DISENTRI
Oleh :
201510330311147
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
Setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang dewasa per tahun.10
Dari laporan surveilan terpadu tahun 1989 jumlah kasus diare. didapatkan 13,3 %
di Puskesmas, di rumah sakit didapat 0,45% pada penderita rawat inap dan 0,05 %
( EIEC)2
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang
1.3 Manfaat
penanganannya.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
dalam tinja, dan nyeri saat mengeluarkan tinja. Praktisnya, diare berdarah dapat
2.2 Etiologi
Penyebab disentri adalah infeksi bakteri atau amuba. Infeksi yang disebabkan
oleh bakteri dikenal sebagai disentri basiler dan merupakan penyebab tersering
disentri pada anak. Shigella dilaporkan sebagai penyebab tersering disentri basiler
pada anak. Sedangkan infeksi yang disebabkan oleh amuba dikenal sebagai
disentri amuba1
2.3 Patofisiologi
dan biasanya terjadi pada daerah dengan kebersihan perorangan yang buruk.
Sekitar 15 persen dari seluruh kejadian diare pada anak di bawah usia 5 tahun
adalah disentri.2
Selain diare berdarah, anak juga mengalami demam, nyeri perut terutama
menjelang buang air besar, pada pemeriksaan tinja rutin didapatkan jumlah
leukosit dan eritrosit yang meningkat, dan pada pemeriksaan biakan tinja dapat
dijumpai kuman penyebab. Nyeri perut saat buang air besar (tenesmus) seringkali
3
tidak terlihat pada anak yang usianya lebih muda karena mereka umumnya belum
2.5 Diagnosis
1. BAB cair, sering dan disertai dengan darah yang dapat dilihat dengan jelas.
a. Nyeri perut
b. Demam
c. Kejang
d. Letargis
e. Prolaps rectum
5. Tanda invaginasi : dominan lendir dan darah, kesakitan dan gelisah, massa
2.6 Penatalaksanaan
Anak dipantau setelah 2 hari, untuk melihat tanda penyembuhan, antara lain tidak
ada demam, frekuensi buang air besar dan volume tinja berkurang dengan jumlah
darah minimal atau menghilang, dan meningkatnya selera makan. Apabila tidak
4
amuba pada tinja. Disentri yang lebih berat dilaporkan pada bayi yang tidak
selama 5 hari. Jika tidak ada amuba, maka dapat diberikan pengobatan
untuk Shigella.
nalidiksat
4. Beri tablet zinc sebagaimana pada anak dengan diare cair tanpa dehidrasi1
2.7 Komplikasi
Anak dengan disentri bisa mengalami dehidrasi, terlebih bila tidak diimbangi
dengan asupan cairan yang cukup. Dehidrasi terjadi karena banyaknya cairan yang
keluar melalui diare. Anak dengan disentri sebaiknya diberi minum yang cukup,
terutama bila mereka mengalami demam. Infus diberikan bila anak mengalami
dehidrasi berat atau sulit mendapat asupan makan karena hilang nafsu makan.
Selama anak masih mau minum dan makan dalam jumlah cukup, infus tidak perlu
diberikan. Kekurangan Kalium, demam tinggi, prolaps rekti, kejang, dan sindroma
hemolitik-uremik1
5
BAB 3
KESIMPULAN
dalam tinja, dan nyeri saat mengeluarkan tinja. Praktisnya, diare berdarah dapat
respon terhadap antibiotika yang sensitif terhadap shigella. Anak dipantau setelah
2 hari, untuk melihat tanda penyembuhan, antara lain tidak ada demam, frekuensi
buang air besar dan volume tinja berkurang dengan jumlah darah minimal atau
menghilang, dan meningkatnya selera makan. Apabila tidak ada perbaikan dalam
yang lebih berat dilaporkan pada bayi yang tidak mendapat ASI dan pada anak
6
DAFTAR PUSTAKA
2. Ciesla WP, Guerrant RL. Infectious Diarrhea. In: Wilson WR, Drew WL,
Lesmana LA, dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi
ketiga. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbit Bagian Ilmu Penyakit Dalam