Anda di halaman 1dari 5

b.

Pada rapat kerja kedua, tanggal 8 s/d 11 Februari 1974 di Cibogo, dan ke 3 tanggal 21 s/d 26 Juli 1974
di Cibogo juga, yang dihadiri oleh pejabat-pejabat dan tenaga-tenaga ahli dari Departemen Agama dan
Departemen P dan K, oleh Ditpenda disampaikan konsep tersebut agar didiskusikan dan dipikirkan. Hasil
diskusi dan pemikiran ini ditampung selengkapnya. Dengan demikian konsep yang telah diajukan
Ditpenda tersebut dapat disempurnakan sesuai dengan sistematika penyusunan kurikulum baru. Hasil
rapat kerja ke 2 dan ke 3, disusun dan diperbanyak seperlunya, untuk selanjutnya dalam rapat kerja ke 4
tanggal 2 s/d 5 September 1974 di Tugu disempurnakan lagi dengan melengkapi materi kurikulum
dengan dalil-dalil naqli dan menentukan urutan penyajian materi kurikulum tersebut sesuai dengan
umur anak. Demikian pula dalam rangka memberikan petunjuk- petunjuk kepada guru dalam kegiatan
mengajarnya.

3) Pokok-pokok materi kurikulum pendidikan agama Islam.

a. Hubungan manusia dengan Allah SWT.

Hubungan vertikal antara insan dengan Khaliknya mendapatkan prioritas pertama dalam penyusunan
kurikulum ini, karena pokok ajaran inilah yang pertama-tama perlu ditanamkan pada anak didik. Tujuan
kurikuler yang hendak dicapai dalam hubungan manusia dengan Allah ini mencakup segi keimanan,
rukun Islam dan Ihsan. Termasuk ke dalamnya membaca Al Qur'an dan menulis huruf Al Qur'an.

Untuk tingkat SD aspek tersebut diberikan secara sederhana sesuai dengan kemampuan daya berpikir
murid, sehingga aspek yang banyak berhubungan dengan masalah gaib ini dapat dipahami, diresapi oleh
anak didik dan selanjutnya dapat mewamai tingkah lakunya sehari-hari..

Pada tingkat SMP aspek ini diperluas pengertiannya dengan mengemukakan alasan-alasan/dalil-dalil
baik naqli maupun aqli, sehingga anak didik yang telah meningkat remaja itu dapat menyelesaikan
pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikirannya mengenai segi-segi gaib. Selanjutnya dapat
memahami alasan-alasan terhadap apa yang telah diyakininya selama ini.

Selanjutnya pada tingkat SMA, tiap aspek dikemukakan kepada anak didik dilengkapi dengan faedah
atau arti dari aspek ajaran tersebut, sehingga dengan demikian mereka dapat meningkatkan
pengertiannya terhadap aspek yang sedang dipelajari setelah mendapat penjelasan tentang faedah atau
artinya.

b. Hubungan manusia dengan manusia.

Untuk tingkat SD aspek tersebut disajikan secara sederhana, sehingga anak didik dapat memahami
secara praktis dan dapat digunakannya dalam pergaulan sehari-hari baik dengan lingkungan keluarganya
maupun dengan kawan-kawan dan tetangganya. Di samping itu dapat pula memahami sesuai dengan
alam pikiran mereka tentang hak kewajiban dalam pemilikan dan jasa, tentang bagaimana tingkah laku
dalam pergaulan hidup.

Penyajian untuk murid tingkat SMP dilengkapi dengan dalil naqli dan aqli sehingga dengan demikian
aspek-aspek yang diajarkan mengenai pergaulan hidup dapat dilaksanakan dengan kesadaran bukan
hanya sekedar ikut-ikutan. Sedang- kan pada tingkat SMA sudah bertambah banyak problem yang
timbul dalam diri anak didik tentang arti dan kegunaan pokok-pokok ajaran agama Islam dalam
pergaulan hidup.

Karena itu pada tingkat SMA disajikan faedah dan arti dari tiap aspek hubungan manusia dengan
manusia.

c. Hubungan manusia dengan alam.

Agama Islam banyak mengajarkan tentang alam sekitar, dan Manusia diberi mandat oleh Allah SWT
sebagai khalifah di muka bumi. Manusia boleh menggunakan dan mengambil manfaat dari alam
menurut garis-garis yang telah ditentukan Allah.

Aspek hubungan manusia dengan alam mempunyai dua arti untuk kehidupan anak didik :

(1) Mendorong anak didik untuk mengenal alam. Selanjutnya mencintai dan mengambil manfaat seba-
nyak-banyaknya. Tentu dengan demikian secara tidak langsung mendorong mereka ikut ambil bagian
dalam pembangunan, baik untuk dirinya maupun untuk masyarakat dan negara.

(2) Dengan mengenal alam dan mencintainya, anak didik akan mengetahui keindahan dan kehebatan
alam semesta. Hal yang demikian akan menambah iman mereka kepada Allah SWT sebagai Maha
Pencipta.

g. Pengembangan kurikulum Perguruan Agama Islam. Guna memenuhi tuntutan SKB 3 Menteri, seperti
yang telah disebutkan pada bagian pertama, perlu diadakan pembinaan serta pembaharuan kurikulum
secara menyeluruh.

Untuk itu telah diadakan berbagai usaha, antara lain diadakannya penelitian terhadap kurikulum 1973
yang sedang berjalan, penyu- sunan metoda mengajar, standarisasi buku-buku madrasah dan alat- alat
pelajaran.

Di bawah ini akan dikemukakan langkah-langkah pokok pengembangan, strategi penyusunan dan
susunan kurikulum madrasah.

1) Langkah-langkah pokok.

Langkah-langkah pokok yang ditempuh dalam pengembangan kurikulum perguruan agama Islam
(madrasah-madrasah) adalah:

a. Perumusan tujuan-tujuan institusional.

b. Penentuan struktur program kurikulum.

c. Penyusunan garis-garis besar program pengajaran, masing- masing dari setiap bidang studi,
perumusan tujuan-tujuan instruksional dan identifikasi pokok-pokok bahasan yang dijadikan program
pengajaran.
d. Penyusunan dan penggunaan satuan pelajaran, program penilaian (evaluasi), program bimbingan dan
penyuluhan, program administrasi serta supervisi.

2) Strategi penyusunan kurikulum.

Di dalam rumusan dan penyusunan kurikulum madrasah ber- dasarkan SKB 3 Menteri digunakan dua
macam cara/strategi, yaitu strategi umum dan strategi khusus sebagai dasar pikiran dan rasionalnya.

a. Strategi umum.

Gagasan pokok yang dijadikan dasar di dalam pengembangan dan pembaharuan kurikulum, yaitu
lulusan harus merupakan seorang Muslim warga negara yang baik, sanggup menye- suaikan diri di
dalam masyarakat, bertanggung jawab memiliki keterampilan, kemampuan, pengetahuan umum agar
anak didik mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Gagasan pokok inilah yang dapat menunjukkan ciri khas antara warga negara yang memperoleh
pendidikan di Madrasah dibandingkan dengan Sekolah atau Lembaga lainnya yang tidak sama dengan
Madrasah.

Gagasan pokok tersebut membawa akibat adanya klasifikasi aspek-aspek pada pendidikan di madrasah :

1. Aspek pendidikan umum/dasar.

Aspek-aspek ini dimaksudkan untuk membina siswa sebagai muslim warga negara yang baik, sesuai
dengan pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila, serta agar memiliki kecakapan, keterampilan,
pengetahuan dan kemampuan sesuai dengan tingkat pendidikannya.

2. Aspek pendidikan khusus.

Aspek ini dimaksudkan agar siswa sebagai muslim warga negara yang baik, bertakwa kepada Allah SWT
dan mengamalkan ajaran agamanya secara teguh agar tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

b. Strategi khusus, dasar pikiran dan rasionalnya.

1. Sebagai konsekuensi dari pembinaan sistem pendidikan nasional dan pelaksanaan SKB 3 Menteri serta
tuntutan kualifikasi dari lulusan madrasah dalam rangka peningkatan mutu, diperlukan pembinaan
sarana dan perlengkapan, termasuk di antaranya struktur kurikulum dan tenaga pengajar sebagai
personal pelaksanaannya.

Kurikulum madrasah perlu diorientasikan kepada kepentingan pembinaan dan pengembangan manusia
Indonesia seutuhnya.

2. Kegiatan Belajar yang dikehendaki sekarang bukanlah sekedar menekankan pencapaian kemampuan
teoritis, melainkan pengetahuan, kecerdasan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Yang keseluruhannya
tampak dalam bentuk perubahan tingkah laku anak didik. Dengan demikian madrasah perlu
menyediakan rangkaian pengalaman belajar untuk itu.

3. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan ialah bagaimana caranya agar pengetahuan yang diberikan di
madrasah dapat mencapai maksud SKB 3 Menteri tanpa mengurangi mutu pendidikan agama, yang akan
menjadikan anak didik sebagai Muslim warga negara yang baik, sehat jasmani dan rohani serta tercapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.

3. Administrasi dan Supervisi

a. Prinsip Umum

1) Administrasi dan supervisi harus bersifat praktis, dapat dikerjakan (workable), yang berarti
mempertimbangkan kondisi dan situasi riil di sekolah/madrasah.

2) Administrasi dan supervisi harus berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan
management pendidikan dan pe- ningkatan proses belajar mengajar. 3) Administrasi dan supervisi
dilaksanakan melalui suatu sistem dan mekanisme kerja yang menunjang realisasi kurikulum
sekolah/madrasah.

b. Administrasi

1) Pengertian

Yang dimaksud dengan administrasi ialah segala usaha bersama untuk mendayagunakan semua sumber-
sumber (personal material, dan spiritual) secara efektif dan efesien untuk me- nunjang tercapainya
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (tujuan institusional).

Berdasarkan batasan administrasi tersebut di atas maka admi- nistrasi sekurang-kurangnya dapat dilihat
dari tiga segi sudut pandangan:

a. Administrasi dilihat sebagai suatu gugusan substansi (wujud) problema-problema tertentu.

Pada umumnya administrasi pendidikan (yang secara mikro) dilaksanakan di sekolah/madrasah meliputi
substansi-sub- stansi berikut :

1. Pengajaran (kurikulum)

2. Kesiswaan.

3. Personalia, (ketenagaan).

4. Keuangan (pembiayaan).

5. Peralatan pengajaran.

6. Gedung dan perlengkapan sekolah/madrasah.


7. Hubungan sekolah/madrasah dengan masyarakat.

b. Administrasi dilihat sebagai proses kegiatan management.

Sebagai proses kegiatan dapat dibedakan: Kegiatan pimpinan (kegiatan manager) dan kegiatan
pelaksana.

Proses kegiatan pimpinan (menurut Henry Fayol) berjalan. melalui tahap kegiatan sebagai berikut:
perencanaan (planing), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), pengkordinasian
(coordinating) dan pengawasan (controlling).

2) Tujuan program administrasi pendidikan di madrasah/sekolah. a. Secara umum program administrasi


di sekolah/madrasah bertujuan tersusunnya suatu sistem pengelolaan bidang- bidang administrasi
sekolah/madrasah, sehingga pengelolaan bidang-bidang tersebut dapat menunjang terlaksananya
proses belajar mengajar yang relevan, efektif dan efesien dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
yang ditetapkan.

b. Secara khusus program administrasi sekolah/madrasah terse- but ditujukan ke arah terlaksananya
masing-masing penge- lolaan :

1. administrasi dan organisasi kurikulum;

2. ketenagaan;

3. sarana dan prasarana pendidikan; 4. pembiayaan; dan

5. hubungan sekolah/madrasah dengan masyarakat.

c. Program administrasi sekolah/madrasah yang relevan, efek- tif dan efisien dapat dilaksanakan dan
mencapai sasaran dengan :

1. Adanya suatu pola struktur organisasi madrasah.

2. Adanya suatu pembagian tugas dan tanggung jawab yang

Anda mungkin juga menyukai