Dokumen Tanpa Judul
Dokumen Tanpa Judul
Kahlia Adinda (8) dan Arsa Nuraga (7), dua anak dari perempuan yang akrab disapa Suci ini
mengalami dua kondisi yang berbeda. Kahlia menyandang autism spectrum disorder,
sementara Arsa mengalami speech delay.
Tapi karena ada support system dari sang suami Jeffry Thung, "Kalau namanya support
system, aku selalu punya semua support system yang aku miliki. Terutama suami aku. I'm so
lucky to have him, dia selalu menguatkan, no matters how hard, we doing this together. Waktu
aku dengar dia pertama kali bilang begitu, itu waktu diagnosa, itu kayak oh wow, sesuatu hal
yang tendangan, kayak di-kick, ayo loncat," tuturnya sambil meneteskan air mata.
Tak hanya itu, kedua orang tua juga menjadi alasan Agatha Suci agar tetap kuat dan tak malu
menerima kenyataan. Bahkan, pembantu rumah tangganya pun juga begitu baik dan peduli
dengannya. Hal itu pun membuat Agatha terharu.
"Mama papaku itu juga luar biasa, sampai sekarang aku selalu dikelilingi orang-orang yang baik
sekali, sampai mbak di rumah juga baiknya minta ampun, jadi tidak ada alasan buat aku untuk
terus bersyukur, banyak hal yang mungkin orang lain nggak punya, i have it. Dikelilingi sama
orang-orang yang luar biasa baik, punya suami yang sangat baik, orangtua juga sangat support,
nggak ada yang namanya malu," papar Agatha Suci.
"Aku banyak banget ketemu sama temen-temen, kalau nanya mereka anaknya kenapa nggak
pernah dibawa, terus yang malu anaknya disimpen di rumah. Dan melalui kampanye ini, nggak
ada yang perlu dimaluin," pungkasnya.
● Bagaimana Agatha Suci dapat mengatasi dan merawat kedua anak tersebut?
Suci dan suami langsung mencari solusi untuk kondisi kedua buah hatinya. Mereka pun
memutuskan melakukan terapi. Suci juga mengaku bahwa ia adalah orang yang tegas dan hal
itu ia terapkan juga dalam merawat Kahlia serta Arsa.
“Anak-anak autistik ini kan perlu sesuatu yang konsisten, jadi konsitensi saya membantu
mereka juga,” ungkap Suci.
Sama seperti anak-anak lainnya, ada kalanya mereka senang, ada kalanya sedang tidak
bersemangat. Kahlia lah yang terlihat lebih tertarik dengan piano.
“Jadi nanti dilihat beberapa bulan ke depan aja, kalau memang Arsa tidak tertarik, mungkin
bakal disudahi.
"Kalau sedang di luar rumah, saya bebaskan mereka mau makan apa saja boleh. Ada satu
barang juga yang selalu saya siapkan di rumah, yaitu kaldu ayam kampung. Kaldu ayam
kampung ini dibuat sendiri dan tidak pernah kosong. Selalu ada stoknya di rumah,” beber Suci.
Semua makanan yang dikonsumsi sesuai dengan kondisi mereka. "Jadi anak-anak harus
mengonsumsi makanan-makanan organik. Mulai dari sayur organik, ayam organik, telur
organik, dan lainnya yang pasti sesuai kebutuhan mereka.
Suplemen pendukungnya juga banyak, ada fish oil, B12, probiotik, jadi lengkap sesuai dengan
kondisi Kahlia dan Arsa masing-masing," jelas Suci.
Tapi tentu saja Suci menasihati anak-anaknya terlebih dahulu. "Kalau misalnya ingin sesuatu,
diomongin baik-baik. Karena mereka belum sempurna secara verbal dan mengekspresikan apa
yang mereka mau," ujarnya.
Suci memang memilih untuk membujuk dengan cara berbicara untuk memberikan pengertian
pada Kahlia dan Arsa. Sebab, ia mengatakan bahwa ia bukanlah tipe ibu yang bisa membujuk
anak dengan memberi imbalan,
"Untuk apa anak sedang marah-marah, tapi malah diberikan imbalan. Jadi biasanya kalau tetap
menangis, saya biarkan menangis dulu. Bila sudah lebih tenang, baru saya hampiri dan ajak
jalan lagi. Konsekuensinya paling hanya sebatas dipelototin orang-orang satu mal. Tapi kan
mereka tidak mengerti kondisi saya, jadi saya cuek saja," tukas Suci.
Suci dan keluarga juga menikmati saat jalan-jalan bersama, bahkan sesederhana pergi ke mal.
"Misalnya kemarin saat ke mal, Kahlia lihat playground yang ada lolipopnya, lalu dia minta main,
dan saya turuti.
Arsa anaknya lebih cenderung ke window shopping, jalan-jalan, kalau sudah capek duduk. Lalu
jalan-jalan lagi, cari makanan, sesederhana itu sih. Lalu karena kita punya hewan peliharaan
anjing juga, kita pergi ke tempat dog friendly."
Tak hanya itu, Suci dan keluarga sangat suka tempat outdoor. Kahlia dan Arsa pun senang
sekali dengan aktivitas luar ruangan seperti berenang.
"Makanya kita sangat suka dengan Bali. Saya suka berjemur, Kahlia juga karena dia suka sekali
dengan cahaya matahari. Arsa suka outdoor activity, jadi kita biasanya berenang dari pagi
sampai siang, atau berjemur dari pagi sampai siang, lalu makan siang, main di pantai, dan
makan malam."
"Kalau ada komentar-komentar yang menyakitkan, baik dari saudara ataupun teman, tipsnya
saya diamkan aja. Jujur saya orangnya nggak mudah sakit hati. Jadi saya anggap anak-anak
saya sebagai berkat yang Tuhan berikan untuk saya, jadi saya bisa memiliki empati lebih, tidak
jadi orang yang judgemental, dan sebagainya," tegas Suci.
● Pesan Agatha Suci untuk orang tua yang memiliki anak pengidap ASD?
Suci mengingatkan para orang tua, terutama ibu untuk tidak memikirkan apa kata orang lain di
luar sana.
“Penting untuk menjalani peran kita sebagai ibu sebaik mungkin. Jangan pikirkan apakah saya
sudah menjadi ibu yang baik, bagaimana tanggapan orang di luar sana, jangan pedulikan,”
katanya.
Perempuan kelahiran 8 April 1985 ini menegaskan bahwa hanya kita yang mengerti keluarga
kita.
"Lakukan apapun yang kita sukai, berusaha saja sebaik mungkin. Jangan takut dan jangan
malu dengan apa yang orang lain katakan. Jangan pedulikan karena hanya akan membawa
dampak negatif bagi kita. Selalu ada sisi terang dari kehidupan yang kita jalani.
Live your life to the fullest and do your best for self, family and your children. Sama halnya
seperti ketika kita naik pesawat, kita harus menyelamatkan diri sendiri dahulu baru
menyelamatkan orang lain. Buat dirimu sendiri bahagia, sehingga kamu bisa membuat orang
lain di sekitarmu ikut bahagia," tutup Suci.
__________________________________
Kahlia Adinda (8) and Arsa Nuraga (7), two children of a woman who is familiarly called Suci,
experience two different conditions. Kahlia has autism spectrum disorder, while Arsa has
speech delay.
● Arsa's symptoms:
1. More extroverts interact a lot, can make eye contact, but it's really hard to talk
No, Agatha Suci is a finalist from Indonesia idol and definitely doesn't have a history of ASD
itself
have ASD?
Since childhood, Kahlia has not shown any symptoms or movements that lead to ASD, at first
Kahlia's parents thought that Kahlia was a normal child but because Kahlia was used to using
the iPad from a young age, maybe this was what triggered the appearance of ASD
abnormalities and symptoms in Kahlia .
Children who are too calm with their gadgets cause active stimulation or reduced movement,
they tend to be hypoactive, just keep quiet and rarely interact. Gadget crafts make children use
more fine motor skills and not use gross motor functions. As a result, activities that use muscles
are reduced, for example, rarely move or have difficulty exercising. The lack of gross motor
function has an impact on impaired physical growth.