Anda di halaman 1dari 14

AGAMA TAO

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Studi Agama

Dosen Pengampu :
Dr. Achmad Gholib, M. Ag.

Disusun oleh

Kelompok 10

Melinda 11200110000010

Gifari Osama 11200110000083

Nabilah Nur Hanifah Qatrunnada 11200110000099

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
masalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.

Makalah yang berjudul Agama Tao ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengantar Studi Agama. Program Studi Pendidikan Agama Islam.
Diucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan terlibat
dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan kami dan banyak orang yang membaca makalah ini.

Sekian ucapan terimakasih yang dapat penyusun sampaikan. Menyadari


banyaknya kekurangan dalam makalah ini, karena itu Penyusun juga berharap
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun karena makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Dengan demikian penyusun bisa lebih baik lagi dalam
menyusun makalah.

Jakarta, 20 November 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI .........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3

2.1 Sejarah Agama Tao ......................................................................................3

2.2 Konsep Agama Tao ......................................................................................4

2.3 Pandangan dalam Ajaran Agama Tao tentang Kehidupan dan Kematian ...7

2.3.1 Kehidupan ..........................................................................................7

2.3.2 Kematian ...........................................................................................8

2.4 Praktik Keagamaan.......................................................................................9

2.4 Pengikut Agama Tao.....................................................................................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................10

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................10

3.2 Saran ............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepercayaan di dunia ada sejalan dengan keberadaan manusia sejak manusia
diciptakan. Seperti kita ketahui selama ini, bahwa manusia pertama Adam juga
mempunyai kepercayaan bahwa ia diciptakan dari suatu yang memiliki kekuatan
lebih.

Adapun tentang agama, suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan


makna kenyamanan. Dengan maksud bahwa agama memiliki arti meniadakan
kekacauan, huru-hara dll yang data memicu terjadinya konflik. Semua agama
didunia tidak terkecuali mengajarkan pada arah yang positif, akan tetapi mereka
mempunyai corak dan karakter masing-masing. Dalam konteks pembahasan kali
ini, makalah ini menjelaskan satu sekte ajaran agama yang ada di dunia, yaitu
Agama Tao.

Agama Tao yang kita tahu, merupakan agama-agama orang Cina yang lebih
memusatkan ajarannya untuk mencintai alam semesta. Sesungguhnya tidak
satupun kebudayaan di dunia ini yang mempunyai warna tunggal. Di Cina, nada-
nada klasik dari agama Khong Hu Cu telah diimbangi bukan saja oleh berbagai
ragam spiritual dari agama Budha melainkan juga oleh berbagai corak romantic
dari Taoisme, kali ini kita akan membahas berbagai corak tersebut dalam makalah
ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah Agama Tao?
2. Bagaimana konsep Agama Tao?
3. Bagaimana pandangan dalam ajaran Agama Tao terhadap kehidupan dan
kematian?

1
4. Bagaimana cara praktik keagamaan yang dilakukan oleh Agama Tao?
5. Siapa saja pengikut ajaran Agama Tao

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui sejarah agama Tao
2. Untuk mengetahui konsep Agama Tao.
3. Untuk mengetahui pandangan dalam ajaran Agama Tao terhadap
kehidupan dan kematian.
4. Untuk mengetahui praktik keagamaan pada ajaran Agama Tao
5. Untuk mengetahui pengikut-pengikut Agama Tao

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Agama Tao


Sejarah munculnya agama Tao berkaitan dengan keadaan kerajaan
Chou di abad ke enam sebelum masehi yang mengalami masa kehancuran
akibat penyelewengan dalam pemerintah. Kehidupan manusia semakin
menderita, sehingga membuat orang-orang terpelajar pada masa itu kecewa.
Kemudian dari sebagian mereka memilih untuk hidup menyendiri dan hidup
sebagai biarawan.1
Wilayah dinasti Chou yang terdiri dari ratusan kerajaan-ketajaan kecil
itu semakin kacau dan menjelang akhir keruntuhannya terjadi banyak sekali
peperangan. Karisma raja yang semakin merosot menimbulkan rasa tidak
percaya di hati masyarakatnya. Pergolakan yang terjadi baik intern maupun
ekstern menyulut perang besar untuk menentukan kerajaan mana yang lebih
kuat dan bisa menjalankan pemerintahan secara benar. Kelemahan kaisar
berdampak pada pemisahan diri daerah-daerah vasal kerajaan yang sempat
memberikan loyalitas penuh selama berabad-abad.2
Rakyat memerlukan pembaharuan dalam sistem pemerintahan karena
krisis politik telah melanda segala penjuru. Persaingan di antara vasal-vasal
semakin menguat, begitupun pergulatan antar bangsawan tidak dapat
dihindari. Basis militer kerajaan-kerajaan kecil diperkokoh atas dasar keadaan
waktu yang semain tak terkendali. Posisi petani semakin terdesak, pemerintah
memberlakukan wajib militer bagi kalangan petani, disisi lain para petani
juga harus menyerahkan upeti dan pajak dari hasil mengolah lahan pertanian.
Kemajuan pesat pada masa Negara berperang terlihat dalam
pembuatan senjata perang. Perkembangan itu antara lain dicirikan pada
penggunaan teknologi besi untuk pembuatan senjata serta pemanfaatan kuda
sebagai kendaraan perang. Berbagai senjata yang terbuat dari besi
1
No Jie Lan, Peradaban Tionghoa Selayang Pandang (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia,
2013), hlm 35
2
Anisa Septianingrum, Sejarah Asia Timur (Yogyakarta: Sociality, 2017), hlm 13.

3
bermunculan pada periode ini, salah satu contohnya adalah pedang. Ketika
ahli strategi perang menunggang kuda, energi mereka tidak akan terbuang sia-
sia. Serangan yang dilakukan terhadap musuh lebih efektif saat naik kuda dan
menggunakan senjata pedang. Akibatnya banyak korban jiwa dan cacat
karena meluasnya penggunaan senjata. Pertumpahan darah karena perang
hanya menyisakan kepedihan yang mendalah di kalangan petani kecil.3
Latar belakang sejarah tersebut mengisyaratkan bahwa agama Tao
dalam perkembangannya membawa misi keadilan dan kemanusiaan. Oleh
karena itu agama Tao menerapkan ajaran kebajikan (te) sebagai tema sentral
dalam ajarannya. Dalam kepustakaan Cina mengenal Tao sebagai dua hal,
yaitu Tao sebagai filsafat dan Tao sebagai agama, masing-masing memiliki
ajaran yang rbeda.Taoisme sebagai aliran filsafat (Tao Chia) mengajarkan
agar manusia hidup mengikuti hukum alam, sedangkan Tao sebagai agama
(Tao Mao) mengajarkan agar manusia menentang hukum alam. Namun dalam
perkembangan keduanya tidak berbenturan, karena praktek dan pemahaman
agama dan filsafat di Cina tidak memiliki garis atau sekat yang jelas dalam
kehidupan sehari-hari.4

2.2 Konsep Agama Tao


Agama Tao sebenarnya mempunyai tiga ajaran pokok. Yang pertama
adalah kepercayaan terhadap Tuhan yang maha Esa, menghormati nenek moyang
atau menjunjung tinggi derajat nenek moyang, dan yang ketiga menjaga
keseimbangan hidup. Baik keseimbangan hubungan antara manusia dengan
Tuhannya, manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan alam semesta.
Semua ajaran itu bersumber dari kitab suci Dao De Jing yang ditulis oleh Lao Zhi
yang masih ada dan dijaga sampai sekarang. Dari tiga ajaran pokok di atas
dijabarkan lagi ke dalam beberapa konsep dalam agama Tao adalah sebagai
berikut:

1. Konsep Mengenai yang Suci

3
Ibid., hlm 14.
4
Arif Syaiful, Laporan Penelitian Eksistensi Agama Tao Di Kota Bandung, (Jakarta: Kementrian
Agama RI Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan Keagamaan), hlm 45.

4
Dalam agama Tao sesuatu yang suci adalah Tao itu sendiri yang
merupakan jalan realitas mutlak. Pada prinsipnya dalam agama Tao yang
disebut Tuhan adalah Tao, yaitu kekuatan dasar semesta yang tidak bisa
disebut dan tidak bisa diberi nama. Konsep ini mirip dengna pengertian
prima causa atau Ground of All Being dalam filsafat Yunan purba.
Mengenai Tao ini, kepercayaan cina kuno sejak 1 Ching ribuan tahun
sebelumnya, Lao Zi kemudian mengembangkannnya dan
mengajarkannya.
Sifat kebatinan agama Tao terlihat dari kepercayaan bahwa hakikat
manusia sama dengan Tao dan tugas manusia adalah mengusahakan diri
untuk hidup menjadi bagian dari Tao. Delapan pilar dalam agama Tao
mencakup aspek dari keberadaan manusia sehari-hari. Mereka dirancang
untuk memenuhi semua kebutuhan fisik dengan cara yang memungkinkan
manusia menyadari potensi diri sepenuhnya sebagai manusia. Maka
manusia dapat melompat melintasi waktu yang mendegeneralisasikan,
untuk hidup dengan sang Tao dengan sang Tuhan. 5
2. Konsep Ying dan Yang
Kutub-kutub didalam Ying dan Yang menunjukkan segala
pertentangan dasar hidup ini, seperti: baik-jahat, aktif-pasif, positif-
negatif, terang-gelap, priawanita, panas-dingin, dan seterusnya. Tetapi
walaupun asas-asas tersebut berada dalam ketegangan, asas-asas itu tidak
bertentangan secara mutlak. Asas-asas itu saling melengkapi dan saling
mengimbangi satu sama lain.6
Tao mengekspresikan dirinya dalam kekuatan energi chi yang
mengikuti hukum ying dan yang, saing bertentangan, seimbang saling
melengkapi secara harmonis. Setan sebagai pribadi tidak dikenal dalam
Taoisme filsafat kecuali dalam Taoisme magis yang berkembang setelah
kematian Lao Zi dimana setan-setan hanya merupakan personifikasi dari
roh-roh nenek moyang yang jahat.Sekalipun demikian setan itu
5
Djoko Pitoyo, Manusia Bijaksana menurut Taoisme, Jurnal Filsafat Vol. 16, No 3 (Desember
2006), hlm 261.
6
Huston Smith, Op,Cit., hlm 247

5
dikembangkan dalam sisi Ying (negatif) yang mencakup baik setan,
kejahatan dan dosa.
Sebaliknya aspek yang (positif) melambangkan hal-hal yang baik,
kuat bijaksana dan kesucian. Interaksi ying dan yang ini menghasilkan
segala sesuatu dalam alam, seperti misalnya bumi dan langit, wanita dan
pria, negatif dan pisitif, dingin dan panas yang selalu berpasangan dan
merupakann komponen komponen alam yang saling mengisi secara
harmonis sekaipun bertentangan. Baik bumi dan manusia akan mengalami
malapetaka bila keseimbangan itu terganggu.7
3. Konsep tentang Manusia
Dalam agama Tao, manusia adalah bagian alam semesta yang
diciptakan Tao dan manusia perlu mengalami perubahan yang harmonis
dengan Tao. Bila Tao dianggap sebagai prima causa dan kekuatan mistik
semesta atau makro kosmos, maka manusia dan mahluk disebut mikro
kosmos yang semuanya memiliki chi dalam dirinya yang bekerja
mengikuti irana ying dan yang. Keselamatan atau kesembuhan adalah bila
tercapai keselarasan antara irama ying dan yang manusia dan makhluk
dengan ying dan yang semesta alam, dan tugas manusia adalah
mengusahakan keseimbangan tersebut. Tugas manusia dalam dunia ini
adalah untuk menjaga keseimbangan antara ying dan yang agar senafas
dengan ying dan yang alam semesta, dan tugas penyelamatan adalah
mencapai harmoni manusia dengan alam, chi dengan Tao. Dalam
keyakinan agama Tao, alam semesta adalah kekal dari dahulu hingga
sekarang dan tetap dalam keseimbangan kosmis demikian, demikian juga
yang akan terjadi pada masa yang akan dating.8
4. Kitab Suci
Agama Tao ajarannya dituangkan dalam Kitab suci yang disebut
Dao De Jing. Kitab suci ini tercatat sebagai kitab suci paling tipis diantara
kitab suci agama agama yang ada di dunia. Kitab ini hanya terdiri dari 83
7
Djoko Pitoyo, Op,Cit., hlm 263.
8
Djoko Pitoyo, Manusia Bijaksana menurut Taoisme, Jurnal Filsafat Vol. 16, No 3 (Desember
2006), hlm 269.

6
sajak-sajak singkat dan prosa-prosa singkat. Sekalipun Dao De Jing ini
tipis, tapi isinya mencakup hampir keseluruhan kehidupan. Sekalipun kata
yang digunakan sederhana, tetapi kandungan maknanya berisikan banyak
paradoks. Kitab tipis ini betul-betul merupakan tantangan bagi siapapun
untuk memahamkan pengertiannya yang lebih dalam.
Di dalam kitab Dao De Jing terdapat beberapa kata yang
mengandung kunci dari konsep-konsep yang ada dalam ajaran Lao Zhe.
Kunci yang pertama adalah kata tao, huruf tionghoa bagi tao itu tersusun
dari bentuk kepala manusia yang bermana seseorang yang
berpengetahuan. Kemudian bagian tubuh yang memperlihatkan proses
tengah berjalan. Kalangan mistik tionghoa memberikan dua makna
terhadap tao itu. Tao yang berarti jalan bagi alam semesta, berdaya guna,
dan hakikat asli yang menyebabkan alam semesta terjadi. Kata kunci yang
kedua adalah te, huruf tionghoa bagi te itu berisikan tiga bagian. Pertama
lukisan ide yang mengandung makna pergi, kedua lukisan ide yang
mengandung makna lurus, ketiga gambaran bagian tubuh yang bermakna
hati.9

2.3 Pandangan Agama Tao terhadap Kehidupan dan Kematian


2.3.1 Kehidupan
Manusia, sama seperti makhluk hidup yang lain, berasal dari alam
dan memiliki waktu kehidupan yang terbatas. Oleh karenanya, manusia
seharusnya belajar menghargai tubuhnya, dan mengembangkan
kemampuan fisik dan spiritualnya. Apapun yang ia inginkan haruslah
selalu dalam sikap tidak berlebihlebihan. Manusia sebaiknya melakukan
perbuatan-perbuatan amal, selalu bersikap sederhana dan tidak berlebihan,
dan mencintai sesama manusia dengan tujuan mencapai kedamaian batin.

Taoisme meyakini bahwa manusia memiliki unsur Yin dan


Yang dalam tubuhnya. Unsur Yang terkandung dalam Tiga Hun dan Yin
terkandung dalam Tujuh Po. Tiga Hun terdiri dari: Tai Guang, Shuang
9
Nuhrison M nuh, baha’I, sikh, tao (Jakarta: Kementrian Agama RI Badan Litbang dan Diklat
Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2015), hlm 333.

7
Ling, dan You Jing. Tujuh Po terdiri dari: Shi Gou, Fu Fu, Que Yin, Tun
Zei, Fei Du, Chu Hui, Chou Fei. Ini merupakan unsur negatif dalam tubuh
kita. Seperti yang tertulis dalam kitab You Yang Za Zu, “Tiga Hun
membentuk tulang dan Tujuh Po membentuk daging”.

Proses menyatunya Yin dan Yang (persatuan Langit dan Bumi)


yang membuat manusia memperoleh tubuh fisik, pada saat itulah Tiga
Hun terkumpul. Kemudian setelah itu, Po terbentuk setiap tujuh hari;
dan dalam waktu 49 hari, ketujuh Po seluruhnya terkumpul. Proses
tersebut disebut Bulan-Penuh (Miyue).10

2.3.2 Kematian
Kematian bukanlah akhir dari kehidupan, akan tetapi merupakan
awal dari masa/keadaan yang lain dalam kehidupan; “masa/keadaan
spiritual”. Oleh karena itu, umat Tao dianjurkan untuk melakukan Chao
You,suatu ritual untuk arwah sang almarhum (Tiga Hun), dari alam Jiu
You, menuju Alam Surga Kebahagiaan Abadi Langit Timur (Donghua
Zhangle Jie). Walaupun demikian, Tujuh Po tetap ada sesudah kematian,
dan umat Tao percaya bahwa sebuah ritual harus diadakan untuk
mengantarkan Tujuh Po tersebut masing-masing setiap tujuh hari (total
7x7= 49 hari dikenal juga sebagai ZuoQi). Hanya dengan demikan, maka
sang almarhum dapat beristirahat sepenuhnya dengan tenang, dan dapat
memberkahi keturunannya dari alam lain.

2.4 Praktik Keagamaan


Keheningan yang kreatif, sifat dasar kehidupan yang selaras dengan alam
semesta adalah wu wei. Konsep ini, sering diterjemahkan itu berarti sutu sikap
yang kosong atau menahan diri sacara pasif, maka pengertian tersebut tidak
mengena. Suatu pengertian yang lebih baik adalah keheningan yang kreatif.
Wu wei adalah kegiatan yang maksimal, penyesuaian diri yang bermanfaat,

10
Anonim, “Apa Itu Agama Tao”, diakses dari
http://web.budayationghoa.net/index.php/item/281-apa-itu-agama-tao-
%E4%BD%95%E8%AC%82%E9%81%93%E6%95%99#, pada tanggal 10 Maret 2020.

8
kesederhanaan, dan kemerdekaan yang mengalir dari diri kita. Pendekatan ajaran
Tao berlawanan, yaitu menjangkau dasar diri yang selaras dengan Tao dan
membiarkan orang berperilaku secara spontan. Tindakan bersumber dari
kehidupan, tindakan baru, tindakan yang lebih bijaksana, tindakan yang lebih
kokoh akan mengikuti kehidupan baru. Tao Te Ching menjelaskan hal ini secara
singkat dan padat : “cara untuk bertindak”, katanya secara sederhana adalah
“dengan hidup”.

Agama Tao dalam peribadatannya sangat mudah, cukup datang ke


klentheng atau Pekong membawa Dupa dan berdo’a. Pemujaan terhadap Tuhan
(Thien), juga bisa dilakukan di depan rumah. Dengan cara membakar beberapa
batang Hio dan menengadah ke langit. Sedangkan pemujaan untuk para Dewa
dilakukan di klentheng dengan membawa sesajen untuk melunakkan hati para
dewa supaya keinginan mereka diijabahi

2.5 Pengikut Agama Tao


Anggota-anggota madzab Tao berasal dari kaum pertapa. Akan tetapi para
penganut Taoisme bukanlah pertapa-pertapa biasa yang melarikan diri dari dunia,
yang berkehendak untuk mempertahankan kesucian mereka, dan bukan pula orang
yang sekali dalam pertapaan, tidak membuat usaha secara ideologis untuk
menjustifikasi mereka. Sebaliknya, mereka adalah orang-orang yang terjun
kedalam pengasingan, berusaha untuk menyusun suatu system pemikiran yang
akan memberi makna bagi tindakan mereka.

9
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Membaur ibarat Ying dan Yang itu sendiri, Taoisme dan agama Konghucu
merupakan dua buah kutub asli dari pandangan Cina. Konfusius mewakili
pandangan klasik, sedangkan Lao Tzu mewakili pandangan romantik. Konfusius
menekankan tanggung jawab sosial, Lao Tzu menyanjung-nyanjung spontanitas
dan sifat alamiyah. Titik pusat perhatian Konfusius selalu pada manusia,
sedangkan Lao Tzu memerhatikan apa yang ada dibalik manusia itu. Seperti yang
dikatakan oleh Cina sendiri, Konfusius berkelana dalam masyarakat, Lao Tzu
bertualang di balik masyarakat itu.
Umat Tao pada umumnya melakukan persembahyangan di rumah
masingmasing dan atau di Kuil Tao/Kelenteng. Kelenteng diibaratkan sebagai
tempat tinggal pejabat dewa. Oleh karenanya Kelenteng dibangun mirip dengan
istana atau tempat tinggal para pejabat kekaisaran.

3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai Agama Tao yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan karena keterbatasan pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi
yang ada hubungannya dengan materi ini. Kami selaku penyusun makalah ini
berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun demi sempurnanya makalah ini pada kesempatan berikutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Djaja L, I. 2008. Buku Serba-Serbi Agama. Jakarta Utara: Paguyuban Umat Tao
Indonesia.

Jie Lan, No. 2013. Peradaban Tionghoa Selayang Pandang. Jakarta: Kepustakaan
Populer Gramedia.

M nuh, Nuhrison. 2015. baha’I, sikh, tao. Jakarta: Kementrian Agama RI Badan
Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan Keagamaan.

Pitoyo, Djoko. Manusia Bijaksana menurut Taoisme, Jurnal Filsafat Vol. 16, No 3
(Desember 2006).

Syaiful, Arif. Laporan Penelitian Eksistensi Agama Tao Di Kota Bandung.


Jakarta: Kementrian Agama RI Badan Litbang dan Diklat Puslitbang
Kehidupan Keagamaan.
Septianingrum, Anisa. 2017. Sejarah Asia Timur. Yogyakarta: Sociality.

Smith, Huston. 1985. The Religions of Man. Terj. Saafroedin Bahar. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.

11

Anda mungkin juga menyukai