Askep Hidronefrosis
Askep Hidronefrosis
Bandung ,26/08/2022
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
1. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PENULISAN
BAB II
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Tanda dan Gejala
4. Pemeriksaan Penunjang
5. Patofisiologi
6. Penatalaksanaan
7. Pengkajian
8. Rencana Asuhan Keperawatan dengan ca mamae sinistra ...........
BAB III
1. TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
B. Analisa Data
C. Keperawatan ...........
D. Intervensi Keperawatan
E. Implementasi Keperawatan
F. Evaluasi Keperawatan
BAB IV
1. PEMBAHASAN
A.Pengkajian
B.Diagnosa keperawatan
C.Perencanaan
D. Pelaksanaan
E. Evaluasi
BAB V
1. PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian
dan fungsi nomal, seingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat, serta
tidak terkendali. Sel-sel tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan
berakumulasi, yang kemudian membentuk benjolan atau massa (Putra, 2015). Menurut
data WHO (World Health Organization ) Kanker payudara adalah bentuk kanker paling
umum pada wanita. 2,1 juta wanita terkena kanker payudara pada tahun 2018. Sebanyak
630.000 di antaranya meninggal karena kurangnya pengetahuan akan penyakit ini dan
kurangnya biaya pengobatan (WHO, 2019). Para penderita kanker payudara kebanyakan
datang ke rumah sakit untuk melakukan perawatan telah masuk kedalam stadium lanjut,
penyebabnya yaitu kurangnya pengetahuan dan tidak melakukan deteksi dengan
SADARI (Periksa Payudara Sendiri), sehingga kasus ini terus mengalami peningkatan
(Irawan, 2018). Badan Internasional untuk Penelitian Kanker WHO memperkirakan
bahwa pada tahun 2040 jumlah kanker payudara yang di diagnosis akan mencapai 3,1
juta, dengan peningkatan terbesar di negara-negara berpenghasilan rendah dan
menengah (WHO, 2019). Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136.2/100.000
penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23
(Globocan, 2018). Angka 2 kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker
payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk penduduk dengan rata-rata kematian
13,9 per 100.000 penduduk (Kemenkes RI, 2019). Berdasarkan data Riskesdas,
prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per
1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018.
Prevalensi kanker tertinggi adalah di provinsi DI Yogyakarta 4,86 per 1000 penduduk,
diikuti Sumatera Barat 2,47 per 1000 penduduk dan Gorontalo 2,44 per 1000 penduduk
(Riskesdas, 2018). Pada penderita kanker payudara aspek psikologis pasien dipengaruhi
oleh perubahan citra tubuh, konsep diri, dan hubungan sosial. Dampak psikososial yang
dialami penderita kanker payudara yaitu distres yang akan memengaruhi kualitas hidup
pasien. Pemicu stres pada penderita kanker payudara berasal dari tergganggunya fungsi
tubuh, keputusasaan, ketidakberdayaan, dan perubahan perubahan citra diri (Utami,
2017)
2. TUJUAN PENULISAN
A. Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi atau gambaran pelaksanaan keperwatan pada pasien
Ny. S dengan masectomy a/i ca mamae sinistra
B. Tujuan Khusus
Penulis mampu :
1. Melakukan pengkajian pada pasien Ny. S dengan mastectomy a/i diagnosa ca mamae
sinistra
2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien Ny. S dengan mastectomy a/i ca
mamae sinistra
3. Menentukan rencana tindakan keperwatan pada pasien Ny. S dengan mastectomy a/i
ca mamae sinistra
4. Melakukan implementasi dari rencana yang telah ditentukan pada pasien Ny. S
dengan mastectomy a/i ca mamae sinistra
5. Melakukan evaluasi tindakan dan dokumentasi keperawatan yang telah dilakukan
pada pasien Ny. S dengan mastectomy a/i ca mamae sinistra
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. PENGERTIAN
A. Cancer mammae
disebut juga dengan Carcinoma Mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh
dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam susu, jaringan lemak,
maupun pada jaringan ikat payudara.
Cancer mammae adalah pertumbuhan sel yang tidak terkontrol lantaran perubahan
abnormal dari gen yang bertanggung-jawab atas pengaturan pertumbuhan sel. Secara
normal, sel payudara yang tua akan mati, lalu digantikan oleh sel baru yang lebih
ampuh. Regenerasi sel seperti ini berguna untuk mempertahankan fungsi payudara, gen
yang bertanggung-jawab terhadap pengaturan pertumbuhan sel termutasi. Kondisi itulah
yang disebut cancer mammae.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa cancer mammae adalah
suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan sel yang tidak terkendali pada payudara,
sehingga menyebabkan terjadinya benjolan atau kanker yang ganas.
B. Mastektomy
Masectomy merupakan pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat payudara
sebagian atau seluruh payudara .
2. ETIOLOGI
Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah faktor risiko yang
dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu asap rokok, konsumsi alkohol,
umur pada saat menstruasi pertama, umur saat melahirkan pertama, lemak pada
makanan, dan sejarah keluarga tentang ada tidaknya anggota keluarga yang menderita
penyakit ini. Terdapat banyak factor yang akan menyebabkan terjadinya kanker
payudara.
a. Usia : Pada wanita yang berusia 60 tahun keatas memiliki resiko tinggi terjadinya
kanker payudara.
b. Riwayat penyakit : Penderita pernah memilii riwayat penyakit yang sama yaitu
kanker payudara tetapi masih tahap awal dan sudah melakukan pengangkatan
kanker, maka akan beresiko pula pada payudara yang sehat.
c. Riwayat keluarga : Penderita memiliki riwayat keluarga yang mana ibu, atau
saudara perempuan yang mengalami penyakit yang sama akan beresiko tiga kali
lipat untuk menderita kanker payudara.
d. Faktor genetik dan hormonal : Kadar hormonal yang berlebihan akan
menumbuhkan sel-sel genetic yang rusak yang akan menyebabkan kanker
payudara.
e. Menarce, menopause, dan kehamilan pertama : Seseorang yang mengalami
menarce pada umur kurang dari 12 tahun, 13 menopause yang lambat, dan
kehamilan pertama pada usia yang tua akan beresiko besar terjadinya kanker
payudara. 10
f. Obesitas pascamenopouse : Dimana seseorang yang mengalami obesitas itu akan
meningkatkan kadar estrogen pada wanita yang akan beresiko terkena kanker.
g. Dietilstilbestro : obat untuk mencegah keguguran akan beresiko terkena kanker.
h. Penyinaran : Ketika masa kanak-kanak sering tekena paparan sinar pada dadanya,
dapat menimbulkan resiko terjadinya kanker payudara
5. PATOFISIOLOGI
Sel abnormal membentuk klon dan mulai berproliferasi secara abnormal, mengabaikan
sinyal yang mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sel tersebut. Kemudian dicapai
suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasif, dan terjadi perubahan pada
jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh
akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel
dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran
kanker) pada bagian tubuh yang lain. Neoplasma adalah suatu proses pertumbuhan sel
yang tidak terkontrol yang tidak mengikuti tuntutan fisiologik, yang dapat disebut
benigna atau maligna. Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, faktor-faktor yang dapat menyebabkan kanker biasanya disebut dengan
karsinogenesis. Transformasi maligna diduga mempunyai sedikitnya tiga tahapan proses
seluler, diantaranya yaitu inisiasi dimana inisiator atau karsinogen melepaskan
mekanisme enzimatik normal dan menyebabkan perubahan dalam struktur genetic asam
deoksiribonukleat 11 seluler (DNA), promosi dimana terjadi pemajanan berulang
terhadap agens yang mempromosikan dan menyebabkan eskpresi informal abnormal
atau genetik mutan bahkan setelah periode laten yang lama, progresi dimana sel-sel
yang telah mengalami perubahan bentuk selama insiasi dan promosi mulai menginvasi
jaringan yang berdekatan dan bermetastase menunjukkan perilaku maligna.
Intra Operasi
Timeout, status psikososial, waktu operasi, jenisoperasi, tipeoperasi, tingkat
kesadaran waktu masuk kamar operasi, jenis anestesi, lokasi pernasangan IVline,
posisi operasi, posisi lengan, posisi alat bantu yang digunakan, memakai cateter
urine, persiapan kulit dibersihkan, pemakaian cauter, penghangat, pernakaian
tornikuet, Pernakaian Implant, Pemakaian drain, irigasi luka, pemasangan
tampon, spesimen.
Paska Operasi
Waktu pasien pindah RR, keadaan umum, keluhan di RR, tingkat kesadaran
tanda-tanda vital, kesadaran, jalannafas, pernafasan, terapy oksigen, kulit,
sirkulasi anggota badan, posisi pasien, kondisi balutan, assesmen nyeri, assesmen
resiko jatuh .
b. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasI
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitny
berhubungan dengan kurangnya informasi.
5. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan mastektomi.
6. Gangguan gambaran tubuh berhubungan dengan mastektomi.
7. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
hipermetabolisme ke jaringan
c. Perencanaan
Perencanaan merupakan bagian proses keperawatan yang mengidentifikasi masalah/
kebutuhan pasien, tujuan/ hasil perawatan, dan intervensi untuk mencapai hasil yang
diharapkan dan menangani masalah/ kebutuhan pasien. (Doenges, Moorhouse, &
Burley, 2000).
Menurut Nurarif & Kusuma (2013); Geissler, Doenges & Moorhouse (1999); Wijaya &
Putri (2013) menjelaskan bahwa perencanaan yang dapat diberikan pada pasien
dengan cancer mammae adalah :
Intervensi Rasional
1. Bersihkan lingkungan 1. Lingkungan yang bersih
setelah dipakai pasien lain. meminimalkan jumlah
bakteri.
2. Cuci tangan sebelum
2. Lindungi pasien dari sumber-
melakukan tindakan.
sumber infeksi, seperti
Pengunjung juga dianjurkan
pengunjung dan staf yang
melakukan hal yang sama.
mengalami ISK.
3. Monitor temperatur. 3. Peningkatan suhu terjadi karena
berbagai faktor, misalnya efek
samping kemoterapi, proses
penyakit, atau infeksi.
4. Membatasi keletihan,
4. Tingkatkan istirahat
mendorong gerakan yang cukup
adekuat/ periode latihan.
untuk mencegah komplikasi.
5. Diberikan secara profilaktik
pada pasien dengan imunosupresi.
5. Kolaborasi dalam
pemberian antibiotik.
Intervensi Rasional
1. Kaji secara verbal dan non- 1. Dapatmenyatakan bagaimana
verbal respon klien pandangan diri pasien pada
terhadap tubuhnya. perubahan.
2. Jelaskan tentang 2. Dapat menyatakan masalh
pengobatan, perawatan, penyakit sehingga membantu
kemajuan dan prognosis dalammengambil keputusan.
penyakit. 3. Kehilangan bagian tubuh,
3. Dorong klien menerima kehilanga hasrat
mengungkapkna seksual sehingga pasien
perasaannya. membuat rencana untuk masa
depan.
4. Memberikan tempat untuk
4. Fasilitasi kontak dengan
pertukaran masalah dan
individu lain dalam
perasaan dengan orang lain
kelompok keci.
yang mengalami pengalaman
yang sama dan
mengidentifikasi cara orang
terdekat dapat memudahkan
penyembuhan pasien.
7.Diagnosa 7 ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan hipermetabolisme pada jaringan
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selam 3 x 24 jam, diharapkan nutrisi terpenuhi
atau adekuat.
Kriteria hasil :
a. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
b. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan.
c. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.
Intervensi Rasional
1. Pantau masukan makanan 1. Mengidentifikasi kekuatan/
seiap hari. defisiensi nutrisi.
2. Ukur tinggi badan, berat 2. Membantu dalam identifikasi
badan, dan ketebalan lipatan malnutrisi protein-kalori,
kulit trisep. khususnya bila berat badan dan
hasil antropometrik kurang dari
normal.
3. Ciptakan suasana makan 3. Membuat waktu makan lebih
yang menyenangkan. menyenangkan, yang dapat
meningkatkan masukan.
4. Dorong komunikasi terbuka 4. Sering sebagai distress emosi,
mengenai masalah khususnya untuk orang terdekat
anoreksia. yang menginginkan member
makan pasien dengan sering.
5. Memberikan rencana diet
5. Kolaborsi denga ahli gizi
khusus untuk memenuhi
untuk menentukan jumlah
kebutuhan individu dan
kalori dan nutrisi yang
menurunkan masalah
dibutuhkan pasien.
berkenaan dengan malnutrisi
protein/ kalori dan defisiensi
mikronutrien.
4.Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses perawatan diamana rencana
perawatan dilaksanakan, melaksanakan intervensi/ aktivitas yang telah ditentukan.
(Doenges, Moorhouse, & Burley, 2000).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, yakni proses yang dilakukan
secara terus-menerus dan penting untuk menjamin kualitas serta ketepatan perawatan
yang diberikan dan dilakukan dengan meninjau respon untuk menentukan keefektifan
rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. (Doenges, Moorhouse, &
Burley, 2000).
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
Biodata Pasien
Identitas Klien
Nama : Ny. S
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 07-10-1958
Umur : 63 tahun
Suku / Bangsa : Indonesia
Status Pernikahan : Menikah
No RM : G332136
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Caringin no. 136 rt 001 / 004
Tanggal MRS : 22-Agustus-2022
Tanggal Pengkajian : 23-Agustus-2022
Diagnosa Medis :Ca mamae sinistra stadium IV
Penanggung Jawab
Nama : Tn. H
Hubungan dengan pasien : Suami
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 65 Tahun
Suku / Bangsa : Indonesia
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Caringin no. 136 rt 001 / 004
Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama : Pasien mengatakan cemas rencana operasi
Riwayat Kesehatan Sekarang : Pasien mengatakan cemas akan dilakukan tindakan
operasi,cemas dirasa bertambah jika sudah mendekati operasi. Cemas dirasa berkurang
setelah mendapatkan penjelasan tentang prosedur tindakan operasi.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya ada riwayat magh, tapi tidak mempunyai riwayat
penyakit seperti Jantung, diabetes melitus, asma dan lain-lain. Pasien mengatakan
terdiagnosa ca mamae dari awal tahun 2022, sempat di lakukan biopsi pada bulan mei
2022 , dan di lakukan kemoterapy 4x dengan durasi 1bulan 3x
Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut penuturan pasien, pasien mengatakan tidak ada penyakit yang sama dengan
pasien di kelurganya.
ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
Apakah sudah diberikan dalam waktu sekurang-kurangnya 30-60 menit.
Ya, sebutkan (ceftriaxon 1gr jam 07:30)
Tidak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ada
Tidak, alasan….
IMPLANT
Ada
Tidak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Nama : Ny. S
Usia :63 tahun
HAEMOSTOSIS
Waktu pendarahan
Waktu pembekuan
2.0 <3 Menit
KIMIA DARAH
10 5.00 – 19.00 Menit
DIABETES
Glukosa darah sewaktu
PEMERIKSAAN USG
Hasil : Suspek metatase osteoblastik, bilateral kosta 3 kiri depan , kosta 4 kiri depan
DD/metatase intra pulmonal
Intra Operasi
NO Data Etiologi Masalah
2 DS : - Tindakan RM Resiko cidera
DO : intra operatif
- Anastesi umum Pemasangan alat
- Terpasang elektromedik cauter
elektromedik
- Terpasang ground plate
Penggunaan cauter
- Tidak Tampak ada luka sebelum
dan sudah pemasangan ground
plate, Resiko Cidera
Post Operasi
No Data Etiologi Masalah
4 DS : Post RM Resiko jatuh
- Pasien mengatakan
pusing Dilakukan anastesi umum
DO:
- K/U sedang ,Kes:CM Efek obat anestesi
- Anemis
- TD : 110/70 Resiko Jatuh
- Nadi : 80x/menit
- R: 18 x/menit
- Spo2 : 100%
- Badan lemas
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Cemas berhubungan denga rencana tindakan operasi
2. Resiko cidera berhubungan dengan terpasang alat elektomedik
3. Resiko pendarahan berhubungan dengan sayatan luka operasi
4. Resiko jatuh berhubungan dengan pasien post tindakan
5. Nyeri berhubungan dengan adanya luka operasi
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diagnose keperawatan : ansietas
Tujuan : tingkat ansietas menurun
Intervensi :
Orientasi lingkungan dan tim operasi
Ciptakan suasana teurapeutik
Dampingi pasien untuk mengurangi rasa cemas
Implementasi :
Memonitoring tanda verbal dan non verbal kecemasan
Menciptakan suasana teurapeutik
Mengorientasikan lingkungan dan tim operasi
Membimbing pasien untuk berdoa
Mendampingi pasien untuk mengurangi kecemasan
Menganjurkan keluarga untuk mendampingi selama pre operasi
2. Diagnosa keperawatan : Resti Cidera b.d terpapar alat medis ( cauter/patient plat)
Tujuan : tingkat resiko cidera menurun
Intervesi :
monitor keadaan umum dan ttv
monitor ceklis keselamatan pasien
siapkan peralatan lengkap, dan siap pakai
Implementasi :
melakukan desinfeksi daerah operasi dengan cairan betadin (tidak boleh
menggunakan alkohol)
menggunakan alat cauter dan patient plat yang compatible (satu paket)
mennyiapkan peralatan lengkap aman dan siap pakai .
13:30
Dx 2 : Resiko cidera
S: - Sr. M
O : post op k/u sedang , tidak tampak ada luka bakar d
sekitar daerah operasi dan bagian lainnya
A : Resiko cidera tidak terjadi
P : intervensi dihentikan
Dx 3 : Resiko pendarahan
S:- Sr. M
O : post op k/u sedang kes cm akral hangat , terpasang
drain d luka operasi , produksi drain ada .
+- 5cc
A : Resiko pendarahan tidak terjadi
P : Intervensi dihentikan
Dx 4 : Resiko jatuh
S: Os mengatakan pusing berkurang
O : pasien tampak masih pusing Sr. M
Pasien terpasang gelang kuning
Plang bad terututp
A: Resiko jatuh teratasi sebagian
P : intervensi di lanjutkan
Dx 5 : Nyeri
S : Os mengatakan nyeri luka operasi
O : post op k/u sedang kes cm akral hangat pusing
berkurang , mual(-) muntah (-) luka tertutup fixomul dan
terpasang drain . Sr. M
P : nyeri karena luka operasi
Q : nyeri seperti di tusuk tusuk
R : nyeri daerah operasi ( mamae sinistra)
S : skala nyeri 4 (0-10)
T : nyeri terus menerus
Evaluasi :
S : Os mengatakan nyeri berkurang
O: Post op k/u sedang kes cm akral hangat pusing (-)
mual (-) muntah (-) luka tertutup fixomul tidak ada
rembesan produksi drain berkurang +-5cc, terpasang infus
RL 500cc 20tpm , terpasang gelang resiko jatuh
P : Nyeri luka operasi
Q : nyeri seperti di sayat sayat
R : nyeri daerah mamae sinistra tidak menyebar
S : skala nyeri 2 (0-10)
T : hilang timbul
A: dx 1 : resiko jatuh teratasi sebgaian
Dx 2 : nyeri teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi d ruang perawatan
- Rencana gv pod 3 siapkan : lumatul, kasa steril ,
opsite sc
- Terapy di lanjutkan
- Obs produksi drain
- Ambil hasil PA
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal untuk melakukan suatu keperawatan yang berguna untuk
mengumpulkan data sebagai dasar untuk mengetahui kebutuhan pasien sehingga dapat
menentukan asuhan keperawatan yang akan dilakukan. Dalam pengumpulan data penulis
menggunakan metode wawancara atau tanya jawab dengan keluarga pasien dan pasien
2. Diagnosa
Berdasarkan tinjauan kasus asuhan keperawatan pada kasus mastektomi penulis mendapat
3. Intervensi Keperawatan
Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan
kriterianya, maka penulis membuat rencana berdasarkan acuan pada tinjauan teoritis yang
ada pada tinjauan pustaka, rencana tindakan di buat selama proses pembedahan dari mulai
pasien masuk ke ruang operasi sampai pasien keluar dari ruang RR. Dari diagnosa ini
intervensi dapat diterapkan pada kasus karena berkat kerjasama yang baik antara perawat,
keluarga, dan pasien. Dalam menyusun tindakan yang akan dilakukan ini disesuaikan
dengan diagnosa yang ditemukan sehingga mendapatkan tujuan yang diinginkan.
Pada intra operasi balance cairan sangat di monitor demi mempertahankan status cairan,
karena pada saat operasi berisiko terjadinya perdarahan yang mencapai ± 150 cc. Setelah
selesai operasi yang berjalan +-120 menit pasien dipindahkan ke ruang RR (recovery
room), disini pasien dinilai apakah sudah boleh dipindahkan dan dirawat di ruang
perawatan dengan cek respon pasien melalui Aldrete Score. Dimana nilai normal untuk
aldrete score adalah 10. Sedangkan nilai aldrete score pasien adalah 9, maka pasien boleh
dipindahkan dan dirawat diruang perawatan.
4. Impelemtasi keperawatan
Implementasi dilakukan berdasarkan diagnosa dan rencana keperawatan dan sekaligus
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Asuhan Keperawatan Perioperatif pada Pasien Ny. S
dengan radikal mastectomy a/i ca mamae sinistra, maka penulis menyimpulkan antara
lain:
Pada pengkajian terjadi kerjasama antara pasien, keluarga dan penulis sehingga tidak
ditemukan hambatan untuk mengumpulkan data dan ditemukan masalah keperawatan.
Tetapi tidak semua masalah-masalah keperawatan yang ada pada teori ditemukan dan
dijumpai pada pasien dengan penyakit yang sama.
Diagnosa yang ada pada teori tidak semua yang munncul pada pasien. Hal ini
dikarenakan dalam pembuatan diagnosa keperawatan disesuaikan dengan data dan
keadaan pasien saat pengkajian.
Perencanaan keperawatan yang dibuat berdasarkan teori disesuaikan dengan keadaan
kondisi pasien
Pelaksanaan keprawatan disesuakan dengan yang didapat sesuai dengan kondisi dan
keaadaan pasien
Evaluasi keperawatan pada pasien Ny. S dengan radikal matsectomy a/i ca mamae
sinistra ada yang sudah teratasi setelah selesai operasi. Dan ada juga masalah yang
belum teratasi dikarenakan masih diperlukan waktu untuk dapat mengatasinya.oleh
karena itu dlanjutkan dan diteruskan diruangan
B. Saran
Penyebab radical mastectomy pada pasien adalah dikarenakan usia lanjut. Hal
tersebut dapat menimbulkan penyakit yang ada pada pasien,dari pada itu penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Pihak rumah sakit hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan agar setiap
kebutuhan pasien Ny. S dengan radikal mastectomy a/i ca mamae sinistra dapat
terpenuhi.
2. Perawat perlu meningkatkan pengetahuan agar dalam melakukan pengkajian pada
Ny. S dengan radical mastectomy a/i ca mamae sinistra dapat memperoleh data yang
akurat.
3. Pasien diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dengan tim medis agar masalah
yang dihadapi dapat segera teratasi.
4. Keluarga hendaknya mau bekerjasama dengan tim medis agar apa yang menjadi
tujuan asuhan dapat tercapai.
5. Pasien dan keluarga diharap kan mau bekerjasama dengan tim medis agar dalam
melaksanakan Asuhan Keperawatan Perioperatif pada Pasien Ny. S dengan radikal
masectomy a/i ca mamae sinistra sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Putra (2015)
Who (2019)
Kemenkes RI (2019)
Fayzun et . al (2018)
Doenges, moorhouse dan burley 2000
Huarf kusuma (2013)