Anda di halaman 1dari 39

EFEKTIVITAS KONSUMSI MADU TERHADAP

PENINGKATAN DURASI TIDUR SISWA-SISWI MAN IC


PASER ANGKATAN 7

LAPORAN PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Kelulusan

Oleh :

Nadhif Syam Haqqi


NIS.21.087

KEMENTERIAN AGAMA RI

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PASER

MAN INSAN CENDEKIA PASER

TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN

Judul Penelitian : Efektivitas Konsumsi Madu Terhadap Peningkatan Durasi


Tidur Siswa-Siswi MAN IC Paser Angkatan 7

Nama Lengkap : Nadhif Syam Haqqi

NIS : 21.087

Kelas/Program : XI IPA

Alamat e-mail : nadhhsyam2304@gmail.com

Mengetahui Tanah Grogot, 29 Oktober 2022


Guru Pembimbing Peneliti

Nur Safitri Rusiwardani, S.Si, Nadhif Syam Haqqi


NIP. 19950307 202012 033 NIS. 21.087

Menyetujui
Kepala Madrasah

Muhammad Nur, S.Pd., M.Pd.


NIP. 1979081920050110033

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah karena berkat limpahan rahmat serta karunia Allah swt.


sehingga proposal berjudul “Efektivitas Konsumsi Madu terhadap Peningkatan
Durasi Tidur Siswa-Siswi MAN IC Paser Angkatan 7” ini dapat peneliti
selesaikan InsyaAllah dengan baik. Dan tidak lupa pula shalawat serta salam kita
panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. yang selalu mengorbakan
jiwa, raga, dan lainnya untuk tegaknya agama Islam yang pengaruh juga
manfaatnya hingga kini masih dapat kita rasakan. Proposal yang saya buat ini
merupakan salah satu syarat untuk kenaikan tingkat.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya Peneliti sampaikan kepada


semua pihak yang telah membantu Peneliti dalam penyusunan proposal ini secara
umum. Semoga bantuan yang telah diberikan menjadi amal ibadah sehingga
nantinya akan diperoleh balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Dikarenakan
Peneliti masih dalam tahap pembelajaran mengenai pembuatan proposal ini,
Peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan yang kedepannya harus
lebih disempurnakan lagi.

Maka dari itu, Peneliti ingin meminta saran maupun kritik dengan tujuan
untuk mencapai kesempurnaan proposal baik isi maupun penulisan berikutnya.
Semoga proposal yang telah Peneliti buat ini dapat sangat bermanfaat bagi
pembaca dan dapat dijadikan sumber ide atau pemikiran yang nantinya dapat
membuat perkembangan Pendidikan khususnya Pendidikan sains terapan.

Peneliti,

Nadhif Syam Haqqi

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………….……………………………………1

B. Batasan Masalah .................................................................................................2

C. Rumusan Masalah …………………………………..………………………....2

D. Tujuan Penelitian ................................................................................................3

E. Manfaat Penelitian ..............................................................................................3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori …………………………………………….……………………...4

B. Kerangka Berpikir ............................................................................................12

C. Hipotesis ...........................................................................................................13

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ..............................................................................................14

B. Waktu dan Tempat Penelitian ..........................................................................14

C. Prosedur Penelitian ...........................................................................................14

D. Populasi Dan Sampel .......................................................................................14

E. Metode Pengumpulan Data ...............................................................................15

iv
F. Instrumen Penelitian ................................................................................... .....15

G. Metode Analisis Data ……………………………….…..……………………16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………………………………………..…………..................17

B. Pembahasan …………………………………………….…………….………22

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………….…..….…...……………24

B. Saran …………………………………………………..….….……………….24

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………..….….……………..25

LAMPIRAN ………………………………………………...….……………….27

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Kandungan Nutrisi Per 100 Gr (3,5 oz) Madu ……...…..............…….6
Tabel 4.1 : Jawaban Responden dari Pertanyaan Angket……..…………………17
Tabel 4.2 : Interpretasi Skor……………………………………….......................19
Tabel 4.3 : Jawaban Responden dari Hasil Wawancara………………………….20

vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.Madu (unair news, 2021) … …………………………….………..… 4
Gambar 2.2. Orang Sedang Tidur (bobo.grid.id, 2019) ………..…….…………...7

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Alat, Bahan, dan Proses …………………………………………………...……. 20


Kuesioner ……………………………..………………………………………….. 2

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Madu tentunya sudah tidak asing lagi didengar oleh hampir semua
orang. Bahan makanan ini telah lama digunakan oleh seluruh masyarakat
dunia. Madu merupakan bahan makanan yang istimewa, karena bukan
sekedar sebagai pemanis makanan atau minuman, tetapi madu juga dapat
digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Khasiat madu
sudah tidak diragukan lagi. Semua orang dapat mengonsumsi madu, baik
anak-anak, orang dewasa, hingga lansia. Karena madu memiliki khasiat
yang tinggi, banyak bahan makanan atau minuman lain yang di campur
dengan madu untuk meningkatkan khasiat makanan atau minuman
tersebut.

Akhir-akhir ini, banyak pelajar yang bisa dikatakan memiliki


waktu tidur yang sangat minim dikarenakan banyaknya aktivitas yang
harus dilakukan pada keseharian mereka, terutama di malam hari. Bukan
hanya karena belajar atau melakukan aktivitas lain, mereka cenderung
memiliki problema yang berbeda-beda sehingga menyebabkan durasi
tidur para pelajar tersebut yang kurang. Menurut Khavari (2000) bahwa
tidur yang baik adalah kunci tercapainya perasaan nyaman dan bahagia.
Tidur yang nyenyak menjadi kunci penting dalam menjaga kebugaran
tubuh serta mempertahankan fokus pada saat melakukan kegiatan dari
pagi hingga ke malam hari.

Mengantuk merupakan kebiasaan yang dapat mengganggu fokus


seseorang dan termasuk sulit untuk diatasi. Kurangnya waktu tidur
menjadi salah satu faktor yang menyebabkan stress dan penurunan pada
potensi belajar para pelajar. Durasi tidur yang kurang tentunya juga akan

1
menyebabkan kualitas tidur yang menjadi kurang efisien. Kualitas tidur
yang baik, tentunya akan berdampak baik bagi para pelajar.

Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas tidur yang


buruk akan mengantarkan seseorang kepada sejumlah kondisi psikologis
yang kurang menguntungkan. Orang-orang yang kurang tidur akan
mudah menjadi frustasi, mudah marah, kurang bersemangat, dan sering
mengeluh mengalami sakit kepala, sakit perut, nyeri pada persendian dan
otot-otot (Sawyer, 2004). Penelitian yang dilakukan Dinges dkk.
(Sawyer,2004) menunjukkan bahwa tidur yang tidak memadai dapat
menyebabkan seseorang merasa kurang bahagia, lebih tertekan, lemah
secara fisik, dan merasa sangat lelah baik secara fisik maupun mental.

Para pelajar siswa maupun siswi khususnya di MAN IC Paser


termasuk pelajar yang memiliki jam tidur kurang dari jam tidur orang
normal pada umumnya. Padatnya jadwal sehari-hari menyebabkan
siswa/i harus dapat mengatur waktu serta pola tidur dengan baik. Tidak
jarang siswa/i yang kurang maksimal dalam melakukan pembelajaran
dikelas karena adanya masalah pada jam tidur mereka. Dalam percobaan
kali ini akan dilaksanakan eksperimen mengenai keefektifan konsumsi
madu sebagai bahan alami terhadap jam tidur siswa-siswi MAN IC Paser
Angkatan 7

B. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya difokuskan untuk membahas tentang


keefektifan konsumsi madu terhadap peningkatan durasi tidur siswa-
siswi MAN IC Paser Angkatan 7.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah konsumsi madu efektif dalam peningkatan durasi tidur


siswa-siswi MAN IC Paser Angkatan 7?

2
2. Bagaimana pengalaman siswa-siswi dalam konteks peningkatan
tidur setelah mengonsumsi madu?
D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui keefektifan konsumsi madu dalam meningkatkan


durasi tidur siswa/i MAN IC Paser Angkatan 7.
2. Untuk mengetahui pengalaman siswa-siswi dalam konteks
peningkatan durasi tidur setelah mengonsumsi madu.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi penulis :


a) Menambah pengalaman menulis karya ilmiah dengan
memanfaatkan madu.
b) Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai percobaan
tentang keefektifan konsumsi madu terhadap peningkatan
durasi tidur siswa-siswi MAN IC Paser Angkatan 7.
2. Manfaat bagi masyarakat :
a) Mengurangi penggunaan bahan kimia atau zat berbahaya lain
dalam mengatasi jam tidur yang kurang.
b) Memanfaatkan bahan alami untuk mengatasi masalah mengenai
kurangnya durasi tidur.
3. Manfaat bagi madrasah :
a) Dapat digunakan dalam mengatasi masalah mengenai kurangnya
durasi tidur siswa dan siswi MAN IC Paser.
b) Dapat membantu meningkatkan kinerja belajar siswa dan siswi
MAN IC Paser.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Madu

Gambar 2. 1 Madu (unair news, 2021)


a. Teori
Madu adalah minuman yang sangat dikenal luas oleh
masyarakat dan dapat berperan sebagai obat berbagai penyakit,
sebagaimana telah tercantum dalam Al-Qur’an Surah An-Nahl
ayat 68-69 (Saqa, 2010). “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada
lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon
kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia (peternakan
lebah). Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan
dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan
(bagimu).” Dari perut lebah itu keluar minuman berupa madu
yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat
yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi
orang-orang yang memikirkan (QS. An-Nahl : 68-69).
Madu murni didapatkan dari bunga yang dihisap oleh
lebah madu kedalam kantong madu didalam tubuhnya berupa
cairan nektar. Nektar bunga yang telsh dihisap diolah dalam
tubuh lebah dengan dicampur dengan enzim terntentu dan
kemudian dikeluarkan kembali ketempat penyimpanan madu di

4
sarang lebah. Madu biasanya terdapat dalam sarang lebah
berbentuk heksagon atau segi enam. Peternak biasanya
memperoleh madu dengan alat kondensor.
Sejarah madu menjadi komersial dari abad ke-19,
terutama karena hal-hal yang telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya. Kelebihan madu dalam dunia kedokteran pertama
kali diperkenalkan oleh Hippocrates (460 SM – 370 SM). Ia
juga tercatat sebagai ekspetoran dan menyatakan bahwa madu
bisa menyebabkan panas yang berguna untuk membersihkan
bisul dan luka (Aden,2010).
Madu merupakan substansi kompleks berupa zat cari yang
manis dan alami yang dihasilkan dari lebah madu dengan bahan
baku nektar tanaman, sekresi bagian tanaman, atau ekskresi
serangga yang dikumpulkan lebah dengan ditransformasi
menjadi madu dengan cara menambahkan senyawa spesifik
yang dihasilkan oleh lebah madu yang disimpan dan
dimatangkan dalam sisiran madu (Anonim, 2001). Menurut
Gebremariam, (2014) madu adalah cairan alami yang umumnya
mempunyai rasa manis yang dihasilkan oleh lebah madu dari
sari bunga tanaman (floral nektar) atau bagian lain dari tanaman
(ekstra floral nektar) atau dapat juga dikatakan ekskresi
serangga.

Madu yang kaya antioksidan dan nutrisi, telah dikenal luas


sebagai obat alami untuk berbagai kondisi termasuk gangguan
tidur (Paul et al., 2011). Komposisi madu sangat kompleks,
kurang lebih terdapat 181-200 zat yang berbeda (Ferreira et al.,
2009). Berbagai macam komponen madu diantaranya adalah
protein, asam amino, dan senyawa polifenol yang jumlahnya
lebih dari 150 senyawa (Ferreira et al., 2009), selain itu terdapat
vitamin B1, B2, B3, B6, C, A, E, dan mineral Na, Ca, K, Mg,
Cl, Fe, Zn (Bogdanov, 2004), serta mengandung enzim yaitu

5
invertase, diastase, katalase, glukosa oksidase, fosfatase, dan
protease (Gheldof, 2002).

b. Kandungan gizi dan bahan aktif madu


Penelitian yang dilakukan oleh Surya Ferdian (2015)
membuktikan bahwa madu berfungsi memberikan kenyamanan
pada tubuh karena asam amino tryptofan yang dimiliki madu
mampu mensintesis hormon melatonin yang mampu
memperbaiki kualitas tidur berupa durasi, kenyamanan, dan
sebagainya. Berikut tabel kandungan nutrisi lengkap yang
terkandung pada madu.

Tabel 3. 1 Kandungan Nutrisi Per 100 Gr (3,5 oz) Madu


(nilaigizi.com, 2018)

Nutrisi Nilai Nutrisi


1.272 Kj (304
Energi
kcal)
Karbohidrat 82,4 gr
Gula 82,12 gr
Serat Pangan 0,2 gr
Lemak 0 gr
Protein 0,3 gr
Air 17,10 gr
Riboflavin (vitamin B2) 0,038 (3%)
Niacin (vitamin B3 0,121 mg (1%)
Panthotenic Acid (B5) 0,068 mg (1%)
Vitamin B6 0,024 mg (2%)
Folate (vitamin B9) 2,25 gr ( 1%)
Vitamin C 0,5 mg (1%)
Calcium 6 mg (1%)
Iron 0,42 mg (3%)
Magnesium 2 mg ( 1%)
Phosporus 4 mg (1%)

6
Potassium 52 mg (1%)
Sodium 4 mg (0%)
Zinc 0,22 mg (2%

2. Tidur

Gambar 2. 2 Orang Sedang Tidur (bobo.grid.id, 2019)

a. Pengertian dan Fisiologi Tidur


Tidur dalam bahasa latin disebut “somnus” yang berarti
mengalami periode pemulihan, keadaan fisiologi dari istirahat
untuk tubuh dan pikiran. Tidur diartikan sebagai suatu kondisi
yang ditandai oleh kesadaran yang menurun, namun aktivitas
hati tetap memainkan peran yang luar biasa dalam mengatur
berbagai fungsi fisiologis, psikologis maupun spiritual
manusia. Menurut Fakihan (2016) mengatakan tidur adalah
suatu kondisi dimana seseorang tidak sadar karena peseptual
individu terhadap lingkungan yang menurun, pada kondisi
demikian keadaan seseorang dapat dibangunkan kembali
dengan rangsangan yang cukup. National Sleep Foundation
merekomendasikan durasi tidur yang ideal adalah selama 7-9
jam.

7
Tidur menjadi sebagai hal yang membentuk sepertiga
kehidupan manusia. Dalam dunia kesehatan, tidur dianggap
menjadi rutinitas yang sangatlah penting untuk kesehatan
tubuh manusia. Penyebab dari kurangnya durasi tidur adalah
gangguan fisik parah yang diikuti oleh tanda-tanda kehilangan
kemampuan kognitif dan pada akhirnya bisa menyebabkan
kematian dini.

Semua mahluk hidup mempunyai irama kehidupan yang


sesuai dengan beredarnya waktu dalam siklus 24 jam. Irama
yang seiring dengan rotasi bola dunia dapat disebut sebagai
irama sirkadian. Secara umum seorang yang sehat paling tidak
memiliki irama sirkadian yang secara ketat berkoordinasi
untuk menciptakan hubungan optimal antara berbagai macam
organ dan sistem fisiologis dan lingkungan dalam waktu-waktu
tertentu.
Rata-rata orang dewasa yang sehat membutuhkan waktu
kurang lebih tujuh setengah jam untuk tidur setiap malam.
Walau demikian, waktu tidur masing-masing individu ada
yang lebih atau kurang. Tidur normal juga dipengaruhi
berbagai faktor, salah satunya usia. Seseorang dengan usia
muda cenderung memiliki durasi tidur yang lebih banyak bila
dibandingkan dengan seorang lansia. Berkurangnya durasi
tidur lansia dikaitkan erat dengan faktor ketuaan.

b. Manfaat Tidur
Manfaat tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi
diyakini bahwa tidur dapat digunakan untuk menjaga
keseimbangan mental, emosional, kesehatan, mengurangi stres
pada paru, kardiovaskular, dan endokrin. Energi disimpan
selama tidur, sehingga dapat diarahkan kembali pada fungsi
selular penting nantinya. Secara umum terdapat dua efek

8
fisiologis tidur, pertama efek pada sistem saraf yang
diperkirakan dapat untuk memulihkan kepekaan normal dan
keseimbangan di antara berbagai susunan saraf. Kedua, efek
pada struktur tubuh yang dapat memulihkan kesegaran dan
fungsi organ dalam tubuh, dikarenakan selama tidur telah
terjadi penurunan aktivitas organ-organ tubuh tersebut
(Hidayat,2009).
Manfaat tidur yang harus kita ketahui yaitu menjaga
sistem imun, mengontrol suhu tubuh dan metabolisme tubuh
yaitu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah serta
mengendalikan kadar glukosa dalam darah, mengontrol otak
sehingga dapat berfungsi dengan baik serta mengembalikan
memori (ingatan). Dengan tidur, nafsu makan kita juga akan
teratur.

c. Pola Tidur
Setiap orang masing-masing memiliki siklus bangun tidur
yang sudah biasa dilakukan menentukan kapan waktu yang
tepat untuk tidur. Waktu tersebut dapat didukung oleh berbagai
macam faktor seperti cahaya lampu, kebiasaan waktu makan
dan aktivitas yang dilakukan setiap hari.
Pola tidur yang berubah-ubah dan apabila individu
beradaptasi dengan perubahan tersebut nantinya akan
mengakibatkan ganggaun pada pola tidur. Carpenito (2002)
mendefinisikan gangguan pola tidur sebagai kondisi dimana
ketika individu mengalami atau beresiko mengalami perubahan
pada kualitas dan kuantitas pola istirahat yang menimbulkan
ketidaknyamanan atau menganggu gaya hidup yang
diinginkan. Dengan demikian, pola tidur yang baik akan
berpengaruh pada durasi tidur yang baik dan sesuai pada
masin-masing individu

9
d. Kualitas Tidur

Kualitas tidur ialah suatu keadaan di mana tidur yang


dijalani seorang individu menghasilkan kesegaran dan
kebugaran di saat terbangun. Proses tidur maupun kondisi saat
tidur yang berlangsung optimal menggambarkan tingginya
kualitas tidur seseorang. Adapun aspek-aspek kualitas tidur
dirumuskan oleh Nashori (2011) dengan menggunakan
berbagai rujukan (Nashori, 2002; Maas, 2002; Purwanto, 2003;
Al-Jibaly, 2007; Al-Jauziyah, 2008) yaitu terdiri atas lima
buah, berikut tiga diantarnya

Aspek pertama adalah nyaman secara psikologis. Bisa


jadi seseorang sedang dalam keadaan menghadapi masalah,
namun yang terpenting adalah bagaimana ia menanggapi
masalah tersebut. Aspek kedua adalah badan dalam keadaan
rileks (tidak aktivitas tidur yang berat) menjelang tidur. Secara
fisik, aktivitas yang dianjurkan adalah tidak melakukan
aktivitas fisik yang berat sesaat sebelum tidur. Aspek ketiga
adalah nyenyak selama tidur. Sebenarnya orang tidur melalui
beberapa fase dalam tidur, mulai dari fase tidak nyenyak,
nyenyak, hingga tidak nyenyak dalam tidur.

Menurut Ibrahim (2013), beberapa faktor yang


mempengaruhi kualitas tidur maupun kuantitas tidur
diantaranya adalah penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya
hidup, stres, stimulasi dan alkohol, diet, serta motivasi. Oleh
karena itu, dengan mengubah faktor-faktor tersebut menjadi
kearah positif akan meningkatkan kualitas tidur, termasuk
durasi tidur yang sesuai dengan keperluan.

10
e. Gangguan Tidur
Beberapa gangguan tidur dapat mengancam jiwa, baik
secara langsung misalnya insomnia yg bersifat keturunan dan
fatal seperti apnea tidur obstrukstif maupun secara tidak
langsung misalnya kecelakaan akibat gangguan tidur. Setiap
tahun diperkirakan sekitar 20-50% orang dewasa yang
melaporkan adanya gangguan tidur yang serius. Pravelensi
gangguan tidur pada lansia juga cukup tinggi yaitu sekitaran
67%. Walaupun demikian, hanya satu dari delapan kasus yang
menyatakan bahwa ganggaun tidurnya telah didiagnosa oleh
dokter (Stuart dan Sundeen, 2003).
Ditinjau dari perorangan, terutama remaja hingga dewasa,
tentunya banyak alasan eksternal yang memaksa tubuh untuk
melaukan aktivitas atau hal lain sehingga dapat menyebabkan
gangguan pada durasi tidur mereka. Akibat dari kurangnya
durasi tidur tersebut yaitu terjadi gangguan pada tidurnya
dikarenakan perubahan pola tidur yang seharusnya diterapkan.

11
B. Kerangka Berpikir

Pemanfaatan Madu terhadap Kesehatan Manusia

Durasi Tidur siswa/i MAN IC PASER Angkatan 7

Madu sebagai Herbal Alternatif untuk Mengatasi


Masalah mengenai Durasi Tidur

Uji Efektivitas Madu terhadap Peningkatan Durasi Tidur


(Konsumsi Madu oleh siswa/i MAN IC PASER Angkatan 7
selama seminggu)

Hasil Uji Efektivitas

12
C. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu konsumsi madu efektif dalam
peningkatan durasi tidur siswa-siswi MAN IC Paser Angkatan 7
dikarenakan madu mengandung asam amino tryptofan yang diduga
membantu dalam meningkatkan durasi tidur.

13
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian metode kuantitatif. Menurut


Sugiyono (2017), penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat Pelaksanaan : Madrasah Aliyah Insan Cendekia Paser, Jl.


Negara Km 8 Desa Sempulang Kabupaten Paser.
Waktu : 7 Hari.

C. Prosedur Penelitian

1. Alat dan Bahan Penelitian


a. Sendok
b. Madu

2. Prosedur Kerja
Minum 2 sendok makan madu sebelum tidur, maka akan
mudah untuk tidur pulas (Nurheri, 2014).

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi adalah totalitas dari setiap elemen yang akan
diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari suatu

14
kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti (Handayani,
2020). Populasi yang digunakan oleh peneliti adalah siswa-siswi
MAN IC PASER angkatan 7.
2. Sampel
Sampling yang digunakan oleh peneliti adalah Teknik
purposive sampling yaitu suatu Teknik penetapan sampel dengan
cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki oleh peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili
karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya
(Notoatmodjo, 2010). Jadi sampel yang peneliti uji adalah 6 siswa/i
yang diberikan perlakuan (konsumsi madu).

E. Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2017), metode pengumpulan data dapat


dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi
(pengamatan), dan gabungan ketiganya. Metode Pengumpulan Data yang
dilakukan oleh Peneliti adalah dengan pengadministrasian angket dan
wawancara. Peneliti akan melakukan pengadministrasian angket melalui
google form untuk mendapatkan data kuantitatif dan wawancara secara
langsung kepada masing-masing anggota sampel untuk memperkuat data
kuantitatif.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik atau memiliki arti yang lebih cermat, lengkap dan
sistematis sehingga nantinya lebih memudahkan peneliti ketika akan
melakukan pengolahan data (Arikunto, 2016).
Pernyataan diatas menjadi acuan peneliti untuk menggunakan
instrumen penelitian berupa pengadministrasian angket yang nantinya

15
akan dijadikan sebagai data primer dan panduan wawancara mengenai
pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan untuk memperkuat data primer
tersebut.

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang peneliti gunakan adalah analisis


statistik deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk general atau umum (Sugiyono, 2017).

16
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data dari hasil penelitian diperoleh dari angket, yang diperoleh


dari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan peneliti kepada
responden melalui google form dan panduan wawancara, yaitu sebuah
tulisan yang berisi detail kegiatan wawancara yang telah dilakukan
peneliti untuk mendapatkan data. Berikut adalah hasil penelitian berupa
jawaban dari beberapa pertanyaan yang diberikan peneliti melalui angket
kepada 10 responden.
1. Angket
Tabel 4.1 Jawaban Responden dari Pertanyaan Angket
Jawaban Responden Skor Total
No. Pertanyaan
SS S CS TS STS (TxPn)

1. Setelah konsumsi madu selama seminggu terjadi 7 2 1 36


peningkatan pada durasi tidur saya.
Madu membantu meningkatkan waktu yang
2. 6 4 36
dibutuhkan untuk tidur saya.
3. Saya merasa lebih mudah untuk tertidur setelah
1 6 3 38
mengonsumsi madu secara rutin.
Saya merasakan perubahan yang drastis pada
4. 1 1 5 3 30
durasi tidur saya setelah mengonsumsi madu.
Setelah konsumsi madu saya secara konsisten men-
5. 5 5 35
dapatkan durasi tidur yang cukup setiap malam.
Saya merasa lebih nyenyak dan tidur lebih lama se-
6. 1 4 5 36
telah konsumsi madu secara rutin.
Durasi tidur saya menjadi lebih konsisten setelah
7. 4 6 34
memulai konsumsi madu sebelum tidur.
Konsumsi madu secara rutin sebelum tidur telah
8. membantu memperbaiki pola tidur saya sehingga 4 6 34
tidur lebih lama.
Saya merasa lebih puas dengan durasi tidur saya
9. 4 5 1 33
setelah mengonsumsi madu sebelum tidur.
10. Durasi tidur yang lebih panjang dan teratur merupa- 6 3 1 35

17
kan efek positif dari konsumsi madu secara rutin
sebelum tidur
Madu berkontribusi dalam peningkatan kualitas
11. 6 4 36
tidur saya.
Madu membantu mengurangi gangguan tidur yang
12. 5 5 35
saya alami.
Saya merasa lebih puas dengan tidur saya setelah
13. 6 4 36
mengonsumsi madu sebelum tidur.
Konsumsi madu secara teratur membuat saya
14. 5 5 35
merasa lebih bugar di pagi hari.
Saya mengalami peningkatan energi dan fokus
15. 9 1 39
setelah mengonsumsi madu sebelum tidur.

Keterangan :
SS = Sangat Setuju (Poin 5)
S = Setuju (Poin 4)
CS = Cukup Setuju (Poin 3)
TS = Tidak Setuju (Poin 2)
STS = Sangat Tidak Setuju (Poin 1)
T = Total Responden
Pn = Pilihan Angka Skor Linkert

Adapun cara menghitung kuesioner penelitian skala likert


selanjutnya yaitu harus mendapatkan hasil interpretasi. Penilaiannya
dengan rumus berikut ini :
 Y = Skor tertinggi likert x jumlah responden, maka 5 x 10 = 50
 X = Skor terendah likert x jumlah responden, maka 1 x 10 = 10

Kemudian diperoleh total skor masing-masing soal maka rumus


perhitungan yang digunakan menjadi :
Rumus Indeks% = Total Skor/Y x 100%

Namun sebelum memasukkan pada rumus, harus ditentukan


interval dan interpretasi persen untuk mengetahui penilaian
menggunakan metode interval skor persen (I) yaitu sebagai berikut :
 I = 100/Total Skor Likert

18
 Maka = 100/5 = 20
 Hasil (I) = 20, merupakan interval jarak 0% sampai 100%
Jadi didapatkan kriteria interpretasi skor berdasarkan interval
tersebut yaitu :
 0% - 19,99% : Sangat Tidak Efektif
 20% - 39,99% : Tidak Efektif
 40% - 59,99% : Cukup Efektif
 60% - 79,99% : Efektif
 80% - 100% : Sangat Efektif

Setelah didapatkan interval dilakukan perhitungan untuk masing-


masing jawaban guna menentukan interpretasi skor berdasarkan interval
menggunakan rumus indeks% dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 4.2 Interpretasi Skor
Indeks% (Total
No. Hasil Kuesioner Total Skor Skor/Y Keterangan
x 100%)
1. Pertanyaan Nomor 1 36 72% Efektif
2. Pertanyaan Nomor 2 36 72% Efektif
3. Pertanyaan Nomor 3 38 76% Efektif
4. Pertanyaan Nomor 4 30 60% Efektif
5. Pertanyaan Nomor 5 35 70% Efektif
6. Pertanyaan Nomor 6 36 72% Efektif
7. Pertanyaan Nomor 7 34 68% Efektif
8. Pertanyaan Nomor 8 34 68% Efektif
9. Pertanyaan Nomor 9 33 66% Efektif
10. Pertanyaan Nomor 10 35 70% Efektif
11. Pertanyaan Nomor 11 36 72% Efektif
12. Pertanyaan Nomor 12 35 70% Efektif
13. Pertanyaan Nomor 13 36 72% Efektif
14. Pertanyaan Nomor 14 35 70% Efektif
15. Pertanyaan Nomor 15 39 78% Efektif

19
2. Hasil Wawancara
Tabel 4.3 Jawaban Responden dari Hasil Wawancara
Jawaban Responden
No. Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berapa lama
biasa-
nya Anda tidur
1. 3 jam 4 jam 3-5 jam 4 jam 4 jam 5 jam 5 jam 4 jam 6 jam 4 jam
sebelum
konsumsi
madu?
Apakah Anda
Tidak Iya Iya Lumayan Ya, saya Ya, saya Tidak Kadang- Ya, saya Ya, saya
me-
ngalami
2. Sulit. susah tidur Insomnia kadang Insomnia Insomnia
kesulitan
tidur sebelum /Insomnia
konsumsi madu?
Setelah
3. Tidak tahu Ya, tetapi Ya, lebih Ya, saya Ya, saya Ya, saya Saya Ya, saya Tidak, Ya,
seminggu
konsumsi madu,
pasti karena setelah cepat tidur merasakan merasa merasakan merasakan merasakan karena saya
apa-
kah Anda
kurangnya konsumsi karena perubahan mengantuk perubahan perubahan adanya jam tidur merasakan
merasakan
perubahan yang
aktivitas madu lebih yaitu yang ber- perubahan saya yang adanya
dalam cukup
durasi tidur yang
lebih mudah tambah lebih signifikan sama perubahan
Anda? dilaku-
kan rentan mengantuk mengantuk daripada seperti

20
mengantuk daripada tetapi biasanya sebelum
daripada sebelumnya durasi konsumsi
sebelum- tidur saya madu
nya tetap
seperti
biasa
Jika ada
4. Signifikan Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Signifikan Signifikan Kurang Cukup
perubahan,
seberapa
Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
signifikan
perubahan
tersebut?
Apakah Anda
5. Efek Ya,yaitu Tidak ada Kalau Ya, badan Ada, Ya. nafsu Tidak ada Tidak ada Tidak ada
me-
terasa makan
rasakan efek sampingnya mengurang- perubahan setelah
lebih saya
samping pola
yaitu badan nya nafsu fresh dan konsumsi menurun
setetelah makan
nafsu
konsumsi madu, lebih lemas, makan tidak ada, madu terutama
makan
seperti tetapi
tetapi pola untuk meningkat badan di pagi
perubahan lebih
dalam pola makan terasa
sarapan bertenaga hari
makan tidak lebih
atau peningkatan berubah segar di
energi pagi hari

21
B. Pembahasan

Dari semua data yang telah di peroleh peneliti melalui angket


tertutup dan wawancara, terdapat beberapa jawaban rincian dari sejumlah
pertanyaan yang peneliti berikan kepada responden. Analisis data dari
peneliti bahwasanya implementasi mengenai konsumsi madu efektif
dalam peningkatan durasi tidur siswa/i MAN IC PASER terlebih
angkatan 7.
Pengaruh madu dengan durasi tidur dikatakan efektif dikarenakan
dari hasil perhitungan, didapatkan index total dari 15 soal yang dijawab
oleh 10 responden sebesar 70,4% yang termasuk katerogi “Efektif”. Dari
hasil wawancara yang digunakan untuk memperkuat jawaban responden
atas angket di atas juga didapatkan berbagai macam faktor yang
menyebabkan index yang didapat hanya sekian yaitu terdapat beberapa
responden yang waktu tidurnya tidak berubah, tidak memiliki gangguan
tidur, dan efek samping yang buruk sehingga menyebabkan persentase
yang didapat tidak lebih dari 70,4%.
Beberapa pernyataan dari responden juga membuktikan bahwa
madu sangat membantu mereka yang memiliki gangguan pada tidur.
Untuk efek samping, jawaban responden atas pertanyaan yang diberikan
peneliti sangat beragam. Tetapi, sebagian besar dari responden
menyatakan bahwa saat bangun pagi mereka merasa lebih segar dari pada
sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa mengonsumsi madu bukan
hanya meningkatkan durasi tidur, tetapi juga kualitas tidur yang
meningkat yang sesuai dengan penelitian Surya Ferdian (2015) bahwa
asam amino tryptofan yang dimiliki madu mampu mensintesis hormon
melatonin sehingga dapat memberikan kenyamanan pada tubuh.
Hasil berupa jawaban responden yang didapat dari soal nomor 4
juga membuktikan bahwa 3 dan 5 dari 10 responden menjawab
signifikan dan cukup signifikan. Hanya ada 2 responden yang menjawab
bahwa konsumsi madu selama seminggu tersebut kurang signifikan,

22
sehingga didapatkan sebagian besar responden menyatakan bahwa
konsumsi madu cukup signifikan dalam peningkatan durasi tidur.
Kenyamanan yang didapat saat tidur dan tubuh yang terasa lebih segar
pada saat bangun tidur juga merupakan dua contoh pengaruh positif dari
konsumsi madu terhadap kualitas tidur.
Mengenai durasi tidur, sebenarnya kembali kepada individu
masing-masing dikarenakan madu hanya berperan sebagai variabel guna
membantu meningkatkan durasi tidur karena kandungannya, bukan
bahan utama yang menyebabkan orang yang mengonsumsi langsung
dapat tertidur. Kemauan seseorang untuk tidur menjadi faktor utama
berapa durasi tidur yang didapat dari orang tersebut untuk setiap harinya.
Hambatan eksternal seperti aktivitas yang dilakukan sehingga dapat
memotong jam tidur juga menjadi pengaruh dalam durasi tidur
seseorang.

23
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Efektivitas Konsumsi


Madu terhadap Peningkatan Durasi Tidur Siswa-Siswi MAN IC PASER
Angkatan 7, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa konsumsi madu
efektif terhadap peningkatan durasi tidur.

Namun mengenai durasi tidur tidak hanya dipengaruhi oleh madu,


masing-masing individu tentunya mempunyai aktivitas yang berbeda-
beda sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa mengonsumsi madu
juga bisa kurang berpengaruh maupun tidak berpengaruh sama sekali
terhadap durasi tidur. Madu juga sangat berperan dalam menentukan
kualitas tidur yang baik. Setelah mengonsumsi madu, dikatakan bahwa
responden merasakan kenyamanan yang lebih dari pada sebelumnya pada
saat tidur dan badan yang terasa lebih bugar pada saat bangun tidur.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan, diharapkan agar


penelitian ini dapat dijadikan informasi dan wawasan bagi siswa maupun
siswi mengenai manfaat yang didapat dari mengonsumsi madu yaitu
sebagai bahan makanan yang membantu dalam peningkatan durasi tidur.
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya lebih fokus terhadap
variabel kualitas tidur dikarenakan pada penelitian ini peneliti membahas
secara rinci hanya mengenai pengaruh dalam durasi tidur.

24
DAFTAR PUSTAKA

Utami, Woro Tri dan Sunarsih Yudawati. 2020. “Pengaruh Pemberian Madu
Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia”
https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/biomed/article/view/2447. diakses pada
25 oktober, pukul 13.11

Fadli, Muhammad Rijal. 2021. “Memahami Desain Metode Penelitian Kualitatif”


http://library.stik-ptik.ac.id/detail?id=1529&lokasi=lokal

Fonna, Maulida Puteri. 2022. “ Manfaat Madu Sebagai Terapi Adjuvan pada
Pasien Covid-19 dengan Sakit
Tenggorokan”http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/arti
cle/view/947/665 diakses pada 25 oktober 2022, pukul 15.00

Sakri, Faisal M. “MADU DAN KHASIATNYA : Suplemen sehat tanpa Efek


Samping”https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=6ZagCwAAQBA
J&oi=fnd&pg=PP2&dq=kandungan+madu+&ots=gDCxLxi_vA&sig=tOxpP
yyfp0HUqgGVQROIIXLBdLg&redir_esc=y#v=onepage&q=kandungan%20
madu&f=false diakses pada 25 oktober 2022, pukul 15.10

Ghaddafi, m. 2010. Tatalaksana Insomnia dengan Farmakologi atau Non-


Farmokologi. E-Jurnal Medika Udaya. 4, pp.1-17.

Fatma, Iffa Illiyya. dkk, 2017. “Uji Kualitas Madu Pada Beberapa Wilayah
Budidaya Lebah Madu di Kabupaten Pati”
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/biologi/article/view/19538 diakses
pada 25 oktober, pukul 13.42

diakses pada 25 oktober, pukul 12.00

Makbul, M. 2021. “ Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian”


https://osf.io/svu73 diakses pada 25 oktober, pukul 12.12

Mahmudah, Luthfi. “Manfaat Tidur yang Benar Bagi Kesehatan Ditinjau dari
Kedokteran dan Islam” http://digilib.yarsi.ac.id/2411/1/S-3113-

25
FK%20NPM%201102003166%20th%202010.pdf diakses pada 15 juni,
pukul 10.00

Iqbal, Muhammad Dien. “Hubungan Aktivitas dengan Kualitas Tidur Mahasiswa


Perantai di Yogyakarta”
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/pjkr/article/view/8711/8355

Sumirta, I Nengah dan AA Istri Laraswati. “Faktor yang Menyebabkan Gangguan


Tidur (Insomnia) pada Lansia” http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/1443/2/GABUNGAN%20ARTIKEL.pdf#page=22
Wulandari, Devyana Dyah. 2018. “Kualitas Madu (Keasaman, Kadar Air, dan
Kadar Gula Pereduksi) Berdasarkan Perbedaan Suhu Penyimpanan”
http://repository.unusa.ac.id/2508/3/turnitin.pdf
Setiono, MA dan R Riwinoto “Analisa Pengaruh Visual Efek Terhadap Minat
Responden Film Pendek Eyes For Eyes Pada Bagian Pengenalan Cerita (Part
1) Dengan Metode Skala Likert”
https://jurnal.pcr.ac.id/index.php/jkt/article/view/55
Sumartini, S, KS Harahap, S Sthevany “Kajian Pengendalian Mutu Produk Tuna
Loin Precooked Frozen Menggunakan Metode Skala Likert Di Perusahaan
Pembekuan Tuna” http://ejournal-
balitbang.kkp.go.id/index.php/aureliajournal/article/view/9392

26
DAFTAR LAMPIRAN

Pertanyaan-Pertanyaan Angket

27
28
29
30
31

Anda mungkin juga menyukai