Pengertian Hak Asasi Manusia Musthafa Keal (2002) menyatakan hak asasi manusia merupakan hak-hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir yang melekat pada esensinya sebagai anugerah Allah SWT. Pendapat lain yang senada menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak dasar yang dibawa sejak lahir dan melekat dengan potensinya sebagai mahluk dan wakil Tuhan. Rumusan “sejak lahir” sekarang ini dipertanyakan, sebab bunyi yang ada dalam kandungan sudah memiliki hak untuk hidup. Oleh karena itu, rumusan yang lebih sesuai adalah hak dasar yang melekat pada manusia sejak ia hidup. Pengakuan terhadap HAM memiliki dua landasan 1) Landasan yang langsung dan pertama, yakni kodrat manusia. Kodrat manusia adalah sama derajat dan martabatnya. Semua manusia adalah sederajat tanpa membedakan ras, agama, suku, bangsa dan sebagainya. 2) Landasan yang kedua dan yang lebih dalam: Tuhan menciptakan manusia. Semua manusia adalah mahluk dari pencipta yang sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu dihadapan Tuhan manusia adalah sama kecuali nanti pada amalnya. Istilah hak asasi manusia bermula dari Barat yang dikenal dengan right of man untuk menggantikan natural right. Karena istilah right of man tidak mencakup right of women maka oleh Eleanor Roosevelt diganti dengan istilah human right yang lebih universal dan netral. Istilah natural right berasal dari konsep John Locke mengenai hak-hak alamiah manusia. John Locke menggambarkan bahwa kehidupan manusia yang asli sebelum bernegara (state of nature) memiliki hak-hak dasar perorangan yang alami. Hak-hak alamiah itu merupakan hak untuk hidup, hak kemerdekaan dan hak milik. Setelah bernegara, hak-hak dasar itu tidak lenyap tetapi justru harus dijamin dalam kehidupan bernegara 2. Macam Hak Asasi Manusia Berdasarkan pada undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dinyatakan bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Hak asasi manusia menurut Piagam PBB tentang Deklarasi Universal of Human Rights 1948, meliputi a. Hak berpikir dan mengeluarkan pendapat, b. Hak memiliki sesuatu, c. Hak mendapatkan pendidikan dan pengajaran, d. Hak menganut aliran kepercayaan atau agama, e. Hak untuk hidup, f. Hak untuk kemerdekaan hidup, g. Hak memperoleh nama baik, h. Hak untuk memperoleh pekerjaan dan i. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum. Hak asasi manusia menurut Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, meliputi a. Hak untuk hidup, b. Hak berkeluarga, c. Hak mengembangkan diri, d. Hak keadilan, e. Hak kemerdekaan, f. Hak berkomunikasi, g. Hak keamanan, h. Hak kesejahtraan dan i. Hak perlindungan Hak asasi manusia meliputi beberapa bidang, sebagai berikut. a. Hak asasi pribadi (personal Rights), misal, hak kemerdekaan, hak menyatakan pendapat, hak memeluk agama. b. Hak asasi politik (political Rights), yaitu hak untuk diakui sebagai warga negara. Misalnya, memilih dan dipilih, hak berserikat, hak berkumpul. c. Hak asasi ekonomi (Property Rights) misal, hak memiliki sesuatu, hak mengadakan perjanjian, hak bekerja, hak mendapatkan hidup layak. d. Hak asasi social dan kebudayaan (Social and Cultural Rights), misalnya, mendapatkan pendidikan, hak mendapatkan santunan, hak pensiun, hak mengembangkan kebudayaan, hak berekspresi. e. Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintah (rights of Legal Equality). f. Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dan tata cara peradilan dan perlindungan (Proceural Rights) SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA 1) Perjuangan Nabi Musa dalam membebaskan umat Yahudi dan perbudakan (Tahun 6000 sebelum masehi) 2) Hukum Hammurabi di Babylonia yang member jaminan keadilan bagi warga negara (Tahun 2000 sebelum Masehi) 3) Socrates (469-399 SM), Plato (429-347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM) sebagai filsuf Yunani peletak dasar diakuinya hak asasi masusia. Mereka mengajarkan untuk mengkritik pemerintah yang tidak berdsarkan keadilan, cita-cita dan kebijaksanaan. 4) Perjuangan Nabi Muhammmad saw. Untuk membebaskan para bayi wanita dan wanita dari penindasan bangsa Quraisy (Tahun 600 Masehi). HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA
Pengakuan akan hak asasi manusia di Indonesia telah
tercantum dalam UUD 1945 yang sebenarnya lebih dahulu ada dibandingkan dengan Deklaraasi Universal PBB yang lahir pada 10 Desember 1945. Pengakuan akan hak asasi manusia dalam Undang-undang Dasar 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya adalah sebagai berikut. a. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Pertama b. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Keempat c. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 d. Ketetapan MPR Ketetapan MPR Ketetapan MPR mengenai hak asasi manusia Indonesia tentang dalam ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Berdasarkan hal itu, kemudian keluarlah Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia sebagai undang-undang yang sangat penting kaitannya dalam proses jalannya Hak Asasi Manusia di Indonesia. Selain itu juga Undang-undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Macam-macam hak asasi manusia yang tercantum dalam ketetapan tersebut adalah a. Hak untuk hidup, b. Hak berkeluarha dan melanjutkan keturunan, c. Hak keadilan, d. Hak kemerdekaan, e. Hak atas kebebasan informasi, f. Hak Keamanan, g. Hak Kesejahtraan, h. Kewajiban, i. Perlindungan dan pemajuan. Ketahanan nasional Indonesia yang ada pada dasarnya merupakan kondisi dinamik bangsa Indonesia yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut: a. Manunggal. Bersifat sebagai integrator untuk mewujudkan kesatuan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional. b. Dinamis. Tingkat ketahanan nasional suatu bangsa tidak tetap, tetapi dapat meningkat dan menurun tergantung situasi serta kondisi negara itu sendiri. c. Mandiri. Dari sifat manunggal itu akan mewujudkan kewibawaan nasional yang akan diperhitungkan oleh pihak lain, sehingga merupakan daya tangkal terhadap negara lain. d. Mengutamakan konsultasi dan kerjasama. Ketahanan nasional tidak mengutamakan sikap adu kekuatan atau adu kekuasaan, namun ketahanan nasional mengutamakan konsultasi dan saling menghargai dalam pergaulan hidup berbangsa dan bernegara serta menjauhi antagoisme dan konfrontasi. ▪Hubungan antara trigatra dan pancagatra yaitu hubungan timbale balik yang erat yang dinamakan korelasi dan interdependensi. ▪Hubungan antar gatra dalam trigatra 1. Antara gatra geografi dan gatra kekayaan alam 2. Antara gatra geografi dan gatra kependudukan 3. Antara gatra kependudukan dan gatra kekayaan alam Hubungan antar gatra dalam pancagatra a. Hubungan antara gatra idiologi dengan gatra politik,ekonomi,social budaya,dan pertahanan dan keamanan sebagai falsafah bangsa dan landasan idiil b. Hubungan antara gatra politik dengan gatra idiologi,ekonomi,social budaya, dan pertahanan dan keamanan berarti menjalankan kebenaran ideology. c. Hubungan antara gatra ekonomi dengan gatra ideology ,politik,social budaya,dan pertahanan dan keamanan berarti kehidupan ekonomi yang tumbuh mantap dan merata d. Hubungan antara gatra social budaya dengan gatra idiologi,ekonomi, politik, dan pertahanan dan keamanan akan meyakinkan kebenaran ideology. e. Hubungan antara gatra pertahanan dan keamanan dengan gatra idiologi,ekonomi, politik. Astagatra dalam pendekatan kesejahteraan dan keamanan Peranan tiap-tiap gatra untuk kesejahteraan dan keamanan tergantung dari sifat masing-masing gatra yakni : 1. Gatra almiah mempunyai peranan sama besar baik untuk kesejahteraan maupun keamanan. 2. Gatra ideology,politik dan social budaya mempunyai peranan sama besar untuk kesejahteraan dan keamanan . 3. Gatra ekonomi relative mempunyai peranan lebih besar untuk kesejahteraan dari pada peranan untuk keamanan. 4. Gatra pertahanan dan keamanan relative mempunyai peranan lebih besar untuk keamanan dari pada peranan untuk kesejahteraan.