Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1.

TUTORIAL ONLINE
HUKUM DAN MASYARAKAT (HKUM4102)

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Tutorial Online mata kuliah Hukum dan Masyarakat

Disusun oleh:

RIZKY SAEFUL HAYAT


NIM. 045289918

PROGRAM STUDI S1 ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UPBJJ-BANDUNG
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
1a. Keadilan restoratif dalam kasus di atas merupakan konsep yang menekankan pada
terciptanya keadilan dan keseimbangan bagi pelaku, korban, dan masyarakat. Ini
adalah prinsip yang dapat diterapkan dalam kasus hukum untuk menyelesaikan
konflik di luar sistem pengadilan. Dalam perspektif hukum dan masyarakat, keadilan
restoratif dipandang sebagai cara untuk menjelaskan kasus-kasus hukum dan
menyelesaikannya melalui pendekatan sosiologis dan humanis. Keadilan restoratif
adalah suatu proses dimana semua pihak yang berkepentingan dalam pelanggaran
tertentu berkumpul untuk menyelesaikan secara kolektif bagaimana menghadapi
akibat dari pelanggaran tersebut1. Hal itu merupakan reaksi terhadap paradigma
keadilan retributif yang tidak sejalan dengan tujuan pemberantasan korupsi di
Indonesia. Keadilan restoratif menekankan pemulihan kerugian yang disebabkan atau
terkait dengan tindak pidana melalui proses kooperatif yang melibatkan semua
pemangku kepentingan. Keadilan restoratif dipandang sebagai cara untuk
menyelesaikan masalah hukum yang menimpa masyarakat miskin. Ini juga
merupakan cara untuk memberikan pendekatan yang lebih humanistik terhadap
sistem peradilan pidana, khususnya dalam kasus yang melibatkan anak. Keadilan
restoratif merupakan salah satu pendekatan utama terhadap keadilan yang saat ini
diterapkan di Indonesia.

1b https://tribratanews.sulut.polri.go.id/kasus-penganiayaan-mopolo-esa-di-minsel-
. selesai-dengan-restorative-justice/

Pihak pelapor dan terlapor dalam kasus penganiayaan yang terjadi di Jalan Raya
komplek perkebunan Desa Mopolo Esa, Kecamatan Ranoyapo, Kabupaten Minahasa
Selatan (Minsel), mencabut laporan serta sepakat berdamai. Kesepakatan antara
kedua pihak tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh Satuan Reserse Kriminal (Sat
Reskrim) Polres Minsel melalui mekanisme Restorative Justice yang kemudian secara
legal mengakhiri laporan kasus ini.

2a. Sociological jurisprudence adalah teori hukum yang menekankan pada konteks sosial
hukum dan pentingnya pemahaman hukum dalam hubungannya dengan masyarakat.
Konsep hukum yang hidup, yang merupakan pusat yurisprudensi sosiologis,
diperkenalkan oleh Eugen Ehrlich, seorang sarjana hukum Austria. Living law
mengacu pada gagasan bahwa hukum bukan hanya seperangkat aturan, tetapi
cerminan dari norma-norma sosial dan nilai-nilai komunitas tertentu.

Di Indonesia, hukum adat dan kepemilikan tanah ulayat diakui dalam hukum
nasional2. Pengakuan hukum adat dan kepemilikan tanah terkait dengan konsep living
law dan sociological jurisprudence, karena mengakui pentingnya pemahaman hukum
dalam kaitannya dengan konteks sosial di mana ia beroperasi. Keputusan Mahkamah
Konstitusi Indonesia baru-baru ini untuk mengakui kepemilikan hutan adat oleh
masyarakat adat juga terkait dengan konsep hukum yang hidup dan yurisprudensi
sosiologis. Keputusan ini mengakui pentingnya mengakui konteks sosial hukum dan
hak-hak masyarakat adat atas tanah dan sumber daya tradisional mereka. Oleh karena
itu, pengakuan hukum adat dan kepemilikan tanah merupakan contoh bagaimana
1
Syahrin, M. A. (2018). Penerapan Prinsip Keadilan Restoratif Dalam Sistem Peradilan Pidana
Terpadu. Majalah Hukum Nasional, 48(1), 97-114.
2
Tanuramba, R. R. (2019). Legalitas Kepemilikan Masyarakat Adat Atas Tanah Ulayat Menurut Hukum
Agraria. Lex Privatum, 7(5).
yurisprudensi sosiologis dapat diterapkan pada sistem hukum untuk mempromosikan
keadilan dan kesetaraan sosial.

2b Terdapat beberapa aliran filsafat hukum yang mendasari tumbuh kembangnya hukum
. dan masyarakat, sebagai berikut3:

 Aliran Hukum Alam: Aliran ini memandang bahwa hukum berasal dari Tuhan
dan merupakan sumber dari segala hukum. Aliran ini dibedakan menjadi dua
macam, yaitu aliran hukum alam irrasional dan aliran hukum alam rasional.
 Positivisme Hukum: Aliran ini memandang bahwa hukum berasal dari keputusan
manusia dan bukan dari Tuhan. Hukum positif adalah hukum yang berlaku di
suatu negara pada suatu waktu tertentu.
 Utilitarianisme: Aliran ini memandang bahwa hukum harus menghasilkan
kebahagiaan yang sebesar-besarnya dan mengurangi penderitaan
 Mazhab Sejarah: Aliran ini memandang bahwa hukum tidak perlu dibuat karena
ia tumbuh dan berkembang mengikuti masyarakat. Aturan hukum yang dibuat dan
diterapkan hendaknya merupakan endapan dari jiwa hukum rakyat
 Sociological Jurisprudence: Aliran ini memisahkan secara tegas antara hukum
positif dengan hukum yang hidup di masyarakat. Aliran ini menyatakan bahwa
hukum positif harus memperhatikan keadaan sosial dan ekonomi masyarakat
 The Critical Legal Studies: Aliran ini memandang bahwa hukum adalah produk
dari kekuasaan dan ideologi. Aliran ini menekankan pentingnya kritik terhadap
hukum yang ada dan menuntut perubahan sosial.

3
Ali, M. (2017). Pemetaan Tesis dalam Aliran-Aliran Filsafat Hukum dan Konsekuensi Metodologisnya. Jurnal
Hukum Ius Quia Iustum, 24(2), 213-231.

Anda mungkin juga menyukai