Draft Proposal Riko Risastra
Draft Proposal Riko Risastra
A. Latar Belakang
Theobroma cacao L., atau yang lebih dikenal dengan tanaman kakao, merupakan
tumbuhan tropis yang berasal dari Amerika Latin yang dapat tumbuh hingga mencapai 10
meter. T.cacao telah dikenal di Indonesia sejak tahun 1560. Indonesia merupakan penghasil
kakao terbesar ketiga setalah Ghana dan Pantai Gading.Selain itu, di Indonesia komoditas
kakao merupakan komoditas penghasil devisa negara nomor tiga setelah kelapa sawit dan
karet. Berdasarkan data (BPS) Badan Pusat Statistik Luas areal perkebunan kakao di
Indonesia sebelum tahun 2019, selama empat tahun terakhir cenderung menunjukkan
penurunan, turun sekitar 1,15 sampai dengan 3,93 persen per tahun. Pada tahun 2015 lahan
perkebunan kakao Indonesia tercatat seluas 1,71 juta hektar, menurun menjadi 1,61 juta
hektar pada tahun 2018 atau terjadi penurunan 5,74 persen. Pada tahun 2019 diperkirakan
luas areal perkebunan kakao turun sebesar 1,14 persen dari tahun 2018 menjadi 1,59 juta
hektar. Pada tahun 2015 produksi biji kakao sebesar 593,3 ribu ton, naik menjadi 767,28
ribu ton pada tahun 2018 atau terjadi kenaikan 29,32 persen. Tahun 2019 diperkirakan
produksi biji kakao akan naik menjadi 774,20 ribu ton atau sebesar 0,90 persen. (Badan
Pusat Statistik, 2019)
Salah satu upaya untuk meningkatkan keragaman genetik pada koleksi plasma nutfah
kakao adalah dengan melakukan eksplorasi. Eksplorasi merupakan kegiatan mencari,
menemukan, dan mengumpulkan Sumber Daya Genetik (SDG) tertentu yang dilakukan
secara sengaja pada daerah-daerah sentra produksi, produksi tradisional, terisolir, maupun
pertanian lereng-lereng gunung (Nurbani, 2015). Sementara itu, Sujiprihati & Syukur (2012)
menyatakan bahwa koleksi SDG merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk menghindari
lenyapnya jenis-jenis yang ada pada pusat penyebaran dan sentra produksi tanaman tersebut
Sebagai lanjutan dari eksplorasi, dilakukan karakterisasi yang merupakan proses mencari
ciri spesifik yang dimiliki oleh tumbuhan yang digunakan untuk membedakan diantara
jenis dan antar individu dalam satu jenis suatu tumbuhan. Karakterisasi bertujuan untuk
menghasilkan deskripsi tanaman. Deskripsi tanaman akan bermanfaat dalam
pemilihan tetua-tetua dalam program pemuliaan. Dari kegiatan ini akan dihasilkan
deskripsi tanaman yang penting artinya sebagai pedoman dalam pemberdayaan genetik
dalam program pemuliaan (Hershey, 1987).
Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kamera, Global Positioning
System (GPS), pisau, kantong plastik, kertas label, meteran, mistar, color chart, timbangan
digital dan alat tulis. Sedangkan bahan yang akan digunakan dalam penelitian meliputi
tanaman dan bagian tanaman kakao seperti :1. batang, 2. daun, 3. bunga, 4. buah dan 5. biji
kakao serta kuisioner yang akan dibagikan kepada petani
C. Metode Penelitian
D. Pelaksanaan Penelitian
a) Pemasangan Label Pemasangan label dilakukan pada tanaman kakao yang dijadikan
sampel yang akan dikarakterisasi dari bentuk morfologinya. Pemasangan label ini
bertujuan untuk penanda tanaman kakao yang akan dikarakterisasi .
b) Pengamatan Lapangan Pengamatan morfologi tanaman kakao ini dilakukan
berpedoman pada Guidebook tanaman kakao yang berasal dari International UPOV.
Beberapa peubah pada pengamatan yang dilakukan dilapangan adalah sebagai
berikut :
i. Daun
a. Bentuk Daun
Bentuk daun diamati secara langsung dengan melihat bentuk morfologi
daunnya yang berpedoman pada Guidebook tanaman kakao yang berasal dari
International Union For The Protection Of New Varieties Of Plants (UPOV).
b. Warna Daun
Warna daun diamati dengan menggunakan color chart dimana setiap warna
diberi skor untuk data kualitatif .
c. Permukaan Daun
e. Tepi Daun
Tepi daun diamati secara langsung dengan melihat bentuk morfologinya
yang berpedoman pada Guidebook tanaman kakao yang berasal dari UPOV.
.
ii. Bunga
a. Warna Bunga
Warna bunga diamati dengan menggunakan color chart dimana setiap warna
diberi skor untuk data kualitatif).
iii Buah
a. Bentuk Buah
Bentuk buah diamati secara langsung dengan melihat bentuk morfologinya
yang berpedoman pada Guidebook tanaman kakao yang berasal dari
International UPOV.
b. Panjang Buah
Panjang buah diamati dengan cara mengukur buah dengan menggunakan
mistar dari pangkal buah hingga ujung buah.
c. Diameter buah
Diameter buah diamati dengan cara mengukur buah dengan menggunakan
jangka sorong.
d. Warna Kulit Buah
Warna kulit buah diamati secara langsung dengan menggunakan color chart
kemudian diberi skor untuk data kualitatif (lihat).
e. Berat Buah
Berat buah ditentukan dengan cara menimbang buah kakao menngunakan alat
penimbang. Buah kakao yang dijadikan sampel adalah buah yang telah masak
fisiologis.
h. Penyempitan Basal Buah
Penyempitan basal buah kakao dilihat secara langsung dengan melihat bentuk
morfologi buahnya.
Iv. Biji
a. Warna Biji
Warna biji kakao diamati dengan cara mengambil biji kakao yang telah
dibersihkan dari lendir (pulp) berwarna putih yang menyelimuti biji,
kemudian melihat secara langsung warna biji kakao menggunakan bantuan
color chart kemudian hasil diberi skor untuk data kualitatif.
b. Bentuk Biji
Bentuk biji dilihat secara langsung dengan melihat bentuk morfologi bijinya
yang berpedoman pada Guidebook Tanaman kakao yang berasal dari
International Union For The Protection Of New Varieties Of Plants (UPOV).
c. Berat Biji
Berat biji diketahui dengan cara mengambil biji kakao yang telah
Dibersihkan Dari lendir (pulp) berwarna putih yang menyelimuti biji, setelah
itu diambil secara acak sebanyak 5 biji lalu ditimbang menggunakan
timbangan digital dan hasil yang didapatkan adalah hasil rata-rata dari berat
biji tersebut.
Data sekunder diperoleh dari sumber terkait seperti intansi yaitu Dinas Pertanian,
Kantor Camat, Kantor Wali Nagari dan website resmi seperti Badan Pusat Statistik
Kabupaten Sijunjung tujuannya adalah untuk melihat keberadaan, luas wilayah dan produksi
kakao di Kecamatan Sijunjung, kamang baru, lubuk tarok dan tanjung gadang Kabupaten
Sijunjung selain itu juga melakukan wawancara langsung kepada petani kakao di lokasi yang
di jadikan tempat penelitian. Data lainnya yang diambil berupa tinggi tempat, titik koordinat,
dan kondisi geografi.
E. Analisis Data
1. Penyajian data
Data diperoleh dari pengamatan di lapangan baik data kualitatif maupun data
kuantitatif akan ditampilkan dalan bentuk Tabel, sehingga dari Tabel nantinya akan tampak
perbandingan sampel yang telah diamati.
1. Analisis ragam
Keterangan:
s² = Keragaman
n = Jumlah pengamatan
SD =
Keterangan :
S² = Keragaman
- Bila S² ≥ 2 SD = Luas
- Bila S² < 2 SD = Sempit
Kriteria untuk menentukan variabilitas fenotipik, apabila nilai varian/keragaman lebih besar
dari dua kali nilai standar deviasi berarti variabilitas luas. Dan apabila varian/keberagaman
kecil dari dua kali nilai standar deviasi berarti variabilitas fenotipik karakter tersebut
tergolong sempit.
3. Analisis Kemiripan
Analisis kemiripan ini digunakan untuk menentukan seberapa jauh dan dekat
hubungan kemiripan antara genoptipe suatu tanaman dengan menggunakan sifat-sifat
morfologi dari suatu tanaman. Sifat morfologi dapat digunakan untuk pengenalan dan
menggambarkan kemiripan dalam jenis. Analisis kemiripan dilakukan dengan menggunakan
karakter kualitatif dan kuantitatif tanaman kakao.