Anda di halaman 1dari 3

AKSI NYATA TOPIK 3

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

Nama : Aprilia Slamet Arifah


NIM : 22421299129

VISI MISI SMA NEGERI 3 YOGYAKARTA

SMA Negeri 3 Yogyakarta tidak lepas dari nama besar Padmanaba. Secara umum,
khalayak lebih terkesan dengan nama Padmanaba daripada SMA Negeri 3 Yogyakarta. Sekolah
yang menempati bangunan dengan luas 3.600 m2 di atas lahan seluas 23.798 m2, di kawasan
Kotabaru, pada zaman kolonial Belanda sampai pecah Perang Dunia II (Desember 1941) dikenal
sebagai AMS (Algemene Middelbare School) Afdelling B. Sejak berdiri hingga sekarang SMAN
3 Yogyakarta mengalami pergantian nama dan kepala sekolah. Setelah pada tahun 1942
namanya diubah dari AMS B menjadi SMT Bagian A dan B, pada tahun 1948 nama sekolah ini
diubah menjadi SMA Bagian B. Tahun 1956 bernama SMA III-B. Pada tahun 1964 nama
sekolah ini SMA Negeri 3 Yogyakarta. Sejalan dengan pembaruan pendidikan dan kurikulum,
pada tahun 1994, nama sekolah diubah menjadi SMU Negeri 3 Yogyakarta, dan mulai tahun
2004 kembali bernama SMA Negeri 3 Yogyakarta, seiring dengan digunakannya Kurikulum
SMA 2004. Sesuai dengan Pergub DIY Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penulisan Nama
Organisasi Perangkat Daerah, penulisan nama sekolah ini adalah SMAN 3 Yogyakarta.

A. Visi:
Merujuk pada Visi Pemerintah Daerah DIY di bidang pendidikan, yaitu menjadikan DIY sebagai
pusat pendidikan berbasis budaya terkemuka di Asia Tenggara 2025, pada rapat pleno yang
dihadiri oleh guru dan tenaga kependidikan di Kaliurang Yogyakarta pada Bulan Mei 2019, telah
dilakukan peninjauan visi dan misi sekolah serta dihasilkan rumusan baru, yaitu:

“Terwujudnya sekolah yang mampu menyiapkan generasi yang beriman, kreatif, berbudaya,
peduli lingkungan, dan berkemampuan sebagai garda terdepan penggerak pembangunan
bangsa.”

B. Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang terbaik bagi para peserta didik sesuai
dengan tujuan pendidikan SMA dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bagi para peserta didik agar memiliki
kompetensi sikap dan pengetahuan, serta keterampilan sebagai dasar untuk dapat melanjutkan
ke jenjang pendidikan tinggi ternama, baik nasional maupun internasional.
3. Menyelenggarakan dan membangun iklim pembelajaran yang mengimplementasikan
pendidikan berbasis budaya dan menerapkan pendekatan saintifik sehingga mampu
menguatkan karakter dan menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan
komunikatif.
4. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler dan non-kurikuler yang mampu menumbuhkan
jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan sehingga peserta didik tumbuh sebagai generasi yang
mampu memimpin dan menjadi rujukan di bidang yang ditekuninya, baik di tingkat lokal,
nasional, maupun internasional.
5. Melengkapi sarana-prasarana sekolah dan menata lingkungan yang menginspirasi dan
menumbuhkan kearifan dalam pemanfaatan lingkungan.

Penerapan nilai-nilai Pancasila juga dilaksanakan dalam beberapa kegiatan pembelajaran di


SMA N 3 Yogyakarta diantaranya yaitu:

 Penerapan dalam Intrakurikuler

Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam Intrakulikuler adalah dalam proses pembelajaran,


pendidik diharapkan tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan sesuai dengan mata
pelajaran, namun memasukkan unsur nilai Pancasila, budi pekerti atau karakter di dalamnya.
Berdasarkan kebijakan pengembangan pendidikan di Kota Yogyakarta pada tahun 2014,
bahwa setiap sekolah diharapkan memiliki keunggulan tertentu, maka berlandaskan sejarah
sekolah, peran alumni dalam masyarakat, aktivitas peserta didik yang masih aktif, SMAN 3
Yogyakarta mengembangkan tema keunggulan sekolah, yaitu „leadership’. Hal ini mengacu
pada visi sekolah, khususnya penggalan kalimat “menjadi garda terdepan penggerak
pembangunan bangsa”. Tentu saja istilah pemimpin atau garda terdepan penggerak
pembangunan bangsa dalam konteks ini tidak dalam artian sempit seperti menjadi bupati,
walikota, gubernur, direktur jenderal kementerian, menteri, atau presiden. Maksud dari
kalimat tersebut yaitu sekolah membekali dan memfasilitasi peserta didik untuk
mengembangkan potensi kepemimpinan melalui berbagai kegiatan di sekolah, baik kurikuler,
ekstrakurikuler, maupun nonkurikuler, sehingga setelah peserta didik menyelesaikan
pendidikan di SMAN 3 Yogyakarta dapat memiliki kompetensi kepemimpinan atau
menjadi leader pada setiap bidang kehidupan yang ditekuninya. Tema keunggulan SMAN 3
Yogyakarta kemudian diwujudkan menjadi tema pengembangan keunggulan
sekolah, “School of Leadership”. Tema ini akan menjadi rujukan setiap program dan
kegiatan yang diselenggarakan, khususnya di bidang kesiswaan dan pembelajaran.

 Penerapan dalam Ektrakulikuler

Kegiatan ekstrakurikuler seperti olahraga, seni budaya dan keterampilan lainnya


menumbuhkan karakter, kreativitas, dan kemandirian bagi siswa. Siswa tentunya dapat
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan minat masing-masing,
sehingga terasa lebih menyenangkan. lingkungan sekolah. Selain itu sering diadakan
pertunjukan untuk mengimplementasikan nilai-nilai ketrampilan siswa seperti dalam
bidang teather pertunjukan yang dilaksanakan rutin di sekolah. Terdapat juga
ektrakulikuler lain seperti dalam olahraga basket yang kemudian dipertandingkan antar
sekolah.
 Penerapan dalam Kokulikuler

Penanamkan karakter pancasila pada bidang Kokurikuler, siswa diminta melakukan


kegiatan studi lapangan. Dari kegiatan tersebut, siswa dapat mempraktikkan teori-teori
yang didapatkan dalam kelas. Selain itu, siswa dapat menghayati bagaimana kerja keras
dalam menghasilkan suatu produk, peduli terhadap kerja keras, menghargai sesama, dan
juga dapat mensyukuri berkah sehingga membentuk karakter siswa.

 Penerapan dalam Non-kokulikuler

Kegiatan bidang non-kokurikuler seperti gotong royong, melakukan ibadah bersama


misalnya shalat berjamaah, bersalaman, serta pembiasaan-pembiasaan baik dapat
diterapkan untuk menumbuhkan nilai Pancasila, budi pekerti atau karakter yang baik bagi
peserta didik. Selain itu, strategi lain seperti menggelar kegiatan upacara bendera hari
Senin, apel, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu-lagu nasional dan lagu daerah
Yogyakarta, serta berdoa bersama yang dilanjutkan dengan membaca kitab suci atau
buku-buku non-pelajaran selama 15 menit sebelum memulai pembelajara

Anda mungkin juga menyukai