Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PENGETAHUAN POKOK DAN TEKNIK LABORATORIUM

Oleh :

NAMA : Aurania Putri Pratama

NIM : 201810401031

KELAS/KELOMPOK : H/05
ASISTEN : Faise Ayu Safira

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
I. Judul
Pengetahuan Pokok dan Teknik Laboratorium.
II. Tujuan
● Mengenalkan beberapa peralatan dasar laboratorium kimia dan
penggunaannya.
● Mengenalkan teknik-teknik laboratorium dan petunjuk-petunjuk
keselamatan laboratorium.
● Mengenalkan metode pengukuran dalam laboratorium.
III. Pendahuluan
3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet).
3.1.1 Asam Pekat
Sifat - Sifat :
● Mempunyai rasa asam dan bersifat korosif.
● Dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi warna
merah.
● Dapat menghantarkan arus listrik (untuk asam kuat).
● Bereaksi dengan logam (untuk asam kuat).
Bahaya Penggunaan :
● Jika mengalami kontak langsung dengan cairan asam pekat
dengan jumlah sedikit (hanya beberapa tetes) maka kulit
akan terasa perih seperti ditusuk tusuk jarum dan terasa
panas seperti terbakar.
● Jika terkena asam pekat dalam jumlah banyak akan
membuat kulit kita terkelupas dan bisa juga jaringan sel -
sel kulit mati.
● Jika uap asam pekat terkena mata dapat menyebabkan
iritasi pada bagian mata dan mata akan terasa sangat perih.
● Jika menghirup uap asam pekat dapat menyebabkan
gangguan pernafasan seperti sesak nafas.
● Jika asam pekat tidak disimpan dengan dan juga benar akan
menyebabkan timbulnya kebakaran. Maka asam sulfat
sebaiknya dijauhkan dari sumber api dan disimpan di dalam
wadah penyimpanan tertutup yang aman.
● Jika asam pekat terkena besi mengakibatkan munculnya
karat pada, sehingga disarankan untuk menghindarkan dan
juga menjauhkan bahan kimia ini dari besi-besi yang bukan
merupakan stainless.
Penanganan :
● Jika asam pekat terkena kulit dalam jumlah sedikit (hanya
beberapa tetes) dapat ditangani dengan cara membasuh
kulit yang terkena cairan asam pekat menggunakan air
bersih yang mengalir.
● Jika asam pekat terkena kulit dalam jumlah banyak dapat
ditangani dengan cara operasi plastik dan penyembuhan
medis.
● Jika uap asam pekat terkena mata dapat ditangani dengan
cara membasuh mata yang iritasi dengan menggunakan air
bersih yang mengalir.
● Jika uap asam pekat terhirup maka praktikan yang sesak
nafas bisa dibawa ke klinik terdekat dan diatasi dengan
penyembuhan medis.
● Jika terjadi kebakaran pada laboratorium karena asam sulfat
dapat dipadamkan dengan cara menggunakan alat
pemadaman kebakaran pada laboratorium.
3.2 Tinjauan Pustaka
3.2.1 Pengelola Laboratorium
Pengelola laboratorium mulai dari pimpinan sampai
bawahan berkewajiban menjadikan laboratorium mereka
sebagai tempat yang aman untuk bekerja. Mereka harus
bertanggung jawab terhadap keselamatan orang - orang
yang belajar dan bekerja didalam laboratorium tersebut.
Cara kerja pengelola dan karyawan laboratorium yang tidak
disiplin, tidak bertanggung jawab, merasa pintar, dan tidak
paham betul tentang kegiatan laboratorium. Hal - hal dapat
disebabkan oleh :
❏ Personel dan pemakaian laboratorium kurang
memiliki pengetahuan yang sempurna tentang
penanganan bahan - bahan kimia berbahaya,
penggunaan peralatan dan teknik operasional dalam
melakukan percobaan.
❏ Sikap atau tingkah laku personel dan pemakai
laboratorium tersebut yang lalai dan menganggap
remeh terhadap kemungkinan terjadinya musibah.
❏ Pengawas yang kurang memberi teladan baik dalam
menangani suatu program dan menganggap bahwa
orang - orang disekitarnya memiliki pengetahuan
sama seperti yang mereka miliki (Sumardjo:2009).
3.2.1 Peraturan Dasar Laboratorium
Di laboratorium diperlukan pula adanya peraturan
dan tata tertib yang harus dijalankan oleh setiap pengguna
laboratorium. Secara umum tata tertib penggunaan
laboratorium tersebut antara lain adalah:
1. Tidak diperkenankan mengambil alat dan bahan
lain yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan
yang dilakukan.
2. Pemakai laboratorium harus mendapat
persetujuan Ketua Laboratorium.
3. Pemakai laboratorium tidak diperkenankan
memasuki atau bekerja tanpa izin petugas
laboratorium.
4. Jangan bekerja sendirian di laboratorium.
5. Pemakai laboratorium harus datang tepat pada
waktunya.
6. Sebelum bekerja, pemakai laboratorium harus
mengisi agenda penggunaan laboratorium.
7. Sebelum bekerja pemakai laboratorium harus
mengisi daftar penggunaan alat dan bahan yang
akan dipakai.
8. Pemakai laboratorium harus menempati tempat
yang disediakan.
9. Pemakai laboratorium harus memperhatikan
kelengkapan alat dan bahan yang telah disediakan
petugas laboratorium di meja praktikum.
10. Alat dan bahan yang belum lengkap harus
dilaporkan ke petugas laboratorium.
11. Pergunakan alat dan bahan sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan.
12. Periksa baik tidaknya alat yang dipinjam, karena
kerusakan menjadi tanggungan pemakai.
13. Penggunaan alat dan bahan harus dilakukan
dengan hati-hati.
14. Alat-alat laboratorium yang rusak selama
praktikum harus dilaporkan kepada petugas
laboratorium dan jangan mencoba memperbaiki
sendiri.
15. Alat, bahan, air, dan listrik hendaknya
digunakan seefisien mungkin.
16. Bahan kimia bekas praktikum yang bisa dipakai
lagi harus ditampung pada tempat khusus dan diberi
label.
17. Harus selalu menulis label yang lengkap,
terutama terhadap pemakaian bahan - bahan kimia.
18. Setelah selesai bekerja, alat-alat dan meja
praktikum harus dalam keadaan bersih
(Raharjo:2017).
3.2.3 Penataan Alat dan Bahan Praktikum

Penataan alat dan bahan praktikum sangat


bergantung kepada fasilitas yang ada di laboratorium dan
kepentingan pemakai laboratorium. Fasilitas yang
dimaksud dalam hal ini adalah adanya ruang penyimpanan
khusus (gudang), ruang persiapan, dan tempat - tempat
penyimpanan seperti lemari, kabinet, dan rak-rak. Peralatan
laboratorium yang selanjutnya disebut peralatan adalah
mesin, perkakas, perlengkapan, dan alat-alat kerja lain yang
secara khusus dipergunakan untuk pengujian, kalibrasi,
dan/atau produksi dalam skala terbatas. Peralatan
Laboratorium dibagi 3 kategori :
1. Peralatan kategori 3 adalah alat yang cara
pengoperasian dan perawatannya sulit, risiko
penggunaan tinggi, akurasi/ kecermatan
pengukurannya tinggi, serta sistem kerja rumit yang
pengoperasiannya memerlukan pelatihan
khusus/tertentu dan bersertifikat.
2. Peralatan kategori 2 adalah peralatan yang cara
pengoperasian dan perawatannya sedang, risiko
penggunaan sedang, akurasi/kecermatan
pengukurannya sedang, serta sistem kerja yang
tidak begitu rumit dan pengoperasiannya
memerlukan pelatihan khusus/tertentu.
3. Peralatan kategori 1 adalah peralatan yang cara
pengoperasian dan perawatannya mudah, risiko
penggunaan rendah, akurasi/ kecermatan
pengukurannya rendah, serta sistem kerja sederhana,
pengoperasiannya cukup dengan menggunakan
panduan (Vendamawan:2005).
3.2.4 Bekerja dengan Bahan Kimia
Hal-hal yang harus diperhatikan bila bekerja dengan bahan
kimia :
1. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia
2. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
3. Jangan mencicipi atau mencium bahan kimia
kecuali ada perintah khusus (cukup dengan
mengibaskan ke arah hidung )
4. Hati-hati kontak dengan bahan kimia karena
dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan
iritasi (perih dan gatal)
1. Pemindahan dan pengambilan bahan kimia Untuk
memindahkan atau mengambil bahan kimia perlu
diperhatikan hal-hal berikut ini :
a. Baca label bahan dengan seksama untuk
menghindari kesalahan pengambilan bahan karena
ada beberapa bahan yang mempunyai nama hampir
sama misalnya antara asam sitrat dan asam nitrat.
b. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan
c. Bila ada sisa bahan saat pengambilan, jangan
dikembalikan ke dalam wadahnya kembali karena
bisa mengkontaminasi. Bahan kimia dapat berupa
bahan padat maupun cair, sehingga penanganan
kedua bahan tersebut akan berbeda. Pada saat
pengambilan bahan kimia perlu diperhatikan hal hal
berikut ini: a. Bahan cair :
1) Tutup botol dibuka dengan cara dipegang dengan
jari tangan dan sekaligus telapak tangan memegang
botol tersebut, gunakan satu tangan. Tutup botol
jangan diletakkan di atas meja karena kotoran di
atas meja bisa mengotori tutup botol sehingga dapat
mencemari bahan kimia.
2) Dengan satu tangan yang lain ambil bahan sesuai
kebutuhan, gunakan alat yang memudahkan
pekerjaan seperti pipet volume.
3) Pemindahan cairan menggunakan bantuan batang
pengaduk untuk menghindari percikan.
b. Bahan padat :
1) Gunakan sendok sungu atau alat lain yang sesuai,
bukan berasal dari logam.
2) Ambil secukupnya sesuai kebutuhan. Jangan
mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.
3) Satu sendok untuk satu bahan, jangan
mencampurkan sendok untuk mengambil aneka
bahan.
2. Pemanasan bahan kimia Pada saat bekerja di
laboratorium kimia sering kali dilakukan pemanasan bahan.
Pemanasan bisa dilakukan dengan tabung reaksi atau alat
gelas kimia lain. Apabila melakukan pemanasan harus
diperhatikan hal-hal berikut ini :
a. Tabung reaksi
1) Isi tabung reaksi sebagian saja, sekitar
sepertiganya.
2) Api pemanas terletak pada bagian bawah larutan.
3) Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan
merata. Arah mulut tabung reaksi pada tempat yang
kosong agar percikannya tidak mengenai orang lain.
b. Gelas kimia
1) Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia
tersebut.
2) Letakkan batang gelas atau batu didih pada gelas
kimia untuk menghindari pemanasan mendadak.
3) Jika gelas kimia tersebut berfungsi sebagai
penangas air, isikan air seperempatnya saja supaya
tidak tumpah (Wardiyah:2016).
3.2.5 Teknik Dasar Laboratorium
3.2.5.1 Cara memanaskan cairan
Dalam memanaskan cairan harus diperhatikan
kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan
akibat peningkatan suhu yang drastis). Pencegahannya
adalah dengan menambahkan batu didih kedalam gelas
kimia
Pemanasan dalam tabung reaksi
● Jangan arahkan mulut tabung reaksi kepada
praktikan baik itu diri sendiri maupun orang lain
● Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut
tabung
● Tabung diposisikan agak miring, diaduk dan sesekali
dikocok
● Pengocokan dilakukan sesaat setelah pemanasan
● Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu
Erlenmeyer
● Di Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api,
sambil cairan tersebut digoyangkan perlahan dan
sesekali diangkat bila mendidih
3.2.5.2Membaca volume pada gelas ukur
Masukkan terlebih dahulu cairan yang akan diukur lalu
tempatkan pada pipet tetes sampai skala yang diinginkan.
Bagian terpenting dalam membaca skala pada gelas ukur
adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus
cairan. Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan
yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair
dengan gelas ukur.
3.2.5.3 Menggunakan buret
Sebelum buret digunakan, harus dibilas terlebih dahulu
dengan larutan yang digunakan. Cara mengisi buret
adalah :
➢ Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari
bagian atas menggunakan corong gelas
➢ Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atas lebih
tinggi dari mata. Turunkan buret dan statifnya ke
lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong
tidak terpercik ke mata.
➢ Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di
bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung,
kran ditutup
➢ Selanjutnya isi hingga melebihi skala 0, lalu buka
kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat skala 0.
3.2.5.4 Menggunakan neraca analitis
● Neraca di nol kan terlebih dahulu
● Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian
timbangan
● Bacalah nilai yang tertera pada layar
● Setelah digunakan, neraca di 0 kan kembali (Warsito
dan Candra:2010).
IV. Metodologi Percobaan
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
● Gelas ukur
● Gelas beaker
● Bunsen spiritus
● Pipet volume
● Termometer
● Buret
● Ball pipet
● Kaca arloji
● Neraca
● Pipet tetes
● Timbangan triple beam
● Timbangan digital
● Botol
4.1.2 Bahan
● Akuades
● Asam pekat
● Vaselin
● Larutan
4.2 Diagram Alir
4.2.1 Teknik Laboratorium
4.2.1.1 Mengencerkan Asam Pekat.
Akuades

- Dimasukkan aquades dalam gelas ukur

- Diambil sejumlah volume yang diperlukan


hingga tanda meniscus

- Diambil asam pekat sejumlah volume yang


diperlukan menggunakan pipet volume
hingga tanda meniscus

- Dimasukkan asam pekat kedalam gelas


beaker yang berisikan aquades tadi sambil
Hasildiaduk

4.2.1.2 Memanaskan Tabung Reaksi


Bunsen spiritus
- Dinyalakan bunsen spiritus
- Dimulai dipanaskan tabung reaksi
dengan penjepit kayu
- Dipadamkan api dengan menggunakan
bunsen spiritus
Hasil

4.2.1.3 Teknik Pemasangan Termometer


Termometer
- Dibasahi termometer dengan
akuades sebelum digunakan
- Dimasukkan termometer kedalam
gelas beaker ke larutan yang
ingin diukur suhunya
- Dipastikan termometer benar-
benar tercelup
- Dibaca suhu yang didapat

Hasil

4.2.1.4 Teknik Penanganan Kebocoran Buret


Buret
- dikeluarkan lart. yang ada buret
- dibuka kran buret
- dioleskan vaseline pada kran
buret
- dipasang kembali kran buret
- buret dapat digunakan lagi

Hasil

4.2.1.5 Pengambilan Cairan dengan Pipet Seukuran


Ball pipet
-Ditekan A dan bagian tengah secara
bersamaan
-Dihisap larutan dengan menekan S
sampai lauran terlihat naik dan
terhisap
-Dipastikan hingga tanda meniscus
-Dituangkan larutan dalam pipet ke
wadah lain dengan menekan E

Hasil
4.2.1.6 Menimbang
Kaca arloji
- Digunakan kaca arloji
- Ditekan O/T pada neraca
- Diletakkan bahan kimia yang ingin
ditimbang keatas arloji
- Diangkat kaca arloji apabila massa
yang diinginkan telah diperoleh
Hasil

4.2.2 Pengukuran di Laboratorium


4.2.2.1 Pengkuran Volume
Gelas ukur
- Dimasukkan 5 mL aquades pada
gelas ukur 10 mL
- Dimasukkan 5 mL aquades dengan
perlahan
- Diamati aquades sampai tepat
meniscus.

Hasil

4.2.2.2 Pengukuran Massa


Timbangan triple beam
- Dipastikan sebelum menimbang
kedua garis setara
- Diletakkan logam ditempat beban
- Disetarakan kedua garis
- Diatur beban geser
- Diatur dari skala besar-skala
kecil

Hasil

Timbangan digital
- Ditekan tombol O/T agar timbangan
0
- Diletakkan bahan
- Ditunggu hingga tidak lagi ada
perubahan angka pada layar
- Dicatat massa beban
Hasil

4.2.2.3 Penentuan Massa Jenis Cairan


Gelas ukur kering
- Disiapkan timbangan yang sudah 0
- Ditimbang gelas ukur kering
- Dicatat massa
- Ditambahkan aquades ke dalam gelas
ukur sebanyak 10 ml
- Diamati posisi meniskusnya
- Ditimbang gelas ukur dan akuades
- Dicatat massanya
Hasil

4.2.2.4 Penentuan Massa Jenis dengan Buret


Botol
- Ditimbang botol dan tutupnya
- Dicatat massanya
- Diisi buret ukuran 50 ml dengan
aquades sampai penuh 50 ml
- Ditambahkan aquades ke dalam botol
sebanyak 5 ml
- Ditimbang botol yang berisi aquades

Hasil

4.3 Prosedur Kerja


4.3.1 Teknik Laboratorium
4.3.1.1 Mengencerkan asam pekat
Dimasukkan aquades dalam gelas ukur , diambil
sejumlah volume yang diperlukan hingga tanda
meniscus. Kemudian diambil asam pekat sejumlah
volume yang diperlukan menggunakan pipet
volume hingga tanda meniscus lalu dimasukkan
asam pekat ke dalam gelas beker yang berisikan
akuades tadi
4.3.1.2 Memanaskan tabung reaksi

Dinyalakan bunsen spirtus, dimulai dengan


dipanaskan tabung reaksi dengan penjepit kayu.
Setelah itu, dipadamkan api dengan menggunakan
bunsen spiritus

4.3.1.3 Teknik pemasangan termometer

Dibasahi termometer dengan akuades sebelum


digunakan . Lalu termometer dimasukkan kedalam
gelas beaker ke larutan yang ingin diukur suhunya.
Dipastikan termometer benar-benar tercelup,
kemudian dibaca suhu yang didapat.

4.3.1.4 Teknik penanganan kebocoran buret

Dikeluarkan larutan yang ada di dalam buret ke


wadah lain kemudian dibuka kran buret. Diolesi
dengan vaselin secara merata. Dipasang kembali
kran buret dan keran buret digunakan kembali
dengan baik.

4.3.1.5 Mengambil cairan dengan pipet menggunakan pipet


seukuran

Ditekan A dan bagian tengah secara bersamaan, lalu


dihisap larutan dengan menekan S sampai larutan
terlihat naik dan terhisap. Dipastikan hingga tanda
meniscus, setelah itu dituangkan larutan dalam pipet
ke wadah lain dengan menekan E.
4.3.1.6 Menimbang
Digunakan gelas kimia/botol kimia/kertas
saring/kaca arloji/wadah lain yang sesuai kaca arloji.
Ditekan O/T pada neraca kemudian diletakkan
bahan kimia yang ingin ditimbang keatas arloji.
Diangkat kaca arloji apabila massa yang diinginkan
telah diperoleh

4.3.2 Pengukuran di Laboratorium


4.3.2.1 Pengukuran volume
Disiapkan gelas ukur 10 ml + aquades 5 ml.
Ditambahkan aquades secara perlahan jika volume
sudah mendekati 5 ml. Lalu ditambahkan secara
perlahan menggunakan pipet tetes

4.3.2.2 Pengukuran massa

Dengan menggunakan timbangan triple beam,


dipastikan sebelum menimbang kedua garis setara.
Lalu diletakkan logam ditempat beban. Disetarakan
kedua garis, kemudian diatur beban geser dari skala
besar-skala kecil. Sedangkan menggunakan
timbangan digital Ditekan tombol O/T agar
timbangan 0, lalu diletakkan bahan. Ditunggu
hingga tidak lagi ada perubahan angka pada layar
dan kemudian dicatat massa beban.

4.3.2.3 Penentuan massa jenis cairan

Disiapkan timbangan yang sudah 0. Kemudian


ditimbang gelas ukur kering lalu dicatat massa.
Ditambahkan aquades ke dalam gelas ukur sebanyak
10 ml sambil diamati posisi meniskusnya.
Ditimbang gelas ukur dan akuades dan dicatat
massanya

4.3.2.4 Penentuan massa jenis cairan dan padatan dengan


buret

Ditimbang botol dan tutupnya dan dicatat massanya.


Diisi buret ukuran 50 ml dengan aquades sampai
penuh 50 ml dan ditambahkan aquades ke dalam
botol sebanyak 5 ml. Kemudian ditimbang botol
yang berisi aquades

V. Data dan Perhitungan


A. Perhitungan volume
Gelas ukur 10 ml + Akuades 5 ml
B. Perhitungan massa jenis
Timbangan triple beam = 36,63 gram
Timbangan digital = 36,628 gram
C. Perhitungan massa jenis cairan

Gelas Ukur = 46,08 gram

Akuades = 10 ml

= 55,954 gram

D. Perhitungan massa jenis cairan dengan menggunakan buret

Massa Botol = 19,133 gram

Massa Akuades = 5 ml

= 23,645 gram

Massa Botol =19,33 gram

Massa Akuades = 6 ml

= 24,600 gram
Massa Botol = 19,33 gram

Massa Akuades = 8 ml

= 26,159 gram

VI. Pembahasan
Teknik teknik dasar laboratorium kimia ada banyak hal yang harus
di praktekan dan dimengerti, salah satunya yaitu pengenceran pada suatu
cairan pekat. Cairan pekat ada berbagai macam, misal pada cairan asam
pekat contohnya asam sulfat, asam sitrat dan masih banyak lagi. Pada saat
pengenceran cairan pekat tersebut pertama - tama aquades dimasukkan
dulu ke dalam gelas beaker agar aquades bisa menetralkan panas yang
dihasilkan dari asam pekat tersebut. Setelah itu diaduk agar dapat
meredakan panas pada asam pekat tersebut.
Teknik dasar laboratorium yang kedua yaitu pemanasan tabung
reaksi. Pada teknik ini digunakan bunsen spiritus untuk membakar, dan
penjepit tabung reaksi untuk memegang tabung reaksi beserta isinya yang
akan dipanaskan. pada saat pemanasan tabung reaksi ini kita harus
melakukannya di ruang terbuka agar dapat mengurangi panas pada zat
asam pekat dan juga apabila zat tersebut tumpah praktikan tidak akan
terkena. Pada saat pemanasan ini sebaiknya jangan dilakukan melebihi
batas waktunya, karena akan rawan untuk pecah.
Teknik dasar laboratorium yang ketiga yaitu cara penggunaan
termometer. Termometer adalah alat pengukur suhu yang biasanya kita
gunakan untuk mengukur suhu dari suatu zat tertentu. Kita bisa melihat
berapa suhu pada suatu zat dengan cara memasukkan termometer pada zat
tersebut lalu kita baca garis merah pada termometer itu berakhir pada
angka berapa. Sebelum menggunakan termometer disarankan kita
menyiram termometer tersebut dengan aquades agar termometer itu bisa
kembali netral atau garis merah berada pada titik awal yaitu 0.
Teknik dasar laboratorium yang keempat yaitu cara menangani
pipa buret yang bocor. Cara penanganan ini sangat lah mudah. Kita hanya
perlu membuka kran buret lalu diolesi dengan vaselin. Setelah itu, buret
dapat digunakan kembali. Pada hal tersebut, vaseline lah yang berperan
penting. Kegunaan vaseline dalam penanganan buret yaitu menutup ruang
ruang udara yang menyebabkan kebocoran pada buret.
Teknik dasar laboratorium yang kelima yaitu cara menimbang.
Pada kali ini, kita diuji ketelitiannya. Dari mulai ketelitian menghitung
sampai melihat angka massa pada penimbangan. Pada penimbangan ini
sebelum kita menaruh suatu zat yang akan kita timbang, timbangan harus
di nol kan dahulu. Agar hasil pengukurannya akurat, jika tidak di nol kan
hasil itu tidak akan akurat. Setelah itu, kita melihat angka massa pada
timbangan sampai tidak berubah - ubah. Lalu dicatat hasil massa tersebut.
Teknik dasar laboratorium yang keenam yaitu pengukuran. Pada
pengukuran ini step pertama kita harus menaruh zat yang akan kita ukur.
Setelah itu kedua garis harus disetarakan agar hasil pengukuran itu akurat
dan tidak ada penyimpangan. Setelah itu kita mulai mengatur pengukuran
agar lurus dengan cara mengubah dari skala kecil ke skala besar agar dapat
dihitung dengan akurat dan tidak ada penyimpangan. Pada pengukuran ini
dilakukan 3 kali pengulangan ukuran agar hasil yang kita peroleh lebih
akurat.
Teknik dasar laboratorium selanjutnya yaitu tentang penentuan
massa jenis. Pada penentuan massa jenis ada 2 cara yaitu menggunakan
gelas ukur dan buret. Sebenarnya hasil akhir dari massa jenis zat ketika
menggunakan 2 cara itu sama saja. tetapi, yang membedakan adalah
alatnya. Pada saat menggunakan gelas ukur, lebih panjang prosesnya
daripada menggunakan buret. Karena pada penggunaan gelas ukur kita
harus menggunakan timbangan juga. Sedangkan, pada buret kita hanya
menggunakan 1 alat yang jelas lebih efisien. Pada praktikum ini hasil
massa jenis yang diperoleh yaitu:
● Massa gelas ukur + 10 mL aquades = 55,954 gram
● Massa Botol + 5mL aquades = 23,645 gram

VII. Kesimpulan
Kimia adalah pengetahuan yang dikembangkan berdasarkan
eksperimen. Berbagai teori atau model dalam kimia muncul dari hasil
eksperimen yang valid. Validitas eksperimen ditentukan oleh hasil
pengukuran dan pengamatan. Dengan demikian, pengukuran adalah bagian
penting dalam pembelajaran kimia. Dalam materi pengukuran akan
dikenalkan satuan pengukuran dan turunan-turunannya. Pada praktikum
kali ini saya mengerti tentang apa saja peralatan dasar laboratorium dan
kegunaannya, teknik teknik dasar laboratorium dan juga teknik teknik
dasar pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA

Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa


Kedokteran
dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC.

Raharjo. 2017. Jurnal Kimia Sains & Aplikasi :20(02).


C:/Users/User/Downloads/jurnal%205.pdf

Vendamawan, Rico. 2015. Pengelolaan Laboratorium Kimia : 11(02).


file:///C:/Users/User/Downloads/jurnal%204.pdf

Wardiyah. 2016. Praktikum Kimia Dasar. Jakarta : Pudik SDM Kesehatan.

Warsito, Kancono R dan Candra, I Nyoman. 2010. Pengetahuan Praktis


Laboratorium
Kimia. Bengkulu : UNIB Press.
TABEL PENGAMATAN

No. Pengamatan Hasil

1. Massa Jenis cairan menggunakan Gelas Ukur 7,874 gram.

2. Massa Jenis cairan menggunakan biuret a. 4,512 gram


b. 5,467 gram
c. 7,026 gram

Anda mungkin juga menyukai