Anda di halaman 1dari 4

Terjemah teks :

1-RASA MALU DAN TIDAK TAHU MALU

Ketahuilah oleh-mu. Hai anak yang mulia, bahwasaNya sifat rasa malu adalah
pokok dari segala keutamaan dan sumber segala adab. Maka wajib berakhlak atas
manusia, bahwa manusia itu berakhlak dengan rasa malu sejak awal
pertumbuhannya, agar dia terbiasa dengan akhlak yang mulia dan adab yang baik
di kala dewasa. Dalam hadits disebutkan: “Tidak akan datang rasa malu itu
kecuali dengan selalu membawa kebaikan”. “Bermula rasa malu itu sebagian dari
pada iman”. Juga “Rasa malu adalah pengamalan agama seluruhnya”.

Adapun perbuatan keji atau keberandalan, maka bahwasanya itu merupakan


pembuka pintu perbuatan yang rendah dan hina seluruhnya. Nabi saw bersabda:
“Apabila engkau tidak merasa malu, maka berbuatlah sekehendakmu.”

Penyair berkata : Jika engkau tak takut akibat di kemudian hari dan tidak merasa
malu, maka lakukanlah segala yang engkau kehendaki. Demi Allah, tiada
kebaikan dalam kehidupan-nya di dunia apabila lenyap rasa malu. Manusia hidup
dalam kebaikan, selama ia merasa malu sebagaimana batang yang terjaga, selama
ada kulitnya.

Sayyidina Abu Bakar ra. Memperumpamakan dengan ini bait yaitu banyak :

Sungguh, seakan-akan aku melihat orang yang tak malu dan tidak ada sifat jujur,
seperti telanjang di tengah masyarakat.

2. Bermula rasa malu itu terbagi menjadi tiga macam:


Pertama, malu terhadap Allah Ta’ala: Kedua, malu terhadap manusia, dan Ketiga,
malu terhadap diri sendiri.

Maka adapun rasa malu-nya kamu terhadap Allah Ta’ala: Maka adalah
malu-nya kamu terhadap Allah ta’ala yaitu dengan menjunjung tinggi perintah-
perintah-nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Nabi saw. bersabda: “Malulah
kalian terhadap Allah Azza wa Jalla dengan rasa malu yang sebenar-benarnya.”
Ada yang mengatakan: “Hai Rasulullah, bagaimana cara kami merasa malu
kepada Allah dengan sebenar-benarnya rasa malu?”

Beliau menjawab: “Barang siapa memelihara kepala dan apa yang dikandungnya
(akal),dan menjaga isi perut-nya dari pada yang haram dan meninggalkan
perhiasan kehidupan dunia serta mengingat mati dan kehancuran, maka sungguh
ia pun telah merasa malu terhadap Allah Azza wa Jalla dengan sebenar-
benarnya.”

Anda mungkin juga menyukai