Anda di halaman 1dari 19

PERJANJIAN KERJA OPERASIONAL PERTAMBANGAN ANTARA

PT. JAGA USAHA SANDAl

DENGAN PT. PATOKA SARANA

No. PK-002JUS-PS/IV-19

Perjanjian Kerja Operasional Pertambangan (selanjutnya disebut "Perjanjian") ini

dibuat dan ditandatangani pada hari Senin, tanggal enam belas bulan April tahun

dua ribu delapan belas (25-04-2019), oleh dan antara:

1. PT. JAGA USAHA SANDAl, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan

Akta Pendirian No. 28 tanggal 14 Desember 2012, dibuat dihadapan Sigit Suseno,

S.H., sebagaimana telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia rnelalui Surat Keputusan No. AHU-08905.AH.01.01.Tahun 2013

tertanggal 26 Februari 2013 dengan perubahan terakhir sebagaimana dituangkan

berdasarkan Akta Keputusan Rapat No. 20 tanggal 14 Juli 2014, yang dibuat di

hadapan Sigit Suseno, S.H., yang telah diterima dan dicatat di dalam database

Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat keputusan Pemberitahuan

Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-OS063.40.21.2014 tertanggal 12 Agustus

2014 dan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No,

AHU~23944,40,22.2014 tertanggal 13 Agustus 2014, berkedudukan di Pontlanak,

beralamat dl JI. Paya Kumang RT 18, Dusun 04, Desa Paya Kumang, Desa Delta

Pawan, Ketapang, Kalimantan Barat, dalam hal ini diwakili oleh Juslianto, selaku

Direktur Utama dari dan oleh karenanya sah bertindak untuk dan atas nama PT.

JAGA USAHA SANDAl, selanjutnya disebut "PIHAK PERTAMA",

2. PT. PATOKA SARANA, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akta

Pendirian No. 2 tanggal 2 April 1990, dibuat dihadapan Suwanto, S.H., sebagaimana
telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

melalui Surat Keputusan No. 02-513 HT.01.01 Tahun 1994 tertanggal 15 Januari 1994

dengan perubahan terakhir sebagaimana dituangkan berdasarkan Akta Berita

Acara No. 32 tanggal 26 Maret 2018, yang dibuat di hadapan Suwanto, S.H.,

sebagaimana telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-AH.01.03-0131285 Tahun 2018 tertanggal

03 April 2018 berkedudukan di Sei Pinyuh, beralamat di JI. Raya Sie Pinyuh KM.48

RT/RW. 003/004,Sei Pinyuh, Kalimantan Barat, dalam hal ini diwakili oleh Cu Kiun

Siong, selaku Direktur Utama dari dan oleh karenanya sah bertindak untuk dan

atas nama PT. PATOKA SARANA, selanjutnya disebut "PIHAK KEDUA",

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama – sama dalam

perjanjian ini disebut “KEDUA BELAH PIHAK”. Kedua belah pihak sebagaimana

tersebut diatas menerangkan terlebih dahulu :

A. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah perseroan terbatas yang melakukan

kegiatan usaha dalam bidang pertambangan untuk bahan galian bijih

bauksit dan selaku Kontraktor Utama yang di tunjuk PT Sandai Inti Jaya

Tambang untuk melakukan kegiatan usaha pertambangan di lokasi Area

Operasi Produksi di Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Provinsi

Kalimantan Barat (selanjutnya disebut "Wilayah, Izin Usaha Pertambangan

atau WIUP");

B. Bahwa PIHAK KEDUA adalah suatu perseroan terbatas yang melakukan

keqiatan usaha dalam bidang industri jasa pertambangan, yang untuk

kegiatan usaha tersebut telah memiliki izin dari instansi pemerintah yang

berwenang; dan

Berdasarkan hal tersebut di atas, KEDUA BELAH PIHAK sepakat mengadakan

Perjanjian antara PIHAK PERTAMAdan PIHAK KEDUA,dengan syarat-syarat sebagai

berikut:
PASAL 1

Maksud dan Tujuan

PIHAK PERTAMA dengan ini setuju memberikan dan/atau menyerahkan

pengelolaan operasional Pertambangan secara penuh (end to end) kepada

PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima pengelolaan operasional

Pertambangan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA tersebut untuk melakukan

segala kegiatan pengelolaan operasional Pertambangan di dalam WIUP milik PT

SANDAI INTI JAYA TAMBANG, sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 Perjanjian ini.

PASAL 2

Jangka Waktu

1. PIHAK PERTAMA dengan ini setuju memberikan dan/atau menyerahkan

pengelolaan operasional Pertambangan secara penuh kepada PIHAK KEDUA-untuk

melakukan segala kegiatan operasional Pertambangan di WIUP selama jangka

waktu 1 (satu) tahun, yaitu terhitung sejak tanggal 01 Mei 2019 sampai dengan 30

April 2020.

2. Apabila pada saat Perjanjian ini berakhir masih terdapat hak dan kewajiban

yang masih belum terselesaikan oleh KEDUA BELAH PIHAK, Maka hak dan

kewajiban dalam Perjanjian ini masih tetap berlaku sampai hak dan kewajiban

dimaksud terpenuhi.

PASAL3

Lokasi Pekerjaan
1. Lokasi Pekerjaan Pengelolaan Operasional Pertambangan merupakan WIUP milik

PT SANDAI INTI JAYA TAMBANG yang mempunyai izin resmi dan memenuhi

ketentuan hukum yang berlaku. Segala tuntutan dari pihak ketiga sehubungan

dengan izin atau legalitas tambang tersebut sepenuhnya menjadi tanggung

jawab PIHAK PT SANDAI INTI JAYA TAMBANG.

2. Lokasi Pekerjaan Pengelolaan Operasional Pertambangan dalam Perjanjian ini

adalah meliputi areal penambangan (Pit), areal jalan menuju Bauxite Processing

Plant ("BPP'') 3 dan 4, areal BPP 3 dan 4, termasuk kolam Tailing, Reservoir,

Stockwash, Stockboulder

PASAL 4

Target Produksi, Kuantitas dan Kualitas

1. Target kapasitas produksi yang wajib dipenuhi oleh PIHAK KEDUA dalam

Perjanjian ini adalah sebesar 150.000 (seratus lima puluh ribu) ton washed

Metalurgical Grade Bauxite (“MGB") per bulan, dengan batas minimum produksi

sebesar 80.000 (delapan puluh ribu) ton washed MGB per bulan.

2. Dalam hal PIHAK KEDUA tidak mencapai batas minimum produksi per bulan

maka PIHAK KEDUA akan dikenakan penalti sebesar kekurangan tonase dari batas

minimum produksi tersebut dalam ton MGBdikalikan dengan Tarif Jasa End To End.

3. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan proses penambangan dan pengolahan

bauksit dengan pencapaian kualitas ratio AI2O3 terhadap T-SiO2 yang sesuai

arahan dari PIHAK PERTAMA, termasuk penggunaan jenis dan tipe alat berat

maupun modifikasi atau perubahan di fasilitas pengolahan bauksit (BPP).

4. Maksimal kandungan air (Moisture Content) yang terdapat dalam 1 (satu) ton

MGB adalah sebesar 15% (lima belas persen), dimana setiap kelebihan kelipatan 1%
(satu persen) dari kandungan air tersebut akan dikenakan penalti kepada PIHAK

KEDUA, yaitu sebesar kelebihan % (persentase) tersebut dikalikan dengan Tarif Jasa

End To End.

PASAL 5

Lingkup Pekerjaan

1. PIHAK PERTAMA memberikan Pekerjaan Pengelolaan Operasional Pertambangan

di WIUP kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menyatakan menerima

pekerjaan tersebut, yang terdiri dari beberapa pekerjaan sebagai berikut:

a. Pembersihan lahan dan pengupasan lapisan tanah penutup dengan

memisahkan tanah pucuk;

b. Pengembalian lapisan tanah penutup dan perataan kembali yang

kemudian ditutupi dengan lapisan tanah pucuk;

c. Pengangkutan Ore ke BPP 3 dan 4 dengan jarak rata-rata berdasarkan

data eksplorasi yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA;

d. Pengoperasian dan perawatan BPP, termasuk pipa-pipa transfer air, pompa-

pompa air dan pengadaan seluruh sparepart-nya;

e. Pengelolaan dan perawatan Kolam Tailing, termasuk pengerukan dan

pemindahan material Tailing serta peninggian tanggul dan pertanggung

jawaban terhadap masyarakat dalam hal terjadi kebocoran tanggul;

f. Pengambilan Sample bauksit dan pengiriman ke laboratorium berdasarkan

petunjuk dan arahan dari PIHAK PERTAMA;

g. Pengaturan Stock MGB di areal BPP;

h. Pengangkutan MGB ke Stockpile KM 9 (Kilometer sembilan) sejauh 42 km

(empat puluh dua kilometer) dari BPP 3 dan 4 dengan kandungan air

(Moisture Content) maksimal sebesar 15% (lima belas persen), sebagaimana

ditentukan dalam Pasal 4 ayat (4) Perjanjian ini;


i. Pembuatan jalan akses tambang ke Pit,

j. Perawatan Reservoir dan Parit Supply Air Reservoir dari Tailing Pond serta

Sungai Kediuk;

k. Pengambilan material boulder dari Areal Boulder Conveyor dan pengaturan

penempatannya; dan

Selanjutnya disebut "Lingkup Pekerjaan".

2. Rincian teknis pelaksanaan atas Lingkup Pekerjaan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) di atas akan diatur lebih lanjut dalam Lampiran Pola Hubungan

Kerja atas Perjanjian ini yang merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian

yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini. .

3. Dalam pelaksanaan Lingkup Pekerjaan tersebut di atas, PIHAK KEDUA

wajib menerapkan kaidah penambangan yang baik (Good Mining Practice)

dan PIHAK PERTAMA berhak mengawasi, mengarahkan dan menegur pekerjaan

PIHAK KEDUA apabila tidak sesuai dengan kaidah penambangan yang baik

tersebut.

4. Mobilisasi (mendatangkan) unit alat produksi (sesuai persetujuan PIHAK PERTAMA)

hanya dari pelabuhan di areal Kalimantan Barat dan Jakarta, dengan nilai

maksimal sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta Rupiah) per unit (all in)

sampai unit tiba di Pelabuhan Matan menjadi tanggung jawab PIHAK

PERTAMA ,sedangkan demobilisasi (memulangkan) kembali unit alat produksi

ke pelabuhan, menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

5. Dalam hal ini terdapat unit alat produksi yang mengalami kerusakan dan

memerlukan penggantian maka mobilisasi atas penggantian unit alat produksi

tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

6. Mobilisasi atas penambahan unit alat produksi yang baru selain yang dimaksud

dalam ayat (5) di atas menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA, sepanjang

mobilisasi tersebut disetujui oleh 'PIHAK PERTAMA.


7. PIHAK KEDUA dapat melaksanakan mobilisasi unit alat produksi atas tanggung

jawabnya sendiri dengan ketentuan harus berdasarkan persetujuan dari PIHAK

PERTAMA.

PASAL 6

Tarif Jasa Pekerjaan

1. Tarif Jasa Pekerjaan atas Lingkup Pekerjaan dalam Perjanjian ini didasarkan

pada jumlah tonase MGB yang diangkut oleh PIHAK KEDUA, yaitu sebesar Rp.

109.440, (seratus Sembilan Ribu Empat Ratus Empat puluh Rupiah) atas setiap ton

MGB yang diangkut dari Stockpile BPP 3 dan 4 ke Stockpile KM 9 (Kilometer

sembilan), dimana tarif tersebut berlaku selama 1 (satu) tahun sampai dengan

berakhirnya jangka waktu Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

Perjanjian ini, kecuali disepakati lain, yang akan dituangkan secara tertulis dalam

kesepakatan lebih lanjut oleh KEDUA BELAH PIHAK.

2. Tarif Jasa Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah secara end

to end.

3. Tarif Jasa Pekerjaan tersebut di atas belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) yang menjadi tanggungan PIHAK PERTAMAnamun sudah termasuk Pajak

Penghasilan (PPh) yang menjadi tanggungan PIHAK KEDUA (sesuai dengan

peraturan perpajakan yang berlaku).

PASAL 7

Pengadaan BBM Jenis Solar


KEDUA BELAH PIHAK sepakat bahwa penyediaan atas segala kebutuhan BBM Jenis

Solar yang dipergunakan dalam pelaksanaan Lingkup Pekerjaan sebagaimana

diatur dalam Perjanjian ini seluruhnya menjadi kewajiban PIHAK KEDUA dan oleh

karenanya, PIHAK PERTAMA tidak bertanggung jawab atas penyediaan BBM Jenis

Solar tersebut.

PASAL 8

Pengukuran Berat Tonase Produksi

1. Proses pengukuran berat MGB hasil produksi PIHAK KEDUA dilakukan PIHAK

PERTAMA dengan cara penimbangan Dump Truck di Lokasi Pekerjaan. Dalam hal

ini, Dump Truck diukur dan ditimbang di Jembatan Timbang sebelum dan sesudah

muatan diturunkan di Stockpile KM 9 (Kilometer sembilan).

2. Jembatan Timbang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di atas harus

dikalibrasi PIHAK PT SANDAI INTI JAYA TAMBANG di awal pekerjaan oleh instansi

yang berwenang dimana fotocopy BA Kalibrasi yang telah dilegalisir diserahkan

kepada PIHAK KEDUA.

3. Jika kondisi jembatan timbang tidak memungkinkan untuk melakukan

penimbangan, maka dasar perhitungan muatan adalah dengan menggunakan

rata-rata timbangan hari/minggu/bulan sebelumnya atau dengan pengukuran

menggunakan alat Total Station (joint Survey) yang disepakati KEDUA BELAH PIHAK.

4. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud di atas sudah tidak bisa

dilaksanakan maka KEDUA BELAH PIHAK sepakat bahwa Pengukuran Tonase MGB

adalah sebagai berikut:

a. Berat jenis MGB yang disepakati dalam Perjanjian ini adalah 1.600 kg/m 3;

dan
b. Tonase MGB yang disepakati adalah 1.6 ton dalam setiap 1 m 3 volume

material.

PASAL9

Cara Pembayaran

1. Pembayaran Tarif Jasa Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

Perjanjian ini akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA, yaitu dengan perhitungan

Tarif Jasa Pekerjaan dikalikan dengan jumlah tonase berdasarkan berita acara

produksi.

2. Pembayaran Tarif Jasa Pekerjaan akan dllakukan dengan jangka waktu paling

lambat 60 (enam puluh) hari kalender setelah tagihan (invoice) diterima secara

lengkap oleh PIHAK PERTAMA.

3. KEDUA BELAH PIHAK sepakat untuk pembayaran Tarif Jasa Pekerjaan tersebut di

atas akan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Tahap pertama, yaitu sebesar 98% (sembilan puluh delapan persen) dari Tarif

Jasa Pekerjaan, akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA

setelah diterimanya invoice asli dan BA Produksi bulanan, yang telah

ditandatangani KEDUA BELAH PIHAK; dan

b. Tahap kedua, yaitu sebesar 2% (dua persen) dari Tarif Jasa Pekerjaan, akan

dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah diterimanva

invoice asli dan Berita Acara Pengembalian Lapisan Tanah Penutup dan

Perataan Kembali (Regrading), yang dibuat sesuai arahan dari petugas di

lapangan dan ditandatangani KEDUABELAH PIHAK.

PASAL 10

Tenaga Kerja
1. Dalam melakukan Lingkup Pekerjaan, PIHAK KEDUA berkewajiban untuk

menyiapkan Tenaga Kerja dengan kapasitas dan tanggung jawab setidak

tidaknya adalah sebagai berikut:

a. Sejumlah 1 (satu) orang Penanggung Jawab Operasional dengan kualifikasi

Pengawas Operasional Madya dari Kementerian ESDM;

b. Sejumlah minimal 1 (satu) orang Geologis lulusan S-1;

c. Sejumlah minimal 1 (satu) orang HSE Officer;

d. Sejumlah minimal 1 (satu) orang Surveyor; dan

e. Sejumlah minimal 1 (satu) orang Mine Plan Engineering lulusan S-1 bidang

tambang.

2. Segala biaya yang timbul dalam pelaksanaan Lingkup Pekerjaan serta cara

pembayarannya diluar yang disepakati dalam Perjanjian ini adalah tanggung

jawab dari PIHAK KEDUA.

PASAL 11

Alat Produksi

1. Spesifikasi dan jumlah Alat Produksi yang dipergunakan dalam Perjanjian ini

disesuaikan dengan Target Produksi, balk kuantitas maupun kualitas MGB,

sebagaimana tersebut dalam Pasal4 Perjanjian ini.

2. PIHAK KEDUA menyediakan supir Dump Truck atau operator Alat Berat yang

mahir dan cukup untuk menjalankan/mengoperasikan Alat Produksi sesuai

dengan Target Produksi, dan PIHAK PERTAMA tidak dibenarkan mengoperasikan

Alat Produksi tanpa izin tertulis dari PIHAK KEDUA.

PASAL 12
Keselamatan Kerja

1. KEDUA BELAH PIHAK bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kesehatan

dan keselamatan kerja para Tenaga Kerjanya sesuai dengan standar

kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku, karenanya KEDUA BELAH

PIHAK wajib melakukan usaha-usaha agar terjamin kesehatan dan

keselamatan kerja di Lokasi Pertambangan dengan menyediakan

perlengkapan dan kelengkapan kesehatan dan keselamatan kerja yang

memadai, antara lain namun tidak terbatas pada fasilitas pemadam

kebakaran, alat-alat pengamanan dan obat-obatan P3K (Pertolongan Pertama

Pada Kecelakaan).

2. KEDUA BELAH PIHAK dengan biaya sendiri - sendiri wajib mengasuransikan

seluruh Tenaga Kerjanya masing-masing sehubungan dengan pelaksanaan

pekerjaan di Lokasi Pertambangan.

3. Dalam hal terjadi kecelakaan kerja, maka Kedua BELAH PIHAK sepakat bahwa

biaya yang timbul dan/atau tuntutan – tuntutan serta gugatan dari pihak mana

pun atas setiap kecelakaan kerja yang terjadi menjadi beban dan tanggung

jawan pihak yang menyebabkan terjadinya kecelakaan tersebut.

PASAL 13

Jaminan dan Operasional

PIHAK KEDUA tidak dibenarkan memberikan sesuatu yang berbentuk uang

perangsang ataupun barang kepada Tenaga Kerja PIHAK PERTAMA yang dapat

mempengaruhi/ merugikan PIHAK PERTAMAdan sebaliknya.

PASAL 14
Pengawasan dan Laporan

1. Pengawasan terhadap progress Lingkup Pekerjaan akan dilakukan secara

bersama-sama oleh KEDUA BELAH PIHAK, dimana hasilnya akan digunakan

sebagai acuan atau bahan pertimbangan dalam membuat dan/atau

merubah rencana kerja selanjutnya.

2. PIHAK KEDUA harus menunjuk dan menempatkan seorang Petugas Pelaksana

yang bekerja full time, ahli dan berpengalaman dalam Lingkup Pekerjaan

serta bertanggung jawab membuat Laporan perkembangan pelaksanaan

Lingkup Pekerjaan harian, mingguan dan bulanan ("Laporan Progress”) yang

ditulis secara jelas dan benar serta dilengkapi dengan foto dan/atau video

(apabila ada).

3. Penunjukan Petugas Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)

dibuat secara tertulls, apabila terbukti secara teknis Petugas Pelaksana yang

ditunjuk oleh PIHAK KEDUA tidak memenuhi persyaratan, maka PIHAK

PERTAMA akan memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA dan

PIHAK KEDUA segera mengganti dengan Petugas Pelaksana lain yang

memenuhi persyaratan.

4. PIHAK PERTAMA akan memeriksa kembali dan memastikan PIHAK KEDUA

telah memenuhi pelaksanaan Lingkup Pekerjaan sebagaimana disebutkan

dalam Pasal 5 dan apabila ditemukan adanya perbedaan, maka PIHAK

PERTAMA akan segera memberitahukannya kepada PIHAK KEDUA.

5. PIHAK PERTAMA akan menempatkan Tenaga Supervisi untuk mengawasi

pelaksanaan jalannya Lingkup Pekerjaan dan mengevaluasi Laporan Progress

yang dibuat dan disiapkan oleh PIHAK KEDUA. Termasuk juga mengawasi

lokasi pembuatan dan fabrikasi atau penyimpanan, baik yang berada di

dalam maupun di luar Lokasi Pekerjaan.

6. PIHAK KEDUA bersedia untuk dilakukan pengawasan atas pelaksanaan

jalannya Lingkup Pekerjaan dan evaluasi atas Laporan Progress oleh PIHAK
PERTAMA sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) di atas dan karenanya,

PIHAK KEDUA wajib memberikan izin dan akses kepada Tenaga Supervisi yang

telah ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA tersebut.

7. Laporan Progress yang telah dibuat oleh PIHAK KEDUA, yaitu Laporan

Harian dan Laporan Mingguan, harus diserahkan kepada PIHAK PERTAMA

secara tepat waktu, yaitu setiap hari Senin bulan berjalan selama

pelaksanaan Lingkup Pekerjaan. Sedangkan untuk Laporan Sulanan

diserahkan paling lambat pada hari Senin awal bulan.

PASAL 15

Penundaan dan Pengalihan

1. PIHAK PERTAMA dapat menunda dan/atau mengalihkan Lingkup Pekerjaan

sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini, baik sebagian maupun

seluruhnya, ke Lingkup Pekerjaan lain, baik sama maupun berbeda, sesuai

dengan keahlian atau bidang usaha PIHAK KEDUA.

2. Atas Penundaan dan/atau Pengalihan sebagaimana disebutkan di atas,

KEDUA BELAH PIHAK sepakat akan tunduk secara berurutan pada:

a. Ketentuan dalam Pasal 17;

b. Perjanjian baru yang akan dibuat dan disepakati KEDUA BELAH PIHAK

lebih lanjut dan karenanya Perjanjian ini menjadi tidak mempunyai

kekuatan hukum/tidak berlaku lagi.

PASAL 16

Perubahan Lingkup Pekerjaan


1. PIHAK PERTAMA berhak untuk melakukan perubahan dalam Lingkup Pekerjaan

dan berwenang memerintahkan PIHAK KEDUA untuk melaksanakannya, dimana

perubahan Lingkup Pekerjaan tersebut termasuk namun tidak terbatas pada hal-hal

sebagai berikut:

a. Penambahan dan/atau pengurangan kuantitas pelaksanaan Lingkup

Pekerjaan yang tercantum dalam Perjanjian ini; dan/atau

b. Penghapusan atau peniadaan suatu bagian atau tahapan pelaksanaan

dari Lingkup Pekerjaan; dan/atau

c. Perubahan sifat dan/atau mutu bahan/rnaterlal dalam pelaksanaan

Lingkup Pekerjaan.

2. PIHAK KEDUA tidak berhak melaksanakan Perubahan lingkup Pekerjaan tanpa

adanya perintah atau persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.

3. Perubahan Lingkup Pekerjaan sebagaimana dimaksud di atas akan dituangkan

tersendiri dalam suatu addendum yang dibuat dan disepakati KEDUA BELAH PIHAK

serta tidak akan membatalkan atau menyebabkan berakhirnya Perjanjian ini.

PASAL 17

Pembatalan/Pengakhiran Perjanjian

1. PIHAK PERTAMA berhak memutuskan Perjanjian ini secara sepihak dengan

pemberitahuan secara tertulis 7 (tujuh) hari sebelumnya tanpa terlebih dahulu

memberi peringatan apabila:


a. Dalam Jangka Waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak di tandatanginya

Perjanjian ini, PIHAK KEDUA belum melaksanakan Lingkup Pekerjaan.

b. PIHAK KEDUA dianggap tidak mampu melaksanakan Lingkup Pekerjaan oleh

PIHAK PERTAMA dan/atau secara langsung maupun tidak langsung dengan

sengaja memperlambat proses penyelesaian Lingkup Pekerjaan.

c. Memberikan keterangan atau informasi yang tidak benar dan dapat

merugikan PIHAK PERTAMA sehubungan dengan Lingkup Pekerjaan dalam

Perjanjian ini.

d. Lingkup Pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan

ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini.

e. PIHAK KEDUA mengundurkan diri dari pelaksanaan Lingkup Pekerjaan atau

menyatakan ketidaksanggupannya dalam melaksanakan Lingkup

Pekerjaan, berlaku mundur 30 hari setelah adanya persetujuan tertulis dari

PIHAK PERTAMA.

2. Dalam hal PIHAK KEDUA telah melaksanakan sebagian Lingkup Pekerjaan

sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA tidak

berkewajiban memenuhi segala pembayaran yang tersisa dan PIHAK KEDUA

melepaskan haknya untuk menuntut dan/atau menggugat PIHAK PERTAMA apabila

terdapat kekurangan pembayaran kecuali apabila PIHAK KEDUA dapat

membuktikan bahwa progress Lingkup Pekerjaan yang telah dilaksanakan belum

dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA.

3. KEDUA BELAH PIHAK sepakat untuk mengabaikan ketentuan yang tercantum

dalam Pasal 1266 Kitab Undang - Undang Hukum Perdata dalam hal Pembatalan /

Pengakhiran Perjanjian.

PASAL 18

Force Majeure
1. Kewajiban KEDUA BELAH PIHAK menurut Perjanjian ini akan tidak berlaku

apabila pelaksanaan kewajiban tersebut dicegah oleh sebab atau kejadian

diluar kekuasaan pihak yang tidak bisa melaksanakan kewajiban tersebut.

2. Force Majeure terbatas pada kondisi perang (tanpa memperhatikan apakah

perang dinyatakan atau tidak), revolusi, pertentangan sipil, kerusuhan, huru-hara,

blokade, embargo, sabotase, kebakaran hutan, ledakan, banjir besar/tsunami,

gempa bumi, badai besar serta peristiwa alam lainnya, wabah penyakit meriular

yang belum dapat disembuhkan, pengambilalihan oleh pemerintah, perubahan

peraturan perundang - undangan, perubahan kebijakan pemerintah dan

kejadian-kejadian lain yang tidak terduga dan sama sekali di luar kuasa atau

tidak mungkin dicegah oleh pihak yang bersangkutan.

3. Dengan tunduk pada ketentuan bahwa pihak yang tidak dapat melaksanakan

kewajiban harus segera memberitahukan terjadinya Force Majeure pada pihak

lainnya, termasuk mengenai jenis, lingkup serta kemungkinan masa berlaku Force

Majeure tersebut dimana harus melakukan segala upaya yang layak untuk

mengatasi Force Majeure tersebut, atau apabila Force Majeure ini tidak dapat

diatasi, untuk meminimalkan dampak dari kejadian ini agar dapat kembali

melaksanakan kewajibannya menurut Perjanjian ini.

PASAL 19

Pernyataan dan Jaminan

Selain yang telah dinyatakan dalam Perjanjian ini, KEDUA BELAH PIHAK menyatakan

dan memberikan jaminan bahwa:

a. KEDUA BELAH PIHAK adalah perusahaan yang telah didirikan secara sah,

memiliki semua persyaratan, kewenangan untuk melaksanakan dan tunduk

pada kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini.


b. KEDUA BELAH PIHAK mempunyai kewenangan hukum penuh dan

mempunyai otoritas dan izin - izin untuk membuat Perjanjian serta untuk

melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini, sehingga secara

hukum tidak menimbulkan cidera janji, pelanggaran atau konflik

berdasarkan mana KEDUA BELAH PIHAK menjadi pihak dan/atau asetnya

terikat.

c. KEDUA BELAH PIHAK wajib memperoleh dan memiliki izin-izin dan persetujuan

persetujuan yang diperlukan dari pihak yang berwenang untuk menjalankan

kegiatannya berdasarkan ketentuan perundang-undangan, sehingga dapat

menjaga kesinambungan Perjanjian ini.

d. Lokasi Pertambangan PIHAK PERTAMA merupakan lokasi berdasarkan Izin

Usaha Pertambangan (IUP) PT SANDAI INTI JAYA TAMBANG. Segala tuntutan

dari pihak ketiga sehubungan dengan Izin Usaha Pertambangan

sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA.

e. Apabila pada saat ditandatanganinya Perjanjian ini terdapat

perubahan/tambahan mengenai izin yang belum dimiliki oleh salah satu

pihak, maka pihak tersebut wajib untuk memenuhi izin yang diperlukan

dan/atau menyesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dengan jangka waktu selama-Iamanya 1 (satu) bulan terhitung sejak

terbitnya perizinan yang diperlukan berdasarkan peraturan perundang

undangan tersebut.

f. KEDUA BELAH PIHAK tidak berada dalam sengketa pengadilan yang

melibatkan KEDUA BELAH PIHAK dan/atau aset KEDUA BELAH PIHAK yang

dapat mempengaruhi pelaksanaan Perjanjian dan/atau sedang digugat

pailit.

g. PIHAK PERTAMA wajib membebaskan PIHAK KEDUA dari sengketa, tuntutan

atau gugatan dari pihak manapun juga yang telah atau akan ada

dikemudian hari, sehubungan dengan usaha PIHAK PERTAMA.


h. PIHAK KEDUA wajib membebaskan PIHAK PERTAMA dari sengketa, tuntutan

atau gugatan dari pihak manapun juga yang telah atau akan ada

dikemudian hari, sehubungan dengan usaha PIHAK KEDUA.

PASAL 20

Ketentuan Lain

1. Jika terjadi pekerjaan tambahan diluar Pasal 5, maka pekerjaan tersebut akan

dikerjakan PIHAK KEDUA setelah adanya kesepakatan tertulis oleh KEDUA BELAH

PIHAK dengan aturan kerja tersendiri.

2. Perjanjian dapat diaddendum atas dasar permintaan salah satu PIHAK

berkenaan dengan adanya penambahan/perbedaan jenis/cara kerja, perubahan

peraturan, baik dalam lingkup regional maupun nasional.

PASAL 21

Penyelesaian dan Perselisihan

1. Segala perselisihan yang timbul antara KEDUA BELAH PIHAK akibat

pelaksanaan Perjanjian ini, terlebih dahulu akan diselesaikan secara

musyawarah kekeluargaan, bilamana tidak berhasil maka KEDUA BELAH PIHAK

sepakat untuk sejak awal dan akhirnya menyerahkan permasalahan tersebut

kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

2. Dalam hal proses penyelesaian dalam perselisihan sebagaimana tersebut di

atas masih berlangsung maka PIHAK KEDUA tidak diperkenankan untuk


menunda atau menghentikan pelaksanaan Perjanjian, kecuali disetujui

secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 22

Penutup

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian ini akan diatur kemudian

berdasarkan kesepakatan KEDUA BELAH PIHAK.

2. Segala lampiran perubahan-perubahan, yang ada baik sekarang maupun

kemudian hari adalah merupakan satu kesatuan dari Perjanjian ini.

Demikian Perjanjian lni dibuat dan ditandatangani oleh KEDUA BELAH PIHAK dalam

2 (dua)

rangkap, masing-masing bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang

sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

PT. SURYA FAJAR LIMA

FAJARUDIN

Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai