Anda di halaman 1dari 3

Rudiyanti Novita dan Raidartiwi Erike. 2017.

Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Pre


Eklampsia Di Sebuah Rs Provinsi Lampung. Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober

Salah satu upaya pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), diantaranya menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, misalnya melalui Program buku KIA serta kelas ibu dan balita. Program ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan sebagai sumber daya manusia, khususnya
pada saat kehamilan dengan merencanakan kehamilan yang sehat dan direncanakan dengan baik.

Pada dasarnya, bahwa perubahan antara fisik dan psikologis tersebut saling berpengaruh. Salah satu
faktor kesehatan psikologis ibu adalah kecemasan, dimana kejadian kecemasan ini umum terjadi pada
ibu hamil (Resmani Asih, 2014).

Berdasarkan gejala-gejala tersebut, kecemasan dikelompokkan menjadi kecemasan ringan, sedang,


berat dan panik (Resmani Asih, 2014).

Terdapat penelitian yang menghubungkan peningkatan risiko kelahiran prematur terhadap peningkatan
skor kecemasan antara trimester kedua dan ketiga. Menurut Suririnah (2004) sebagaimana yang dikutip
oleh Irma dalam Jurnalnya yang berjudul Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Trimester III Dengan
Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan, penelitian lain menunjukkan bahwa ibu hamil dengan
kecemasan yang tinggi ketika hamil akan meningkatkan resiko hipertensi pada kehamilan. Resiko
hipertensi dapat berupa terjadinya stroke preeklamsi, bahkan kematian pada ibu dan janin (Irma, 2009).
Menurut Manuaba (2010), Preeklampsia adalah mulainya kenaikan berat badan diikuti edema kaki atau
tangan, peningkatan tekanan darah , dan terakhir terjadi di proteinuria. Pada Preeklampsia ringan,
gejala subjektif belum dijumpai, tetapi pada preeklampsia berat diikuti keluhan subjektif berupa sakit
kepala terutama daerah frontalis, rasa nyeri di daerah epigastrium, gangguan mata, penglihatan menjadi
kabur, mual muntah, gangguan pernafasan sampai sianosis, dan terjadi gangguan kesadara
Amita Dita, Fernali, Yulendasar Rika. 2018. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Intensitas
Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Bengkulu. Jurnal Kesehatan Holistik (The
Journal of Holistic Healthcare), Volume 12, No.1, Januari

Hasil penelitian menunjukkan dengan dilakukan relaksasi nafas dalam dapat mengurangi intensitas nyeri
pada pasien dengan dilakukan teknik relaksasi dapat menurunkan intensitas nyeri (Rosemary, 2010).
Fatkhiyah Natiqotul, Kodiyah, Masturoh. 2016. Determinan Maternal Kejadian Preeklampsia (Studi Kasus
Di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah). Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing),
Volume 11, No.1, Maret

Preeklampsia dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan yang teratur dan berkualitas. Pelayanan
antenatal berkualitas dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan dapat mendeteksi komplikasi
dalam kehamilan termasuk diantaranya deteksi preeclampsia (IBI, 2006).

Faktor riwayat hipertensi mempunyai risiko 6,42 kali terjadi preeklampsia dindingkan dengan ibu hamil
yang tidak ada riwayat hipertensi. Tekanan darah tinggi pada ibu hamil menimbulkan dampak yang
beragam, mulai dari preeklampsia ringan hingga yang berat. Hipertensi dalam kehamilan terbagi atas
preeklamsia ringan, preeklamsia berat, eklampsia, serta superimposed hipertensi (ibu hamil yang
sebelum kehamilannya sudah memiliki hipertensi dan hipertensi berlanjut selama kehamilan). Tanda
dan gejala yang terjadi serta pentatalaksanaan masing-masing hipertensi tidaklah sama. Hasil penelitian
Anggana, 2011 didapatkan 8,1 % ibu hamil mengalami hipertensi sejak trimester I yang kemudian
berlanjut menjadi preeklamsia. Preeklampsia yang terjadi pada usia > 35 tahun kemungkinan akibat
hipertensi yang diperketat oleh kehamilan (Yuliawati, 2001).

Anda mungkin juga menyukai