Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGERTIAN & RUANG LINGKUP PEMBAHASAN MATERI PKN


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Dr. H. Suklani, M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 1

Nurhabib Muhammad Iqbal [2381010002]

Khaeliyah [2381010007]

Alfin Gibran Al Filsuf [2381010179]

Robiatul Adawiyah Ramadhani [2381010136]

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2023 / 2024
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim

Alhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu
wata’ala, karena atas berkat rahmat, hidayah, serta inayah-Nya yang telah diberikan,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta
salam kami panjatkan kepada baginda kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dan semoga kita semua mendapatkan syafa’atnya, aamiin ya robbal ‘alamin.

Kami menulis makalah yang berjudul “PENGERTIAN & RUANG LINGKUP


PEMBAHASAN MATERI PKN” dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Makalah ini akan membahas mengenai seputar pembahasan
PKN. Dengan adanya makalah ini diharapkan agar dapat memberikan informasi untuk kita
semua.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu, kami dengan senang hati menerima kritik dan saran dari pembaca.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Aamiin yaa
robbal ‘alamin.

Cirebon, 14 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................ii

BAB I......................................................................................................1

PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................1

C. Tujuan Pembahasan....................................................................................1

BAB II....................................................................................................2

PEMBAHASAN...................................................................................2
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan.................................................2

2. Pancasila Dalam Kehidupan Bernegara.....................................................2

3. Hak & Kewajiban.........................................................................................3

4. Hak Asasi Manusia.......................................................................................3

5. Demokrasi......................................................................................................4

BAB III...................................................................................................6

PENUTUP..............................................................................................6

A. Kesimpulan..................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA............................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk diajarkan sejak dini. Karena salah
satu tujuannya, untuk membentuk karakter serta kepribadian masyarakat agar sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila. Pendidikan kewarganegaraan atau Civic Education sudah diajarkan
sejak era Presiden Soekarno, tepatnya sekitar tahun 1901 hingga 1970.

Menurut Edi Rohani [Pengarang buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan]


[Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Perspektif Santri], nama atau
istilah untuk pendidikan kewarganegaraan beberapa kali mengalami perubahan.

Pada tahun 1968, pendidikan kewarganegaraan diubah menjadi Pendidikan


Kewargaan Negara. Namanya pun mengalami perubahan kembali pada tahun 1975 menjadi
Pendidikan Moral Pancasila atau PMP.

Kemudian, pada tahun 1994, namanya mengalami perubahan menjadi Pendidikan


Pancasila dan Kewarganegaraan [PPKn]. Dan pada tahun 2000, namanya diubah menjadi
Pendidikan Kewarganegaraan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pendidikan kewarganegaraan secara terminologis ?

2. Apa saja konsep yang berhubungan dengan pancasila ?

3. Mengapa hak dan kewajiban saling berkaitan?

4. Apa yang dimaksud hak asasi manusia bersifat universal ?

5. Kapan istilah demokrasi mulai banyak digunakan orang ?

C. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui alasan diperlukannya
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, gunanya pancasila, ketertaitan antara hak &
kewajiban, pentingnya hak asasi manusia serta gunanya demokrasi dalam bermasyarakat.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Secara etimologis, pendidikan kewarganegaraan berasal dari pemaknanaan kedua kata


tersebut, yaitu kata ‘pendidikan’ dan kata ‘kewarganegaraan’. Pendidikan adalah usaha yang
dilakukan secara sadar serta terencana dalam proses pembelajaran agar dapat
mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimiliki. Sedangkan, kewarganegaraan
adalah segala sesuatu hal yang memiliki keterkaitan dengan warga negara, hukum serta
politik.

Secara yuridis, pendidikan kewarganegaraan memiliki arti agar masyarakat memiliki


rasa cinta tanah air serta kebangsaan. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan juga tercantum
dalam batang tubuh UUD 1945 serta rumusan Pancasila.

Secara terminologis, pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang


berlandaskan demokrasi politik yang kemudian diperluas dengan sumber pengetahuan
lainnya. Tujuannya, agar dapat melatih kemampuan berfikir yang kritis, analitis serta
bertindak secara demokratis sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

2. Pancasila Dalam Kehidupan Bernegara

Etika, nilai, norma dan moral adalah konsep-konsep yang saling berhubungan. Dalam
hubungannya dengan Pancasila, maka keempatnya akan memberikan pemahaman yang saling
melengkapi. Berikut pengertian dari etika, nilai, norma dan moral, yakni:

A. Pengertian Etika

Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. Etika pula merupakan ilmu yang membahas tentang bagaimana
dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu atau bagaimana kita bersikap serta
bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral.

B. Pengertian Nilai

Nilai merupakan sifat dan kualitas yang melekat pada suatu objeknya. Menilai berarti
menimbang, suatu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang
lain. Nilai pun bersumber pada budi yang berfungsi mendorong serta mengarahkan sikap dan
perilaku manusia.

2
C. Pengertian Moral

Moral berasal dari kata mos [mores] yang sinonim dengan kesusilaan, tabiat atau
kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah
laku dan perbuatan manusia.

D. Pengertian Norma

Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai
untuk dipatuhi. Norma pula merupakan suatu perwujudan martabat manusia sebagai makhluk
budaya, sosial, moral dan religi.

3. Hak & Kewajiban

Kehadiran hukum dalam masyarakat di antaranya adalah untuk mengintegrasikan dan


mengkoordinasikan kepentingan-kepentingan yang dapat berbenturan satu sama lain oleh
hukum yang integrasinya sedemikian rupa sehingga benturan-benturan itu dapat perlahan
mengecil. Pengorganisasian kepentingan-kepentingan tersebut dilakukan dengan membatasi
serta melindungi kepentingan-kepentingan tersebut. Memang, dalam satu lalu-lintas
kepentingan, perlindungan terhadap kepentingan-kepentingan tertentu hanya dapat dilakukan
dengan cara membatasi kepentingan di lain pihak.

Menurut Srijanti [Pengarang buku Etika Berwarga Negara], hak merupakan unsur
normatif yang berfungsi pedoman berperilaku, melindungi kebebasan, kekebalan serta
menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan martabatnya. Sementara,
kewajiban pada intinya adalah sesuatu yang harus dilakukan. Kewajiban berarti suatu
keharusan. Maka, apapun itu jika merupakan kewajiban, kita harus melaksanakannya tanpa
ada alasan apapun itu.

Antara hak dan kewajiban terdapat hubungan yang sangat erat. Menurut Tasum dan
Rani Apriani [Pengarang buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan], hak dan
kewajiban merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Hak dan kewajiban membentuk
hubungan kausalitas atau sebab akibat yang saling berkaitan. Alasan mengapa hak dan
kewajiban saling berkaitan ialah ketika seseorang mendapatkan hak, secara otomatis
seseorang tersebut akan mempunyai kewajiban, begitu pula sebaliknya.

4. Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia adalah hak- hak yang dimiliki manusia semata-mata karena ia
manusia. Umat manusia memiliki sebuah hak, bukan karena diberikan kepadanya oleh
masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata berdasarkan
martabatnya sebagai manusia. Dalam arti ini, meskipun setiap orang terlahir dengan warna
kulit, jenis kelamin, bahasa, budaya serta kewarganegaraan yang berbeda-beda, ia tetap
memiliki hak-hak tersebut. Inilah sifat universal dari hak-hak tersebut.

3
Selain bersifat universal, hak-hak itu juga tidak dapat dicabut [inalienable]. Artinya,
seburuk apapun perlakuan yang telah dialami oleh seseorang atau betapapun bengisnya
perlakuan seseorang, ia tidak akan berhenti menjadi manusia serta oleh sebab itu tetap
memiliki hak-hak tersebut. Dengan kata lain, hak-hak itu melekat pada dirinya sebagai
makhluk insani. Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia, terdapat 10 hak dasar. Hak-hak tersebut antara lain yakni, hak untuk hidup, hak
berkeluarga & melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak memperoleh keadilan,
hak atas kebebasan pribadi, hak atas rasa aman, hak atas kesejahteraan, hak turut serta dalam
pemerintahan, hak anak serta hak wanita.

5. Demokrasi

Mulai dari pertengahan abad 5 SM, istilah demokrasi telah banyak digunakan untuk
menunjukkan sistem politik yang ada di beberapa negara, seperti di kota Yunani, teruma
Athena. Demokrasi ini pun merupakan sistem pemerintahan dari rakyat, untuk rakyat & oleh
rakyat, dimana setiap orang dapat mengambil bagian perihal keputusan yang akan
mempengaruhi kehidupannya dalam bernegara.

A. Ciri-Ciri Demokrasi

Dengan menentukan kebijakan sesuai dengan keinginan masyarakat, dalam suatu


negara demokrasi akan tercipta kepuasan rakyat. Sebuah negara dikatakan telah menerapkan
sistem demokrasi, jika telah memenuhi ciri-ciri berikut ini:

1. Memiliki Perwakilan Rakyat

Indonesia memiliki lembaga legislatif bernama Dewan Perwakilan Rakyat [DPR]


yang telah dipilih melalui pemilihan umum. Sehingga, urusan negara, kekuasaan dan
kedaulatan rakyat kemudian diwakilkan melalui anggota DPR ini.

2. Keputusan Berlandaskan Aspirasi & Kepentingan Warga

Seluruh keputusan yang ditetapkan oleh pemerintah berlandaskan kepada aspirasi dan
kepentingan warga negaranya, serta tidak semata-mata kepentingan pribadi atau kelompok
belaka. Hal ini sekaligus mencegah praktik korupsi yang merajalela.

3. Menerapkan Ciri Konstitusional

Hal ini berkaitan dengan kehendak, kepentingan atau kekuasaan rakyat. Yang dimana
hal tersebut juga tercantum dalam penetapan hukum atau undang-undang. Hukum yang
tercipta pun harus diterapkan dengan seadil-adilnya.

4. Menyelenggarakan Pemilihan Umum

Pesta rakyat harus digelar seraca berkala hingga kemudian terpilih perwakilan atau
pemimpin untuk menjalankan roda pemerintahan.

4
5. Terdapat Sistem Kepartaian

Partai merupakan sarana atau media untuk melaksanakan sistem demokrasi. Dengan
adanya partai, rakyat juga dapat dipilih sebagai wakil rakyat yang berfungsi menjadi penerus
aspirasi. Tujuannya, agar pemerintah dapat mewujudkan keinginan rakyat.

B. Tujuan Demokrasi

Pada konsepnya, tujuan demokrasi dalam kehidupan bernegara juga meliputi


kebebasan berpendapat serta berkedaulatan rakyat. Berikut beberapa tujuan demokrasi secara
umum beserta penjelasannya:

1. Kebebasan Berpendapat

Tujuan demokrasi adalah memberi kebebasan dalam berpendapat dan berekspresi.


Negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi, di mana rakyatnya memiliki
kebebasan untuk memberikan pendapat dan menyuarakan aspirasi dan ekspresi mereka. Hal
ini menjadi hal yang fundamental bagi negara demokrasi. Penjaminan hak dasar ini juga
dilakukan dengan terbuka sebagai cara mengungkap dan mengatasi adanya masalah sosial
yang belum terwujud.

2. Menciptakan Keamanan & Ketertiban

Secara umum, demokrasi bertujuan menciptakan keamanan, ketertiban dan


ketentraman di lingkungan masyarakat. Demokrasi akan menjamin hak-hak setiap warga
negara serta mengedepankan musyawarah untuk memecahkan solusi bersama agar terjalin
keamanan bersama agar terjalin keamanan bersama di lingkungan masyarakat.

3. Mendorong Masyarakat Aktif Dalam Pemerintahan

Demokrasi mengedepankan kedaulatan rakyat, sehingga rakyat akan dilibatkan dalam


setiap proses pemerintahan, mulai dari pemilihan umum secara langsung hingga memberi
aspirasi terkait kebijakan publik.

C. Contoh-Contoh Sikap Demokrasi

Supaya lebih mudah dalam memahami apa itu demokrasi, maka dapat melihat
beberapa contoh sikap demokrasi berikut ini:

1. Bersikap Adil Kepada Semua Orang

2. Selalu Menghargai Perbedaan Pendapat

3. Memprioritaskan Musyawarah Dalam Pengambilan Keputusan

4. Ikut Berpartisipasi Dalam Kegiatan Gotong Royong

5
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

^ Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang berlandaskan demokrasi


politik yang kemudian diperluas dengan sumber pengetahuan lainnya. Tujuannya, agar dapat
melatih kemampuan berfikir yang kritis, analitis serta bertindak secara demokratis sesuai
dengan Pancasila dan UUD 1945.

^ Dalam hubungan yang berkaitan dengan Pancasila, dibutuhkan konsep-konsep yang


saling berkaitan, diantaranya:

- Etika

- Nilai

- Moral

- Norma

^ Antara hak dan kewajiban terdapat hubungan yang sangat erat. Menurut Tasum dan
Rani Apriani [Pengarang buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan], hak dan
kewajiban merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Hak dan kewajiban membentuk
hubungan kausalitas atau sebab akibat yang saling berkaitan. Alasan mengapa hak dan
kewajiban saling berkaitan ialah ketika seseorang mendapatkan hak, secara otomatis
seseorang tersebut akan mempunyai kewajiban, begitu pula sebaliknya.

^ Hak Asasi Manusia bersifat universal. Maksudnya ialah meskipun setiap orang
terlahir dengan warna kulit, jenis kelamin, bahasa, budaya serta kewarganegaraan yang
berbeda-beda, ia tetap memiliki hak-hak tersebut.

^ Mulai dari pertengahan abad 5 SM, istilah demokrasi telah banyak digunakan untuk
menunjukkan sistem politik yang ada di beberapa negara, seperti di kota Yunani, teruma
Athena. Demokrasi ini pun merupakan sistem pemerintahan dari rakyat, untuk rakyat & oleh
rakyat, dimana setiap orang dapat mengambil bagian perihal keputusan yang akan
mempengaruhi kehidupannya dalam bernegara.

6
DAFTAR PUSTAKA

Fokky Fuad Wasitaatmadja, Jumanta Hamdayama & Heri Herdiawanto. 2018. Spiritualisme
Pancasila. Kencana : Jakarta.

Prof. Dr. Satjipto Rahardjo S.H. 2014. Ilmu Hukum. PT Citra Aditya Bakti : Bandung.

Prof. Dr. Lasiyo, M.A., M.M. Reno Wikandaru, S.Fil., M. Phil. Dr. Hastangka, S.Fil., M.
Phil. 2020. Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Terbuka : Tangerang Selatan.

Vanya Karunia Mulia Mulia Putri.2021. Pendidikan Kewarganegaraan. Kemdikbud,


Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai