Anda di halaman 1dari 29

RINGKASAN PROPOSAL

Judul Penelitian : PERBANDINGAN EFEKTIVITAS BLOK TRANSVERSUS


ABDOMINIS PLANE (TAP) DENGAN INFILTRASI ANESTETIK
LOKAL KOMBINASI PARASETAMOL INTRAOPERATIF
SEBAGAI ANALGESIA MULTIMODAL TERHDAP INTENSITAS
NYERI, RESCUE OPIOID PERTAMA DAN KADAR INTELEUKIN-
6 (IL-6) PADA PASIEN PASCEA SEKSIO CAESAREAN DENGAN
ANESTESI SPINAL

Peneliti Utama : dr. Andi Suci Kumala Sari

Penghubung : dr. Andi Suci Kumala Sari

No. telpon : 085340367657

Lokasi Penelitian/

Bagian : RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar / Departemen


Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar

Jenis Penelitian : Riset



Pengajaran
Lain-lain

Jenis Proposal :
√ Baru

Perbaikan

Lanjutan

Tanggal Mulai Penelitian : September 2023- November 2023

Lama Penelitian : 8 () minggu

1. Nama-Nama, Titel, Kualifikasi dan Departmen/Bagian tempat kerja dari Peneliti Utama,
Assosiet dan pembantu peneliti:
Peneliti utama : dr. Andi Suci Kumala Sari, Departemen Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif
dan Manajemen Nyeri RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo/Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin Makassar.
Rekan Peneliti : Dr. dr. A.M Takdir Musba, Sp.An-TI. Subs. MN(K), Dr. dr. Faisal Muchtar,
Sp.An-TI. Subs TI (K) dan Dr. dr. Burhanuddin Bahar, MS, Staf Pengajar Departemen Ilmu
Anestesi, Perawatan Intensif, dan Manajemen Nyeri Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.

Pembantu Peneliti: Residen Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

2. Apakah anda mencari sponsor dari luar?

(Bila tidak, langsung ke nomer 3) Ya  Tidak

(Bila ya, sebutkan sponsor)

3. laskan dengan singkat tetapi lengkap tentang tujuan, hipotesis, manfaat yang jelas dari
penelitian ini:
a. Tujuan umum :

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas blok transrversus


abdominis plane (TAP) dengan infiltrasi anestetik lokal kombinasi parasetamol
intaoperatif sebagai multimodal analgesia terhadap intensitas nyeri, waktu rescue opioid
pertama dan kadar interleukin-6 (IL-6) pada subjek pasca seksio Caesarean dengan
anestesi spinal

b. Tujuan khusus :

1. Mengetahui nilai intensitas nyeri jam ke 2, 4, 6, 8, 16, 24 dinilai dengan skor Nu


meric Rating Scale (NRS) antara kelompok yang diberikan blok Transverse Abd
ominis Plane (TAP) dan kelompok yang diberikan infiltrasi anestetik lokal pada
subjek pasca seksio Caesarean dengan anestesi spinal
2. Mengetahui waktu pemberian rescue opioid pertama pada kelompok subjek yang
diberikan Blok Transverse Abdominis Plane (TAP) dan kelompok subjek yang di
berikan infiltrasi anestetik lokal pasca seksio Caesarean dengan anestesi spinal
3. Membandingkan kadar IL-6 antara kelompok subjek yang diberikan Blok Transv
erse Abdominis Plane (TAP) dan kelompok subjek yang diberikan infiltrasi
anestetik lokal sebelum anestesi regional Subarachnoid Block (SAB), pada jam k
e 12 dan 24 jam pasca operasi seksio Caesarean.
c. Hipotesis
H0 : Efektivitas infiltrasi anestetik lokal lebih baik dibanding dengan blok
Transversus Abdominis Plane (TAP) terhadap intensitas nyeri pada subjek pasca
seksio Caeserean dengan anestesi spinal.
H0 : Efektivitas Infiltrasi Anestetik Lokal lebih baik dibanding dengan Blok
Transversus Abdominis Plane (TAP) terhadap lama waktu
d. Manfaat penelitian :

1. Manfaat Umum
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan dalam penelitian mengenai
perbandingan efektivitas blok transerversus abdominis plane (TAP) dengan lokal
infiltrasi analgesia sebagai multimodal analgesia terhadap intensitas nyeri, lama
waktu pemberian rescue opioid pertama dan kadar interleukin-6 pada pasien pasca
seksio Caesarean dengan spinal anestesi.
2. Manfaat Praktis
Kegunaan praktis dari penelitian ini jika terbukti bermakna, maka penggunaan blok
transrversus abdominis plane (TAP) dengan infiltrasi anestetik lokal kombinasi
parasetamol intaoperatif sebagai multimodal analgesia dapat digunakan sebagai salah
satu pilihan modalitas terapi pada pasien pasca seksio Caesarean dengan anestesi
spinal.
3. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan terutama
ilmu anestesi dan sebagai acuan dalam proses pendidikan.
4. Manfaat Pelayanan Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi praktisi
medis tentang perbandingan efektivitas blok transrversus abdominis plane (TAP)
dengan infiltrasi anestetik lokal kombinasi parasetamol intaoperatif sebagai
multimodal analgesia terhadap intensitas nyeri, waktu rescue opioid pertama dan
kadar interleukin-6 (IL-6) pada subjek pasca seksio Caesarean dengan anestesi

4. Jelaskan dengan singkat tetapi lengkap tentang latar belakang ilmiah dari penelitian ini dan
rencana penelitiannya.

Nyeri pembedahan menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh wanita pasca
seksio Caesarean. Operasi seksio Caesarean dapat menyebabkan nyeri sedang hingga berat
yang berlangsung 48 jam setelah operasi.1 Insiden nyeri pasca operasi seksio Caesarean
berkisar antara 1% sampai 23% dalam satu tahun.2 Permasalahan utama saat ini adalah nyeri
pada seksio Caesarean yang sering di hubungkan dengan nyeri kronik.3 Telah banyak upaya
telah dilakukan untuk mengurangi munculnya nyeri ini, namun angka nyeri pada operasi
seksio Caesarean masih banyak ditemukan menjadi nyeri kronis, sejak tahun 1997 jumlah
nyeri kronis hanya 3% dan secara mengejutkan meningkat sebesar 29,3% pada tahun 2004.4
Penatalaksanaan nyeri pasca operasi yang baik setelah pembedahan seksio Caesarean
merupakan sebuah tantangan karena mempertimbangkan aktivitas hidup sehari-hari, kualitas
hidup, perubahan fisiologis dan juga kemungkinan transmisi obat melalui air susu ibu
(ASI).2,5 Tatalaksana nyeri yang berbasis bukti untuk penanganan nyeri yang optimal, pada
tahun 2014 grup studi Procedure Spesific Postoperative Pain Management (PROSPECT)
membuat protokol pedoman yang sampai saat ini terus dikembangkan sesuai dengan
relevansi klinis saat ini dan efektivitas klinis.6
Rekomendasi studi PROSPECT pilihan utama untuk tatalaksana nyeri setelah operasi
seksio Caesarean adalah paracetamol oral atau intravena di tambahkan dengan obat
antiinflamasi non steroid (OAINS) oral atau intravena dengan opioid sebagai rescue.6
OAINS dan asetaminofen meskipun memiliki toleransi yang cukup baik memiliki
keterbatasan dalam menangani nyeri pasca operasi pada pembedahan mayor abdomen.
Sementara opioid memberikan efek analgesia yang lebih komplit akan tetapi memiliki efek
samping seperti mual, muntah, pruritus dan mendepresi pernapasan.7 Pada Intraoperasi
direkomendasikan menggunakan morfin intratekal, namun, jika tidak menggunakan morfin
intratekal, blok TAP dan infiltrasi luka menjadi pilihan yang dapat dilakukan.6
Penelitian mengenai penggunaan blok TAP dan infiltrasi luka sebagai tatalaksana nyeri
setelah operasi seksio Caesarean menunjukkan dapat mengurangi rasa nyeri, memperpanjang
durasi analgesia, dan mengurangi penggunaan opioid 24 jam post operasi ketika digunakan
sebagai teknik analgesia multimodal.8,9 Penelitian dari Kahsay menyatakan bahwa blok TAP
menurunkan nilai visual analog score (VAS) hingga 24 jam pasca operasi . Blok TAP
dianggap layak dan relatif aman sebagai regimen analgesia multimodal setelah operasi
seksio Caesarean di rumah sakit terpencil pada negara berkembang.10 Penelitian oleh Singh
menghasilkan bahwa blok TAP dapat digunakan sebagai terapi multimodal analgesia pada
nyeri pasca operasi seksio Caesarean karena secara teknis lebih mudah, aman, dan ekonomis.
Hal ini mengurangi efek samping yang terkait dengan opioid dan memberikan kesempatan
mobilitas dini serta perbaikan ikatan ibu dan anak.11
Infiltrasi anestetik lokal pada luka operasi telah lama digunakan untuk analgesia
pasca pembedahan. Sebuah penelitian mengenai efektivitas penggunaan ropivacaine
pada lokal infitrasi setelah operasi seksio Caesarean menunjukkan teknik ini efektif dalam
memberikan efek analgesia selama beberapa jam serta mengurangi konsumsi analgesia
sistemik. Penelitian lain menyebutkan bahwa penggunaan infitrasi lokal pada pasien
12

yang menjalani operasi seksio Caesarean dengan anestesi spinal memberikan keuntungan
dengan menurunkan kebutuhan penggunaan opioid.13
Interleukin (IL-6) secara umum berperan pada mekanisme nyeri dan hipersensitivitas
berhubungan dengan peradangan dan neuropati dengan berinteraksi tidak hanya dengan sel
imun dan sel glia tetapi juga neuron di sepanjang jalur nyeri. 14 Penelitian sebelumnya telah
banyak mengevaluasi tingkat kadar serum IL-6 terhadap nyeri setelah operasi. 15 Penelitian
hubungan antara tingkat serum IL-6 pada nyeri dan disabilitas dalam bedah herniasi lumbar
disc mengungkapkan bahwa IL-6 dapat digunakan sebagai biomarker untuk memprediksi
pereda nyeri pasca operasi dan perbaikan disabilitas, dimana pasien dengan intensitas nyeri
dan disabilitas yang rendah memiliki kadar IL-6 yang rendah pula. 15 Penelitian infiltrasi
anestetik lokal pada pasien total hip arthroplasty didapatkan bahwa infiltrasi lokal mencegah
peradangan pasca operasi yang di tunjukkan oleh konsentrasi IL-6 yang lebih rendah pada
jam ke 4.16 Review artikel yang berjudul interleukin-6: an emerging regulator of
pathological pain menjelaskan peran dan mekanisme IL-6 dalam memediasi nyeri patologis
yang terkait dengan kanker tulang, cedera saraf tepi, cedera sumsum tulang belakang,
neuropati perifer akibat kemoterapi, menunjukkan bahwa IL-6 bisa menjadi petunjuk yang
menarik untuk strategi terapi baru untuk nyeri patologis.17
Peneliti menyusun penelitian ini untuk mengetahui efek dari pemberian blok
transrversus abdominis plane (TAP) terhadap mediator inflamasi yang ditandai dengan
perubahan kadar IL-6, selanjutnya membandingkan dengan infiltrasi anestetik lokal.
Penelitian ini belum pernah diteliti sebelumnya, oleh karena itu peneliti tertarik untuk
mengkaji perbandingan efektivitas blok transrversus abdominis plane (TAP) dengan
infiltrasi anestetik lokal kombinasi parasetamol intaoperatif sebagai multimodal analgesia
terhadap intensitas nyeri, waktu rescue opioid pertama dan kadar interleukin-6 (IL-6) pada
pasien pasca seksio Caesarean dengan anestesi spinal.

5. Apakah metode yang digunakan pada penelitian ini bisa dilakukan dengan simulasi komputer
atau dilakukan pada binatang percobaan?

Ya √
Tidak
6. Jelaskan dengan ringkas semua prosedur yang anda gunakan pada subyek penelitian:
Subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dibagi menjadi dua kelompok:
1. Kelompok perlakuan 1 yaitu subjek yang diberikan blok Transversus Abdominis
Plane (TAP)
2. Kelompok perlakuan 2 yaitu subjek yang diberikan Infiltrasi Anestetik Lokal
Cara Kerja
1. Semua subjek yang memenuhi kriteria inklusi akan diikutsertakan dalam peneliti
an. Bila subjek selama penelitian memiliki kriteria eksklusi maka subjek akan di
keluarkan dari sampel penelitian ini. Subjek yang memenuhi kriteria penelitian
diminta untuk menandatangani informed consent penelitian bila subjek
menyetujui untuk menjadi sampel penelitian.
2. Semua subjek menjalani prosedur persiapan operasi seksio Caesarean elektif yan
g berlaku.
3. Subjek dibagi menjadi dua kelompok, kelompok perlakuan 1 yakni kelompok ya
ng dilakukan blok TAP dan kelompok perlakuan 2 yakni kelompok yang dilakuk
an Infiltrasi Anestetik Lokal
4. Malam sebelum operasi pasien diberikan premedikasi ranitidine tablet 150 mg.
5. Subjek dipuasakan 6 jam sebelum operasi, namun subjek masih boleh
diperbolehkan minum air gula/sirup/jus sebanyak 25-50 g glukosa hingga 2 jam
sebelum operasi.
6. Injeksi antibiotik profilaksis Ceftriaxone dengan dosis 2 g/IV pada 1 jam
sebelum operasi.
7. Injeksi parasetamol 1 g/IV 30 menit sebagai analgetik preventif sebelum operasi.
8. Anestesi regional dengan menggunakan agen anestesi lokal bupivacaine
hiperbarik 0,5% 10 mg pada interspace L3-L4 dengan posisi left lateral
decubitus (LLD) dengan jarum spinal 25 G.
9. Pemeliharaan anestesi dengan nasal kanul 3 liter/menit. Pada subjek diberikan se
limut, kasur yang hangat, dan pemberian cairan intravena yang sudah dihangatka
n intraoperasi.
10. Pada kelompok perlakuan 1, dilakukan pemberian blok transversus abdominis
plane (TAP) setelah operasi selesai dan blok sensorik turun ke level T10
dibuktikan oleh pinprick tes , blok TAP dengan cara :
1) Dilakukan desinfeksi pada daerah insersi jarum blok ukuran 22 G menggunakan
alkohol 70% dan povidone iodine 10%.
2) Identifikasi Transverse Abdominis Plane menggunakan ultrasonografi, tepatnya
pada dinding abdomen anterolateral antara iliac crest dan costal margin
(posterior)
3) Dilakukan blok TAP dengan menginjeksikan bupivakain isobarik 0,25% 50 mg
20 ml secara bilateral.
11. Pada kelompok perlakuan 2, dilakukan infiltrasi anetetik lokal dengan
menggunakan bupivakain 0,25 % 50 mg pada daerah subdermal.
12. Setelah selesai subjek didorong ke ruangan Post Anesthesia Care Unit (PACU).
Pada subjek diberikan selimut, kasur yang hangat, dan pemberian cairan intrave
na yang sudah dihangatkan.
13. Dipasangkan monitor standar (TD, HR, EKG, SpO2) pada subjek di ruangan
PACU.
14. Boleh makan dan minum normal jika tidak ada mual muntah dan peristaltik usus
ada dan normal 1 jam post operasi.
15. Tirah baring selama 7 jam post operasi. Jika kaki sudah dapat digerakkan boleh
miring kanan kiri, boleh mulai duduk. Boleh berjalan setelah kateter urin
dicabut.
16. Diberikan tatalaksana nyeri post operasi dengan paracetamol 500 mg/6 jam/oral.
17. Pada subjek kedua kelompok dilakukan pengamatan intensitas nyeri pada saat
kondisi diam dan bergerak post operasi pada jam ke 2, 4, 6, 8, 12, dan 24 jam
setelah dilakukan blok TAP atau lokal infiltrasi analgesia menggunakan skala
Numeric Rating Scale (NRS) dan hasilnya dicatat pada lembar observasi.
18. Diberikan rescue nyeri post operasi pada subjek jika didapatkan intensitas nyeri
dengan nilai NRS > 4, menggunakan fentanyl dengan dosis 0,5 – 1
mcg/kgBB/intravena dititrasi sesuai dengan kebutuhan dan dicatat waktu
pertama kali pemberian rescue pada pasien tersebut.
19. Dilakukan pengambilan sampel darah perifer sebanyak 3 cc untuk dilakukan
pemeriksaan Interleukin-6 sebelum dilakukan anestesi regional Subarachnoid
Block (SAB) jam ke-12 dan 24 jam setelah dilakukan perlakuan pada kedua
kelompok subjek.

7. Jelaskan hal-hal yang tidak enak atau yang mengganggu subyek tapi harus dilakukan oleh
subyek sehubungan dengan prosedur penelitian ini.
Tidak ada.

8. Tuliskan jumlah, jenis dan batasan usia subyek termasuk kontrol bila ada.
Jumlah sampel 46 pasien, tiap kelompok 23 sampel, usia 18-40 tahun.

9. Sumber dan cara rekrutmen subyek penelitian :


Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sample yaitu
simple random sampling. Metode penarikan dari sebuah populasi atau dengan cara tert
entu sehingga setiap anggota populasi tadi memiliki peluang yang sama untuk terpilih
10. Apakah ada hubungan khusus antara subyek dengan orang yang merekrutnya?
Tidak ada

11. Kriteria inklusi, eksklusi dan kreteria pengunduran diri (bila penelitian memerlukan waktu
panjang)?

a. Kriteria Inklusi
1. Pasien yang menjalani pembedahan Elektif seksio Caesarean dengan teknik
anestesi regional Subarachnoid Block.
2. Status Fisik American Society of Anesthesiologist (ASA) 2
3. Usia 18-40 tahun
4. IMT 18,50-29,99 kg/cm2
5. Setuju ikut serta dalam penelitian
6. Ada persetujuan dari dokter primer yang merawatnya
7. Pasien yang dilakukan tindakan pembedahan Seksio Caesarean dengan tekn
ik insisi transversal
b. Kriteria Eksklusi
1. Pasien atau keluarga menolak
2. Pasien dengan Penyakit Komorbid
3. Adanya kontraindikasi tindakan blok TAP
4. Adanya kontraindikasi tindakan infiltrasi lokal anestetik
5. Riwayat alergi terhadap obat yang digunakan
6. Pasien yang dilakukan tindakan pembedahan seksio Caesarean dengan teknik
insisi midline

12. Kriteria Pengunduran Diri

1. Pasien mengalami perburukan kondisi


2. Timbul alergi berat terhadap alat dan bahan penelitian
3. Operasi lebih dari 2 jam
4. Pasien mengalami konversi teknik anestesi regional menjadi anestesi umum
13. Tuliskan secara rinci semua biaya penelitian yang diusulkan:

No Item Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Sub total (Rp)

1 Obat Premedikasi
2. Ranitidine tablet 150 Tab 50 Rp. 500 Rp. 2.500
mg Vial 50 Rp. 23.375 Rp. 1.168.750 Rp.4.491.000
3. Cefotaxime 1 g Amp 50 Rp. 6.937 Rp. 319.850
4. Ondansetron 8 mg Botol 50 Rp. 50.000 Rp. 2.500.000
5. Paracetamol 1 g Amp 50 Rp. 20.000 Rp. 1.000.000
6. Ketorolac 30 mg
2 Spinal Anestesi
4. Bupivacaine hiperbari Amp 50 Rp. 99.456 Rp. 4.972.800
0,5% Rp. 6.552.800
5. Sphinochan 25 G Alkes 50 Rp. 880.000 (25) Rp. 1.760.000 (50)

3. Obat Intraoperatif
6. Dexametason 5 mg Amp 50 Rp. 5000 Rp. 250.000 Rp. 875.000
7. Dexketoprofen 50 mg Amp 50 Rp. 12.500 Rp. 625.000

4 TAP Blok
e. Bupivacaine Isobarik Amp 25 Rp. 95.194 (HET) Rp. 4.759.700 Rp. 4.759.700
0,5% Alkes 25 Rp. 350.000 Rp. 8.750.000 (25) Rp. 8.750.000
f. Jarum Blok ukuran 22
G

5 Wound Infiltration
5. Bupivacaine Isobarik Amp 25 Rp. 95.194 (HET) Rp. 4.759.700 Rp. 4.759.700
0,5%

6 Laboratorium
6. Biomarker Inflamasi KIT 150 Rp. 8.200.000 (96 kit) Rp. 16.400.000 (192 kit) Rp. 16.400.000 (192 kit)
IL – 6 Botol 50 Rp. 6.000 (1 botol) Rp. 600.0000 (50 botol) Rp. 600.0000 (50 botol)
7. Tabung Darah Dissp 50 Rp. 1.500 (1 item) Rp. 75.000 (50 item) Rp. 75.000 (50 item)
8. Disppo 3 cc
7. Alat Tulis
7. Foto kopi LembarE 400 Rp. 1500 Rp. 600.000 (400 lembar) Rp. 600.000 (400
8. Jilid XP 20 Rp. 15.000 Rp. 300.000 (20 EXP) lembar)
9. Tinta komputer Botol 3 Rp. 100.000 Rp. 300.000 (3 Botol) Rp. 300.000 (20 EXP)
10. A Set 1 set Rp. 500.000 Rp. 500.000 Rp. 300.000 (3 Botol)
lat tulis Rp. 500.000

TOTAL Rp. 48.963.200-,


14. Apakah harus menggunakan manusia sebagai subyek penelitian ?

 Ya Tidak

15. Fasilitas apa yang anda sediakan untuk mengatasi bila terjadi adverse event (bahaya/effek sa
mping) akibat prosedur yang dilakukan?
Fasilitas yang disediakan bila terjadi adverse event berupa alat-alat resusitasi dan obat-obatan
emergency yang selalu tersedia di dalam trolley emergency.

16. Bagaimana anda menjaga kerahasiaan informasi, baik selama penelitian maupun setelah pene
litian selesai?
Menjaga kerahasiaan informasi selama penelitian maupun setelah penelitian adalah dengan
menyimpan informasi penelitian.

17. (a). Apakah digunakan bahan radioaktif? Ya √ Tidak

(b). Apakah pada penelitian ini digunakan tehnik DNA, toksin, mutagen, tetragon atau
karsinogen?

Ya √ Tidak

18. Apakah proposal ini dimintakan persetujuan etik dari lain-lain komite etik??

Ya Tidak
Bila Ya, ke komite etik mana saja:

Apakah sudah disetujui? Ya Tidak

Bila Ya, lampirkan kopi dari persetujuan tersebut.

19. Isu etik apakah yang mungkin terjadi pada pelaksanaan prosedur penelitian ini? (sehubungan
dengan jawaban anda pada No. 7 dan No. 15)

Tidak ada

CARA MEMPEROLEH INFORMED CONSENT


Harus dicatat bahwa naskah penjelasan untuk subyek dan formulir persetujuan setelah
penjelasan harus dilampirkan.

20. Siapa yang akan memberikan penjelasan kepada subyek atau


walinya? Peneliti, rekan peneliti dan pembantu peneliti.

21. Apakah ada hubungan khusus antara orang yang memberikan penjelasan tersebut atau salah
satu dari peneliti dengan subyek?
Tidak ada hubungan

22. Kapan penjelasan diberikan?

Pada saat visite preanestesi 1 hari sebelum dilakukan operasi (wawancara dan pelatihan)
terhadap subyek.

23. Apakah persetujuan diberikan oleh subyek

Bila tidak, jelaskan alasannya.

24. Siapa yang bertindak sebagai saksi?

Keluarga subjek atau perawat RSUP Tempat Penelitian

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, telah membaca dan mengerti tentang peraturan-
peraturan terbaru mengenai percobaan yang dilakukan pada manusia dan penjelasan-
penjelasan tambahan tehadap peraturan tersebut. Saya menyadari tanggung jawab yang
harus saya pikul dalam menjalankan semua langkah-langkah (prosedur) penelitian saya,
prinsip-prinsip dan lain-lain hal yang ditentukan oleh Komite Etik Penelitian Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, sehubungan dengan etika penelitian
menggunakan subyek manusia.

Pada penelitian ini, ada/tidak ada*) conflict of interest


(konflik kepentingan)

Makassar, 5 September 2023

dr. Andi Suci Kumala Sari

*) Coret yang tidak perlu. Jika ada konflik kepentingan jelaskan secara detai
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN KOMITE
ETIK PENELITIAN KESEHATAN
RSPTN UNIVERSITAS HASANUDDIN
RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu
JL.PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.10 MAKASSAR 90245.
Contact Person: dr. Agussalim Bukhari.,MMed,PhD, SpGK TELP. 081241850858, 0411 5780103, Fax : 0411-581431
LAMPIRAN 1

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)


(INFORMED CONSENT)

Selamat pagi Ibu, saya dr. Andi Suci Kumala Sari, bermaksud untuk melakukan
penelitian Perbandingan efektivitas blok transrversus abdominis plane (TAP) dengan infiltrasi
anestetik lokal kombinasi parasetamol intaoperatif sebagai multimodal analgesia terhadap
intensitas nyeri, waktu rescue opioid pertama dan kadar interleukin-6 (IL-6) pada subjek
pasca seksio Caesarean dengan anestesi spinal
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas blok transrversus
abdominis plane (TAP) dengan infiltrasi anestetik lokal kombinasi parasetamol intaoperatif
sebagai multimodal analgesia terhadap intensitas nyeri, waktu rescue opioid pertama dan kadar
interleukin-6 (IL-6) pada subjek pasca seksio Caesarean dengan anestesi spinal. Adapun manfaat
penelitian ini jika terbukti bermakna, maka penggunaan blok transrversus abdominis plane (TAP)
dengan infiltrasi anestetik lokal kombinasi parasetamol intaoperatif sebagai multimodal analgesia
dapat digunakan sebagai salah satu pilihan modalitas terapi nyeri pada pasien pasca seksio
Caesarean dengan anestesi spinal.
Pada penelitian ini terdapat 2 kelompok yang masing-masing berjumlah 23 orang yang
akan ditentukan secara acak menjadi kelompok I: kelompok yang mendapatkan blok TAP, dan
kelompok II: kelompok yang mendapatkan infiltrasi anestetik lokal.
Semua pasien dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang untuk menentukan
status fisik dan rencana anestesi. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dikumpulkan sesuai
urutan kedatangan sampai jumlah sampel terpenuhi. Peneliti memberikan penjelasan tujuan dan
manfaat penelitian. Semua pasien menandatangani informed consent. Jika ibu setuju untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini, ibu akan diminta untuk menjalani beberapa prosedur sebelum
operasi seksio Caesarean, Malam sebelum operasi ibu akan diberikan obat oral ranitidine tablet
150 mg, dipuasakan selama 6 jam, namun masih diperbolehkan minum teh manis sebanyak 50 ml
hingga 2 jam sebelum operasi, Ibu akan disuntikkan beberapa jenis obat sebelum operasi,
antibiotik profilaksis Ceftriaxone pada 1 jam sebelum operasi, anti mual/muntah ondansetron dan
anti nyeri pencegahan parasetamol pada 30 menit sebelum. Ibu akan dilakukan pembiusan
setengah badan dengan menggunakan agen anestesi lokal bupivakaine hiperbarik pada celah
tulang belakang yang berada di antara pinggang, dengan posisi tidur menyamping, dengan target
kehilangan sensasi nyeri setinggi ulu hati. Pemeliharaan pembiusan dengan kanul hidung 3 aliran
liter/menit, ibu juga akan diberikan selimut, kasur yang hangat, dan pemberian cairan intravena
yang sudah dihangatkan selama operasi. Pada saat operasi, salah satu dari dua jenis tindakan akan
dilakukan pada Ibu, antara pemberian blok transversus abdominis plane (TAP) atau infiltrasi
anestetik lokal, blok TAP dilakukan dengan cara penyuntikkan pada perut secara bilateral kiri dan
kanan, tepatnya pada garis pertengahan ketiak antara pinggang dan tulang rusuk sedangkan
infiltrasi anestetik lokal dilakukan dengan penyuntikkan pada daerah luka operasi sebelum luka
operasi di tutup. Setelah operasi selesai Ibu akan di antar ke ruangan Post Anesthesia Care Unit
(PACU), kemudian dipasangkan monitor (TD, HR, EKG, SpO2) untuk memantau keadaan ibu,
Ibu boleh makan dan minum normal jika tidak ada mual muntah dan pergerakkan usus normal,
sekitar 1 jam setelah operasi. Ibu di harapkan tirah baring selama 7 jam setelah operasi. Jika kaki
sudah dapat digerakkan boleh miring kanan kiri, boleh mulai duduk. Boleh berjalan setelah kateter
dicabut. Ibu akan diberikan tatalaksana nyeri setelah operasi dengan paracetamol 500 mg/6
jam/oral.
Saya akan melakukan pengamatan intensitas nyeri pada ibu, saat kondisi ibu diam dan
bergerak pada jam ke 2, 4, 6, 8, 12, dan 24 jam setelah operasi, dengan menggunakan skala
Numeric Rating Scale (NRS) dan hasilnya dicatat pada lembar observasi. Nyeri yang dirasakan
oleh Ibu, bisa Ibu perkirakan menggunakan skala 1-10 dengan 0 berarti tidak nyeri, 1-3 nyeri
ringan, 4-6 nyeri sedang, dan 7-10 nyeri berat. Saya akan memberikan anti nyeri tambahan pada
ibu jika didapatkan intensitas nyeri dengan nilai NRS > 4, sesuai dengan kebutuhan ibu dan
dicatat waktu pertama kali pemberian obat tersebut. Saya akan melakukan pengambilan sampel
darah pada ibu sebanyak 3 kali untuk dilakukan pemeriksaan Interleukin-6 sebelum dilakukan
anestesi regional Subarachnoid Block (SAB), jam ke-12 dan 24 jam.
Partisipasi Ibu dalam penelitian ini sepenuhnya bersifat sukarela. Tidak ada sanksi bagi
penolakan untuk berpartisipasi. Ibu dapat memilih untuk berhenti dan menarik diri dari
penelitian ini kapan saja. Data responden yang menarik diri dari penelitian akan diekslusi dan
dimusnahkan sesuai protokol kerahasiaan
Risiko yang dapat terjadi terkait dengan penelitian ini dapat berbeda untuk kedua
tindakan, pada infiltrasi anestetik lokal jarang terjadi komplikasi, beberapa komplikasi yang dapat
terjadi berupa keracunan anestesi lokal, infeksi luka, hematoma, dan memar. Sementara untuka
blok TAP dapat menyebabkan kerusakan organ perut dan kelumpuhan saraf paha namun risikonya
dapat diminimalkan dengan USG.
Manfaat langsung yang didapatkan terkait dengan partisipasi dalam penelitian ini adalah
kenyamanan pada ibu, mengurangi nyeri dan efek samping penggunaan opioid seperti mual dan
muntah, memungkinkan mobilisasi dini dalam rangka pemberian ASI yang efektif. Manfaat tidak
langsung termasuk memberikan informasi ilmiah yang bermanfaat mengenai perbandingan
efektivitas blok transrversus abdominis plane (TAP) dengan infiltrasi anestetik lokal kombinasi
parasetamol intaoperatif sebagai multimodal analgesia terhadap intensitas nyeri, waktu rescue
opioid pertama dan kadar interleukin-6 (IL-6) pasca seksio Caesarean dengan anestesi spinal.
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai landasan atau sumber pemikiran
untuk penelitian dan penentuan kebijakan selanjutnya
Salinan elektronik dari data survei akan disimpan di jaringan komputer yang aman
di Departemen Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif Dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin, Makassar. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini diperlukan untuk
tujuan analisis. Akses ke data akan dibatasi untuk peneliti utama. Ada kemungkinan bahwa proses
persetujuan dan pengumpulan data akan diamati oleh staf pengawas penelitian yang bertanggung
jawab untuk menjaga hak dan kesejahteraan subjek yang berpartisipasi dalam penelitian.
Identitas pribadi yang terdapat pada data akan dihapus dan kami dapat membagikan temuan kami
dalam publikasi manuskrip, presentasi, dan konferensi. Kami akan mengambil semua langkah
yang wajar untuk melindungi identitas responden. Setiap hasil tertulis akan membahas temuan
kelompok secara agregat dan tidak akan menyertakan informasi yang secara langsung atau tidak
langsung akan mengidentifikasi Ibu.
Jika Ibu bersedia untuk ikut serta dalam penelitian ini, kami persilakan untuk
menandatangani formulir persetujuan untuk ikut dalam penelitian ini (formulir terlampir). Namun
bila ibu tidak bersedia ikut dalam penelitian ini atau mungkin mengundurkan diri dari penelitian
ini, kami tidak akan memaksakannya. Kami tetap memberikan pelayanan sebagaimana mestinya
sesuai dengan standar pelayanan medis yang berlaku.
Dan jika Ibu menyejui untuk ikut maka Ibu harus mengikuti protokol penelitian sampai
selesai. Jika setuju, maka ibu akan kami masukkan ke dalam salah satu kelompok tersebut dan
tidak ada biaya tambahan apapun yang akan dikenakan kepada ibu sehubungan dengan penelitian
ini. Semua data-data mulai dari data diri sampai hasil penelitian akan dijamin kerahasiaannya.
Jika ada hal yang ingin ditanyakan mengenai penelitian ini dapat menghubungi penelitian
dengan alamat dan nomor kontak di bawah ini atau menghubungi Komisi etik Penelitian
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin An. Ibu Rahayu Iriani no HP.
081343825297 atau dr. Agussalim Bukhari, M.Med, Ph.D, Sp.GK (K) No. HP. 081225704670
Alamat: Jl. Perintis Kemerdekaan KM 10 Tamalanrea 90245, Makassar.
Identitas Peneliti :
1. Nama : Andi Suci Kumala Sari
2. Alamat : Royal Sentral Land BTP Blok E7 No.32 Cluster East Sunderland
3. No Hp : 085340367657

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN KOMITE ETIK
PENELITIAN KESEHATAN
RSPTN UNIVERSITAS HASANUDDIN
RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu
JL.PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.10 MAKASSAR 90245.
Contact Person: dr. Agussalim Bukhari.,MMed,PhD, SpGK TELP. 081241850858, 0411 5780103, Fax : 0411-581431
LAMPIRAN 2

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :


Nama :
No KTP :
Usia :
Alamat :
Setelah mendengar/membaca dan mengerti penjelasan yang diberikan mengenai tujuan,
manfaat, dan apa yang akan dilakukan pada penelitian ini, menyatakan setuju untuk ikut dalam
penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan.
Saya tahu bahwa keikutsertaan saya ini bersifat sukarela tanpa paksaan, sehingga saya
bisa menolak ikut atau mengundurkan diri dari penelitian ini. Saya berhak bertanya atau meminta
penjelasan pada peneliti bila masih ada hal yang belum jelas atau masih ada hal yang ingin saya
ketahui tentang penelitian ini.
Saya juga mengerti bahwa semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penelitian
ini, akan ditanggung oleh peneliti. Saya percaya bahwa keamanan dan kerahasiaan data penelitian
akan terjamin dan saya dengan ini menyetujui semua data saya yang dihasilkan pada penelitian
ini untuk disajikan dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Nama Tanda tangan Tgl/Bln/Thn

Responden ……………………….. ……………………….. ………………………..

Saksi ……………………….. ……………………….. ………………………..

Penanggung jawab penelitian : Penanggung jawab Medis :


Nama : Dr. Andi Suci Kumala Sari DR. Dr. A.M Takdir Musba, Sp.An-KMN
Alamat : Royal Sentral Land BTP Blok E7/32 Jl. Datuk Ditiro II No. 15
Tlp : 085340367657 0811464304
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN RSPTN
UNIVERSITAS HASANUDDIN RSUP Dr. WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu
JL.PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.10 MAKASSAR 90245.
Contact Person: dr. Agussalim Bukhari.,MMed,PhD, SpGK TELP. 081241850858, 0411 5780103, Fax : 0411-581431

LAMPIRAN 3
SUSUNAN TIM PENELITI
No. Nama Kedudukan dalam Penelitian

1.
dr. Andi Suci Kumala Sari Peneliti utama

2 Rekan peneliti I
Dr. dr. A.M. Takdir Musba, Sp.An-TI. Subsp.
MN(K)

3 Rekan peneliti II
Dr. dr. Faisal, Sp.An-TI. Subsp. TI(K)

4
Dr. dr. Burhanuddin Bahar, MS Rekan peneliti III

5
Pembantu peneliti
Peserta PPDS Anestesiologi UNHAS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN RSPTN
UNIVERSITAS HASANUDDIN RSUP Dr. WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu
JL.PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.10 MAKASSAR 90245.
Contact Person: dr. Agussalim Bukhari.,MMed,PhD, SpGK TELP. 081241850858, 0411 5780103, Fax : 0411-581431

LAMPIRAN 4
BIODATA PENELITI UTAMA
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Andi Suci Kumala Sari
2 Tempat dan Tanggal Lahir Kendari/ 19 Juni 1990
3 E-mail kumalasariandisuci@yahoo.co.id
Royal Sentral Land BTP, Cluster East Sunderland
4 Alamat Rumah Blok E7 No. 32

5 Nomor Telepon/HP 085340367657


6 Status Menikah

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi FK Universitas Haluoleo
Bidang Ilmu Kedokteran Umum
Tahun Masuk-Lulus 2009-2013
JudulSkripsi/Thesis/Disert
asi
Nama
Pembimbing/Promotor

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir


(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan


Sumber* Jumlah (Rp)
1. -
2. -
3. -
1. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Sumber Jumlah (Rp)
1.
2.
3.
4.
5.

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

Volume/
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
Nomor/Tahun
1.
2.
3.

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir


Waktu dan
No. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah
Tempat
1. - - -
2 -
- - -
3 -
- - -
4 --
- - -
5 - - -
6 - - -
7 - - -

G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

Jumlah
No. Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
1. -
2. -
3. -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Etik penelitian pada Manusia untuk Komisi Etik Universitas Hasanuddin Makassar.

Makassar, 5 September 2023

Dr. Andi Suci Kumala Sari


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN RSPTN
UNIVERSITAS HASANUDDIN RSUP Dr. WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu
JL.PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.10 MAKASSAR 90245.
Contact Person: dr. Agussalim Bukhari.,MMed,PhD, SpGK TELP. 081241850858, 0411 5780103, Fax : 0411-581431

LAMPIRAN 6

DESKRIPSI PENELITIAN

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS BLOK TRANSRVERSUS ABDOMINIS PLANE (TAP)


DENGAN INFILTRASI ANESTETIK LOKAL KOMBINASI PARASETAMOL
INTAOPERATIF SEBAGAI MULTIMODAL ANALGESIA TERHADAP INTENSITAS
NYERI, WAKTU RESCUE OPIOID PERTAMA DAN KADAR INTERLEUKIN-6 (IL-6)
PADA SUBJEK PASCA SEKSIO CAESAREAN DENGAN ANESTESI SPINAL
Andi Suci Kumala Sari, A.M Takdir Musba,Faisal Muchtar

LATAR BELAKANG
Nyeri pembedahan menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh wanita pasca seksio
Caesarean. Operasi seksio Caesarean dapat menyebabkan nyeri sedang hingga berat yang
berlangsung 48 jam setelah operasi.1 Insiden nyeri pasca operasi seksio Caesarean berkisar antara
1% sampai 23% dalam satu tahun.2 Permasalahan utama saat ini adalah nyeri pada seksio
Caesarean yang sering di hubungkan dengan nyeri kronik.3 Telah banyak upaya telah dilakukan
untuk mengurangi munculnya nyeri ini, namun angka nyeri pada operasi seksio Caesarean masih
banyak ditemukan menjadi nyeri kronis, sejak tahun 1997 jumlah nyeri kronis hanya 3% dan
secara mengejutkan meningkat sebesar 29,3% pada tahun 2004.4
Penatalaksanaan nyeri pasca operasi yang baik setelah pembedahan seksio Caesarean
merupakan sebuah tantangan karena mempertimbangkan aktivitas hidup sehari-hari, kualitas
hidup, perubahan fisiologis dan juga kemungkinan transmisi obat melalui air susu ibu (ASI). 2,5
Tatalaksana nyeri yang berbasis bukti untuk penanganan nyeri yang optimal, pada tahun 2014
grup studi Procedure Spesific Postoperative Pain Management (PROSPECT) membuat protokol
pedoman yang sampai saat ini terus dikembangkan sesuai dengan relevansi klinis saat ini dan
efektivitas klinis.6
Rekomendasi studi PROSPECT pilihan utama untuk tatalaksana nyeri setelah operasi
seksio Caesarean adalah paracetamol oral atau intravena di tambahkan dengan obat antiinflamasi
non steroid (OAINS) oral atau intravena dengan opioid sebagai rescue.6 OAINS dan asetaminofen
meskipun memiliki toleransi yang cukup baik memiliki keterbatasan dalam menangani nyeri
pasca operasi pada pembedahan mayor abdomen.
Sementara opioid memberikan efek analgesia yang lebih komplit akan tetapi memiliki
efek samping seperti mual, muntah, pruritus dan mendepresi pernapasan.7 Pada Intraoperasi
direkomendasikan menggunakan morfin intratekal, namun, jika tidak menggunakan morfin
intratekal, blok TAP dan infiltrasi luka menjadi pilihan yang dapat dilakukan.6
Penelitian mengenai penggunaan blok TAP dan infiltrasi luka sebagai tatalaksana nyeri
setelah operasi seksio Caesarean menunjukkan dapat mengurangi rasa nyeri, memperpanjang
durasi analgesia, dan mengurangi penggunaan opioid 24 jam post operasi ketika digunakan
sebagai teknik analgesia multimodal.8,9 Penelitian dari Kahsay menyatakan bahwa blok TAP
menurunkan nilai visual analog score (VAS) hingga 24 jam pasca operasi . Blok TAP
dianggap layak dan relatif aman sebagai regimen analgesia multimodal setelah operasi
seksio Caesarean di rumah sakit terpencil pada negara berkembang.10 Penelitian oleh Singh
menghasilkan bahwa blok TAP dapat digunakan sebagai terapi multimodal analgesia pada
nyeri pasca operasi seksio Caesarean karena secara teknis lebih mudah, aman, dan ekonomis.
Hal ini mengurangi efek samping yang terkait dengan opioid dan memberikan kesempatan
mobilitas dini serta perbaikan ikatan ibu dan anak.11
Infiltrasi anestetik lokal pada luka operasi telah lama digunakan untuk analgesia
pasca pembedahan. Sebuah penelitian mengenai efektivitas penggunaan ropivacaine
pada lokal infitrasi setelah operasi seksio Caesarean menunjukkan teknik ini efektif dalam
memberikan efek analgesia selama beberapa jam serta mengurangi konsumsi analgesia
sistemik.12 Penelitian lain menyebutkan bahwa penggunaan infitrasi lokal pada pasien
yang menjalani operasi seksio Caesarean dengan anestesi spinal memberikan keuntungan
dengan menurunkan kebutuhan penggunaan opioid.13
Interleukin (IL-6) secara umum berperan pada mekanisme nyeri dan hipersensitivitas
berhubungan dengan peradangan dan neuropati dengan berinteraksi tidak hanya dengan sel
imun dan sel glia tetapi juga neuron di sepanjang jalur nyeri. 14 Penelitian sebelumnya telah
banyak mengevaluasi tingkat kadar serum IL-6 terhadap nyeri setelah operasi.15 Penelitian
hubungan antara tingkat serum IL-6 pada nyeri dan disabilitas dalam bedah herniasi lumbar
disc mengungkapkan bahwa IL-6 dapat digunakan sebagai biomarker untuk memprediksi
pereda nyeri pasca operasi dan perbaikan disabilitas, dimana pasien dengan intensitas nyeri
dan disabilitas yang rendah memiliki kadar IL-6 yang rendah pula. 15 Penelitian infiltrasi
anestetik lokal pada pasien total hip arthroplasty didapatkan bahwa infiltrasi lokal mencegah
peradangan pasca operasi yang di tunjukkan oleh konsentrasi IL-6 yang lebih rendah pada
jam ke 4.16 Review artikel yang berjudul interleukin-6: an emerging regulator of pathological
pain menjelaskan peran dan mekanisme IL-6 dalam memediasi nyeri patologis yang terkait
dengan kanker tulang, cedera saraf tepi, cedera sumsum tulang belakang, neuropati perifer

21
akibat kemoterapi, menunjukkan bahwa IL-6 bisa menjadi petunjuk yang menarik untuk
strategi terapi baru untuk nyeri patologis.17
Peneliti menyusun penelitian ini untuk mengetahui efek dari pemberian blok transrversus abdominis
plane (TAP) terhadap mediator inflamasi yang ditandai dengan perubahan kadar IL-6, selanjutnya
membandingkan dengan infiltrasi anestetik lokal. Penelitian ini belum pernah diteliti sebelumnya, oleh karena
itu peneliti tertarik untuk mengkaji perbandingan efektivitas blok transrversus abdominis plane (TAP) dengan
infiltrasi anestetik lokal kombinasi parasetamol intaoperatif sebagai multimodal analgesia terhadap intensitas
nyeri, waktu rescue opioid pertama dan kadar interleukin-6 (IL-6) pada pasien pasca seksio Caesarean dengan
anestesi spinal.

RUMUSAN MASALAH/ PERTANYAAN PENELITIAN


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah, Bagaimana perbandingan
efektivitas blok transrversus abdominis plane (TAP) dengan infiltrasi anestetik lokal kombinasi parasetamol
intaoperatif sebagai multimodal analgesia terhadap intensitas nyeri, waktu rescue opioid pertama dan kadar
interleukin-6 (IL-6) pada pasien pasca seksio Caesarean dengan anestesi spinal?

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas blok transrversus


abdominis plane (TAP) dengan infiltrasi anestetik lokal kombinasi parasetamol intaoperatif sebagai
multimodal analgesia terhadap intensitas nyeri, waktu rescue opioid pertama dan kadar interleukin-6
(IL-6) pada subjek pasca seksio Caesarean dengan anestesi spinal.

Tujuan Khusus

1. Mengetahui nilai intensitas nyeri jam ke 2, 4, 6, 8, 16, 24 dinilai dengan skor Nu


meric Rating Scale (NRS) antara kelompok yang diberikan blok Transverse Abd
ominis Plane (TAP) dan kelompok yang diberikan infiltrasi anestetik lokal pada
subjek pasca seksio Caesarean dengan anestesi spinal
2. Mengetahui waktu pemberian rescue opioid pertama pada kelompok subjek yan
g diberikan Blok Transverse Abdominis Plane (TAP) dan kelompok subjek yang
diberikan infiltrasi anestetik lokal pasca seksio Caesarean dengan anestesi spinal
3. Membandingkan kadar IL-6 antara kelompok subjek yang diberikan Blok Trans
verse Abdominis Plane (TAP) dan kelompok subjek yang diberikan infiltrasi
anestetik lokal sebelum anestesi regional Subarachnoid Block (SAB), pada jam
ke 12 dan 24 jam pasca operasi seksio Caesarean.

22
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat Umum

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan dalam penelitian


mengenai perbandingan efektivitas blok transerversus abdominis plane (TAP) dengan
lokal infiltrasi analgesia sebagai multimodal analgesia terhadap intensitas nyeri, lama
waktu pemberian rescue opioid pertama dan kadar interleukin-6 pada pasien pasca
seksio Caesarean dengan spinal anestesi.

Manfaat Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini jika terbukti bermakna, maka penggunaan
blok transrversus abdominis plane (TAP) dengan infiltrasi anestetik lokal kombinasi
parasetamol intaoperatif sebagai multimodal analgesia dapat digunakan sebagai salah
satu pilihan modalitas terapi pada pasien pasca seksio Caesarean dengan anestesi spinal.

Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan


terutama ilmu anestesi dan sebagai acuan dalam proses pendidikan.

Manfaat Pelayanan Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
praktisi medis tentang perbandingan efektivitas blok transrversus abdominis plane
(TAP) dengan infiltrasi anestetik lokal kombinasi parasetamol intaoperatif sebagai
multimodal analgesia terhadap intensitas nyeri, waktu rescue opioid pertama dan kadar
interleukin-6 (IL-6) pada subjek pasca seksio Caesarean dengan anestesi.

METODE PENELITIAN
TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUP Wahidin Sudirohusodo dan RS
jejaring Pendidikan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2023
sampai oktober 2023.

23
POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi yang termasuk ke dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang
akan menjalani operasi seksio Caesarean dengan anastesi spinal di RSUP
Wahidin Sudirohusodo dan RS jejaring Pendidikan.
2. Sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan setuju un
tuk ikut dalam penelitian

KRITERIA SAMPEL
1. Kriteria Inklusi

1. Pasien yang menjalani pembedahan Elektif seksio Caesarean dengan teknik


anestesi regional Subarachnoid Block.
2. Status Fisik American Society of Anesthesiologist (ASA) 2
3. Usia 18-40 tahun
4. IMT 18,50-29,99 kg/cm2
5. Setuju ikut serta dalam penelitian
6. Ada persetujuan dari dokter primer yang merawatnya
7. Pasien yang dilakukan tindakan pembedahan Seksio Caesarean dengan tek
nik insisi transversal
2. Kriteria Eksklusi

1. Pasien atau keluarga menolak


2. Pasien dengan Penyakit Komorbid
3. Adanya kontraindikasi tindakan blok TAP
4. Adanya kontraindikasi tindakan infiltrasi lokal anestetik
5. Riwayat alergi terhadap obat yang digunakan
6. Pasien yang dilakukan tindakan pembedahan seksio Caesarean dengan
teknik insisi midline
3. Kriteria Drop-out

2. Pasien mengalami perburukan kondisi


3. Timbul alergi berat terhadap alat dan bahan penelitian
4. Operasi lebih dari 2 jam
5. Pasien mengalami konversi teknik anestesi regional menjadi anestesi
umum

24
Analisis Data dan Uji Statistik
Data yang diperoleh diolah dan hasilnya ditampilkan dalam bentuk narasi,
tabel atau grafik berupa rata-rata, dan standar deviasi, maupun frekuensi dan
persentase, dengan menggunakan SPSS 25 untuk Windows. Berdasarkan jenis dan
bentuk data yang didapatkan kemudian ditentukan metode uji statistik yang sesuai.
Data kategorik jenis kelamin, AS PS, dan NRS disajikan sebagai frekuensi (n) dan
persentase. Data numerik umur, IMT, waktu pertama rescue opioid, dan kadar
Interleukin-6 disajikan dalam bentuk rerata  simpang baku (mean  SD).
Berdasarkan jenis dan bentuk data yang didapatkan kemudian ditentukan metode
statistic yang sesuai. Uji normalitas data menggunakan test Kolmogorov smirnov.
Jika didapatkan distribusi normal digunakan uji-t tidak berpasangan dan jika
distribusi data tidak normal digunakan Mann-Whitney U test. Untuk menguji
perubahan variabel numerik masing-masing kelompok dilakukan Paired T Test
apabila data terdistribusi normal, sedangkan Wilcoxon Z Test apabila data tidak
terdistribusi normal. Sedangkan untuk melihat perbedaan antar variabel dengan
seluruh data kategori, maka akan digunakan uji chi-square test (jika tidak ada nilai
expected count <5), namun jika salah satu cell memiliki nilai expected count <5,
maka data tersebut akan diuji dengan Fisher-exact test. Hasil dikatakan bermakna
jika diperoleh nilai p  0,05.

25
26
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS
KEDOKTERAN KOMITE ETIK PENELITIAN
KESEHATAN RSPTN UNIVERSITAS HASANUDDIN
RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu
JL.PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.10 MAKASSAR 90245.
Contact Person: dr. Agussalim Bukhari.,MMed,PhD, SpGK TELP. 081241850858, 0411 5780103, Fax : 0411-581431

LAMPIRAN 7. ALAT DAN BAHAN YANG DIPAKAI DALAM PENELITIAN

No Nama alat/bahan Jumlah Satuan


1 Ranitidine 150 mg 50 Tablet
2 Cefotaxime 1 g 50 Tablet
3 Ondansentron 8 mg 50 Ampul
4 Paracetampl 1 g 50 Botol
5 Ketorolac 30 mg 28 Ampul
6 Bupivacaine hiperbarik 0,5 % 50 Ampul
7 Dexamethasone 5 mg 50 Ampul
8 Dexketoprofen 50 mg 50 Ampul
9 Bupivacaine Isobarik 0,5 % 50 Ampul
10 Jarum blok ukuran 22G 25 ALKES
11 Biomarker Inflamasi IL-6 150 KIT
12 Tabung darah 50 Botol
13 Disppo 3cc 50 ALKES

27
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
RSPTN UNIVERSITAS HASANUDDIN
RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu
JL.PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.10 MAKASSAR 90245.
Contact Person: dr. Agussalim Bukhari.,MMed,PhD, SpGK TELP. 081241850858, 0411 5780103, Fax : 0411-
581431

LAMPIRAN 8. RINCIAN BIAYA PENELITIAN

RINCIAN BIAYA PENELITIAN

No Item Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Sub total (Rp)

1 Obat Premedikasi
7. Ranitidine tablet 150 Tab 50 Rp. 500 Rp. 2.500
mg Vial 50 Rp. 23.375 Rp. 1.168.750 Rp.4.491.000
8. Cefotaxime 1 g Amp 50 Rp. 6.937 Rp. 319.850
9. Ondansetron 8 mg Botol 50 Rp. 50.000 Rp. 2.500.000
10. P Amp 50 Rp. 20.000 Rp. 1.000.000
aracetamol 1 g
11. K
etorolac 30 mg

2 Spinal Anestesi
8. Bupivacaine hiperbari Amp 50 Rp. 99.456 Rp. 4.972.800
0,5% Rp. 6.552.800
9. Sphinochan 25 G Alkes 50 Rp. 880.000 (25) Rp. 1.760.000 (50)

3. Obat Intraoperatif
2. Dexametason 5 mg Amp 50 Rp. 5000 Rp. 250.000 Rp. 875.000
3. Dexketoprofen 50 mg Amp 50 Rp. 12.500 Rp. 625.000

4 TAP Blok
g. Bupivacaine Isobarik Amp 25 Rp. 95.194 (HET) Rp. 4.759.700 Rp. 4.759.700
0,5% Alkes 25 Rp. 350.000 Rp. 8.750.000 (25) Rp. 8.750.000
h. Jarum Blok ukuran 22
G

5 Wound Infiltration
6. Bupivacaine Isobarik Amp 25 Rp. 95.194 (HET) Rp. 4.759.700 Rp. 4.759.700
0,5%

6 Laboratorium
9. Biomarker Inflamasi KIT 150 Rp. 8.200.000 (96 kit) Rp. 16.400.000 (192 kit) Rp. 16.400.000 (192 kit)
IL – 6 Botol 50 Rp. 6.000 (1 botol) Rp. 600.0000 (50 botol) Rp. 600.0000 (50 botol)
10.Tabung Darah Dissp 50 Rp. 1.500 (1 item) Rp. 75.000 (50 item) Rp. 75.000 (50 item)
11. D
isppo 3 cc

7. Alat Tulis
11.Foto kopi LembarE 400 Rp. 1500 Rp. 600.000 (400 lembar) Rp. 600.000 (400
12.Jilid XP 20 Rp. 15.000 Rp. 300.000 (20 EXP) lembar)
13.Tinta komputer Botol 3 Rp. 100.000 Rp. 300.000 (3 Botol) Rp. 300.000 (20 EXP)
14. A Set 1 set Rp. 500.000 Rp. 500.000 Rp. 300.000 (3 Botol)
lat tulis Rp. 500.000

TOTAL Rp. 48.963.200-,

28
Makassar, 5 September 2023

dr. Andi Suci Kumala Sari

29

Anda mungkin juga menyukai