Case Report
Disusun Oleh :
Perseptor :
LEMBAR PENGESAHAN
CASE REPORT
Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Studi Pendidikan Profesi
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung
Mengetahui :
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan mengucap puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat yang
dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah laporan kasus
dengan judul “Epilepsi”. Yang bertujuan untuk memenuhi tugas dan persyaratan
dalam menempuh Program Kepaniteraan Klinik Rumah Sakit Bintang Amin
Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Dalam proses penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan banyak
pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada:
1. dr. Astri Pinilih, Sp. A, atas bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada
penulis selama menempuh masa Kepaniteraan Klinik di bagian Anak
sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini.
2. Teman-teman bagian Anak pada Kepaniteraan Klinik Rumah Sakit Bintang
Amin Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
baik dari segi isi maupun penyajiannya untuk itu peulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka menyempurnakan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Lembar Pengesahan.......................................................................................... ii
Kata Pengantar.................................................................................................. iii
Daftar Isi........................................................................................................... iv
BAB 1 STATUS PASIEN................................................................................ 1
1.1 Identitas Pasien.......................................................................... 1
1.2 Anamnesis................................................................................. 5
1.3 Pemeriksaan Fisik..................................................................... 6
1.4 Pemeriksaan Penunjang............................................................ 6
1.5 Daftar Masalah.......................................................................... 6
1.6 Diagnosis Banding.................................................................... 5
1.7 Diagnosis Kerja......................................................................... 6
1.8 Resume...................................................................................... 1
1.9 Tatalaksana................................................................................ 1
1.10 Anjuran Pemeriksaan................................................................ 5
1.11 Prognosis................................................................................... 5
1.12 Follow up.................................................................................. 6
BAB II ANALISIS KASUS............................................................................ 8
BAB III TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 30
3.1 Definisi...................................................................................... 30
3.2 Etiologi...................................................................................... 30
3.3 Faktor Risiko............................................................................. 30
3.4 Patofisiologi.............................................................................. 30
3.5 Klasifikasi................................................................................. 30
3.6 Tanda dan Gejala....................................................................... 30
3.7 Pemeriksaan Penunjang............................................................ 30
3.8 Komplikasi................................................................................ 30
3.9 Tatalaksana................................................................................ 30
3.10 Prognosis................................................................................... 30
iv
BAB IV KESIMPULAN................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 55
BAB I
STATUS PASIEN
1.1 IDENTITAS
Identitas Pasien
Nama : An. Z
Umur : 11 Tahun
Agama : Islam
Ayah Ibu
1.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
mengalami kejang selama ± 30 menit pada tubuh sisi kiri, saat kejang bola
mata melirik ke arah atas, kaki dan tangan sebelah kiri kaku, tangan seperti
mengunyah serta pasien dalam keadaan tidak sadar. Kejang tidak disertai
demam, muntah (+) 3 kali sebelum kejang, muntah berisi makanan dan
minuman yg dimakan, muntah disertai darah (-), batuk (-), pilek (-), BAK
dan BAB normal. Dalam kurun waktu 1 tahun ini os mengalami kejang
sebanyak 2 kali, mengalami kejang pertama kali 5 bulan yang lalu dan
dirawat inap, dimana kejang yang terjadi tidak berhubungan dengan demam.
Kejang terjadi begitu saja walaupun pasien tidak dalam keadaan demam.
Biasanya setelah kejang os tersadar dan merasa pusing lalu tertidur karena
lemas.
Riwayat Pengobatan
Kehamilan : Ibu G1P1A0, ibu hamil saat usia 17 tahun, saat hamil ibu
BBL : 1400 gr
PBL : 40 cm
formula.
saat ini anak mengkonsumsi nasi, tahu, tempe,ikan, telur serta kadang buah-
buahan ) dan jarang makan sayuran. Frekuensi makan 2-3x sehari dan sekali
Riwayat Imunisasi
Imunisasi wajib :
Umur (bulan)
Jenis Vaksin
3
Hep. B
Polio
BCG
DTP
MR/MMR
Tanda-tanda Vital
Pernapasan : 22 kali/menit
Suhu : 36,8 oC
SpO2 : 97 %
Status Gizi
Pada anak ini didapatkan penilaian IMT dengan persentil yaitu 85 persentil,
sehingga kesan Healthy Weight.
Status Generalisata
Kepala
Bentuk : Normosefali.
5
Leher
Thorax
Inspeksi : Sianosis (-), Retraksi Dada (-), Massa (-), Perubahan Warna
Kulit (-).
Jantung
Abdomen
Auskultasi : Massa (-), tenderness (-), hepar dan lien tidak teraba.
Genitalia
Ekstremitas
Atas : Akral hangat (+/+), kaku sendi (-/-), sianosis (-/-), edema
Bawah : Akral hangat (+/+), kaku sendi (-/-), sianosis (-/-), edema
Status Neurologi
GCS : E4V5M6
Kaku Kuduk :-
Brudzinsky 1 :-
Brudzinsky 2 : -/-
Laseque : >70o│70o
Kernig : >135o│135o
Saraf Kranial
Refleks
Patologis
(-) (-)
Hoffman Tromer
(-) (-)
Babinski
(-) (-)
Caddock
(-) (-)
Openheim Dalam Batas Normal
(-) (-)
Gordon Schaeffer
(-) (-)
Pemeriksaan Laboratorium
HEMATOLOGI
No. Pemeriksaan Hasil Angka Normal Satuan
Lk: 14-18,
1 Hemoglobin 13.0 gr/dl
Wn: 12-16
2 Leukosit 14.900 4.500-10.700 UI
3 Hit. Jenis Leu Basinofil 0 0-1 %
4 Hit. Jenis Leu Eosinofil 0 0-3 %
5 Hit. Jenis Leu Batang 1 2-6 %
6 Hit. Jenis Leu Segmen 75 50-70 %
Kesan :
Leukositosis
Anamnesis
- Epilepsi
- Kejang Demam
1.8 RESUME
± 30 menit sejak pukul 12.30 WIB. Saat kejang bola mata melirik ke arah atas
dan mulut terihat seperti mengunyah, kaki dan tangan sebelah kiri kaku,
kejang disertai demam (-), muntah (+) 3 kali sebelum kejang, BAK dan BAB
normal. Dalam kurun waktu 1 tahun ini os mengalami kejang sebanyak 2 kali,
126 bpm, pernapasan 22 bpm regular, suhu 36,8 C, SpO2 87%. Pada px. fisik
1.9 TATALAKSANA
O2 Nasal 3 lpm
IVFD RL 24 tpm/makro
IVFD RL 24 tpm/makro
10
1.11 PROGNOSIS
1.12 FOLLOW UP
Tanggal S O A P
02/11/2021 Kejang disertai KU : TSS, Kes : CM Epilepsi IVFD RL 24tpm/makro
13.51 penurunan HR : 126 x/menit Inj. Ondancetron 5mg
(IGD) kesadaran selama T : 36,8 oC Asam Valproat 2x7 cc
± 30 menit RR : 22x/menit O2 Nasal 3 lpm
Mual (-) SpO2 : 87%
Muntah (+) 3 kali Leukosit : 14.900 IU
sebelum kejang
02/11/21 Lemas (+) KU : TSS, Kes : CM Epilepsi Lanjutkan intervensi
16.30 Mual (+) HR : 117 x/menit IVFD RL 24tpm/makro
(Dokter Kejang (-) T : 36,8 oC Inj. ondancetron 5mg
Jaga) RR : 22x/menit Asam Valproat 2x7 cc
SpO2 : 97%
Leukosit : 14.900 IU
03/11/21 Kejang (-) Kes : CM Epilepsi Lanjutkan intervensi
08.30 Lemas (+) HR : 110 x/menit IVFD RL 24tpm/makro
(DPJP) T : 37.0 °C Inj. ondancetron 5mg
RR : 24 x/menit Asam Valproat 2x7 cc
Leukosit 14.900 IU
04/11/21 Kejang (-) Kes : CM Epilepsi Lanjutkan intervensi
08.10 HR : 117 x/menit IVFD RL 24tpm/makro
(DPJP) T : 37.0 °C Inj. ondancetron 5mg
RR : 26 x/menit Asam Valproat 2x7 cc
Leukosit 14.900 IU
05/11/21 Lemas (-) Kes : CM Epilepsi Asam Valproat 2x7 cc
13.30 Mual (-) HR : 117 x/menit Pasien BLPL
(DPJP) Kejang (-) T : 37.0 °C
RR : 26 x/menit
Leukosit 14.900 IU
BAB II
ANALISA KASUS
11
Kasus Teori
G1P1A0, ibu hamil saat Gangguan stabilitas neuron-neuron otak yang dapat
usia 17 tahun. Saat hamil terjadi saat epilepsi, faktor risiko epilepsi, yaitu:
ibu sering sakit kepala • Prenatal: umur ibu saat hamil terlalu
dan muntah–muntah. muda (<20 tahun) atau terlalu tua (>35
Bayi dengan berat badan tahun), kehamilan dengan eklamsia dan
lahir rendah 1.400 gram, hipertensi, kehamilan primipara atau
bayi lahir kurang bulan multipara, pemakaian bahan toksik.
(31 minggu) dan • Natal : asfiksia, bayi dengan berat badan
kelahiran prematur. lahir rendah (<2500 gram), kelahiran
prematur atau postmatur, partus lama,
persalinan dengan alat.
• Postnatal : kejang demam, trauma kepala,
infeksi SSP, gangguan metabolik.
Os mengalami kejang Menurut ILAE (1981), terdapat dua kategori dari
selama ± 30 menit pada kejang epilepsi yaitu kejang fokal (parsial) dan
tubuh sisi kiri. kejang umum.
• Kejang fokal (parsial) terjadi karena
adanya lesi pada satu bagian dari
cerebral cortex, di mana pada kelainan
ini dapat disertai kehilangan kesadaran
parsial.
• Sedangkan pada kejang umum, lesi
mencakup area yang luas dari cerebral
cortex dan biasanya mengenai kedua
hemisfercerebri. Kejang mioklonik, tonik,
dan klonik termasuk dalam epilepsi umum.
Kejang dideskripsikan Kejang parsial sederhana
ketika os, yaitu: • Gejala yang timbul berupa kejang gejala
- Beraktivitas. motorik, sensorik, otonom dan gejala psikis.
- Bola mata melirik ke Pada kejang parsial sederhana, kesadaran
arah atas. penderita masih baik.
- Kaki dan tangan Kejang parsial kompleks
sebelah kiri kaku. • Gejala bervariasi dan hampir sama dengan
- Tangan seperti kejang parsial sederhana, tetapi yang paling
menongkel yang khas terjadi adalah penurunan kesadaran
berulang-ulang. dan otomatisme atau gerakan otomatik :
- Mengecap-ngecapkan mengecap–ngecapkan bibir, mengunyah,
bibir seperti gerakan menongkel yang berulang – ulang
mengunyah. pada tangan dan gerakan tangan lainnya.
- Pasien dalam keadaan
tidak sadar.
- Kejang tidak disertai
demam.
- Muntah (+) 3 kali
sebelum kejang.
12
Analisa Terapi:
1) Cairan
2) Ondancetrone
Ondancetron adalah obat yang memiliki fungsi untuk menekan mual dan
muntah. Bekerja dengan cara menghalangi salah satu zat alami tubuh
(serotonin).
3) Asam Valproat
13
kanal natrium dan kalsium yang bertanggung jawab atas fungsinya sebagai
anti-epilepsi.
33 Kg x 15 mg – 40 mg = 495mg -1.320mg/hari
BAB III
14
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
serangan roh jahat. Latar belakang munculnya mitos dan rasa takut terhadap
di seluruh dunia.2,3
berbagai etiologi, dengan gejala tunggal yang khas, yaitu kejang berulang
paroksimal. Terdapat dua kategori dari kejang epilepsi yaitu kejang fokal
(parsial) dan kejang umum. Kejang fokal terjadi karena adanya lesi pada
satu bagian dari cerebral cortex, di mana pada kelainan ini dapat disertai
area yang luas dari cerebral cortex dan biasanya mengenai kedua
epilepsi umum.4,5
15
oleh suatu penyakit otak akut. Kejang epilepsi harus dibedakan dengan
sindrom epilepsi adalah sekumpulan gejala dan tanda klinis epilepsi yang
yang harus ada, tetapi tidak semua kejang merupakan manifestasi klinis dari
tumor, adanya pendesakan otak oleh desakan tulang cranium akibat trauma,
adanya inflamasi atau infeksi di dalam otak, atau adanya kelainan biokimia
atau elektrolit dalam darah. Tetapi jika kelainan tersebut tidak ditangani
hari.6
3.2 Etiologi
kasus epilepsi tidak dapat ditemukan penyebab yang pasti atau yang lebih
sering kita sebut sebagai kelainan idiopatik. Terdapat dua kategori kejang
16
epilepsi yaitu kejang fokal dan kejang umum. Secara garis besar, etiologi
Kejang Fokal
a. Trauma kepala
b. Stroke.
c. Infeksi.
d. Malformasi vaskulere.
e. Tumor neoplasmaf.
f. Displasia
Kejang Umum
a. Penyakit metabolik
b. Reaksi obat
c. Idiopatik
d. Faktor genetik
e. Kejang fotosensitif
Faktor risiko terjadinya epilepsi pada anak terjadi saat prenatal, natal
1. Prenatal
a) Umur ibu saat hamil terlalu muda (<20 tahun) atau terlalu tua (>35 tahun)
a) Asfiksia
d) Partus lama
17
a) Kejang demam
b) Trauma kepala
c) Infeksi SSP
d) Gangguan metabolik
3.4 Patofisiologi
membran neuron.8 – 10
yang bisa dikatakan sebagai tempat paling rawan untuk terkena aktivitas
18
yang terkait di dalam proses. Secara klinis serangan epilepsi akan tampak
berbeda (lebih dari 20 macam), bergantuk pada daerah dan fungsi otak
rangsangan berbeda-beda.
19
adalah : membran neuron dalam keadaan normal mudah dilalui oleh ion
klaium dan ion klorida,tetapi sangat sulit dilalui ion natrium dan kalsium.
natrium keluar sel, bila natrium ini memasuki sel, keadaan ini sama halnya
dari impuls. Sinkronisasi ini dapat terjadi pada sekelompok atau seluruh
berlebihan.
20
21
mengherankan bila lebih dari 50% epilepsi parsial fokus asalnya berada di
epilepsi dapatan.
Pada bayi dan anak-anak sel neuron masih imatur sehingga mudah
sel-sel glia atau kerusakan pada neuronatau glia, yang pada gilirannya
tanpa braindemage dapat juga terjadi epilepsi, dalam hal ini faktorgenetik
dia diadan nggap penyebabnya, khususnya grand mal dan petit mal serta
3.5 Klasifikasi
22
periode kejang.
23
behavior arrest.
kejang.
hiperventilasi.
9. Absans atipikal: disebut absans atipikal bila onset lambat atau offset,
terdapat perubahan tonus, atau < 3 gelombang spike per detik di EEG.
24
Tanda Gejala dan tanda dari epilepsi dibagi berdasarkan klasifikasi dari
epilepsi, yaitu :8
1) Kejang parsial : Berasal dari sebagian kecil dari otak atau satu
hemisfer serebrum. Kejang terjadi pada satu sisi atau satu bagian
masih baik.
2) Kejang umum : Berasal dari sebagian besar dari otak atau kedua
terdeteksi.
25
pada otot anggota badan, leher, dan badan. Durasi kejang bisa
atau berulang.
atau MRI.
a. Elektroensefalografi (EEG)14
26
dibanding seharusnya
b. Neuroimaging14,16
sensitif dan secara anatomik akan tampak lebih rinci. MRI bermanfaat
27
CT Scan kepala ini dilakukan bila pada MRI ada kontra indikasi
dua irisan yaitu irisan axial, irisan coronal dan irisan saggital.
3.7 Komplikasi
Bila serangan epilepsi sering terjadi dan berlangsung lama, maka akan
bersifat irreversible dan jika sering terjadi dengan jangka waktuyang lama
sering sekali membuat pasien menjadi cacat.. Kejang yang tidak ditangani
28
juga dapat menimbulkan bahaya seperti jatuh, fraktur, cedera kepala, sudden
3.8 Tatalaksana
berat badan anak < 10 kg atau 10 mg bila berat badan anak > 10 kg. Jika
kejang masih belum berhenti, dapat diulang setelah selang waktu 5menit
dengan dosis dan obat yang sama. Jika setelah dua kali pemberian diazepam
ke rumah sakit.17
b. Pengobatan epilepsi
29
1) Terapi medikamentosa18
epilepsi yang baru terdiagnosa. Jenis obat anti epilepsi (OAE) baku yang
Usia
Seks
Etnis
Genetik
Gaya hidup
30
Etiologi
Komorbiditas
Sejarah keluarga
Ko-medikasi
Pada anak dengan epilepsi onset baru, terutama yang dengan epilepsi
idiopatik yang umum dapat terbebas dari kejang dengan obat anti epilepsi
yang tepat. Sekitar 20% pada anak-anak dengan epilepsi akan mengalami
1. Generasi pertama
- Carbamazepin (CBZ)
- Clonazepam (CZP)
- Ethosuximide (ETS)
- Phenobarbital (PB)
- Phenytoin (PHT)
- Sulthiame (STM)
2. Generasi kedua
- Felbamate (FBM)
- Gabapentin (GPT)
31
- Lamotrigine (LTG)
- Levetiracetam (LEV)
- Oxcarbazepine (OXC)
- Pregabalin (PGB)
- Tiagabine (TGB)
- Topiramate (TPM)
- Vigabatrin (GVG)
- Zonisamide (ZNS)
3. Generasi ketiga
- Lacosamide (LCS)29
- Perampanel (PER)
- Retigabine (RTG)
- Rufinamide (RUF)
- Stiripentol (STP)
2) Terapi Pembedahan
pengujian neuropsikologis.
32
risiko pasca-operasi.
3.9 Prognosis
dari setengah pada anak atau dewasa muda dengan EEG normal,
Bangkitan yang pertama kali timbul pada usia tua lebih mudah diobati
33
BAB IV
KESIMPULAN
Epilepsi merupakan kelainan neurologi yang dapat terjadi pada setiap anak
diseluruh dunia. Epilepsi merupakan salah satu kelainan otak yang serius dan
umumterjadi, sekitar lima puluh juta orang di seluruh dunia mengalami kelainan
hingga kejang fokal. Kejang fokal dapat dibedakan menjadikejang sadar fokal
neurologis sejak dini. Bila serangan epilepsi tidakditangani dengan baik dan
intesitas serangan ini dapat dikuranggi dengan cara menghindari faktor pencetus
34
DAFTAR PUSTAKA
36