Anda di halaman 1dari 25

C.

Unsur Proses

1. Proses Asuhan Keperawatan (Penerapan Proses Keperawatan) Teori


Proses asuhan keperawatan adalah metode ilmiah dalam pemberian asuhan
keperawatan. Proses asuhan keperawatan juga merupakan proses terapeutik yang
melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, keluarga dan atau
masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Keliat 2019). Praktek
keperawatan meliputi observasi, pengkajian, diagnosis, asuhan atau konseling, dan
penyuluhan kesehatan kepada individu yang sakit, cedera, atau pemeliharaan kesehatan
atau pencegahan sakit yang dilaksanakan oleh perawat berlisensi

SAK (Standar Asuhan Keperawatan) terdiri dari 6 standar:

1) Standar Pengkajian Keperawatan, Komponen pengkajian keperawatan meliputi :


a. Pengumpulan Data dengan kriteria :
1) Menggunakan format yang baku
2) Sistematis
3) Diisi sesuai item yang tersedia
4) Actual (baru)
5) Absah (valid)
b. Pengelompokan Data dengsn Kriteria :
1) Data Biologis
2) Data Psikologis
3) Data Sosial
4) Data Spiritual
c. Perumusan Masalah dengan Kriteria
1) Kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi
kehidupan
2) Perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah dikumpulkan
2) Standar Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan
pasien, dianalisis dan dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien dengan
kriteria:
a. Diagnosa keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan
pemenuhan kebutuhan pasien.
b. Di buat sesuai dengan wewenang perawat
c. Komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan gejala/tanda (PES) atau terdiri
dari masalah dan penyebab (PE).
d. Bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien sudah nyata terjadi.
e. Bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien kemungkinan besarakan
terjadi.
f. Dapat ditanggulangi oleh perawat.
3) Standar Perencanaan Keperawatan Perencanaan Keperawatan disusun berdasarkan
diagnosa keperawatan.
Komponen perencanaan keperawatan meliputi:
a. Prioritas masalah dengan kriteria:
1) Masalah-masalah yang mengancam kehidupan merupakan priorias pertama
2) Masalah-masalah yang mengancam kesehatan seseorang adalah prioritas
kedua
3) Masalah-masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan prioritas ketiga
b. Tujuan asuhan keperawatan dengan kriteria;
1) Spesifi
2) Bisa diukur
3) Bisa dicapai
4) Realistik
5) Ada batas waktu
c. Rencana tindakan dengan kriteria;
1) Disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan
2) Melibatkan pasien/keluarga
3) Mempertimbangkan latar belakang budaya pasien/keluarga
4) Menentukan alternatif tindakan yang tepat
5) Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku, lingkungan,
sumber daya dan fasilitas yang ada
6) Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien
7) Kalimat perintah ringkas, tegas dengan bahasanya mudah dimengerti.
d. Standar Pelaksanaan / Intervensi Kriteria pelaksanaan/intervensi :
1) Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan
2) Menyangkut keadaan bio-psiko-sosio spiritual pasien
3) Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan kepada
pasien/keluarga
4) Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
5) Menggunakan sumber daya yang ada
6) Menerapkan prinsip aseptik dan antiseptic
7) Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privacy dan mengutamakan
keselamatan pasien
8) Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon pasien
9) Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam
keselamatanpasien
10) Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan
11) Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan
12) Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur teknis yang
telah ditentukan. Intervensi keperawatan berorientasi pada 14 komponen
keperawatan dasar yang meliputi :
a) Memenuhi kebutuhan oksigen
b) Memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit
c) Memenuhi kebutuhan eliminasi
d) Memenuhi kebutuhan keamanan
e) Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik
f) Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
g) Memenuhi kebutuhan aktivitas dan kegiatan jasmani
h) Memenuhi kebutuhan spiritual
i) Memenuhi kebutuhan emosional
j) Memenuhi kebutuhan komunikasi
k) Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis
l) Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan
m) Memenuhi kebutuhan penyuluhan
n) Memenuhi kebutuhan rehabilitasi
e. Standar Evaluasi Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis
dan berencanauntuk menilai perkembangan pasien, dengan kriteria;
1. Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi
2. Evaluasi hasil menggunakan indikator yang ada pada rumusan tujuan
3. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan
4. Evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan
5. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar

f. Standar Catatan Asuhan Keperawatan (Depkes RI, 2019). Catatan asuhan


keperawatan dilakukan secara individual dengan kriteria:
1) Dilakukan selama pasien dirawat inap dan rawat jalan
2) Dapat digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi dan laporan
3) Dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan
4) Penulisannya harus jelas dan ringkas serta menggunakan istilah yang baku
5) Sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan
6) Setiap pencatatan harus mencantumkan initial/ paraf/ nama perawat yang
7) Melaksanakan tindakan dan waktunya
8) Menggunakan formulir yang baku
9) Disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku (Depkes RI, 2019)

Tabel 14. Pengkajian di Ruang Seruni Rumah Sakit Bayangkara 2023


No Aspek Yang Dinilai Nomor Rekam Skor Interpretasi
Medis
1 2 3 4 5
1 Pengkajian lengkap     - 4 Tercapai
maksimal 1 x 8 jam sebagian
2 Pengkajian alergi     - 4 Tercapai sebagian
3 Pengkajian alasan masuk RS     - 4 Tercapai sebagian

4 Pengkajian riwayat     - 4 Tercapai sebagian


Kesehatan
5 Pemeriksaan fisik     - 4 Tercapai sebagian
6 Pengkajian status fungsional  -   - 3 Tercapai Sebagian
7 Pengkajian status psikososial - - - - - 0 Tidak Tercapai
8 Pengkajian risiko jatuh      5 Tercapai Penuh
9 Pengkajian nutrisi     - 4 Tercapai sebagian

10 Pengkajian nyeri     - 4 Tercapai sebagian

11 Pengkajian kebutuhan - - - - - 0 Tidak Tercapai


Edukasi
2 Pengkajian discharge - - - - - 0 Tidak tercapai
12
planning dalam 2x24 jam
Total keseluruhan
36 55,3%

Tabel 15. Diagnose Ruang Seruni Rumah Sakit Bayangkara 2023

No Askep Yang Dinilai Nomor Rekam Medis Skor Interpresentase

1 2 3 4 5

1. Masalah keperawatan - -    3 Tercapai sebegian


dirumuskan sesuai dengan
hasil pengkajian
2. Masalah dirumuskan   - - - 2 Tercapai sebegian
berdasarkan SDKI
3. Masalah utama ditetapkan -   -  3 Tercapai sebegian
maksimal 1x 24 jam
Subtotal B 8 53,3%

Tabel 16. Rencana Tindakan di Ruang Seruni Rumah Sakit Bayangkara 2023

No Askep Yang Dinilai Nomor Rekam Skor Interpresentase


Medis
1 2 3 4 5

1. Tujuan terukur ditetapkan      5 Tercapai penuh


maksimal 1x 24 jam
2. Rencana tindakan      5 Tercapai penuh
menggambarkan cara mengatasi
masalah pasien
3. Rencana tindakan      5 Tercapai penuh
menggambarkan cara mengatasi
masalah pasien
4. Discharge planning      5 Tercapai penuh
direncanakan sejak pasien
dirawat
Subtotal C 20 100%

Tabel 17. Tindakan di Ruang Seruni Rumah Sakit Bayangkara 2023

No Askep Yang Dinilai Nomor Rekam Skor Interpresentase


Medis
1 2 3 4 5

1. Perawat memberikan penjelasan      5 Tercapai penuh


tentang hak dan kewajiban
pasien dalam waktu 1 x 24 jam
2. Melaksanakan pengukuran dan      5 Tercapai penuh
tanda vital (suhu, nadi,
kecepatan respirasi, tekanan
darah, dan skala nyeri) sesuai
dengan kondisi pasien
3. Melaksanakan monitoring  -   - 3 Tercapai Sebagian
asupan nutris
4. Melaksanakan pemberian obat      5 Tercapai penuh
sesuai order
5. Melaksanakan monitoring reaksi      5 Tercapai penuh
obat
6. Melaksanakan monitoring reaksi      5 Tercapai penuh
obat lain (sesuai karakteristik
pasien)
7. Melaksanakan tindakan sesuai  -  -  3 Tercapai sebagian
rencana
8. Melaksanakan edukasi pada -    - 3 Tercapai sebagian
pasien dan keluarga tentang
nyeri
9. Melaksanakan edukasi pada      5 Tercapai penuh
pasien dan keluarga tentang cara
penggunaan obat
10. Melaksanakan edukasi pada  - -   3 Tercapai sebagian
pasien dan keluarga tentang
pemakaian gelang identitas
11. Melaksanakan edukasi pada   -   4 Tercapai sebagian
pasien dan keluarga tentang
Infeksi
12. Melaksanakan edukasi pada -     4 Tercapai sebagian
pasien dan keluarga tentang
penggunaan alat bantu
13. Melaksanakan edukasi pada    -  3 Tercapai sebagian
pasien dan keluarga tentang
Discharge planning
Subtotal D 53 81,5%

Tabel 18. Evaluasi di Ruang Seruni Rumah Sakit Bayangkara 2023

No Askep Yang Dinilai Nomor Rekam Skor Interpresentase


Medis
1 2 3 4 5

1. Evaluasi hasil dilaksanakan      5 Tercapai Penuh


minimal 1x per hari dan
perubahan kondisi
2. Evaluasi proses merupakan      5 Tercapai Penuh
bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari Implementasi
3. Discharge planning dilengkapi   -   4 Tercapai sebagian
pada saat pasien akan pulang
Subtotal E 14 93,3 %

Tabel 19. Catatan Asuhan Keperawatan di Ruang Seruni Rumah Sakit Bayangkara 2023

No Askep Yang Dinilai Nomor Rekam Skor Interpresentase


Medis
1 2 3 4 5

1. Pencatatan ditulis menggunakan      5 Tercapai Penuh


formulir yang Baku
2. Pencatatan ditulis dengan jelas,      5 Tercapai Penuh
ringkas, istilah dan singkatan
yang baku dan benar
3. Setiap dokumentasi  -  -  3 Tercapai sebagian
keperawatan mencantumkan
paraf/nama jelas, tanggal dan
jam dilakukannya tindakan
Subtotal F 13 86,6%

Analisis Data
Persentase proses asuhan keperawatan di Ruang Seruni Rumah Sakit
Bayangkara Bengkulu sebesar %. Berdasarkan data yang didapat, maka dapat
dilakukan analisis sebagai berikut:
1) Pengkajian Keperawatan sudah dilakukan sesuai dengan form yang baku, dengan
persentase penilaian pengkajian di ruang Ruang Seruni Rumah Sakit Bayangkara
dalam kategori Baik dengan persentase sebesar %
2) Diagnosa keperawatan secara umum sudah menggunakan SDKI sebagai pedoman
penegakan diagnose keperawatan, namun diagnosa aktual masih belum
ditegakkan bersama etiologinya masih dalam kategori sangat baik dengan
persentase sebesar 86,67%. Masalah utama sudah ditetapkan maksimal 2x24 jam.
Diagnosa yang ditemukan di antaranya: Nyeri akut, hipertermi, mual, pola nafas
tidak efektif, dll
3) Perencanaan sudah ditetapkan sesuai dengan diagnosa dengan tujuan yang dapat
diukur yang ditetapkan maksimal 2x24 jam dengan persentase % dengan kategiru
Baik dan sesuai dengan NIC NOC, namun rencana tersebut belum mampu
mengukur sejauh mana masalah terselesaikan. Perencanaan discharge planning
direncanakan pada saat pasien akan pulang.
4) Implementasi keperawatan sudah dilakukan, namun saat tindakan masih sering
ditemukan kurang sesuai dengan SOP terutama tekait dengan pemakaian APD,
penerapan cuci tangan dan peralatan yang kurang disiapkan dengan lengkap.
Selain itu, edukasi mengenai nyeri, gelang identitas, pengendalian infeksi,
penggunaan alat bantu, hak dan kewajiban pasien, discharge planning sudah
dilakukan dengan persentase %
2. Proses Manajemen Pelayanan/ Operasional Keperawatan Proses manajemen
pelayanan keperawatan terdiri dari :
a. Perencanaan/Planning
Kajian Teori
Perencanaan dibuat untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan
keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran
belanja, memutuskan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan,
membuat pola struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas staf serta
menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi
institusi yang telah ditetapkan (Keliat, 2020). Perencanaan tersebut meliputi:
1) Jangka pendek (target waktu dalam minggu/bulan) Meliputi perubahan jadwal
dinas (pagi, siang, malam) akibat perubahan kondisi bangsal dan permintaan
fasilitas yang segera akibat kerusakan yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya.
2) Jangka menengah (periode dalam satu tahun) Meliputi pengaturan dinas,
perbaikan peralatan/service, permintaan perlengkapan rutin/barang habis pakai
3) Jangka panjang (untuk tahun mendatang) Meliputi pengembangan SDM baik
perawat maupun non perawat, penambahan peralatan, penambahan jumlah
tenaga, cuti tahunan dan sebagainya.
Berdasarkan buku pedoman uraian tugas tenaga keperawatan di RS (Depkes RI,
2018), Tugas Kepala Ruang dalam perencanaan (P1) meliputi:
1) Menyusun rencana kerja kepala ruang
2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan di ruang
rawat yang bersangkutan
3) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah maupun
kualifikasi untuk di ruang rawat, koordinasi dengan kepala perawat
instalasi/kepala instalasi.
Kajian Data
Berdasarkan buku profil ruangan dalam uraian tugas tenaga keperawatan di
ruang Carina RS Gading Medica, Tugas Kepala Ruang dalam perencanaan meliputi :
1) Menyusun jadwal dinas.
2) Merencanakan koordinasi.
3) Menyusun perencanaan tahunan.

Tabel 20. Kajian Planning di Ruang Seruni Rumah Sakit Bayangkara 2023

No Standar Dilakukan Metode Dokumen Keterangan

Ya Tidak
1. Pembuatan jadwal √ Wawancara dan Jadwal dinas -
dinas Studi
Dokumntas
2. Perencanaan √ Wawancara dan Dokumen -
tahunan karu: studi pengajuan alat,
pengajuan dokumentasi
peralatan
perencanaan
pengembangan staf
dan kebutuhan
tenaga
Jumlah 2 -
Total (%) 100%

Analisa Data
Perencanaan yang telah dilakukan oleh Karu meliputi perencanaan dinas
masing-masing perawat. Hal-hal yang berkaitan dengan koordinasi dilakukan secara
insidental tanpa perencanaan spesifik baik perbulan maupun pertahun. Pengajuan
kebutuhan logistik ruangan diatur melalui perencanaan di awal bulan ke bagian
logistik instalasi, termasuk di dalamnya pengelolaan sisa alat pada bulan
sebelumnya. Pengembangan staff dilakukan setiap adanya sesi pelatihan yang
diadakan oleh pihak rumah sakit, sehingga rencana pengembangan staf disesuaikan
dengan program yang diadakan rumah sakit.
b. Organizing
Kajian Teori
Pengorganisasian menentukan mengenai tenaga yang akan melaksanakan
perencanaan, pembagian tugas, wewenang, tanggung jawab dan mekanisme
pertanggungjawaban masing-masing kegiatan. Berdasarkan hal tersebut maka fungsi
pengorganisasian dari kepala ruang adalah (Nursalam, 2020):
1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
2) Merumuskan tujuan metode penugasan
3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota secara jelas
4) Membuat rentang kendali kepala unit membawahi 2 ketua tim dan ketua tim
membawahi 2-3 perawat
5) Mengatur dan mengendalikan logistik unit
6) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek
7) Mendelegasikan tugas saat kepala unit tidak berada di tempat kepada ketua tim
8) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien
9) Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarya
10) Identifikasi masalah dan cara penanganan
Dalam sistem pemberian asuhan keperawatan ada beberapa teori mengenai
metode asuhan keperawatan.( Gilles 2017 dalam Adhitama 2019) yaitu:
1) Metode kasus (Total Care Method)
Seorang pasien dirawat oleh seorang perawat selama 8 jam perawatan. Setiap
perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat dinas. Pasien
akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shif dan tak ada jaminan
bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode
penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat dan hal ini umumnya
dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti di
ruang rawat intensif. Kelebihan dari metode ini adalah: Sederhana dan langsung;
Garis Pertanggung jawaban jelas; Kebutuhan pasien cepat terpenuhi;
Memudahkan perencanaan tugas. Kekurangan dari metode ini adalah Belum
dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab; perlu tenaga yang cukup banyak
dan mempunyai kemampuan dasar yang sama; tidak dapat dilakukan oleh
perawat baru atau kurang pengalaman; mahal, perawat profesional termasuk
melakukan tugas non profesional.
2) Metode fungsional
Pelayanan keperawatan dibagi menurut tugas yang berbeda dan dilaksanakan
oleh perawat yang berbeda dan tergantung pada kompleksitas dari setiap tugas.
Sistem ini baik dan berguna untuk situasi dimana Rumah Sakit kekurangan
tenaga perawat, namun disisi lain asuhan ini tidak profesional dan tidak berdasar
pada masalah pasien
Keuntungan dari metode ini adalah :
a) Lebih sedikit membutuhkan perawat
b) Efisien
c) Tugas mudah dijelaskan dan diberikan
d) Para staff mudah menyesuaikan dengan tugas
e) Tugas cepat selesai
Kerugian dari metode ini adalah:
a) Tidak efektif
b) Fragmentasi pelayanan
c) Membosankan
d) Komunikasi minimal
e) Tidak holistic
f) Tidak professional
g) Tidak memberikan kepuasan kepada pasien dan perawat
3) Metode tim
Pada Metode ini ketua tim bertanggung jawab membuat perencanaan dan
evaluasi asuhan keperawatan untuk semua pasien yang ada di bawah tanggung
jawab timnya. Anggota tim melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien
sesuai perencanaan yang telah dibuat oleh ketua tim.
Keuntungan dari metode ini adalah:
a) Memberikan kepuasan bagi perawat dan pasien
b) Kemampuan anggota tim dikenal dan dimanfaatkan secara optimal
c) Komprehensif dan holistic
d) roduktif, kerjasama, komunikasi dan moral
Kerugian dari metode ini adalah:
a) Tidak efektif bila pengaturan tidak baik
b) Membutuhkan banyak kerjasama dan komunikasi
c) Membingungkan bila komposisi tim sering diubah
d) Banyak kegiatan keperawatan dilakukan oleh perawat non profesional
4) Metode Primer Pada metode ini setiap perawat primer memberikan tanggung
jawab penuh secara menyeluruh terhadap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
keperawatan mulai dari pasien masuk sampai keluar dari Rumah Sakit,
mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana
asuhan dan pelaksana. Metode primer ditandai dengan adanya keterkaitan kuat
dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, mengimplementasikan dan mengkoordinasikan asuhan
keperawatan selama pasien dirawat

Kajian Data
Penerapan model fungsional di ruang Carina Rumah Sakit Gading Medika
Bengkulu.
1) Tugas kepala ruangan :
a) Operan pasien
b) Menghadiri rapat
c) Mengatur dan mengendalikan kegiatan organisasi
d) Mengawasi dan melaksanakan program RS
e) Membimbing, melaksanakan, mengawasi dokumen medik
f) Membimbing, melaksanakan, mengawasi catatan keperawatan
g) Mengawasi dan menilai pelaksanaan tim keperawatan berdasarkan rencana
perawatan
h) Mengawasi dan meneliti pemberian obat
i) Menciptakan lingkungan ABCD
j) Merencanakan kebutuhan sarana
k) Memelihara hubungan yang harmonis dengan bawahan dan institute RS yang
terkait.
l) Mengawasi dan meneliti permintaan dan pemberian obat-obatan
m)Mendampingi visite besar
n) Mngadakan pertemuan berkala
o) Membuat DP3
p) Mengembangkan pengetahuan/keterampilan karyawan
q) Melaksanakan pengelolaan administrasi obat-obatan dan membuat laporan
r) Melaksanakan supervise dan tugas mengamat
s) Mengatur cuti, izin, pindah keluar dan kenaikan pangkat
t) Menyimpan data, kondite
u) Mendelegasikan sebagian tugas kepada wakil I dan wakil II
v) Menunjang program Pendidikan
w) Menunjang tugaskoordinator siaga
2) Uraian tugas wakil kepala ruangan :
a) Operan pasien Mewakili kepala ruangan
b) Membantu membimbing siswa/mahasiswa
c) Melaksanakan program latihan/prosedur
d) Membantu bawahan dalam menghadapi masalah dinas/pribadi
e) Menumbuhkan serta mempertahankan semangat kerja bagi karyawan
f) Mengawasi dan membantu kelancaran pelaksanaan program medik
g) Menciptakan lingkungan ABCD
h) Membuat dan melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
i) Meneliti renpra dan catatan perawatan pasien
j) Mengawasi dan meneliti pemberian obat-obatan dan makanan
k) Bertanggung jawab dan membuat laporan pelaksanaan survailance Dalin
l) Menciptakan disiplin kerja bagi karyawan dan iklim kerjasama yang baik
m)Mengembangkan potensi proporsional diri sendiri/bawahan untuk
meningkatkan mutu pelayanan.
Tabel 21. Kajian Planning di Ruang Seruni Rumah Sakit Bayangkara 2023

No Variebel Observasi

Ya Tidak
1. Operan pasien √
2. Menghadiri rapat √
3. Mengatur dan mengendalikan Organisasi √
4. Membimbing, melaksanakan, catatan keperawatan √
5. Mengawasi dan menilai pelaksanaan tim keperawatan √
berdasarkan rencana perawatan
6. Mengawasi dan meneliti pemberian obat √
7. Menciptakan lingkungan ABCD √
8. Merencanakan kebutuhan sarana √
9. Memelihara hubungan yang harmonis dengan bawahan dan √
institute RS yang terkait
10. Mengawasi dan meneliti permintaan dan pemberian obat- √
obatan
11. Mendampingi visite besar √
12. Mngadakan pertemuan berkala √
13. Membuat DP3 √
14. Mengembangkan pengetahuan/keterampilan Karyawan √
15. Melaksanakan pengelolaan administrasi obat-obatan dan √
membuat laporan
16. Menyimpan data, kondite √
17. Mendelegasikan sebagian tugas kepada wakil I dan wakil II √
18. Menunjang program Pendidikan √
19. Menunjang tugas koordinator siaga √
Jumlah 73,6%

Analisa Data

Berdasarkan hasil pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan


tugas kepala ruang tergolong dalam kategori baik dengan persentase73,6 %

c. Actuating
Kajian Teori
Actuating/directing tidak lepas dari kemampuan manajer/pimpinan untuk bisa
mengarahkan stafnya ataupun bawahannya untuk menjalankan fungsi masing-
masing dengan baik (Adikoesoema, 2021). Beberapa cara manajer merangsang
bawahannya agar pelaksanaan kegiatan meningkat dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan motivasi. Motivasi atau
memotivasi merupakan proses dengan apa seseorang manajer merangsang
bawahannya untuk bekerja dalam rangka mencapai sasaran organosatoris. Untuk
memajukan organisasi/perusahaan disamping motivasi juga penting untuk menelaah
kemampuan individu.
Kajian Data

Tabel 22. Pelaksanaan Serah Terima (Operan) di Ruang Seruni Rumah Sakit Bayangkara
2023

No Variebel Observasi

Ya Tidak
1. Perawat pemberi operan menyiapkan tempat untuk operan √
2. Perawat pemberi operan menyiapkan rekam medis yang √
telah diisi dengan rekam keperawatan yang lengkap sesuai
shift jaga
3. Kepala ruang/PN/AN memimpin operan diawali doa √
bersama
4. Perawat mengoperkan status kesehatan pasien dengan cara √
membacakan rekam keperawatan
5. Perawat mengoperkan nama pasien, diagnose medis dan √
masalah keperawatan
6. Perawat mengoperkan tindakan keperawatan mandiri dan √
kolaborasi yang telah dilakukan beserta hasil dan waktu
pelaksanaan
7. Perawat menyebutkan perkembangan/kondisi √ - fisik pasien √
yang terjadi selama shift
8. Perawat menyebutkan rencana tindakan √ - keperawatan √
mandiri dan kolaborasi yang akan dilakukan dan waktu
pelaksanaan
9. Erawat melakukan oeperan dengan metode SBAR √
10. Perawat penerima operan melakukan pengecekan √
kelengkapan dokuman asuhan Keperawatan
11. Perawat penerima operan mencatat hal-hal yang dioperkan √
untuk setiap pasien dalam buku peran tugas
12. Perawat pemberi dan penerima operan melakukan kunjungan √
pasien dalam rangka klarifikasi kan konfirmasi
13. Perawat yang mengoperkan menginformasikan kepada √
pasien/keluarga nama perawat shift Berikutnya
14. Perawat penerima operan memberi salam kepada √
pasien/keluarga serta mengenalkan diri dengan komunikasi
yang baik
15. Perawat pemberi dan penerima operan. menandatangani √
buku operan tugas
16. Pemberi dan penerima operans aling memberikan reinfor √
cement
17. Ka Ruang/PN/AN/ menutup operan dengan baik √
Jumlah 11
Persentase 64,7%

Tabel 23. Pelaksanaan Pre-conference di Ruang Seruni Rumah Sakit Bayangkara 2023

No Variebel Observasi

Ya Tidak
1. PN menyiapkan ruangan/tempat √
2. PN menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung √
jawabnya
3. PN menjelaskan tujuan dilakukannya pre Conference √
4. PN memandu pelaksanaan pre conference √
5. PN menjelaskan masalah keperawatan pasien, keperawatan dan √
rencana keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
6. PN membagi tugas kepada AN sesuai kemampuan yang dimiliki √
dengan memperhatikan keseimbangan kerja
7. PN Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan √
pasien/tindaka
8. PN memotivasi untuk memberikan tanggapan dan penyelesaian √
masalah yang sedang didiskusikan
9. PN mengklarifikasi kesiapan AN untuk melaksanakan asuhan √
keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya
10. PN Memberikan reinforcement positif pada AN √
11. PN Menyimpulkan hasil pre conference √
Jumlah 8
Persentase 45,4%

Analisa Data
1) Berdasarkan hasil wawancara operan pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan operan jaga tergolong dalam kategori baik dengan 45,4 persentase %
2) Hasil wawancara menunjukkan bahwa pelaksanaan pre conference dilakukan
belum optimal. Pelaksanaan pre conference telah dilakukan dengan persentase
45,4 %. PN tidak menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference, selain itu pre
conference tidak menggunakan rekam medis pasien namun dengan buku bantu
pre conference.
3) Berdasarkan hasil wawancara pelaksanaan post conference dilakukan belum
optimal. Pelaksanaan post conference telah dilakukan dengan persentase %.
d. Controling
Kajian Teori
Nursalam (2020), pengawasan melalui komunikasi, mengawasi dan
berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien. Melalui supervise :
1) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan
langsung secara lisan dan memperbaiki atau mengawasi kelemahan-kelemahan
yang ada saat itu juga.
2) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim, membaca dan
memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat.
3) Selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan),
mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas.
4) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.
5) Audit keperawatan.

Kajian Data

Tabel 25. Kajian Data Controling di Ruang Seruni Rumah Sakit Bayangkara 2023

No Variebel Observasi
Ya Tidak

1. Pengawasan langsung melalui inspeksi - √


2. Pengawasan langsung melalui laporan langsung secara lisan - √
3. Pengawasan langsung melalui lapopran - √
4. Pengawasan kelemahan yang ada - √
5. Pengawasan tidak langsung dengan menngecek daftar hadir - √
perawat yang ada
6. Pengawasan tidak langsung dengan membaca dan - √
memerikasa rencana keperawatan
7. Pengawasan dengan mendengar laporan dari PN mengenai - √
pelaksanaan tugas
8. Evaluasi upaya pelaksanaan - √
9. Membandingkan dengan rencana perawatan yang telah - √
disusun bersama dengan PN
Jumlah
Persentase 0%

Analisa Data
Pelaksanaan controlling di Ruang Seruni Rumah Sakit Bayangkara 2023 tidak
dilaksanakan dengan persentase sebesar 0 %

3. Proses Manajemen Bimbingan PKK Bagi Mahasiswa Praktikan


a. Planning
Kajian Teori
Praktek keperawatan merupakan tindakan mandiri perawat profesional melalui
kerjasama berbentuk kolaborasi dengan pasien dan tenaga kesehatan lain dalam
memberikan asuhan keperawatan atau sesuai dengan lingkungan wewenang dan
tanggung jawabnya (Nursalam, 2019).
Kajian Data
1) Institusi pendidikan mengirim kerangka acuan ke bagian pendidikan dan
penelitian rumah sakit satu bulan sebelum pelaksanaan Praktek Klinik
Keperawatan (PKK), kemudian bagian Pendidikan dan Penelitian rumah sakit
mengirim acuan praktek lengkap meliputi daftar kelompok, kompetensi yang
harus dicapai, jadwal praktek, blangko presensi, blangko nilai/evaluasi, dll ke
kepala instalasi dan penanggungjawab PKK ruang rawat yang akan dipakai
sebagai lahan praktek minimal satu minggu sebelum pelaksanaan PKK
2) Penentuan lokasi praktek diajukan oleh pihak akademik sesuai dengan
kompetensi yang dikoordinasikan dengan bidang diklit.
3) Bagian pendidikan dan penelitian bekerjasama dengan bidang pelayanan
keperawatan dan penanggungjawab PKK ruang rawat yang akan dipakai sebagai
lahan praktek menetapkan lokasi PKK dan kapasitas peserta didik yang bisa
praktek dilahan tersebut.
4) Apabila ruang PKK yang akan dituju tidak memungkinkan untuk dilakukan PKK
maka secara tehnis Bidang Pelayanan Keperawatan melakukan koordinasi dengan
Bagian Pendidikan dan Penelitian serta Institusi Pendidikan untuk menetapkan
kembali lokasi yang memungkinkan.
5) Peserta didik diserahkan oleh Direktur Institusi Pendidikan pada direktur RS
Bhayangkara Tingkat III Kendari Bagian Pendidikan dan Penelitian serta Bidang
Pelayanan Keperawatan.
6) Setelah Institusi Pendidikan menyerahkan ke RS, bagian pendidikan
menyerahkan pelaksanaan PKK kepada bidang pelayanan keperawatan yang
kemudian menentukan jadwal kegiatan orientasi peserta didik PKK.
7) Orientasi mahasiswa diberikan dengan melakukan kunjungan keliling RS
Bhayangkara Tingkat III Kendari pada kunjungan peserta didik pertama kali,
orientasi khusus dilakukan pada saat peserta didik masuk ke ruang rawat tempat
praktek, meliputi orientasi ruang yaitu falsafah dan tujuan ruang perawatan,
struktur organisasi tata kerja (SOTK) instalasi dan ruang rawat, tata tertib ruang
rawat, fasilitas ruang rawat. Orientasi tugas yaitu Model Praktek Keperawatan
Profesional (MPKP) ruang rawat, standard asuhan keperawatan sepuluh kasus
penyakit terbanyak di ruang rawat, fasilitas alat keperawatan, sistem penugasan
peserta didik.
8) Bidang pelayanan keperawatan dan penanggungjawab PKK segera menyiapkan
pembimbing PKK sesuai kriteria yang telah ditetapkan masing-masing lahan
praktek.
9) Institusi pendidikan wajib menjelaskan rencana pelaksanaan PKK peserta didik
(tujuan, kompetensi, penugasan, dll) kepada pembimbing PKK yang dipakai
sebagai lahan praktek satu minggu sebelum pelaksanaan praktek. Waktu
penjelasan sesuai kesepakatan pembimbing institusi pendidikan dan pembimbing
lahan sebagai lahan praktek menetapkan lokasi PKK dan kapasitas peserta didik
yang bisa praktek dilahan tersebut.
10) Apabila ruang PKK yang akan dituju tidak memungkinkan untuk dilakukan
PKK maka secara tehnis Bidang Pelayanan Keperawatan melakukan koordinasi
dengan Bagian Pendidikan dan Penelitian serta Institusi Pendidikan untuk
menetapkan kembali lokasi yang memungkinkan.
11) Peserta didik diserahkan oleh Direktur Institusi Pendidikan pada direktur RS
Bhayangkara Tingkat III Kendari melalui bagian Pendidikan dan penelitian serta
bidang pelayanan keperawatan.
12) Setelah Institusi Pendidikan menyerahkan ke RS, bagian pendidikan
menyerahkan pelaksanaan PKK kepada bidang pelayanan keperawatan yang
kemudian menentukan jadwal kegiatan orientasi peserta didik PKK.
13) Orientasi mahasiswa diberikan dengan melakukan kunjungan keliling RS
Bhayangkara Tingkat III Kendari pada kunjungan peserta didik pertama kali,
orientasi khusus dilakukan pada saat peserta didik masuk ke ruang rawat tempat
praktek, meliputi orientasi ruang yaitu falsafah dan tujuan ruang perawatan,
struktur organisasi tata kerja (SOTK) instalasi dan ruang rawat, tata tertib ruang
rawat, fasilitas ruang rawat. Orientasi tugas yaitu Model Praktek Keperawatan
Profesional (MPKP) ruang rawat, standard asuhan keperawatan sepuluh kasus
penyakit terbanyak di ruang rawat, fasilitas alat keperawatan, sistem penugasan
peserta didik.
14) Bidang pelayanan keperawatan dan penanggungjawab PKK segera
menyiapkan pembimbing PKK sesuai kriteria yang telah ditetapkan masing-
masing lahan praktek.
15) Institusi pendidikan wajib menjelaskan rencana pelaksanaan PKK peserta
didik (tujuan, kompetensi, penugasan, dll) kepada pembimbing PKK yang dipakai
sebagai lahan praktek satu minggu sebelum pelaksanaan praktek. Waktu
penjelasan sesuai kesepakatan pembimbing institusi pendidikan dan pembimbing
lahan.

Tabel 26. Kajian Data Planning Proses Bimbingan PKK di Ruang Seruni Rumah Sakit
Bayangkara 2023

No Standar Dilakukan Metode Keteranagan

Ya Tidak
1. Pemberitahuan dari institusi ke √ - Wawancara -
lahan praktek sebelum praktek
dengan kerangka
2. Penentuan lokasi praktek sesuai √ - Wawancara -
dengan kompetensi yang ingin
dicapai
3. Penerimaan dan orientasi √ - Wawancara -
mahasiswa
4. Orientasi tugas √ - Wawancara -
5. Pembimbingan PKK √ - Wawancara -
Persentase 100%

Analisa Data

1) Planning proses bimbingan PKK di Ruang Seruni berjalan dengan baik dengan
persentase sebanyak 100 %. Mahasiswa yang akan praktek di terima dan
diorientasikan oleh Preceptor atau perawat lain yang ditunjuk oleh kepala ruang.
2) Proses pendokumentasian bimbingan PKK di Ruang Seruni secara keseluruhan
berjalan dengan sangat baik dengan persentase 100 %.
b. Organizing
Kajian Teori
1) Penerimaan Setelah Institusi Pendidikan menyerahkan pelaksanaan PKK kepada
Bagian Pelayanan Keperawatan selanjutnya Bidang Pelayanan Keperawatan
menentukan jadwal kegiatan Orientasi peserta didik PKK
2) Orientasi Umum: Peserta didik diorientasikan secara bersama-sama dalam
kelompok besar ke seluruh ruangan perawatan tempat praktikan akan
melaksanakan praktek klinik keperawatan dengan mendapat penjelasan dari
pembimbing klinik rumah sakit.
3) Khusus: Peserta didik diorientasikan pada ruangan perawatan dimana tempat
praktikan akan melaksanakan PKK oleh kepala ruang atau pembimbing klinik
lahan praktek yang telah di tetapkan pihak rumah sakit. Setelah orientasi ruangan
dilanjutkan dengan orientasi pasien yang dirawat di ruangan tersebut.
a) Menetapkan pembimbing klinik yang ada di ruangan perawatan
b) Penjelasan pelaksanaan PKK. Institusi Pendidikan menjelaskan rencana
pelaksanaan PKK peserta didik kepada pembimbing klinik.
4) Bimbingan Bimbingan dilakukan oleh pembimbing klinik. Pembimbing klinik
adalah seorang tenaga perawat yang profesional yang diberi wewenang dan
tanggung jawab membimbing secara langsung peserta didik.

Kajian Data
Pengorganisasian telah dilakukan ketika peserta didik datang untuk melakukan
praktik. Kegiatan ini dimulai dengan serah terima peserta didik dari institusi
pendidikan ke pihak RS. Setelah serah terima peserta didik diorientasikan yang
terdiri dari orientasi ruangan, staff, pasien, alat-alat, kasus-kasus yang banyak
ditemukan dan yang ada saat ini. Mahasiswa melaksanakan praktik setelah
melaksanakan orientasi.

Tabel 28. Kajian Organizing Proses Bimbingan PKK di Ruang Seruni Rumah Sakit
Bayangkara 2023

No Standar Dilakukan Metode Keteranagan

Ya Tidak
1. Adanya serah terima peserta didik √ - Wawancara -
2. Penetapan pembimbing PKK sesuai √ - Wawancara -
kriteria yang ditetapkan
3. Penjelasan pelaksanaan PKK √ - Wawancara -
4. Pembagian jadwal dinas √ - Wawancara -
5. Penentuan sanksi bagi peserta didik √ - Wawancara -
6. Penentuan sanksi bagi peserta didik √ - Wawancara -
Persentase 100%
Pengorganisasian bimbingan PKK dapat dikatakan sangat baik, dengan persentase 100%.

c. Actuating
Kajian Teori
Pengarahan dilakukan sesuai dengan metode bimbingan yang ditetapkan.
Metode bimbingan antara lain :
1) Pre-post conference Dilakukan oleh peserta didik, pembimbing klinik dan
pembimbing akademik.
2) Ronde keperawatan Ronde Keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilakukan oleh perawat dan
melibatkan klien untuk membantu dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada
kasus tertentu harus dilakukan oleh Primary Nurse dan atau konselor, Kepala
Ruangan, Associate Nurse yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
kesehatan lain (Nursalam, 2021). Ronde keperawatan merupakan suatu metode
pembelajaran klinik keperawatan yang memberi kesempatan kepada peserta
untuk mentransfer dan mempraktekkan pengetahuan yang didapat dengan
kunjungan secara langsung pada klien secara keseluruhan.
3) Bed side teaching Bed site teaching adalah bentuk bimbingan yang dilaksanakan
oleh pembimbing klinik disamping pasien. Bedside teaching melibatkan hal
bagaimana melakukan suatu prosedur atau penugasan, bagaimana menggunakan
peralatan atau berinteraksi dengan kilen atau orang lain. Metode ini digunakan
jika peserta didik akan dihadapkan pada masalah yang kompleks atau
memerlukan keterampilan lanjut sehingga resiko yang membahayakan klien dapat
dihindari.

Kajian Data
Hasil wawancara menyatakan bahwa bimbingan yang dilakukan di Ruang
Seruni kepada mahasiswa praktikan dibagi berdasarkan jenjang studi (S1
dibimbing oleh PN dan D3 dibimbing oleh PN).
Proses bimbingan tersebut meliputi: pre conference, post conference, bed side
teaching, bimbingan pelaksanaan tindakan keperawatan dan diskusi kasus
kelolaan individu.

Tabel 29. Kajian Actuating Proses Bimbingan PKK di Ruang Seruni Rumah Sakit
Bayangkara 2023

No Standar Dilakukan Metode Keteranagan

Ya Tidak
1. Memberikan teguran jika terjadi √ wawancara
pelanggaran
2. Tidak datang dinas tanpa √ wawancara
keterangan
Jumlah 100%
Analisa Data
Pelaksanaan actuating bimbingan PKK didapatkan hasil baik dengan
persentase 100 %. Proses yang perlu untuk di perbaiki adalah bimbingan ronde
keperawatan yanag belum dilakukan di ruangan Seruni Rumah Sakit Bhayangkara.

d. Controlling
Kajian Teori
Controling yang dilakukan oleh pembimbing ruangan tarhadap praktikan
bimbingan PKK dilakukan melalui:
4) Tata tertib
5) Observasi
6) Reward dan punishment
Kajian Data
Di ruangan Seruni Rumah Sakit Bhayangkara., tempat praktikan
melaksanakan bimbingan PKK controling dilakukan oleh pembimbing/perceptor
klinik dibantu oleh PN atau pun perawat yang bertugas pada saat itu dengan
mengobservasi kehadiran, jadwal dinas, keaktifan dari praktikan selama bimbingan
PKK berlangsung dan ketercapaian target kompetensi.
Sebelum proses bimbingan PKK, mahasiswa dijelaskan tentang tata tertib
yang berlaku di ruangan tempat pelaksanaan bimbingan PKK dan memeriksa
kelengkapan tugas misalnya laporan pendahuluan yang harus dibuat pada hari
pertama di minggu I dan hari pertama di minggu selanjutnya.

Tabel 29. Kajian Controling Proses Bimbingan PKK di Ruang Seruni Rumah Sakit
Bayangkara 2023

No Standar Dilakukan Metode Keteranagan

Ya Tidak
1. Datang cepat waktu √ Wawancara -
2. Pembingan laopran √ Wawancara -
Jumlah 100%

Analisa Data
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang, didapatkan hasil bahwa
pelaksanaan controlling terhadap kegiatan bimbingan PKK berjalan dengan sangat
baik dengan persentase sebesar 100 %.

Anda mungkin juga menyukai