Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIKUM

BW-3205 MIKROBIOLOGI KEHUTANAN

DISUNTING OLEH:

Anriansyah Renggaman, Ph.D.,

PROGRAM STUDI REKAYASA KEHUTANAN SEKOLAH ILMU


DAN TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2021
Praktikum Mikrobiologi Kehutanan (BW-3206)
24 Maret 2021
PJ & Co-PJ: Faza Meidina dan Novan Kopriadi

I. Prinsip Dasar
Mikroba memegang peranan penting dalam perubahan materi organik yang ada di alam.
Namun, mikroba juga dapat menyebabkan dampak negatif pada makhluk hidup, seperti
infeksi dan penyakit. Pengendalian mikroba merupakan suatu upaya untuk
mengoptimalkan keuntungan mikroba dan meminimalisir dampak negatifnya. Tujuan dari
pengendalian mikroba di antaranya mencegah penyebaran penyakit dan infeksi,
memusnahkan mikroorganisme patogen pada inang, dan menghambat pertumbuhan
mikroba yang tidak diinginkan. Metode yang umum digunakan dalam pengendalian
tersebut dapat berhubungan dengan agen kimia dan fisika yang mempengaruhi struktur
dan fungsi pada sel mikroba sehingga menghasilkan efek mikrobisidial atau
mikrobiostatik. Metode pengendalian mikroba secara fisika biasanya dilakukan dengan
cara pemanasan, tekanan, dan radiasi. Efek yang ditimbulkan adalah kerusakan dinding
sel dan membran sel, perubahan komposisi senyawa pada sitoplasma, inaktivasi
enzimatis seluler dan gangguan pada stuktur serta fungsi molekuk DNA. Metode
pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan pemberian senyawa kimia seperti
antiseptik (senyawa kimia yang digunakan pada jaringan sel yang dapat membunuh atau
menghambat pertumbuhan sel vegetatif), desinfektan (sama seperti antiseptik, tetapi
digunakan pada abiotik), agen kemoterapetik, dan sebagainya.

II. TUJUAN
1. Menentukan pengaruh panas lembab terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa
dan Aspergillus niger
2. Menentukan pengaruh tekanan osmotik hipertonik terhadap pertumbuhan P.
aeruginosa, S. aureus dan B.subtillis
3. Menentukan pengaruh radiasi sinar UV terhadap pertumbuhan B. subtillis, P.
aeruginosa, & A. niger
4. Menentukan daya hambat antibiotik (Ampicilin, kloramfenikol, sulfanilamide, dan
rifamycin) terhadap pertumbuhan P. aeruginosa dan Staphylococcus aureus
5. Menentukan daya hambat fungisida (Mankozeb, Metiltiofanat) terhadap pertumbuhan
Fusarium sp. Dan Colletotrichum sp.
III. HIPOTESIS
1. Pengendalian mikroba dengan panas lembab mampu menekan pertumbuhan
Pseudomonas aeruginosa dan an Aspergillus niger efektif pada suhu .. C Untuk
sel vegetatif bakteri, ...C untuk fungi
2. Pengendalian mikroba dengan tekanan osmotik hipertonik mampu menekan
pertumbuhan S. aureus, B.subtilis & P. aeruginosa secara efektif pada konsentrasi
garam …..
3. Pengendalian mikroba dengan radiasi sinar UV mampu menekan pertumbuhan
Bacillus subtilis, A. niger dan Pseudomonas aeruginosa secara efektif pada lama
penyinaran ………..
4. Rifamycin efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri , Ampisilin lebih
efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri…, sulfanilamide lebih efektif
dalam menghambat pertumbuhan…., dan kloramfenikol lebih efektif dalam
menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis, & Pseudomonas aeruginosa
5. Fungisida mankozeb dan metiltiofanat menghasilkan zona hambat sebesar
…..terhadap pertumbuhan Fusarium sp. dan pertumbuhan Colletotrichum sp.

IV. CARA KERJA


4.1. Pengaruh panas lembab terhadap mikroba
Alat dan Bahan: Waterbath, air, cawan petri medium NA, cawan petri medium PDA, kultur
bakteri, kultur fungi, batang L, bunsen, kawat oose. Kultur (P. aeruginosa & A. niger)
cara kerja:
1. siapkan waterbath suhu 25oC,65oC,80oC dan 95oC
2. masukkan kultur bakteri dalam NB dan kultur jamur dalam PDB ke medium baru untuk tiap
perlakuan suhu selama 15 menit
3. Spread kultur bakteri ke medium NA dan kultur jamur ke medium PDA dengan pengenceran
10-3
4. inkubasi di suhu 37oC untuk bakteri dan suhu ruang untuk fungi selama 24-48 jam
5. amati pertumbuhan mikroba untuk tiap perlakuan

4.2. Pengaruh tekanan osmotik hipertonis terhadap mikroba


Alat dan Bahan: batang L, kultur mikroba, kawat oose, larutan NaCl, cawan petri, bunsen. Kultur
(B. subtilis, S. aureus & P. aeruginosa)
cara kerja:
1. spread kultur mikroba pada medium NA dengan kadar garam 0.5%, 10%, 15%, dan 20%
dengan pengenceran 10-7
2. inkubasi di suhu 25oC selama 24-48 jam.
3. amati pertumbuhan mikroba untuk tiap perlakuan

3.1. Pengaruh radiasi sinar UV


Alat dan Bahan: medium NA, mikropipet, kultur mikroba, bunsen, batang L, laminar dengan
lampu UV, kultur (B. subtilis, P. aeruginosa & A. niger).
cara kerja:
1. spread kultur mikroba pada medium NA menggunakan batang L
2. simpan cawan petri di laminar dibawah lampu Ultraviolet pada suhu 30oC selama 0, 3, 5,
10 menit
3. amati pertumbuhan mikroba

3.2. Pengaruh fungisida terhadap fungi patogen


3.3. Pengaruh antibiotik terhadap pertumbuhan bakteri

Link video kirby bauer: https://www.youtube.com/watch?v=BXr_kcki4Ag


https://www.youtube.com/watch?v=d-tXVscOMAs
https://youtu.be/xhrulBdB4Bc

V. MSDS dan PSDS

MSDS PSDS
Rifamycin A. Nigger S aureus
Ampicillin Bacillus subtilis
Kanamycin Ganoderma sp.
Chloramphenicol Pseudomonas
aeruginosa
Mankozeb, Fusarium sp dan
Metiltiofanat Colletothrecum sp.

VI. LITERATUR
1. Mode of action pengendalian mikroba (fisika dan kimiawi) [3]
2. Mode of action fungisida (Mankozeb & Metiltiofanat) [2]
3. Mode of action antibiotik (sulfanilamida, ampicillin, penicillin, chloramphenicol, dan
rifamycin) [2]
4. Uji sensitivitas antibiotik dengan metode Kirby-Bauer (berdasarkan video yang
diberikan) [2]

Anda mungkin juga menyukai