--------------------------------------------------------------------------------------------------
Siapa bilang kita tidak bisa? Ungkapan inilah yang mestinya mulai
ditanamkan pada diri kita, dan juga kita dengung-dengungkan kepada
sesama teman. Kalau perlu, jadikan itu moto hidup kita untuk mencapai
sesuatu yang lebih baik.
Kalau kita lihat secara statistik, jumlah kelompok usia remaja di
negeri ini cukup besar, mencapai 29 persen dari total penduduk Indonesia.
Angka ini memperlihatkan, kalau remaja diberikan ruang dan waktu untuk
mengembangkan potensi dirinya, ini akan menjadi kekuatan yang sangat
luar biasa.
Jujur saja, selama ini tidak banyak orang yang dengan sukarela
membagi pemikirannya untuk kehidupan remaja. Dari waktu ke waktu,
remaja menjadi kelompok yang selalu “dikambinghitamkan” dari berbagai
persoalan. Banyak label atau cap diberikan kepada kita, “pembuat onar”,
“generasi rusak”, “generasi penerus yang pemalas”, dan seterusnya.
Memang sih ada beberapa di antara kita yang telanjur berperilaku yang
tidak sesuai dengan norma masyarakat. Tapi, bukan berarti itu menjadi
pembenaran bahwa semua remaja adalah kelompok yang selalu menjadi
biang dari segala kerusakan. Padahal, banyak juga yang justru memiliki
kemampuan dan potensi yang membanggakan, tetapi tidak cukup
terpublikasi. Prestasi seolah-olah kewajiban yang harus kita realisasikan
tanpa perlu mendapatkan imbalan.
Siapa pun kita tentu tidak ingin dicap sebagai individu yang
berperilaku tidak sesuai dengan norma-norma yang ada, itu hal yang
manusiawi dan menjadi harapan semua orang. Tetapi tidak adilnya, begitu
banyak harapan yang dibebankan di pundak remaja. Sementara itu, nyaris
tidak ada usaha yang sungguh-sungguh dari berbagai pihak untuk
menciptakan dunia yang layak bagi remaja untuk hidup, tumbuh, dan
berkembang sesuai harapan.