Anda di halaman 1dari 11

RANGKUMAN MATERI

PENDIDIKAN DASAR WIYASA BUMINTARA


POLITEKNIK PEKERJAAN UMUM OLEH BASARNAS
SEMARANG

NAMA : BRILLIANT ERLANGGA PUTRA


CANDALA

WIYASA BUMINTARA
POLITEKNIK PEKERJAAN UMUM
SEMARANG 2023
JUMAT 1 SEPTEMBER 2023

MATERI 1: Tali dan Simpul

* Pengertian Tali: Serat yang dirajut sedemikian rupa sehingga mempunyai kekuatan tertentu sesuai
dengan diameter tali tersebut dan merupakan peralatan utama dalam evakuasi vertical , disamping
personil yang terampil dan mempunyai kemampuan meneliti type dan sifat tali serta tekni mengatur
tali.
* Kernmantel:

KERN – Core = inti MANTEL – Sheath = Selimut

Inti dilindungi : oleh tenunan atau anyaman pembungkus yang mana mendukung sedikit bagian dari
beban, tetapi yang menguntungkan melindungi inti dari abrasi,lumpur dan sengatan matahari (uv).
* Keuntungan:
 Kuat
 Tahan dari kerusakan
 Ringan
 Mudah dipegang
 Tahan terhadap putaran.
* Macam-macam Kernmantel:
DINAMIS: Kernmantel yang dibuat dengan elastisitas yang sangat tinggi (kerenggangan) dapat
menahan beban kejut yang tinggi.

$ Keuntungan Kernmantel dinamis :


mempunyai kemampuan tinggi menyangga kejut terhadap beban yang jatuh.
$ Kerugian kernmantel Dinamis :
untuk rescue terlalu lentur, karena keregangannya yang sangat tinggi menjadi masalah ketika
digunakan descending/repelling, ascending atau hauling.
STATIS: Kernmantel yang dibuat dengan elastisitas yang sangat rendah, tidak baik untuk menahan
beban kejut.

$ Keuntungan Kernmantel Statis :


- Kerenggangan rendah
- Tahan terhadap abrasi dan gangguan lumpur / pasir yang merusak
- Kekuatan menegang yang tinggi
$ Kerugian kernmantel Statis :
- Kapasitas menahan kejut sangat rendah
- Kaku untuk dipegang dan untuk pembuatan simpul
* Kriteria Kernmantel Standart Rescue:
1. Ukuran minimal 11 mm
2. Kontruksi kernmantel statis
3. kekuatan minimal 3.000 Kg
4. 100% polimide (nilon)
5. Tahan putaran
6. Mudah dipegang dan mudah untuk membuat
simpul
7. Maksimal 3% kemoloran pada beban 80 Kg
8. Minimum 20% Kemoloran pada beban 3.000 Kg
9. Toleraansi suhu untuk kebutuhan operasional
10. Inti yang kontras dan sarung bewarna
* Perawatan Tali:
1. Hindari memotong tali kecuali memang mengharuskan
2. Jangan meninggalkan ikatan pada tali saat menyimpan
3. Hindari gumpalan di ujung tali
4. Gunakan ukuran yang tepat di pulley
5. Hindari hentakan tiba-tiba dan ketegangan terlampau kuat pada tali
6. Hindari terkena lompatan batu atau terinjak
7. Hindari melewatkan tali pada tikungan yang tajam atau permukaan
yang kasar
8. Tali yang terkena lumpur atau pasir harus segera dicuci dengan air yang
mengalir
9. Jangan mengeringkan tali dengan api atau matahari
10. Simpanlah Tali dalam kantong
11. Tali yang cacat atau rusak harus diberi lebel
12. Jangan menempatkan tali terkena sinar matahari langsung
13. Hindari tersentuh dengan bahan kimia yang mencemarkan seperti :
lemak, gemuk, oli, minyak, bensin, minyak hidraulic, dll.
 MENCUCI TALI
1. Gunakan air yang mengalir
2. Jangan mencuci dengan sabun
3. Gunakan busa untuk membersihkan tali
 MENGERINGKAN TALI
1. Keringkan tali dengan adanya sirkulasi udara
2. Bentangkan tali antara dua tiang
3. Gunakan tangga
 PEMERIKSAAN
a. Pemeriksaan dengan menilai secara visual
- Warna filamin yang memudar
- Tampak lembek dan lembut
- Filamin tampak putih. Dimana sarung telah rusak
- Tampak tidak seragam
- Terkikis
b. Pemeriksaan dengan merasakan / meraba
- Filamin kakau
- Perubahan ukuran
- Contaminasi
 PENGAFKIRAN TALI
1. Terkikis
2. Beban lebih
3 Contaminasi
4. Perbedaan ukuran
5. Susunan mantel
6. Sarung tertembus
* Kekuatan & Safe Working Load (SWL)

DIAMETER TALI KEKUATAN TALI SWL

11 mm 3.000 Kg 375 Kg

12 mm 3.300 Kg 412 Kg

13 mm 3.600 Kg 450 Kg

14 mm 3.900 Kg 487 Kg

15 mm 4.200 Kg 525 Kg

16 mm 4.500 Kg 562 Kg

* Pengertian Simpul: Hubungan tali dengan tali


* Terminologi Simpul:
 Bight :
lengkung terbentuk apabila tali berbalik arah tetapi tidak
saling menyilang
 Loop :
bentuk lingkaran terjadi apabila tali berbalik arah dan saling menyilang
 Working end :
Ujung tali yang biasanya dipakai untuk mengikatkan simpul
 Standing End :
Ujung tali yang biasanya dipakai untuk mengikatkan tali pada sesuatu misalnya
pancang dan lain-lain
* Simpul Pangkal:
Simpul Pangkal : Menyimpulkan jika satu bagian di tarik simpul makin menjerat

* Simpul Jangkar
Simpul Jangkar : Gunanya Untuk membuat tandu darurat atau mengikat ember/timba.

* Simpul Figure Of Eight:


Simpul Figure Of Eight : Sebagai simpul di ujung tali/stopper (mencegah orang terselip) dan
menyambung tali

* Simpul 8 On Bight:
Simpul 8 On Bight : Membuat ikatan yang bightnya dapat langsung dikaitkan

* Simpul 8 Double Bight:


Simpul 8 On Bight : Tambatan pada dua anchor point
* Simpul 8 In Line:
Simpul 8 In Line : gunanya untuk membuat simpul di tengah tali, simpul ini digunakan juga
untuk pembebanan dengan dua arah

* Simpul 8 Follow Through:


 Simpul 8 Follow Through : Gunanya pengikatan langsung dengan menjalankan
running endnya

* Simpul Kupu – Kupu (Butterfly):


Simpul Butterfly: Membuat simpul di tengah tali, menyimpan bagian tali yang rusak,
penarikan pada tugas pembebanan dengan tiga arah

* Simpul Bowline (Kambing):


Simpul Bowline : Di gunakan untuk membuat ikatan yang sifatnya tidak menjerat

* Simpul Double Fisherman:


Simpul Double Fisherman: menyambung tali yang besarnya sama dan basah
* Simpul Pita (Tape Knot):
Simpul Pita : Hanya cocok digunakan untuk menyambung pita untuk membuat sling

MATERI 2: Anchoring & Belaying


* Pengertian Anchoring: Sistem Penambatan yang terbuat dari tali untuk menahan beban

* Kegunaan Anchor : Menahan beban saat kita melakukan kegiatan dengan menggunakan Tali
(Ascend & Descend / Lowering & Lifting)

* Bagian – bagian Anchor:

1. Point Anchor
2. Kaki Anchor
3. Arah Lintasan
* Anchor Point:
 Anchor point, Adalah
“ Titik tambatan yang dihubungkan tali anchor “
 Anchor point,
- Di alam biasanya banyak menggunakan pohon atau batu
- Di lingkungan perkotaan, terdapat bagian bangunan yang dapat digunakan sebagai
anchor point,
beberapa yang tidak baik :
- Besi yang berkarat
- Bangunan batu yang terkena korosi
- Tembok semen yang kasar
Anchor Point
Pada gedung dapat memanfaatkan bagian-bagian sebagai
berikut :
- Struktur tiang
- Tonjolan tiang penyangga
- Penopang mesin pendingin
- Gondola
- Tonjolan tembok yang ada pada dinding
* Posisi Anchor Point:

1. Anchor Overhead : Posisinya diatas kepala dan dekat dengan sisi exit dan entry

2. Anchor Inside : Posisinya berada didalam dan jauh dari sisi exit dan entry

* Faktor 2 yang perlu diperhatikan saat kita membuat Anchor:

1. Pohon yang masih hidup


- Pasang bagian bawah pohon
2. Tiang,
- Hindari tiang yang korosi/ karatan
3. Minimal 2 (dua) Anchor & harus di Back up
* Anchor Buatan:
 Kekuatan harus diperhatikan dengan seksama dan sedapat mungkin anchor point
mungkin dapat menahan beban yang sangat berat
 Anchor Bomb Proof adalah : Anchor yang sangat kuat

* Pemasangan Anchor:
Yang perlu diperhatikan dalam memasang sebuah anchor :
 Anchor Point
 Bagian Pengikatan
 Arah Penarikan
 Posisi Anchor (Overhead/ Inside)
 Sudut Anchor antara 45 – 90 derajat
* Prinsip Dasar Menentukan Anchor:
 Point Anchor harus dapat menahan beban dengan berbagai arah
 Minimal 2 (dua) Anchor
 Tali untuk Anchor harus dilindungi
 Anchor point, kaki anchor & carabiner harus dicek secara berkala
 Sudut Anchor antara 45 - 90 derajat
* Back Up Anchor:
 Anchor perlu dibuat backup-nya untuk mengurangi kegagalan/ kerusakan
 Hal ini juga dilakukan untuk pengamanan
 Dua cara pokok dalam mem-back up Anchor :
- Back Up pada Anchor point yang sama
- Back Up pada Anchor point yang terpisah

* Pertimbangan Back Up Anchor:


 Kondisi Anchor Point
 Operasi Pertolongan di alam terbuka
 Beban & tegangan
* Pembuatan Anchor:

 Anchor dapat dibuat dengan tali utama/ tali pokok ataupun dengan tali lainnya
 Penggunaan webbing/ Pita merupakan peralatan yang tepat untuk anchor
 Anchor ganda digunakan jika satu anchor point dianggap tidak cukup untuk menahan
antisipasi kekuatan
 Pembagian beban pada anchor harus diperhatikan agar beban terbagi dengan rata
 Sudut Anchor yang baik berada antara sudut 45 – 90 derajat dan tidak pernah
melebihi 120 derajat
* Kesimpulan:
 Tali adalah nyawa anda, perhatikan & perlakukan dengan baik
 Simpul yang baik adalah simpul yang mudah dibuat, mudah diingat dan mudah
dilepaskan, sesuaikan dengan kebutuhan anda
 Pembuatan Anchor harus pasti dan jangan ragu-ragu, buatlah Back Up Anchor setiap
saat
 Berlatih adalah kunci Penguasaan keterampilan simpul dan tali temali
 Keterampilan tali temali merupakan keterampilan dasar bagi seorang rescuer untuk
mempermudah pertolongan
* Pengertian Belaying:
 Belay Adalah :
Tindakan mengamankan semua aktivitas di tali
 Belayer adalah
Orang yang membelay
 Sistem kerja Belay
Memanfaatkan friksi tali denagn Belay Device (Belay Plate, Carabiner, Figure 8
 Istilah :
- Active Rope, adalah
Bentangan tali diantara Rescuer & Belayer,
Kondisi Selalu Tegang
- In Active, Adalah
sisa tali yang siap ditarik & berada antara Belayer
dengan Tali Bebas
* Pemasangan:
1. Dibuat Anchor terpisah dari Anchor tali Utama
2. Pengaman Belayer tidak dikaitkan pada sistem Belay
3. Anchor Belay dibuat berdekatan dengan Anchor Utama
4. Hindari Tali Menyilang
* Penggunaan Belay Device:
Bisa Menggunakan :
- Figure of 8
- Auto Stop
- In Panic
- Grigri

* Safety Rule:
1. Anchor harus cukup kuat
2. Belayer menggunakan hand glove
3. Menggunakan pemanggilan yang mudah dipahami bersama
4. Hindari Tali Menyilang
5. Belayer harus selalu konsentrasi
6. Dapat mengunci saat emergency
7. Selalu menghadap ke dinding untuk memperhatikan kemungkinan terjadi
kemungkinan adanya barang atau Rescuer yang jatuh
8. Carabiner yang digunakan harus Screw Gate
9. Sistem Belay harus selalu dicek oleh Safety Officer

*Lampiran:

NOTE: “KESELAMATAN YANG MENJADI PRIORITAS UTAMA SELAMAT BERLATIH !!!”

***TERIMA KASIH***

Anda mungkin juga menyukai