Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PERSENTASI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. I DENGAN TINDAKAN OPERASI URS


LITOTRIPSI ATAS INDIKASI HIDRONEFROSIS DEXTRA EC BATU
STAGHORN+HIDRONEFROSIS SINISTRA EC BATU URETER
DI RUMAH SAKIT HERMINA PASTEUR

DISUSUN OLEH : AKMAL ZAMALUDIN


NRP : 007210103
BAGIAN KEPERAWATAN RUMAH SAKIT HERMINA PASTEUR 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Presentasi Kasus Asuhan Keperawatan
Pada Tn NY S dengan diagnosa ca mamae sinistra rencana tindakan masectomy . Tujuan
dibuatnya laporan ini adalah untuk mempelajari dan menambah pengetahuan tentang asuhan
keperawatan pada pasien dengan tindakan masectomy a/i ca mamae sinistra dapat mengetahui
lebih dalam mengenai asuhan keperawatan pasien tersebut.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan, baik dalam hal pelaporan studi kasus, nama dan
gelar, serta hal-hal yang menyangkut tentang pembahasan tugas karya tulis ilmiah. Untuk itu,
saya menerima kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan agar menjadi acuan di
waktu yang mendatang.

Bandung ,26/08/2022

Penyusun

DAFTAR ISI
BAB I
1. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PENULISAN
BAB II
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Tanda dan Gejala
4. Pemeriksaan Penunjang
5. Patofisiologi
6. Penatalaksanaan
7. Pengkajian
8. Rencana Asuhan Keperawatan dengan ca mamae sinistra ...........

BAB III
1. TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
B. Analisa Data
C. Keperawatan ...........
D. Intervensi Keperawatan
E. Implementasi Keperawatan
F. Evaluasi Keperawatan
BAB IV
1. PEMBAHASAN
A.Pengkajian
B.Diagnosa keperawatan
C.Perencanaan
D. Pelaksanaan
E. Evaluasi

BAB V
1. PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian
dan fungsi nomal, seingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat, serta
tidak terkendali. Sel-sel tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan
berakumulasi, yang kemudian membentuk benjolan atau massa (Putra, 2015). Menurut
data WHO (World Health Organization ) Kanker payudara adalah bentuk kanker paling
umum pada wanita. 2,1 juta wanita terkena kanker payudara pada tahun 2018. Sebanyak
630.000 di antaranya meninggal karena kurangnya pengetahuan akan penyakit ini dan
kurangnya biaya pengobatan (WHO, 2019). Para penderita kanker payudara kebanyakan
datang ke rumah sakit untuk melakukan perawatan telah masuk kedalam stadium lanjut,
penyebabnya yaitu kurangnya pengetahuan dan tidak melakukan deteksi dengan
SADARI (Periksa Payudara Sendiri), sehingga kasus ini terus mengalami peningkatan
(Irawan, 2018). Badan Internasional untuk Penelitian Kanker WHO memperkirakan
bahwa pada tahun 2040 jumlah kanker payudara yang di diagnosis akan mencapai 3,1
juta, dengan peningkatan terbesar di negara-negara berpenghasilan rendah dan
menengah (WHO, 2019). Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136.2/100.000
penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23
(Globocan, 2018). Angka 2 kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker
payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk penduduk dengan rata-rata kematian
13,9 per 100.000 penduduk (Kemenkes RI, 2019). Berdasarkan data Riskesdas,
prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per
1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018.
Prevalensi kanker tertinggi adalah di provinsi DI Yogyakarta 4,86 per 1000 penduduk,
diikuti Sumatera Barat 2,47 per 1000 penduduk dan Gorontalo 2,44 per 1000 penduduk
(Riskesdas, 2018). Pada penderita kanker payudara aspek psikologis pasien dipengaruhi
oleh perubahan citra tubuh, konsep diri, dan hubungan sosial. Dampak psikososial yang
dialami penderita kanker payudara yaitu distres yang akan memengaruhi kualitas hidup
pasien. Pemicu stres pada penderita kanker payudara berasal dari tergganggunya fungsi
tubuh, keputusasaan, ketidakberdayaan, dan perubahan perubahan citra diri (Utami,
2017)

2. TUJUAN PENULISAN

A. Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi atau gambaran pelaksanaan keperwatan pada pasien
Ny. S dengan masectomy a/i ca mamae sinistra
B. Tujuan Khusus
Penulis mampu :
1. Melakukan pengkajian pada pasien Ny. S dengan mastectomy a/i diagnosa ca mamae
sinistra
2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien Ny. S dengan mastectomy a/i ca
mamae sinistra
3. Menentukan rencana tindakan keperwatan pada pasien Ny. S dengan mastectomy a/i
ca mamae sinistra
4. Melakukan implementasi dari rencana yang telah ditentukan pada pasien Ny. S
dengan mastectomy a/i ca mamae sinistra
5. Melakukan evaluasi tindakan dan dokumentasi keperawatan yang telah dilakukan
pada pasien Ny. S dengan mastectomy a/i ca mamae sinistra

BAB II
TINJAUAN TEORI

1. PENGERTIAN
A. Cancer mammae
disebut juga dengan Carcinoma Mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh
dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam susu, jaringan lemak,
maupun pada jaringan ikat payudara.
Cancer mammae adalah pertumbuhan sel yang tidak terkontrol lantaran perubahan
abnormal dari gen yang bertanggung-jawab atas pengaturan pertumbuhan sel. Secara
normal, sel payudara yang tua akan mati, lalu digantikan oleh sel baru yang lebih
ampuh. Regenerasi sel seperti ini berguna untuk mempertahankan fungsi payudara, gen
yang bertanggung-jawab terhadap pengaturan pertumbuhan sel termutasi. Kondisi itulah
yang disebut cancer mammae.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa cancer mammae adalah
suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan sel yang tidak terkendali pada payudara,
sehingga menyebabkan terjadinya benjolan atau kanker yang ganas.

B. Mastektomy
Masectomy merupakan pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat payudara
sebagian atau seluruh payudara .

2. ETIOLOGI
Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah faktor risiko yang
dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu asap rokok, konsumsi alkohol,
umur pada saat menstruasi pertama, umur saat melahirkan pertama, lemak pada
makanan, dan sejarah keluarga tentang ada tidaknya anggota keluarga yang menderita
penyakit ini. Terdapat banyak factor yang akan menyebabkan terjadinya kanker
payudara.
a. Usia : Pada wanita yang berusia 60 tahun keatas memiliki resiko tinggi terjadinya
kanker payudara.
b. Riwayat penyakit : Penderita pernah memilii riwayat penyakit yang sama yaitu
kanker payudara tetapi masih tahap awal dan sudah melakukan pengangkatan
kanker, maka akan beresiko pula pada payudara yang sehat.
c. Riwayat keluarga : Penderita memiliki riwayat keluarga yang mana ibu, atau
saudara perempuan yang mengalami penyakit yang sama akan beresiko tiga kali
lipat untuk menderita kanker payudara.
d. Faktor genetik dan hormonal : Kadar hormonal yang berlebihan akan
menumbuhkan sel-sel genetic yang rusak yang akan menyebabkan kanker
payudara.
e. Menarce, menopause, dan kehamilan pertama : Seseorang yang mengalami
menarce pada umur kurang dari 12 tahun, 13 menopause yang lambat, dan
kehamilan pertama pada usia yang tua akan beresiko besar terjadinya kanker
payudara. 10
f. Obesitas pascamenopouse : Dimana seseorang yang mengalami obesitas itu akan
meningkatkan kadar estrogen pada wanita yang akan beresiko terkena kanker.
g. Dietilstilbestro : obat untuk mencegah keguguran akan beresiko terkena kanker.
h. Penyinaran : Ketika masa kanak-kanak sering tekena paparan sinar pada dadanya,
dapat menimbulkan resiko terjadinya kanker payudara

3. TANDA DAN GEJALA


Tanda carsinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada
tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips, adanya keluaran
dari puting susu, puting eritema, mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang,
berat badan turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase (Nurarif & Kusuma, 2015)

Adapun tanda dan gejala kanker payudara :


a. Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit
b. Bentuk puting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus- menerus) atau puting
mengeluarkan cairan/darah (nipple discharge)
c. Ada perubahan pada kulit payudara di antaranya berkerut seperti kulit jeruk
(peaud’orange), melekuk ke dalam (dimpling) dan borok (ulcus)
d. Adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara (nodul satelit)
e. Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh (paget disease).
f. Payudara terasa panas, memerah dan bengkak.
g. Terasa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker) 12
h. Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal-awalnya
tidak terasa sakit.
i. Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara
j. Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa massa di payudara
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan (Fayzun et al, 2018)
a. Laboratorium meliputi
1) Morfologi sel darah
2) Laju endap darah
3) Tes faal hati
4) Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
5) Pemeriksaan sitologik Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian
cairan yang keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar
dari ekskoriasi
b. Mammagrafi Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi
secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker
yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi pada masa
menopause kurang bermanfaat karean gambaran kanker diantara jaringan kelenjar
kurang tampak.
c. Ultrasonografi Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat
pada mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm
d. Thermography Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena peningkatan
suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi
e. Xerodiography Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara
pembuluh-pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan
sirkulasi sekitar sisi tumor.
f. Biopsi Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas,
dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan
berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.
g. CT. Scan Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ
lain
h. Pemeriksaan hematologi Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor
pada speredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.

5. PATOFISIOLOGI
Sel abnormal membentuk klon dan mulai berproliferasi secara abnormal, mengabaikan
sinyal yang mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sel tersebut. Kemudian dicapai
suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasif, dan terjadi perubahan pada
jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh
akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel
dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran
kanker) pada bagian tubuh yang lain. Neoplasma adalah suatu proses pertumbuhan sel
yang tidak terkontrol yang tidak mengikuti tuntutan fisiologik, yang dapat disebut
benigna atau maligna. Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, faktor-faktor yang dapat menyebabkan kanker biasanya disebut dengan
karsinogenesis. Transformasi maligna diduga mempunyai sedikitnya tiga tahapan proses
seluler, diantaranya yaitu inisiasi dimana inisiator atau karsinogen melepaskan
mekanisme enzimatik normal dan menyebabkan perubahan dalam struktur genetic asam
deoksiribonukleat 11 seluler (DNA), promosi dimana terjadi pemajanan berulang
terhadap agens yang mempromosikan dan menyebabkan eskpresi informal abnormal
atau genetik mutan bahkan setelah periode laten yang lama, progresi dimana sel-sel
yang telah mengalami perubahan bentuk selama insiasi dan promosi mulai menginvasi
jaringan yang berdekatan dan bermetastase menunjukkan perilaku maligna.

Dijelaskan lebih rinci tentang stadium cancer mammae, yaitu :


• Stadium 0
Disebut Ductal Carcinoma In Situ atau Noninvasive Cancer yaitu kanker yang tidak
menyebar keluar dari pembuluh/ saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobulus) susu
pada payudara.
• Stadium 1
Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada pembuluh getah
bening.
• Stadium IIA
Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan pada titik-titik
saluran getah bening di ketiak.
• Stadium IIB
Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tetapi tidak melebihi 5 cm, telah menyebar pada
titik-titik di pembuluh getah bening ketiak, dan diameter tumor lebih lebar dari 5 cm
tapi belum menyebar.
• Stadium IIIA
Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar pada titik- titik di pembuluh
getah bening ketiak.
• Stadium IIIB
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga
luka bernanah di payudara dapat didiagnosis sebagai infalammatory breast cancer.
Dapat juga sudah atau bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah
bening di ketiak dan lengan atas, tetapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.
• Stadium IIIC
Seperti stadium IIIB, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening
dalam group N3.
• Stadium IV
Ukuran tumor dapat berapa saja, tetapi telah menyebar pada lokasi yang jauh, seperti
tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.
6. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Pembedahan
1. Mastektomi radikal yang dimodifikasi Pengangkatan payudara sepanjang nodu
limfe axila sampai otot pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak
diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat
2. Mastektomi total Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan
otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding
dada tidak diangkat.
3. Lumpektomi/tumor Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak
turut diangkat.
4. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di
sekitar tumor tersebut.
5. Wide excision / mastektomi parsial. Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan
payudara normal, Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan
otot pectoralis mayor.
b. Radioterapi Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: 15 kerusakan kulit di sekitarnya,
kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang
tenggorokan.
c. Kemoterapi Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran
darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat,
mudah terserang penyakit.
d. Manipulasi hormonal. Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang
sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat
juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.
6. PENGKAJIA
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari dasar dalam proses keperawatan secara
keseluruhan guna mendapat data atau informasi yang dibutuhkan untuk menentukan
masalah kesehatan yang dihadapi pasien melalui wawancara, observasi dan pemeriksaan
fisik meliputi :
1). Asesmen Medis Pra Operasi
Anamnesis Keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat
penyakit keluarga,riwayat penggunaan obat dan riwayata alergi obat atau makanan.
2). Pemeriksaan Fisik dan Status Generalis
Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik

3). Diagnosa Pra Operasi


4). Rencana Tindakan dan Pengobatan
5). Assesmen Perioperasi Keperawatan
PraOperasi
Keadaan Umum, kesadaran, tanda-tanda vital, golongan darah, assesmen nyeri
status mental, status psikologis, riwayat penyakit pasien, riwayat penyakit
keluarga, indikasi operasi, jenis operasi, keluhan utama alasan masuk, pengobatan
saat ini, alat bantu yang digunakan, operasii sebelumnya, kornplikasi operasi
anestesi yang lalu, alergi, hasil laboratorium, kebutuhan pendidikan edukasi,
kesediaan menerima pendidikan edukasi, survey sekunder (headtotoe)

Intra Operasi
Timeout, status psikososial, waktu operasi, jenisoperasi, tipeoperasi, tingkat
kesadaran waktu masuk kamar operasi, jenis anestesi, lokasi pernasangan IVline,
posisi operasi, posisi lengan, posisi alat bantu yang digunakan, memakai cateter
urine, persiapan kulit dibersihkan, pemakaian cauter, penghangat, pernakaian
tornikuet, Pernakaian Implant, Pemakaian drain, irigasi luka, pemasangan
tampon, spesimen.
Paska Operasi
Waktu pasien pindah RR, keadaan umum, keluhan di RR, tingkat kesadaran
tanda-tanda vital, kesadaran, jalannafas, pernafasan, terapy oksigen, kulit,
sirkulasi anggota badan, posisi pasien, kondisi balutan, assesmen nyeri, assesmen
resiko jatuh .

b. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasI
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitny
berhubungan dengan kurangnya informasi.
5. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan mastektomi.
6. Gangguan gambaran tubuh berhubungan dengan mastektomi.
7. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
hipermetabolisme ke jaringan

c. Perencanaan
Perencanaan merupakan bagian proses keperawatan yang mengidentifikasi masalah/
kebutuhan pasien, tujuan/ hasil perawatan, dan intervensi untuk mencapai hasil yang
diharapkan dan menangani masalah/ kebutuhan pasien. (Doenges, Moorhouse, &
Burley, 2000).
Menurut Nurarif & Kusuma (2013); Geissler, Doenges & Moorhouse (1999); Wijaya &
Putri (2013) menjelaskan bahwa perencanaan yang dapat diberikan pada pasien
dengan cancer mammae adalah :

1. Diagnosa 1 nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor


Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri
berkurang atau dapat mentolerir nyeri.
Kriteria hasil :
a. Klien mampu mengontrol rasa nyeri.
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri.
c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri).
d. Menyatakan merasa nyaman setelah nyeri berkurang
Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Informasi memberikan data dasar
komprehensif, termasuk untuk mengevaluasi kebutuhan/
lokasi, keefektifan intervensi.
karakteristik, durasi, frekuensi,
2. Memungkinkan pasien untuk
maupun kualitas.
berpartisipasi secara aktif dan
2. Berikan pengalihan seperti
meningkatkan rasa control.
reposisi dan aktivitas
menyenangkan seperti
3. Evaluasi dilakukan setelah
mendengarkan music atau
mengajarkan teknik
menonton TV.
pengalihan, sehingga mengetahui
3. Evaluasi keefektifan control
kebutuhan klien.
nyeri.
4. Nyeri adalah komplikasi sering dari
kanker, meskipun respons
4. Kolaborasi dalam pemberian individual berbeda. Saat perubahan
analgetik. penyakit/ pengobatan terjadi,
penilaian dosis dan pemberian akan
diperlukan.

2. Diagnosa 2 Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh


Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan cemas
berkurang.
Kriteria hasil :
a. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.
b. Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan teknik mengontrol
cemas.
c. Vital sign dalam batas normal.
d. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan.
Intervensi Rasional
1. Gunakan pendekatan yang 1. Pasien yang cemas
menenangkan. memerlukan teman dan
ketenangan
dalam mengungkapkan
kecemasannya.
2. Jelaskan semua prosedur
2. Prosedur, dampak dan segala
dan apa yang dirasakan
yang berkaitan dengan terapi
selama prosedur.
diberikan. Hal ini membuat
pasien tahu mengenai
dampaknya, dan dapat
mengambil keputusan yang
3. Dorong pasien untuk tepat.
mengungkapkan perasaan, 3. Memberikan kesempatan untuk
ketakutan, persepsi. memeriksa rasa takut realistis
serta kesalahan konsep tentang
diagnosis.
4. Bantu pasien/ orang 4. Keterampilan koping sering
terdekat dalam mengenali rusak setelah diagnosis dan
dan mengklarifikasi rasa selama fase pengobatan yang
takut untuk memulai berbeda. Dukungan dan
mengembangkan strategi konseling sangat diperlukan
koping untuk menghadapi untuk individu mengenal dan
rasa takut. menghadapi rasa takut.
5. Jelaskan semua prosedur 5. Memungkinkan pasien
dan apa yang dirasakan membuat keputusan sesuai
selama prosedur. realita.

3. Diagnosa 3 resiko infeksi nosokomial berhubungan dengan lingkungan operasi


Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan infeksi tidak
terjadi.
Kriteria hasil :
a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi.
b. Jumlah leukosit berada pada batas normal.
c. Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pencegahan infeksi.

Intervensi Rasional
1. Bersihkan lingkungan 1. Lingkungan yang bersih
setelah dipakai pasien lain. meminimalkan jumlah
bakteri.
2. Cuci tangan sebelum
2. Lindungi pasien dari sumber-
melakukan tindakan.
sumber infeksi, seperti
Pengunjung juga dianjurkan
pengunjung dan staf yang
melakukan hal yang sama.
mengalami ISK.
3. Monitor temperatur. 3. Peningkatan suhu terjadi karena
berbagai faktor, misalnya efek
samping kemoterapi, proses
penyakit, atau infeksi.
4. Membatasi keletihan,
4. Tingkatkan istirahat
mendorong gerakan yang cukup
adekuat/ periode latihan.
untuk mencegah komplikasi.
5. Diberikan secara profilaktik
pada pasien dengan imunosupresi.
5. Kolaborasi dalam
pemberian antibiotik.

4.Diagnosa 4 Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan berhubungan


dengan kurangnya informasi.
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan pasien dapat
mengetahui tentang penyakitnya.
Kriteria hasil :
a. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan
program pengobatan.
b. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar.
c. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/ tim
kesehatan lainnya.
Intervensi Rasional
1. Berikan penilaian tentang 1. Memvalidasi
tingkat pengetahuan pasien tingkat pemahaman saat
tentang proses penyakit yang ini, dan memberikan
spesifik. dasar pengetahuan
diamana pasien membuat
keputusan
berdasarkan informasi.
2. Jelaskan patofisiologi dari 2. Informasi akurat dan mendetil
penyakit dan hubungannya dapat membantu
dengan anatomi fisiologi menghilangkan ansietas dan
dengan cara yang tepat. mebmbuat keputusan.
3. Diskusikan perubahan gaya 3. Gaya hidup member pengaruh
hidup yang mungkin yang penting dalam
diperlukan untuk mencegah mencegah komplikasi.
komplikasi di masa yang
4. Kesalahan konsep tentang
akan datang.
kanker lebih mengganggu dari
4. Minta pasien untuk umpan
kenyataan dan
balik verbal, dan perbaiki
mempengaruhi pengobatan.
kesalahan konsep tentang
tipe kanker dan pengobatan.

5. Diagnosa 5 Kerusakan integritas Kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah kulit/


jaringan.
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam waktu penyembuhan kulit
meningkat.
Kriteria hasil :
a. Perfusi jaringan baik.
b. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjdinya
cedera berulang.
c. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawaatan
alami.
Intervensi Rasional
1. Kaji balutan/ luka untuk 1. Penggunaan balutan
karakteristik drainase. tergantung luas pembedahan dan
Monitor jumlah edema, penutupan luka. Drainase terjadi
kemerahan, dan nyeri pada ketika trauma prosedur dan
insisi dan lengan, serta suhu. manipulasi banyak pembuluh
darah dan limfatik pada area
tersebut. Pengenalan dini terjadi
ketika infeksi dapat
memampukan pengobatan
dengan cepat.
2. Membantu drainase
2. Tempatkan pada posisi
cairan melalui gravitasi.
semifowler.
3. Meningkatkan potensial
3. Jangan melakuka
konstriksi , infeksi, dan
pengukuran TD, injeksi
limfedema pada posisi yang
obat, atau memasukkan IV
sakit.
pada lengan ynag sakit.
4. Menurunkan tekanan pada
4. Anjurkan untuk memakai
jaringan yang terkena, yang
pakaian yang tidak sempit/
dapat memperebaiki sirkulasi/
ketat, perhiasan atau jam
penyembuhan.
tangan pada tangan yang
sakit.

6.Diagnosa 6 Gangguan gambaran tubuh berhubungan dengan mastektomi


Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam citra tubuh kembali efektif.
Kriteria hasil :
a. Gambaran tubuh positif.
b. Mampu mengidentifikasi kekuatan personal.
c. Mendiskripsikan secara factual perubahan fungsi tubuh.
d. Mempertahankan interaksi sosial.

Intervensi Rasional
1. Kaji secara verbal dan non- 1. Dapatmenyatakan bagaimana
verbal respon klien pandangan diri pasien pada
terhadap tubuhnya. perubahan.
2. Jelaskan tentang 2. Dapat menyatakan masalh
pengobatan, perawatan, penyakit sehingga membantu
kemajuan dan prognosis dalammengambil keputusan.
penyakit. 3. Kehilangan bagian tubuh,
3. Dorong klien menerima kehilanga hasrat
mengungkapkna seksual sehingga pasien
perasaannya. membuat rencana untuk masa
depan.
4. Memberikan tempat untuk
4. Fasilitasi kontak dengan
pertukaran masalah dan
individu lain dalam
perasaan dengan orang lain
kelompok keci.
yang mengalami pengalaman
yang sama dan
mengidentifikasi cara orang
terdekat dapat memudahkan
penyembuhan pasien.
7.Diagnosa 7 ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan hipermetabolisme pada jaringan
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selam 3 x 24 jam, diharapkan nutrisi terpenuhi
atau adekuat.
Kriteria hasil :
a. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
b. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan.
c. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.

Intervensi Rasional
1. Pantau masukan makanan 1. Mengidentifikasi kekuatan/
seiap hari. defisiensi nutrisi.
2. Ukur tinggi badan, berat 2. Membantu dalam identifikasi
badan, dan ketebalan lipatan malnutrisi protein-kalori,
kulit trisep. khususnya bila berat badan dan
hasil antropometrik kurang dari
normal.
3. Ciptakan suasana makan 3. Membuat waktu makan lebih
yang menyenangkan. menyenangkan, yang dapat
meningkatkan masukan.
4. Dorong komunikasi terbuka 4. Sering sebagai distress emosi,
mengenai masalah khususnya untuk orang terdekat
anoreksia. yang menginginkan member
makan pasien dengan sering.
5. Memberikan rencana diet
5. Kolaborsi denga ahli gizi
khusus untuk memenuhi
untuk menentukan jumlah
kebutuhan individu dan
kalori dan nutrisi yang
menurunkan masalah
dibutuhkan pasien.
berkenaan dengan malnutrisi
protein/ kalori dan defisiensi
mikronutrien.
4.Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses perawatan diamana rencana
perawatan dilaksanakan, melaksanakan intervensi/ aktivitas yang telah ditentukan.
(Doenges, Moorhouse, & Burley, 2000).

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, yakni proses yang dilakukan
secara terus-menerus dan penting untuk menjamin kualitas serta ketepatan perawatan
yang diberikan dan dilakukan dengan meninjau respon untuk menentukan keefektifan
rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. (Doenges, Moorhouse, &
Burley, 2000).
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan
Biodata Pasien
Identitas Klien
Nama : Ny. S
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 07-10-1958
Umur : 63 tahun
Suku / Bangsa : Indonesia
Status Pernikahan : Menikah
No RM : G332136
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Caringin no. 136 rt 001 / 004
Tanggal MRS : 22-Agustus-2022
Tanggal Pengkajian : 23-Agustus-2022
Diagnosa Medis :Ca mamae sinistra stadium IV

Penanggung Jawab
Nama : Tn. H
Hubungan dengan pasien : Suami
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 65 Tahun
Suku / Bangsa : Indonesia
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Caringin no. 136 rt 001 / 004

Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama : Pasien mengatakan cemas rencana operasi
Riwayat Kesehatan Sekarang : Pasien mengatakan cemas akan dilakukan tindakan
operasi,cemas dirasa bertambah jika sudah mendekati operasi. Cemas dirasa berkurang
setelah mendapatkan penjelasan tentang prosedur tindakan operasi.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya ada riwayat magh, tapi tidak mempunyai riwayat
penyakit seperti Jantung, diabetes melitus, asma dan lain-lain. Pasien mengatakan
terdiagnosa ca mamae dari awal tahun 2022, sempat di lakukan biopsi pada bulan mei
2022 , dan di lakukan kemoterapy 4x dengan durasi 1bulan 3x
Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut penuturan pasien, pasien mengatakan tidak ada penyakit yang sama dengan
pasien di kelurganya.

1. Assesment Peri Operatif Keperawatan


a). Pre Operatif
a. Umum : Baik Sakit Ringan Sakit Sedang Sakit Berat.
b. Kesadaran Kesadaran : ComposMentis Apatis Somnolen Sopor
Soporkoma Koma
c. GCS : E 4 M 6 V 5
d. Tanda-Tanda Vital : Suhu 36,5 ºC, Nadi 82 x/menit, TD: 120/70 mmHg, Respirasi
19 x/menit, TB 150 cm, BB 42kg.
e. Pernafasan :
Alat bantu nafas :  Tidak  Ya Ventilator Baging
Oksigen :  Tidak  Ya  Nassal 3 Liter/menit .
f. Cappilary Reffil <2 detik
g. Golongan Darah :B / positif
h. Perdarahan : Tidak Ada
i. Asesmen nyeri:  Tidak Ada :  Ada, Skor Nyeri: 0
j. Status Mental :Orientasi baik Tidak Ada Respon Agitasi/gelisah 
Menyerang Kooperatif .
k. Status Psikologis :Tenang Cemas Sedih Depresi Marah 
Hiperaktif Mengganggu sekitar Lain-lain.
i. Riwayat penyakit pasien :Hipertensi DM Hepatitis HIV Asma Jantung
, magh Lain-lain
j.Riwayat penyakit Keluarga : DM Hepatitis HIV Asma Jantung Lain-lain
tidak ada
k. Indikasi Operasi: Ca mamae sinistra
L. Jenis Operasi: Bersih
M. Keluhan Utama/Alasan Masuk : Klien mengatakan takut menjalani operasi .
N. Pengobatan saat ini : selesai kemoterapi 4x
O. Alat bantu yang di gunakan : Blankar
P. Operasi sebelumnya : tidak ada Jenis Operasi : biopsi eksisi
Komplikasi operasi/anastesi yang lalu : Tidak ada
Alergi :  Tidak Ada Tidak diketahui Ada, sebutkan
Hasil Laboraturium : Pre Op Besar / Kecil, Sedang Lain-lain
Kebutuhan pendidikan/edukasi: Penyakit Obat-obatan Tindakan Lain-lain.
Kesediaan menerima edukasi/pendidikan : Bersedia Tidak
Survey sekunder, lakukan secara head to toe secara prioritas :
Lokasi Dalam Batas Normal Jika tidak dalam batas normal,
Ya Tidak Jelaskan

Kepala  Sitem susunan saraf pusat tidak


terganggu.sistem penglihatan tidak ada
masalah,pendengaran tidak ada
kelainan,
Leher  Tidak ada kelainan pada area leher,
pembesaran kelenjar getah bening.
Dada  Sistem pernapasan tidak terganggu,
jantung dan kardiovaskuler tidak
terganggu.
Abdomen  Terdapat benjolan pada daerah perut,
nyeri tidak ada, diameter hasil usg ±
15x12 cm
Genetalia  Kulit bersih tidak ada edema
Integumen  Kulit keriput,elastisitas cukup baik.
Ekstremitas  Mobilisasi mandiri,tidak ada kelainanan.

Checklist Verifikasi pasien Checklist Persiapan fisik pasien


No Kegiatan Ya Tidak No Kegiatan Ya Tidak
1 Periksa Gelang identitas  1 Puasa makan/minum (jam 
& risiko 00:30)
2 Surat pengantar operasi  2 Protese diluar 
dilepas(kalung, cincin)
3 Surat persetujuan operasi  3 Menggunakan protese 
dalam(facemarker,
implant, protease
panggul/bahu, VP shunt)
4 Surat persetujuan operasi  4 Cat kuku/persiapan 
dilepas
5 Make-up,kutexdihapus  5 Persiapan kulit dicukur/ 
pembersihan lokasi
operasi
6 Gigi palsu, soft lens &  6 Pengosongan kandung 
pace maker implant, kemih / klisma / huknah
protese
7 Periksa kelengkapan RM  7 Infus terpasang/ IV line 
RI/RJ
8 Hasil Laboraturium  8 Persedian Darah 
9 Hasil Rontgen/CT  9 BJJ didengarkan 
scan/MRI,
EKG,ECHO/Angiografi
10 Konsultasi spesialis lain:  10 Obat yang disertakan 
penyakitdalam/jantung/pa
ru-paru/anak
11 Penandaan  11 Obat terakhir yang 
area/lokasioperasi diberikan (inj Ceftriaxon1
gram)

2). INTRA OPERASI


a. Sign In (Pukul 08:30) SEBELUM INDUKSI ANASTESI
Konfrimasi pasien :
1. Indentifikasi : Ny. S
2. Lokasi : mamae sinistra stadium IV
3. Prosedur tindakan : Radical masectomy
4. Surat Pesetujuan : Ada
5. Penandaan Lokasi Operasi : Ya
6. Perlengkapan Anastesi Lengkap : Lengkap sesuai STATICS
7. Pulse Oxymetri terpasang dan berfungsi : Ya

APAKAH PASIEN MEMPUNYAI RIWAYAT ALERGI


Ya
Tidak 
RESIKO ASPIRASI ATAU GANGGUAN PERNAFASAN
Ya, persiapan alat tersedia
Tidak 

RESIKO PERDARAHAN/KEHILANGAN DARAH >500 ML


Ya , dengan akses IV yang adekuat dan tersediaan darah.
Tidak 

b. Time Out: Jam 08:45 (SEBELUM INSISI KULIT )


Konfirmasi Seluruh Tim Dengan Memperkenalkan Diri Nama dan Tugas.
Operator, Anastesi dan Perawat Mengkomfirmasi Secara Verbal
Pasien : Ny. S
Lokasi : Mamae sinistra stadium IV
Prosedur Tindakan : Radical masectomy
ANTISIPASI KEJADIAN KRITIS
Operasi Menyampaikan Kondisi apa yang mungkin tidak diharapkan, lama
duransi operasi dan resiko perdarahan.
Anastesi menyampaikan adakah keadaan khusus pada pasien.
Tim Perawat : Sterilisasi ( termasuk hasil indicator apakah steril? ). Adakah
masalah dari alat atau alat yang tidak lengkap?

ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
Apakah sudah diberikan dalam waktu sekurang-kurangnya 30-60 menit.
Ya, sebutkan (ceftriaxon 1gr jam 07:30)
Tidak

IMAGING DIPASANG SESUAI KEBUTUHAN


Ya
Tidak dibutuhkan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ada 
Tidak, alasan….

IMPLANT
Ada
Tidak 

c.Sign out jam 11:00 ( sebelum pasien meninggalkan kamar operasi


PERAWAT SECARA VERBAL MENGKONFIRMASI DENGAN TIM :
Nama Prosedur Tindakan. : Post RM
Instrumen, Kassa dan Jrum apakah lengkap : Lengkap
Spesimen apakah sudah diberi label : Ya di PA 
Apakah ada lat yang bermasalah dan perlu diperbaiki : Tidak
Operator, Anastesi dan perawat mendiskusikan apa yang menjadi fokus untuk
penyembuhan dan pengobatan pasien setelah operasi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Nama : Ny. S
Usia :63 tahun

Tabel 1. Pemeriksan laboratorium


Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan satuan keterengan
HEMATOLOGI
Hematologi 1
 Hemoglobin 12.3 11.7- 15.5 g/dl
 Hematokrit 35.5 35.0 - 47.0 %

 Leukosit 3900 3600 – 11000 /uL

 Trombosit 351000 15000 – 400000 /Ul

HAEMOSTOSIS
 Waktu pendarahan
 Waktu pembekuan
2.0 <3 Menit
KIMIA DARAH
10 5.00 – 19.00 Menit
DIABETES
Glukosa darah sewaktu

116 70 – 140 mg/Dl


PEMERIKSAAN EKG
Hasil : pemeriksaan EKG tanggal 22/08/22 dalam batas normal

PEMERIKSAAN RADIOLOGI THORAX


Hasil : Cor tidak tampak kelainan

PEMERIKSAAN USG
Hasil : Suspek metatase osteoblastik, bilateral kosta 3 kiri depan , kosta 4 kiri depan
DD/metatase intra pulmonal

Table. 2 TERAPY YANG DI BERIKAN


NO NAMA CAIRAN / OBAT SEDIAAN DOSIS & RUTE
FREKUENSI

1. CEFTRIAXONE 1GR 2X1 IV


2. KETOROLAC 30MG 2X1 IV
3. PANTOPRAZOLE 40MG 2X1 IV
4 PETHIDIN 50MG + DRIP RL
KETOROLAC 60MG
Analisa Data
Pre Operasi
Data Etiologi Masalah
DS : Rencana operasi RM Ansietas
- Pasien mengatakan cemas akan
dilakuan tindakan operasi, Pre operatif
walau sebelumnya pasien
pernah operasi
Adanya rencana operatif
DO:
- Keadaan umum : pasien
Prosedur pembedahan
tampak gelisah dan tegang
- TTV
TD : 120/70 mmHg Kurangnya informasi dan motivasi
N : 82x/menit
S : 36,5 oC Ansietas
RR : 19 x/menit
Spo2 : 100%

Intra Operasi
NO Data Etiologi Masalah
2 DS : - Tindakan RM Resiko cidera
DO : intra operatif
- Anastesi umum Pemasangan alat
- Terpasang elektromedik cauter
elektromedik
- Terpasang ground plate
Penggunaan cauter
- Tidak Tampak ada luka sebelum
dan sudah pemasangan ground
plate, Resiko Cidera

- Memposisikan pasien sesuai


lokasi operasi
3 DS : - Pembedahan Resiko
pendarahan
DO : Insisi kulit
- Pasien dilakukan tindakan
operasi mastectomy
Terdapat sayatan
- Tampak pendarahan daerah
operasi 20cc
Resiko pendarahan

Post Operasi
No Data Etiologi Masalah
4 DS : Post RM Resiko jatuh
- Pasien mengatakan
pusing Dilakukan anastesi umum
DO:
- K/U sedang ,Kes:CM Efek obat anestesi
- Anemis
- TD : 110/70 Resiko Jatuh
- Nadi : 80x/menit
- R: 18 x/menit
- Spo2 : 100%
- Badan lemas

5 DS : Post op RM Nyeri akut


- Pasien mengatakan tidak
nyaman dan nyeri daerah Terputusnya kontinuitas
operasi jaringan
DO :
- Skala nyari 4 (0-10)
Adanya luka operasi
- Pasien tampak meringis
- TTV
Nyeri akut
TD : 130/80 mmhg
N : 89x/menit
R : 22x/menit
S : 36.5 c
- Terpasang RL+ pethidin
50mg + ketorolac 60mg

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Cemas berhubungan denga rencana tindakan operasi
2. Resiko cidera berhubungan dengan terpasang alat elektomedik
3. Resiko pendarahan berhubungan dengan sayatan luka operasi
4. Resiko jatuh berhubungan dengan pasien post tindakan
5. Nyeri berhubungan dengan adanya luka operasi

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diagnose keperawatan : ansietas
Tujuan : tingkat ansietas menurun
Intervensi :
 Orientasi lingkungan dan tim operasi
 Ciptakan suasana teurapeutik
 Dampingi pasien untuk mengurangi rasa cemas
Implementasi :
 Memonitoring tanda verbal dan non verbal kecemasan
 Menciptakan suasana teurapeutik
 Mengorientasikan lingkungan dan tim operasi
 Membimbing pasien untuk berdoa
 Mendampingi pasien untuk mengurangi kecemasan
 Menganjurkan keluarga untuk mendampingi selama pre operasi

2. Diagnosa keperawatan : Resti Cidera b.d terpapar alat medis ( cauter/patient plat)
Tujuan : tingkat resiko cidera menurun
Intervesi :
 monitor keadaan umum dan ttv
 monitor ceklis keselamatan pasien
 siapkan peralatan lengkap, dan siap pakai
Implementasi :
 melakukan desinfeksi daerah operasi dengan cairan betadin (tidak boleh
menggunakan alkohol)
 menggunakan alat cauter dan patient plat yang compatible (satu paket)
 mennyiapkan peralatan lengkap aman dan siap pakai .

3. Diagnosa keperawatan : resiko pendarahan b.d tindakan pembedahan


Tujuan : tingkat pendarahan menurun
Intervensi :
 Monitor nilai HT/HB sebelum dan setelah kehilangan darah
 Monitor tanda adanya pendarahan
Implementasi :
 Memonitor nilai HT/HB sebelum dan setelah kehilangan darah
 Memonitoring adanya tanda tanda pendarahan
 Berkolaborasi peberian cairan isotonik

4. Diagnosa keperawatan : Resti jatuh b.d kondisi pasca operasi


Tujuan : tingkat jatuh menurun
Intervensi :
 Pastikan roda TT dalam kondisi terkunci
 Pasang handrail tempat tidur
 Dampingi pasien selama di ruang RR (jangan di tinggal)
Implementasi :
 Memastikan roda tempat tidur terkunci
 Memasang hendrail tempat tidur
 Mendampingi pasien (jangan ditinggal tanpa dalam keadaan terkunci)

5. Diagnosa keperawatan : nyeri b.d efek kondisi pembedahan


Tujuan : tingkat nyeri menurun
Intervensi
 Monitor keadaan umum dan ttv
 Identifikasi nyeri PQRST
 Ajarkan tekhnik relaksasi untuk mengurangi nyeri
 Berikan analgetik sesuai program pengobatan
Implementasi :
 Mengidentifikasi nyeri PQRST
 Memonitor karakteristik luka
 Mengajarkan tekhnik relaksasi untuk mengurangi nyeri
 Memberikan terapy analgetik sesuai dengan program pengobatan

1. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI DI KAMAR OPERASI


Tanggal Implementasi dan evaluasi ttd
23/08/22 Melakukan operan pasien Ny. S dengan sr. E pasien dr nova Sr. M
Jam 07:45 dengan diagnosa ca mamae sinistra , rencana tindakan
radikal masectomy jam 08:30 , pasien puasa dari jam 00:30 ,
alergi tidak ada , riwayat penyakit gastritis , dm , jantung ,
asma , hipertensi tidak ada . riwayat operasi biopsi dengan
dr nova , dan riwayat kemoterapi 4x dengan dr dimmy
sppd , ipd dr dimmy acc tindakan . ab pre op ceftriaxone 1gr
07:30 . sia (+) sio(+) lab(+) ro(+) upt(+) .

- Memonitoring tanda verbal dan non verbal kecemas


07:50
an
- Menciptakan suasana teurapeutik
- Mengorientasikan lingkungan dan tim operasi
- Membimbing pasien untuk berdoa
- Mendampingi pasien untuk mengurangi kecemasan
- Menganjurkan keluarga untuk mendampingi selama
pre operasi .
23/08/22  Memindahkan pasien dari pre op ke kamar operasi Sr. M
Jam 08:10 dengan menggunakan blabkar.
 Mengkaji pasien apakah ada faktor resiko (pasien
08:17
tidak ada faktro resiko)
 Memberikan penkes tentang pemasang alat monitor
dan alat elektromedik, dan posisi pasien litotomi.
 Melakukan cuci tangan (sesuai spo)
08:28  Membacakan sign in, Mendampingi dokter anestesi
08:30 melakukan intubasi (sesuai spo)
 Melakukan pencucian area operasi (sesuai spo)
08:40
08:42  Melakukan dreping pasien (sesuai spo)
 Membacakan time out . operasi d mulai dr operator
08:45  Mengobservasi tanda tanda vital selama operasi , ttv
stabil
09:00
 Melakukan perhitungan alat dan kasa , jarum
10:30 (disaksikan oleh sirkuler dan dokter)
 Mengobseravssi selama operasi apakah ada
penekanan pada anggota tubuh pasien. (selama
10:40 berlangsung operasi tidak ada penekanan).
 Membacakan sign out , operasi selesai
 Melukan kolaborasi pada saat akan memindahkan
pasien ke RR
11:00  Memindakan pasien dari ok ke RR menggunakan
blankar
11:25

23/08/22  Menjelaskan kepada pasien dan keluarga operasi Sr. M


11:30
sudah selesai
 Menjelaskan observasi RR 2-3jam post operasi
 Menjelaskan efek obat anestesi
 Menjelaskan diit post operasi
 Menjelaskan pemasnagan gelang kuning resiko
jatuh keluarga mengerti
 Menjelaskan jaringan d PA keluarga setuju
 Menjelaskan luka operasi terpasang drainn
 Memberikan lingkungan yang nyaman
 Memasang plang bad sesuai
 Gelang kuning resiko jatuh terpasang
 Megobservasi posisi pasien
 Mengobervasi k/u
 Mengobservasi skala nyeri
 Menganjurkan tekhnik relaksasi nafas dalam os
melakukan
 Pemberian analgetik sesuai dr anestesi terpasang
sesuai
 Memindahkan pasien ke ruang perawatan .

13:30

Tanggal EVALUASI TTD


23/08/22  Dx 1 : cemas SR. M
Jam 13:30 S : os mengatakan sudah tidak cemas
O : os tampak tenang , tidak ada gelisah . komunikasi
baik
A : cemas teratasi
P : Intervensi di hentikan

 Dx 2 : Resiko cidera
S: - Sr. M
O : post op k/u sedang , tidak tampak ada luka bakar d
sekitar daerah operasi dan bagian lainnya
A : Resiko cidera tidak terjadi
P : intervensi dihentikan

Dx 3 : Resiko pendarahan
S:- Sr. M
O : post op k/u sedang kes cm akral hangat , terpasang
drain d luka operasi , produksi drain ada .
+- 5cc
A : Resiko pendarahan tidak terjadi
P : Intervensi dihentikan

Dx 4 : Resiko jatuh
S: Os mengatakan pusing berkurang
O : pasien tampak masih pusing Sr. M
Pasien terpasang gelang kuning
Plang bad terututp
A: Resiko jatuh teratasi sebagian
P : intervensi di lanjutkan

Dx 5 : Nyeri
S : Os mengatakan nyeri luka operasi
O : post op k/u sedang kes cm akral hangat pusing
berkurang , mual(-) muntah (-) luka tertutup fixomul dan
terpasang drain . Sr. M
P : nyeri karena luka operasi
Q : nyeri seperti di tusuk tusuk
R : nyeri daerah operasi ( mamae sinistra)
S : skala nyeri 4 (0-10)
T : nyeri terus menerus

A : Nyeri belum teratasi


P : intervensi di lanjutkan
24/08/22 Melakukan operan dengan sr .D pasien Ny. S post radical Sr .M
Jam 07:15 masectomy a/i ca mamae sinistra .
POD 1 Advice dr anestesi : Terpasang infusan RL + Pethidin
50mg + ketorolac 30mg 20tpm
Advive dpjp : ceftriaxone 2x1gr , ketorolac 3x1 ,
pantoprazole 2x40mg
 Mengobservasi ttv
 Mengobservasi k/u
 Mengobservasi resiko jatuh
 Mengobservasi skala nyeri
Evaluasi :
S: os mengatakan pusing sudah tidak ada , nyeri mulai
berkurang
O : Post op POD 1 , K/U sedang kec cm akral hangat
pusing (-) mual (-) muntah (-) luka operasi tidak ada
rebesan , masih terpasang drain , produksi drain
berkurang , skala nyeri 3 (0-10)
P : nyeri karena luka operasi
Q : nyeri seperti di sayat sayat
R : nyeri daerah mamae sinistra tidak menyebar
S : skala nyeri 3 (0-10)
T : hilang timbul
A : Dx 1 Resiko jatuh teratasi sebagian
Dx 2 Nyeri teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
R/ observasi produksi drain
Ambil hasil PA

25/08/22 Melakukan operan dengan br. B , PASIEN Ny. S dr nova Sr.M


Jam 07:30 dengan diagnosa post mastectomy a/i ca mamae sinistra
POD II stadium 4 ,pod 2 terpasang cairan RL 500cc 20tpm .
Terapy dr nova di lanjutkan
Ceftriaxone 2x1gr (lv)
Ketorolac 3x30mg (lv)
Pantoprazole 2x40mg (lv)
Dexametason 1x1 (lv)

09:30 Mendampingi dr nova visite :


Advice :
- Rencana gv pod 3 siapkan : lumatul, kasa steril ,
opsite sc
- Terapy di lanjutkan
- Obs produksi drain
Mengobservasi k/u pasien
Mengobservasi tanda tanda vital
Mengobservasi resiko jatuh
Mengobservasi tanda tanda pendarahan
Mengobservasi skala nyeri

Evaluasi :
S : Os mengatakan nyeri berkurang
O: Post op k/u sedang kes cm akral hangat pusing (-)
mual (-) muntah (-) luka tertutup fixomul tidak ada
rembesan produksi drain berkurang +-5cc, terpasang infus
RL 500cc 20tpm , terpasang gelang resiko jatuh
P : Nyeri luka operasi
Q : nyeri seperti di sayat sayat
R : nyeri daerah mamae sinistra tidak menyebar
S : skala nyeri 2 (0-10)
T : hilang timbul
A: dx 1 : resiko jatuh teratasi sebgaian
Dx 2 : nyeri teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi d ruang perawatan
- Rencana gv pod 3 siapkan : lumatul, kasa steril ,
opsite sc
- Terapy di lanjutkan
- Obs produksi drain
- Ambil hasil PA
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal untuk melakukan suatu keperawatan yang berguna untuk

mengumpulkan data sebagai dasar untuk mengetahui kebutuhan pasien sehingga dapat

menentukan asuhan keperawatan yang akan dilakukan. Dalam pengumpulan data penulis

menggunakan metode wawancara atau tanya jawab dengan keluarga pasien dan pasien

serta observasi dengan menggunakan pemeriksaan fisik dan menggunakan studi

dokumentasi pada status pasien.

2. Diagnosa

Berdasarkan tinjauan kasus asuhan keperawatan pada kasus mastektomi penulis mendapat

hasil diagnosa keperawatan yaitu :

1) Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.

2) Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.

3) Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi


4) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitny
berhubungan dengan kurangnya informasi.
5) Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan mastektomi.
6) Gangguan gambaran tubuh berhubungan dengan mastektomi.
7) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
hipermetabolisme ke jaringan

3. Intervensi Keperawatan

Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan
kriterianya, maka penulis membuat rencana berdasarkan acuan pada tinjauan teoritis yang
ada pada tinjauan pustaka, rencana tindakan di buat selama proses pembedahan dari mulai
pasien masuk ke ruang operasi sampai pasien keluar dari ruang RR. Dari diagnosa ini
intervensi dapat diterapkan pada kasus karena berkat kerjasama yang baik antara perawat,
keluarga, dan pasien. Dalam menyusun tindakan yang akan dilakukan ini disesuaikan
dengan diagnosa yang ditemukan sehingga mendapatkan tujuan yang diinginkan.
Pada intra operasi balance cairan sangat di monitor demi mempertahankan status cairan,
karena pada saat operasi berisiko terjadinya perdarahan yang mencapai ± 150 cc. Setelah
selesai operasi yang berjalan +-120 menit pasien dipindahkan ke ruang RR (recovery
room), disini pasien dinilai apakah sudah boleh dipindahkan dan dirawat di ruang
perawatan dengan cek respon pasien melalui Aldrete Score. Dimana nilai normal untuk
aldrete score adalah 10. Sedangkan nilai aldrete score pasien adalah 9, maka pasien boleh
dipindahkan dan dirawat diruang perawatan.

4. Impelemtasi keperawatan
Implementasi dilakukan berdasarkan diagnosa dan rencana keperawatan dan sekaligus

dilakukan evaluasi tindakan.


BAB V
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Asuhan Keperawatan Perioperatif pada Pasien Ny. S
dengan radikal mastectomy a/i ca mamae sinistra, maka penulis menyimpulkan antara
lain:
Pada pengkajian terjadi kerjasama antara pasien, keluarga dan penulis sehingga tidak
ditemukan hambatan untuk mengumpulkan data dan ditemukan masalah keperawatan.
Tetapi tidak semua masalah-masalah keperawatan yang ada pada teori ditemukan dan
dijumpai pada pasien dengan penyakit yang sama.
Diagnosa yang ada pada teori tidak semua yang munncul pada pasien. Hal ini
dikarenakan dalam pembuatan diagnosa keperawatan disesuaikan dengan data dan
keadaan pasien saat pengkajian.
Perencanaan keperawatan yang dibuat berdasarkan teori disesuaikan dengan keadaan
kondisi pasien
Pelaksanaan keprawatan disesuakan dengan yang didapat sesuai dengan kondisi dan
keaadaan pasien
Evaluasi keperawatan pada pasien Ny. S dengan radikal matsectomy a/i ca mamae
sinistra ada yang sudah teratasi setelah selesai operasi. Dan ada juga masalah yang
belum teratasi dikarenakan masih diperlukan waktu untuk dapat mengatasinya.oleh
karena itu dlanjutkan dan diteruskan diruangan
B. Saran
Penyebab radical mastectomy pada pasien adalah dikarenakan usia lanjut. Hal
tersebut dapat menimbulkan penyakit yang ada pada pasien,dari pada itu penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Pihak rumah sakit hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan agar setiap
kebutuhan pasien Ny. S dengan radikal mastectomy a/i ca mamae sinistra dapat
terpenuhi.
2. Perawat perlu meningkatkan pengetahuan agar dalam melakukan pengkajian pada
Ny. S dengan radical mastectomy a/i ca mamae sinistra dapat memperoleh data yang
akurat.
3. Pasien diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dengan tim medis agar masalah
yang dihadapi dapat segera teratasi.
4. Keluarga hendaknya mau bekerjasama dengan tim medis agar apa yang menjadi
tujuan asuhan dapat tercapai.
5. Pasien dan keluarga diharap kan mau bekerjasama dengan tim medis agar dalam
melaksanakan Asuhan Keperawatan Perioperatif pada Pasien Ny. S dengan radikal
masectomy a/i ca mamae sinistra sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Putra (2015)
Who (2019)
Kemenkes RI (2019)
Fayzun et . al (2018)
Doenges, moorhouse dan burley 2000
Huarf kusuma (2013)

Anda mungkin juga menyukai