Anda di halaman 1dari 6

PEMANFAATAN DANA SOSIAL BANK SYARIAH UNTUK UMKM MELALUI

FINANCIAL TECHNOLOGY

UTILIZING SOCIAL FUNDS OF ISLAMIC BANKS FOR UMKM THROUGH FINANCIAL


TECHNOLOGY

Refaldi R. Ihsan
UIN Mahmud Yunus Batusangkar
refaldi110922@gmail.com
Widia Lestari
UIN Mahmud Yunus Batusangkar
andesvabel1998@gmail.com
Nada Aulia
UIN Mahmud Yunus Batusangkar
nadaaulia551@gmail.com
Repa Widia Sari
UIN Mahmud Yunus Batusangkar
repawidiasari123@gmail.com

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan pemberdayaan UMKM berdasarkan pemakaian dana sosial bank
syariah melalui platform financial technology. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif
dengan jenis penelitian pustaka. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari jurnal ilmiah,
berita media massa, juga sumber dari internet yang dinilai teruji dan berstandar pada hal yang diteliti. Selain
itu, untuk mendukung penelitian ini, digunakan juga sumber data primer yang bersumber dari hasil
wawancara yang dikaji lebih lanjut melalui kegiatan diskusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia
ialah negara dengan potensi UMKM yang besar. Masalah utama yang dihadapi dalam pemberdayaan UMKM
adalah terbatasnya akses terhadap pembiayaan karena banyak UMKM yang belum bankable. Di sisi lain
Indonesia memiliki potensi alternatif pembiayaan UMKM melalui pemanfaatan dana sosial bank syariah yang
terdiri dari zakat perusahaan. Pada era digital, pembiayaan dapat disalurkan melalui platform financial
technology. Melalui platform ini, pelaku UMKM yang belum bankable dapat mengakses pembiayaan yang
bersumber dari dana sosial bank syariah dengan hanya mengunggah dokumen yang disyaratkan. Akses
pembiayaan dengan memanfaatkan teknologi digital ini dilakukan melalui beberapa proses seperti penerimaan
dokumen, verifikasi, dan juga seleksi secara daring. Agar lebih kompetitif, UMKM penerima manfaat tidak
hanya mendapatkan akses pembiayaan saja, tetapi juga mendapatkan pemberdayaan usaha di luar aspek
pembiayaan seperti pelatihan dan sebagainya yang diberikan oleh UMKM Center yang dimiliki/dibentuk oleh
platform financial technology tersebut. Dengan adanya platform tersebut, diharapkan mampu berperan sebagai
media untuk pemberdayaan UMKM, penghimpunan dan pemanfaatan dana sosial bank syariah, serta
mendorong kemajuan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia melalui inovasi di era digital.

Keywords: Financial Technology, UMKM, Dana Sosial Bank Syariah

PENDAHULUAN
Lembaga perbankan termasuk bank syariah secara substansi merupakan pengerak di

bidang keuangan dan termasuk juga pembiayaan. Pada umumnya, bank syariah memiliki
tujuan yang utama yaitu guna mengembangkan dan mengakselarisasi pembangunan ekonomi
masyarakat melalui kegiatan perbankan, dan termasuk dalam penyediaan jasa – jasa keuangan
yang sesuai dengan syariah. Bank syariah dituntut juga untuk mendukung pemenuhan tujuan-
tujuan social ekonomi islam dan mencapai kesejahteraan bagi masyarakat umum.
Kontribusi bank syariah untuk mencapai tujuan social ekonomi islam dapat dijalankan
melalui pendayagunaan dana social bank syariah yang terdiri dari Sector Corporate Social
Responsibility (CSR). Corprate social responsibility (CSR) adalah kewajiban yang ada dalam
perusahaan guna mewujudkan hubungan yang selaras dengan masyarakat maupun
lingkungan. CSR merupakan suatu komitmen perusahaan agar dapat secara konsisten
beropersi secara legal, bertindak etis, memberikan sumbangsih dalam peningkatan
perekonomian dan mutu hidup masyarakat. CSR tidak hanya di wajibakan, tetapi juga bisa
menjadi taktik untuk meningkatkan daya tawar bank syariah. Bank syariah dapat membantu
masyarakat melalui penyaluran CSR, salah satunya adalah dalam bentuk permberdayaan
UMKM secara produktif.
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah komponen yang esensial dalam sistem
ekonomi kerakyatan dengan posisi yang sangat strategis untuk menciptakan kondisi
perekonomian yang merata dan berkembang secara konsisiten. Kementerian Koperasi dan
UKM mengatakan pada tahun 2021 bahwa UMKM menghasilkan 61,07% dari total PDB
Indonesia, memperkerjakan 117 tenaga kerja atau 97% dari angkata kerja.
Memberikan akses pembiayaan kepada UMKM dan kemudian mendampingi mereka
melalui kegiatan pelatihan, pembinaan, dan pendampingan merupakan bentuk nyata dari
tindakan pemberdayaan UMKM. Hal ini bertujuan agar UMKM yang mendapatkan manfaat
dari dana social yang disalurkan oleh bank syariah benar-benar produktif dan memiliki
dampak yang berkelanjutan. Mengigat masih banyak dari UMKM yang belum bankable, maka
diperlukan model inovasi yang dapat digunakan sebagai alternatif strategi dalam pemanfaatan
dana sosial bank syariah untuk pemberdayaan UMKM. Dengan memanfaatkan layanan
financial technology (fintech) syariah untuk bisa melakukan penyaluran dana sosial bank syariah
adalah salah satu alternative strategi.
Fintech merupakan inovasi teknologi dari layanan keuangan sehimgga menghasilkan
suatu model usaha bisnis, aplikasi, dan produk yang berhubungan dengan penyediaan layanan
֎3

keuangan berbasis teknologi digital. Secara sederhana, Fintech juga daoat diartikan sebagai
pemanfaatan perkembangan teknologi informasi untuk meningkatkan layanan industri
keuangan. Penggunaan layanan fintech masih begitu massif dalam masyarakat. Adanya
digitalisasi yang mendorong pergeseran gaya hidup masyarakat menjadi serba praktis telah
menjadikan fintech sebagai bagian dalam aktivitas kehidupan masyarakat sehari-hari. Fintech
masih menjadi pilihan alternatif masyarakat dalam melakukan kegiatan bertransaksi keuangan.
Mengingat UMKM sebagai salah satu pilar perekonomian nasional masih sering menghadapi
permasalahan seperti sulitnya mengakses pembiayaan, serta masifnya perkembangan fintech
pada era digital, tulisan ini berupaya untuk mengintegrasikan hal-hal tersebut dalam satu
kajian mengenai bagaimana penggunaan dana sosial bank syariah melalui financial technology.
(Andrean, 2023)
TINJAUAN PUSTAKA
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Pengertian UMKM menurut UU No. 20 Tahun 2008, didefinisikan sebagai berikut: (1)
Usaha Mikro merupakan usaha produktif yang dimiliki oleh orang perorangan atau usaha non
perseorangan yang dipenuhi kriteria; (2) Usaha Kecil ialah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dicoba oleh orang perorangan maupun non perorangan yang bukan
menggambarkan anak perseroan maupun yang bukan cabang perseroan yang dipunyai,
dipahami maupun sebagai bagian baik langsung ataupun tidak langsung dari Usaha Menengah
maupun Usaha Besar yang penuhi kriteria; (3) Usaha Menengah merupakan usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dicoba oleh orang perorangan ataupun non perseorangan
yang bukan menggambarkan anak perseroan maupun cabang perseroan yang dipunyai
dipahami maupun sebagai bagian baik langsung ataupun tidak langsung dengan Usaha Kecil
maupun Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih maupun hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini. (UU No. 20 Tahun 2008)

Dalam UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 6, terdapat persyaratan untuk usaha mikro, usaha
kecil, dan usaha menengah yaitu: (1) Untuk usaha mikro mempunyai kekayaan bersih
setidaknya Rp50.000.000 tidak terhitung tanah serta bangunan usaha dan mempunyai hasil
penjualan tahunan setidaknya Rp300.000.000; (2) Untuk usaha kecil mempunyai kekayaan
bersih lebih dari Rp50.000.000 sampai dengan paling banyak Rp500.000.000 tidak terhitung

tanah serta bangunan usaha dan mempunyai hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000; (3) Untuk usaha kecil mempunyai kekayaan
bersih lebih dari Rp500.000.000 sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000 tidak terhitung
tanah serta bangunan usaha dan mempunyai hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp2.500.000.000 sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000. (UU No. 20 Tahun 2008)

Bank Syariah

Definisi bank syariah dalam UU No. 21 Tahun 2008 ialah segala hal yang berhubungan
tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, terkait kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara
dan proses dalam pelaksanaan kegiatan usahanya. Bank syariah jika di lihat berdasarkan
jenisnya terbagi 2 yaitu: (1) Bank Umum Syariah adalah bank yang menjalankan usahanya
sesuai prinsip syariah dengan memberikan jasa melalui transaksi pembayaran; (2) Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang menajalankan usahanya sesuai prinsp
suariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (UU No. 21
Tahun 2008)

Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut Romi, CSR merupakan bentuk tanggungjawab suatu perusahaan dibidang


social dan lingkungan. Pengertian CSR secara luas yakninya berkaitan tentang keberlanjutan
kegiatan ekonomi (sustainable economic activity), keberlanjutan ini juga bersangkutan pada
akuntabilitas suatu perusahaan terhadap masyarakat dan negara serta internasional. (Marnelly,
2012)

Financial Technology

Menurut Anwar, financial technology ialah gabungan antara layanan keuangan dengan
teknologi. Hasil penggabungan ini menciptakan sebuah ekosistem keuangan yang modern. Hal
ini mengakibatkan batasan batasan penghambat antara pelaku ekonomi dapat dikurangi.
(Naution et al., 2021)

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Menurut Wahidmurni,
metode penelitian kualititatif ialah suatu metode yang digunakan guna menanggapi
permasalahan penelitian yang berkaitan dengan informasi berbentuk narasi yang bersumber
֎5

dari kegiatan wawancara, pengamatan, pengalian dokumen. Untuk bisa menjabarkan dengan
baik tentang pendekatan serta tipe riset, kedatangan pengamat, posisi riset, sumber informasi,
metode pengumpulan informasi, analisis informasi, serta pengecekan keabsahan penemuan
dalam sesuatu proposal dibutuhkan uraian yang baik tentang masing-masing konsep tersebut.
(Wahidmurni, 2017)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsep pemberdayaan UMKM lewat platform financial technology bisa memakai dana
sosial bank syariah berbentuk CSR bank syariah selaku sumber pendanaannya. Lewat sesuatu
platform financial technology, pelaku UMKM yang belum bankable bisa mengakses pembiayaan
dengan mengunggah dokumen yang disyaratkan. Akses pembiayaan dengan menggunakan
teknologi digital ini dicoba melalui sebagian proses semacam penerimaan dokumen, verifikasi,
serta pula pilih secara daring. Tidak hanya pembiayaan, UMKM yang jadi penerima khasiat
dari platform financial technology ini pula hendak mendapatkan pemberdayaan dalam wujud
dukungan usaha serta pengawasan yang ketat terhadap usahanya.

Penggunaan dana social untuk pemberdayaan UMKM melalui CFR memiliki tujuan
penggunaan dana social secara keberlanjutan serta pemproduktifan UMKM melalui platform
financial technology. Dengan adanya penggunaan dana social ini, menjadikan pelaku UMKM
memiliki potensi untuk bersaing dengan dengan skala nasional maupun internasional.

Pemanfaatan dana social melalui financial technology oleh pelaku UMKM, di bagi
kedalam tiga kelompok; (1) UMKM rintisan, yaitu UMKM yang kesulitan dalam dalam
pengembangan usahanya; (2) UMKM terusan, yaitu UMKM yang mengalami kemajuan dalam
usahanya sehingga membutuhkan bimbingan dalam pengadopsian platform financial technology;
(3) UMKM Mandiri, yaitu UMKM yang mengadopsi platform financial technology serta telah
bankable.

KESIMPULAN
Sebagai penopang kegiatan ekonomi bangsa, UMKM menghadapi masalah dalam hal
pembiayaan. Masalah ini di akibatkan karena banyak UMKM yang belum bankable. Melalui
CFR bank mampu memecahkan masalah pembiayaan yang di alami oleh pelaku UMKM.
Dengan teraplikasikan CFR ini, maka bank syariah mampu menjalan fungsinya sesuai syariat

islam yakninya mencapai kesejahteraan masyarakat. Dengan kontribusi dari CFR inilah bank
mampu menciptakan kegiatan ekonomi yang berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA
Andrean, R. (2023). Model Pemberdayaan Umkm Berbasis Pemanfaatan Dana Sosial Bank Syariah
Melalui Financial Technology.
Marnelly, T. R. (2012). Corporate Social Responsibility (CSR): Tinjauan Teori dan Praktek di
Indonesia. Jurnal Aplikasi Bisnis, 2(2), 49–59.
Naution, D. A., Reni, R., Hasibuan, A., & Prayoga, R. (2021). Tingkat Perkembangan Fintech (
Financial Technology ) , Pemahaman Fintech ( Financial Technology ) dan Minat Mahasiswa UIN
Sumatera Utara. 5, 9080–9090.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008.
Wahidmurni. (2017). Pemaparan Metode Penelitian Kualitatif. 1–14.

Anda mungkin juga menyukai