Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH
BIOLOGI LAUT
PIOC6162

KELOMPOK II

Muhammad Zaki Abyantara 26050123120006


Nabila Izaas Sana 26050123120007
Sholekah Nur Khasanah 26050123120014
Putri Eka Pratiwi 26050123120022
Nurul Yulia Andini 26050123120030
Moch Afifulloh Astra Nawa 26050123120037
Yoseva Lauren Zefanya 26050123120038
Raysa Nada Afriandy 26050123130047
Nasya Aliya Ramadani 26050123130048
Luthfi Ali 26050123130056

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI


DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
Pertemuan Tanggal 21 September 2023
Tugas : Cnidaria
Nama Species : Carukia barnesi

Menurut Rowley et al. (2022), salah satu spesies yang penting secara medis adalah
Carukia barnesi. Umumnya dikenal sebagai ubur-ubur Irukandji, C. barnesi adalah anggota
kelas Cubozoa (ubur-ubur kotak) dan dicirikan dengan loncengnya yang kecil (~30mm),
transparan, dan berbentuk kubus. Sebagai nama lain dari 'sindrom Irukandji', invertebrata laut
ini terkenal karena sengatannya yang sangat berbisa dan kontak dengan penyengat laut ini dapat
mengakibatkan serangkaian gejala yang membutuhkan perhatian medis segera, termasuk mual,
muntah, dan rasa sakit yang luar biasa. Carukia barnesi adalah spesies yang secara logistik sulit
untuk diambil sampelnya yang selanjutnya membatasi pasokan racun melalui variabilitas
tangkapan yang besar dan tidak ada jaminan ukuran sampel. Tertangkap medusa individu,
bahkan pada saat dewasa, biasanya berukuran kurang dari 12 mm dalam jarak interpedalial,
yang mengakibatkan menghasilkan hasil racun yang sangat rendah per ekor ubur-ubur.

Bagian-baagian tubuh Carukia barnesi:


1. Bell
Berfungsi untuk pergerakan, pengendalian arah dan transportasi mangsa. Bell
merupakan bagian penting dari Carukia barnesi.
2. Mulut
Mulut pada Carukia barnes digunakan untuk mendapatkan makanan dan bertahan hidup
di lingkungan laut mereka.
3. Ropalia
Rapolia berfungsi untuk sensorik dan koordinasi pada Carukia barnes.

4. Velarium
Velarium berfungsi sebagai mengatur pergerakan, pemakanan dan stabilitas dalam
lingkungan laut mereka.

5. Pedalium
Pedalium pada Carukia barnes berfungsi untuk alat pertahanan dan alat tangkap
mangsa.

6. Tentakel
Tentakel memiliki fungsi yang sangat beragam dan serbaguna, berperan dalam
menangkap mangsa, pemakan, pertahanan dan sensorik.
Siklus Hidup Carukia barnes

Menurut Boco et al. (2019), Carukia barnes bisa hidup dilingkungan yang lumayan
ekstrim. Dia melakukan percobaan dengan menenmpatkan Carukia barnes di iklim moderat
dan ekstrem di Queensland, Australia. Percobaan ini terdiri dari dua faktor ortogonal: suhu (saat
ini 25°C dan 28°C di masa depan) dan pH (saat ini (8,0), moderat (7,9), dan ekstrem (7,7).
Semua polip bertahan dalam percobaan ini, tetapi lebih sedikit polip yang dihasilkan pada
perlakuan pH 7,7 dibandingkan dengan pH 7,9 dan pH 8,0. Laju respirasi meningkat pada
perlakuan pH terendah di sebagian besar percobaan dan polip sekitar setengahnya bergerak
dalam perlakuan ini dibandingkan dengan pH 7,9 dan pH 8,0, terlepas dari suhu.

Urutan siklus hidup Carukia barnes:


a. Fase Planula
Siklus hidup Carukia barnesi dimulai dengan fase planula. Planula adalah tahap larva
yang berkembang setelah telur dibuahi. Larva planula bersirkulasi di perairan, biasanya
terombang-ambing oleh arus laut. Pada tahap ini, mereka belum memiliki bentuk yang
mirip dengan ubur-ubur dewasa.
b. Fase Polip
Setelah fase planula, larva Carukia barnesi akan melekat pada substrat laut, seperti
karang atau batu. Mereka mengalami metamorfosis menjadi bentuk polip. Polip adalah
bentuk yang menyerupai tubuh tabung dengan tentakel yang membantu mereka
menangkap mangsa kecil, seperti plankton. Selama fase ini, mereka dapat berkembang
biak secara aseksual dengan membelah diri.

c. Fase Strobilasi
Pada tahap tertentu, polip Carukia barnesi mengalami proses strobilasi. Ini adalah proses
pembelahan aseksual yang menghasilkan bentuk ubur-ubur muda yang disebut ephyra.
Ephyra adalah bentuk awal ubur-ubur yang masih kecil dan belum sepenuhnya
berkembang.

d. Fase Ephyra
Ephyra adalah bentuk ubur-ubur muda yang terpisah dari polip dan mengapung bebas di
dalam air. Mereka mulai berkembang menjadi ubur-ubur dewasa selama tahap ini.
Ephyra akan tumbuh menjadi ubur-ubur dewasa dengan kubah transparan dan tentakel
yang lengkap.

e. Fase Ubur-Ubur Dewasa


Pada tahap akhir siklus hidup, ephyra berkembang menjadi ubur-ubur dewasa Carukia
barnesi. Ubur-ubur dewasa ini memiliki kubah transparan yang khas dan tentakel yang
berfungsi untuk mencari mangsa, reproduksi, dan bertahan hidup. Di fase ini, mereka
akan bergerak secara bebas di perairan, mencari mangsa, dan berpartisipasi dalam
proses reproduksi seksual untuk menghasilkan larva planula yang akan memulai siklus
hidup baru.
Pertemuan Tanggal 21 September 2023
Tugas : Cnidaria
Nama Species : Physalia physalis

Struktur Physalia physalis

Physalia physalis atau ubur-ubur api memiliki sel cnidocyte (knidosit) yaitu sel penyengat
pada tubuhnya. Knidosit digunakan untuk menangkap mangsa dan melindungi diri dari musuh.
Physalia memiliki ciri berwarna biru-ungu dan memiliki kantung berisi gas yang disebut
dengan pneumatophore asimetris serta tentakel yang menjuntai hingga beberapa meter. Bagian-
bagian tubuh Physalia physalis dan fungsinya, yaitu:
a. Pneumatophore, berperan sebagai pelampung sekaligus layar yang membuat ubur-ubur
api dapat mengapung dan bergerak dengan memanfaatkan angin, pneumatophore juga
membantu ubur-ubur api untuk mempertahankan tentakelnya yang panjang agar tetap
terbentang di dalam air.
b. Gastrozooid, berperan untuk mencerna mangsa (feeding polyps), dalam menjalankan
fungsinya gastrozooid melakukan semacam gerakan mencari seperti meraba-raba
(searching movements), saat menyentuh mangsa yang dibawa tentakel, gastrozooid akan
langsung menyelimuti mangsanya. Setelah menyelubungi mangsanya, gastrozooid akan
mengeluarkan enzim pencernaan yang dapat mengurai tubuh mangsanya menjadi
senyawa-senyawa organik sederhana seperti karbohidrat, lemak, dan protein, kemudian
senyawa tersebut diedarkan ke seluruh bagian koloni
c. Dactylozooid, berperan untuk menjebak dan menangkap mangsa. Dactylozooid
berbentuk tentakel. Mekanisme mengkerut pada tentakel berperan untuk membawa
mangsa ke gastrozooid. Dalam mendukung fungsinya, tentakel ubur-ubur api
membentuk nematosit (sel penyengat yang dapat menyuntikkan toksin pada
mangsanya).
d. Gonozooid merupakan zooid yang menjalankan fungsi reproduksi dan terletak di dalam
air di bawah pneumatophore.
Siklus Hidup

Siklus Hidup Physalia physalis

1. Ubur-ubur api bersifat hermaprodit (satu kesatuan koloni terdapat gamet jantan dan
betina sekaligus). Ubur-ubur api tetap membutuhkan sperma atau telur dari koloni lain
saat pembuahan. Ubur-ubur api yang telah dewasa secara seksual akan melepas
gonodendra matang ke dalam air.
2. Gonodendra akan bergerak di dalam air membawa gonophore yang berisi sperma atau
telur dengan bantuan nectophores. Setelah bertemu dengan gonophore dari koloni lain
maka akan terjadi fertilisasi eskternal di dalam air.
3. Sel telur yang telah dibuahi akan berkembang menjadi larva dan tumbuh menjadi ubur-
ubur api remaja. Selama tahap perkembangan awal, ubur-ubur api hidup di bawah
permukaan air.
4. Jika pneumatophore sudah mencapai ukuran yang cukup, ubur-ubur api akan naik ke
permukaan laut. Ubur-ubur dewasa yang sudah matang secara seksual akan melanjutkan
kembali daur hidupnya.
Pertemuan Tanggal 21 September 2023
Tugas : Cnidaria
Nama Spesies : Aurelia coerulea

Struktur tubuh Aurelia coerulea :


• Gonad
• Lengan mulut
• Rhopalia
• Umbrella /Bell (Payung)
• Mulut
Siklus Hidup Aurelia coerulea

El : Ephyra melakukan strobilasi dari planula besar.


E2 : Ephyra berasal dari strobilasi polip.
E2.1: Ephyra dibebaskan melalui strobilasi sisa polip setelah strobilasi planula besar.
E2.2: Ephyra dibebaskan melalui strobilasi polip yang dikembangkan langsung dari planula
besar.
E2.3: Ephyra terbebas dari planula berukuran normal.
Pertemuan Tanggal 21 September 2023
Tugas : Cnidaria
Nama Species : Clytia hemisphaerica

Keterangan :
A. Payung
B. Mesoglea
C. Jaringan saraf
D. Kerudung
E. Cincin saraf dalam
F. Cincin saraf luar
G. Saluran endodermal melingkar
H. Neuron tentakel
I. Statokista
J. Sungut (indera perasa)
K. Bohlam tentakel
L. Kelenjar seks (Gonad)
M. Saluran endodermal radial
N. Jaringan saraf pada pegangannya
O. Perut
Siklus Hidup Clytia hemisphaerica
1. Setelah pembuahan, embrio berkembang menjadi larva planula yang berenang
2. Dalam tiga hari, larva mengendap di atas substrat dan mengalami metamorfosis.
3. Pertumbuhan stolon dari polip primer dan tunas zooids baru pada stolon mengarah
pada pembentukan koloni yang terdiri dari dua jenis polip: gastrozooids memastikan
pemberian makan pada koloni.
4. Gonozooid menghasilkan medusae melalui pertunasan aseksual. Medusae jantan dan
betina menjadi dewasa dua hingga tiga minggu setelah dilepaskan dan menelurkan
gamet setelah ada isyarat cahaya.
Pertemuan Tanggal 21 September 2023
Tugas : Cnidaria
Nama Spesies : Aurelia aurita

Reproduksi Aurelia aurita hampir sama dengan Obelia sp. yang bermetagenesis atau
mengalami pergiliran keturunan antara fase polip dengan fase medusa pada tengah-tengah
permukaan tubuh Aurelia aurita. Pada bagian sebelah bawah terdapat kerongkongan yang
menggantung ke bawah yang disebut manubrium, ujungnya terdapat lubang mulut, di mana
setiap sisi mulutnya dilengkapi tangan mulut sebanyak empat buah. Rongga mulut
bersambungan dengan manubrium dan bermuara ke rongga perut yang terdiri atas sebuah
rongga sentral dan empat buah kantung gastrik. Masing-masing kantung gastrik dilengkapi
dengan tentakel internal endodermal lengkap dengan nematokist yang dapat digunakan untuk
melumpuhkan mangsa.
Struktur tubuh Aurelia aurita :
• Gastric Cavity (rongga lambung)
• Exumbrella
• Radial Canal (kanal melingkar)
• Rhopalium
• Subumbrella (payung bawah)
• Oral Arm (tangan mulut)
• Mouth (mulut)
• Tentacle (tentakel)
• Gonad
• Gastrodermis
• Mesogloea
• Epidermis
Siklus Hidup Aurelia aurita

Aurelia aurita memiiliki organ kelamin terpisah dan proses fertilisasi yang terjadi di dalam
rongga enteron betina. Zigot yang merupakan hasil peleburan dari ovum dengan spermatozoid,
selanjutnya akan dikeluarkan dari dalam tubuh betina melalui mulutnya dan berkembang
menjadi planula. Planula ini akan mengembara, yang kemudian akan mengikatkan diri pada
suatu substrat di dasar laut. Pada saat itu rambut-rambut getarnya akan lepas dan tumbuh
menjadi polip baru yang disebut skipistoma. Apabila telah mencapai ukuran maksimal,
skipistoma akan mengalami strobilasi. Selanjutnya, ruas-ruas strobila yang telah tua akan
melepaskan diri dan berenang-berenang bebas untuk hidup menjadi ubur-ubur/medusa muda.
Lalu medusa muda menjadi medusa dewasa.
Pertemuan tanggal 21 September 2023
Tugas : Cnidaria
Nama Species : Chrysaora colorata

Menurut Wright (2021), ubur-ubur merupakan konsumen plankton yang signifikan,


sebagian besar memakan zooplankton menggunakan tentakel dan/atau lengan mulut yang
mengandung sel penyengat yang disebut nematosist.
Bagian
1. Perut
2. Saluran
3. Otot
4. Titik mata
5. Tentakel
6. Lengan mulut dengan sel penyengat
7. Mulut
8. Usus
9. Gonad
SIKLUS HIDUP

1. Ubur-ubur yang telah dewasa secara seksual akan melepas sperma matang ke dalam
air.
2. Sperma akan bergerak di dalam air untuk bertemu koloni lain.
3. Setelah bertemu dengan koloni lain maka akan terjadi fertilisasi eskternal di dalam air.
4. Sel telur yang telah dibuahi akan berkembang menjadi larva dan tumbuh menjadi
ubur-ubur api dewasa. Selama tahap perkembangan awal, ubur-ubur api hidup di
bawah permukaan air.
5. Jika sudah mencapai ukuran yang cukup, ubur-ubur akan naik ke permukaan laut.

Jika mau dipindah ke laboratorium, ubur-ubur baru boleh dipindah pada saat usia 10
bulan
Pertemuan Tanggal 21 September 2023
Tugas : Cnidaria
Nama Spesies : Cyanea capillata

Gambar 1. Anatomi Lion’s Mane Jellyfish


Lion’s Mane Jellyfish atau dikenal dengan nama ilmiah Cynea capillata memiliki
anatomi dasar ubur-ubur. Hewan ini memiliki bentuk tubuh “lonceng” yang menutupi sebagian
besar rongga tubuh tempat makanan dicerna. Di bawah lonceng terdapat lambung, sistem
pencernaan, mulut, dan gonad. Ada pula lengan lisan yang digunakan untuk meraih sesuatu dan
bergerak. Tentakel adalah tempat cnidae berada, yang mana cnidae adalah tempat nematosista
dikeluarkan (atau saat bersentuhan dengan tentakel) untuk membunuh mangsanya.
Siklus Hidup

Gambar 2. Siklus Hidup Lion’s Mane Jellyfish


Lion’s Mane Jellyfish bereproduksi secara seksual, sehingga adanya perbedaan jenis
kelamin. Testis dan ovarium Lion’s Mane Jellyfish terletak di dasar kantong di rongga
lambungnya. Sperma ubur-ubur jantan saat masih berbentuk medusa, dikeluarkan melalui mulut
untuk pembuahan. Lalu, sel telur tersebut dibuahi oleh sperma yang dikeluarkan mengikuti
aliran arus makan betina. Setelah pembuahan berlangsung, telur dimasukan ke dalam tentakel
mulut hingga larva planula berkembang. Hal ini merupakan ciri khas seksual dari Lion’s Mane
Jellyfish. Urutan Siklus hidup nya sebagai berikut:
1. Planula Larva
2. Polyp phase
3. Polyp with buds
4. Ephyra larva
5. Adult Jellyfish (Fase medusa)
Pertemuan Tanggal 21 September 2023
Tugas: Cnidaria
Nama Spesies: Nematostella vectensis

Mouth Oral Disk

Capitulum

Scapus

Physa

Siklus Hidup: Nematostella vectensis

Nematostella vectensis memulai kehidupannya di dalam telur. Kemudian menjadi larva


yang berenang dan Nematostella vectensis hampir tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Nematostella Vectensis tidak mencari makan. Nematostella dewasa berbentuk polip dan tidak
bergerak yang panjangnya beberapa inci. Mereka menggunakan tentakel di ujung tubuhnya
yang seperti tabung untuk menangkap hewan air kecil. Oleh karena itu, anemon laut mengubah
cara mereka berinteraksi dengan predator dan mangsa pada berbagai tahap kehidupan mereka.
Pertemuan Tanggal 21 September 2023
Tugas : Cnidaria
Nama Species : Pelagia noctiluca

Morfologi Pelagia noctiluca

Bagian-bagian nya:
1. Payung :(Ombrelle).
2. Manubrium :(Manubrium).
3. Alat kelamin :(Gonades).
4. Lipatan marginal :(Plis marginaux).
5. Tentakel marginal :(Tentacules marginaux).
6. Lengan mulut :(Bras oral).

Menurut Hecq et al. (2009), seperti cnidaria lainnya, Pelagia noctiluca memiliki simetri
radial dengan kelipatan empat Memiliki dua lapisan jaringan yang berbeda (diploblastik).
Bentuknya seperti cakram yang agak cembung, payung, berisi jeli tebal, mesoglea.
Permukaannya ditutupi oleh kelompok cnidocytes (sel nematokista) dengan bentuk, ukuran dan
distribusi yang bervariasi. Ia juga memiliki enam belas lipatan tepi, berbentuk persegi panjang
dengan sudut membulat dan lekukan median yang dangkal dengan ukuran yang bervariasi.
Seperti scyphomedus lainnya, Pelagia memiliki otot-otot yang efektif dan berkembang
dengan baik pada permukaan di bawah payung (otot koronal). Pelagia memiliki organ sensorik
dan lipatan marjinal (statocysts, rhopalies) yang bergantian dengan tentakel marjinal. Rhopalies
ini dilindungi oleh perpanjangan tepi luar Fombrelle dan sisi-sisi lipatan marginal. Pelagia juga
memiliki delapan tentakel marginal berongga, hingga dua atau tiga kali diameter payung,
dengan tiga puluh atau lebih lekukan otot memanjang.
Gonad Pelagia noctiluca umumnya terdiri dari dua pasang organ oval yang terletak organ
oval yang terletak di bawah payung, di dekat bagian tengah. Ubur-ubur hanya memiliki satu
lubang pencernaan, yang terletak di ujung manubrium. terletak di ujung manubrium.
Kerongkongan yang terdapat di dalam manubrium terbuka menjadi perut. Pelagia noctiluca
tidak memiliki septa lambung interradial, tetapi mengandung lebih dari 400 filamen lambung,
tersusun dalam empat kelompok interradial, di bawah payung, di mana testis tengah masuk ke
dalam sinus. Lambung tengah masuk ke dalam sinus.

Siklus Hidup Pelagia noctiluca


Paragraf ini membahas siklus hidup P. noctiluca dan perubahan morfologinya
berdasarkan Telur P. noctiluca jauh lebih besar (300 μm) dibandingkan dengan telur scyphozoa
lainnya. Pada 24 jam pasca-pembuahan, sel-sel embrio menjadi pucat; segera setelah itu,
blastula yang berenang memulai gastrulasi unipolar mereka. Setiap gastrula akhirnya tumbuh
menjadi larva asimetris menghadirkan struktur lonceng berbentuk kerucut, di sisi yang
berlawanan sisi bukaan mulut ephyra di masa depan. Pada saat yang sama Pada kutub yang
sama, kuncup lengan mulut terbentuk dalam waktu 3 hari. Yang perlu diperhatikan, dari tahap
ini yang disebut "larva kerucut", setiap individu mulai mengapung di kolom air.
Dari larva kerucut ke tahap ephyra, lonceng semakin berkurang berkurang, lappet
marjinal berkembang dan bibir mulut dan rhopalia (organ indera) muncul. Dalam budaya kita,
itu tahap ephyra dicapai 4 hari setelah pembuahan dengan individu berukuran ∼2,5 mm dan
delapan marginal lobus yang terbagi menjadi dua bibir kecil dapat dikenali dengan jelas. Dua
minggu kemudian (18 hari setelah pembuahan hari), filamen lambung menjadi terlihat dan rata-
rata ubur-ubur rata-rata adalah 4,1 mm Ini adalah sedikit lebih besar dari pengamatan
sebelumnya di mana filamen terlihat pada 3,5 mm. Demikian pula, empat tentakel marjinal
primer berkembang dengan baik dan empat tentakel sekunder muncul pada 9,6 mm terhadap 8
mm pada morfologi pertama deskripsi morfologi pertama dari spesies ini. Remaja Tahap remaja
dianggap dimulai dari penampilan tentakel dan berakhir pada kematangan seksual. Dengan
berjalannya waktu, mesoglea menebal, kutil pada payung diatur dalam barisan yang teratur,
kelimpahan lambung f ilamen lambung meningkat dan warna kuning berubah secara progresif
menjadi merah muda yang merah muda yang khas dari orang dewasa. Dalam kultur kami,
pembentukan gonad dan emisi gamet diamati hanya untuk ubur-ubur yang lebih tinggi dari 8
cm. Di Laut Adriatik utara dan di Laut Mediterania tengah, spesimen dewasa dewasa umumnya
diamati pada ukuran yang lebih kecil, antara 4 dan 5 cm (Ramondenc et al., 2019).
Pertemuan Tanggal 21 September 2023
Tugas : Cnidaria
Nama Species : Actinia equina

Sebutkan bagian bagian – nya


1. Pedal disc
Penopang tubuh.
2. Acontia
Untuk alat pertahanan diri.
3. Gametogenic tissue (gonad)
Menghasilkan sel-sel gamet.
4. Mesentery
Penyimpanan gonad dan berperan dalam proses pencernaan.
5. Collar (parapet)
Perpanjangan dari column.
6. Capitulum
Persendian dan pangkal dari tentacle.
7. Stomata
Pertukaran gas dan alat ekspirasi.
8. Tentacle
Untuk mengambil makanan dan perlindungan diri.
9. Oral disc
Menyembunyikan dan melindungi mulut.
10. Actinopharynx
Menghubungkan mulut dengan organ pencernaan.
11. Sphincter muscle
Organ ekskresi.
12. Mesenterial filaments
Organ ekskresi.
13. Column
Bagian terbesar dari anemone, tempat menempelnya semua organ.
SIKLUS HIDUP Actinia equina

Siklus hidup anemon laut meliputi reproduksi seksual dan aseksual. Polip menghasilkan
telur dan sperma, dan telur yang dibuahi berkembang, yang kemudian menjadi polip lain. Jenis
kelamin berbeda pada beberapa spesies daripada yang lain. Beberapa adalah hermafrodit turun-
temurun, mengubah jenis kelamin pada berbagai tahap dalam hidup mereka. Anemone Actinia
equina adalah gynodioecious, yang berarti bahwa ia memulai hidupnya sebagai betina dan
kemudian menjadi hermafrodit. Ini berarti bahwa populasi terdiri dari betina yang terakhir dan
betina yang tersisa. Anemon laut juga memiliki kekuatan untuk beregenerasi dan menghasilkan
secara aseksual. Yang terakhir ini dilakukan melalui proses yang dikenal sebagai tunas.
Mungkin juga terjadi melalui fragmentasi atau pembelahan biner longitudinal (atau melintang).
Beberapa memisahkan diri dan membuat grup dengan tanda yang identik. Yang lain
menggunakan laserasi pedal di mana sedikit bagian rusak/ terpotong di dasar kolom, yang
kemudian beregenerasi menjadi individu lain.
Anemon laut tumbuh perlahan dan bereproduksi perlahan juga. Beberapa, seperti anemon laut
yang mengagumkan (atau Heteractis magnifica), yang mana dapat hidup selama beberapa
dekade.
DAFTAR PUSTAKA
Boco, S. R., K. A. Pitt dan S. D. Melvin. 2019. Extreme, but Not Moderate Climate Scenarios,
Impart Sublethal Effects on Polyps of The Irukandji Jellyfish, Carukia barnesi. Science
of The Total Environment., 685(1): 471-479.
DOI: https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2019.05.451
Rowley, O. C., Courtney. R., Northfield. T. dan Seymour. J. (2022). Environmental Drivers of
The Occurrence and Abundance of The Irukandji Jellyfish (Carukia barnesi). PLoS
ONE .,17(8): 1-24.

DOI: https://doi.org/10.1371/journal.pone.0272359

Firdaus, M. R. 2020. Aspek Biologi Ubur-Ubur Api, Physalia physalis. Oseana., 45(2): 50-68.
DOI: https://doi.org/10.14203/oseana.2020.Vol.45No.2.94
Houliston, E., L. Leclere, C. Munro, R. R. Copley, dan T. Momose. 2022. Past, Present and
Future of Clytia hemisphaerica as A Laboratory Jellyfish. Academic Press, 147(1): 121-
151.

DOI : 10.1016/bs.ctdb.2021.12.014

Sophie, P., E. Houliston, dan L. Leclère. 2021. Handbook of Established and Emerging Marine
Model Organisms in Experimental Biology, CRC Press, 147 hlm.

Goldstein, J. dan U. K. Steiner. 2019. Ecological Drivers of Jellyfish Blooms the Complex Life
History of a ‘Well-Known’ Medusa. Journal of Animal Ecology., 89(3): 910-920.
DOI : https://doi.org/10.1111/1365-2656.13147
Jensen, N., N. W. Brauer, S. Joel, C. M. Chibani dan R. A. Schmitz. 2023. The Life Cycle of
Aurelia aurita Depends on the Presence of a Microbiome in Polyps Prior to Onset of
Strobilation. Microbiology Spectrum., 11(4): 1-16.
DOI : 10.1128/spectrum.00262-23
Rahmadina. 2021. Taksonomi Hewan Invertebrata Berbasis Riset. Deepublish: Medan, 214
hlm.
Wang, X., J. Vannier., X. Yang., L. Leclere., Q. Ou., L. Xikun., T. Komiya. dan J. Han. 2022.
Sistem Otot Dan Motilitas Hewan Purba Ditonjolkan Oleh Cnidaria Dari Periode
Kambrium Basal. Biologi Evolusioner, 11: 1-15.
DOI: https://doi.org/10.7554/eLife.74716
Wright, R. M., C. L. Quéré., E. Buitenhuis., S. Pitois. dan M. J. Gibbons. 2021. Peran Ubur-
Ubur Dalam Ekosistem Plankton Terungkap Menggunakan Model Biogeokimia Laut
Global. Biogeosciences, 18: 1291–1320.
https://doi.org/10.5194/bg-18-1291-2021
Williams, P. 2020. Jellyfish: Animal Series. Reaktion Book LTD. London, United Kingdom.
224 hlm.
Powell, M. D. 2018. Acute Lion’s Mane Jellyfish, Cyanea capillata (Cnideria: Scyphozoa),
Exposure To Atlantic Salmon (Salmo Salar L.). Journal of Fish Diseases., 41(5): 751-
759.
Layden, M. J., Rentzsch, F., dan Röttinger, E. 2016. The Rise of The Starlet Sea Anemone
Nematostella Vectensis As A Model System To Investigate Development And
Regeneration. Wiley Interdisciplinary Reviews: Developmental Biology., 5(4): 408-428.
Shenkar. Y. Y. C., M. Y. Sachkova, J. Macrander, A. Fridrich, V. Modepalli, A. M. Reitzel, K.
Sunagar, dan Y. Moran. 2018. Dynamics of Venom Composition Across A Complex
Life Cycle eLife https://doi.org/10.7554/eLife.35014
Hecq, J. H., A. Goffart ., A. Collignon., S. Plazza., P. S. Defreygne., dan P. Lejeune,. 2009. La
Variabilité De La Méduse Pelagia Noctiluca (Forskål, 1775) En Baie De Calvi
(Corse) En Relation Avec L’environnement. 48 hlm.
Ramondenc, S., M. Ferrieux., S. Collet., F. Benedetti., L. Guidi., and F. Lombard. 2019. From
Egg To Maturity: A Closed System For Complete Life Cycle Studies Of The
Holopelagic Jellyfish Pelagia noctiluca. Journal of Plankton Research, 41(3), 207-
217.
Wilding, C. S, dan G. D. Weedall. 2019. Morphotypes of the Common Beadlet
Anemone Actinia equina (L.) are Genetically Distinct. Journal of Experimental Marine
Biology and Ecology, 510(1): 1-94.
DOI: https://doi.org/10.1016/j.jembe.2018.10.001
Goffredo, S., Z. Dubinsky. 2016. The Cnidaria, Past, Present and Future The world of Medusa
and Her Sisters. Springer Cham: Switzerland. 855 hlm.
DOI: https://doi.org/10.1007/978-3-319-31305-4
Lawley, J. W. 2018. Delimitation and Description of Cryptic Spesies : Lessons From the
Systematics of Aurelia (Cnidaria, Scyphozoa). Institut Biosains Universitas : Sao Paulo.
111 hlm.
Takauchi, S., H. Miyake, N. Hirata, M. Nagai, N. Suzuki, S. Ogiso dan S. Ikeguchi. 2021.
Morphological Characteristic of Ephyrae of Aurelia coerulea Derived From Planula
Strobilation. Fisheries Science, 87 : 671 – 679.
Boco, S. R., K. A. Pitt dan S. D. Melvin. 2019. Extreme, but Not Moderate Climate Scenarios,
Impart Sublethal Effects on Polyps of The Irukandji Jellyfish, Carukia barnesi. Science
of The Total Environment., 685(1): 471-479.
DOI: https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2019.05.451
Rowley, O. C., Courtney. R., Northfield. T. dan Seymour. J. (2022). Environmental Drivers of
The Occurrence and Abundance of The Irukandji Jellyfish (Carukia barnesi). PLoS
ONE .,17(8): 1-24.

DOI: https://doi.org/10.1371/journal.pone.0272359

Firdaus, M. R. 2020. Aspek Biologi Ubur-Ubur Api, Physalia physalis. Oseana., 45(2): 50-68.
DOI: https://doi.org/10.14203/oseana.2020.Vol.45No.2.94
Houliston, E., L. Leclere, C. Munro, R. R. Copley, dan T. Momose. 2022. Past, Present and
Future of Clytia hemisphaerica as A Laboratory Jellyfish. Academic Press, 147(1): 121-
151.

DOI : 10.1016/bs.ctdb.2021.12.014

Sophie, P., E. Houliston, dan L. Leclère. 2021. Handbook of Established and Emerging Marine
Model Organisms in Experimental Biology, CRC Press, 147 hlm.

Goldstein, J. dan U. K. Steiner. 2019. Ecological Drivers of Jellyfish Blooms the Complex Life
History of a ‘Well-Known’ Medusa. Journal of Animal Ecology., 89(3): 910-920.
DOI : https://doi.org/10.1111/1365-2656.13147

Anda mungkin juga menyukai