Anda di halaman 1dari 4

TATA IBADAH PNB HKI PARDOMUAN NAULI

RES. PARDOMUAN NAULI SEI. NETEK

1. Bernyanyi, “Ku Masuk Ruang Maha Kudus”


2. Doa Pembuka (Naposo Cowok)
3. Ayat Bacaan Mazmur 1:1-6
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik yang tidak
berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan
pencemooh,
2. tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN dan yang merenungkan Taurat
itu siang dan malam
3. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air yang menghasilkan
buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang
diperbuatnya berhasil.
4. Bukan demikian orang fasik mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.
5. Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang
berdosa dalam perkumpulan orang benar;
6. sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju
kebinasaan.

I. Pendahuluan
Kitab Mazmur adalah bagian dari Alkitab Perjanjian Lama yang merupakan
kumpulan mazmur, nyanyian dan doa untuk dimasukkan dalam ibadah. Kitab ini
berisi 150 pasal, dan penulis utama Kitab Mazmur adalah Daud. Waktu
penulisan kitab ini yaitu antara 1450 dan 430 SM. Jika melihat masa penulisan
dan tokoh- tokoh yang terlibat di dalamnya, maka tidak heran jika di dalam
Mazmur ada sebagian pasalnya yang memuat situasi dan keadaan yang
berkaitan dengan sejarah bangsa Israel. Keluarnya Israel dari perbudakan di
Mesir, perjalanan Israel dipadang gurun, peperangan Israel dengan
musuhmusuhnya, hingga pemberontakan dan pengkhianatan para raja Israel
kepada Allah. Kitab mazmur sebagai kitab doa dan pujian yang diilhamkan Roh,
ditulis secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari
manusia dalam hubungan dengan Allah. Susunan mazmur ini cukup jelas ayat 1-
3 berbicara tentang orang yang benar yang hidupnya dapat merenungkan Taurat
Tuhan. Sedangkan ayat 4-5 tentang hakikat orang fasik dan nasibnya; ayat 6
dimana ialah pendasaran teologis dari kesimpulan tentang perbedaan hakikat
dan nasib kedua jalan hidup ini. Dalam tahun – tahun terakhir ini, Mazmur
pertama ini disoroti dengan cukup tajam, terutama dari sudut analisis structural.
Mazmur Pasal 1 adalah mazmur yang termasuk kitab kebijaksanaan yang
dimana tampak menunjukkan arti taurat dalam hidup orang benar dan
mempertentangkan dengan orang fasik.

II. Penjelasan Nats

Mamur pertama ini berasal dari zaman sesudah pembuangan karena


gagasannya mungkin mendapat ilham dari Yos 1:8 yang berasal dari
Deuteronomist. ayat 2 mengandaikan bahwa “Taurat Tuhan” atau keseluruhaan
pernyataan kehendak Allah”, terdapat dalam bentuk yang tertulis atau yang
sudah dibukukan. Orang bijaklah yang merenungkannya siang dan malam. Ini
adalah mazmur pengajaran tentang yang baik dan yang jahat, yang menawarkan
kepada kita hidup dan mati, berkat dan kutuk, agar kita mengambil jalan yang
benar menuju kebahagiaan dan menghindari apa yang pada akhirnya pasti akan
berujung kepada kesengsaraan dan kehancuran bagi kita. Sifat dan keadaan yang
berbeda dari orang saleh dan orang fasik, dari orang-orang yang melayani Allah
dan yang tidak, dinyatakan dengan jelas di sini dalam beberapa kata. Dengan
demikian, setiap orang, jika mau jujur pada dirinya sendiri, dapat melihat
cerminan wajahnya sendiri di sini, lalu membaca kehancuran yang kelak
menimpanya. Pembagian anak-anak manusia atas orang kudus dan orang
berdosa, orang benar dan orang fasik, anak-anak Allah dan anak-anak si jahat,
sudah ada sejak lama, sudah sejak dimulainya peperangan antara dosa dan
anugerah, keturunan wanita dan keturunan ular. Pembagian itu berlangsung
selamanya, dan akan tetap ada sekalipun semua pembagian dan pemisahan lain
antara yang tinggi dan yang rendah, yang kaya dan yang miskin, yang budak
dan yang merdeka sudah tidak ada lagi. Sebabnya adalah karena dengan
pembagian inilah keadaan kekal manusia akan ditentukan, dan pembagian itu
akan tetap ada selama ada sorga dan neraka. Mazmur ini menunjukkan kepada
kita, I. Kekudusan dan kebahagiaan orang saleh (ay. 1-3). II. Keberdosaan dan
kesengsaraan orang fasik (ay. 4-5). III. Dasar dan alasan dari perbedaan di
antara keduanya (ay. 6).

III. Aplikasi
Mazmur ini adalah suatu pengajaran bagi kita seperti menggunakan media
cermin untuk menampilkan diri kita saat ini. Seperti apa diri kita ketika di
perhadapkan dengan Firman Tuhan. Maka akan terlihat seperti apa dan
bagaimana kita menempatkan diri kita sendiri saat ini. Apakah kita benar-benar
bahagia? – jalan seperti apa yang sedang kita tempuh? – kita sedang duduk di
mana? – kita sedang berdiri dimana? Dari sini kita sudah dapat mengidentifikasi
diri kita, apakah hidup yang kita jalani saat ini adalah perilaku hidup orang
benar atau perilaku hidup orang fasik.
Kata kuncinya ada pada ayat 2 “Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat
Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam”. jika kita sudah
dapat mengindentifikasi dengan berkata “bahwa diri kita sendiri berada pada
jalan hidup orang benar” – itu bagus, namun jangan tinggi hati dan merasa hebat
dari orang lain, justru ini adalah pertanda kita sedang berbelok arah menuju
jalan hidup orang fasik. Adalah bijak jika kita berkata dalam diri “Tuhan, aku
mau hidup dalam pengajaranMu” Orang benar dan orang fasik adalah sama-
sama berdosa, namun orang benar mengenal dirinya sebagai orang berdosa,
sehingga dia memerlukan keselamatan dari Tuhan, dia membutuhkan tuntunan
Tuhan. Dapat kita ibaratkan dengan orang yang sedang sakit, jika dia sadar
sedang sakit, maka dia pun akan mencari obat untuk kesembuhannya, namun
orang fasik itu seperti orang sakit yang merasa sehat, dia menyimpan sakitnya.
Jalan hidup orang benar itu kesukaannya adalah Taurat Tuhan, dia
membutuhkan tuntunan Tuhan, dia tidak bisa hidup tanpa Firman Tuhan. Maka
dia akan membaca, mendengar, merenungkan, mempercayai dan melakukan
Firman Tuhan. Namun, tidak demikian dengan orang fasik, dia seperti sekam,
yang dengan mudahnya di tiupkan angin kemanapun berhembus. Dia tidak
mengasihi dirinya, yang penting keinginan dan nafsunya tercapai. Tidak perduli
itu baik atau tidak, jika sudah menjadi keinginannya maka akan dilakukannya,
tidak perduli itu makanan sehat atau tidak, jika sudah selera dengan makanan itu
akan di makannya. Dalam Mazmur ini memberikan kepada kita kekuatan
“berbahagialah” Jika kita hidup di jalan orang yang benar. Di ibaratkan seperti
pohon yang di tanam di tepi aliran air, berbuah pada musimnya, daunnya tidak
layu dan akan berhasil. Artinya, bahwa Firman Tuhan yang kita serap masuk
dalam diri kita adalah sumber kehidupan, sumber kekuatan, sumber
kebahagiaan dan sumber keberhasilan. Sebab firman Tuhan yang kita baca,
dengarkan, renungkan, percayai dan yang kita lakukan itu pasti akan berhasil,
sebagaimana rasul Paulus menuliskannya di Roma 9: 6 “Akan tetapi firman
Allah tidak mungkin gagal”.

Bahan diskusi :

1. Bagaimana kita memaknai arti hidup berbahagia di jalan dihadapan Tuhan?


2. Dimanakah letak kebahagian kita yang sejati? Apakah itu terletak pada
kebutuhan kita atau dalam persekutuan dengan Tuhan?

7. Bernyanyi, “Bukan dengan Kekuatanku”


8. Doa Bapa Kami
9. Latihan Koor

Anda mungkin juga menyukai