Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Study Kelayakan Bisnis

Tentang :

“ANALISIS LINGKUNGAN DAN ALTERNATIF STRATEGI


INVESTASI”

Disusun Oleh :
MANAJEMEN E MALAM
Kelompok 4

 Ni Kadek Intan Dwiyanti (14)


 I Kadek Hyangga Putra Susila (15)
 A A Gde Oka Candra Dharmawan (18)
 Elisabet Iluminata Nina (20)
 Rohit Barus (MBKM)

TAHUN AJARAN 2022/2023


Universitas Mahasaraswati Denpasar
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang karena atas segala karunia,
rahmat dan berkat-Nya, kami dapat menyusun makalah Study Kelayakan Bisnis ini hingga
selesai.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mempelajari dan menambah pengetahuan tentang
memahami Manajemen seutuhnya serta mengaplikasikan pengetahuan yang telah didapat dalam
kehidupan sehari-hari
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Walaupun
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, apa yang penulis tuangkan dalam makalah ini adalah
hasil terbaik yang penulis dapat berikan kepada para pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
Latar Belakang.............................................................................................................................1
Rumusan Masalah........................................................................................................................1
Tujuan..........................................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
Strategi Investasi..........................................................................................................................2
Pengertian Investasi.................................................................................................................2
Perencanaan Nilai Investasi.....................................................................................................2
Lingkungan Bisnis.......................................................................................................................5
Aset Real (Real Assets)...........................................................................................................5
Klien Pada Sistem Keuangan...................................................................................................5
Taxonomi aset Finansial..........................................................................................................5
Sekuritas..................................................................................................................................5
Bentuk Badan Usaha....................................................................................................................6
Macam badan usaha berdasarkan kegiatannya........................................................................6
Macam badan usaha berdasarkan kepemilikan modal.............................................................7
Macam badan usaha berdasarkan wilayah negara...................................................................7
Bentuk badan usaha di Indonesia............................................................................................7
BUMN ( badan usaha milik negara)............................................................................................8
Perjan.......................................................................................................................................8
Persero ( perusahaan persoroan)..............................................................................................8
Perum (perushaan umum)........................................................................................................9
BUMS (badan usaha milik swasta)............................................................................................10
Commanditaire Venootschap ( CV)......................................................................................10
Perusahaan perorangan (PO).................................................................................................10

ii
Perseroan Terbatas (PT)........................................................................................................11
Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL).................................................................................11
Pengertian AMDAL...............................................................................................................11
Implikasi Investasi terhadap Lingkungan..............................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.
Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau
sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan untuk masa datang. Istilah
investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas menginvestasikan sejumlah
dana pada aset real (tanah, emas, mesin atau bangunan) maupun asset finansial (saham,
deposito, atau obligasi) merupakan aktivitas investasi yang biasa dilakukan (Tandelilin,
2010: 2).
Strategi investasi merupakan serangkaian aturan yang mengatur proses pengambilan
keputusan investasi dalam pasar modal. Strategi investasi antara investor satu dengan
lainnya tentu berbeda karena perancangan suatu strategi didasarkan pada profil dan
karakteristik masing-masing investor. Mengingat kondisi pasar yang sangat volatil dan
fluktuatif yang menyebabkan arah pasar sulit ditebak, suatu investasi tidaklah selalu
berakhir sesuai dengan keinginan investor sehingga diperlukan strategi investasi yang
tepat untuk mencapai hasil/performa yang terbaik.
Amdal, singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, adalah sebuah studi
atau evaluasi yang dilakukan untuk menilai potensi dampak lingkungan yang mungkin
terjadi akibat suatu proyek atau kegiatan. Amdal merupakan alat penting dalam proses
pengambilan keputusan terkait dengan pembangunan atau aktivitas yang dapat berpotensi
merusak lingkungan. Studi Amdal dirancang untuk membantu pemerintah, perusahaan,
dan masyarakat dalam memahami dan mengelola dampak lingkungan dari proyek-proyek
besar atau kegiatan-kegiatan yang dapat memengaruhi ekosistem, sosial, dan ekonomi di
sekitarnya.
Pendahuluan dalam studi Amdal merupakan bagian yang sangat penting karena
memberikan landasan untuk seluruh proses evaluasi dampak lingkungan yang akan
dilakukan. Dengan menyediakan informasi yang jelas tentang apa yang akan dievaluasi,
metode yang akan digunakan, dan kerangka hukum yang mengatur proses ini,
pendahuluan membantu memastikan bahwa penilaian dampak lingkungan dilakukan
dengan baik dan sesuai dengan standar yang berlaku.
Rumusan Masalah
1. Apa itu strategi investasi ?
2. Apa itu AMDAL ?
Tujuan
1. Mengetahui strategi investasi

1
2. Mengetahui AMDAL

BAB II

PEMBAHASAN

Strategi Investasi
Pengertian Investasi
Jogiyanto (2010) menyatakan bahwa investasi dapat didefinisikan sebagai
kegiatan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama
periode waktu tertentu. Menurut Halim (2015) dan Tandelin dalam Pertiwi (2016)
investasi dapat dikatakan sebagai penempatan sejumlah dana atau sumber daya lainnya
pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.
Dalam arti sempit investasi merupakan penanaman sejumlah dana dengan
memperhatikan jangka waktu dan munculnya risiko tertentu. Dengan kata lain investasi
adalah keputusan perusahaan membeli suatu faktor-faktor produksi yang akan digunakan
untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga mampu mendatangkan manfaat dan
menjamin kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang (Darma, 2006). Tujuan
dari kegiatan investasi adalah memperoleh berbagai manfaat atau keuntungan yang
dinilai layak di masa yang akan datang. Manfaat utama yang diharapkan berupa
pengembalian finansial dalam bentuk laba dari dana yang diinvestasikan. Manfaat
lainnya adalah bersifat non finansial berupa penciptaan lapangan kerja, penggunaan
bahan baku, peningkatan nilai ekspor, dan sebagainya. Jenis investasi sendiri dapat dibagi
menjadi dua yaitu: investasi dalam bentuk financial assets dan investasi real asset (Halim,
2015; Darma, 2018; Darma, 2019).
Investasi (investment) didefinisikan oleh Black Law Dictionary sebagai: an
expenditure to acquire property or assets to produce revenue; a capital outlay. Menurut
Kamus Bahasa Indonesia, investasi diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam
suatu perusahaan atau proyek dengan tujuan memperoleh keuntungan. Sornarajah
merumuskan penanaman modal sebagai: the transfer of tangible or intangible assets from
one country into another for the purpose of their use in that country to guarantee wealth
under the total or partial control of the owner of the asset. Investasi memiliki pengertian
yang sangat luas karena mencakup investasi langsung (direct investment) maupun
investasi tidak langsung (indirect investment) atau yang dikenal dengan portfolio
investment. Perbedaan mendasar antara investasi langsung dan tidak langsung, terutama
terletak pada pengelolaan dan pengawasan perusahaan serta kepemilikan saham di dalam
perusahaan. Pada investasi tidak langsung, ada pemisahan pengelolaan dan pengawasan
yang dilakukan oleh investor, dengan kata lain investor tidak melakukan pengelolaan dan
pengawasan di dalam perusahaan secara langsung. Adapun pada investasi langsung,
investor ikut serta melakukan pengelolaan dan pengawasan perusahaan. Selain itu, pada

2
investasi langsung, investasi dilakukan dengan melakukan kegiatan usaha, atau pendirian
perusahaan/pabrik, dan/atau mengerjakan proyek. Adapun pada investasi tidak langsung
dilakukan dengan membeli surat berharga atau portofolio seperti saham atau obligasi.
Perencanaan Nilai Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya,
apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha
mengadakan penetrasi pasar, strategibertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi
baru atau strategi divestasi dan sebagainya.
Perencanaan investasi adalah proses mengidentifikasi tujuan keuangan dan
mengubahnya melalui pembuatan rencana. Perencanaan investasi merupakan komponen
utama dari perencanaan keuangan. Perencanaan investasi dimulai dengan identifikasi
tujuan dan sasaran. Kemudian kita perlu mencocokkan tujuan tersebut dengan sumber
daya keuangan yang tersedia. Saat ini ada banyak sarana investasi untuk diinvestasikan,
yang paling umum adalah uang tunai, ekuitas, obligasi, dan properti. Jadi sesuai dengan
dana yang tersedia kita dapat berinvestasi pada kendaraan tersebut untuk memperoleh
maksud dan tujuan kita.
Melakukan investasi yang cerdas sebenarnya dapat membuat kehidupan finansial
kita menjadi lebih baik. Ini akan membantu dalam memberikan kita cukup dana untuk
mewujudkan impian kita. Perencanaan investasi sangat penting sebelum berinvestasi.
Saat ini sebagian besar orang memiliki portofolio yang terdiri dari berbagai sarana
investasi seperti saham, emas, obligasi, skema pemerintah, dll. Oleh karena itu,
diperlukan rencana investasi yang tepat untuk mengamankan masa depan kita secara
finansial.
Investasi dapat dibagi menjadi dua sektor dari sudut pandang investor. Investasi
keuangan dan investasi aset berwujud. Investasi di bidang keuangan antara lain uang
tunai, tabungan, emas, deposito, logam mulia, saham, reksa dana, obligasi dll,
sedangankan Investasi di bidang aset berwujud, antara lain: tanah, perumahan,
apartemen, gedung dll. Dari dua sektor tersebut yang paling likuid adalah investasi
keuangan karena kapan saja investasi itu sewaktu-waktu bisa dicairkan beda hal dengan
investasi aset berwujud yang perlu waktu untuk menjualnya.12 Ketika kita ingin
menginvestasikan harta yang dimiliki melalui investasi keuangan, kita perlu mengetahui
instrumen investasi apa saja yang ada.
Dalam merencanakan investasi kita perlu tempat untuk menepatkan harta kita
dengan aman dan terpercaya salah satunya adalah di pasar modal. Pasar modal adalah
pasar yang objek transaksinya adalah modal. Pasar adalah mekanisme jual beli
barang/jasa antara pembeli dan penjual. Lokasi pasar bisa di mana saja, baik di tempat
permanen, tempat berpindah-pindah atau di Internet.13 Pasar modal memiliki banyak
istilah yang sering digunakan untuk menjelaskannya, sehingga pasar sering disebut bursa,
market dan exchange. Sedangkan modalnya disebut bursa efek, misalnya Bursa Efek
Indonesia (BEI). Pasar modal syariah secara sederhana merupakan tempat bertemunya

3
penjual dan pembeli dengan menerapkan prinsip-prinsip syariah dengan menghindari
semua larangan seperti riba, maisir, gharar dan hal yang lainya. Fatwa DSN-MUI
No.40/DSN-MUI/X/2003 tentang pasar modal dan pedoman umum penerapan prinsip
syariah di sektor pasar modal, sesuai dengan Pasal 1(3) menjelaskan bahwa surat
berharga syariah adalah surat berharga sebagaimana dimaksud dalam undang-undang.
Peraturan-peraturan yang berlaku di pasar modal dan surat berharga yang akadnya,
kepengurusannya, dan tata cara penerbitannya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Selain jenis-jenis efek syariah sebagaimana dimaksud dalam Bab IV, Pasal 4(1), efek
syariah meliputi saham syariah, obligasi syariah, reksa dana syariah, kontrak investasi
kolektif efek beragun aset (KIK EBA) syariah, dan termasuk efek-efek berdasarkan
prinsip-prinsip syariah.
Instrumen investasi pasar modal mencakup berbagai produk (surat berharga)
syariah yang memenuhi standar prinsip pasar modal syariah seperti:
a. Saham syariah adalah sekuritas konseptual sebagai bukti kepemilikan perusahaan, yang
memberikan hak kepada pemegang saham untuk berpartisipasi dalam pendapatan perusahaan.
konsep penyertaan modal dengan hak untuk membagi hasil operasi inisesuai dengan prinsip
syariah. prinsip syariah mengakui konsep ini sebagai kegiatan musyarakah atau syirkah.
b. Sukuk adalah istilah baru yang diperkenalkan sebagai alternatif dari istilah obligasi syariah.
Sukuk sebagai surat berharga yang sah memiliki karakteristik yang berbeda dengan oblig asi.
Sukuk bukanlah obligasi korporasi, melainkan bukti aset/penyertaan usaha. Setiap instrumen
yang diterbitkan membutuhkan nilai dasar. Klaim kepemilikan sukuk didasarkan pada
aset/proyek tertentu. Dana sukuk harus digunakan untuk kegiatan usaha halal. Imbalan
ditawarkan kepada pemegang sukuk dalam bentuk bonus, bagi hasil atau margin, tergantung
pada jenis kontrak yang digunakan untuk menerbitkan sukuk.
c. Reksa dana syariah, seperti reksa dana pada umumnya, merupakan alternatif investasi bagi
komunitas investasi, terutama investor individu dan mereka yang tidak memiliki waktu dan
keahlian untuk menghitung risiko investasinya. Reksa dana dirancang sebagai sarana
penghimpunan uang bagi masyarakat yang memiliki modal dan ingin berinvestasi namun
memiliki keterbatasan waktu dan pengetahuan. Reksa dana terdiri dari reksa dana pasar uang,
reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham.
Pihak yang berwenang menerbitkan antara lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
dan pihak yang diberi wewenang oleh OJK untuk menerbitkan Daftar Efek Syariah
(DES) yaitu, manajer investasi syariah, dan manajer investasi unit pengelola investasi
syariah.
Instrumen investasi yang ada di pasar modal syariah seperti saham, sukuk dan
reksa dana bisa menjadi pilihan untuk perencanaan investasi untuk mencapai tujuan
finansial sesuai jangka waktunya. Tidak ada investasi yang bebas risiko, semua investasi
akan ada risikonya dan semua itu kembali kepada setiap individu yang ingin berinvestasi.
Produk yang terbaik dalam berinvestasi adalah sesuai dengan tujuan finansialnya,
risikonya serta jangka waktu investasinya. Namun sebelum pos investasi diisi

4
memastikan terlebih dahulu dana daruratnya sudah aman, jadi jika terjadi sesuatu dalam
hidupnya masih bisa diatasi dengan dana darurat, dan jangan berinvestasi dengan cara
berhutang. Memposkan budgeting dengan membagi tiga pos pengeluaran yaitu living,
saving, dan playing. Perencanaan investasi jika kita praktikkan membutuhkan toleransi
risiko yang berbeda-beda dalam membangun portofolio. Dalam praktiknya seseorang
harus mengecek terlebih dahulu profil risikonya dengan menentukan apakah tipe yang
konservatif, moderat atau agresif. Perencanaan investasi dengan tujuan meningkatkan
finansial harus dengan strategi sesuai profil risikonya agar dapat meminimalisir risiko
yang terjadi kedepannya, karena jika pasar tidak sesuai harapannya maka portofolio yang
dibangun dengan perencanaan investasi masih tetap terjaga dengan baik.

Lingkungan Bisnis
Aset Real (Real Assets)
- meliputi tanah, bangunan, pengetahuan, dan mesin yang digunakan
untuk menghasilkan barang, dan meliputi tenaga kerja yang
menggunakan keahliannya untuk mengelola sumber daya tersebut.
 Aset Real menghasilkan barang dan jasa.

 Aset Keuangan (Financial Assets)


 merupakan klaim atas pendapatan yang dihasilkan dari aset real, atau
merupakan klaim atas pendapatan dari pemerintah.
Aset Keuangan menjelaskan alokasi pendapatan atau kekayaan di antara
investor.

Klien Pada Sistem Keuangan


- Sektor Rumah Tangga : untuk menempatkan kelebihan dananya
- Sektor Bisnis : menutupi kebutuhan akan aset real
- meminjam dari bank atau dari rumah tangga (dengan menerbitkan
bond), atau mengambil partner baru (dengan menerbitkan saham)
- Sektor Pemerintah : menutupi kekurangan belanja pemerintah

Taxonomi aset Finansial


- Fixed income

5
- Instrumen pasar uang : Sertifikat deposito
- Instrumen pasar modal : Obligasi
- Sekuritas Ekuitas (Saham)
- Sekuritas derivative

Sekuritas
• disebut efek atau surat berharga sebagi bentuk kepemilikan atas aset
atau kekayaan dari perusahaan yang menerbitkan sekuritas
• diperdagangkan di pasar finansial (financial market), terdiri dari pasar
modal dan pasar uang.
• Pasar uang (money market) pada dasarnya merupakan pasar untuk
sekuritas jangka pendek baik yang dikeluarkan oleh bank dan perusahaan
umumnya maupun pemerintah.
• Pasar modal (capital market) pada prinsipnya merupakan pasar untuk
sekuritas jangka panjang baik berbentuk hutang maupun ekuitas (modal
sendiri) serta berbagai produk turunannya.
Bentuk Badan Usaha
Badan Usaha adalah kesatuan yuridis (hukum) dan ekonomis yang menggunakan
modal dan tenaga kerja untuk mencari keuntungan. Adapun beberapa hal yang diperlukan
untuk mendirikan suatu badan usaha, diantaranya produk dan jasa yang nantinya akan
dijual atau diperdagangkan, cara pemasaran produk atau jasa yang akan diperdagangkan,
penentuan mengenai harga pokok dan harga jual pada produk ataupun jasa, kebutuhan
akan tenaga kerja, organisasi Internal, Pembelanjaan, dan jenis dari badan usaha yang
akan dipilih.
Selain berdasarkan bentuk, badan usaha juga dikelompokkan berdasarkan jenis.
Berikut ini jenis-jenis yang dimaksud :
Macam badan usaha berdasarkan kegiatannya

Kegiatan usaha dapat bermacam-macam. Di bawah ini adalah usaha berdasarkan jenis kegiatan:
 Ekstraktif adalah kegiatan mengambil apa yang telah dihasilkan oleh sumber daya alam.
Contoh: hasil hutan, hasil laut, dan lain-lain
 Agraris yaitu melakukan jenis kegiatan yang berhubungan dengan pertanian;

6
 Perdagangan adalah kegiatan membeli dan menjual kembali suatu barang tanpa
mengubah bentuknya. Contoh : perdagangan beras dilakukan oleh seseorang dengan
membeli beras di daerah penghasil padi,
 Industri adalah kegiatan mengolah bahan-bahan baku dan bahan penolong menjadi
barang setengah jadi atau barang siap pakai. Contoh : sepatu, pakaian, dan sebagainya
 Jasa adalah kegiatan yang memberikan pelayanan dan kemudahan dalam rangka
memenuhi kebutuhan. Contoh : jasa pengangkutan barang, jasa perbankan, dan lain-lain.
Dengan beragamnya macam badan usaha yang ada khususnya di Indonesia, terdapat
pula perbedaan antara corak serta kekhasan setiap badan usaha tersebut. Pelajari berbagai
macam usaha tersebut secara praktis serta lengkap melalui buku Super Komplet Panduan
Mendirikan Pt, Cv, & Badan Usaha Lainnya.

Macam badan usaha berdasarkan kepemilikan modal

Modal memainkan peranan besar dalam pendirian suatu usaha. Tanpa modal yang cukup, suatu
usaha tak akan berjalan optimal. Modal suatu usaha pun juga beragam tergantung siapa
pemiliknya.
 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dimana pemilik modal adalah pemerintah atau
negara
 Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), yaitu modal perusahaan dimiliki oleh pihak
swasta. Dalam hal ini dapat berupa swasta nasional dan pihak asing
 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yaitu kepemilikan usaha berada ditangan
pemerintah daerah;
 Badan Usaha Campuran, yaitu merupakan usaha yang modalnya dimiliki oleh
pemerintah dan swasta.

Macam badan usaha berdasarkan wilayah negara

Globalisasi ekonomi menyebabkan banyaknya usaha yang didirikan di luar negeri atau usaha
luar negeri yang didirikan di dalam negeri.
 Penanaman Modal Dalam Negeri, dimana kepemilikan modal perusahaan berada
ditangan masyarakat negara sendiri.
 Penanaman Modal Asing, adalah perusahaan milik asing yang beroperasi di wilayah
Indonesia atau dalam negeri.

Bentuk badan usaha di Indonesia


a. Koperasi
Koperasi merupakan suatu badan usaha dengan didasari oleh asas-asas
kekeluargaan. Organisasi ekonomi ini dioperasikan untuk kepentingan bersama.
Koperasi merupakan sebuah badan usaha (organisasi ekonomi) yang dimiliki dan
dioperasikan oleh para anggotanya untuk memenuhi kepentingan bersama di
bidang ekonomi.

7
Koperasi bisa didirikan secara perorangan atau badan hukum koperasi. Badan
usaha ini mengumpulkan dana dari para anggotanya sebagai modal dalam
menjalankan usaha sesuai aspirasi serta kebutuhan bersama di bidang ekonomi.
Berdasarkan UU no. 25 tahun 1922 tentang perkoperasian dijelaskan bahwa
Koperasi bersifat terbuka, demokratis, dan mandiri. Koperasi memiliki ciri-ciri
umum, diantaranya:
 Pemilik dapat berupa perorangan atau badan hukum koperasi
 Kewenangan dan kebijakan koperasi ditetapkan melalui rapat anggota
 Kekuasaan tertinggi dalam kehidupan koperasi adalah rapat anggota
 Pengurus bertanggung jawab terhadap pengelolaan koperasi
 Anggota bertanggung jawab terhadap semua kewajiban dan resiko yang terjadi
 Adanya perangkat organisasi
 Merupakan lembaga ekonomi
 Berperan sebagai tulang punggung perekonomian negara
 Berperan sebagai dinamisator perekonomian masyarakat dan negara
 Berfungsi memberikan pelayanan kepada anggota dan masyarakat
 Berfungsi meningkatkan SDM dalam masyarakat
 Berfungsi ebagai mitra kerja pemerintah dalam mencapai tujuan pembangunan
 Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
Fungsi koperasi sendiri diantaranya Membangun dan meningkatkan potensi
ekonomi para anggota dan juga masyarakat secara umum, sehingga kesejahteraan
sosial bisa terwujud. Koperasi mempunyai peran aktif dalam meningkatkan
kualitas hidup anggotanya dan juga masyarakat.
Berfungsi Memperkuat perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan ekonomi nasional dimana koperasi menjadi pondasinya. Berfungsi
Mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang lebih baik lewat
usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
BUMN ( badan usaha milik negara)
Perjan
Perjan merupakan BUMN yang bujetnya termasuk dalam APBN
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Perjan memiliki tujuan
membuat sejahtera masyarakat melalui pengabdian dan pelayanan. Hal
tersebut dilakukan tanpa mengabaikan poin-poin esensi, efektivitas,
ekonomi serta pelayanan yang baik. Saat ini BUMN tidak memiliki perjan.
Tidak ada badan usaha yang bisa digolongkan perjan karena badan-badan
usaha yang sebelumnya sudah dialihkan menjadi badan hukum ataupun
badan usaha. Berikut contoh-contoh perjan yang telah berganti bentuk:
 Perjan Kereta Api menjadi Persero Kereta Api.
 Perjan Pegadaian yang sempat menjadi perum, kini telah beralih
bentuk lagi menjadi persero.
 Perjan Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan kita, perjan
Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo,perjan Rumah Sakit Dr.

8
Kariadi, Perjan Rumah Sakit Dr. M. Djamil, dan Perjan Rumah
Sakit Dr. Mohammad Hoesin berubah status menjadi Badan
Layanan Umum.
 Perjan Radio Republik Indonesia dan Perjan Televisi Republik
Indonesia menjadi Lembaga Penyiaran Publik.
Persero ( perusahaan persoroan)
Sebuah perusahaan milik negara yang memiliki bentuk perseroan terbatas.
Perusahaan tersebut bertujuan untuk mengejar keuntungan dengan
memiliki saham yang seluruhnya atau sebagian (dengan minimum 51%)
dengan kepemilikan atas nama Negara Republik Indonesia. Dalam
membentuk suatu persero, Menteri mengusulkan suatu usaha tersebut
kepada Presiden, lengkap dengan pengkajian yang telah didasari dengan
berbagai pertimbangan. Pendirian persero bertujuan untuk menyediakan
barang atau jasa yang memiliki nilai jual lebih tetapi tetap memiliki
kualitas yang baik. Umumnya, Persero bergerak di bidang produksi, dan
bertujuan mencari keuntungan. Contoh PT Telkom, PT Bank Mandiri, dan
PT Pos Indonesia. Ciri-ciri persero antara lain sebagai berikut:

 Badan hukum perdata berbentuk PT


 Hubungan usaha diatur berdasarkan hukum perdata
 Dipimpin oleh seorang direksi
 Pemerintah berperan sebagai pemegang saham
 Sebagian atau seluruh modal merupakan kekayaan negara yang dipisahkan
 Bertujuan memupuk keuntungan
 Tidak memiliki fasilitas negara
 Pegawai berstatus pegawai perusahaan swasta.

Perum (perushaan umum)

Perum merupakan perusahaan yang kepemilikan sepenuhnya dimiliki oleh


negara. Perum memiliki tujuan untuk kemanfaatan dalam hal yang umum,
baik dalam bentuk jasa maupun barang. Kegiatan perusahaan umum juga
harus memperhatikan kualitas serta keuntungan dengan asas pengelolaan
perusahaan.

Dalam membentuk suatu perum, dibutuhkan koordinasi antara Menteri


BUMN, Menteri Keuangan dan presiden. Menteri BUMN mengusulkan
kepada Presiden dengan dasar-dasar yang telah dikaji bersama Menteri
Teknis dan Menteri Keuangan. Perum berfungsi sebagai penyelenggara
usaha untuk kemanfaatan umum dengan barang dan atau jasa berkualitas
tetapi harga tetap terjangkau oleh masyarakat umum. Hal tersebut tetap
diolah dengan sistem perusahaan yang baik. Contoh : Perum Pegadaian,
Perum Pelayaran, dan lain-lain. Ciri-ciri Perusahaan Umum adalah sebagai
berikut:

9
 Berbadan hukum
 Hubungan usaha diatur berdasarkan hukum perdata
 Seluruh modal milik pemerintah dari kekayaan yang dipisahkan
 Bergerak di bidang jasa vital
 Bertujuan melayani kepentingan umum
 Dibolehkan memupuk keuntungan
 Dipimpin seorang direksi
 Pegawai berstatus pegawai perusahaan negara
 Mempunyai nama, kekayaan, dan kebebasan sendiri
 Laporan tahunan disampaikan kepada pemerintah.

BUMS (badan usaha milik swasta)


Seperti namanya BUMS adalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh pihak
swasta. BUMS didirikan dengan tujuan mencari keuntungan dalam
mengembangkan usaha. BUMS memiliki dua jenis antara lain, badan usaha
swasta dalam negeri dan badan usaha swasta asing.

Badan usaha swasta dalam negeri adalah badan usaha yang modalnya dimiliki
oleh masyarakat dalam negeri. Sedangkan badan usaha swasta asing adalah badan
usaha swasta yang modalnya dimiliki oleh masyarakat yang bukan warga negara
Indonesia.

Pasal 33 UUD 1945 mengatur tentang bidang-bidang yang bisa dikelola oleh
swasta seperti mengelola sumber daya ekonomi yang memiliki sifat tidak vital
dan strategis, atau yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak. Berikut adalah
jenis-jenis BUMS yang dapat dibedakan atas beberapa bentuk badan usahanya:
Commanditaire Venootschap ( CV)
CV merupakan bentuk kemitraan yang dibentuk oleh dua orang atau lebih
dengan beberapa anggota memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas
dan beberapa lainnya yang memiliki tanggung jawab terbatas. CV
memiliki dibagi menjadi dua jenis yakni sekutu aktif (komplementer) dan
sekutu pasif (komanditer).

Sekutu aktif adalah sekutu yang mengelola suatu perusahaan sekaligus


memiliki hak untuk membuat perjanjian dengan pihak ketiga. Sedangkan
sekutu pasif adalah sekutu yang hanya menyerahkan modal tetapi tidak
ikut campur dalam hal pengelolaan perusahaan. Bisa dikatakan bahwa
sekutu pasif hanya berperan dalam memberikan modal.

Kelebihan Modal CV lebih besar dibanding firma, Kebutuhan modal


mudah terpenuhi, Pengelolaan perusahaan dapat dibagi, Resiko
ditanggung bersama, Keputusan diambil bersama, Mampu mencari kredit

10
dari bank Kekurangan Terjadinya perselisihan, Keputusan tidak bisa
diambil dengan cepat, Jika salah satu anggota mundur atau meninggal,
perusahaan bubar, Anggota lain akan terseret ketika ada anggota yang
bertindak di luar ketentuan.
Perusahaan perorangan (PO)
PO merupakan salah satu bentuk bisnis yang dimiliki oleh satu orang.
Umumnya PO memiliki modal kecil, jenis produk dan jumlah produksinya
terbatas, tenaga kerja sedikit, alat produksi dan teknologinya cukup
sederhana. Perusahaan perseorangan adalah badan usaha atau perusahaan
yang dimiliki, dikelola, dan dipimpin oleh individu. Sehingga tanggung
jawab atas aktivitas dan risiko perusahaan ditanggung oleh individu
tersebut.
Perseroan Terbatas (PT)
PT merupakan salah satu jenis usaha yang dilindungi oleh hukum dengan
modal yang terdiri dari saham. Seseorang dapat dikatakan sebagai pemilik
PT apabila memiliki sebagian saham sebesar yang ditanamkannya.

Menurut Undang-Undang NOmor 40 Tahun 2007 yang mengatur perihal


PT, disebutkan bahwa perusahaan berjenis Perseroan Terbatas adalah
badan usaha yang berbentuk badan hukum yang didirikan berdasarkan
perjanjian dan melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya telah dibagi dalam saham, atau bisa disebut juga sebagai
persekutuan modal.

Dalam menjalankan PT, pemilik modal saham bisa menjual kepada pihak
lain. Hal tersebut menjelaskan bahwa akan sangat mungkin terjadi
kepemilikan perusahaan tanpa harus membubarkan atau mendirikan
kembali. Karena pendirian PT dibentuk berdasarkan kesepakatan, maka
membutuhkan minimal 2 orang untuk membuat PT. Notaris harus
mengetahui perjanjian dalam pembuatan PT dan membuatkan akta untuk
mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM. Ciri-ciri Perseroan
Terbatas antara lain sebagai berikut:

 Berbadan hukum karena didirikan dengan akta notaris, izin dari


menteri hukum dan HAM, diumumkan dalam berita negara
 Terdiri dari tiga macam modal yaitu modal statute, modal yang
ditempatkan, dan modal yang disetor
 Terdiri tiga macam badan yang menentukan kelangsungan hidup
perusahaan yaitu RUPS, dewan komisaris, dan direksi.

11
Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)
Pengertian AMDAL
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) secara formal berasal
dari Amerika Serikat dalam National Environmental Policy Act (NEPA) tahun
1969. Dalam NEPA, AMDAL dimaksudkan sebabai alat untuk tindakan preventif
terhadap kerusakan lingkungan dan gangguan kesehatan yang mungkin timbul
oleh aktivitas manusia (pembangunan ekonomi dan industri). Selain Peraturan
Pemerintah yang telah disebutkan, konsep AMDAL di Indonesia tersurat dalam
Undang-Undang Republik Indonesai No. 23 Tahun 1997 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Konsep AMDAL mempelajari dampak
pembangunan terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan, juga sebaliknya
dampak kualitas lingkungan dan kesehatan terhadap pembangunan.
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk
pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No. 27 tahun
1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Menurut Fola S. Ebisemiju (1993), menyatakan bahwa Analisis Mengenai
Dampak Lingkungaan (AMDAL) atau Environmental Impact Assesment (EIA)
muncul sebagai jawaban atas keprihatinan tentang dampak negatif dari kegiatan
manusia khususnya pencemaran lingkungan akibat dari kegiatan industri pada
tahun 1960-an. Sejak itu, AMDAL tetap menjadi alat utama untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan manajemen yang bersih lingkungan dan selalu melekat pada
tujuan pembangunan yang berkelanjutan. (Ebisemiju dalam Soemartono,
1996:15).
Menurut Munn (1974), menyatakan definisi umum tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah suatu kegiatan (studi) yang
dilakukaan untuk mengidentifikasi, memprediksi, menginterpretasikan dan
mengkomunikasikan pengaruh suatu rencana kegiatan terhadap lingkungan.
Dari definisi secara akademis ini kemudian dirumuskan definisi hukum
dalam perundang-undangan, antara lain:
1) Menurut Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986, Pasal 1 ayat 1
(pelaksaanaan Pasal 16 Undang-Undang Lingkungan Hidup Tahun 1982)
merumuskan sebagai berikut:
"Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah hasil studi mengenai
dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan". (Ebisemiju dalam Silalahi,
1995:23).
2) Menurut Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 yang menyatakan sebagai
berikut :
"Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah hasil studi mengenai
dampak penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan".

12
(Fandeli, 1995:34).
AMDAL dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk
pengambilan keputusan. Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL, antara lain:
aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan
masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan.
Pada dasarnya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah
keseluruhan dokumen studi kelayakan lingkungan yang terdiri dari Kerangka
Acuan (KA), Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RPL).
Dari pengertian tersebut, Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) hanya
merupakan salah satu dokumen dari analisis mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL). Untuk menghilangkan kemungkinan pencemaran, keseluruhan yang
terdapat dalam AMDAL harus dilaksanakan seacara cermat dengan situasi dan
kondisi yang sebenarnya. (Soermatono, 1996)
Implikasi Investasi terhadap Lingkungan
Indonesia dikenal sebagai negara dengan potensi sumber daya alam yang
sangat besar, dengan potensi sumber daya alam yang besar tersebut menjadi suatu
keharusan bagi kita semua untuk menjaga dan melindunginya, sehingga proses
pembangunan maupun kegiatan usaha suatu perusahaan tidak mengakibatkan
suatu krisis lingkungan hidup. Krisis lingkungan adalah ancaman masa depan
umat manusia yang mana pertambahan kerusakan lingkungan telah mencapai
dimensi regional, global dan terus berdampak besar. Pemanasan global yang
semakin meningkat mengakibatkan perubahan iklim sehingga memperparah
penurunan kualitas lingkungan hidup saat ini, karena itu perlu dilakukan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik. Pengelolaan,
penggunaan maupun pemanfaatan sumber daya alam harus diseimbangkan
dengan lingkungan hidup, sehingga diperlukan suatu kebijaksanaan nasional
pengelolaan lingkungan hidup yang komprehensif. Hal ini sejalan dengan konsep
studi lingkungan hidup yang mengkhususkan pada ilmu hukum, dengan objek
hukumnya adalah tingkat perlindungan sebagai kebutuhan hidup.
Bertalian dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, faktor
utama yang harus menjadi fokus perhatian adalah terkait dengan perizinan, karena
faktor perizinan dapat dijadikan pegangan bagi pelaku usaha yang akan mengelola
lingkungan. Perizinan lingkungan dikaitkan dengan keharusan memperoleh
AMDAL (Ananlisis Mengenai Dampak Lingkungan) sebagai instrumen
pencegahan pencemaran lingkungan dimana asas ini telah dituangkan dalam
bentuk produk hukum, sehingga menjadi kewajiban yang harus dipatuhi oleh
setiap orang di Indonesia, artinya untuk terbitnya atau disetujuinya suatu izin
lingkungan hendaknya harus diperoleh lebih dahulu AMDAL. Sejalan dengan
pandangan Suparto Wijoyo, bahwa berkaitan dengan perizinan lingkungan
terpadu seharusnya bertumpu pada pada prinsip-prinsip prosedur administratif
perizinan lingkungan menurut ”good environmental governance”.
13
Iklim investasi di Indonesia relatif berkembang pesat sejak Undang-
Undang PMA Tahun 1967 dan Undang-Undang PMD Tahun 1968 diberlakukan.
Hal ini karena adanya pengaturan beberapa insentif, yang meliputi perlindungan
dan jaminan investasi, terbukanya lapangan kerja bagi tenaga kerja asing, dan
adanya insentif dibidang perpajakan. Dan situasi politik dan keamanan pada
saat itu relatif lebih stabil yang mendorong investasi sehingga mengalami
peningkatan yang cukup siqnifikan. Bahkan pada awal tahun 70-an sampai akhir
80-an, Jepang melakukan investasi besar-besaran di Indonesia.
Pertumbuhan penanaman modal tersebut (investasi langsung) terus
berlangsung hingga tahun 1996 seiring dengan berbagai kebijakan liberalisme
dibidang keuangan dan perdagangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Namun
pertumbuhan investasi tersebut mengalami kemerosotan yang berujung dengan
terjadinya krisis ekonomi pada akhir tahun 1997 yang menjadi krisis
multidensional yang berpengaruh terhadap stabilitas politik. Menurut Bismar
Nasution, bagi Indonesia yang perekonomiannya bersifat terbuka akan
terpengaruh dengan prinsip perekonomian global dan prinsip liberalisasi
perdagangan tersebut. Karena perekonomian Indonesia akan berhadapan dengan
perekonomian negara lain/perekonomian mitra dagang Indonesia seperti ekspor-
impor; investasi, baik yang bersifat investasi langsung maupun tidak langsung;
serta pinjam-meminjam. Pengaruh perekonomian ini menjadi tantangan bagi
perumusan kebijaksanaan nasional, dunia ekonomi dan pelaku ekonomi
(Nasution, 1999).
Berdasarkan uraian diatas maka jelaslah bagi bangsa Indonesia, bahwa
salah satu upaya untuk menggerakkan kembali perekonomian Nasional adalah
bagaimana menciptakan iklim dunia usaha yang kondusif. Dengan penataan
hukum ekonomi khususnya hukum investasi diharapkan mendorong investasi
di Indonesia, baik penanaman modal dalam negeri maupun asing. Kebijakan-
kebijakan yang dirumuskan haruslah yang mampu membuat Indonesia bersaing
dengan negara-negara di ASEAN khususnya, dalam menarik investasi asing.
Menurut Dhaniswara K. Harjono (2007), dalam kaitannya dengan hal
tersebut dan dalam rangka memperbaiki serta menciptakan iklim investasi yang
favorable dan sejalan dengan arah dan kebijakan pembangunan nasional, langkah-
langkah yang telah dilakukan adalah :
a. menyederhanakan proses dan tata cara perizinan dan persetujuan dalam
rangka penanaman modal;
b. membuka secara luas bidang-bidang yang semula tertutup atau dibatasi
terhadap penanaman modal asing;
c. memberikan berbagai insentif, baik pajak maupun non pajak;
d. mengembangkan kawasan-kawasan untuk penanaman modal dengan
berbagai kemudahan yang ditawarkan;
e. menyempurnakan berbagai produk hukum dengan mengeluarkan
peraturan perundang-undangan yang baru yang lebih menjamin iklim
investasi yang sehat

14
f. menyempurnakan proses penegakan hukum dan penyelesaian sengketa
yang efektif dan adil
g. menyempurnakan tugas, fungsi, dan wewenang instansi terkait untuk
dapat memberikan pelayanan yang lebih baik;
h. membuka kemungkinan pemilikan saham asing lebih besar.
c) Proses Penyusunan AMDAL
AMDAL merupakan prasyarat bagi investor/pelaku usaha guna
mengetahui kemungkinan dampak yang akan terjadi akibat dari rencana
pembangunan kegiatan/usaha, seperti kebisingan, banjir, pencemaran limbah,
pencemaran udara, perubahan arus, dan sebagainya. Pada hakikatnya dokumen
AMDAL dapat memberikan potret yang jelas secara ilmiah tentang analisis
kegiatan dan dampak yang mungkin terjadi dari sebuah kegiatan/usaha yang akan
dilakukan. Berkaitan dengan hal tersebut posisi AMDAL sangat startegis dalam
upaya perlindungan preventif dalam perizinan suatu kegiatan berwawasan
lingkungan. Untuk prosedur penyusunan AMDAL dapat dilihat pada diagram di
bawah ini :

Diagram pada bagian sebelah kiri di atas hanya menjelaskan terkait penyusunan
dokumen AMDAL, sehingga dalam penyusunannya terdapat tiga tahap. Tahap tersebut
diantaranya adalah kerangka acuan (KA), analisis dampak lingkungan hidup (AMDAL),
serta rencana pengelolaan lingkungan hidup-rencana pemantauan lingkungan hidup
(RKL-RPL). Tahap untuk menuju KA harus melewati penapisan (screening) dan
pelingkupan (scoping). Penapisan bertujuan untuk menetapkan dan memilih
kegiatan/usaha mana yang harus memiliki dan dilengkapi AMDAL. Proses penapisan
secara berurutan dapat dilakukan melalui pemahaman mengenai kegiatan/usaha yang
akan dilakukan mulai dari kegunaannya hingga kreativitasnya, menetapkan dampak
15
negatif yang akan muncul, cara mengurangi maupun menghilangkan dampak, sampai
melakukan penilaian dan memutuskan kegiatan/usaha tersebut telah sesuai dengan
penapisan. Kemudian untuk pelingkupan agar AMDAL menghasilkan data dan informasi
lingkungan yang relevan sesuai dengan rencana usaha/kegiatan yang bersangkutan.28
Dengan kata lain, pelingkupan hanya bertujuan untuk membatasi penelitian AMDAL
pada kegiatan-kegiatan yang memiliki dampak penting sesuai dengan kriteria umum atau
yang telah diamanatkan pada Pasal 22 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau di singkat dengan
UUPPLH.
Pada tahap pelingkupan harus diidentifikasi terlebih dahulu pihak-pihak yang
berkepentingan, seperti pelaku usaha/investor, pemerintah yang berwenang, dan
masyarakat yang telah diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan.
Pengidentifikasian para pihak yang terlibat khususnya masyarakat dalam memberikan
penilaian terhadap rencana kegiatan/usaha dapat melalui proses pengumuman yang
dilakukan oleh investor/pelaku usaha melalui papan pengumuman atau media cetak,
seperti pamflet, banner, spanduk, dan lain-lain. Pemberian informasi harus menjangkau
masyarakat dengan harapan agar mendapatkan informasi yang transparan, lengkap dan
harus menggunakan bahasa yang dimengerti oleh masyarakat. Setelah adanya
pengumuman mayarakat berhak untuk memberikan saran, pendapat, atau tanggapan
secara lisan atau tulisan kepada investor/pelaku usaha dan pemerintah (yakni menteri,
gubernur, bupati/walikota) sebagaimana kewenangannya dalam melakukan penilaian
AMDAL apabila terdapat ketidak-lengkapan dan tidak adanya transpransi dalam
memberikan informasi. Hal tersebut senada dengan isi dari Pasal 26 ayat (2) UUPPLH,
Pasal 9 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan,
dan lampiran I Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.

16
DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.


Halim, A. (2015). Analisis Investasi di Aset Keuangan, 1st ed. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Darma, G.S. (2006). Mobile Marketing: Sebuah Strategi Keunggulan Bersaing Online.
Denpasar: Undiknas Press.
Darma, G.S. (2019). Kacamata Media, Kesuksesan Bersyarat. Indonesia: Pustaka Larasan
Press.
Darma, G.S. (2018). Seuntai Pesan, Menjawab Zaman. Indonesia: Pustaka Larasan Press.
Winni Mina (2020). Mengenal bentuk badan usaha.
https://www.xendit.co/id/blog/mengenal-bentuk-badan-usaha-di-indonesia/
Rosyda. Badan usaha: Pengertian, macam dan bentuk badan usaha di Indonesia.
https://www.gramedia.com/literasi/macam-badan-usaha/
Nasution Bismar, Reformasi Hukum Dalam Rangka Era Globalisasi Ekonomi,
Disampaikan pada “Diskusi Pembangunan Hukum Dalam Rangka Era
Globalisasi Ekonomi,” di Fakultas Hukum USU Medan, tanggal 25
September 1999.
Dhaniswara K. Harjono, Hukum Penanaman Modal, PT. Rajagrafindo Persada,
Jakarta, 2007
Gunarto Suhardi, Peranan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi. Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya, 2002.
Hadhikusuma, R.T Sutantya Raharja dan Sumantoro. Pengertian Pokok Hukum
Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers, 1992.
Hartono, Sunaryati. Upaya Menyusun Hukum Ekonomi Indonesia. Jakarta : Sinar
Grafika, 2003.

17
Purbacaraka, Purnadi, & Soekanto, Soerjono. (1993). Perihal Kaedah Hukum, Bandung,
PT. Citra Aditya Bakti
Danusaputro, St. (1998). Hukum Lingkungan. Bandung: Buku I Bina Cipta.
Mutiara, P. S. (n.d.). Analisis Dampak Lingkungan.

18

Anda mungkin juga menyukai