Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“TEKNIK GERAKAN ROOM PASIF”

DI RUANG MELATI RSUD BANGIL PASURUAN

DISUSUN OLEH :

Fatimah Nurul Qudsiyah

(14201.11.19010)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN

PAJARAKAN – PROBOLINGGO

2022
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“TEKNIK GERAKAN ROOM PASIF”

DI RUANG MELATI RSUD BANGIL PASURUAN

Nama : Fatimah Nurul Qudsiyah

NIM : 14201.11.19010

Program Studi : Sarjana Keperawatan

Semester : VI (Enam)

Resume Gawat Darurat disetujui dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Mahasiswa

Fatimah Nurul Qudsiyah

Pembimbing Praktik/CI Pembimbing Akademik

. .

Mengetahui,
Kepala Ruangan

.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Teknik Gerakan Room Pasif

Sub. Pokok Bahasan :

 Pengertian Fraktur Cruris


 Penyebab Fraktur Cruris
 Pengertian dan langkah – langkah
melakukan Gerakan Room Pasif

Sasaran : Klien (Tn. S)

Tempat : Rumah Sakit

Waktu : 15-30 menit

A. ANALISA SITUASI
1. Peserta Penyuluhan
a. Klien Tn. S
b. Jumlah peserta 1 orang
c. Minat dan perhatian dalam menerima materi penyuluhan cukup
baik
d. Interaksi antara peserta dengan penyuluh cukup baik
2. Penyuluh
a. Mahasiswa STIKes Hafshawaty Zainul Hasan Genggong
b. Mampu mengkomunikasikan materi penyuluhan
3. Tempat
a. Rumah Sakit
b. Cukup dan sesuai
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Instruksional Umum
Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada klien tentang
definisi Fraktur Cruris dan teknik room pasif.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan klien mampu :
a. Menjelaskan pengertian Fraktur Cruris
b. Menjelaskan penyebab Fraktur Cruris
c. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah melakukan Gerakan
Room Pasif
C. MATERI
 Terlampir
D. KEGIATAN PENYULUHAN
 Terlampir
E. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
F. SASARAN
Klien Tn. R
G. WAKTU DAN TEMPAT
Hari/ Tanggal : Sabtu, 08 Januari 2022
Jam : 12.00 – 12.30
Tempat : Rumah Sakit
H. MEDIA DAN ALAT PENYULUHAN
1. Pamflet
I. EVALUASI / PERTANYAAN

Memberikan pertanyaan teori dan aplikasi yang berhubungan dengan


pola hidup sehat pada remaja, antara lain :

 Pengertian Fraktur Cruris


 Penyebab Fraktur Cruris
 Pengertian dan angkah-langkah melakukan Gerakan Room Pasif
LAMPIRAN MATERI

“TEKNIK GERAKAN ROOM PASIF”

A. PENGERTIAN FRAKTUR CRURIS


Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang.
Patahan tadi mungkin tak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau
primpilan korteks, biasanya patahan lengkap dan fragmen tulang bergeser
(Wijaya dan putri, 2018).
Fraktur merupakan istilah hilangnya kontinuitas tulang, baik
bersifat total maupun sebagian yang ditentukan berdasarkan jenis dan
luasnya. Fraktur adalah patah tulang yang biasanya disebabkan oleh
trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu
sendiri, dan jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan kondisi
fraktur tersebut (Suriya & Zurianti, 2019).
Fraktur cruris merupakan suatu istilah untuk patah tulang tibia dan
fibula yang biasanya terjadi pada bagian proksimal (kondilus), diafisis,
atau persendian pergelangan kaki (Muttaqin, 2018).
Kecemasan sebelum operasi adalah reaksi emosional pasien yang
sering muncul, hal ini merupakan respon antisipasi terhadap suatu
pengalaman yang dianggap pasien sebagai suatu ancaman terhadap peran
dalam kehidupan, integritas tubuh dan bahkan kehidupannya (Suhartini &
Rizal, 2017).
Berdasarkan pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa fraktur
cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan di tentukan sesuai jenis
dan luasnya, yang di sebabkan karena trauma atau tenaga fisik yang terjadi
pada tulang tibia dan fibula.
B. PENYEBAB FRAKTUR CRURIS
1. Trauma
Jika kekuatan langsung mengenai tulang maka dapat terjadi patah
pada tempat yang terkena, hal ini juga mengakibatkan kerusakan pada
jaringan lunak disekitarnya. jika kekuatan tidak langsung mengenai
tulang maka dapat terjadi fraktur pada tempat yang jauh dari tempat
yang terkena dan kerusakan jaringan lunak ditempat fraktur mungkin
tidak ada. Fraktur karena trauma dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Trauma langsung. Benturan pada tulang mengakibatkan ditempat
tersebut.
b. Trauma tidak langsung. Titik tumpu benturan dengan terjadinya
fraktur berjauhan.
2. Fraktur Patologis
Adalah suatu fraktur yang secara primer terjadi karena adanya
proses pelemahan tulang akibat suatu proses penyakit atau kanker yang
bermetastase atau osteoporosis.
3. Fraktur akibat kecelakaan atau tekanan
Tulang juga bisa mengalami otot-otot yang berada disekitar tulang
tersebut tidak mampu mengabsorpsi energi atau kekuatan yang
menimpanya.
4. Spontan . Terjadi tarikan otot yang sangat kuat seperti olah raga.
5. Fraktur tibia dan fibula yang terjadi, karena :
- Akibat dari pemutaran pergelangan kaki yang kuat dan sering
dikait dengan gangguan kesejajaran.
- Akibat pukulan langsung, jatuh dengan kaki dalam posisi fleksi
atau gerakan memuntir yang keras.
Menurut Wijaya dan Putri (2019) penyebab fraktur adalah :
1. Kekerasan langsung : Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang
pada titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat
fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau miring.
2. Kekerasan tidak langsung : Kekerasan tidak langsung menyebabkan
patah tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan.
Yang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur
hantaran vektor.
3. Kekerasan akibat tarikan otot : Patah tulang akibat tarikan otot sangat
jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa pemutiran, penekukan,
penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.
C. PENGERTIAN DAN LANGKAH-LANGKAH ROOM
1. Pengertian Room
Pergerakan (ROM) meliputi:
Range Of Motion (ROM) adalah kemampuan gerak yang bisa
dilakukan oleh seseorang secara masimal.
Latihan range of motion merupakan latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakkan persendian secara normal dan lengkap untuk
meningkatkan massa otot dan tonus otot. (Rahayu,2015).
Range Of Motion adalah (ROM) dibagi menjadi dua yaitu:
1. Aktif
ROM aktif adalah gerakan yang dilakukan pasien secara mandiri.
2. Pasif
ROM pasif adalah pergerakan yang dilakukan pasien dengan
membutuhkan bantuan orang ain baik itu bantuan perawat atau
anggota keluarga pasien.
2. Tujuan
a. Meningkatkan atau mempertahankan flesibilitas dan kekuatan otot
b. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
c. Mencegah kontraktur dan kekakuan pada sendi
d. Melancarkan peredaran darah
3. Manfaat Pergerakan (Range Of Motion ( ROM )
a. Memelihara kelenturan dari tulang dan sendi
b. Menjaga agar tidak terjadi kerapuhan tulang
c. Meningkatkan kekuatan otot
d. Menjaga agar peredaran darah lancar
4. Indikasi dilakukan ROM
a. Stoke atau penurunan kesadaran
b. Kelemahan otot
c. Fase rehabilitasi fisik
d. Klien dengan tirah baring lama
5. Kontra indikasi
a. Kelainan sendi atau tulang
b. Nyeri hebat
c. Sendi kaku atau tidak dapat bergerak
d. Trauma baru yang kemungkinan ada fraktur yang tersembunyi
6. Prinsip gerakan ROM
a. Harus diulang pada tiap gerakan sebanyak 8 kali dan di
lakukan sehari minimal 2 kali
b. ROM harus dilakukan perlahan dan hati-hati
c. Bagian – bagian tubuh yang dapat digerakkan meliputi
persendian seperti leher, jari, lengan , siku, tumit, kaki,
dan pergelangan kaki
d. ROM dapat dilakukan pada semua bagian persendian
atau hanya pada bagian- bagian yang dicurigai
mengalami proses penyakit
7. Klasifikasi ROM
1) Gerakan ROM Pasif
Latihan ROM yang dilakukan dengan bantuan perawat setiap
gerakan. Indikasinya adalah pasien semi koma dan tidak sadar, pasien
usia lanjut dengan mobilisasi terbatas, pasien tirah baring total, atau
pasien dengan paralisis. Gerakan yang dapat dilakukan meliputi :

 Fleksi : Gerakan menekuk persendian

 Ekstensi : yaitu gerakan meluruskan persendian

 Abduksi : gerakan satu anggota tubuh ke arah mendekati


aksis

 Adduksi : gerakan satu anggota tubuh ke arah menjauhi aksis

 Rotasi : gerakan memuatar melingkari aksis tubuh

 Pronasi : gerakan memutar ke bawah

 Supinasi : gerakan memutar ke atas

 Inversi : gerakan ke dalam


 Eversi : gerakan ke luar
2) Gerakan ROM Aktif
Latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh pasien tanpa bantuan
perawat dari setiap gerakan yang dilakukannya. Indikasinya adalah
pasien yang dirawat dan mampu untuk ROM sendiri dan Kooperatif.
8. Gerakan Rom Pasif Dan Aktif
1. Gerakan Rom Pasif
2. Latihan Pasif Anggota Gerak Atas
3. Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan

a. Fleksi dan ekstensi pada siku

b. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah


c. Fleksi dan Ekstensi Bahu

d. Abduksi dan Adduksi bahu

e. Rotasi bahu

Latihan Pasif Anggota Gerak Bawah

a. Fleksi dan Ekstensi Jari-jari kaki


b. Inversi dan Eversi kaki

c. Fleksi dan ekstensi lutut

d. Rotasi pangkal Paha

e. Abduksi dan adduksi pangkal paha


4. Gerakan Rom Aktif
a. Fleksi dan ekstensi Leher

b. Oposisi jari-jari

c. Abduksi dan adduksi lengan dan siku

d. Rotasi Bahu
e. Inversi eversi pergelangan tumit kaki

f. Abduksi-Aduksi-Inversi Internal Kaki


DAFTAR PUSTAKA

Adek, Suci Ramadhani. 2020.asuhan keperawatan keluarga pada


lansia ny. N dengan kasus asam urat serta penerapan latihan rentang
gerak sendi (rom) untuk menurunkan nyeri sendi di rw 5 kelurahan jati
kecamatan padang timur.Diploma thesis, Universitas Andalas.
http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/59292

Agusrianto, Rantesigi Nirya. 2020. Penerapan Latihan Range Of


Motion (ROM) Pasif terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Ekstermitas
pada Pasien dengan kasus stroke. LPPM Akademi Keperawatan Yapenas
21 Maros. Vol 2, No 2 Agustus 2020

Harun AlRasid,d k k . 2020. Pengaruh Range Of Motion (Rom)


Terhadap KekuatanOtotPasienPasca Stroke. Jurnal Ilmiah
WijayaVolume 12 Nomor1,Maret2020Hal1-
11;website:www.jurnalwijaya.com;p-ISSN: 2301-4113; e-ISSN: 2723-
344812

Liza Puspa Dewi, Maria Astrid, Sudibyo Supardi. 2020. Analisis


Pengaruh Latihan Rentang Gerak Terhadap Peningkatan Kekuatan
Otot Dan Aktivitas Perawatan Diri Pasien Stroke Di RSUD Kota
Depok.

Marisa Dewi Erna. 2020. Motivasi Pelaksanaan Latihan ROM


pada Pasien Stroke. Vol 8, No 1 Tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai