Laporan Pelayanan Kesehatan Haji Kloter LOP 11
Laporan Pelayanan Kesehatan Haji Kloter LOP 11
Disusun Oleh :
Pelayanan yang dilakukan oleh Tenaga Kesehatan Haji Kloter adalah dalam rangka
pelaksanaan Permenkes 62 Tahun 2016 dalam hal pembinaan, pelayanan, dan perlindungan
kesehatan bagi jamaah haji di Arab Saudi.
Penyusunan laporan kegiatan pelayanan kesehatan haji ini disusun sebagai bentuk
pertanggungjawaban kegiatan yang dilakukan oleh TKHK LOP 11 yang nantinya dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan layanan haji dan perbaikan pada tahun-tahun
mendatang sekaligus bahan usulan perbaikan kepada Pusat Kesehatan Haji (Puskes Haji).
TKHK LOP 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaran Ibadah Haji dan
Umroh, mengamanatkan bahwa Penyelenggaraan Ibadah Haji bertujuan untuk
memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem
dan manajemen penyelenggaraan yang baik, agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan
dengan aman, tertib, lancar, dan nyaman.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan bahwa upaya kesehatan
diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif, tim gerak cepat serta tenaga lainnya yang mendukung upaya tersebut.
Tingginya aktivitas fisik ibadah haji dan kondisi lingkungan di Arab Saudi, misalnya
suhu udara yang tinggi dan kelembaban udara yang rendah, perbedaan lingkungan social
budaya dan kepadatan populasi jamaah haji pada saat jamaah melakukan ritual ibadah haji,
dapat berdampak terhadap status kesehatan jamaah haji Indonesia. Hal ini menjadi salah
satu faktor risiko tingginya angka kesakitan dan/ atau kematian jamaah haji Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 62 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Kesehatan Haji, disebutkan bahwa tujuan Penyelenggaraan Kesehatan
Haji adalah :
1. Mencapai kondisi Istithaah Kesehatan Jamaah Haji;
2. Mengendalikan faktor risiko kesehatan haji;
3. Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat selama di Indonesia, selama
perjalanan, dan Arab Saudi;
4. Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar
dan/atau masuk oleh jemaah haji;
5. Memaksimalkan peran serta masyarakat dalam Penyelenggaraan Kesehatan Haji.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, maka perlu peran serta dari berbagai
pihak termasuk Tenaga Kesehatan Haji Kloter dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada jemaah haji dalam bentuk pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative
sehingga jemaah dapat menjalankan rangkaian ibadah haji dengan baik.
B. Tujuan Laporan
1. Memberikan gambaran mengenai operasional pemberangkatan dan kepulangan kloter
LOP 11, angka kesakitan, angka rujukan serta angka kejadian wafat di kloter LOP 11.
2. Sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan ibadah haji.
BAB II
PEMBAHASAN
Pria
Wanita 47%
53%
Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah jemaah haji perempuan
di kloter LOP 11 lebih besar (53%) daripada jumlah jemaah haji perempuan.
2. Jumlah Jemaah Haji dan Petugas Kloter LOP dengan Status Risiko Tinggi
(Risti)
Berikut adalah tabel jumlah jemaah haji kloter LOP 11 dengan status Risiko
Tinggi (Risti) :
26%
Risti
Non Risti
74%
Dari tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah jemaah haji dengan
status risiko tinggi (Risti) lebih besar (74%) daripada jemaah haji non risti.
3. Jumlah Jemaah Haji dan Petugas Kloter 11 Kembali (Pulang)
Jumlah jemaah haji dan petugas kloter LOP 11 yang kembali (pulang) adalah
389 orang dengan rincian sebagai sebagai berikut :
Umur (Tahun)
No Nama Asal Kloter
Laki-Laki Perempuan
1 0 0
Umur (Tahun)
No Nama Ke Kloter
Laki-Laki Perempuan
Umur (Tahun)
No Nama
Laki-Laki Perempuan
1 Nurhasanah 41
2. Madinah
Maktab : 59
Sektor :1
Nama Hotel : Madina Concorede
Safwat Almadinah
22. Debarkasi
4. Penutup
a. Kesimpulan
Secara umum, selama penugasan kami sebagai tenaga kesehatan kloter 11 yang
bertugas selama 42 hari berjalan baik dan lancer. Namun ada beberapa kendala
kendala yang di alami selama penugasan seperti keluhan rutin pada menu
makanan yang kurang bervariasi, kebiasaan merokok para Jemaah yang
mengganggu Jemaah lainnya,karu dan karom yang tidak maksimal dalam
menjalankan peran masimh-masing dan beberapa hal lain nya.
b. Saran Tindakan
Menjadi petugas haji memiliki tanggung jawab yang sangat besar, baik secara
moral, fisik dan mental sehingga sebaiknya pada saat pelatihan integritas maupun
kompetensi para calon tenaga kesehatan di berikan bekal kesiapan mental yang
cukup agar siap pada saat bertugas.
DOKUMENTASI
\