masyarakat kita. Waktu yang tersita untuk membaca buku sekarang diganti mengikuti apa yang sedang
tren di media sosial. "Budaya baca di kita bukannya tidak ada sebenarnya tapi saat ini juga terpengaruh
oleh budaya medsos (media sosial)," kata Ketua IKAPI Jawa Barat Mahpudi di Bandung, Rabu
(11/1/2017). Ia mengatakan saat ini waktu masyarakat banyak tersita untuk media sosial dibandingkan
membaca buku. "Kan membaca itu kaitannya dengan waktu, kita sekarang trend-nya ke Facebook, WA
dan lain-lain," kata dia. Oleh karena itu, kata Mahpudi, saat ini walaupun banyak beredar buku bagus
dan berkualitas, minat masyarakat untuk membaca tetap saja rendah. Menurut dia, rendahnya minat
baca masyarakat tidak hanya terhadap buku yang dicetak tapi juga terhadap buku digital atau e-book.
"E-book juga sama masih rendah karena selain lebih ribet juga secara teknologi masih belum memadai
untuk di Indonesia. Jarang ada yang bertahan berjam-jam membaca e-book karena pencahayaan juga
dari gadget," kata dia. Mahpudi yang baru dikukuhkan sebagai Ketua IKAPI Jawa Barat Periode 2016-
2021 ini mengatakan ada sejumlah langkah yang bisa ditempuh untuk meningkatkan minat baca
masyarakat, salah satunya memperbanyak ruang baca di tempat publik seperti pusat perbelanjaan,
hotel dan lain-lain. "Bagaimana orang mau baca buku kalau orang tengok kiri, tengok kanan tidak ada
bukunya. Ruang baca publik inilah yang harus diperbanyak. Ini peran pemerintah dan pihak lainnya
sangat dibutuhkan," kata dia. Langkah lainnya adalah meningkatkan kualitas buku dan untuk
menghasilkan buku berkualitas harus ada standarisasi. "Jadi buku yang terbit itu harus benar-benar
disukai orang," kata dia.
1. Hal ini dikarenakan sangat banyaknya game dan sosial media yang membuat
orang-orang menjadi malas untuk mebaca
2. Buku adalah tempat mencari ilmu nomer satu
Kontra