LAPORAN KASUS
CHOLELITHIASIS
Oleh:
dr. ANGGUN
Pembimbing:
dr. Rita Sri Wulandari, Sp.PD FINASIM
Wahana:
ANAMNESIS
Keluhan Utama: nyeri perut kanan atas
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak 4
hari SMRS. Nyeri dirasakan tiba-tiba dan menetap dengan intensitas berat selama ± 1-3 jam
dari perut kanan atas hingga bagian ulu hati menjalar dari bahu sampai kepunggung. Nyeri
seperti ini dirasakan terus menerus selama 4 hari terakhir. Jika nyeri muncul pasien sampai
keringat dingin menahan rasa nyeri dan tidak dapat melakukan aktivitas apapun. Pasien
biasanya hanya berbaring di tempat tidur jika serangan nyeri datang. Nyeri dirasakan
bertambah apabila pasien menarik napas dalam. Sesak dan nyeri dada disangkal. Pasien juga
mengeluhkan mual dan muntah. Pasien muntah 2 kali, isi makanan, darah (-). Setiap kali
makan pasien mengaku sering merasa mual. Nafsu makan menjadi menurun semenjak sakit.
Pasien juga mengatakan mengalami demam sejak 2 hari SMRS. Demam dirasakan terus
menerus, naik-turun, dan tidak disertai menggigil. Demam meningkat terutama saat nyeri
muncul. Demam turun jika diberi obat penurun panas. nyeri saat BAB (-), darah/ kehitaman
(-). BAK normal 2-3x/hari, nyeri saat BAK (-), kencing berpasir (-).
Thorax
Umum : bentuk thorax normal dan simetris
payudara normal, tidak ginaecomastia
kulit normal, tidak ada spider nevi dan vena kolateral
tidak ditemukan kelainan pada axilla
Pulmo
PEMERIKSAAN Depan Belakang
Kanan Kiri Kanan Kiri
INSPEKSI
Bentuk Simetris
Pergerakan Simetris + + + +
Pemakaian otot
-
napas bantu
PALPASI
Trachea Tidak ada deviasi trakea
Pergerakan Simetris + + + +
Kanan = Kiri Kanan = Kiri
Fremitus raba Simetris Kanan = Kiri Kanan = Kiri
Kanan = Kiri Kanan = Kiri
Nyeri epigastrium -
Pelebaran ICS - - - -
PERKUSI
Sonor Sonor Sonor Sonor
Suara ketok Sonor Sonor Sonor Sonor
Sonor Sonor Sonor Sonor
- - - -
Nyeri ketok - - - -
- - - -
Batas paru hati ICS 6
AUSKULTASI
Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler
Suara nafas Vesikuler Vesikuler Veiskuler Vesikuler
Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler
Suara amforik - - - -
Suara bisik - - - -
Suara Percakapan - - - -
Bronkofoni - - - -
Egofoni - - - -
- - - -
Ronkhi - - - -
- - - -
- - - -
Wheezing - - - -
- - - -
Cor
Inspeksi : tak tampak ictus cordis
tak tampak pulsasi jantung
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS V linea midclavicula sinistra
tidak didapatkan thrill
Perkusi : Batas kanan : ICS IV linea parasternal dextra
Batas kiri : ICS V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Dinding abdomen simetris, massa (-), distensi (-), vena kolateral (-), caput medusa (-),
Auskultasi :
Bising Usus (+) normal, metalic sound ( -), bising aorta (-)
Palpasi :
Turgor : Normal
Tonus : Normal
Nyeri tekan (+) di epigatrik dan hipokondrium dextra , Murphy sign (+), distensi abdomen
(-), defense muscular (-), Nyeri tekan mac burney (-), rovsing sign (-), psoas sign (-), obturator
Perkusi :
Ekstremitas
Edema (-)
Akral hangat (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
HT 43 35-47
Elektrolit
Na 146 135-147
K 3,9 3,5-5,0
SGPT 21 0-41
SGOT 27 0-40
Urin rutin
negatif Negatif
6 4,5-8,0
0 Negatif
Glukosa 0 Negatif
Negatif Negatif
Rapid test
Non-reaktif Non-reaktif
Non-reaktif Non-reaktif
RADIOLOGI
Kardiomegali dengan left ventricle hipertrophy
ASSESMENT
Dilakukan autoanamnesis , pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjnag untuk
menegakkan diagnosis atas keluhan Ny.S Masalah cholelithiasis pada pasien ini ditegakkan
melalui anamnesis dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis pasien mengatakan dia
mengalami nyeri perut kanan atas yang setiap muncul bisa menetap selama ± 1-3 jam , nyeri
dirasakan dari perut kanan atas menjalar ke behu sampai ke punggung, neri dirasakan
bertambah apabila pasien menarik nafas dalam, mual muntah + demam + pasien juga hobi
mengkonsumsi makanan yg berlemak, Pada pemeriksaan lab didapatkan adanya peningkatan
leukosit 10,440 yg menandakan adanya infeksi dan pada pemeriksaan berulang tidak
didapatkan adanya leukosit yang normal.
Diagnosis cholelithiasis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri perut kanan atas, lemas (+) mual (+) muntah (+) demam + dan murphy sign
pada pasien + pasien juga memiliki Riwayat hipertensi , Pasien juga sudah mengkonsumsi
amlodipine sejak 1 tahun ini tapi tidak rutin. Dari hasil pemeriksaan usg abdomen yang sudah
dilakukan ditemukan adanya kesan cholelithiasis multiple kanan dan pada histopatologi juga
sudah ada colesistitis dengan area pendarahan yg luas
Pada pasien ini faktor pencetus yang kemungkinan menjadikan timbulnya
cholelithiasis adalah hobi pasien mengkonsumsi makanan yg berlemak dan memang biasanya
cholelithiasis menyerang wanita dan yang berumur lebih dari 40th. Oleh karena itu, sebagai
respon terhadap kondisi ini, batu empedu itu sendiri lebih dari 90% terbentuk lebih kolestrol
dan factor lain yg mempengaruhi pembentukan batu itu sendiri antara lain adalah statis
kandung empedu, pengosongan empedu yang tidak sempurna dan konsentrasi kalsium dalam
kandung empedu .pada pasien ini terjadi saturasi tinggi pada empedu oleh karena substansi yg
berpengaruh seperti kolestrol dan akan berkristalisasi dan membentuk nidus untuk
pembentukan batu empedu. Lalu kristal yg terbentuk terjebak dalam kandung empedu dan
lama kelamaan kristal tersebut bertambah ukuran, beragregasi, melebur dan membentuk batu
pada empedu
Gejala cholelithiasis yang timbul pada pasien adalah nyeri pada perut kanan ,mual
muntah dan demam .karena terbentuknya batu pada empedu membuat terjadinya aliran balik
pada empedu karena adanya penyempitan,dan bisa juga mengakibatkan empedu tersumbat yg
membuat timbulnya bakteri yang akhirnya mengakibatkan terjadinya infeksi
Pada table diatas sebenarnya pasien lebih mengarah ke cholesistisis namun cholesistisis
sendiri biasanya didahului oleh Cholelithiasis itu sendiri . pada pasien ditegakan cholelithiasis
berdasarkan hasil usg pasien yang terdapat kesan cholelithiasis multiple kanan dan juga factor
resiko pada pasien yg juga menjadi kriteria cholelithiasis maka diagnose pasien ditegakan
menjadi cholelithiasis namun pada pasien juga sudah terjadi cholesistis dikarenakan pasien
sudah mengalami demam dan terdapatnya peningkatan leukosit seperti yg dijelaskan di table
atas yg menjelaskan critical dari cholesistisis dan diperjelas dengan adanya pemeriksaan
hispatologi cholesistisis dengan pendarahan yang luas
DIAGNOSIS
Cholelithiasis + HHD
PLANNING TERAPI
Tatalaksana farmakologis :
- IVFD RL 30gtt/i
* amlodipin 1x5mg PO
* dulcolac supp
* ketopropen 2x1 PO
* inj. omeprazole
* Inj. Ondansentron
Pendidikan : mengedukasi pasien untuk mengurangi makanan berlemak dan menjaga asupan
makan
Konsultasi : menjelaskan mengenai diagnosis cholelithiasis berdasarakan hasil pemeriksaan
FOLLOW UP
02/07/2020 (Ruangan Wings B)
O : TD 140/95 mmHg
HR 89x/i
RR 22x/i
T :37,
A : Cholelitiasis
* ceftriaxon 2x 2gr iv
* amlodipin 1x5mg PO
* dulcolac supp
* ketopropen 2x1 PO
* inj. omeprazole
* Inj. Ondansentron
-- hidronefrosis kanan grade II dan kaliketasia inferior ginjal kiri ec. DD / Striktur batu, varian
normal type ampulatory
* lab darah
Trombosit 306.000
leukosit 15.080
hemoglobin 13,7
hematokrit 40
* lab hispatologi
PLANNING
* Acc dr.Wendy Sp.B open chole minggu tgl 04/07/2020 jam 09.00
03/07/2020
O : TD 138/90 mmHg
HR 95x/i
RR 20x/i
T :36,9
A : Cholelitiasis
* ceftriaxon 2x 2gr iv
* amlodipin 1x5mg PO
* dulcolac supp
* ketopropen 2x1 PO
* inj. omeprazole
* Inj. Ondansentron
O : KU Composmentis
TD 130/80 mmHg
HR 92x/i
RR 23x/i
T :36,8
A : post cholecystectomi
* ceftriaxon 2x 2gr iv
* inj. omeprazole
* Inj. Ondansentron
* puasa
* NGT
* Amlodipin 5mg (malam)
05/07/2020
O : KU Composmentis
pasien stabil
TD 135/88 mmHg
HR 94x/i
RR 22x/i
T :37,6
A : post cholecystectomi
* ceftriaxon 2x 2gr iv
* inj. omeprazole
* paracetamol
* ketopropen supp
* Amlodipin 5mg
06/07/2020
O : KU Composmentis
pasien stabil
TD 130/87 mmHg
HR 90x/i
RR 20x/i
T :36,8
A : post cholecystectomi
* ceftriaxon 2x 2gr iv
* inj. omeprazole
* Amlodipin 5mg
TINJAUAN PUSTAKA
50 cc dan dalam keadaan terobstruksi dapat menggembung sampai 300 cc. Vesica
fellea dibagi menjadi fundus, corpus dan collum. Fundus berbentuk bulat dan
kanan. Corpus bersentuhan dengan permukaan visceral hati dan arahnya keatas,
belakang dan kiri. Collum dilanjutkan sebagai duktus cysticus yang berjalan
dalam omentum minus untuk bersatu dengan sisi kanan ductus hepaticus comunis
visceralhati.2
Pembuluh arteri kandung empedu adalah arteri cystica, cabang arteri
Sejumlah arteriyang sangat kecil dan vena – vena juga berjalan antara hati dan
Definisi
ductuscholedochus (choledocholithiasis).
Kolelitiasis (kalkuli/kalkulus, batu empedu) merupakan suatu keadaan
dimana terdapatnya batu empedu di dalam kandung empedu (vesica fellea) yang
dijumpai pada individu berusia diatas 40 tahun terutama pada wanita dikarenakan
memiliki faktor resiko, yaitu:obesitas, usia lanjut, diet tinggi lemak dan genetik.4
usus.Kebanyakan batu duktus koledokus berasal dari batu kandung empedu, tetapi
Jika saluran empedu tersumbat,maka bakteri akan tumbuh dan dengan segera
Etiologi
usia. Orangdengan usia > 40 tahun lebih cenderung untuk terkena kolelitiasis
nya usia.
.b.Jenis Kelamin
Orang dengan Body Mass Index (BMI) tinggi, mempunyai resiko lebih
tinggi untukterjadi kolelitiasis. Ini karenakan dengan tingginya BMI maka kadar
kolesterol dalamkandung empedu pun tinggi, dan juga mengurasi garam empedu
serta mengurangikontraksi/ pengosongan kandung empedu.5
d.Makanan
Jika kadar kolesterolyang terdapat dalam cairan empedu melebihi batas normal,
cairan empedu dapatmengendap dan lama kelamaan menjadi batu. Intake rendah
empedu5
Patofisiologi
pigment dan batucampuran. Lebih dari 90% batu empedu adalah kolesterol (batu
yang mengandung > 50%kolesterol) atau batu campuran (batu yang mengandung
20-50% kolesterol). Angka 10%sisanya adalah batu jenis pigmen, yang mana
terbentuk didalam kandung empedu. Pada keadaan normal, asam empedu, lesitin
Klasifikasi
a)Batu kolesterol
70%kolesterol.
b)Batu kalsium/campuran
Berwarna hitam atau hitam kecoklatan, tidak berbentuk, seperti bubuk dan
-demam
-Ikterus
adalah kolik bilier yangmungkin berlangsung lebih dari 15 menit, dan kadang
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium.
koledukus. Kadar fosfatase alkali serum danmungkin juga kadar amilase serum
tinggi dapat dilihat dengan foto polos.Pada peradangan akut dengan kandung
Ultrasonografi (USG)
kandung empedu yang menebalkarena fibrosis atau udem yang diakibatkan oleh
peradangan maupun sebab lain. Batuyang terdapat pada duktus koledukus distal
Dengan USG punktum maksimum rasa nyeri pada batu kandungempedu yang
Kolesistografi
relatifmurah, sederhana, dan cukup akurat untuk melihat batu radiolusen sehingga
dapatdihitung jumlah dan ukuran batu. Kolesistografi oral akan gagal pada
keadaan ileusparalitik, muntah, kadar bilirubun serum diatas 2 mg/dl, okstruksi
disebabkan oleh obstuksi bilier dan juga dapatdigunakan untuk menyelidiki gejala
Terapi
Jika tidak ditemukan gejala, maka tidak perlu dilakukan pengobatan. Nyeri
Pada orang dewasa alternatif terapi non bedah meliputi penghancuran batu
Oral Dissolution Therapy adalah cara penghancuran batu dengan pemberian obat-
10%, terjadi dalam 3-5 tahun setelah terapi. Pada anak-anakterapi ini tidak
Penatalaksanaan Bedah
a)Kolesistektomi terbuka
terjadiadalah cedera duktus biliaris yang terjadi pada 0,2% pasien. Angka
mortalitasyang dilaporkan untuk prosedur ini kurang dari 0,5%. Indikasi yang
kolesistitis akut.
b)Kolesistektomi laparaskopi
bedahmulai melakukan prosedur ini pada pasien dengan kolesistitis akut dan
dirumah sakit dan biaya yang dikeluarkan, pasien dapat cepat kembali bekerja,
selamakolesistektomi laparaskopi.
c)Disolusi kontak
Larutan inidimasukkan dengan suatu alat khusus ke dalam kandung empedu dan
teknikini hanya mampu digunakan untuk kasus dengan batu yang kolesterol
empedu
d)Litotripsi Gelombang Elektrosyok (ESWL)
Penatalaksanaan Diet
dari lemak hewani. Suplemenbubuk tinggi protein dan karbohidrat dapat diaduk
ke dalam susu skim dan adapunmakanan tambahan seperti: buah yang dimasak,
nasi ketela, daging tanpa lemak, sayuranyang tidak membentuk gas, roti,
kopi/teh.15
Prognosis
Untuk penderita dengan ukuran batu yang kecil, pemeriksaan serial USG
cm). Karena risiko tersebut, dianjurkan untuk mengambil batu tersebut. Dan
1. Gustawan IW, Aryasa KN, Karyana IPG, dkk. Kolelitiasis pada anak. Maj Kedokt Indon 2017
Okt;57(10):353-62.
gallstone pancreatitis. The Medical Clinics of North America. Elsevier Saunders 2018:925-60.
3. Park JS, Lee DH, Lim JH, dkk. Morphologic factors of biliary trees are associated with
4. Shi R, Shen ZY, Teng DH, dkk. Gallstones in liver transplant recipients: a single-center study in China.
5. Widiastuty AS. Patogenesis batu empedu. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah, Palembang
2016;1(1):40-54.
6. Ndraha S, Fabiani H, Tan HT, dkk. Profil kolelitiasis pada hasil ultrasonografi di Rumah Sakit Umum
7. Chopada A. Gallstones. Gastrosurgery UK 2015 Feb:1-6. 56 J. Kedokt Meditek Volume 23, No. 63 Juli
2015;6(1):48-51.
10. Moghaddam AA, Khorram A, Bonjar MM, dkk. The prevalence and risk factors of gallstone among
adults in South-East of Iran: A population-based study. Global Journal of Health Science 2015 Jul;8(4):60-
7.
11. Nazara AH, Lopez FC, Lopez EM, dkk. Genetic predisposition of cholesterol gallstone
12. Gyedu A, Aboagye KA, Peprah AB. Prevalence of cholelithiasis among persons undeergoing
abdominal ultrasound at the Komfo Anokye teaching Hospital, Kumasi, Ghana. African Health Sciences
2015 March;15(1):246-52.
13. Harish B. A cross sectional study on causes and risk factors of gallstone disease among
patients with symptomatic cholelithiasis. International Journal of Nursing Research & pratice
2014;1(1):20-4.
14. Ibrahim T, Malik S, Begum A, dkk. Prevalence & physical characterization of gall stone in
patients of chronic cholesystitis in Pakistan. J Pub Health Bio Sci 2013;2(4):298-04.
. West WM, Brandywest DC, West KP, dkk. Cholelithiasis on imaging-an analysis of clinical
presentations by age and gender in a Jamaican population. West Indian Med J 2017;58(4):375-8.
16. Mubarik M, Bhat FA, Malik GM, dkk. Diagnostic yield of upper GI endoscopy and