Anda di halaman 1dari 2

NAMA : LALLA FAQIHA

NIM : A021221159

TUGAS PAPER PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT


Filsafat berasal dari bahasa Yunani philein yang berarti cinta dan shopia berarti
kebijaksanaan. Jadi, menurut asal katanya, filsafat berarti Cinta akan kebijaksanaan atau cinta akan
kebenaran/pengetahuan. cinta yang dalam itu memiliki makna terbesar yang dapat diungkapkan
sementara itu keinginan yang penuh gairah dan tulus untuk sesuatu kebijaksanaan dapat diartikan
sebagai kebenaran sejati. Karena, Filsafat dapat diartikan secara sederhana sebagai keinginan tulus
untuk mencari kebenaran sejati. Filosofinya lebih tua Sains J Gredt dalam bukunya "Elementa
philosophiae", filsafat sebagai “ilmu pengetahuan yang timbul dari prinsip-prinsip mencari sebab
musababnya yang terdalam”.
A. Filsafat Pancasila
Menurut Ruslan Abdul Gani, bahwa Pancasila adalah filsafat negara dari mana
ideologi kolektif (ideologi umum) lahir. Dari seluruh Indonesia. Dikatakan filsafat, karena
pancasila merupakan hasil perenungan jiwa sangat diusung oleh para founding fathers
bangsa Indonesia, lalu buang ke "sistem" yang sesuai. Untuk mengikuti Notonagoro,
filsafat pancasila yang memberikan ilmu pengetahuan dan pengertian yaitu tentang hakikat
Pancasila.
B. Prinsip – Prinsip Filsafat Pancasila
Pancasila menurut kausalitas Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Kausa Matearialis, yaitu sebab-sebab yang berkaitan dengan materi/materi,
dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosiokultural yang ada didalamnya
pemerintah nasional Indonesia
2) Kausa Formalis, yaitu sebab-sebab yang berkaitan dengan bentuk,
Pancasila yang terkandung dalam pembukaan UUD 45 memenuhi persyaratan resmi
(kebenaran formal)
3) Kausa Efisiensi yaitu kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam penyusunannya
dan membangun Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang merdeka
4) Kausa Finalis, makna berkaitan dengan maksud, yaitu tujuan
mengusulkan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.
C. Hakikat Nilai – Nilai Pancasila
Nilai adalah ide atau konsep tentang apa yang dipikirkan seseorang itu adalah hal
terpenting dalam hidupnya. Nilai yang mungkin adalah dua domain: kognitif dan afektif.
Nilai adalah ide, bisa dikatakan konsep dan bisa seharusnya abstraksi (Sidney Simon:
1986). Nilainya ha! Isi dalam hati nurani manusia memberikan lebih banyak dasar dan
prinsip moral adalah standar keindahan dan keefektifan atau kepenuhan kesadaran
(potensi). Tahap awal "nilai" seperti ide manusia lainnya adalah potensi manusia. Nilai
tidak terlihat di dunia pengalaman. Itu nyata dalam jiwa manusia. Dengan kata lain,
dikonfirmasi oleh Sidney B. Simon (1986) bahwa yang dimaksud dengan nilai sebenarnya
jawaban yang jujur namun benar untuk pertanyaan "apa yang sebenarnya kamu, sungguh,
sungguh, ingin. " Kajian tentang nilai termasuk dalam bidang estetika dan etika. Estetika
cenderung menjadi studi dan pembenaran orang berpikir tentang kecantikan, atau apa yang
mereka sukai. Misalnya, tanyakan atau bercerita dengan rambut panjang, laki-laki
memakai anting-anting, nyanyian keras dan bentuk seni lainnya. Untuk etika cenderung
penelitian dan alasan aturan atau bagaimana orang berperilaku. Manifestasi Etika sering
muncul dari isu-isu konflik antara 47 baik dan buruk, baik dan buruk. Pada dasarnya, studi
tentang etika adalah pelajaran moral yang secara langsung merupakan pemahaman tentang
apa adanya itu baik dan buruk.
Refleksi filosofis dikembangkan oleh Notonagoro untuk dijelajahi nilai-nilai
abstrak. hakikat nilai-nilai pancasila yang ternyata kemudian dapat diwujudka titik tolak
untuk mengimplementasikannya dalam bentuk konsep praktik nyata subjektif dan objektif.
Praktek objektif adalah praktek di lapangan kehidupan bernegara atau bermasyarakat yang
penafsirannya berupa seperangkat ketentuan hukum yang hirarkis berupa ketentuan
ketatanegaraan, ketetapan, undang-undang organik dan peraturan pelaksanaan MPR
lainnya. Praktek subyektif adalah praktek yang dilakukan oleh manusia sebagai individu
dan sebagai warga masyarakat atau sebagai pemegang kekuasaan, manifestasinya berupa
perilaku dan sikap dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai berakar pada sifat Tuhan,
manusia, bangsa dan keadilan diterjemahkan ke dalam konsep moral Pancasila, yang
merupakan sifat dasar manusia Indonesia adalah memiliki ciri-ciri dan keadaan yang
mencerminkan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Manusia, bangsa, orang, peri
Keseimbangan sosial. Konsep filosofis Pancasila ditransformasikan menjadi sistem etika
Pancasila itu biasa.

Anda mungkin juga menyukai