Dosen Pengampu :
Pratiwi Apridamayanti, M.Sc., Apt.
NIP. 198604182009122009
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK / KELAS : 4 / A2
ANGGOTA : Sally Isaura (I1021221008)
Fuji Rahayu Suryaningsih (I1021221035)
Nurwahid (I1021221044)
Ramadhan (I1021221053)
Natazya Yosephani Elsye Lestari (I1021221068)
Cinta Aura Princesa (I1021221080)
Afiqah Inggrid Sawitri (I1021221083)
Wulan Apsanita (I1021221086)
Ikhwanul Kirom (I1021221089)
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Analisis Farmasi.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sebagai
penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini
memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
Penulis
i
Daftar Isi
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
ii
III.6 Perhitungan ............................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Berdasarkan perkembangan zaman, bentuk dan sediaan obat pun berbeda-
beda, ada yang berbentuk tablet, bubuk, kapsul, sirup, dan supositoria. Bentuk
sediaan yang berbeda didasarkan pada kebutuhan konsumen atau pasien.
Bentuk dan dosis obat juga dapat diberikan dengan cara berbeda dan mempunyai
efek berbeda. Supositoria adalah sediaan padat dengan bobot dan jenis berbeda
yang dimasukkan melalui rektum, vagina atau uretra. Penggunaan supositoria
diindikasikan untuk pasien dengan kesulitan menelan, gangguan saluran cerna
dan tidak sadarkan diri. Supositoria dapat dibuat dalam bentuk rektal, telur dan
uretra. Bentuk supositoria dapat ditentukan berdasarkan bahan dasar yang
digunakan. Basis supositoria berperan penting dalam pelepasan obat di
dalamnya (1).
1
Ekstraksi adalah pemisahan atau pengambilan salah satu komponen suatu
zat padat atau cair dengan suatu pelarut berdasarkan perbedaan kelarutan pelarut
dan larutannya. Analisis kandungan senyawa kimia membantu kita menganalisis
konsentrasi kimia obat dalam formula. Selain itu, kita juga dapat
mendeskripsikan dan mengukur konsentrasi analit dalam sampel, memastikan
bahwa produk tersebut memiliki komposisi yang sesuai dan memenuhi standar
kualitas yang ditentukan. Hal ini penting untuk memastikan produk berfungsi
dengan baik dan aman digunakan. Produk kimia, farmasi, makanan dan
kosmetik dapat berubah selama penyimpanan dan pengangkutan. Analisis
komposisi kimia membantu memantau stabilitas produk dan menentukan umur
simpan yang tepat (5). Dengan dilatarbelakangi hal tersebut, diharapkan
makalah ini dapat menambah pengetahuan kita sehingga mampu melakukan
metode analisis kandungan senyawa kimia pada suatu sediaan.
I.2 Tujuan
1. Bagaimana cara melakukan studi literatur terkait sampel sediaan semi padat.
I.4 Manfaat
1. Dapat melakukan studi literatur terkait sampel sediaan semi padat.
2
2. Dapat menganalisis metode ekstraksi untuk memperoleh analit pada suatu
sampel
3. Dapat melakukan proses perhitungan
4. Dapat menyimpulkan hasil pengukuran yang telah dilakukan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Supositoria
Supositoria merupakan bentuk sediaan padat di mana satu atau lebih zat
aktif terdistribusi dalam suatu basis yang tepat dan memiliki bentuk yang cocok
untuk dimasukkan melalui rektal, sehingga menghasilkan efek baik secara
lokal maupun sistemik (6,7). Supositoria rektal beratnya sekitar 2 gram untuk
orang dewasa dan biasanya berbentuk lonjong seperti torpedo. Suppositoria
untuk anak-anak beratnya sekitar 1 gram dan lebih kecil ukurannya.
Suppositoria vaginal beratnya sekitar 3-50 gram dan berbentuk bulat atau
ovoid. Suppositoria uretra berbentuk pensil dengan ujung yang meruncing,
suppositoria uretra yang digunakan oleh pria beratnya sekitar 4 gram dan
panjangnya 60-75 mm (7).
4
II.2.1 Basis Supositoria
II.2.1.1 Basis Berlemak (Oleum cacao)
Merupakan trigliserida dari asam oleat, asam stearat,
asam palmitat; berwarna putih kekuningan; padat, berbau
khas seperti coklat, dan meleleh pada suhu 31°-34°C. Larut
dalam ester kosmetik dan minyak tetap; Tidak larut dalam air
(9). Bersifat polimorf, terdiri dari(10):
5
sedimentasi partikel yang tersuspensi dalam proses
pembuatan dan pencetakan (11).
6
Parasetamol larut dalam air mendidih dan juga dalam natrium
hidroksida 1 N. Selain itu, parasetamol juga mudah larut dalam
etanol. Parasetamol berbentuk serbuk hablur putih yang tidak
memiliki bau tertentu. Rasa parasetamol sedikit pahit. Kandungan
parasetamol dalam produk tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih
dari 102,0% dari C8H9NO2, dihitung terhadap zat kering.
Parasetamol memiliki berat molekul sebesar 151,16 (13). Basis
supositoria yang umum digunakan untuk parasetamol adalah lemak
coklat (14).
7
padatan yang tidak larut. Pelarut yang digunakan dalam proses
ekstraksi harus memenuhi syarat utama, yaitu mampu
melarutkan solut yang terdapat dalam padatan yang tidak larut.
Mekanisme yang terjadi selama proses ekstraksi padat-cair
adalah ketika pelarut mencampur dengan padatan yang tidak
larut, sehingga permukaan padatan dilapisi oleh pelarut.
Selanjutnya, terjadi difusi massa pelarut pada permukaan
padatan yang tidak larut menuju ke dalam pori-pori padatan
tersebut. Laju difusi ini cenderung lambat karena pelarut harus
menembus dinding sel padatan. Solut yang terlarut dalam
padatan akan larut dalam pelarut. Campuran solut dalam pelarut
akan berdifusi keluar dari permukaan padatan yang tidak larut
dan bercampur dengan sisa pelarut (17).
8
BAB III
METODE
Alat Jumlah
Spektrofotometri UV-Vis 1
Labu Ukur 10 ml 1
Labu Ukur 200 ml 1
Cawan Penguap 2
Batang Pengaduk 1
Penangas air 1
Neraca Analitik 1
Corong Pisah 30 ml 1
Bahan
Baku PCT 25 mg
Air secukupnya
n-heksan secukupnya
methanol secukupnya
Suppositoria parasetamol “pamol” 5
9
III.3 Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel adalah dengan metode random sampling.
Populasi dalam hal ini adalah semua supositoria merek "Pamol" yang ada di
pasaran. Sampel dibeli di salah satu apotek di bagian Selatan kota Pontianak.
Sampel yang akan digunakan adalah 5 buah supositoria yang dibeli di tempat
yang sama.
1. Persiapan:
o Siapkan cawan penguap dan batang pengaduk.
o Masukkan 5 supositoria ke dalam cawan penguap.
2. Pemanasan dan Pencampuran:
o Panaskan cawan penguap dengan supositoria di atas penangas air
perlahan-lahan.
o Sambil memanaskan, aduk supositoria dengan batang pengaduk
hingga meleleh sempurna.
3. Pendinginan dan Penimbangan:
o Setelah supositoria meleleh sempurna, dinginkan sambil terus
diaduk.
o Timbang supositoria yang sudah meleleh hingga berat setara
dengan kurang lebih 100 mg parasetamol.
10
4. Ekstraksi dengan n-Heksana:
o Masukkan supositoria yang sudah ditimbang ke dalam corong
pisah yang sesuai.
o Tambahkan 30 mL n-heksana (P) ke dalam corong pisah.
o Kocok hingga larut.
o Tambahkan 30 mL air, kocok perlahan, dan biarkan terjadi
pemisahan lapisan (jika perlu, tunggu hingga lapisan terpisah).
5. Pengumpulan Ekstrak:
o Setelah dua lapisan terpisah terbentuk, keluarkan lapisan bagian
bawah (n-heksana) ke dalam labu ukur 200 mL.
o Lapisan bagian atas (n-heksana) yang tersisa dalam corong pisah
diekstraksi sebanyak 3 kali dengan 30 mL air tiap ekstraksinya.
o Kumpulkan lapisan bagian bawah hasil ekstraksi ke dalam labu
ukur 200 mL yang sama dengan sebelumnya.
6. Pencampuran dan Penentuan Kadar:
o Campurkan ekstrak dalam labu ukur dengan air hingga tanda batas.
o Dengan langkah-langkah berikutnya dalam analisis, diperoleh
kadar larutan sebesar 0,5 mg per mL.
11
III.5.2 Pembuatan Larutan Serial Baku (18)
Larutan deret standar dengan konsentrasi 4, 6, 8, 10, 12 ppm
dibuat dari larutan baku parasetamol 100 ppm yang dilarutkan dalam
10 mL metanol : akuades (1,5 : 8,5).
III.6 Perhitungan
III.6.1 Pembuatan Larutan Baku
Konsentrasi 4 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
4 x 10 = 100 x V2
V2 = 40 : 100 = 0,4 ml
Konsentrasi 6 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
6 x 10 = 100 x V2
V2 = 60 : 100 = 0,6 ml
Konsentrasi 8 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
8 x 10 = 100 x V2
V2 = 80 : 100 = 0,8 ml
Konsentrasi 10 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
10 x 10 = 100 x V2
V2 = 100 : 100 = 1 ml
Konsentrasi 12 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
12
12 x 10 = 100 x V2
V2 = 120 : 100 = 1,2 ml
13
BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari isi makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Supositoria adalah sediaan obat padat yang mengandung satu atau lebih zat
aktif di dalam suatu bahan yang disebut basis dan digunakan melalui rute
rektal untuk menghasilkan efek lokal ataupun sistemik. Supositoria yang
digunakan sebagai sampel dalam makalah ini yaitu supositoria paracetamol
merk “Pamol”.
2. Metode ekstraksi yang digunakan untuk memisahkan senyawa parasetamol
dari basis atau komposisi supositoria lainnya adalah ekstraksi cair-cair
dimana senyawa dipisahkan menggunakan dua pelarut yaitu n-heksan dan
air di dalam corong pisah.
3. Perhitungan diperlukan dalam beberapa tahap seperti pada pembuatan
larutan serial baku dimana dibutuhkan pengenceran larutan induk serta pada
perhitungan kadar parasetamol yang dilakukan setelah dianalisis
menggunakan spektrofometri UV-Vis.
4. Hasil pengukuran dari sampel supositoria tidak dapat diketahui secara pasti
dikarenakan perhitungan kadar parasetamol memerlukan data-data
percobaan seperti kurva baku dan nilai absorbansi dari instrument
spektrofometri UV-Vis.
IV.2 SARAN
Adapun beberapa saran yang diperoleh dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
14
DAFTAR PUSTAKA
5. Setiawan Ma, Nugroho Ek, Lestario Ln. Ekstraksi Betasianin Dari Kulit
Umbi Bit (Beta Vulgaris) Sebagai Pewarna Alami. Agric. 2015;27(1):38-43.
15
10. Ansel ’S Pharmaceutical Dosage Forms And Drug Delivery Systems,
9th Edition. Journal Of Pharmacy Technology [Internet]. 2010 May
1;26(3):167–8. Https://Doi.Org/10.1177/875512251002600315
11. Nurshazidah S, Adi Prasetya F, Salma Putri Utami D, Ayu Putri Andini D,
Desfina Wijaya G, Alfarizzy A, Et Al. Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Obat
Suppositoria Base Oleum Cacao: Literature Review Article. Jurnal Ilmiah
Wahana Pendidikan, Juni. 2023(12):480–9.
17. Aji A, Bahri S, Tantalia T. Pengaruh Waktu Ekstraksi Dan Konsentrasi Hcl
Untuk Pembuatan Pektin Dari Kulit Jeruk Bali (Citrus Maxima). Jurnal
Teknologi Kimia Unimal. 2018 Mar 23;6:33.
18. Sari A, Kuntari K. Penentuan Kafein Dan Parasetamol Dalam Sediaan Obat
Secara Simultan Menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis. Ijca (Indonesian
Journal Of Chemical Analysis). 2019 Mar 1;2.
16