasan Sadikin, sehingga asesibilitas sangat baik dan mudah dicapai, karena ada
dalam satu area dan blok-blok bangunan yang ada dalam lingkup RSHS. Dari segi
kelengkapan sarana pembelajaran, mulai dari ketersediaan bangunan fisik ruang
kuliah/diskusi/tutorial, kamar operasi,poliklinik urologi, ruang rawat inap pasien,
laboratorium, ruang baca, ruang dosen yang dimiliki memadai, untuk
menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan program studi dan telah memenuhi
standar kualitas pendidikan dokter. Ruang kuliah/tutorial/diskusi dilengkapi dengan
LCD proyektor dan fasilitas untuk menayangkan hasil Foto Roentgen, dan belum
diperlukan fasilitas system suara, mengingat ruang kuliah yang belum terlalu besar.
Secara bertahap peningkatan mutu ruang kuliah, ruang kerja dosen dan tenaga
kependidikan maupun tenaga administrasi. Dalam perencanaan
pengembangan/perluasan kapasitas ruang kuliah/ruang dosen dan tenaga
administrasi, mengingat semakin meningkatnya peserta didik dari tahun ketahun.
Pengembangan Sistem Informasi juga diperhatikan, mengingat
kepentingannya dalam menunjang usaha menjaga kualitas pembelajaran.
Pengembangan system informasi berupa Web-site resmi urologi Bandung, dan
5
rancangan pembuatan rekam medis on-line serta penggunaan internet di seluruh
ruangan urologi secara bertahap ditingkatkan, disesuaikan dengan rancangan
menyeluruh program pengembangan Divisi Urologi, Departemen Bedah dan RS Dr
Hasan Sadikin, sehingga program studi urologi Bandung terbuka dengan dunia luar
dan dapat diaskses oleh semua yang membutuhkan pelayanan dan informasi
tentang urologi Bandung.

G. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama.


Penelitian yang dilakukan baik oleh peserta program studi maupun
dosen dan diakui kiprahnya dalam khasanah penelitian di ruang lingkup urologi,
setidaknya untuk Indonesia, yang dibuktikan dengan adanya penghargaan-
penghargaan/menjadi pemenang dalam lomba penulisan ilmiah/penelitian yang
diadakan minimal setahun sekali oleh perkumpulan profesi, dan diterbitkan dalam
jurnal urologi nasional maupun internasional yang terakreditasi. Hal ini yang selalu
didengungkan untuk setiap peserta program dan dosen untuk selalu berusaha
berlatih menulis/meneliti dan mempublikasikannya.
Dilakukan himbauan untuk setiap dosen agar paling tidak menerbitkan satu tulisan
pertahun, sesuai dengan bidang yang ditekuninya, dan untuk peserta didik selama
pendidikannya diwajibkan menulis 4 karya ilmiah yang dipresentasikan dan satu
karya akhir sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir menjadi spesialis urologi.
Diharapkan akan dihasilkan topik penelitian yang bervariasi mulai dari penelitian
dasar maupun terapan yang erat hubungannya dengan bidang ilmu peneliti sesuai
dengan road-map penelitian yang ada, dengan menggunakan metode penelitian
baik eksperimental laboratories, maupun klinis dan epidemiologis.

Pengabdian masyarakat merupakan bagian dari tridharma perguruan tinggi


yang harus pula dilaksanakan dengan konsisten, bekerja sama dengan BKKBN
dalam melakukan pelatihan dan pelayananVasektomi untuk dokter umum, khitanan
massal pada acara-acara keagamaan tertentu juga dilakukan, berkoordinasi dengan
instansi keagamaan.

Kerjasama yang dilakukan dengan program studi lain dalam ruang lingkup
kerja saling menunjang secara regular dilakukan dengan melakukan kegiatan
pertemuan ilmiah uronefro berkala, demikian juga digalang kerjasama dengan
6
program studi urologi diluar negeri, setelah kursus singkat, kemungkinan untuk
pengiriman peserta program untuk beberapa waktu, agar peserta program dapat
mengetahui apa yang dilaksanakan oleh program studi urologi diluar negeri.

7
SUSUNAN TIM PENYUSUN DAN DESKRIPSI TUGASNYA

Koordinator Persiapan Evaluasi Diri :


KPS : Bambang S Noegroho
SPS : Ferry Safriadi

Tim 1 : Tjahjodjati
Kuncoro Adi
Deskripsi SWOT dari :
- Komponen A :Visi,Misi,Tujuan dan Sasaran
- Komponen B : Tata Pamong, Kepemimpinan,Sistem Pengelolaan dan
Penjaminan Mutu

Tim 2 : Bambang S Noegroho


Safendra Siregar
Deskripsi SWOT dari :
-Komponen C : Mahasiswa dan Lulusan
-Komponen D : Sumber Daya Manusia

Tim 3 : Ferry Safriadi


Aaron Tigor Sihombing
Vijaj Sawkar Pramod
Deskripsi SWOT dari :
-Komponen E : Kurikulum, Pembelajaran dan Suasana Akademik.

Tim 4 : Ricky Adriansyah


Jupiter Sibarani
Deskripsi SWOT dari :
-Komponen F : Pembiayaan, Sarana dan Prasarana. serta Sistem Informasi.
-Komponen G : Penelitian, Pelayanan/Pengabdian Masyarakat dan
Kerjasama

8
I. DESKRIPSI SWOT

A. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIANNYA


1. Rumusan Visi program studi yang konsisten dengan visi lembaga

Menjadikan Urologi Bandung sebagai pusat Urologi terbaik di Indonesia


setara dengan standar regional pada tahun 2020 dan internasional pada
tahun 2025
2. Rumusan Misi program studi yang diturunkan dari misi lembaga
1. Menyelenggarakan pelayanan di bidang kesehatan Urologi yang bermutu,
paripurna yang berorientasi pada kepuasan pelanggan dan keselamatan
pasien
2. Menyelanggarakan pendidikan Urologi yang berdaya saing internasional
melalui profesionalisme dan akuntabilitas sehingga meningkatkan citra
Urologi Bandung
3. Mengembangkan penelitian dalam bidang urologi yang bermutu, bertaraf
internasional dan berkesinambungan

3. Rumusan Tujuan program studi yang merujuk tujuan lembaga dan


merupakan turunan dari misinya.
1. Tersedianya prasarana, sarana dan SDM yang berkualitas untuk
memberikan pelayanan urologi bermutu, berorientasi pada keselamatan
pasien dan kepuasan pelanggan
2. Tercapainya kerjasama dengan berbagai pihak penyelenggara pendidikan
Urologi nasional dan internasional
3. Menghasilkan penelitian berkualitas dan dipublikasikan di tingkat nasional
dan internasional

4. Rumusan Sasaran program studi yang relevan dengan misinya.

Dalam kurun waktu 5 tahun mendatang sudah tercapai :


1. Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan melalui kecepatan melayani
pasien sesuai dengan jadwal yang disepakati
2. Peningkatan kualitas pendidikan dan penelitian
3. Tersedianya database yang lengkap melalui sistem informasi untuk
menunjang pendidikan, pelayanan dan penelitian yang selalu di update
secara berkala
4. Tersedianya SPM penyakit Urologi, SOP tindakan di poliklinik, gawat
darurat dan SOP tindakan di kamar bedah
5. Terbentuknya Clinical Pathway dan INA-DRG
6. Tercapainya lulusan Urologi Bandung yang lulus ujian board 80% dan nilai
EBU diatas nilai rata-rata kelulusan
7. Meningkatkan kemampuan staff pengajar dalam Bidang Akademis (S3)
dan memenuhi kualifikasi melalui pendidikan berkelanjutan
8. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian yang dipublikasikan dalam
jurnal nasional (1 tahun 1 artikel per sub bagian) dan internasional (1
tahun 1 artikel)
9. Menyusun buku ajar dalam 2 tahun

9
10. Terciptanya pelayanan serta pendidikan subspesialistik di bidang Urologi
11. Menjalin kemitraan sebagai dasar terbentuknya lembaga penelitian dan
pengembangan Urologi.

5. Analisis keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran program studi

Dalam uraian tentang visi, misi, tujuan dan sasaran program studi yang
telah dijabarkan diatas, dapat dilihat adanya keterkaitan yang erat dan saling
berhubungan. Dengan pemahaman yang seksama dan paripurna visi, misi
dan tujuan program studi oleh seluruh civitas akademika dan tenaga
kependidikan Program Studi Urologi, maka akan tercapailah sasaran yang
telah ditetapkan bersama.

ANALISIS SWOT

Kondisi Internal
Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)
 Merupakan salah satu dari empat  Penataan dan pengembangan
prodi pendidikan dokter Urologi di sarana dan prasarana yang belum
Indonesia optimal
 Terjalin kerjasama dengan instansi  Belum menjadi Departemen
swasta dan pemerintah baik lokal, sendiri, masih berupa subdivisi
nasional maupun internasional menghambat sistem/birokrasi
guna pengembangan dan  Sosialisasi sistem pendanaan
peningkatan mutu lulusan untuk pendidikan dan penelitian
 SDM yang solid dan suasana yang yang tidak jelas dan teratur
mendukung  Pengembangan SDM untuk
 SDM yang memadai untuk mengikuti program S3 masih
pengembangan subspesialisasi swadaya
Urologi  Kurikulum yang diterapkan belum
 Kualitas penelitian di bidang maksimal
Urologi yang sudah diakui secara
nasional
 Sarana pelayanan dan pendidikan
Urologi yang memadai

Kondisi External
Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)
 Masih minimnya pendidikan  Sistem birokrasi keuangan untuk
program studi Urologi di Indonesia penyelenggaraan pendidikan
 Kebutuhan dokter spesialis Urologi yang tidak lancar
Urologi yang masih tinggi  Tidak adanya dana pemeliharaan
 RSHS merupakan pusat sarana dan prasarana
pendidikan, rujukan dan  SDM pendukung/ tenaga
pelayanan terpadu Urologi di administratif tidak tersedia
Jawa Barat  Semakin banyak berdirinya
program pendidikan dan
pelayanan Urologi lain yang lebih
lengkap

10
Strategi
1. Melengkapi persyaratan untuk menjadi departemen
2. Meningkatkan kualitas SDM di bidang akademis (strata) dan keterampilan
(workshop, short course)
3. Selalu berusaha mencari informasi untuk mendapatkan dana bantuan
penelitian (hibah penelitian)
4. Perbaikan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dan
pelayanan

Prioritas
1. Meningkatkan kualitas SDM di bidang akademis (strata) dan keterampilan
(workshop, short course)
2. Melengkapi persyaratan untuk menjadi departemen
3. Perbaikan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dan
pelayanan
4. Selalu berusaha mencari informasi untuk mendapatkan dana bantuan
penelitian (hibah penelitian)

11
B. TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM PENGELOLAAN DAN
PENJAMINAN MUTU
1. Personil beserta fungsi dan tugas pokoknya
Personil beserta fungsi dan tugas pokok pengelola Program studi Urologi telah
diatur dalam deskripsi pekerjaan (Job description) dan spesifikasi pekerjaan (Job
specification). Disini akan dituliskan fungsi dan tugas pokok Ketua dan sekretaris
program studi.

Ketua Program Studi :


1. Bekerja sama dengan Kepala (UPF) dalam penyelenggaraan kegiatan
Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Urologi
2. Membuat kebijakan sehubungan dengan penyelenggaraaan kegiatan PPDS-
1 Urologi
3. Merancang, membuat dan mengajukan buku panduan PPDS-1 Urologi
beserta revisinya
4. Mengatur tata kerja dan alur penerimaan PPDS-1 Urologi
5. Mengawasi proses pelaksanaan PPDS-1 Urologi
6. Bekerja sama dengan koordinator pelayanan dan pendidikan dalam
penyelenggaraan kegiatan PPDS-1 Urologi.
7. Bertanggungjawab dalam penyelenggaraan rapat pendidikan
8. Mengikuti rapat staf dan rapat koordinasi di lingkungan UPF
9. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh sekretaris program studi

Sekretaris Program Studi :


1. Membantu tugas ketua program studi
2. Membantu membuat kebijakan sehubungan dengan penyelenggaraaan
kegiatan PPDS-1 Urologi
3. Membantu merancang, membuat dan mengajukan buku panduan PPDS-1
Urologi beserta revisinya
4. Membantu mengatur tata kerja dan alur penerimaan PPDS-1 Urologi
5. Membantu mengawasi proses pelaksanaan PPDS-1 Urologi
6. Bekerja sama dengan koordinator pelayanan dan pendidikan dalam
penyelenggaraan kegiatan PPDS-1 Urologi.
7. Mengikuti rapat staf dan rapat koordinasi di lingkungan UPF
12
2. Sistem Kepemimpinan dan pengalihan (Deputizing) serta akuntabilitas
pelaksaanan tugas
Kepemimpinan efektif mengarahkan dan mempengaruhi perilaku semua unsur
dalam program studi, mengikuti nilai, norma, etika, dan budaya organisasi yang
disepakati bersama, serta mampu membuat keputusan yang tepat dan cepat.
Kepemimpinan mampu memprediksi masa depan, merumuskan dan
mengartikulasi visi yang realistik, kredibel, serta mengkomunikasikan visi ke
depan, yang menekankan pada keharmonisan hubungan manusia dan mampu
menstimulasi secara intelektual dan arif bagi anggota untuk mewujudkan visi
organisasi, serta mampu memberikan arahan, tujuan, peran, dan tugas kepada
seluruh unsur dalam perguruan tinggi.
Dalam menjalankan fungsi kepemimpinan dikenal kepemimpinan operasional,
kepemimpinan organisasi, dan kepemimpinan publik. Kepemimpinan
operasional berkaitan dengan kemampuan menjabarkan visi, misi ke dalam
kegiatan operasional program studi. Kepemimpinan organisasi berkaitan
dengan pemahaman tata kerja antar unit dalam organisasi perguruan tinggi.
Kepemimpinan publik berkaitan dengan kemampuan menjalin kerjasama dan
menjadi rujukan bagi publik.
Akuntabilitas program studi dilakukan dengan sistem yang jelas disertai sistem
pelaporan dan pencatatan data yang tertib dan rapi, contoh dilakukannya
monitoring dan evaluasi kerja tenaga pendidik terhadap proses pembelajaran.

3. Partisipasi Civitas Academica dalam Pengembangan kebijakan, serta


pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan program
Dalam pengembangan kebijakan dan pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan
program segenap civitas academica memiliki tanggung jawab masing-masing,
yang nantinya akan di evaluasi pada setiap rapat rutin yang dilakukan setiap tiga
bulanan.

4. Perencanaan Program Jangka Panjang (Renstra) dan monitoring


pelaksanaanya sesuai dengan Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan Program
Rencana dan strategi pencapaian disesuaikan dengan Rencana Strategis
(Renstra) Fakultas kedokteran Universitas Padjajaran dan RSHS yang
diturunkan sebagai program kerja prodi berupa penjabaran misi, tujuan dan
sasaran jangka panjang yang berfungsi sebagai garis besar pengembangan

13
prodi selama kurun lima tahun mendatang. Rencana implementasi renstra
dituangkan dalam Rencana Operasional (Renop). Rencana kegiatan atau
program tersebut kemudian dibahas bersama antara ketua Departemen, ketua
program studi serta unit pendukung. Monitoring dilakukan secara rutin melalui
audit internal dan eksternal.

5. Efisiensi dan Efektivitas Kepemimpinan


Dengan adanya job description dan spesifikasi pekerjaan (job specification) yang
rinci dan jelas untuk masing-masing pelaksana tugas akademis dan administratif
membuat kepemimpinan dan pengelolaan program berjalan efektif dan efisien.

6. Evaluasi program
Evaluasi program dilakukan dengan cara pengisian questioner oleh dosen,
mahasiswa, staf kependidikan, wisudawan, alumni dan pengguna lulusan.
Evaluasi program juga dilakukan secara rutin pada pertemuan rutin Ketua
Departemen, Ketua Program Studi dan staff.

7. Perencanaan dan Pengembangan program, dengan memanfaatkan hasil


evaluasi internal dan eksternal
Dengan dilakukannya evaluasi internal dan eksternal maka Prodi Urologi bisa
melakukan perencanaan dan pengembangan program, dengan terlebih dahulu
mengetahui kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman, yang nantinya
akan dirumuskan melalui rapat kerja rutin.

8. Dampak hasil evaluasi program terhadap pengalaman dan mutu


pembelajaran mahasiswa
Evaluasi program sangat berguna untuk peningkatan mutu program itu sendiri,
baik ditinjau dari pengelola, isi, pelaksanaan dan pengguna program itu,
sehingga diharapkan akan meningkatkan pengalaman dan mutu pembelajaran
peserta didik.

14
9. Pengelolaan mutu secara internal pada tingkat program studi (misalnya
kajian kurikulum, monitoring dan mekanisme balikan bagi mahasiswa,
dosen dan penguji eksternal)
Kurikulum senantiasa dievaluasi pelaksanaannya setiap saat dan ditinjau
kembali bila dianggap perlu, dan paling lambat 5 tahun sekali dilakukan redesign
kurikulum. Modul pembelajaran selama pendidikan dalam urologi juga telah
dibuat dan dilakukan evaluasi berkala tiap tahun.
Evaluasi kinerja dosen dilakukan dengan pengisian kuesioner meliputi penilaian
dalam pemberian mata kuliah (teori), praktikum (bimbingan operasi) dan
pembimbingan karya ilmiah. Secara umum penilaian ini baik. Evaluasi
pelaksanaan praktikum dilakukan pada saat pembimbingan operasi. Sebaliknya
peserta didik juga memberikan evaluasi kinerja dosen dalam pembimbingan
tersebut. Para alumni juga diberikan kuesioner untuk menilai kualitas
pembimbingan pada saat menjalani pendidikan urologi serta keterkaitannya
dengan kebutuhan di lapangan kerja akan kualitas Urolog. Pengguna lulusan
(dalam hal ini beberapa direktur rumah sakit yang ada di Surabaya, Jawa Barat,
dll) juga diberikan kuesioner untuk menilai secara umum dan khusus kinerja
para dosen yang bekerja di rumah sakit atau instansi luar. Setelah semua data
kuesioner terhimpun, dilakukan evaluasi internal dengan membahas temuan-
temuan dan langkah koreksi untuk perencanaan selanjutnya.

10. Hubungan dengan penjaminan mutu pada tingkat lembaga


Penjaminan mutu program studi urologi melekat pada struktur organisasi sendiri
dan berada pada seluruh tingkatan yaitu Program Studi dan unit-unit
pendukungnya. Untuk membantu pelaksanaan penjaminan mutu maka dibentuk
koordinator untuk membantu pimpinan program studi sebagai penanggung
jawab penjamin mutu.

11. Dampak proses penjaminan mutu terhadap pengalaman dan mutu hasil
belajar mahasiswa
Dosen melaksanakan proses pembelajaran yang makin berkualitas dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif dan media pembelajaran yang
bervariasi, sesuai kurukulum yang berlaku. Pelaksanaan proses pembelajaran
berkualitas tersebut disertai dengan pengembangan sistem evaluasi. Evaluasi
15
terhadap proses belajar mengajar juga dilakukan terus-menerus, antara lain
melalui mekanisme refleksi diri. Kedisiplinan dipantau melalui sistem monitoring
yang dilakukan rutin setiap semester, misalnya telah dilakukan absensi sidik jari
untuk peserta didik. Apabila kehadiran tidak memenuhi syarat maka peserta
didik akan dipanggil dan kemudian diberikan sanksi. Hal ini bedampak pada
peningkatan kedisiplinan mahasiswa dan dosen.

12. Metodologi baku mutu

Prodi Urologi Bandung mengadakan baku mutu di Universitas Indonesia,


Universitas Airlangga, Universitas Syiah Kuala dan Universitas Medical Center
Groningen-Belanda.

13. Pengembangan dan penilaian pranata kelembagaan


Secara berkesinambungan Prodi Urologi selalu berusaha menilai dan
mengembangkan pranata kelembagaan, diantaranya mengembangkan visi, misi,
tujuan dengan mengacu visi, misi, tujuan dan struktur organisasi Universitas.
Pada tahun 2011,

14. Evaluasi internal yang berkelanjutan


Prodi Urologi secara rutin melakukan monitoring dan evaluasi internal melalui
berbagai kegiatan antara lain melalui evaluasi kinerja baik terhadap tenaga
kependidikan (teori), praktikum (bimbingan operasi) juga dalam hal
pembimbingan karya ilmiah. Juga terhadap pengguna lulusan (Rumah sakit
swasta tempat alumni bekerja) melalui kuesioner.

15. Pemanfaatan hasil evaluasi internal dan eksternal / akreditasi dalam


perbaikan dan pengembangan program
Hasil evaluasi internal dan eksternal sangat berguna dalam perbaikan dan
pengembangan program, contohnya perbaikan sarana dan prasarana
pembelajaran. Hasil evaluasi yang bernilai positif selanjutnya akan ditingkatkan
lagi, sedangkan yang belum tercapai akan dilakukan tindakan yang lebih
maksimal lagi.

16
16. Kerjasama dan kemitraan instansi terkait dalam pengendalian mutu
Dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan terhadap masyarakat
prodi Urologi menjalin hubungan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai
institusi. Kemitraan disepakati denganMOU khusus tiap instansi. Daftar institusi
yang menjalin kerjasama dengan Prodi Urologi tertuang dalam borang prodi.
Kerjasama berbentuk pengiriman rotasi peserta didik, pelatihan atau workshop.
Instansi yang menjalin kerjasama diantaranya RS.Dustira, RS. Zainoel Abidin
dan RS. Gunung Jati Cirebon, RS. Syamsudin Sukabumi

ANALISIS SWOT

Kondisi Internal
Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)
 Mempunyai struktur organisasi  SDM dalam pelaksanan dan
yang lengkap dan pola pengaplikasian tugas masing-
kepemimpinan yang efektif dan masing bidang masih belum
efisien optimal
 Evaluasi berkala bulanan, enam  Bentuk questioner belum mewakili
bulanan dan tahunan yang secara keseluruhan dan dinilai
digunakan untuk evaluasi kurang efektif
perencanaan, pengembangan  Lulusan masih sedikit sehingga
program. evaluasi masih terbatas.
 Dilakukan penilaian internal  Unit penjaminan mutu yang belum
berkala untuk perbaikan mutu optimal
secara berkelanjutan
 Telah dilakukan kerjasama
dengan instansi lokal maupun
nasional

Kondisi External
Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)
 Rencana menjadi departemen  Meningkatnya kualitas pelayanan
sendiri Urologi di institusi lain.
 Dukungan dekan dan direktur  Insentif institusi lain yang lebih
dalam pengembangan SDM menjanjikan

STRATEGI
 Dilakukan kegiatan perbaikan manajemen internal dan organisasi sejalan dengan
peningkatan penjaminan mutu.
 Dilakukan evaluasi setiap bulannya secara berkelanjutan
 Penyusunan berbagai dokumen penunjang sesuai pelaksanaan kegiatan.

17
 Menyusun rencana penjaminan mutu yang jelas, rinci dan realistis

PRIORITAS
1. Dilakukan evaluasi setiap bulannya secara berkelanjutan
2. Dilakukan kegiatan perbaikan manajemen internal dan organisasi sejalan
dengan peningkatan penjaminan mutu.
3. Penyusunan berbagai dokumen penunjang sesuai pelaksanaan kegiatan.
4. Menyusun rencana penjaminan mutu yang jelas, rinci dan realistis

C. MAHASISWA DAN LULUSAN


1. Sistem Rekruitmen dan Seleksi Calon Mahasiswa
Rekruitmen dan seleksi calon peserta Program Studi Urologi dilakukan tiap semester
dengan daya tampung 4 orang per semester. Persyaratan administratif umum PPDS
Urologi meliputi usia dibawah 35 tahun pada saat memulai pendidikan, TOEFL
minimum 450, IPK sarjana kedokteran minimal 2.75, tidak buta warna, lulus ujian
kognitif dan psikologi di sub bagian, memiliki sertifikat ATLS, tidak mempunyai ijasah
spesialis lain, dan berbadan sehat.
Hasil evaluasi calon peserta didik dibicarakan pada Rapat Pleno Penerimaan Calon
PPDS Program Studi Urologi, kemudian ditetapkan calon peserta didik berdasarkan
hasil rapat dan dituangkan dalam berita acara penerimaan. Hasil evaluasi
diserahkan kepada Tim Koordinasi PPDS Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran untuk dibuatkan SK Penerimaan dari Rektor.

2. Profil Mahasiswa : Akademik, Sosioekonomi, Pribadi (termasuk


kemandirian dan kreativitas)
Sampai awal tahun 2014, jumlah peserta didik program studi Urologi Bandung
berjumlah 41 orang, dengan daya tampung 8 orang per tahun. Dari sisi latar
belakang pekerjaan, sebanyak 3 peserta didik berstatus Pegawai Negeri Sipil, dan 1
peserta didik berasal dari TNI-POLRI.

18
Tabel 1. Jumlah Pendaftar Program Studi Urologi 2009 – 2014
Tahun Ajaran Jumlah Pendaftar Jumlah Diterima
2009 16 9
2010 13 10
2011 16 6
2012 21 7
2013 21 10

Tabel 2. Perguruan Tinggi Asal Peserta Didik


Perguruan Tinggi Jumlah Peserta Didik
Universitas Padjadjaran 29
Universitas Gadjah Mada 2
Universitas Diponegoro 3
Universitas Kristen Indonesia 2
Universitas Sumatra Utara 2
Universitas Udayana 1
Universitas Hasanudin 1
Universitas Islam Sumatra Utara 1
Universitas Malahayati 1
Universitas Jendral Ahmad Yani 2
Universitas Indonesia 1
Universitas Jendral Soedirman 1
Universitas Airlangga 1
Universitas Atmajaya 1
Universitas Mulawarman 1

19
Indeks Prestasi Kumulatif Peserta Didik
30
25
Jumlah Peserta Didik

20
IPK S1
15 IPK Profesi Dokter
10
5
0
2,75 - ≤ 3,00 > 3,00 - ≤ 3,50 >3.50
IPK

Grafik 1. Indeks Prestasi Kumulatif Peserta Didik

Peserta yang diterima pada program studi Urologi memiliki sebaran indeks prestasi
kumulatif S1 dan Profesi kedokteran seperti yang terlihat pada grafik diatas.

Nilai TOEFL Peserta Didik


9% 13%
≤ 450
19% > 450 - ≤ 500
34%
> 500 - ≤ 550
> 550 - ≤ 600
> 600
25%

Diagram 1. Nilai TOEFL Peserta Didik


Nilai rata-rata TOEFL peserta didik program studi Urologi sebesar 534.

3. Keterlibatan Mahasiswa Dalam Berbagai Komisi yang Relevan


Peserta didik program studi Urologi diharuskan melakukan presentasi karya ilmiah
pada acara tahunan IAUI ( Ikatan Ahli Urologi Indonesia ) ataupun acara ilmiah
Urologi pada tingkat regional maupun internasional. Kegiatan yang rutin dilakukan
oleh program studi Urologi adalah vasektomi dan khitanan massal.

20
4. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan oleh peserta didik adalah futsal, sepak bola,
dan basket. Kegiatan dilakukan setiap minggu sekali.

5. Keberlanjutan Penerimaan Mahasiswa (Minat calon mahasiswa dan


kebutuhan akan lulusan Program Studi)
Dari hasil evaluasi dapat dilihat peningkatan jumlah pendaftar yang ingin mengikuti
program studi urologi. Jadwal penerimaan peserta didik baru sebanyak 2 kali per
tahun, pada bulan Maret dan September. Program studi Urologi Bandung baru
menghasilkan delapan, 2 orang lulusan di angkat menjadi pengajar ( dr Vijay Sawkar
& Achamad Agil ) lulusan dan saat ini bekerja sebagai staf Program Studi Urologi
Bandung.

6. Pelayananan untuk Mahasiswa :


a. Bantuan tutorial yang bersifat akademik
Proses belajar mengajar yang dijalankan di Prodi Urologi Bandung melalui metode
bimbingan, kuliah, visite besar dan simulasi uro-mentor. Proses pembelajaran
dilakukan secara mandiri dengan bimbingan staf baik untuk tindakan, operasi,
maupun penulisan karya ilmiah. Setiap peserta didik akan mendapatkan
pembimbing / mentor yang akan berganti setiap 3 bulan.
b. Konseling pribadi dan sosial
Pada suatu kondisi yang bersifat akademis dan non akademis sehingga peserta
didik mempunyai suatu masalah yang mengganggu jalannya proses pendidikan,
maka dosen pembimbing akan melakukan konseling kepada peserta didik.

7. Hasil Pembelajaran :
Penilaian keberhasilan pembelajaran dinilai dari nilai ujian kognitif , jumlah dan
jenis tindakan yang dilakukan peserta didik selama masa pendidikannya, ada
tidaknya komplikasi penanganan pasien dan hasil karya tulis ilmiah. Peserta didik
mempunyai buku log untuk mencatat semua kegiatan pembelajaran.
Masa studi yang ditempuh peserta didik selama 10 semester. Selama masa
pendidikan peserta didik akan melalui 18 bulan tahapan bedah dasar, kemudian
dilanjutkan dengan tahapan urologi dasar, urologi magang, dan urologi mandiri.

21
8. Produk Program Studi berupa model-model, karya inovatif, hak paten, hasil
pengembangan prosedur kerja, produk fisik sebagai hasil penelitian
Hasil penelitian dan karya ilmiah peserta didik dipresentasikan pada pertemuan
ilmiah di dalam maupun luar negeri dan juga dipublikasikan pada beberapa jurnal
ilmiah.
ANALISIS SWOT

KONDISI INTERNAL

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)


 Adanya jadwal yang baku mengenai  Biaya pendidikan yang cukup mahal
sistem rekruitmen calon mahasiswa  Belum tersusun dan terjadwal secara
baru yang dilaksanakan secara baik pelayanan kepada mahasiswa
konsisten dalam membina dan mengembangkan
 Variasi kasus yang beragam dan jumlah penalaran, minat, bakat, seni, dan
kasus yang cukup yang diperlukan untuk kesejahteraan
melatih peserta didik  Belum terlihatnya peranan dari alumni
 Adanya Rumah Sakit jejaring sebagai
pelengkap ketersediaan kasus yang
tidak didapatkan di prodi
 Rasio dosen dan pendidik yang cukup
baik
 Usia staf yang sebagian besar relatif
muda

KONDISI EKSTERNAL

Peluang (Opportunity) Ancaman (Threats)


 Jumlah spesialis urologi yang masih  Biaya pendidikan urologi yang lebih
sedikit di Indonesia, merupakan daya murah di prodi lain
tarik tersendiri bagi calon peserta didik  Pada era globalisasi sekarang ini tidak
 Baru ada 3 program studi di Indonesia menutup kemungkinan akan banyaknya
 Jumlah kasus yang bervariasi dan spesialis urologi lulusan luar negeri
banyak menjadi daya tarik calon peserta yang akan masuk ke Indonesia
didik

STRATEGI :

1. Menyusun jadwal kegiatan yang terencana, terpadu dan mudah untuk di


evaluasi secara berkala.

22
2. Sebagai prodi yang masih tergolong muda di Indonesia ingin memanfaatkan
momentum evaluasi diri yang dilakukan saat ini untuk mencermati secara
menyeluruh tentang penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar
3. Mengintensifkan sosialisasi program studi urologi melalui website

PRIORITAS :
Jadwal kegiatan belajar mengajar harus sesegera mungkin terwujud, agar jelas arah
dan tujuan prodi secara umum.

23
D. SUMBER DAYA MANUSIA
1. Sistem rekruitmen dan seleksi dosen dan tenaga kependidikan
Untuk rekruitmen dan seleksi calon staf dilakukan oleh rapat staf yang kemudian
diusulkan kepada Dekan FK Unpad / Direktur RSHS untuk dibuat Surat Keputusan
Direktur Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin / Dekan FK Universitas Padjadjaran.
Pelaksanaan rekruitmen dan seleksi calon staf disesuaikan dengan Persyaratan dan
Tatalaksana Pengusulan Pengangkatan Anggota Staf Departemen Urologi Rumah
Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
berlandaskan UU RI No. 14 Thn 2005 Tentang Guru dan Dosen dan UU RI No 20
Thn 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Pengelolaan dosen dan tenaga kependidikan


Untuk penilaian dan evaluasi kinerja setiap staf dilakukan berkala setiap tahun
berdasarkan Daftar Penilaian Pelaksanaan Perkerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil.
Setiap staf diberikan beban kerja yang merata, meliputi pendidikan dan penelitian.
Untuk pengembangan staf telah dilakukan perencanaan untuk mengembangkan
keahlian dan mengikuti pendidikan S3. Mulai 2014 akan dilakukan evaluasi
menggunakan system yang baru.

3. Profil dosen dan tenaga pendukung : mutu, kualifikasi, pengalaman


ketersediaan (kecukupan, kesesuaian, dan rasio dosen – mahasiswa)
Dosen tetap Program Studi Urologi sebanyak 11 tenaga pendidik, dimana 3 tenaga
pendidik memilki jenjang pendidikan S3, dan 8 tenaga pendidik memiliki jenjang
pedidikan Sp1. Berdasarkan jabatan akademik, jumlah guru besar sebanyak 1 orang
dan asisten ahli sebanyak 1 orang.
Program studi urologi Bandung, memiliki staf yang memperdalam keahlian dibidang :
uro-onkologi sebanyak 3 orang staf, pediatrik 2 orang staf, female - neurourologi 1
orang staf, trauma dan rekonstruksi 1 orang staf, dan andrologi, dan male infertility
2 orang staf.

4. Karya akademik dosen (hasil penelitian, karya lainnya)


Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2010 – 2013), telah dipublikasikan sebanyak 7
karya ilmiah pada jurnal nasional dan sebanyak 2 karya ilmiah pada jurnal
internasional oleh dosen tetap program studi Urologi. Disamping itu, dosen tetap
24
juga berpartisipasi aktif dalam penyusunan guideline Penanganan Kanker Prostat
dan Kanker Ginjal, dan andrologi & male infertility
5. Peraturan kerja dan kode etik
Setiap staf mengikuti peraturan kerja yang sudah ditetapkan oleh pihak Rumah Sakit
Hasan Sadikin, dan peraturan di Program Studi Urologi.
6. Pengembangan staf
Pengembangan staf dilakukan dengan mengikuti pelatihan sesuai bidang
keahliannya ke pusat pendidikan di luar negeri. Hingga saat ini, sebanyak 3 orang
staf sudah menjalani tugas belajar di luar negeri. Selain itu, staf juga mengikuti
kegiatan ilmiah, baik nasional maupun internasional secara rutin.
Semua staf diharuskan untuk mengikuti pendidikan S3 sesuai waktu yang
ditentukan. Saat ini terdapat 2 staf yang sudah menyelesaikan pendidikan S3, dan 2
orang staf masih menempuh pendidikan S3.
Disamping itu setiap staf, sesuai bidang keahliannya, diharapkan membuat publikasi
baik nasional maupun internasional setiap tahunnya.

ANALISIS SWOT
KONDISI INTERNAL
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
 Prodi Urologi memiliki 11 anggota staf  Monitoring dan evaluasi serta rekam
yang kompak dan berkomitmen tinggi jejak kinerja dosen serta konsistensi
untuk memajukan prodi pelaksanaannya masih merupakan
 Pengangkatan baik staf maupun kelemahan yang harus segera dibenahi
karyawan prodi Urologi Bandung  Ruang staf yang layak belum tersedia
berpedoman pada sistem seleksi yang sehingga berpengaruh pada kinerja staf
berpedoman sesuai ketentuan  Dukungan dana dari fakultas
Departemen Urologi maupun Dekan diharapkan tidak terputus sesuai
FKUP dan direktur RSHS dan peraturan dengan kebutuhan program studi
umum Pegawai Negeri Sipil  Jabatan akademik belum semua dosen
 Pembagian tugas yang merata untuk memilikinya
setiap staf, baik dari segi pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat
 Setiap staf pada saat yang ditentukan
harus berpendidikan minimal S3
 Mendorong agar setiap staf dapat
meningkatkan keilmuan /
keprofesiannya dengan aktif mengikuti
pertemuan nasional dan internasional
 Sebagian besar staf yang berusia relatif
muda mempunyai peluang untuk
mengembangkan diri sangat besar

25
KONDISI EKSTERNAL
Peluang (Opportunity) Ancaman (Threats)
 Kemungkinan kerjasama antar prodi  Globalisasi memungkinkan
urologi baik secara nasional, regional, berpeluangnya urologi asing untuk
maupun internasional berkerja di Indonesia
 Peluang dosen untuk berkarier di luar
institusi yang besar

STRATEGI :
1. Mengharuskan setiap staf untuk selalu mencatat segala kegiatan belajar
mengajar, setiap selesai melaksanakan tugasnya, dan diserahkan ke
sekretaris untuk direkapitulasi setiap bulan.
2. Evaluasi kinerja setiap staf secara reguler tiap semester agar diketahui
kekurangan yang harus dilengkapi saat akhir semester.
3. Mengusulkan kepada Direktur RSHS dan Dekan untuk kemungkinan
membantu ketersediaan ruang staf yang memadai.

PRIORITAS :
1. Memantau pencatatan hasil kegiatan staf tiap bulan dengan melihat arsip
kegiatan di sekretaris.
2. Menetapkan jadwal evaluasi staf setiap semester

26
E. KURIKULUM, PEMBELAJARAN DAN SUASANA AKADEMIK
1. Kesesuaian dengan visi, misi, tujuan dan sasaran
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Prodi Urologi disusun untuk memenuhi Kurikulum,
pembelajaran dan suasana akademik yang telah ditetapkan. Pengembangan dan
penambahan kompetensi tambahan disesuaikan dengan kelebihan Prodi Urologi
Bandung dibandingkan dengan Prodi lain. Sebagai contoh kasus-kasus Onkologi
cukup menonjol sehingga residen lebih banyak terpapar dengan kasus tersebut.

2. Relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan stakeholders


Evaluasi proses pembelajaran dan materi dilakukan setiap tahun dan perbaikan
dilakukan sesuai dengan kebutuhan stakeholders.

3. Struktur dan isi kurikulum (keluasan, kedalaman, koherensi, penataan/


organisasi)
Kurikulum inti telah ditentukan oleh Kolegium Urologi yang terdiri Materi Dasar
Umum Materi Dasar Khusus, Materi Keahlian Umum dan Khusus, Materi Penerapan
Akademik dan Keprofesian.
Jenis Materi Semester
No Bobot SKS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Materi Dasar Umum 7
2 Materi Dasar Khusus 7
3 Materi Keahlian Umum 18
4 Materi Keahlian Khusus 1 16
5 Materi Penerapan Akademik 1 16
6 Materi Keahlian Khusus 2 26
7 Materi Penerapan Akademik 2 16
8 Materi Penerapan Keprofesian 40
Jumlah 146 14 10 12 10 9 9 10 9 9 9
Pembe
Tahapan Magang Mandiri
-kalan
Ujian Tesis

Ujian Profesi dan nasional

Pada tahap awal pendidikan, PPDS-1 diperkenalkan kepada dasar-dasar etika,


metodologi penelitian, biostatistik, anatomi, fisiologi, patologi anatomi dan klinik.
Pada tahap Magang dan Mandiri peserta didik harus dapat menerapkan secara utuh
dari materi-materi yang diberikan.

4. Derajat integrasi materi pembelajaran (intra dan antar disiplin ilmu)


Pembelajaran mahasiswa terdiri dari kuliah, tutorial dan praktek. Integrasi antar
disiplin ilmu terutama didapat pada tahap pembekalan yang diejawantahkan dalam

27
MKDU, MDK, MKU, MKK 1,2. Integrasi intra disiplin ilmu terutama didapat pada
tahap magang dan mandiri.

5. Kurikulum lokal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat terdekat dan


kepentingan internal lembaga
Kompetensi tambahan ataupun kurikulum lokal disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat setempat dan kepentingan lembaga. Dalam hal ini di Urologi Bandung
mengembangkan uro-onkologi sebagai ‘center of excellene’ mengingat kasus
onkologi cukup banyak di daerah Jawa Barat.

6. Mata kuliah pilihan yang merujuk pada harapan/ kebutuhan mahasiswa


secara individual/ kelompok mahasiswa tertentu
Mata kuliah pilihan dalam kurikulum program studi urologi tidak ada, tetapi
pengembangan minat mahasiswa dapat disalurkan dengan pemilihan karya-karya
ilmiah sesuai dengan minat yang bersangkutan.

7. Peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri: melanjutkan studi,


mengembangkan pribadi, memperoleh pengetahuan dan pemahaman materi
khusus sesuai dengan bidang studinya, mengembangkan ketrampilan yang
dapat dialihkan (transferable skills), terorientasikan ke karir dan
pemerolehan pekerjaan
Setiap PPDS-1 urologi dapat mengembangkan diri bila telah lulus dari program
studi. Pengembangan diri dapat ditempuh dengan mengikuti pendidikan formal
ataupun informal. Pendidikan informal dengan mengikuti kursus yang diadakan di
Indonesia maupun luar negeri, demikian juga pendidikan formal.

8. Misi pembelajaran
a. Pengembangan/ pelatihan kompetensi yang diharapkan
Kompetensi inti dan tambahan disusun sebagai dasar pengembangan kegiatan
pembelajaran dalam kurikulum yang diturunkan dalam tujuan pembelajaran secara
keseluruhan dan masing-masing kegiatan pembelajaran.
b. Efisiensi internal dan eksternal
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran tetap memperhatikan efisiensi internal dan
eksternal dengan maksud agar peserta didik dapat menyelesaikan waktu pendidikan
dengan tepat waktu, penggunaan SDM antar lembaga di dalam lingkung FK UNPAD
akan meningkatkan efisiensi dalam pembelajaran.

9. Mengajar:
a. kesesuaian strategi dan metode pembelajaran;

28
b. kesesuaian materi pembelajaran dengan tujuan mata kuliah;
c. efisiensi dan produktivitas;
d. struktur dan rentang kegiatan mengajar;
e. penggunaan teknologi informasi
Metode pembelajaran dan strategi yang dipakai disesuaikan dengan tujuan mata
kuliah. Proses pembelajaran memperhatikan struktur dan rentang kegiatan mengajar
yang efisien. Hal lain untuk mempermudah digunakan teknologi informasi untuk
meningkatkan akses ke dunia luar berupa LAN/WIFI dan e-library.

10. Belajar:
a. Keterlibatan mahasiswa
b. Bimbingan skripsi/ tesis/disertasi
c. Peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan:
1) Pengetahuan dan pemahaman materi khusus sesuai bidangnya
2) Ketrampilan umum dan yang dapat dialihkan (transferable skills)
3) Pemahaman dan pemanfaatan kemampuannya sendiri
4) Kemampuan belajar mandiri
5) Nilai, motivasi dan sikap
Proses pembelajaran di tingkat PPDS-1 merupakan proses belajar orang dewasa,
yang berarti ada interaksi dua arah dari pembimbing maupun peserta didik.
Bimbingan karya ilmiah dilakukan dari mulai tahap penyusunan usulan penelitian,
diskusi dan presentasi hasil akhir penelitian. Peluang peserta didik dipacu dengan
melalui bimbingan individual (mentoring) ataupun secara umum. Dengan adanya
sistem mentoring memungkinkan PPDS-1 mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan secara langsung dan dekat dengan mentornya.

11. Penilaian kemajuan belajar dan keberhasilan mahasiswa


a. Peraturan mengenai penilaian kemajuan dan penyelesaian studi
mahasiswa
Peraturan mengenai penilaian kemajuan dan penyelesaian studi mahasiswa
terdapat dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan dan Laporan Kegiatan PPDS I Urologi.
b. Strategi dan metode penilaian kemajuan dan keberhasilan mahasiswa
Strategi dan metode penilaian yang dilaksanakan dievaluasi dalam rapat evaluasi
staf setiap bulan. Metode penilaian dilakukan dengan melakukan ujian tulis berkala,
ujian operasi.
c. Penentuan yudisium (pernyataan kualitatif dari hasil belajar seorang
mahasiswa pada akhir jenjang pendidikan)
Yudisium dilakukan pada tiap triwulan, sedangkan kenaikan tingkat dilakukan pada
kenaikan menjadi jaga I, menjadi chief dan akhir masa studi.

29
12. Sarana yang tersedia untuk memelihara interaksi dosen-mahasiswa, baik
dalam maupun di luar kampus dan untuk menciptakan iklim yang
mendorong perkembangan dan kegiatan akademik/ professional
Sarana yang tersedia dapat berupa seminar, lokakarya, simposium yang
dilaksanakan tersendiri maupun bekerjasama dengan asosiasi atau kolegium terkait.

13. Mutu dan kuantitas interaksi kegiatan akademik dosen, mahasiswa dan
civitas akademika lainnya
Interaksi antara dosen, mahasiswa dan civitas akademi yang bermutu dan kuantitas
yang cukup akan berdampak terhadap kualitas lulusan. Oleh karena itu Prodi
mendorong untuk terjadinya interaksi yang baik. Kegiatan ilmiah yang terjadwal
dalam keseharian serta bimbingan karya ilmiah memungkinkan terjadinya interaksi
yang positif. Di lain pihak mentoring akan menyebabkan dosen dan mahasiswa
mengenal lebih pribadi sehingga dosen dapat memberikan masukan yang cocok
untuk setiap mahasiswa.

14. Rancangan yang menyeluruh untuk mengembangkan suasana akademik


yang kondusif untuk pembelajaran, penelitian dan pelayanan/ pengabdian
kepada masyarakat
Suasana akademis yang baik diharapkan akan menghasilkan iklim kondusif bagi
munculnya ide-ide penelitian baik dari dosen, mahasiswa. Pembelajaran yang efektif
dan pelayanan yang humanistik kepada masyarakat juga akan menghasilkan lulusan
yang baik. Hal-hal tersebut dapat dicapai bila rancangan proses pembelajaran
dilakukan secara komprehensif.

15. Keikutsertaan civitas akademika dalam kegiatan (seminar, simposium,


diskusi, eksibisi) di kampus
Seluruh civitas akademika baik itu dosen, mahasiswa dan yang lain seyogyanya
terlibat dalam berbagai kegiatan ilmiah baik itu intra institusi maupun ekstra institusi.
Makin banyak paparan mahasiswa dalam iklim ilmiah akan berdampak terhadap
pola pikirnya.

16. Pengembangan kepribadian ilmiah


Pengembangan kepribadian ilmiah adalah suatu fakta dalam hal mendidik
mahasiswa di dalam lingkungan masyarakat ilmiah. Oleh karena itu suasana
akademis yang kondusif diantara segenap civitas akademika mampu merangsang
setiap pribadi di dalamya untuk mempunyai kepribadian ilmiah yang mampu berpikir
dan bersikap kritis dalam menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan cara
dan metode ilmiah.

30
17. Hasil Pembelajaran
a. Kompetensi yang dicapai dibandingkan dengan yang diharapkan
Pada saat ini lulusan dokter Prodi Urologi FK UNPAD delapan orang, dari
kompentensinya terlihat bahwa alumni. dapat menunjukkan hasil yang baik dengan
arti kompetensi telah mencapai kompetensi yang diharapkan.
b. Kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan
pemanfaat lulusan
Dari hasil kuesioner yang diedarkan ke pemanfaat lulusan tampak bahwa
kompetensinya telah dapat memenuhi kebutuhan RS pemakai. Pemanfaat lulusan
meminta untuk ada peningkatan kemampuan dalam hal berkomunikasi.
c. Data tentang kemajuan, keberhasilan, dan kurun waktu penyelesaian studi
mahasiswa (IPK dan yudisium lulusan)
Sampai saat ini mahasiswa yang lulus 100% tepat waktu dengan hasil IPK 3.55.
disesuaikan dengan keadaan saat ini
d. Kepuasan lulusan
Secara umum lulusan puas dengan pembelajaran yeng telah ditempuh. Semua
lulusan mendapatkan pekerjaan setelah lulus dengan kompetensi yang diharapkan.

18. Pemanfaat lulusan dan keberlanjutan penyerapan lulusan


Saat ini lulusan telah bekerja di RSHS/FK UNPAD. Pada waktu yang akan datang
diharapkan lulusan dapat bekerja di berbagai instansi pemerintah maupun swasta.

19. Produk program studi berupa model, karya inovatif, hak paten, hasil
pengembangan prosedur kerja, produk fisik hasil penelitian
Program studi Urologi FK UNPAD telah menghasilkan 35 karya ilmiah yang
dipublikasikan sebagian di jurnal nasional maupun internasional. Selain itu program
studi mendorong dosen/mahasiswa untuk melakukan penelitian yang menghasilkan
hak paten.

ANALISIS SWOT
Komponen Strength/Opportunity Weakness/threats
Struktur  Target kurikulum jelas,  Perubahan lama studi Bedah dasar
Kurikulum terstruktur dari 2 tahun menjadi 18 bulan
 Evaluasi PPDS-1 lebih mudah mengakibatkan kemampuan
dan terukur. psikomotor PPDS-1 berkurang.
 Adanya prasarana, sarana baru  Jumlah PPDS-1 di Bedah dasar
yang disediakan oleh FK- bertambah sedangkan jumlah
UNPAD akan dapat kasus berkurang karena telah
mendorong/meningkatkan terisi RS daerah oleh ahli bedah.
kemampuan PPDS-1.  Tidak setiap saat staf dapat
 Sistem pelayanan dan mengawasi kegiatan PPDS-1.

31
pendidikan  Penguasaan bahan/modul belum
terkoordinasi/terintegrasi berjalan sempurna.
melalui Badan Koordinasi  Tidak semua kasus dapat dilakukan
Pendidikan (Bakordik). sesuai dengan standar pelayanan
medis karena keterbatasan alat.

Kompetensi  PPDS-1 mendapat  Tidak semua jenis/teknik operasi


Pendukung pengalaman-pengalaman dapat dilakukan di RSHS.
operasi khusus sehingga  Untuk jenis operasi tertentu
pengetahuan dan keterampilan membutuhkan sarana tersendiri,
bertambah. yang kadangkala tidak
 Meningkatkan daya saing dan tersedia/disediakan oleh RSHS
daya tarik Program Studi (biaya mahal).
Urologi FK-UNPAD.  Adanya rotasi perawat terlatih
 Rumah Sakit memfasilitasi untuk tindakan khusus
kegiatan-kegiatan khusus yang menyebabkan memperlambat
berkaitan dengan urologi. waktu operasi dan alat-alat tidak
terawat, tersusun dengan baik.

Proses  Jumlah kasus banyak dan  Buku teks untuk pengetahuan


beragam spesifik belum lengkap.
Pembelajaran
 PPDS-1 mempunyai  Jumlah staf yang dapat mereview
kebebasan mengemukakan jurnal masih terbatas.
pendapatnya di forum ilmiah.  Masih kurangnya referensi jurnal.
 Staf mudah dihubungi dan
dimintai pendapatnya bila
menemukan masalah.
 Tersedianya simulator dan
modul untuk proses
pembelajaran.
 Perpustakaan, E-library dan
ruang konferensi dapat
digunakan setiap saat.
 Hampir seluruh alat urologi
dimiliki dan digunakan oleh
PPDS-1.
INTEGRASI  Terhubungnya lokasi FK dan  Tidak terdapatnya ruang khusus
PELAYANAN RS, memudahkan untuk residen di skill lab FK-UNPAD
koordinasi. sehingga PPDS kesulitan.
KESEHATAN DAN  Terdapat panduan baku dari
PENDIDIKAN Bakordik.
 Staf dari DepKes diangkat
menjadi dosen klinis.

MODUL/BUKU  Buku log terstruktur dengan  Beberapa modul/buku panduan


baik sehingga memudahkan perlu direvisi karena sudah ada
PANDUAN/BUKU
untuk evaluasi. temuan baru yang merubah
LOG  Terdapat tim kecil di tingkat penatalaksanaan
Kolegium yang memfasilitasi
pembuatan buku panduan.

32
PELAYANAN  Rumah Sakit jejaring sampai  Koordinasi antar
saat ini mencukupi sehingga departemen/bidang ilmu sering
INSTITUSI
jumlah operasi memenuhi terhambat.
standar kompetensi PPDS-1.  Pada kasus yang memerlukan
 Hubungan yang baik dengan perawatan ICU sering terjadi
staf di RS jejaring sehingga ketidaksesuaian antara DPJP
memudahkan komunikasi. dengan pelaksana ICU

PEMBIMBINGAN  Staf yang ditunjuk hadir dalam  Jumlah staf yang dapat menilai
KARYA ILMIAH penilaian usulan penelitian, layak tidaknya suatu karya ilmiah
pemaparan hasil penelitian masih kurang.
sehingga masukan lebih  Data penelitian tidak mudah
banyak. diakses disebabkan sistem
 Kerjasama dengan komputerisasi yang belum
departemen/UPF lain untuk sempurna
melakukan penelitian mudah
dilakukan.
 Terdapatnya Pedoman
pembuatan Karya Ilmiah FK-
UNPAD dan Juklak
pelaksanaanya.

SISTEM  Dengan sistem yang sudah  Membutuhkan waktu dan tenaga


SUPERVISI DAN berjalan, PPDS-1 terpantau yang lebih banyak.
setiap hari sehingga kemajuan  Reward untuk staf pendidik kurang
EVALUASI akademik sesuai dengan memadai.
kompetensinya.  Kebanyakan soal masih terdapat
 Rasio PPDS-1 terhadap jumlah perbedaan standar (belum
staf masih ideal, sehingga divalidasi).
pemantauan dapat lebih intens.  Kemampuan staf untuk membuat
 Sistem mentoring soal yang baik masih perlu
memungkinkan PPDS-1 ditingkatkan.
mengikuti hampir semua
kegiatan staf.
 Setiap sub divisi di Divisi
Urologi membuat soal untuk
evaluasi residen.
 Setelah ujian tertulis, bobot
soal dievaluasi untuk perbaikan
dan PPDS-1 mengetahui titik
lemah terhadap soal-soal
tersebut.

PENINGKATAN  Suasana akademik di Urologi  Tidak setiap PPDS-1 dapat


FK-UNPAD bersifat mengikuti semua kegiatan ilmiah
SUASANA
demokratis, sehingga setiap dikarenakan adanya pembagian
AKADEMIK PPDS-1 mempunyai tugas.
kesempatan yang sama untuk  Kepemimpinan residen yang
mengemukakan pendapatnya. otoriter cenderung berpengaruh
 Adanya acara olahraga dan terhadap kemauan residen untuk
team building menyebabkan bertanya, mengemukakan
hubungan antar PPDS-1, pendapat.

33
PPDS-1 dan staf lebih akrab.

STRATEGI

1. Penambahan jam penggunaan sklill lab dan simulator untuk meningkatkan


psikomotor PPDS-1.
2. Pembagian jadwal staf harian/mentoring diterapkan.
3. Setiap periode pendidikan/semester maka modul harus selalu digunakan
sebagai bahan pembelajaran dan alat evaluasi.
4. Departemen berusaha untuk menyediakan alat yang tidak ada dengan cara
menyediakan sendiri atau mengajukan kepada pihak fakultas atau RS.
5. Adanya video operasi dapat membantu residen untuk mengenali teknik yang
sesuai standar, yang belum dapat dikerjakan di RSHS.
6. Adanya kesepahaman antara departemen dengan pimpinan kamar operasi
untuk tidak mudah merotasi perawat dengan kemampuan khusus.
7. Mengadakan pelatihan perawat khusus untuk bidang urologi.
8. Menganggarkan pembelian buku teks baru setiap tahun.
9. Pendidikan/pelatihan pembuatan karya ilmiah bagi staf.
10. Departemen memperbanyak berlangganan jurnal urologi yang dapat diakses
oleh semua staf dan PPDS-1.
11. Mengusulkan kepada pihak fakultas untuk menyediakan ruang khusus
residen di laboratorium/skill lab.
12. Pembentukan tim untuk penilai modul.
13. Perbaikan sistem komputer untuk memudahkan pengambilan data untuk
penelitian.
14. Adanya komitmen yang kuat dari segenap staf untuk memajukan pendidikan
Urologi di FK-UNPAD.
15. Diusulkan adanya sistem reward/remunerasi bagi staf yang banyak terlibat
dalam bidang pendidikan.
16. Diadakanya lokakarya/kursus cara pembuatan soal yang baik dan benar.

34
17. Pengaturan jadwal kegiatan residen harus dapat mengakomodasi untuk
mengikuti kegiatan ilmiah.
18. Membuat aturan yang jelas dan tegas mengenai tugas, wewenang setiap
jenjang residen.

PRIORITAS UNTUK PERBAIKAN PROSES PEMBELAJARAN, KURIKULUM DAN


SUASANA AKADEMIK

1. Adanya komitmen yang kuat dari segenap staf untuk memajukan pendidikan
Urologi di FK-UNPAD.
2. Peningkatan kemampuan staf dalam hal mendidik, mengevaluasi peserta
didik dengan mengadakan pelatihan pembuatan karya ilmiah, pembuatan
soal yang baik.
3. Pembuatan jadwal kegiatan yang terstruktur dan terintegrasi untuk staf dan
PPDS-1 sehingga proses pembelajaran lebih baik dengan menggunakan
modalitas yang sudah ada seperti: modul, buku panduan dsb.
4. Meningkatkan kerjasama vertikal dan horisontal sehingga hambatan-
hambatan dapat diperkecil atau dihilangkan.
5. Departemen Urologi membuat perencanaan anggaran untuk membeli buku
teks baru dan berlangganan jurnal ilmiah.

F. PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA SERTA SISTEM INFORMASI


1. Sistem Alokasi Dana
Dalam penyelenggaraan proses pendidikan, Prodi Urologi FK UNPAD mendapatkan
dana operasional yang sebagian besar diterima dari FK UNPAD dan sebagian dari
FKUI. Pada tahun 2011, Prodi Urologi FK UNPAD mendapatkan dana operasional

35
dari FK UNPAD sebesar Rp.149.007.650,28; Tahun 2012 mendapatkan dana
sebesar Rp. 147.390.567,49; dan tahun 2013 mendapatkan dana sebesar Rp.
120.722.264,61, sedangkan dana operasional dari FK UI sebesar Rp. tahun 2011
sebesar Rp. 34.490.000,00, sedangkanProdi Urologi FK UNPAD tidak menerima
dana operasional yang diperoleh dari peserta program Urologi.

Dana operasional pendidikan yang dikeluarkan oleh Prodi Urologi FK UNPAD


selama 3 tahun terakhir adalah Rp. 126.645.208,02 pada tahun 2011; Rp.
90.572.407,40 pada tahun 2012 dan Rp. 99.682.290,84 pada tahun 2013. Dana
operasional pendidikan termasuk dana untuk pengembangan peserta program
urologi dalam acara seminar atau workshop, dan pembiayaan staf tamu dari luar
negeri.

36
200,000,000.00
180,000,000.00
160,000,000.00
140,000,000.00
120,000,000.00
FK UI Rp
100,000,000.00
FK UNPAD Rp
80,000,000.00
60,000,000.00
40,000,000.00
20,000,000.00
-
2011 2012 2013

Grafik F.1 Dana Penerimaan Proses Pendidikan Prodi Urologi FK UNPAD

140,000,000.00

120,000,000.00

100,000,000.00

80,000,000.00

60,000,000.00

40,000,000.00

20,000,000.00

-
2011 2012 2013

Grafik F.2 Dana Operasional Pendidikan Prodi Urologi FK UNPAD

2. Sarana dan Prasarana serta Sistem Informasi


Dalam proses pendidikan Prodi Urologi FK UNPAD memiliki sarana dan prasarana
yang dapat digunakan secara langsung oleh peserta program urologi dalam

37
pengembangan kemampuan akademis maupun kemampuan ketrampilan. Prodi
Urologi FK UNPAD memiliki ruang kuliah dengan luas total sebesar 41 m 2 yang
terdiri dari ruang konferensi urologi sebesar 32 m2 dan ruang kuliah koassisten serta
e-library dengan luas 9 m2. Ruang konferensi urologi digunakan untuk kegiatan
laporan pagi, assesment, perkuliahan ataupun kegiatan ilmiah lainnya seperti
Journal Reading dan diskusi multidisiplin/ seminar kasus. Ruang konferensi
dilengkapi dengan fasilitas komputer sebanyak 1 unit dengan LCD proyektor dan
fasilitas LAN/WIFI yang dapat digunakan untuk fasilitas internet dengan kapasitas
100Mbps. Selain itu ruang konferensi juga digunakan untuk kegiatan informal
peserta program yang dilaksanakan secara mandiri oleh peserta program dan di
fasilitasi oleh Prodi Urologi FK UNPAD seperti kegiatan preassesment yang berupa
diskusi oleh para peserta program untuk membahas kasus – kasus yang akan
dimajukan dalam kegiatan assesment dan juga kegiatan berupa Campbell’s Walsh
Reading. Selain itu Prodi Urologi FK UNPAD juga memiliki ruang kuliah koassisten
yang didalamnya terdapat 1 Unit PC lengkap dengan koleksi eBook kedokteran
sebanyak 1.010 file, dan juga kumpulan video operasi sebanyak 85 file. Prodi
Urologi FK UNPAD juga memiliki perpustakaan yang dapat digunakan oleh peserta
program yang didalamnya dilengkapi dengan buku ajar sebanyak 141 buah, dengan
jurnal nasional terakreditasi sebanyak 4 buah, dan jurnal internasional sebanyak 9
buah. Selain itu juga terdapat ruang staf dengan luas 44,31 m2 yang dilengkapi
dengan fasilitas penunjang, kursi dan meja untuk masing – masing staf, komputer
PC 1 unit, akses internet dengan LAN/WIFI, AC, TV 42”, lemari es, dispenser, dan
lemari buku yang didalamnya dilengkapi dengan berbagai jenis buku ajar dan jurnal
– jurnal terbaru serta video operasi urologi.

38
Gambar 1. Ruang Konferensi Urologi

Gambar 2. Perpustakaan Prodi Urologi FK Unpad


Selain itu untuk menunjang proses pendidikan Prodi Urologi FK UNPAD juga
memiliki ruang skills lab yang didalamnya terdapat 3 unit Uromentor yang digunakan
oleh peserta program untuk pelatihan dan pengembangan kemampuan
psikomotorik. Setiap hari dilakukan pelatihan uromentor yang telah terjadwal dengan
peserta program sebanyak 2 orang dengan dibimbing langsung oleh 1 orang staf
urologi. Prodi Urologi FK UNPAD juga memiliki kamar jaga peserta program urologi
yang dilengkapi oleh 2 Unit PC dengan LAN/WIFI dan internet, serta TV 32 inchi.

39
Gambar 3. Ruang skills lab

Gambar 4. Kamar Jaga Urologi


Selain itu untuk mendukung kemampuan akedemis dan psikomotor peserta program
dalam rangka proses pendidikan , Prodi Urologi FK UNPAD juga memiliki Ruang
poliklinik urologi yang dilengkapi dengan alat diagnostik seperti USG, Urodinamik,
Uroflowmetri, Sistoskopi yang dapat digunakan oleh peserta program untuk
memberikan pelayanan sekaligus meningkatkan kemampuan kognitif dan
psikomotor. Selain itu juga terdapat ruang operasi sebanyak 2 kamar operasi elektif
dan 3 kamar operasi emergensi yang juga telah dilengkapi dengan fasilitas

40
endourologi, laparoskopi juga C-Arm. Prodi Urologi juga memiliki 1 unit ESWL yang
dapat digunakan oleh peserta program baik untuk pelayanan juga untuk
meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotor dibidang urologi.

Gambar 5. Poli Urologi dan Ruang Tindakan Urologi

41
Gambar 6. Kamar Operasi

Gambar 7. Ruang ESWL


Prodi Urologi juga memiliki sistem informasi data status khusus pasien yang
berbasis elektronik yang terhubung secara terpadu.

ANALISIS SWOT
Kondisi Internal
Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)

42
 Sarana dan Prasarana yang sudah  Minimnya dana yang diterima Program
memadai untuk pendidikan dan Studi Urologi
pelayanan urologi  Tidak ada pengelolaan dana mandiri
 Laporan keuangan yang transparan (otonomi) pada Program Studi.
dan rutin  Kecilnya rata – rata dana operasional
 Sistem informasi data status khusus peserta program per tahun.
pasien yang terpadu  Minimnya staf yang tergerak untuk
menggunakan dana penelitian yang
disediakan oleh Universitas
Padjajaran, karena kesulitan birokrasi.
 Minimnya dana untuk memelihara dan
memperbaharui alat – alat operasi
urologi mutakhir

Kondisi Eksternal
Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)
 Mencari sumber dana melalui  Tidak adanya ketersediaan dan
pengadaan pelatihan/ workshop penggantian peralatan yang tepat
dan seminar – seminar urologi waktu pengadaannya.
 Tersedianya institusi urologi luar  Semakin mahalnya peralatan urologi
negeri yang memberi bantuan yang baru.
beasiswa dan dana penelitian  Semakin pesatnya perkembangan
 Tersedianya RS jejaring yang teknologi operasi urologi.
memiliki peralatan urologi
mutakhir

STRATEGI
- Membuat perencanaan yang baik untuk pemeliharaan dan pengadaan peralatan
urologi mutakhir.
- Meningkatkan kerjasama dengan institusi luar negeri dan badan usaha luar negeri
yang menyediakan beasiswa, dana penelitian dan pengembangan yang seluas –
luasnya. Hal ini sudah mulai kita terapkan dengan mengirim staf muda yang
dibiayai oleh The Japanese Urological Association Scholarship dan SIU
Scholarship. Kami juga sudah mengirimkan peserta program Urologi FK UNPAD
tahap mandiri, untuk mengikuti presentasi karya ilmiah/ penelitian di tingkat

43
internasional. Mengirim beberapa staf mengikuti short course tiga bulan di
Vietnam dan India
- Bekerjasama dengan rumah sakit jejaring yang memiliki peralatan urologi yang
lengkap.
- Memperbanyak penyelenggaraan pelatihan/ workshop dan seminar urologi.

PRIORITAS
- Membuat perencanaan pendanaan yang baik.
- Meningkatkan kerjasama dengan institusi luar negeri dan rumah sakit jejaring.
- Mengadakan pelatihan dalam waktu dekat.

G. PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, DAN


KERJASAMA
1. Mutu, produktivitas, relevansi, sasaran, dan efisiensi pemanfaatan dana
penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat
Dalam mewujudkan tridharma perguruan tinggi, Prodi Urologi FKUNPAD melakukan
kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat secara berkesinambungan. Dalam
kurun waktu 3 tahun terakhir staf bersama dengan peserta program Urologi
menghasilkan 35 karya ilmiah yang dipublikasikan di jurnal nasional maupun
internasional. Tema penelitian yang dikerjakan staf bervariasi mulai dari penelitian
dasar maupun penelitian terapan relevan dengan bidang ilmu peneliti, dengan
menggunakan metode penelitian eksperimental laboratoris, penelitian klinis maupun
penelitian epidemiologis. Sumber dana penelitian yang digunakan untuk melakukan
penelitian staf diperoleh dari pembiayaan sendiri.
Dalam bidang pelayanan masyarakat, Prodi Urologi FKUNPAD melakukan kegiatan
pelatihan dan penyuluhan masyarakat melalui media massa. Jumlah kegiatan
pengabdian kepada masyarakat (pengmas) yang dilakukan oleh staf tetap dalam 3
tahun terakhir sebanyak 6 kegiatan, yang merupakan penerapan bidang ilmu untuk
menyelesaikan masalah di masyarakat, baik melalui kegiatan pelayanan kesehatan,
44
penyuluhan untuk menambah pengetahuan masyarakat awam tentang masalah
kesehatan. Dana untuk kegiatan pengabdian masyarakat diperoleh dari pembiayaan
sendiri oleh staf dan dari instansi pemerintah.

2. Agenda penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat


Dalam upaya pengembangan Prodi FKUNPAD melakukan kegiatan penelitian dan
pengabdian masyarakat yang berkesinambungan. Oleh karena hal tersebut,
peningkatan kuantitas dan kualitas kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat
merupakan hal penting yang terus diperhatikan oleh pimpinan prodi dan fakultas.
Untuk menghasilkan penelitian dan pelayanan masyarakat yang baik diperlukan
adanya koordinasi antar staf dan peserta program serta instansi yang terkait, selain
itu harus ada sumber dana yang tetap yang dapat menjamin kelangsungan kegiatan
penelitian dan pelayanan masyarakat yang berkesinambungan.

3. Kegiatan penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat


bersama staf dan peserta program
Kegiatan penelitian dan pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh staf hampir
selalu mengikut sertakan peserta program dengan tujuan memberi pengetahuan
kepada peserta program dalam melakukan alur penelitian yang baik. Kerjasama
yang baik serta hubungan yang baik antara staf dan peserta program dapat terlihat
pada saat melakukan kegiatan bakti sosial besama misalnya pada acara bakti sosial
khitanan massal, pelatihan VTP, disamping itu juga memberikan pembelajaran
kepada peserta program dalam melakukan prosedur VTP.
Untuk bakti sosial ini, peran aktif staf selain sebagai pembimbing juga sebagai
tenaga ahli dalam bidang pelayanan kesehatan di masyarakat.

4. Banyak dan mutu kegiatan penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada


masyarakat yang dilakukan oleh peserta program
Prodi Urologi FKUNPAD memberikan dorongan kepada peserta program dalam
melakukan penelitian dengan cara memberikan ide-ide penelitian yang kemudian
dikembangkan dan dijalankan oleh peserta program dengan bimbingan staf. Peserta
program melakukan kegiatan penelitian secara rutin selama kegiatan penelitiannya

45
dan menghasilkan sampai sejauh ini sebanyak 5 penelitian yang mendapat
penghargaan dari lembaga nasional dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.
5. Hubungan antara pengajaran, penelitian dan pelayanan/pengabdian
kepada masyarakat
Tiga unsur dalam tridharma perguruan tinggi, merupakan satu kesatuan kegiatan
yang saling terkait dan saling memperkuat. Penelitian yang dilakukan staf yang
kompeten sesuai dengan bidang keahliannya, selain akan memberikan dampak
pengembangan ilmu, juga akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan
kompetensi staf yang bersangkutan. Hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan
dapat dipublikasikan pada jurnal maupun disampaikan pada kegiatan seminar
sebagai kegiatan pengabdian masyarakat. Salah satu bukti lain bahwa kegiatan
penelitian terkait dengan pengajaran adalah dengan dimasukkannya pembelajaran
penelitian kedalam kurikulum Prodi Urologi FK UNPAD

6. Banyak dan mutu kegiatan penelitian dan publikasi staf


Hasil penelitian yang dilakukan staf dipublikasikan baik pada jurnal maupun kegiatan
ilmiah seperti seminar, simposium dan forum ilmiah lain pada tingkat lokal, nasional
maupun internasional.
Jumlah publikasi dan buku yang dihasilkan staf sebesar 11 karya ilmiah dalam 3
tahun terakhir, dengan perincian 7 karya ilmiah dipublikasikan di media nasional , 2
buku guideline, dan 2 karya ilmiah dipublikasikan di media internasional.

7. Hubungan kerjasama dan kemitraan penelitian dengan lembaga dalam dan


luar negeri
Bentuk kerjasama yang dilakukan terutama dalam bidang pengembangan
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Saat ini belum ada
institusi luar negeri yang bekerja sama dengan Prodi Urologi FK UNPAD, sedangkan
dengan institusi dalam negeri telah terjalin beberapa kerja sama diantaranya dengan
RS Zainoel Abidin NAD, RS Gunung Jati Cirebon, dan RS Dustira Cimahi.
8. Publikasi hasil penelitian, karya inovatif, dan rangkuman
skripsi/tesis/disertasi

46
Penelitian yang dilakukan staf, beberapa merupakan penelitian kolaborasi dengan
peserta program, baik peserta program setiap tahap pendidikan di lingkungan
Urologi FKUNPAD. Penelitian kolaborasi tersebut bisa digunakan peserta program
Prodi Urologi FKUNPAD sebagai topik penelitian pada modul penelitian, atau
penelitian dalam kegiatan pembelajaran lain. Beberapa penelitian kolaborasi
tersebut dipublikasikan bersama dengan tim penulis dengan bagian lain.

9. Kerjasama dengan instansi yang relevan


Sampai saat ini terdapat 3 institusi dalam negeri yang menjalin kerjasama dengan
Prodi Urologi FKUNPAD. Bentuk kerjasama sebagian besar adalah pengembangan
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kerjasama ini
merupakan kerjasama yang saling menguntungkan, dimana dari sisi prodi
diuntungkan untuk pengembangan pendidikan, sedangkan dari institusi yang
bersangkutan, misalnya rumah sakit diuntungkan karena membantu proses
pelayanan terhadap pasien.

10. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerjasama


Monitoring pelaksanaan kerjasama dilakukan berupa monitoring administratif,
monitoring operasional implementasi khususnya kerjasama dalam pelayanan.
Monitoring administratif meliputi pemantauan masa berlaku kerjasama dan surat
menyurat. Monitoring operasional implementasi kerjasama adalah kerjasama
penelitian dan pelaksanaan pendidikan.

11. Kepuasan pihak-pihak yang bekerja sama


Sampai saat ini implementasi kerjasama dengan instansi lain berjalan sesuai
dengan yang direncanakan dan belum pernah ada permohonan pemberhentian
kerjasama sebelum masa berlaku kerjasama tersebut habis. Hal ini disebabkan
karena pihak yang bekerjasama merasakan keuntungan dari kerjasama tersebut.
ANALISIS SWOT

Kondisi Internal
Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)

47
 Jumlah staf: 10 orang  Tidak semua staf aktif dalam
 Ada beberapa penelitian yang penelitian
dipublikasi di jurnal nasional dan  Sarana dan prasarana penelitian
internasional yang tidak memadai,
 Adanya staf yang aktif dalam  Birokrasi yang rumit untuk
melakukan penelitian yang mendapatkan dana penelitian
melibatkan peserta program  Jumlah publikasi belum banyak,
 Hasil penelitian dalam 3 tahun terakhir tidak semua hasil penelitian
selalu mendapat penghargaan dipublikasikan, tidak semua staf
ditingkat nasional menghasilkan penelitian yang
 Jumlah staf dan peserta program dipublikasikan
yang cukup untuk melakukan  Belum ada penelitian yang mendapat
pelayanan masyarakat, keahlian staf penghargaan tingkat internasional,
yang dapat dimanfaatkan pada belum ada karya ilmiah yang
pelayanan dan pengabdian memperoleh hak paten
masyarakat  Keterbatasan waktu yang dimiliki
 Ada 3 rumah sakit jejaring, ada untuk melakukan pelayanan
peserta program yang siap dikirim ke masyarakat
rumah sakit jejaring

Kondisi External
Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)
  Tersedianya data pasien yang dapat  Kurangnya dukungan biaya
digunakan sebagai bahan penelitian penelitian dari Fakultas
 Terdapat berbagai jurnal nasional  Persaingan dari berbagai pusat
maupun internasional yang siap pendidikan di dalam negeri maupun
mempublikasikan hasil penelitian luar negeri yang menghasilkan karya
 Ada perlombaan penelitian setiap ilmiah untuk dipublikasikan
tahun ditingkat nasional  Sulitnya mendapat kesempatan
 Fakultas mendukung program RS untuk ikut dalam perlombaan karya
jejaring, adanya RS daerah yang ilmiah tingkat internsional
bersedia menjadi RS jejaring, peluang  Jadwal pelayanan/pengabdian
untuk menambah jejaring cukup besar masyarakat yang tidak rutin dari
 Pemerintah menyediakan dana untuk pihak terkait
pelaksanaan pengabdian masyarakat,  Jumlah spesialis urologi di RS
pemerintah mendukung kegiatan jejaring masih kurang
pengabdian masyarakat

STRATEGI
- Menghimbau staf pengajar untuk menghasilkan minimal satu penelitian atau karya
ilmiah setiap tahun.
- Mencari sumber dana lain dari pemerintah atau fakultas yang berkesinambungan
dan teratur setiap tahun
- Menjalin kerjasama degan lembaga penelitian lain yang memiliki sarana dan
prasarana penelitian yang memadai
48
- Lebih meningkatkan sistem pencatatan informasi pasien
- Menghimbau staf pengajar untuk mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal
nasional maupun internasional setiap tahun.
- Melibatkan peserta program/peserta program pada setiap kegiatan penelitian
- Membimbing peserta program/peserta program pada setiap penelitian yang
dilakukan masing - masing peserta program
- Mengikut sertakan staf pengajar pada presentasi/perlombaan karya ilmiah tingkat
internasional
- Membuat jadwal kegiatan pelayanan masyarakat yang tetap dan teratur
- Setiap staf harus menyediakan waktu untuk berpartisipasi dalam kegiatan
pelayanan masyarakat
- Bekerjasama dengan instansi terkait dalam pelaksanaan pelayanan masyarakat
yang berkesinambungan dan teorganisir secara baik.
- Memperbanyak RS jejaring
- Menerima peserta program sesuai kapasitas RSHS dan RS jejaring
- Visitasi rutin ke RS jejaring
- Menempatkan lulusan urolog baru yang baik dan berpotensi baik di RS jejaring
- Bekerjasama dengan Fakultas untuk memfasilitasi RS jejaring

Prioritas
1. Menghimbau staf pengajar untuk menghasilkan minimal satu penelitian atau
karya ilmiah setiap tahun dan mengikutsertakan /membimbing peserta program
atau peserta program pada setiap kegiatan penelitian, serta mempublikasikan
hasil penelitiannya di jurnal nasional maupun internasional
2. Mengikutsertakan staf pengajar pada presentasi/perlombaaan karya ilmiah pada
tingkat nasional maupun internasional
3. Meminta sumber dana penelitian yang berkesinambungan, sarana dan
prasarana dari pemerintah dan fakultas.
4. Menjalin kerjasama dengan lembaga penelitian yang lain dan mengoptimalkan
sistem pencatatan informasi/data pasien
5. Membina, menfasilitasi dan melakukan visitasi RS jejaring secara
berkesinambungan serta mencari kemungkinan penambahan RS jejaring baru.
6. Menempatkan lulusan spesialis urologi baru yang berpotensi di RS jejaring.

49
7. Membuat jadwal pelayanan masyarakat yang berkesinambungan dengan cara
berkoordinasi dengan instansi terkait dengan melibatkan peserta program.
8. Memberikan penghargaan kepada staf dan peserta program yang
mempublikasikan hasil penelitian di jurnal internasional.

II. ANALISIS SWOT

1. Analisis SWOT antarkomponen


Berdasarkan hasil analisis SWOT setiap komponen, maka disusun analisis
SWOT antar komponen yang mencerminkan SWOT Program Studi Urologi FK
UNPAD, sebagai berikut.
a. Kekuatan Program Studi Urologi FK UNPAD
 Program Studi Urologi FK UNPAD memiliki SDM yang solid disertai
suasana yang mendukung dan memadai untuk pengembangan
subspesialisasi urologi.
 Program Studi Urologi FK UNPAD memiliki struktur organisasi yang
lengkap dan pola kepemimpinan yang efektif dan efisien
 Evaluasi berkala bulanan, triwulanan, enam bulanan dan tahunan yang
digunakan untuk evaluasi perencanaan, pengembangan program.

50
 Pembagian tugas yang merata untuk setiap staf, baik dari segi pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat.
 Rasio dosen dan pendidik yang cukup memungkin proses pembelajaran
berjalan dengan baik.
 Sistem pelayanan dan pendidikan terkoordinasi/terintegrasi melalui Badan
Koordinasi Pendidikan (Bakordik).
 Suasana akademik di Urologi FK-UNPAD bersifat demokratis, sehingga
setiap PPDS-1 mempunyai kesempatan yang sama untuk mengemukakan
pendapatnya.
 Sistem mentoring memungkinkan PPDS-1 mengikuti hampir semua
kegiatan staf sehingga proses transfer ilmu dapat berjalan lebih intens dan
cepat.
b. Kelemahan Program Studi Urologi FK UNPAD
 Monitoring dan evaluasi serta rekan jejak kinerja dosen serta konsistensi
pelaksanaannya masih merupakan kelemahan yang harus segera
dibenahi.
 Belum tersusun dan terjadwal secara baik pelayanan kepada mahasiswa
dalam membina dan mengembangkan penalaran, minat, bakat, seni, dan
kesejahteraan
 Belum menjadi Departemen sendiri, masih berupa subdivisi menghambat
sistem/birokrasi
 Ruang staf yang layak belum tersedia sehingga berpengaruh pada kinerja
staf
 Adanya rotasi perawat terlatih untuk tindakan khusus menyebabkan
memperlambat waktu operasi dan alat-alat tidak terawat, tersusun dengan
baik.
 Data penelitian tidak mudah diakses disebabkan sistem komputerisasi
yang belum sempurna

c. Peluang Program Studi Urologi FK UNPAD


 Masih sedikitnya jumlah pusat pendidikan program studi Urologi di
Indonesia
 Kebutuhan dokter spesialis Urologi yang masih tinggi

51
 Dukungan dekan dan direktur dalam pengembangan SDM
 Sebagai prodi paling muda di Indonesia ingin memanfaatkan momentum
evaluasi diri yang dilakukan saat ini untuk mencermati secara menyeluruh
tentang penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar
 Sebagian besar staf yang berusia relatif muda mempunyai peluang untuk
mengembangkan diri sangat besar
 Fakultas mendukung program RS jejaring, adanya RS daerah yang
bersedia menjadi RS jejaring, peluang untuk menambah jejaring cukup
besar

d. Ancaman Program Studi Urologi FK UNPAD


 Sistem birokrasi keuangan untuk penyelenggaraan pendidikan Urologi
yang tidak lancar
 Tidak adanya dana pemeliharaan sarana dan prasarana
 Biaya pendidikan urologi yang lebih murah di prodi lain
 Insentif institusi lain yang lebih menjanjikan
 Kurangnya dukungan dari Fakultas, biaya penelitian yang mahal

2. Strategi dan pengembangan


Berdasarkan hasil analisis SWOT antar komponen maka disusun strategi dan
pengembangan Program Studi sebagai berikut:
 Melakukan perbaikan manajemen internal dan organisasi sejalan dengan
peningkatan penjaminan mutu.
 Menyusun jadwal kegiatan yang terencana, terpadu dan mudah untuk di
evaluasi secara berkala.
 Evaluasi kinerja setiap staf secara reguler tiap semester agar diketahui
kekurangan yang harus dilengkapi saat akhir tahun.
 Setiap periode pendidikan/semester maka modul harus selalu digunakan
sebagai bahan pembelajaran dan alat evaluasi.

 Adanya komitmen yang kuat dari segenap staf untuk memajukan pendidikan
Urologi di FK-UNPAD.

52
 Membuat perencanaan yang baik untuk pemeliharaan dan pengadaan
peralatan urologi mutakhir.

REFERENSI

1. Pedoman umum penyelenggaraan pendidikan Universitas Padjadjaran tahun


akademik 2010/2011.
2. Pedoman umum penyelenggaraan program pendidikan Dokter Spesialis I FK
UNPAD
3. Buku Standar Pendidikan Program Studi Urologi Kolegium Urologi Indonesia
2008
4. Katalog, Kurikulum dan Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Urologi
Indonesia Ikatan Ahli Urologi Indonesia.
5. Buku pedoman penyelenggaraan pendidikan program studi urologi FK
UNPAD

53
54

Anda mungkin juga menyukai