Anda di halaman 1dari 6

iii.

Usia > 70 tahun: Skrining tidak dilanjutkan


CA Cervix jika hasil pap smear 3x berturut-turut
Etiologi : HPV 16, 18 negatif
- Gold Standard : Biopsy serviks
1. Anamnesis - Radiologi : Foto toraks, BNO-IVP, USG, CT/MRI/Bone
Gejala : scan
● Keputihan bau busuk
● Perdarahan paska koitus Diagnosis staging :
● Nyeri saat koitus, nyeri ● IA : Terbatas cervix, invasi stromal <5mm
pinggang-panggul ● IB : Terbatas cervix, invasi stromal ≥5mm
● Peningkatan dorongan BAB (konstipasi) ● II : Invasi uterus sampai tidak lebih dari 1/3
dan BAK (retensi, hematuria, disuria). bawah vagina
● Penurunan BB ● III : 1/3 bawah vagina – dinding pelvis
Faktor risiko : ● IV : organ pelvis atau metastase organ jauh

● Riwayat mens : makin awal (<12 th),


squamo-columnar berubah, risiko Tatalaksana
meningkat Tergantung stadium : prinsipnya bedah, kemoterapi,
● Riwayat seks pertama kali : 20 tahun radiasi. (histerektomi, limfadenektomi pelvik, radiasi,
● Riwayat seks multipartner kemoradiasi, kemoterapi).
● Merokok
● Multiparitas KIE
● Vaksin Menjelaskan Ca Cer9vix : breaking bad news.
● Sos.ekonomi
● Pemakaian pil KB Rencana terapi dan dx :
● Penyakit Menular Seksual
- Apabila terdeteksi lebih dini maka angka harapan
hidup 5 tahun lebih tinggi.
2. Pemfis
- Risiko terapi : menopause dini, lymphoedema, efek
- Nyeri abdomen bawah
emosional, perdarahan.
- Teraba massa suprasimfisi
- Anemia
FORMAT GIN :
SKILL PAP- SMEAR
- GE : flux (-), fluor (-)
- Inspekulo : flux (-), fluor (-), portio KIE persiapan tes :
tertutup-licin
- VaT ▪ Waktu terbaik pengambilan lendir serviks : 2
● vulva|vagina : flux (-), fluor (-) minggu setelah hari pertama haid (ovulasi)
● Portio servix : berdungkul, rapuh,
berdarah ▪ Tidak melakukan hubungan seks selama 2 hari

▪ Corpus uteri : anteflexi/retroflxi sebelum tes.


▪ Tidak membersihkan area kemaluan dengan
▪ AP D/S : massa (-), nyeri (-).
sabun/antiseptik selama 3 hari sebelum tes
▪ CD : teraba pole bagian bawah.

3. Penunjang
SKRINING : IVA dan PAPSMEAR
IVA : visual inspection with acetic acid
- Asam asetat atau asam cuka dengan kadar
sekitar 3-5% diusapkan pada dinding
serviks.
- Interpretasi : jika terdapat sel prakanker
atau sel kanker-> warna serviks berubah
menjadi putih. Kalau (+) --> krioterapi
Pap smear
i. Usia 21 – 30 tahun atau 3 tahun setelah
hubungan intim pertama kali: Setahun
sekali
ii. Usia > 30 tahun: 3 tahun sekali jika hasil
pemeriksaan pap smear 3 tahun
berturut-turut sebelumnya negatif.
Skrining lebih sering dilakukan pada
pasien resiko tinggi infeksi HIV, HPV,
immunosuppressed, riwayat Ca serviks
Preeklampsia o 1 minggu 2x untuk USG dan keadaan ibu (TD),
o 1 minggu 1x untuk jumlah trombosit dan fungsi liver
o Tiap hari : pantau pergerakan janin dan gejala ibu
Superimposed preeklampsia : HT kronis + proteinuria
PEB :
Impending eclampsia : PE + prodromal (nyeri kepala,
gang.visus, muntah, nyeri epigastrium, TD meningkat o Ranap di Kaber 24-48 jam.
progresif) o Berikan MgSO4, IMP, dan Antihipertensi
o Evaluasi : S, VS, USG, Lab (liver, ginjal, faktor
Preeklampsia : onset u.k 20 mgg koagulasi, bilirubin, DL)
● PE : TD >140/90 dan proteinuria 1+ atau
kuantitatif protein 300 mg/24jam ● Indikasi Pemberian IV MgSO4 :
● PEB : TD >160/110 dan proteinuria ≥ 2+ atau o PEB untuk cegah kejang
kuantitatif protein >5g/24 jam o Eklampsia untuk tx kejang.

1. Anamnesis SYARAT ! relfek patela (+), Tersedia Ca Glukonas


Faktor risiko : 10%, Urin minimal 0,5 ml/kg/jam.
- Usia >40 tahun o Dosis awal 4g (10 ml larutan MgSO4
- Obesitas sebelum hamil (IMT >35) 40%), larutkan dengan 10 ml akuades.
- Multipara dengan jarak anak >10 th Berikan perlahan selama 20 menit.
- Riwayat PE sebelumnya, dan PE saudara o Dosis Rumatan 6g (15 ml larutan MgSO4
perempuan/ ibu 40%), larutkan dengan 500 ml RL/RA.
- Kehamilan kembar Berikan dengan kecepatan 28 tpm
- DM, HT kronik, Gang. Vaskular selama 6 jam, diulang hingga 24 jam
setelah persalinan atau kejang berakhir.
Gejala : Hentikan jika : RR<16x/min, reflek patela (-), urin
- Nyeri kepala, stroke <0,5 ml/kg/jam.
- Gang. Visus / Skotoma penglihatan Jika Depresi Nafas : Ca Glukonas 1g IV (10 ml
- Edema paru, gagal jantung kongestif -> larutan 10%) bolus dalam 10 menit.
rhonki
- Nyeri ulu hati (peningkatan liver enzyme) ● Intubasi jika kejang berulang
- Oligura/anuria ● Antihipertensi : diberikan pada PEB
2. Pemfis PO Nifedipin 4 x 20 mg atau PO Metildopa 2x
● BMI >35 250-500 mg.
● TD : >160/110, u.k >20 minggu. ● Kortikosteroid : pada PEB
● Tanda gagal jantung kongestif,edema Dexamethasone 12 mg untuk IMP. Persalinan
paru--> gallop, mur-mur, rhonki setelah 48 jam.
● Nyeri daerah epigastik Lakukan persalinan pada :

3. Penunjang (PEB) PE ≥37 mgg


● Tes celup urin : proteinuria ≥ 2+ atau
PE ≥34 mgg disertai :
kuantitatif protein >5g/24 jam
● Trombositopenia (<100.00 sel/uL) - Ketuban pecah
● USG : oligohidramnion (AFI <5cm) - Perburukan kondisi janin/ibu
● Kreatinin >1,2 mg/dl - IUGR - IUFD
● SGOT SGPT meningkat 2x normal - Solusio plasenta

Tatalaksana PEB dengan komplikasi ibu (HT tidak terkontrol,


edema paru, HELLP, Eklampsia, DIC, solusio
● Rujuk
plasenta) atau komplikasi janin (IUFD,IUGR,
● Manajemen ekspektatif :
oligohhidramnion, deselarasi pada CTG).
o PE <37 mgg tanpa gejala berat.
o PEB <34 mgg, dg syarat ibu janin stabil -> Jika kejang, lahirkan dalam 12 jam sejak kejang.
berikan kortikosteroid u/ IMP
KIE
Risiko Tinggi PE : HT kronis, riw. PE sebelumnya, CKD,DM
- Komplikasi : HELLP (hemolisis, low platelet, liver
tipe 1 atau 2, Kehamilan multipel, autoimun.
enzyme), IUGR, oligohidramnion, inpartu, CKD
● Berikan Aspirin 75 mg/hari dan Kalsium 1g/hari
sejak sebelum u.k 20 mgg pada wanita risiko
TAMBAHAN :
tinggi PE
KEHAMILAN RISIKO TINGGI PUJI ROHYATI
*) kalsium diberikan juga jika asupan kalsium ibu
rendah Skor 6-10 : risiko tinggi, ≥12: risiko sangat tinggi

Merah = skor 8, terdapat :


PE -> Kontrol : 1. Riw. Operasi sesar
2. Letak lintang Kandidosis genitalis / kandidiasis
3. Letak Sungsang
4. Perdarahan hamil ini vulvovaginalis
5. PEB / Eklampsia Anamnesis :

Keputihan gatal, kental, putih keju, dispareunia, disuria


Trikomoniasis
Anamnesis Pemfis :

- Duh tubuh vagina kuning-kehijauan dan Vulva eritema, edema, fissura, erosi, lesi satelite
berbusa Penunjang :
- Bau dan gatal
Mikroskopis : gold standart -> pseudohifa dan budding
Pemfis yeast
- Edema dan eritema pada vagina Tatalaksana :
- Strawberry cervix
Klotrimazol 200 mg intravagina 1x1 hari, selama 3 hari

Penunjang Flukonazol 150 mg PO dosis tunggal

- Sediaan duh tubuh dalam larutan NaCL --> diamati Itrakonazol 200 mg PO dosis tunggal
dalam 10 menit -> trikomonas hidup, diamati
Miring = tidak u/ ibu hamil/menyusui
pergerakan. Jumalh minimal 10rb sel/mL
- Gold Standart : media modifikasi diamond,
terdeteksi 48 jam – 7 hari.
- Rapid test : OSOM trichomonas -> cepat Ketuban Pecah Dini
1. Anamnesis
Tatalaksana - Konfirmasi usia gestasi
Metronidazol 2g PO dosis tunggal, atau 2x500 mg PO - Waktu dan kuantitas cairan yang keluar
selama 7 hari. - Taksiran persalinan
- Riwayat
KIE : -
● Trikomoniasis merupakan infeksi vagina oleh - aterm sebelumnya
parasit. Merupakan infeksi menular seksual. - Faktor risiko : infeksi genital, riwayat
● Obat harus habis. PROM sebelumnya, perdarahan
● Jika ibu menyusui, edukasikan tidak menyusui 12-24 antepartum.
jam setelah minum obat. +++perilaku (rokok, obat, koitus, nutrisi),
● Minta untuk tidak berganti-ganti pasangan anemia, BMI rendah, status ekonomi
rendah, higienitas, perdarahan gestasional,
trauma, multigravida, polihidramniaon,
Bakterial vaginosis serviks inkompeten.
Disebabkan oleh overgrowth kolonisasi bakteri vagina.
Sering di perempuan seks aktif. 2. Pemfis

Etiologi : Lactobacillus sbg penghasil H2O2 digantikan - Gunakan speculum yang dilubrikasi dan
oleh bakteri lain, terutama gardnerella vaginalis sebaiknya tidak menyentuh serviks 🡪 lihat
adanya cairan yang keluar dari serviks atau
Anamnesis dan pemfis : menggenang di forniks posterior. --> Jika
-Fishy odor, homogen, cair, warna putih-keabuan, tidak ada : minta ibu mengedan/batuk.
tipis melekat pada dinding vagina
3. Penunjang
Penunjang :
- Tes pH (Nitrazin) 🡪 forniks posterior 🡪
o Tes Lakmus : pH >4,5 positif jika merah menjadi biru (pH
o Tes whiff (+) : KOH 10% 7,1-7,3)
o Mikroskopis – pewarnaan gram : clue cell - Mikroskopik 🡪 ferning sign
(arborization, gambaran daun pakis)
Tatalaksana :
- USG 🡪 indeks dan volume cairan
Metronidazole 2g dosis tunggal atau 2x500 mg selama 7 amnion, taksiran berat janin, usia
hari gestasi, presentasi janin, kelainan
kongenital janin
Komplikasi : korioamnionitis, Penyakit radang panggul,
- Curiga sepsis 🡪 swab serviks 2 sediaan
kelahiran prematur, kontraksi prematur
(untuk pewarnaan gram dan kultur)

Tatalaksana
- Antibiotik : eritromisin 4x250 mg selama 10
▪ Endometriris : CAB, ampicilin 2gr/6 jam
hari, rujuk.
- Di RS rujukan : + Genta IV 5mg/kg/24 jam
Berat : IV Metronidazole 3x500 mg

Regimen Oksitosin :

20 U oksitosin dalam 1000 ml larutan kristaloid ( NaCl


0,9% atau RL ) dengan kecepatan 60 tpm dan 10 U IM.
Lanjut infus oksitosin 20 U dalam 1000 ml kristaloid
dengan kecepatan 40 tpm. Hingga perdarahan berhenti.

-
KIE : menjelaskan risiko ketuban pecah dini, perlu dirujuk
dan kontrol

Skill APN
[ESAI] Tatalaksana Emergensi HPP Kelahiran normal :

- U.K 37-42 mgg


Definisi : perdarahan ≥500 ml setelah bayi lahir atau - Spontan
berpotensi mempengaruhi hemodinamik ibu. - Presentasi : belakang kepala
- Durasi : tidak lebih dari 18 jam
Prinsip Tx :
- Tidak ada komplikasi pada ibu/janin pada : Kala
Panggil bantuan, CAB 1 (laten 8 jam, aktif 6jam), Kala II (primi gravida
2 jam, multi1 jam), Kala III (plasenta lengkap 30
C : syok -> tx syok
menit), Kala IV (2 jam post-partum)
- Pasang infus iv kanul besar 16 atau 18 G 2 jalur.
Tanda inpartu :
Jalur I : oxytocin drip
Jalur II : kristaloid - Kontraksi uterus (HIS) :
- Ambilsampel darah : periksa kadar Hb, gol darah, o 10. (3-5x). 30-60 detik. intensitas
Rh, trombosit, dan faktor koagulasi Cara menilai Intensitas : pegang fundus
saat kontraksi terkuat, apabila tangan
A dan B : bebabskan jalan nafas, beri oksigen
kita dilawan = kuat, tangan bisa sentuh =
Pantau Keadaan umum dan TTV sedah, tangan ngegencet = lemah
o HIS yg ideal : ritmik, fundal dominant,
Evaluasi kemungkinan penyebab : menimbulkan effacement dan dilatasi
- Primer : dalam 24 jam pertama paska persalinan cervix
Evaluasi 4T - Perubahan Serviks : penipisan dan pembukaan
- Bloody show
▪ Tonus (atonia uteri) : oksitosin, kompresi
bimanual interna/externa selama 5 KALA I :
menit, histerektomi o Fase Laten : Dilatasi 0-3 cm (8jam)
▪ Tissue (Retensio plasenta dan Inversio o Fase aktif : 4-10 cm (16 jam)
Plasenta) Kecepatan dilatasi :
▪ Trauma (Rupture perineum dan rupture o Nullipara : 1,2 cm/jam
serviks) o Multipara : 1,5 cm/jam
▪ Trombin (DIC) : periksa faktor koagulasi. PATOLOGI KALA I (Distosia)
- Sekunder : 24 jam hingga 12 minggu persalinan.
Prolonged Latent Phase :
Tersering :
▪ Sisa Plasenta : periksa USG -> CAB -> jika Fase laten yang berlangsung lebih dari 8 jam

portio terbuka: manual plasenta atau Protracted active phase :


jika portio tertutup dilatasi kuretase
Kala I fase aktif, kecepatan dilatasi cervix < 1cm/jam
Arrest of dilatation :

Pada kala I fase aktif tidak didapatkan pertambahan


dilatasi cervix dalam waktu 2 jam

KALA II :DorJan Perjol Vulka Tektum

● Dorongan mengejan
● Perineum Menonjol
● Vulva membuka
● Tekanan rektum

Manajemen Kala II :

Minta ibu tidak meneran sampai pembukaan lengkap

- Kosongkan VU, kencing tiap 2 jam KALA III


- Posisikan. Pasang underpad. Letakkan kain di
atas perut. Durasi -+ 30 menit ( jika >30 menit = retentio
- Tawarkan minum placentae)
- Pantau DJJ tiap 5-10 menit Manajemen aktif kala III :
- Minta ibu meneran jika ada dorongan meneran 1. Oksitosin 10 U im dalam 2 menit setelah bayi lahir
saat kontraksi ketika pembukaan lengkap *) bisa 2. Peregangan tali pusat terkendali
distimulasi dg rangsang puting susu 3. Masase uterus : arah dorsokranial
- Bersihkan jalan lahir
- Tangan kanan di bawah ditutupi kain untuk KALA IV
menahan perineum.Tangan kiri diatas untuk
menjaga kepala tetap fleksi. Selama 2 jam evaluasi :
- Setelah kepala lahir-> minta stop meneran.
1 jam pertama tiap 15 menit
susuri tali pusat di leher dan usap wajah dg kain
- Kontraksi selanjutnya -> Lahirkan bahu -> 1 jam kedua tiap 30 menit
downward, baru upward
Evaluasi : keadaan umum ibu, TFU, perineum, perkiraan
- Klem tali pusat 3 cm dari umbilikus -> potong
perdarahan, rangsang taktil uterus
ALAT BANTU :

o Forceps : untuk ibu yg tidak mampu lagi Masa nifas : sampai 90 hari pasca persalinan
meneran
o Vakum : ibu masih bisa meneran

McRobert position -> meningkatkan sudut,


SKILL AKDR
memudahkan passage. 1. Tanyakan tujuan pasien
▪ Memunda : pil KB – akdr, kondom,
implan, sunti
PATOLOGI KALA II
▪ Menjarangkan : AKDR – suntik, minipil,
Kala II lama (prolonge second stage):
Primigravida > 2 jam pil, implan, kondom
Multigravida > 1,5 jam ▪ (-) hamil : MANTAP (vasektomi,
tubektomi) – akdr,implan
Arest of descent :
Kegagalan penurunan bagian terendah janin lebih dari ▪ Menyusui : progesteron, AKDR
1 cm pada saat meneran pada kala II 2. Waktu pemasangan
-10 menit hingga 48 jam pasca persalinan
TX : evaluasi 4P (Power, Passanger, Passage, Psikis) -setelah 4-6 minggu post-partum
- selama 7 hari pertama menstruasi/keguguran
3. Prinsip kerja :
▪ Barrier : hambat sperma memasuki tuba
fallopi
▪ Menimbulkan respon inflamasi ringan:
mencegah ovulasi
▪ Progesteron : mengentalkan mukus : sperma
sulit bergerak ke tuba fallopi
4. Jenis AKDR : Copper-releasing dan
Progestin-releasing

5. Kelebihan :
- Sampai 10 tahun (T380A) + tidak mahal
- Tidak ganggu ASI
- Setelah lepas, kesuburan pulih cepat
- Yang mengandung progestin : mengurangi kram
menstruasi, darah mens berkurang

6. Kekurangan/ Efek samping :


▪ Irregular bleeding/spotting/flek

▪ Infeksi

▪ Koitus tidak nyaman

▪ Copper releasing : Kram dan jumlah


darah saat mens banyak bbrp bulan
pertama
▪ Risiko Perforasi
7. Kontraindikasi :
▪ Hamil

▪ Perdarahan jalan lahir yang tidak


diketahui
▪ Infeksi (pus, vaginitis, servisitis)
▪ Kanker gin
▪ 3 bulan trkhir menderita Penyakit
Radang Panggul / abortus septik
▪ Anomali struktur uterus
8. KIE :
- Efek samping yang mungkin timbul
- Kontrol 4-6 minggu setelah pemasangan
- Minta ibu sesekali mengecek tali IUD

Anda mungkin juga menyukai