PUTUSAN SELA
Nomor PDM-130/Eoh.2/08/2018/PN.Mlg
PRIMAIR
--------- Bahwa ia TERDAKWA bernama AQILA KANYANATASYA
bersama-sama dengan BENNY APRIRIO SETIAWAN (dilakukan
penuntutan secara terpisah), pada tanggal 21 Oktober 2018 sampai
dengan tanggal 22 Oktober 2018 atau setidak-tidaknya pada waktu-
waktu tertentu pada bulan Oktober 2018, bertempat di kediaman
KORBAN yang beralamat di Jalan Jembawan No. 2, Kota Malang
atau setidak-tidaknya di tempat lain yang masih termasuk dalam
daerah hukum Pengadilan Negeri Malang yang berwenang
memeriksa dan mengadili perkara ini, mereka yang melakukan, yang
menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan dengan
sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang
lain. Perbuatan tersebut dilakukan TERDAKWA dengan cara-cara
antara lain sebagai berikut :--------------------------------------------------------
Bahwa berawal pada tanggal 5 Oktober 2018, KORBAN yang
merupakan teman TERDAKWA menyebarkan rumor buruk terkait
TERDAKWA, sehingga TERDAKWA merasa sakit hati dan berencana
untuk membunuh KORBAN.
Bahwa pada hari yang sama pukul 14.10 WIB, TERDAKWA
menuliskan keinginan dan rencananya untuk membunuh KORBAN di
dalam buku hariannya, dengan ini terlampir, “Hari ini aku kesel
banget, karena Tasya udah bikin namaku jelek di depan banyak
orang. Jelas aku gak terima dong! Enak aja Tasya bisa giniin aku!
Habis ini aku bakal kirim kamu ke liang lahat. Tunggu aja tanggal
mainnya!”
Bahwa pada hari Minggu tanggal 7 Oktober 2018, TERDAKWA
mengakses aplikasi pencarian Google dengan riwayat pencarian
dangan kata kunci “Hal hal yang mengakibatkan kematian”.
Bahwa pada hari Rabu tanggal 10 Oktober 2018, TERDAKWA
kembali diberikan perlakuan yang kasar oleh KORBAN, BENNY
APRIRIO SETIAWAN (dilakukan penuntutan secara terpisah),
AMALIA ERIKA, dan EKA RAFSANZHA berupa kekerasan fisik dan
cacian di depan umum karena TERDAKWA tidak mengindahkan
perintah KORBAN untuk mengerjakan tugas tugasnya.
Bahwa pada hari Kamis tanggal 11 Oktober 2018 pukul 12.00 WIB,
TERDAKWA pergi ke Mini Market Bravo yang berlokasi di Jalan
Diponegoro No. 1 Kota Malang untuk membeli sebilah silet, dan
sepotong tali tampar yang akan digunakannya untuk melancarkan
rencana pembunuhannya pada KORBAN.
Bahwa pada hari Minggu tanggal 14 Oktober 2018 bertempat di
kantin Fakultas Kedokteran Universitas Reformasi, yang berlokasi di
Jalan Tower Ebola no. 69, Kota Malang pada sekitar pukul 11.00 WIB
atau waktu waktu lain, TERDAKWA ditampar oleh KORBAN
sebanyak dua kali dikarenakan TERDAKWA secara tidak sengaja
menumpahkan makanan, sehingga mengotori baju KORBAN.
Bahwa pada hari Kamis tanggal 18 Oktober 2018, KORBAN terlibat
pertikaian, sehingga menyebabkan putusnya hubungan dengan
kekasihnya, BENNY APRIRIO SETIAWAN (dilakukan penuntutan
secara terpisah). Mendengar kabar tersebut, TERDAKWA berencana
untuk melibatkan BENNY APRIRIO SETIAWAN (dilakukan
penuntutan secara terpisah) dalam rencananya untuk membunuh
KORBAN.
Bahwa pada hari Jum’at tanggal 20 Oktober 2018 pukul 18.00 WIB,
TERDAKWA menemui BENNY APRIRIO SETIAWAN (dilakukan
penuntutan secara terpisah) di Café Illuminati yang berlokasi di Jalan
Paradede No.666, Kota Malang untuk menyampaikan rencananya
untuk membunuh KORBAN.
Bahwa pada hari yang sama, BENNY APRIRIO SETIAWAN
(dilakukan penuntutan secara terpisah) menyetujui rencana
TERDAKWA dan berniat untuk membantu TERDAKWA dalam
melancarkan rencananya dengan meminjamkan mobil Range Rover
Vogue LWB berwarna hitam dengan nomor polisi B 666 RFP miliknya
dan memberikan TERDAKWA satu strip obat tidur berjenis
Alprazolam serta memberitahukan agenda pesta private yang akan
dihadiri oleh KORBAN, AMALIA ERIKA, dan EKA RAFSANZHA yang
diselenggarakan di rumah KORBAN yang berlokasi di Jalan
Jembawan No. 2, Kota Malang pada tanggal 21 Oktober 2018
mendatang.
Adapun rencana TERDAKWA adalah sebagai berikut :
1. TERDAKWA menghadiri pesta di rumah KORBAN yang
berlokasi di Jalan Jembawan No. 2, Kota Malang pada
tanggal 21 Oktober 2018 dengan mobil yang dipinjamkan
oleh BENNY APRIRIO SETIAWAN (dilakukan penuntutan
secara terpisah).
2. TERDAKWA membuatkan minuman yang akan
dicampurnya dengan obat bius berjenis Alprazolam dan
akan diberikan kepada KORBAN, AMALIA ERIKA dan EKA
RAFSANZHA agar kondisi menjadi kondusif untuk
melancarkan aksinya.
3. TERDAKWA membawa KORBAN ke tempat yang sepi
4. TERDAKWA akan membunuh KORBAN dengan
mengikatnya lalu mengiris urat nadi bagian tangan kanan
Bahwa pada hari Sabtu tanggal 21 Oktober 2018 pukul 22.00 WIB,
TERDAKWA menghadiri pesta di rumah KORBAN yang berlokasi di
Jalan Jembawan No. 2, Kota Malang dengan mengendarai mobil
Range Rover Vogue LWB berwarna hitam dengan nomor polisi B 666
RFP milik BENNY APRIRIO SETIAWAN (dilakukan penuntutan
secara terpisah).
Bahwa pada hari yang sama, TERDAKWA mulai melancarkan
aksinya pada pukul 23.00 WIB dengan mecampurkan obat tidur
berjenis Alprazolam ke dalam minuman peserta pesta. Sehingga,
pada pukul 23.30 WIB, KORBAN, AMALIA ERIKA dan EKA
RAFSANZHA mulai tidak sadarkan diri.
Bahwa pada hari yang sama, pukul 24.00 WIB, TERDAKWA
menyeret KORBAN yang tidak sadarkan diri ke dalam mobil Range
Rover Vogue LWB berwarna hitam dengan nomor polisi B 666 RFP
milik BENNY APRIRIO SETIAWAN (dilakukan penuntutan secara
terpisah) yang terparkir di halaman rumah KORBAN lalu mengikat
tangan dan kaki korban dengan sepotong tali tampar, kemudian
TERDAKWA menyayat bagian urat nadi tangan kanan KORBAN
dengan menggunakan silet dan TERDAKWA meninggalkan KORBAN
hingga kehilangan banyak darah.
Bahwa pada hari Minggu tanggal 22 Oktober 2018 pukul 08.00 WIB,
BENNY APRIRIO SETIAWAN (dilakukan penuntutan secara terpisah)
berusaha menghubungi TERDAKWA melalui telepon dan pesan
singkat Whatsapp, namun tidak mendapat jawaban dari
TERDAKWA.
Bahwa pada hari yang sama pukul 09.15 WIB, BENNY APRIRIO
SETIAWAN (dilakukan penuntutan secara terpisah) memutuskan
untuk pergi ke rumah KORBAN yang berlokasi di Jalan Jembawan
No. 2, Kota Malang. Sesampainya di rumah KORBAN, BENNY
APRIRIO SETIAWAN (dilakukan penuntutan secara terpisah) melihat
mobil miliknya masih terpakir di halaman rumah KORBAN lalu
BENNY APRIRIO SETIAWAN (dilakukan penuntutan secara terpisah)
menghampiri mobilnya dan melihat KORBAN yang sudah bersimbah
darah.
Bahwa pada hari yang sama pukul 09.30, BENNY APRIRIO
SETIAWAN (dilakukan penuntutan secara terpisah) menghubungi
pihak RS Citra Medika beralamat di Jalan Kuda Menari No. 458 yang
tidak jauh dari kediaman korba
-------- Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam Pasal 340 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP---------------------------
ATAU
SUBSIDAIR :
PRIMAIR
“Bahwa pada hari yang sama, pukul 24.00 WIB, TERDAKWA
menyeret KORBAN yang tidak sadarkan diri ke dalam mobil Range
Rover Vogue LWB berwarna hitam dengan nomor polisi B 666 RFP
milik BENNY APRIRIO SETIAWAN (dilakukan penuntutan secara
terpisah) yang halaman rumah KORBAN lalu mengikat tangan dan
kaki korban dengan sepotong tali tampar, kemudian TERDAKWA
menyayat bagian urat nadi tangan kanan KORBAN dengan
menggunakan silet dan TERDAKWA meninggalkan KORBAN hingga
kehilangan banyak darah.”
SUBSIDAIR
“Bahwa pada hari yang sama, pukul 24.00 WIB, TERDAKWA
menyeret KORBAN yang tidak sadarkan diri ke dalam mobil Range
Rover Vogue LWB berwarna hitam dengan nomor polisi B 666 RFP
milik BENNY APRIRIO SETIAWAN (dilakukan penuntutan secara
terpisah) yang halaman rumah KORBAN lalu mengikat tangan dan
kaki korban dengan sepotong tali tampar, kemudian TERDAKWA
menyayat bagian urat nadi tangan kanan KORBAN dengan
menggunakan silet dan TERDAKWA meninggalkan KORBAN hingga
kehilangan banyak darah.”
Bahwa dalam Surat Dakwaan terdapat uraian yang tidak cermat oleh
Jaksa Penuntut Umum dalam penyusunan terkhusus pada waktu
terjadinya tindak pidana (tempus delicti) yang dilakukan secara pasti
dan akurat sebagaimana yang tercantum dan disebutkan dalam Pasal
143 ayat (2) huruf b KUHAP yang yaitu:
Bahwa frasa “pada hari yang sama“ dalam kutipan Surat Dakwaan
diatas menimbulkan multitafsir karena tindak pidana terjadi pada
pukul 24.00 yang besar kemungkinan telah masuk pada waktu lain
dari yang didakwakan. Menurut hemat kami, Penuntut Umum
seharusnya dapat menguraikan secara rinci tanggal, bulan dan tahun
terjadinya kejadian dari setiap perbuatan yang diuraikan dalam Surat
Dakwaan Penuntut Umum. Berdasarkan hal tersebut, maka sangatlah
layak untuk mengatakan bahwa surat dakwaan bersifat tidak cermat
yang menyebabkan surat dakwaan batal demi hukum.
PERMOHONAN:
1. Menerima dan mengabulkan nota keberatan Penasihat Hukum
Terdakwa;
2. Menyatakan bahwa Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum PDM-
130/MLG/Eoh.2/08/2018 tertanggal 10 April 2019 tidak dapat
diterima (niet ontvankelijk verklaard) dan batal demi hukum;
3. Membebaskan Terdakwa AQILAH KANYANATASYA dari segala
dakwaan;
4. Melepaskan Terdakwa AQILAH KANYANATASYA dari tahanan;
5. Menyatakan bahwa Terdakwa AQILAH KANYANATASYA tidak
dapat diperiksa dan diadili berdasarkan Surat Dakwaan Jaksa
Penuntut Umum yang batal demi hukum dan tidak dapat diterima
tersebut.; dan
6. Membebankan biaya perkara dalam perkara ini kepada negara.
MENGADILI:
Majelis Hakim,
HAKIM ANGGOTA I, Hakim Ketua,
HAKIM ANGGOTA II