MATA KULIAH
BIOLOGI LAUT
PIOC6162
KELOMPOK II
Menurut Rowley et al. (2022), salah satu spesies yang penting secara medis adalah
Carukia barnesi. Umumnya dikenal sebagai ubur-ubur Irukandji, C. barnesi adalah anggota
kelas Cubozoa (ubur-ubur kotak) dan dicirikan dengan loncengnya yang kecil (~30mm),
transparan, dan berbentuk kubus. Sebagai nama lain dari 'sindrom Irukandji', invertebrata laut
ini terkenal karena sengatannya yang sangat berbisa dan kontak dengan penyengat laut ini dapat
mengakibatkan serangkaian gejala yang membutuhkan perhatian medis segera, termasuk mual,
muntah, dan rasa sakit yang luar biasa. Carukia barnesi adalah spesies yang secara logistik sulit
untuk diambil sampelnya yang selanjutnya membatasi pasokan racun melalui variabilitas
tangkapan yang besar dan tidak ada jaminan ukuran sampel. Tertangkap medusa individu,
bahkan pada saat dewasa, biasanya berukuran kurang dari 12 mm dalam jarak interpedalial,
yang mengakibatkan menghasilkan hasil racun yang sangat rendah per ekor ubur-ubur.
4. Velarium
Velarium berfungsi sebagai mengatur pergerakan, pemakanan dan stabilitas dalam
lingkungan laut mereka.
5. Pedalium
Pedalium pada Carukia barnes berfungsi untuk alat pertahanan dan alat tangkap
mangsa.
6. Tentakel
Tentakel memiliki fungsi yang sangat beragam dan serbaguna, berperan dalam
menangkap mangsa, pemakan, pertahanan dan sensorik.
Siklus Hidup Carukia barnes
Menurut Boco et al. (2019), Carukia barnes bisa hidup dilingkungan yang lumayan
ekstrim. Dia melakukan percobaan dengan menenmpatkan Carukia barnes di iklim moderat
dan ekstrem di Queensland, Australia. Percobaan ini terdiri dari dua faktor ortogonal: suhu (saat
ini 25°C dan 28°C di masa depan) dan pH (saat ini (8,0), moderat (7,9), dan ekstrem (7,7).
Semua polip bertahan dalam percobaan ini, tetapi lebih sedikit polip yang dihasilkan pada
perlakuan pH 7,7 dibandingkan dengan pH 7,9 dan pH 8,0. Laju respirasi meningkat pada
perlakuan pH terendah di sebagian besar percobaan dan polip sekitar setengahnya bergerak
dalam perlakuan ini dibandingkan dengan pH 7,9 dan pH 8,0, terlepas dari suhu.
c. Fase Strobilasi
Pada tahap tertentu, polip Carukia barnesi mengalami proses strobilasi. Ini adalah proses
pembelahan aseksual yang menghasilkan bentuk ubur-ubur muda yang disebut ephyra.
Ephyra adalah bentuk awal ubur-ubur yang masih kecil dan belum sepenuhnya
berkembang.
d. Fase Ephyra
Ephyra adalah bentuk ubur-ubur muda yang terpisah dari polip dan mengapung bebas di
dalam air. Mereka mulai berkembang menjadi ubur-ubur dewasa selama tahap ini.
Ephyra akan tumbuh menjadi ubur-ubur dewasa dengan kubah transparan dan tentakel
yang lengkap.
Physalia physalis atau ubur-ubur api memiliki sel cnidocyte (knidosit) yaitu sel penyengat
pada tubuhnya. Knidosit digunakan untuk menangkap mangsa dan melindungi diri dari musuh.
Physalia memiliki ciri berwarna biru-ungu dan memiliki kantung berisi gas yang disebut
dengan pneumatophore asimetris serta tentakel yang menjuntai hingga beberapa meter. Bagian-
bagian tubuh Physalia physalis dan fungsinya, yaitu:
a. Pneumatophore, berperan sebagai pelampung sekaligus layar yang membuat ubur-ubur
api dapat mengapung dan bergerak dengan memanfaatkan angin, pneumatophore juga
membantu ubur-ubur api untuk mempertahankan tentakelnya yang panjang agar tetap
terbentang di dalam air.
b. Gastrozooid, berperan untuk mencerna mangsa (feeding polyps), dalam menjalankan
fungsinya gastrozooid melakukan semacam gerakan mencari seperti meraba-raba
(searching movements), saat menyentuh mangsa yang dibawa tentakel, gastrozooid akan
langsung menyelimuti mangsanya. Setelah menyelubungi mangsanya, gastrozooid akan
mengeluarkan enzim pencernaan yang dapat mengurai tubuh mangsanya menjadi
senyawa-senyawa organik sederhana seperti karbohidrat, lemak, dan protein, kemudian
senyawa tersebut diedarkan ke seluruh bagian koloni
c. Dactylozooid, berperan untuk menjebak dan menangkap mangsa. Dactylozooid
berbentuk tentakel. Mekanisme mengkerut pada tentakel berperan untuk membawa
mangsa ke gastrozooid. Dalam mendukung fungsinya, tentakel ubur-ubur api
membentuk nematosit (sel penyengat yang dapat menyuntikkan toksin pada
mangsanya).
d. Gonozooid merupakan zooid yang menjalankan fungsi reproduksi dan terletak di dalam
air di bawah pneumatophore.
Siklus Hidup
1. Ubur-ubur api bersifat hermaprodit (satu kesatuan koloni terdapat gamet jantan dan
betina sekaligus). Ubur-ubur api tetap membutuhkan sperma atau telur dari koloni lain
saat pembuahan. Ubur-ubur api yang telah dewasa secara seksual akan melepas
gonodendra matang ke dalam air.
2. Gonodendra akan bergerak di dalam air membawa gonophore yang berisi sperma atau
telur dengan bantuan nectophores. Setelah bertemu dengan gonophore dari koloni lain
maka akan terjadi fertilisasi eskternal di dalam air.
3. Sel telur yang telah dibuahi akan berkembang menjadi larva dan tumbuh menjadi ubur-
ubur api remaja. Selama tahap perkembangan awal, ubur-ubur api hidup di bawah
permukaan air.
4. Jika pneumatophore sudah mencapai ukuran yang cukup, ubur-ubur api akan naik ke
permukaan laut. Ubur-ubur dewasa yang sudah matang secara seksual akan melanjutkan
kembali daur hidupnya.
Pertemuan Tanggal 21 September 2023
Tugas : Cnidaria
Nama Spesies : Aurelia coerulea
Keterangan :
A. Payung
B. Mesoglea
C. Jaringan saraf
D. Kerudung
E. Cincin saraf dalam
F. Cincin saraf luar
G. Saluran endodermal melingkar
H. Neuron tentakel
I. Statokista
J. Sungut (indera perasa)
K. Bohlam tentakel
L. Kelenjar seks (Gonad)
M. Saluran endodermal radial
N. Jaringan saraf pada pegangannya
O. Perut
Siklus Hidup Clytia hemisphaerica
1. Setelah pembuahan, embrio berkembang menjadi larva planula yang berenang
2. Dalam tiga hari, larva mengendap di atas substrat dan mengalami metamorfosis.
3. Pertumbuhan stolon dari polip primer dan tunas zooids baru pada stolon mengarah
pada pembentukan koloni yang terdiri dari dua jenis polip: gastrozooids memastikan
pemberian makan pada koloni.
4. Gonozooid menghasilkan medusae melalui pertunasan aseksual. Medusae jantan dan
betina menjadi dewasa dua hingga tiga minggu setelah dilepaskan dan menelurkan
gamet setelah ada isyarat cahaya.
Pertemuan Tanggal 21 September 2023
Tugas : Cnidaria
Nama Spesies : Aurelia aurita
Reproduksi Aurelia aurita hampir sama dengan Obelia sp. yang bermetagenesis atau
mengalami pergiliran keturunan antara fase polip dengan fase medusa pada tengah-tengah
permukaan tubuh Aurelia aurita. Pada bagian sebelah bawah terdapat kerongkongan yang
menggantung ke bawah yang disebut manubrium, ujungnya terdapat lubang mulut, di mana
setiap sisi mulutnya dilengkapi tangan mulut sebanyak empat buah. Rongga mulut
bersambungan dengan manubrium dan bermuara ke rongga perut yang terdiri atas sebuah
rongga sentral dan empat buah kantung gastrik. Masing-masing kantung gastrik dilengkapi
dengan tentakel internal endodermal lengkap dengan nematokist yang dapat digunakan untuk
melumpuhkan mangsa.
Struktur tubuh Aurelia aurita :
• Gastric Cavity (rongga lambung)
• Exumbrella
• Radial Canal (kanal melingkar)
• Rhopalium
• Subumbrella (payung bawah)
• Oral Arm (tangan mulut)
• Mouth (mulut)
• Tentacle (tentakel)
• Gonad
• Gastrodermis
• Mesogloea
• Epidermis
Siklus Hidup Aurelia aurita
Aurelia aurita memiiliki organ kelamin terpisah dan proses fertilisasi yang terjadi di dalam
rongga enteron betina. Zigot yang merupakan hasil peleburan dari ovum dengan spermatozoid,
selanjutnya akan dikeluarkan dari dalam tubuh betina melalui mulutnya dan berkembang
menjadi planula. Planula ini akan mengembara, yang kemudian akan mengikatkan diri pada
suatu substrat di dasar laut. Pada saat itu rambut-rambut getarnya akan lepas dan tumbuh
menjadi polip baru yang disebut skipistoma. Apabila telah mencapai ukuran maksimal,
skipistoma akan mengalami strobilasi. Selanjutnya, ruas-ruas strobila yang telah tua akan
melepaskan diri dan berenang-berenang bebas untuk hidup menjadi ubur-ubur/medusa muda.
Lalu medusa muda menjadi medusa dewasa.
Pertemuan tanggal 21 September 2023
Tugas : Cnidaria
Nama Species : Chrysaora colorata
1. Ubur-ubur yang telah dewasa secara seksual akan melepas sperma matang ke dalam
air.
2. Sperma akan bergerak di dalam air untuk bertemu koloni lain.
3. Setelah bertemu dengan koloni lain maka akan terjadi fertilisasi eskternal di dalam air.
4. Sel telur yang telah dibuahi akan berkembang menjadi larva dan tumbuh menjadi
ubur-ubur api dewasa. Selama tahap perkembangan awal, ubur-ubur api hidup di
bawah permukaan air.
5. Jika sudah mencapai ukuran yang cukup, ubur-ubur akan naik ke permukaan laut.
Jika mau dipindah ke laboratorium, ubur-ubur baru boleh dipindah pada saat usia 10
bulan
Pertemuan Tanggal 21 September 2023
Tugas : Cnidaria
Nama Spesies : Cyanea capillata
Capitulum
Scapus
Physa
Bagian-bagian nya:
1. Payung :(Ombrelle).
2. Manubrium :(Manubrium).
3. Alat kelamin :(Gonades).
4. Lipatan marginal :(Plis marginaux).
5. Tentakel marginal :(Tentacules marginaux).
6. Lengan mulut :(Bras oral).
Menurut Hecq et al. (2009), seperti cnidaria lainnya, Pelagia noctiluca memiliki simetri
radial dengan kelipatan empat Memiliki dua lapisan jaringan yang berbeda (diploblastik).
Bentuknya seperti cakram yang agak cembung, payung, berisi jeli tebal, mesoglea.
Permukaannya ditutupi oleh kelompok cnidocytes (sel nematokista) dengan bentuk, ukuran dan
distribusi yang bervariasi. Ia juga memiliki enam belas lipatan tepi, berbentuk persegi panjang
dengan sudut membulat dan lekukan median yang dangkal dengan ukuran yang bervariasi.
Seperti scyphomedus lainnya, Pelagia memiliki otot-otot yang efektif dan berkembang
dengan baik pada permukaan di bawah payung (otot koronal). Pelagia memiliki organ sensorik
dan lipatan marjinal (statocysts, rhopalies) yang bergantian dengan tentakel marjinal. Rhopalies
ini dilindungi oleh perpanjangan tepi luar Fombrelle dan sisi-sisi lipatan marginal. Pelagia juga
memiliki delapan tentakel marginal berongga, hingga dua atau tiga kali diameter payung,
dengan tiga puluh atau lebih lekukan otot memanjang.
Gonad Pelagia noctiluca umumnya terdiri dari dua pasang organ oval yang terletak organ
oval yang terletak di bawah payung, di dekat bagian tengah. Ubur-ubur hanya memiliki satu
lubang pencernaan, yang terletak di ujung manubrium. terletak di ujung manubrium.
Kerongkongan yang terdapat di dalam manubrium terbuka menjadi perut. Pelagia noctiluca
tidak memiliki septa lambung interradial, tetapi mengandung lebih dari 400 filamen lambung,
tersusun dalam empat kelompok interradial, di bawah payung, di mana testis tengah masuk ke
dalam sinus. Lambung tengah masuk ke dalam sinus.
Siklus hidup anemon laut meliputi reproduksi seksual dan aseksual. Polip menghasilkan
telur dan sperma, dan telur yang dibuahi berkembang, yang kemudian menjadi polip lain. Jenis
kelamin berbeda pada beberapa spesies daripada yang lain. Beberapa adalah hermafrodit turun-
temurun, mengubah jenis kelamin pada berbagai tahap dalam hidup mereka. Anemone Actinia
equina adalah gynodioecious, yang berarti bahwa ia memulai hidupnya sebagai betina dan
kemudian menjadi hermafrodit. Ini berarti bahwa populasi terdiri dari betina yang terakhir dan
betina yang tersisa. Anemon laut juga memiliki kekuatan untuk beregenerasi dan menghasilkan
secara aseksual. Yang terakhir ini dilakukan melalui proses yang dikenal sebagai tunas.
Mungkin juga terjadi melalui fragmentasi atau pembelahan biner longitudinal (atau melintang).
Beberapa memisahkan diri dan membuat grup dengan tanda yang identik. Yang lain
menggunakan laserasi pedal di mana sedikit bagian rusak/ terpotong di dasar kolom, yang
kemudian beregenerasi menjadi individu lain.
Anemon laut tumbuh perlahan dan bereproduksi perlahan juga. Beberapa, seperti anemon laut
yang mengagumkan (atau Heteractis magnifica), yang mana dapat hidup selama beberapa
dekade.
DAFTAR PUSTAKA
Boco, S. R., K. A. Pitt dan S. D. Melvin. 2019. Extreme, but Not Moderate Climate Scenarios,
Impart Sublethal Effects on Polyps of The Irukandji Jellyfish, Carukia barnesi. Science
of The Total Environment., 685(1): 471-479.
DOI: https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2019.05.451
Rowley, O. C., Courtney. R., Northfield. T. dan Seymour. J. (2022). Environmental Drivers of
The Occurrence and Abundance of The Irukandji Jellyfish (Carukia barnesi). PLoS
ONE .,17(8): 1-24.
DOI: https://doi.org/10.1371/journal.pone.0272359
Firdaus, M. R. 2020. Aspek Biologi Ubur-Ubur Api, Physalia physalis. Oseana., 45(2): 50-68.
DOI: https://doi.org/10.14203/oseana.2020.Vol.45No.2.94
Houliston, E., L. Leclere, C. Munro, R. R. Copley, dan T. Momose. 2022. Past, Present and
Future of Clytia hemisphaerica as A Laboratory Jellyfish. Academic Press, 147(1): 121-
151.
DOI : 10.1016/bs.ctdb.2021.12.014
Sophie, P., E. Houliston, dan L. Leclère. 2021. Handbook of Established and Emerging Marine
Model Organisms in Experimental Biology, CRC Press, 147 hlm.
Goldstein, J. dan U. K. Steiner. 2019. Ecological Drivers of Jellyfish Blooms the Complex Life
History of a ‘Well-Known’ Medusa. Journal of Animal Ecology., 89(3): 910-920.
DOI : https://doi.org/10.1111/1365-2656.13147
Jensen, N., N. W. Brauer, S. Joel, C. M. Chibani dan R. A. Schmitz. 2023. The Life Cycle of
Aurelia aurita Depends on the Presence of a Microbiome in Polyps Prior to Onset of
Strobilation. Microbiology Spectrum., 11(4): 1-16.
DOI : 10.1128/spectrum.00262-23
Rahmadina. 2021. Taksonomi Hewan Invertebrata Berbasis Riset. Deepublish: Medan, 214
hlm.
Wang, X., J. Vannier., X. Yang., L. Leclere., Q. Ou., L. Xikun., T. Komiya. dan J. Han. 2022.
Sistem Otot Dan Motilitas Hewan Purba Ditonjolkan Oleh Cnidaria Dari Periode
Kambrium Basal. Biologi Evolusioner, 11: 1-15.
DOI: https://doi.org/10.7554/eLife.74716
Wright, R. M., C. L. Quéré., E. Buitenhuis., S. Pitois. dan M. J. Gibbons. 2021. Peran Ubur-
Ubur Dalam Ekosistem Plankton Terungkap Menggunakan Model Biogeokimia Laut
Global. Biogeosciences, 18: 1291–1320.
https://doi.org/10.5194/bg-18-1291-2021
Williams, P. 2020. Jellyfish: Animal Series. Reaktion Book LTD. London, United Kingdom.
224 hlm.
Powell, M. D. 2018. Acute Lion’s Mane Jellyfish, Cyanea capillata (Cnideria: Scyphozoa),
Exposure To Atlantic Salmon (Salmo Salar L.). Journal of Fish Diseases., 41(5): 751-
759.
Layden, M. J., Rentzsch, F., dan Röttinger, E. 2016. The Rise of The Starlet Sea Anemone
Nematostella Vectensis As A Model System To Investigate Development And
Regeneration. Wiley Interdisciplinary Reviews: Developmental Biology., 5(4): 408-428.
Shenkar. Y. Y. C., M. Y. Sachkova, J. Macrander, A. Fridrich, V. Modepalli, A. M. Reitzel, K.
Sunagar, dan Y. Moran. 2018. Dynamics of Venom Composition Across A Complex
Life Cycle eLife https://doi.org/10.7554/eLife.35014
Hecq, J. H., A. Goffart ., A. Collignon., S. Plazza., P. S. Defreygne., dan P. Lejeune,. 2009. La
Variabilité De La Méduse Pelagia Noctiluca (Forskål, 1775) En Baie De Calvi
(Corse) En Relation Avec L’environnement. 48 hlm.
Ramondenc, S., M. Ferrieux., S. Collet., F. Benedetti., L. Guidi., and F. Lombard. 2019. From
Egg To Maturity: A Closed System For Complete Life Cycle Studies Of The
Holopelagic Jellyfish Pelagia noctiluca. Journal of Plankton Research, 41(3), 207-
217.
Wilding, C. S, dan G. D. Weedall. 2019. Morphotypes of the Common Beadlet
Anemone Actinia equina (L.) are Genetically Distinct. Journal of Experimental Marine
Biology and Ecology, 510(1): 1-94.
DOI: https://doi.org/10.1016/j.jembe.2018.10.001
Goffredo, S., Z. Dubinsky. 2016. The Cnidaria, Past, Present and Future The world of Medusa
and Her Sisters. Springer Cham: Switzerland. 855 hlm.
DOI: https://doi.org/10.1007/978-3-319-31305-4
Lawley, J. W. 2018. Delimitation and Description of Cryptic Spesies : Lessons From the
Systematics of Aurelia (Cnidaria, Scyphozoa). Institut Biosains Universitas : Sao Paulo.
111 hlm.
Takauchi, S., H. Miyake, N. Hirata, M. Nagai, N. Suzuki, S. Ogiso dan S. Ikeguchi. 2021.
Morphological Characteristic of Ephyrae of Aurelia coerulea Derived From Planula
Strobilation. Fisheries Science, 87 : 671 – 679.
Boco, S. R., K. A. Pitt dan S. D. Melvin. 2019. Extreme, but Not Moderate Climate Scenarios,
Impart Sublethal Effects on Polyps of The Irukandji Jellyfish, Carukia barnesi. Science
of The Total Environment., 685(1): 471-479.
DOI: https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2019.05.451
Rowley, O. C., Courtney. R., Northfield. T. dan Seymour. J. (2022). Environmental Drivers of
The Occurrence and Abundance of The Irukandji Jellyfish (Carukia barnesi). PLoS
ONE .,17(8): 1-24.
DOI: https://doi.org/10.1371/journal.pone.0272359
Firdaus, M. R. 2020. Aspek Biologi Ubur-Ubur Api, Physalia physalis. Oseana., 45(2): 50-68.
DOI: https://doi.org/10.14203/oseana.2020.Vol.45No.2.94
Houliston, E., L. Leclere, C. Munro, R. R. Copley, dan T. Momose. 2022. Past, Present and
Future of Clytia hemisphaerica as A Laboratory Jellyfish. Academic Press, 147(1): 121-
151.
DOI : 10.1016/bs.ctdb.2021.12.014
Sophie, P., E. Houliston, dan L. Leclère. 2021. Handbook of Established and Emerging Marine
Model Organisms in Experimental Biology, CRC Press, 147 hlm.
Goldstein, J. dan U. K. Steiner. 2019. Ecological Drivers of Jellyfish Blooms the Complex Life
History of a ‘Well-Known’ Medusa. Journal of Animal Ecology., 89(3): 910-920.
DOI : https://doi.org/10.1111/1365-2656.13147