Laporan Biokim Rima Eka Juliarti K011171306 Kesmas B
Laporan Biokim Rima Eka Juliarti K011171306 Kesmas B
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
TINJAUAN PUSTAKA
Seng/zinc adalah salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dan
dikelompokkan dalam golongan trace mineral. Fungsi seng terbilang sangat
penting bagi kelangsungan hidup sel-sel tubuh manusia. Seng dapat mudah
ditemukan pada berbagai jenis makanan yang kaya akan kandungan protein
seperti daging, kacang-kacangan, dan polong-polongan. Asupan seng yang
dibutuhkan tubuh manusia sebenarnya sangat sedikit, namun ternyata
penyerapan seng oleh tubuh pun sangatlah kecil. Dari sekitar 4-14 mg/hari
jumlah seng yang dianjurkan untuk dikonsumsi, hanya sekitar 10-40% yang
dapat diserap. Sumber paling baik adalah sumber protein hewani, terutama
daging, hati, kerang, biji-bijian (lengkap), serealia, leguminosa dan telur (Par’i,
dkk, 2017). Tubuh manusia mengandung 2-3 gram seng, dan hampir 90%
ditemukan dalam otot dan tulang. organ lain yang mengandung konsentrasi
seng termasuk prostat, hati, saluran pencernaan, ginjal, kulit, paru-paru, otak,
jantung, dan pancreas (Plum et al, 2010).
Zinc (Zn) merupakan salah satu mineral mikro yang dibutuhkan bagi setiap
sel di dalam tubuh. Kecukupan mineral ini penting dalam menjaga kesehatan
secara optimal. Fungsi Zn sebagai kofaktor berbagai enzim, struktur dan
integritas sel, sintesis DNA, penyimpanan dan pengeluaran hormonal,
imunotransmisi dan berperan dalam sistem tanggap kebal. Defisiensi Zn dapat
menyebabkan penurunan nafsu makan, dermatitis, pertumbuhan lambat,
kematangan seksual lambat, infertilitas dan imunodefisiensi. Kejadian ini
dikaitkan dengan perubahan fungsi sistem tanggap kebal, seperti menurunnya
fungsi sel B dan T, menurunnya fagositosis dan menurunnya produksi sitokin.
Pada defisiensi Zn yang parah ditandai dengan menurunnya fungsi tanggap
kebal dan meningkatnya kejadian infeksi. Zn mampu berperan di dalam
meningkatkan respon tanggap kebal secara nonspesifik maupun spesifik. Peran
respon tanggap kebal non-spesifik melalui aktivitas fagositosis yang
diperantarai oleh sel netrofil dan monosit. Sedangkan peran respon tanggap
kebal spesifik meliputi humoral maupun seluler yang diperantarai oleh sel
limfosit B maupun sel limfosit T. Pemberian Zn mampu meningkatkan kinerja
sel leukosit, melalui stimulasi produksi tumor necrosis factor-alpha (TNF-α)
oleh sel monosit, sehingga kemampuan fagositosis meningkat. Selain itu, Zn
juga mampu meningkatkan produksi limfokin yang menyebabkan sel limfosit
mampu berdiferensiasi dan berproliferasi (Widhyari, 2012).
Zn adalah zat gizi yang berperan penting pada banyak fungsi tubuh seperti
pertumbuhan sel, pembelahan sel, metabolisme tubuh, fungsi imunitas dan
perkembangan. Suplementasi Zn secara bermakna mempunyai respon yang
positif terhadap kenaikan berat badan dan tinggi badan, serta mampu
meningkatkan pertumbuhan linear pada remaja dan anak stunted. Adanya
pengaruh Zn terhadap pertumbuhan dikarenakan Zn termasuk salah satu zat
gizi yang tergolong dalam nutrien tipe 2. Nutrien tipe 2 merupakan bahan
pokok komposisi sel dan sangat penting untuk fungsi dasar jaringan. Selain itu,
nutrien yang masuk dalam tipe ini seperti halnya Zn memiliki karakteristik
yaitu tidak memiliki tempat penyimpanan sehingga diperlukan masukan terus-
menerus dalam jumlah yang kecil. Dampak utama jika terjadi defisiensi Zn
adalah kegagalan pertumbuhan dan berkurangnya volume jaringan (loss of
tissue). Zinc dibutuhkan untuk proses pertumbuhan bukan hanya karena efek
replikasi sel dan metabolisme asam nukleat tetapi juga sebagai mediator
hormon pertumbuhan (Kusudaryati dkk, 2017).
Defisiensi zinc merupakan kondisi yang sering terjadi di negara
berkembang. Berbagai masalah dapat timbul akibat defisiensi zinc. Sebuah
telaah menunjukkan defisiensi zinc meningkatkan kejadian diare dan
pneumonia. Berbagai faktor risiko ditengarai berkonstribusi pada keadaan
defisiensi zinc, di antaranya adalah asupan kandungan zinc yang rendah,
kebutuhan meningkat, maupun ekskresi berlebihan, misalnya pada diare. Diare
akan menyebabkan peningkatan ekskresi zinc dalam tinja, balans zinc yang
negatif, dan menurunkan konsentrasi zinc dalam jaringan. Pada diare, zinc
berperan dalam inhibisi second messenger induced Cl secretion (cAMP,
cGMP, ion kalsium) meningkatkan absorpsi natrium, memperbaiki
permeabilitas intestinal, dan fungsi enzim pada enterosit, meningkatkan
regenerasi epitel usus dan respons imun lokal dengan membatasi bacterial
overgrowth, dan meningkatkan klirens pathogen (Marlia dkk, 2015).
Pada keadaan diare, seng berperan sebagai antioksidan, mempengaruhi
absorpsi air dan natrium, meningkatkan metabolism vitamin A, mencegah
defisiensi enzim disakaridase, meningkatkan sistem imun, dan sebagai kofaktor
enzim (Artana, 2005 dalam Arnisama dkk, 2013). Kekurangan seng dapat
mempengaruhi ketidakseimbangan antara fungsi sel Th1 dan Th2. Kekurangan
seng juga berhubungan langsung dengan regulasi respon imun yang berkurang
adalah karena menurun di lymphopoesis, serta penurunan populasi absolut
limfosit perifer dan spleenocytes sehingga berpengaruh pada respon imun dan
produksi antibodi pada host yang normal (Goswami dkk, 2005 dalam Mastuti,
2015).
Seng berpengaruh baik secara langsung pada sistem gastrointestinal
maupun secara tidak langsung dalam sistem imun. Seng berperan dalam
menjaga integritas mukosa usus melalui fungsinya dalam regenerasi sel dan
stabilitas membran sel. Defisiensi seng merusak epidermis dan mukosa saluran
cerna sehingga memudahkan invasi kuman pada saluran cerna (Fedriyansyah,
2010 dalam Arnisama dkk, 2015). Ibs dan Rink (2003 dikutip dalam Widhyari,
2012) melaporkan bahwa penurunan kadar Zn dalam tubuh dapat mengganggu
aktivitas sel natural killer (NK) dan fagositosis oleh makrofag dan netrofil,
selain itu juga menurunkan jumlah leukosit granulosit. Defisiensi Zn jangka
panjang menurunkan produksi sitokin dan merusak pengaturan aktivitas sel T
helper. Untuk pengobatan defisiensi zinc, terapi penggantian seng dengan dosis
seng harian sekitar 30 mg dianggap relatif aman. Namun, studi lebih lanjut dari
keamanan dan efek samping dari terapi penggantian seng juga diperlukan
(Yanagisawa, 2004).
G. Tinjauan Umum tentang Hemoglobin
METODE PRAKTIKUM
C. Peserta Praktikum
Adapun peserta praktikum adalah Kelompok 1 kelas Praktikum Dasar
Kesmas B Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
D. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari praktikum yang dilakukan yaitu:
1. Pengambilan Spesimen (Flebotomi)
Adapun prosedur kerja dalam pengambilan spesimen (flebotomi)
yaitu:
a. Disiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
b. Dipasang torniqued (ikatan pembendung) pada lengan bagian atas dan
posisi tangan praktikan mengepal dan membuka tangan beberapa kali
agar vena terlihat jelas.
c. Ditegakkan kulit di bagian lengan dengan jari-jari tangan kiri supaya
vena tidak bergerak-gerak pada saat tusukan.
d. Dibersihkan bagian yang akan ditusuk dengan kapas alkohol dan
dikeringkan.
e. Ditusuk bagian vena yang sudah dibersihkan dengan spoit sampai
ujung jarum masuk ke dalam lumen vena. Ditarik penghisap spoit
perlahan-lahan sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat.
f. Dilepaskan torniqued (karet bendungan).
g. Diletakkan kapas diatas jarum dan spoit dicabut.
h. Dibuka jarum spoit dan dialirkan perlahan-lahan dalam tabung
sentrifus secukupnya (± 3 ml) untuk dipisahkan serumnya, diamkan 5-
10 menit sebelum disentrifus.
i. Dialirkan sisanya ke dalam tabung vial yang sudah berisi EDTA,
digoyang-goyang hingga merata.
2. Mendapatkan Serum
Adapun prosedur kerja dalam mendapatkan serum yaitu:
a. Disentrifus darah yang sudah diendapkan dengan kecepatan 1500-
3000 rpm selama 5-10 menit.
b. Diharapkan pipet bagian atas (serum) dengan hati-hati ke dalam
tabung reaksi. Hindari terjadi hemolisis.
3. Pemeriksaan Glukosa
Adapun prosedur kerja dalam pemeriksaan Glukosa yaitu:
a. Disediakan tabung bersih yang telah diberi label.
b. Diisi tabung dengan larutan glukosa sebanyak 1000 μl.
c. Ditambahkan sampel serum sebanyak 10 μl dan dihomogenkan.
d. Diinkubasikan selama 10 menit pada suhu 370C.
e. Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi.
f. Diukur kadar glukosa dengan menggunakan alat Fotometer
Analyzer.
g. Dicatat nilai kadar glukosa yang akan tertera pada layar.
4. Pemeriksaan Kolesterol
Adapun prosedur kerja dalam pemeriksaan Kolesterol yaitu:
a. Disediakan tabung bersih yang telah diberi label.
b. Diisi tabung dengan larutan kolesterol sebanyak 1000 μl.
c. Ditambahkan sampel serum sebanyak 10 μl dan dihomogenkan.
d. Diinkubasikan selama 10 menit pada suhu 370C.
e. Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi.
f. Diukur kadar kolesterol dengan menggunakan alat Fotometer
Analyzer.
g. Dicatat nilai kadar Kolesterol yang akan tertera pada layar.
5. Pemeriksaan Trigliserida
Adapun prosedur kerja dalam pemeriksaan Trigliserida yaitu:
a. Disediakan tabung bersih yang telah diberi label.
b. Diisi tabung dengan larutan trigliserida sebanyak 1000 μl.
c. Ditambahkan sampel serum sebanyak 10 μl dan dihomogenkan.
d. Diinkubasikan selama 10 menit pada suhu 370C.
e. Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi.
f. Diukur kadar trigliserida dengan menggunakan alat Fotometer
Analyzer.
g. Dicatat nilai kadar trigliserida yang akan tertera pada layar.
6. Pembuatan Supernatan HDL
Adapun prosedur kerja dalam pembuatan supernatan HDL yaitu:
a. Disediakan tabung bersih yang telah diberi label.
b. Diisi tabung dengan sampel serum sebanyak 300 μl.
c. Ditambahkan nodrop HDL sebanyak 1 tetes.
d. Ditutup tabung dan dipusingkan dengan alat centrifuge selama 5
menit.
e. Hasil pemusingan pada centrifuge merupakan supernatan.
7. Pembuatan Supernatan LDL
Adapun prosedur kerja dalam pembuatan supernatan LDL yaitu:
a. Disediakan tabung bersih yang telah diberi label.
b. Diisi tabung dengan sampel serum sebanyak 300 μl.
c. Ditambahkan nodrop LDL sebanyak 3 tetes.
d. Ditutup tabung dan pusingkan dengan alat centrifuge selama 5 menit.
e. Hasil pemusingan pada centrifuge merupakan supernatan.
8. Pemeriksaan HDL
Adapun prosedur kerja dalam pemeriksaan HDL yaitu:
a. Disediakan tabung bersih yang telah diberi label.
b. Diisi tabung dengan larutan kolesterol sebanyak 1000 μl.
c. Ditambahkan sampel supernatan sebanyak 10 μl dan dihomogenkan.
d. Diinkubasikan selama 10 menit pada suhu 370C.
e. Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi.
f. Diukur kadar HDL dengan menggunakan alat Fotometer Analyzer.
g. Dicatat nilai kadar HDL yang akan tertera pada layar.
9. Pemeriksaan LDL
Adapun prosedur kerja dalam pemeriksaan LDL yaitu:
a. Disediakan tabung bersih yang telah diberi label.
b. Diisi tabung dengan larutan kolesterol sebanyak 1000 μl.
c. Ditambahkan sampel supernatan sebanyak 10 μl dan dihomogenkan.
d. Diinkubasikan selama 10 menit pada suhu 370C.
e. Diamati dan catat perubahan warna yang terjadi.
f. Diukur kadar LDL dengan menggunakan alat Fotometer Analyzer.
g. Dicatat nilai kadar LDL yang akan tertera pada layar.
10. Pemeriksaan Status Seng (Zn)
Adapun prosedur kerja dalam pemeriksaan Status Seng yaitu:
a. Disemprotkan sebanyak 3-5 ml ZnSO4 0,1% ke dalam mulut
responden dengan menggunakan spoit tanpa jarum.
b. Dibiarkan cairan dalam mulut selama 10 detik, sesudah itu dibuang
dan kepada responden ditanyakan tentang apa yang dirasakan.
Responden dibagi ke dalam 4 kategori :
1) Tidak merasakan apa-apa/seperti merasakan air biasa walaupun
telah ditunggu 10 detik.
2) Mula-mula tidak merasakan sesuatu dengan pasti, tetapi dalam
beberapa detik kemudian terasa kering, kesat atau manis.
3) Segera merasakan sesuatu dengan pasti tetapi tidak sampai
menyakitkan atau mengganggu rasa tersebut makin lama makin
kuat.
4) Segera timbul rasa yang kuat dan mengganggu sehingga
responden langsung meringis.
Responden yang termasuk kategori 1 dan 2 adalah yang menderita
defisiensi Seng, sedangkan yang termasuk kategori 3 dan 4 adalah
normal.
11. Pemeriksaan Hemoglobin
Adapun prosedur kerja dalam pemeriksaan Hemoglobin yaitu:
a. Disiapkan peralatan yang akan digunakan.
b. Dibersihkan jari yang akan diambil darahnya terlebih dahulu dengan
kapas yang mengandung alkohol.
c. Digunakan blood lancet untuk mengambil darah pada jari yang telah
diolesi alkohol.
d. Dibuang darah pertama yang menetes, selanjutnya tetesan darah
kedua diambil dengan menggunakan microcuvet.
e. Dilakukan pemeriksaan pada alat hemoglobinmeter.
f. Dibandingkan hasilnya dengan kadar Hb normal yaitu untuk pria 13-
16 g/dL dan untuk wanita 12-14 g/dL.
BAB IV
A. Tabel Hasil
1. Glukosa, Kolesterol, Trigliserida, HDL, dan LDL
Adapun hasil praktikum pemeriksaan glukosa, trigliserida, kolesterol,
HDL, dan LDL yang dilakukan dengan menggunakan sampel serum dari
saudari Dian Nurul Pratiwi oleh Kelompok 4 pada tanggal 26 Maret 2019
di laboratorium ditunjukkan pada tabel 4.1 di bawah ini:
c. Trigliserida
Dari hasil percobaan yang dilakukan, didapatkan hasil pemeriksaan
trigliserida pada sampel serum yang diuji coba yaitu 64 mg/dL. Hal ini
menunjukkan bahwa kadar trigliserida dikategorikan dalam kelompok
yang tidak ada gangguan lipid atau normal. Kadar normal trigliserida
yaitu < 200 mg/dL. Komponen lipid dalam plasma adalah trigliserida,
kolesterol, dan fosfolipid. Trigliserida memiliki sebuah rangka gliserol
tempat 3 asam lemak diesterkan. Trigliserida adalah bentuk lemak yang
paling efisien untuk menyimpan kalor yang penting untuk proses-proses
yang membutuhkan energi dalam tubuh (Hardisari & Koiriyah, 2016).
Trigliserida merupakan komponen lipid utama dalam asupan
makanan, terdapat sekitar 98% dari total lipid dan 2% sisanya terdiri atas
fosfolipid dan kolesterol (bebas dan ester). Trigliserida dapat disimpan
dalam jumlah berlimpah untuk memasok kebutuhan energi tubuh selama
berbulan-bulan, seperti dalam kasus orang obesitas. Trigliserida disimpan
dalam jaringan adiposa, otot rangka, hati, paru-paru, dan usus untuk
menyediakan energi untuk proses metabolisme (Putri & Isti, 2015).
Trigliserida merupakan lemak darah yang cenderung naik seiring dengan
konsumsi alkohol, peningkatan berat badan dan diet tinggi gula atau
lemak. Peningkatan trigliserida (hipertrigliseridemia) merupakan faktor
risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke. Kadar trigliserida
tinggi juga cenderung menyebabkan gangguan tekanan darah dan risiko
diabetes mellitus (Hidayati, 2017).
Trigliserida adalah zat lemak dalam darah yang disimpan dalam sel
lemak tubuh, jika kadarnya berlebih bisa meningkatkan risiko berbagai
penyakit. Oleh karena itu, disarankan kepada praktikan untuk tetap
menjaga kadar trigliseridanya dengan mengonsumsi protein, lemak dan
karbohidrat yang cukup. Selain itu, mengonsumsi buah dan sayur juga
penting dalam menjaga kadar trigliserida agar tetap stabil. Aktivitas fisik
pun juga berpengaruh dalam menjaga kadar trigliserida. Olahraga yang
cukup dapat membantu dalam kestabilan kadar trigliserida.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai dengan tujuan praktikum, maka hasil dari pembahasan hasil
praktikum dapat ditarik kesimpulan:
1. Hasil pemeriksaan kadar Glukosa praktikan atas nama Dian Nurul Pratiwi
adalah rendah yaitu 74 mg/dL.
2. Hasil pemeriksaan kadar Kolesterol praktikan atas nama Dian Nurul
Pratiwi adalah normal yaitu 161 mg/dL.
3. Hasil pemeriksaan kadar Trigliserida praktikan atas nama Dian Nurul
Pratiwi adalah normal yaitu 64 mg/dL.
4. Hasil pemeriksaan kadar HDL praktikan atas nama Dian Nurul Pratiwi
adalah normal yaitu 65 mg/dL.
5. Hasil pemeriksaan kadar LDL praktikan atas nama Dian Nurul Pratiwi
adalah normal yaitu 44 mg/dL.
6. Hasil analisis status seng menunjukkan terdapat 7 praktikan yang
mengalami defisiensi seng sedangkan 3 praktikan lainnya tergolong
normal. Adapun praktikan atas nama Rima Eka Juliarti termasuk dalam
kategori 1 yang menderita defisiensi seng.
7. Hasil pemeriksaan kadar Hemoglobin menunjukkan terdapat 5 praktikan
yang memiliki kadar Hemoglobin tinggi sedangkan 5 praktikan lainnya
memiliki kadar Hemoglobin normal. Pemeriksaan Hemoglobin praktikan
atas nama Rima Eka Juliarti berada pada kategori tinggi dengan Hb
sebesar 14,3 g/dL.
B. Saran
1. Untuk Dosen
Sebaiknya dosen penanggung jawab pada praktikum dasar gizi masuk
untuk memberikan arahan terlebih dahulu kemudian mengawasi praktikan
pada saat proses praktikum berlangsung.
2. Untuk Asisten
Sebaiknya asisten lebih fokus memperhatikan praktikan dalam praktik
untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang dilakukan praktikan saat
praktikum dan menjelaskan kesimpulan praktikum di akhir praktikum.
3. Untuk Laboratorium
Sebaiknya sebelum memulai praktikum dilakukan persiapan agar
estimasi waktu yang dipakai praktikum lebih efisien. Selain itu, perlu
dilakukan penambahan alat pengukuran yang digunakan agar praktikan
tidak perlu mengantri dalam penggunaan alat sehingga praktikum tidak
memakan waktu terlalu lama.
4. Untuk Kegiatan Praktikum
Pada saat melakukan praktikum, hendaknya peraturan yang berlaku
dalam laboratorium harus dipatuhi. Ketertiban dalam melakukan
praktikum perlu dijaga, karena hal tersebut dapat mempengaruhi
konsentrasi praktikan lainnya yang sedang melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Adyani, K., Anita, D.A., & Enny, R., 2018. Peningkatan kadar hemoglobin
dengan pemberian ekstrak daun salam (Syzygium Polyanthum (Wight)
Walp) pada tikus model anemia defisiensi besi. Majalah Kedokteran
Bandung, [Online] 50 (3), hal. 167-172.
http://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/mkb/article/view/1390 [diakses 01
April 2019]
Amir, S.M.J., Herlina, W., & Damajanty, P., 2015. Kadar glukosa darah sewaktu
pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Bahu Kota Manado.
Jurnal e-Biomedik (eBm), [Online] 3 (1), hal. 32-40.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/6505
[diakses 01 April 2019]
Arnisama, Teuku, S., & Liana, S.L., 2013. Hubungan asupan mineral zinc (seng)
dan vitamin A dengan kejadian diare pada balita di Kecamatan
Seulimeum. Idea Nursing Journal, [Online] 4 (3), hal. 66-73.
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/view/1680 [diakses 01 April
2019]
Arnold, D.L., et al., 2009. Maternal iron deficiency anaemia is associated with an
increased risk of abruption placentae: a retrospective case control study.
Journal of Obstetrics and Gynaecology Research, [Online] 35 (3), p. 446-
452. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19527381 [diakses 01 April
2019]
Aulia, G.Y., Ari, U., & Lintang, D.S., Muhammad, S.A., 2017. Gambaran status
anemia pada remaja putri di wilayah pegunungan dan pesisir pantai (studi
di SMP Negeri Kecamatan Getasan dan Semarang Barat). Jurnal
Kesehatan Masyarakat (e-Journal), [Online] 5 (1), hal. 193-200.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/15486 [diakses 03
April 2019]
Auliya, P., Fadil, O., & Zelly, D.R., 2016. Gambaran kadar gula darah pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang memiliki berat
badan berlebih dan obesitas. Jurnal Kesehatan Andalas, [Online] 5 (3),
hal. 528-533. http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/571
[diakses 01 April 2019]
Batjo, R., Assa, Y. A., & Tiho, M., 2013. Gambaran kadar kolesterol low density
lipoprotein darah pada mahasiwa angkatan 2011 Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado dengan indeks massa tubuh 18,5-22,9
kg/m². Jurnal e-Biomedik (eBm), [Online] 1 (2), hal. 843-848.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/5470
[diakses 01 April 2019].
Candra, A., 2018. Suplementasi seng untuk pencegahan penyakit infeksi. Journal
of Nutrition and Health, [Online] 6 (1), hal. 31-36.
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/actanutrica/article/download/17953/
13708 [diakses 05 April 2019]
Diyah, N.W., dkk., 2016. Evaluasi kandungan glukosa dan indeks glikemik
beberapa sumber karbohidrat dalam upaya penggalian pangan ber-indeks
glikemik rendah. Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia,
[Online] 3 (2), hal. 67-73. https://e-
journal.unair.ac.id/JFIKI/article/view/7040 [diakses 01 April 2019]
Djuwita, R., 2013. Asupan gizi dan kadar low density lipoprotein kolesterol darah
pada kalangan eksekutif. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, [Online]
8 (2), hal. 72-78.
http://journal.fkm.ui.ac.id/index.php/kesmas/article/view/346 [diakses 01
April 2019]
Faradhita, A., Dian, H., & Inggita, K., 2014. Hubungan asupan magnesium dan
kadar glukosa darah puasa pasien rawat jalan diabetes melitus tipe 2.
Indonesian Journal of Human Nutrition, [Online] 1 (2), hal. 71-88.
https://ijhn.ub.ac.id/index.php/ijhn/article/view/104 [diakses 01 April
2019]
Gani, H.B.S., Djon, W., & Shane, H.R.T., 2013. Perbandingan kadar kolesterol
high density lipoprotein darah pada wanita obes dan non obes. Jurnal e-
Biomedik (eBm), [Online] 1 (2), hal. 879-883.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/5473
[diakses 01 April 2019]
Gardjito, F.B., 2009. Korelasi kolesterol-HDL dengan IMT pada penderita
penyakit jantung koroner di RSUD Moewardi Surakarta. Skripsi sarjana.
Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Gopdianto, D.A., Djon, W., & Shane, H.R.T., 2013. Perbandingan kadar
kolesterol high density lipoprotein darah pada pria perokok dan bukan
perokok. Jurnal e-Biomedik (eBm), [Online] 1 (2), hal. 997-1001.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/3253
[diakses 01 April 2019]
Hardisari, R., & Binti, K., 2016. Gambaran kadar trigliserida (metode GPO-PAP)
pada sampel serum dan plasma EDTA. Jurnal Teknologi Laboratorium,
[Online] 5 (1), hal. 27-31.
https://www.teknolabjournal.com/index.php/Jtl/article/view/73 [diakses 01
April 2019]
Hartriyanti, Y., & Triyanti, 2013. Gizi dan kesehatan masyarakat. Jakarta:
Rajawali Pers.
Hidayati, D.R., 2017. Hubungan asupan lemak dengan kadar trigliserida dan
indeks massa tubuh sivitas akademika UNY. Jurnal Prodi Biologi,
[Online] 6 (1), hal. 25-33.
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/biologi/article/viewFile/6
055/5784 [diakses 01 April 2019]
Indriyani, P., 2007. Pengaruh latihan fisik: senam aerobik terhadap penurunan
kadar gula darah pada penderita DM tipe 2 di wilayah Puskesmas Bukateja
Purbalingga. Media Ners. Vol. 1 (2): 49-99.
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/article/view/717 [diakses
03 April 2019]
Jafar, N., Saifuddin, S., Rahayu, I., & Siti, K.H., 2018. Penilaian status gizi.
Makassar: Program Studi Ilmu Gizi Universitas Hasanuddin.
Kemenkes RI, 2013. Riset kesehatan dasar. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.
Kosasi, L., Fadil, O., & Amel, Y., 2014. Hubungan aktivitas fisik terhadap kadar
hemoglobin pada mahasiswa anggota UKM Pandekar Universitas Andalas.
Jurnal Kesehatan Andalas, [Online] 3 (2), hal 178-181.
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/79 [diakses 03 April
2019]
Kusudaryati, D.P.D., Siti, F.M., & Laksmi, W., 2017. Pengaruh suplementasi Zn
terhadap perubahan indeks TB/U anak stunted usia 24-36 bulan. Jurnal
Gizi Indonesia, [Online] 5 (2), hal. 98-104.
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgi/article/view/16586 [diakses 03
April 2019]
Liana, P., 2014. Peran small dense low density lipoprotein terhadap penyakit
kardiovaskular. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, [Online] 1 (1), hal. 67-
72. https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jkk/article/view/2570 [diakses 29
Maret 2019]
Listiyana, A.D., Mardiana, & Galuh, N.P., 2013. Obesitas sentral dan kadar
kolesterol darah total. Jurnal Kesehatan Masyarakat, [Online] 9 (1), hal.
37-43. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/2828
[diakses 03 April 2019]
Ma, H., & Kuan-Jiunn, S., 2006. Cholesterol and human health. The Journal of
American Science, [Online] 2 (1), p. 46-50.
http://www.jofamericanscience.org/journals/am-sci/0201/05-mahongbao-
0105.pdf [diakses 01 April 2019]
Makawekes, M.T., Sonny, R.J.K., & Taufiq, F.P., 2016. Perbandingan kadar
hemoglobin darah pada pria perokok dan bukan perokok. Jurnal e-
Biomedik (eBm), [Online] 4 (1), hal. 1-5.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/11250
[diakses 01 April 2019]
Malhotra, A., Grant, S., & Robert, H.L., 2018. The science against sugar, alone, is
insufficient in tackling the obesity and type 2 diabetes crises: we must also
overcome opposition from vested interests. Journal of Insulin Resistance,
[Online] 3 (1), p. 1-6.
https://insulinresistance.org/index.php/jir/article/view/39/111 [diakses 01
April 2019]
Marlia, D.L., Pramita, G.D., & Najib, A., 2015. Defisiensi zinc sebagai salah satu
faktor risiko diare akut menjadi diare melanjut. Sari Pediatri, [Online] 16
(5), hal. 299-306. https://saripediatri.org/index.php/sari-
pediatri/article/view/142 [diakses 01 April 2019]
Masthalina, H., Yuli, L., & Yuliana, P.D., 2015. Pola konsumsi (faktor inhibitor
dan enhancer Fe) terhadap status anemia remaja putri. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, [Online] 11 (1), hal. 80-86.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/3516 [diakses
03 April 2019]
Mastuti, D.N.R., 2015. Kajian gizi mikro seng (Zn) pada kejadian filariasis (studi
kasus di Kota Pekalongan). Jurnal Pena Medika, [Online] 5 (1), hal. 78-
83. http://jurnal.unikal.ac.id/index.php/medika/article/view/348 [diakses
01 April 2019]
Matayane, S.G., Alexander, S.L.B., & Shirley, E.S.K., 2014. Hubungan antara
asupan protein dan zat besi dengan kadar hemoglobin mahasiswa program
studi pendidikan dokter angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi. Jurnal e-Biomedik (eBm), [Online] 2 (3), hal. 1-6.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/5742
[diakses 01 April 2019]
Meneng, P., 2009. Perbedaan lama diare pada penderita diare akut yang diterapi
dengan zink dan probiotik dibanding probiotik di RSUD dr. Moewardi
Surakarta. Jurnal Kedokteran Indonesia, [Online] 1(1), hal 49-55.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=256991&val=6970&t
itle=Bukti%20Baru%20dari%20Indonesia:%20Perbedaan%20Lama%20D
iare%20Pada%20Penderita%20Diare%20Akut%20yang%20Diterapi%20d
engan%20Zink%20dan%20Probiotik%20Dibanding%20Probiotik%20di%
20RSUD%20Dr.%20Moewardi%20Surakarta [diakses 01 April 2019]
Nugrahani, S.S., 2012. Ekstrak akar, batang, dan daun herba meniran dalam
menurunkan kadar glukosa darah. Jurnal Kesehatan Masyarakat, [Online]
8 (1), hal. 51-59.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/2259 [diakses
01 April 2019]
Olokoba, A.B., Olusegun, A.O., & Lateefat, B.O., 2012. Type 2 diabetes mellitus:
a review of current trends. Oman Medical Journal, [Online] 27 (4), p. 269-
273. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3464757/ [diakses 01
April 2019]
Oway, I.A.H., Sonny, J.R.K., & Taufik, P., 2013. Perbandingan kadar trigliserida
pada obes 1 dan obes 2. Jurnal e-Biomedik (eBm), [Online] 1 (1), hal. 357-
363. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/4563
[diakses 01 April 2019]
Pangestika, P.S., Martha, I.K., & Suyatno, 2016. Hubungan tingkat kecukupan
besi dengan kadar hemoglobin pada remaja hamil usia 15-19 tahun (studi
di Kelurahan Rowosari Kota Semarang tahun 2016). Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal), [Online] 4 (3), hal. 218-232.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/12886 [diakses 01
April 2019]
Par’i, H.M., Sugeng, W., & Titus, P. H., 2017. Penilaian status gizi. [e-book].
Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan [diakses 31
Maret 2019]
Parekh, N., et al., 2010. Longitudinal associations of blood markers of insulin and
glucose concentrations and cancer mortality in the third national health and
nutrition examination survey. University of Medicine and Dentistry of New
Jersey, [Online] 21 (4), p. 1-20.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20094767 [diakses 01 April 2019]
Plum, L.M., Lothar, R., & Hajo, H., 2010. The essential toxin: impact of zinc on
human health. International Journal of Environmental Research and
Public Health, [Online] 7 (), p. 1342-1365.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2872358/ [diakses 01
April 2019]
Pramodya, J., Zen, R., & Siti, F.P., 2015. Perbedaan aktivitas fisik, kadar Hb, dan
kesegaran jasmani (studi pada siswi KEK dan tidak KEK di SMA N 1
Grogol Kabupaten Kediri). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal),
[Online] 3 (3), hal. 205-212.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/12147 [diakses 03
April 2019]
Putri, S.R., & Dian, I.A., 2015. Obesitas sebagai faktor risiko peningkatan kadar
trigliserida. Majority, [Online] 4 (9), hal. 78-82.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1413
[diakses 01 April 2019]
Rachmat, C., Shane, H.R.T., & Djon, W., 2015. Pengaruh senam poco-poco
terhadap kadar trigliserida darah. Jurnal e-Biomedik (eBm), [Online] 3 (1),
hal. 205-210.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/6639
[diakses 01 April 2019]
Rahayu, K.B., Lintang, D.S., & Henry, S., 2018. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tipe 2 (studi di
wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (e-Journal), [Online] 6 (2), hal. 19-28.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/download/20782/19487
[diakses 03 April 2019]
Rahmawati, F.C., & Hesti, M.R., 2014. Pengaruh pemberian sup jamur tiram
putih (pleurotus ostreatus) terhadap kadar trigliserida pada subjek obesitas.
Journal Of Nutrition College, [Online] 3 (4), hal 943-950.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/6914 [diakses 01
April 2019]
Rudi, A., & Hendrikus, N.K., 2017. Faktor risiko yang mempengaruhi kadar gula
darah puasa pada pengguna layanan laboratorium. Wawasan Kesehatan,
[Online] 3 (2), hal. 33-39. http://journal.stikes-
kapuasraya.ac.id/index.php/JIIK-WK/article/view/21/20 [diakses 01 April
2019]
Sanhia, A.M., Damajanty, H.C.P., & Joice, N.A.E., 2015. Gambaran kadar
kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) pada masyarakat perokok di
pesisir pantai. Jurnal e-Biomedik (eBm), [Online] 3 (1), hal. 460-465.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/7425
[diakses 03 April 2019]
Saputra, A.D., Shane, H.R.T., & Djon, W., 2015. Pengaruh senam poco-poco
terhadap kadar kolesterol low density lipoprotein darah. Jurnal e-Biomedik
(eBm), [Online] 3 (1), hal. 14-19.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/6503
[diakses 01 April 2019]
Sartika, R.A.D., 2008. Pengaruh asam lemak jenuh, tidak jenuh dan lemak trans
bagi kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, [Online] 2 (4),
hal. 154-160. http://jurnalkesmas.ui.ac.id/kesmas/article/view/258 [diakses
01 April 2019]
Sinaga, Y.O., Murniati, T., & Yanti, M.M., 2013. Gambaran kadar kolesterol high
density lipoprotein darah pada mahasiswa angkatan 2011 Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi dengan indeks massa tubuh ≥23,0
kg/m2. Jurnal e-Biomedik (eBm), [Online] 1 (3), hal.1096-1100.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/3275/2819
[diakses 03 April 2019]
Sondakh, R., Damajanty, P., & Sylvia, M., 2013. Pengaruh senam bugar lansia
terhadap kadar trigliserida. Jurnal e-Biomedik Universitas Sam Ratulangi,
[Online] 1 (1), hal 755-759.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/4631
[diakses 03 April 2019]
Sugeha, S., Rampengan, & Wungouw, 2013. Pengaruh senam bugar lansia
terhadap kadar HDL dan LDL di BPLU Manado. Jurnal e-Biomedik
(eBm), [Online] 1 (2), hal. 907-913.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/5477
[diakses 01 April 2019]
Supariasa, N., Bakri, B. dan Fajar, I., 2016. Penilaian status gizi edisi 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Syahrullah, R.R., Youla, A., & Murniati, T., 2013. Gambaran kadar high density
lipoprotein darah pada laki-laki berusia 40-59 tahun dengan indeks massa
tubuh ≥23 kg/m². Jurnal e-Biomedik (eBm),[Online] 1 (1), hal 50-52.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/1161
[diakses 01 April 2019]
Togelang, L., Fatimawali, & Aaltje, E.M., 2013. Gambaran kadar high density
lipoprotein pada remaja obes di Kabupaten Minahasa. Jurnal e-Biomedik
(eBm), [Online] 1 (1), hal. 445-450.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/4578
[diakses 03 April 2019]
Widhyari, S.D., 2012. Peran dan dampak defisiensi zinc (Zn) terhadap sistem
tanggap kebal. Wartazoa, [Online] 22 (3), hal. 141-148.
http://medpub.litbang.pertanian.go.id/index.php/wartazoa/article/viewFile/
848/857 [diakses 01 April 2019]
Yanagisawa, H., 2004. Zinc deficiency and clinical practice. Journal of the Japan
Medical Association, [Online] 47 (8), p. 359-364.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18311051 [diakses 01 April 2019]
Zheng, C., & Masanori, A., 2012. High density lipoproteins: from function to
therapy. Journal of the American College of Cardiology, [Online] 60 (23),
p. 2380-2383. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23141492 [diakses
01 April 2019]