SMA Negeri 3 Yogyakarta tidak lepas dari nama besar Padmanaba. Secara umum,
khalayak lebih terkesan dengan nama Padmanaba daripada SMA Negeri 3 Yogyakarta. Sekolah
yang menempati bangunan dengan luas 3.600 m2 di atas lahan seluas 23.798 m2, di kawasan
Kotabaru, pada zaman kolonial Belanda sampai pecah Perang Dunia II (Desember 1941) dikenal
sebagai AMS (Algemene Middelbare School) Afdelling B. Sejak berdiri hingga sekarang SMAN
3 Yogyakarta mengalami pergantian nama dan kepala sekolah. Setelah pada tahun 1942
namanya diubah dari AMS B menjadi SMT Bagian A dan B, pada tahun 1948 nama sekolah ini
diubah menjadi SMA Bagian B. Tahun 1956 bernama SMA III-B. Pada tahun 1964 nama
sekolah ini SMA Negeri 3 Yogyakarta. Sejalan dengan pembaruan pendidikan dan kurikulum,
pada tahun 1994, nama sekolah diubah menjadi SMU Negeri 3 Yogyakarta, dan mulai tahun
2004 kembali bernama SMA Negeri 3 Yogyakarta, seiring dengan digunakannya Kurikulum
SMA 2004. Sesuai dengan Pergub DIY Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penulisan Nama
Organisasi Perangkat Daerah, penulisan nama sekolah ini adalah SMAN 3 Yogyakarta.
A. Visi:
Merujuk pada Visi Pemerintah Daerah DIY di bidang pendidikan, yaitu menjadikan DIY sebagai
pusat pendidikan berbasis budaya terkemuka di Asia Tenggara 2025, pada rapat pleno yang
dihadiri oleh guru dan tenaga kependidikan di Kaliurang Yogyakarta pada Bulan Mei 2019, telah
dilakukan peninjauan visi dan misi sekolah serta dihasilkan rumusan baru, yaitu:
“Terwujudnya sekolah yang mampu menyiapkan generasi yang beriman, kreatif, berbudaya,
peduli lingkungan, dan berkemampuan sebagai garda terdepan penggerak pembangunan
bangsa.”
B. Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang terbaik bagi para peserta didik sesuai
dengan tujuan pendidikan SMA dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bagi para peserta didik agar memiliki
kompetensi sikap dan pengetahuan, serta keterampilan sebagai dasar untuk dapat melanjutkan
ke jenjang pendidikan tinggi ternama, baik nasional maupun internasional.
3. Menyelenggarakan dan membangun iklim pembelajaran yang mengimplementasikan
pendidikan berbasis budaya dan menerapkan pendekatan saintifik sehingga mampu
menguatkan karakter dan menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan
komunikatif.
4. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler dan non-kurikuler yang mampu menumbuhkan
jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan sehingga peserta didik tumbuh sebagai generasi yang
mampu memimpin dan menjadi rujukan di bidang yang ditekuninya, baik di tingkat lokal,
nasional, maupun internasional.
5. Melengkapi sarana-prasarana sekolah dan menata lingkungan yang menginspirasi dan
menumbuhkan kearifan dalam pemanfaatan lingkungan.