DI KOTA SUKABUMI
ABSTRAK
Value Chain merupakan Value Chain yang dapat mengetahui kekuatan perusahaan,
keuntungan dan kesuksesan dari rantai aktivitas dalam perusahaan atau industri manufaktur. Lokus
penelitian adalah di Kota Sukabumi dengan unit analisisnya adalah UMKM industri Mochi. Hasil
observasi menemukan bahwa implementasi value chain belum optimal dilakukan. Padahal value
chain yang optimal dapat meningkatkan keunggulan bersaing UMKM. Tujuan penelitian ini
adalah bagaimana meningkatkan optimalisasi implementasi value chain di UMKM industri Mochi.
Metode penelitian adalah kualitatif deskriptif dengan sampel UMKM Lampion dan Bakat Jaya.
Teknik analisis data mulai dari pengolahan hingga verifikasi/ penyimpulan dengan menggunakan
teori utama adalah Value Chain dari Michael E. Porter. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
Value Chain sudah cukup optimal dilakukan sehingga menghasilkan keunggulan bersaing. Hal ini
dilihat dari aktivitas utama dan aktivitas pendukung dalam menghasilkan nilai produk mochi.
Namun terdapat beberapa kegiatan di dalam Value Chain yang harus ditingkatkan terutama
efektifitas dan efisiensinya.
Kata Kunci: Value Chain, Keunggulan Bersaing, Aktivitas Utama, Aktivitas Pendukung.
PENDAHULUAN
UMKM industri makanan di Kota Sukabumi sangat menjamur baik sebelum maupun
setelah covid-19 berkurang penyebarannya. Salah satu industri makanan yang masih tren di Kota
Sukabumi adalah produk Mochi. Mochi merupakan makanan yang dianggap khas daerah
Sukabumi. Namun masih ada beberapa masalah yaitu Value Chain yang belum optimal dijalankan.
Padahal value chain akan berdampak pada kinerja perusahaan dan peningkatan keunggulan
bersaing. Value Chain atau Value Chain menurut Elst, et.al.,(2003) adalah gagasan dari M.E.
Porter tahun 1985, tentang keunggulan bersaing (competitive advantage) dan Value Chain menurut
Eisner dan Ketchen, (2009); Hitt, et. al., (2005) dan Kuncoro, (2006) merupakan Value Chain yang
dapat mengetahui kekuatan perusahaan, keuntungan dan kesuksesan dari rantai aktivitas dalam
perusahaan atau industri manufaktur.
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan kondisi 9
aktivitas: inbound logistic, operations, outbound logistics, marketing atau sales dan service,
procurement, technological development, human resources management dan general admistration
yang dilakukan oleh industri MOCHI. Apakah ke 9 aktivitas ini sudah dijalankan atau belum.
Penelitian ini dilakukan pada UMKM Industri Mochi Lampion dan Bakat Jaya yang dilaksanakan
pada rentang waktu September hingga Nopember 2022. Subjek dalam penelitian ini adalah
karyawan pimpinan UMKM Mochi Lampion dan Mochi Bakat Jaya. Penelitian ini menggunakan
tiga teknik pengumpulan data yaitu: wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis data milik Miles dan Huberman (2014) yang mencakup kondensasi
data, penampilan data, dan pengambilan kesimpulan.
Primary Activities
Pada Primary Activities ini terdapat beberapa aktivitas yang masih belum efektif dan
efisien dalam prosesnya, yaitu:
1. Inbound Logistic
Pada aktivitas ini, UMKM Mochi Lampion dan Mochi Bakat Jaya memperoleh hambatan
berupa keterlambatan masuknya bahan baku dari Vendor yang membuat rangkaian proses
produksi agak terlambat. Keterlambatan ini terjadi karena UMKM Mochi Lampion dan Mochi
Bakat Jaya terlambat dalam melakukan pembayaran kepada Vendor. Keterlambatan ini juga
dikarenakan adanya kesalahpahaman di antara divisi dalam perusahaan. Kejadian ini
mengakibatkan proses aktivitas utama yang ada pada UMKM Mochi Lampion dan Mochi Bakat
Jaya menjadi kurang efektif dan efisien. Solusi untuk kejadian ini adalah penerapan sistem yang
terintegrasi di antar divisi dan membuat SOP yang lebih ketat lagi agar proses yang terjadi pada
aktivitas utama tersebut bisa berjalan dengan baik, efektif dan efisien. Jika aktivitas utama ini
terlaksana dengan efektif dan efisien, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang
optimal yang telah ditetapkan UMKM Mochi Lampion dan Mochi Bakat Jaya.
3. Service
UMKM Mochi Lampion dan Mochi Bakat Jaya kurang memperhatikan layanan purna jual
bagi para konsumennya. Sehingga membuat para konsumen kurang puas. Ketidakpuasan
konsumen bisa menimbulkan penurunan loyalitas pelanggan yang ada di perusahaan. Loyalitas
pelanggan yang menurun bisa berdampak pada penurunan penjualan. Penurunan penjualan bisa
menimbulkan ketidakefektifan dan ketidakefisienan pada UMKM Mochi Lampion dan Mochi
Bakat Jaya. Solusi dari permasalahan ini adalah penyediaan suatu sistem yang bertujuan untuk
melayani keluh kesah dari para konsumen sehingga konsumen tersebut merasa diperhatikan.
Dengan sistem tersebut, diharapkan akan meningkatkan loyalitas pelanggan dan meningkatkan
penjualan produk perusahaan.
Support Activities
Dalam Support Activities terdapat beberapa aktivitas yang masih belum efektif dan efisien
dalam prosesnya, yaitu:
1. Technology Development
Pada aktivitas ini, UMKM Mochi Lampion dan Mochi Bakat Jaya belum memiliki suatu
sistem yang saling terintegrasi di antar divisi dalam perusahaan. Kelemahan sistem ini dapat
menyebabkan miskomunikasi dan dapat berdampak pada kurang efektif dan efisiennya pekerjaan
yang dilakukan di antar divisi. Permasalahan ini juga bisa menghambat aktivitas utama dan
pendukung pada UMKM Mochi Lampion dan Mochi Bakat Jaya. Solusi dari permasalahan ini
adalah perusahaan harus membuat sistem yang bisa saling terkoneksi di antar divisinya. Sistem
yang terkoneksi ini diharapkan bisa mengurangi kesalahan dalam penyampaian dan penerimaan
informasi.
Berdasarkan hasil temuan di lapangan dan hasil analisis Value Chain ditemukan bahwa
perlunya efektifitas dan efisiensi pada masing-masing aktivitas utama maupun aktivitas
pendukung, terutama pada aktivitas inbound logistik, marketing and sales, dan service. UMKM
Mochi Lampion dan Mochi Bakat Jaya seharusnya bisa meningkatkan keefektifan dan efisiensi
dalam melakukan suatu aktivitas baik utama maupun pendukung sehingga analisis Value Chain
itu sendiri dapat memberikan manfaat bagi UMKM Mochi Lampion dan Mochi Bakat Jaya. Dalam
implikasinya, proses value chain yang ada di UMKM Mochi Lampion dan Mochi Bakat Jaya dapat
di implikasikan seperti tabel berikut:
Infrastruktur Perusahaan
Membuat struktur organisasi yang terstruktur
Manajemen Sumber Daya Manusia
Melakukan proses recruitment pegawai
Membuat carierpath pegawai
Pengembangan Teknologi
Melakukan R&D (Riset and Development)
Melakukan sistem RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) agar jumlah
produksi sesuai dengan target penjualan
Mengembangkan sistem pergudangan menggunakan FIFO agar mengurangi resiko
produk cacat
Pembelian
Pembelian barang inventaris untuk mempermudah kinerja perusahaan
Pembelian mesin – mesin produksi untuk meningkatkan kapasitas produksi
Pembelian unit kendaraan operasional untuk menunjang kinerja perusahaan
Logistik ke Operasi Logistik ke Pemasaran Pelayanan
Dalam Luar dan
Penjualan
Pengadaan Pemilihan Menerima bahan Melakukan Menyiapkan
bahan baku Bahan baku baku utama dan penjulan ke layanan
utama utama dan bahan baku supermarket customer
Pengadaan pembantu pembantu yang melalui service yang
bahan baku Memeriksa telah ditawarkan salesman yang berfungsi
pembantu kesiapan pihak pengadaan. dimiliki untuk
mesin di tiap Memeriksa bahan UMKM menanggapi
pabrik baku utama dan Mochi keluh kesah
Melakuka bahan baku Lampion dan para
control pembantu sesuai Mochi Bakat pelanggan.
kelayakan dengan Jaya
mesin di permintaan yang Menerima dan
setiap pabrik telah ditawarkan membuat
Proses Mendistribusika event untuk
produksi di bahan baku utama memasarkan
tiap – tiap dan bahan baku produk dan
pabriknya pembantu ke sebagai public
sesuai setiap pabrik relation
produknya sesuai dengan UMKM
Memberi Produk yang Mochi
tanggal dan dihasilkan Lampion dan
kode Menyimpan Mochi Bakat
produksi produk barang Jaya
jadi di setiap Menjual
pabrik produk yang
menggunakan dihasilkan
sistem FIFO. perusahaan
Mendistribusika Mandiri
dari gudang melalui depo
barang jadi di Memasarkan
setiap pabrik ke dan menjual
depo penjualan. produk
Mendisrtibusikan UMKM
darigudang Mochi
barang jadi depo Lampion dan
ke kafe sesuai Mochi Bakat
permintaan yang Jaya melalui
ditawarkan pihak market place
kafe ke pusat. dan sosial
media seperti,
blibli,
tokopedia, dan
menjual
melalui web
perusahaan
Memasarkan
dan menjual
produk
UMKM
Mochi
Lampion dan
Mochi Bakat
Jaya melalui
kafe yang
dimiliki
perusahaan
Gambar 2. Implikasi Value Chain UMKM Mochi Lampion dan Mochi Bakat Jaya
Analisis teori Porter tentang value chain yang diaplikasikan pada UMKM Mochi Lampion
dan Mochi Bakat Jaya ini memiliki implikasi praktis. Implikasi praktis yang diperoleh adalah
bahwa sebelum memakai value chain, harga produknya tidak memiliki daya saing. Namun setelah
memakai sistem value chain produksi, maka harga produk mengalami peningkatan dari harga
sebelumnya, karena disesuaikan dengan hasil analisis value chain. Contoh kasus: harga mochi
Bakat Jaya yang awalnya Rp. 60.000 per paket, setelah dilakukan analisis Value Chain, maka
menjadi Rp. 65.000 per paket. Untuk harga mochi Lampion Kaswari Cokelat Ovomaltine yan
awalnya Rp. 59.500, maka setelah dilakukan analisis Value Chain menjadi Rp. 60.000. Harga
mochi Lampion Kaswari Nutella yang awalnya Rp. 59.500 menjadi Rp. 60.000. Harga mochi
Lampion Kaswari Greentea yang awalnya Rp. 59.500, menjadi Rp. 60.000. Harga mochi Lampion
Kaswari Durian yang awalnya Rp. 79.500 menjadi Rp. 80.500. Secara umum, nilai tambah mochi
per paket adalah antara Rp. 500 sampai Rp. 5.000. Hal ini membuktikan bahwa analisis Value
Chain dapat meningkatkan daya saing perusahaan.
KESIMPULAN
Aktivitas utama di UMKM Mochi Lampion dan Mochi Bakat Jaya terdiri dari dari Inbound
Logistic, Operations, Outbound Logistic, Marketing and Sales, Service. Dalam aktivitas utama
tersebut di setiap aktivitasnya, UMKM Mochi Lampion dan Mochi Bakat Jaya secara keseluruhan
telah sesuai dengan teori Value Chain. Tetapi masih ada beberapa aktivitas di UMKM Mochi
Lampion dan Mochi Bakat Jaya yang kurang efektif dan efisien yaitu di aktivitas inbound logistik,
markleting and sales, dan service. Aktivitas pendukung terdapat aktivitas Infrastruktur Perusahaan,
Sumber Daya Manusia, Pengembangan Teknologi, dan Pembelian yang dari semua aktivitas
tersebut juga sudah sesuai dengan teori yang ada. Namun, dalam aktivitas infrastruktur perusahaan,
UMKM Mochi Lampion dan Mochi Bakat Jaya kurang memiliki sistem manajemen yang saling
terintegrasi di antar divisinya. Sehingga memunculkan adanya kesalahpahaman informasi dalam
berjalannya perusahaan antar divisi. Nilai rantai memiliki dampak yang baik untuk perusahaan
yaitu meningkatkan daya saing.
DAFTAR PUSTAKA
Eisner, A.B. dan Ketchen, D.J.J. (2009). Strategy : 2008-2009, New York: McGraw-Hill.
Elst, M., Have, S. , Have, W. dan Stevens, F. (2003). Key Management Models, Great Britain: FT
Press.
Grant, R.M. (2010). Contemporary Strategy Analysis. 7th ed. John Wiley & Sons, p. 239-241
International Electrotechnical Commission (2015). Factory of the Future, Geneva,
Switzerland 2015
Have, S., Have, W., Stevens, F., Elst, M. (2003). Key Management Models, Great Britain: FT
Press
Heizer J. and Render B. (2011). Operations Management, 10th Edition, India: Prentice Hall.
Hendri (2010) Pengaruh Leadership Behaviors Terhadap Value Chain Pada Industri Manufaktur,
Jakarta, Universitas Mercubuana.
Hendri, ST. MT. , Kholil, Muhammad. Ir.MT., Riadi,Slamet. Ir.MT. (2011) Analisis keunggulan
bersaing sebagai dasar strategi peningkatan keunggulan akan datang berdasarkan persepsi
value chain pada industri manufaktur skala besar di jabodetabek, Jakarta, Universitas
Mercubuana.
Hitt, M. A., Hoskisson, R. E. dan Ireland, D. R. (2005). Startegic Management: Competitveness
& Globalization (Consepts & Cases) 6th edition, American, Thomson Corporation.
Kuncoro M. (2006). Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, Jogja: Erlangga
Porter, M.E.(2008). On Competition (Updated and Expanded Edition), Boston: Harvard Business
School Publishing Corporation.
Pearce, J. A., & Robinson, R. B. 2013, Manajemen strategis: formulasi, implementasi, dan
pengendalian, Salemba Empat, Jakarta.
Sugiyono (2016). Metode Penelitian Manajeme, Bandung: CV. Alfabeta