Anda di halaman 1dari 2

Laporan kasus ini menggunakan desain penelitian observative case study yang

dilaksanakan secara prospektif. Pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan data primer
dan sekunder yaitu melalui informasi perawat klinik luka, catatan medis pasien, wawancara dan
observasi langsung. Penelitian ini dilakukan di Klinik ETN Ceter Makassar yang dilaksanakan
pada tanggal 12 Juni sampai dengan 6 Juli 2023. Sampel yang diteliti yaitu satu orang dengan
luka kaki diabetes. Selanjutnya pengambilan data dilakukan seusai dengan format pengkajian
yang terdiri atas masalah luka, tujuan perawatan luka, dressing/balutan yang digunakan,
penampilan klinis luka, ukuran luka, eksudat, kondisi kulit sekitar luka, nyeri dan status infeksi
dinilai dan dilakukan perbandingan perawatan pertama dan perawatan terakhir. Pengkajian
perkembangan luka dilakukan selama kurang lebih 6 minggu dinilai dengan menggunakan mistar
luka dan di dokumentasikan menggunakan kamera Android. Adapun perkembangan luka pasien
dievaluasi menggunakan format pengkajian Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale (DFUAS). Uji
validitas konkuren, konstruk, dan prediktif telah dilakukan pada DFUAS (Arisandi et al., 2016).
Uji reliabilitas DFUAS dinyatakan baik meskipun terdapat perbedaan penilaian pada beberapa
stadium dan foto luka(Rasyid et al., 2019). DFUAS terdiri atas 11 item pertanyaan, mulai dari
kedalaman, ukuran, penilaian ukuran, peradangan, perbandingan jaringan granulasi, jenis
jaringan nekrotik, perbandingan jaringan nekrotik, perbandingan slough, maserasi, tipe tepi luka,
dan tunneling.

Perawatan luka yang dilakukan pada Ny. R dimulai dari mencuci luka, debridement dan
pengaplikasian balutan. Salah satu tahapan penting dalam perawatan luka adalah pencucian luka
(cleansing). Salah satu upaya atau intervensi untuk mengurangi infeksi dengan melakukan
pembersihan luka (Nurbaya et al., 2018). Penelitian yang dilakukan oleh Musmulyadi & Siatang
(2022), menjelaskan bahwa pencucian luka berguna untuk menyiapkan dasar luka, mengurangi
bakteri dan mencegah biofilm. Debridement luka menggunakan metode sharp debridement.
Debridement adalah pengangkatan jaringan mati dari dasar luka untuk menggantikannya dengan
jaringan sehat yang akan mempercepat pemulihan(Rayman et al., 2020). modern dressing
dengan menggunakan metode moist wound healing seperti oleh Primadani & Nurrahmantika,
(2019) yang menilai perawatan luka dengan metode moist wound healing lebih efektif untuk
merawat luka diabetic foot ulcer karena mampu menjaga luka agar tetap lembab sehingga
mempercepat pertumbuhan jaringan dan dapat mempercepat penyembuhan luka. Bahan
perawatan luka modern seperti hydrocolloid, topical cream, film dressing, calcium alginate,
hydrogel, antimicrobial dressing, dan foam absorbant dressing. Penggunaan krim topikal salep
luka sebagai autolitik debridement maupun perawatan tepi luka dinilai aman, mudah digunakan,
dapat digunakan di mana saja oleh siapa saja dan tidak merusak jaringan sehat serta menjaga
luka tetap lembab(Wintoko & Yadika, 2020).

Anda mungkin juga menyukai