BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu dari penyakit kardiovaskular tidak menular
yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistol melebihi 140 mmHg
dan melebihi diastol 90 mmHg (DiGiulio, Jackson, & Keogh, 2018). Menurut
batas normal disebabkan oleh dorongan yang terlalu tinggi pada dinding pembuluh
darah arteri. Hipertensi menyebabkan sekitar 51% dari kematian akibat stroke dan
Hipertensi menjadi masalah di seluruh belahan Dunia dan sebagai salah satu
penyakit tidak menular, karena hipertensi tidak ditularkan dari orang ke orang.
Penyakit tidak menular adalah penyakit kronis yang tidak dapat ditularkan ke orang
lain. Penyakit tidak menular masih menjadi salah satu masalah yang menjadi
perhatian di Indonesia saat ini. Hal ini dikarenakan munculnya penyakit tidak
menular (PTM) secara umum disebabkan oleh pola hidup setiap individu yang
Data yang dikeluarkan oleh WHO (2018) menujukkan bahwa sekitar 26,4%
telah dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan, hipertensi dan penyakit jantung lain
berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah di Jawa Barat tahun 2019 sebesar
41,6% sedangkan hasil riskesdas 2018 sebesar 39,6% , kota sukabumi termasuk
kedalam Provinsi Jawa Barat dengan prevelensi hipertensi sebesar 19,2% (Profil
tidak terkendali dan tidak diupayakannya pencegahan dini. Gejala penyakit lanjutan
yang dapat terjadi seperti stroke, kerusakan mata, sakit pembesaran otot jantung,
otak (pening), dan ginjal. Selain itu, masyarakat yang menderita hipertensi
cenderung lebih memilih cara pengobatan dengan membeli obat sakit kepala di
warung karena jarak dari rumah ke puskesmas cukup jauh (Amilawaty, 2018).
salah satu faktor terpenting dalam program pengobatan dan juga pengendalian
penyakit hipertensi. Dukungan dari keluarga juga merupakan faktor penting dalam
3
keluarga akan menambah rasa percaya diri, motivasi untuk menghadapi masalah
dan meningkatkan rasa kepuasan hidup penderita hipertensi. Dalam hal ini juga
kebutuhan pasien, dan mengetahui kapan keluarga harus mencari pertolongan dan
Apabila hipertensi tidak terkontrol dan tidak ditangani secara maksimal maka
telah diderita sebelumnya. Kekambuhan pada hipertensi ini terjadi karena berbagai
macam faktor pencetus diantaranya seperti diet yang kurang tepat (tinggi garam),
kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan kurangnya olahraga. Hal tersebut juga
diantaranya genetik, umur, jenis kelamin, etnis, obesitas, pola asupan diet tinggi
garam, merokok dan tipe kepribadian (Ainiyah, 2019). Ada juga beberapa
tambahan yang menjadi faktor dari hipertensi yaitu kurang berolahraga, kebiasaan
alkhohol, menghindari stress serta mengatur beban kerja yang dilakukan setiap hari.
mengendalikan intensitas dan reaktivitas emosi merupakan hal yang penting dalam
Wijayanti, 2019).
hipertensi apabila penderita tersebut tidak mampu menerapkan sikap yang dapat
kekambuhan tersebut bersifat lebih berat daripada sebelumnya tentu hal tersebut
akan berdampak pada terjadinya penyakit yang lain seperti stroke, gagal jantung,
instrumental dan informasi yang akan memberi dampak kepatuhan pada anggota
keluarga. Dukungan keluarga yang baik dari anggota keluarga kepada pasien dapat
5
membantu proses penyembuhan, hal ini didukung oleh besar anggota keluarga
yang merawat memiliki tingkat pengetahuan yang baik sehingga dapat mengambil
Disebabkan karena setengah responden masih ditemukan tidak patuh minum obat,
belum menjalani pola hidup sehat, dan belum mendapatkan sepenuhnya dukungan
dari keluarga oleh karena itu diperlukan dukungan keluarga yang terus-menerus
dan memberikan motivasi. Oleh sebab itu, dukungan keluarga juga dikaitkan
dengan perbaikan tekanan darah pada keluarga yang sakit berupa dukungan
kambuh maka dibutuhkan dukungan keluarga yang sangat besar dalam memenuhi
dengan korelasi sangat kuat dan mempunyai arah positif (+) serta dukungan
pasien hipertensi, Secara spesifik, dengan adanya dukungan keluarga yang adekuat
terlalu sibuk bekerja dan terlalu sibuk dengan urusan masing-masing sehingga
Berdasarkan hal ini maka menurut analisa peneliti terhadap penelitian ini adalah
keluarga sudah memberikan dukungan kepada responden akan tetapi masih kurang
setiap anggotanya, keluarga tempat berbagi segala masalah dan merawat anggota
keluarga yang sakit agar cepat sembuh. Oleh karena itu, diharapkan kesadaran
Purnamasari, 2023).
Berdasarkan Tabel 1.1 Diketahui bahwa dalam data laporan jumlah capaian
hipertensi di puskesmas Pabuaran Kota Sukabumi pada tahun 2022, pada tahun
sebanyak 2.632 orang dan pada tahun 2022 angka kejadian hipertensi di
nyomplong lebih banyak dari pada kelurahan warudoyong dapat dilihat pada tabel
berikut :
No Kelurahan Jumlah
.
1. Nyomplong 705
2. Warudoyong 541
10
JUMLAH 1.242
Sumber : Puskesmas Pabuaran,2022
berhubung mencakup usia dewasa hingga lansia pada kejadian hipertensi ada di
darah pasien terlebih dahulu jika hasilnya menunjukan Tinggi pasien bisa
melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan diberikan obat farmakologi. Selian itu,
11
mmHg. Gejala yang dialami yaitu pusing, mual dan tidak dapat beraktivitas. Jenis
makanan yang di konsumsi tidak sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh petugas
menjaga pola makan, didapatkan hasil bahwa 3 dari 5 orang tersebut kurang
kurang peduli terhadap mereka, tidak terlalu perduli terhadap anggota keluarganya
jika kambuh untuk berobat saja, untuk mengingatkan dalam menjaga pola makan,
tidak pernah terasa oleh pasien, dan responden pun selalu berobat sendirian untuk
nyapun di angka 130 sistol dan diastole 90, serta menjaga makanan yang
memperhatikan pasien.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
C. Tujuan Masalah
1. Tujuan Umum
13
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran dukungan keluarga pada penderita yang
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini yaitu:
a. Bagi Peneliti dan Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan